BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia kompetensi berarti kewenangan. kuantitatif. Johnson (dalam Usman 2006: 14) menyatakan bahwa

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan dilakukan berdasarkan rancangan yang terencana dan terarah

I. PENDAHULUAN. suatu wadah yang disebut sebagai lenbaga pendidikan. Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di SMP dan MTs

BAB II KAJIAN TEORI. yang siap akan tugas dan tanggung jawabnya. Mahasiswa dibina dengan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam proses belajar disiplin belajar sangat penting dalam menunjang

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

Standard Guru Penjas Nasional (Rumusan BSNP)

HUBUNGAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DENGAN HASIL BELAJAR IPS SISWA JURNAL. Oleh NIO WICAK KUNCORO BAHARUDDIN RISYAK RIYANTO M.

Permendiknas No.16 Tahun 2007 Standar Kualifikasi Akademik Dan Kopetensi Guru

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. lebih besar, karena kedudukannya sebagai orang yang lebih dewasa, lebih

II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Deskripsi Teoritis Tinjauan tentang Guru, Kompetensi, Kompetensi Pedagogik, dan PAUD

BAB l PENDAHULUAN. kinerja guru. Dengan adanya setifikasi guru, kinerja guru menjadi lebih baik

BAB I PENDAHULUAN. Mutu pendidikan di Indonesia saat ini belum tercapai seperti yang

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN. kependidikan kompetensi merupakan pengetahuan, sikap-perilaku dan

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN. unggul dalam suatu pekerjaan dan situasi tertentu.menurut (Farida

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian peranan menurut Soejono Soekanto (2002;234) adalah sebagai berikut:

BAB IV STANDAR KOMPETENSI GURU. Setelah membaca materi ini mahasiswa diharapkan memahami standar

Sasaran dan. Pengembangan Sikap Profesional. Kompetensi Dasar

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan tersebut menuntut setiap guru untuk terus berupaya melakukan

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Seperti halnya

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan kualitas pendidikan ini menjadi suatu keharusan, terutama dalam

HUBUNGAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DENGAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS V SD NEGERI 1 KUPANG KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2015/2016.

II. KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Hakikat Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial.

Arif Rahman ( ) Eny Andarningsih ( ) Nurul Hasanah ( ) Rahardhika Adhi Negara ( )

I. PENDAHULUAN. penelitian, kegunaan penelitian dan diakhiri dengan ruang lingkup penelitian.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. mungkin proses belajar mengajar akan berhasil dengan lancar dan baik.

BAB I PENDAHULUAN. Setiap pelaksanaan program pendidikan memerlukan adanya pengawasan atau supervisi.

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia tengah menghadapi suatu masa dimana terjadinya

II. TINJAUAN PUSTAKA

MACAM KOMPETENSI PENDIDIK

STANDAR KOMPETENSI GURU (Permendiknas No. 16 Tahun 2007)

BAB I PENDAHULUAN. dalam menjalankan kerangka dan tujuan organisasi.masalah kompetensi itu menjadi penting,

II. KAJIAN PUSTAKA. Salah satu unsur penting yang paling menentukan dalam meningkatkan kualitas

KOMPETENSI PROFESIONAL GURU TK

BAB II KAJIAN PUSTAKA. menangkap pelajaran berbeda-beda. Semuanya dipengaruhi oleh tingkat. siswa terhadap pengajar dan pelajaran tertentu.

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Oleh karena itu, pendidikan menuntut orang-orang yang terlibat di. pengetahuan dan teknologi yang berkembang saat ini.

BAB II LANDASAN TEORI. 1. Pengertian Akuntansi dan Pembelajaran Akuntansi. menurut Suwardjono (2008: 10) akuntansi yaitu:

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas pembelajaran di sekolah dibangun oleh beberapa aspek, mulai

BAB I PENDAHULUAN. keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan akhlak mulia, serta

Analisis Kebutuhan Pelatihan Kompetensi Guru Sekolah Dasar di Kecamatan Tanjungkerta Kabupaten Sumedang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berdasarkan Permendiknas No. 16 Tahun 2007, guru harus memiliki

BAB II KAJIAN TEORI. mendalam pada bidang ilmu yang berkaitan.

PENGEMBANGAN PROFESI GURU SD/MI. Udin S. Sa ud, Ph.D

I. PENDAHULUAN. intelektual, spiritual, dan mandiri sehingga pada akhirnya diharapkan masyarakat kita

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UU SPN) Pasal 3 mengenai

I. PENDAHULUAN. dan dapat menyesuaikan secara aktif dalam kehidupannya. melalui pendidikan yang baik akan dihasilkan sumber daya manusia yang

PENGEMBANGAN INSTRUMEN UJI KOMPETENSI GURU

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana digariskan dalam Pasal 3 Undang-Undang Republik. RI No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas).

BAB II TIJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KOMPETENSI GURU SEKOLAH DASAR. Oleh: Anik Ghufron FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2008

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Yuniyarti, 2014 Pengaruh Pengelolaan Kelas terhadap Prestasi Belajar Siswa

BAB I PENDAHULUAN. ketekunan dan keteladanan baik dari pendidik maupun peserta didik.

II. KAJIAN PUSTAKA. keterampilan dalam bekerja. Peningkatan profesionalisme guru atau

BAB II KAJIAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORI. 1. Tinjauan Sikap Mahasiswa Tentang Kompetensi Dosen Dalam

kompetensi profesional, dan kompetensi sosial.

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian anak dan mampu mengaktualisasikan potensi-potensi dirinya secara

BAB I PENDAHULUAN. maksimal, hendaknya guru mempunyai kompetensi yang memadai.

BAB I PENDAHULUA N. pernah tuntas dimanapun, termasuk di Negara yang sudah maju sekalipun.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. kontekstual dan relevan. Peran baru guru ini harus ditemukan karena

BAB I PENDAHULUAN. yang ada dalam masyarakat, karena dengan pendidikan, manusia dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikannya. Dalam pengembangan pendidikan di Indonesia pihak

I. PENDAHULUAN. yang berkualitas. Pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru pada tiga sekolah

BANK SOAL PLPG BANK SOAL PLPG

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia. dan Undang-undang Dasar Tahun Upaya tersebut harus selalu

1. Skripsi karyahanifah Lubis ( ) Jurusan Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat modern yang menuntut spesialisasi dalam masyarakat yang. semakin kompleks. Masalah profesi kependidikan sampai sekarang

MATA KULIAH PENGEMBANGAN KOMPETENSI GURU. Dr. Ali Mustadi, M. Pd NIP

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan dan perkembangan aspek kehidupan perlu direspon dengan

BAB I PENDAHULUAN. menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotor. Disamping itu

STANDAR KOMPETENSI GURU KELAS SD/MI

Kata Kunci : Supervisi Akademik, Kompetensi Guru Dalam Mengelola KBM, PAIKEM

No. KOMPETENSI INTI GURU KOMPETENSI GURU TK/ PAUD Kompetensi Pedagodik

BAB I PENDAHULUAN. berpikir yang melibatkan berpikir konkret (faktual) hingga berpikir abstrak tingkat

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pendidikan Guru Agama (PGA) Muhammadiyah Sambi. PGA Muhamadiyah

BAB I PENDAHULUAN. Ketatnya persaingan dalam lapangan kerja menuntut lembaga pendidikan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. memperoleh prestasi. Untuk mengetahui berhasil tidaknya seseorang dalam

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang sangat mengedepankan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan bagi bangsa. Kemajuan suatu bangsa dapat dilihat dalam segi

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu masalah yang menarik untuk dikaji dari penyelenggaraan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tugas yang mudah, karena sumber daya manusia yang berkualitas bukan hanya

INDIKATOR ESENSIAL Menjelaskan karakteristik peserta. didik yang berkaitan dengan aspek fisik,

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya melalui proses pembelajaran. Agar proses

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nida Rahmawati, 2013

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan kompetensi setiap individu akan berkembang sesuai dengan jenjang

SERI MATERI PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO 2015 PUSAT PENGEMBANGAN PPL & PKL STANDAR KOMPETENSI GURU KURIKULUM 2006 (KTSP)

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan sekolah. Pendidikan sekolah merupakan kewajiban bagi seluruh. pendidikan Nasional pasal 3 yang menyatakan bahwa:

Transkripsi:

8 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kompetensi Guru 1. Pengertian Kompetensi Guru Sebagai pendidik seorang guru harus dibekali kompetensi. Kompetensi dapat diartikan sebagai kemampuan melaksanakan tugas. Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia kompetensi berarti kewenangan atau kekuasaan untuk menentukan atau memutuskan sesuatu hal. Menurut Usman (2006: 4) kompetensi adalah suatu hal yang menggambarkan kualifikasi atau kemampuan seseorang, baik yang kualitatif maupun yang kuantitatif. Johnson (dalam Usman 2006: 14) menyatakan bahwa kompetensi merupakan perilaku yang rasional untuk mencapai tujuan yang dipersyaratkan sesuai dengan kondisi yang diharapkan. Broke dan Stone (dalam Mulyasa 2007: 25) mengemukakan bahwa kompetensi guru sebagai gambaran kualitatif tentang hakikat perilaku guru yang penuh arti. Sedangkan dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen dijelaskan bahwa kompetensi adalah seperangkat keterampilan dan perilaku yang harus dimiliki dihayati dan dikuasai guru atau dosen dalam melaksanakan tugas. Mulyasa (2007: 26) menyatakan bahwa kompetensi guru merupakan perpaduan antara kemampuan personal, keilmuan, teknologi,

9 sosial, dan spiritual yang secara kaffah membentuk kompetensi standar guru. Mulyasa (2007: 31) juga mengemukakan bahwa kompetensi guru diperlukan dalam rangka mengembangkan dan mendemonstrasikan perilaku pendidikan, bukan sekedar mempelajari keterampilanketerampilan mengajar tertentu, tetapi merupakan penggabungan dan aplikasi suatu keterampilan dan pengetahuan yang saling bertautan dalam bentuk perilaku nyata. Gary dan Margaret (dalam Mulyasa 2007: 21) mengemukakan bahwa guru yang efektif dan kompeten secara profesional memiliki karakteristik sebagai berikut: a. Memiliki kemampuan menciptakan iklim belajar yang kondusif. b. Kemampuan mengembangkan strategi dan manajemen pembelajaran. c. Memiliki kemampuan memberikan umpan balik (feedback) dan penguatan (reinforcement). d. Memiliki kemampuan untuk meningkatkan diri. Berdasarkan pendapat para ahli di atas, peneliti menyimpulkan bahwa kompetensi guru adalah seperangkat kemampuan berupa keterampilan dan pengetahuan yang harus dimiliki seorang guru dalam melaksanakan tugas guna pembelajaran yang efektif. 2. Jenis-jenis Kompetensi Guru Guru dalam era globalisasi memiliki tugas dan fungsi yang lebih komplek, sehingga diperlukan kompetensi dan profesionalisme yang standar. Usman (2006: 16) membagi kompetensi guru menjadi 2 (dua) bagian yaitu kompetensi pribadi dan kompetensi profesional. a. Kompetensi pribadi, kompetensi pribadi ini meliputi hal-hal berikut: 1) Mengembangkan kepribadian 2) Berinteraksi dan berkomunikasi 3) Melaksanakan bimbingan dan penyuluhan

10 4) Melaksanakan administrasi sekolah 5) Melaksanakan penelitian sederhana untuk keperluan pengajaran b. Kompetensi profesional, kemampuan profesional ini meliputi halhal berikut: 1) Menguasai landasan kependidikan 2) Menguasai bahan pengajaran 3) Menyusun program pengajaran 4) Melaksanakan program pengajaran 5) Menilai hasil dan proses belajar mengajar yang dilakasanakan Sementara itu, Mulyasa (2007: 75-175) menulis kompetensi yang harus dimiliki seorang guru itu mencakup empat aspek sebagai berikut: 1. Kompetensi Pedagogik Dalam Standar Nasional Pendidikan, penjelasan Pasal 28 ayat (3) butir a dikemukakan bahwa kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. 2. Kompetensi Kepribadian Dalam Standar Nasional Pendidikan, penjelasan Pasal 28 ayat (3) butir b, dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia. 3. Kompetensi Profesional Dalam Standar Nasional Pendidikan, penjelasan Pasal 28 ayat (3) butir c dikemukakan bahwa yang dimaksud kompetensi profesional adalah kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan

11 mendalam yang memungkinkan membimbing pesrta didik memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan dalam Standar Nasional Pendidikan. 4. Kompetensi Sosial Dalam Standar Nasional Pendidikan, penjelasan Pasal 28 ayat (3) butir (d) dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan kompetensi sosial adalah kemampuan guru sebagai bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar. Berdasarkan pendapat para ahli di atas, peneliti menyimpulkan bahwa jenis-jenis kompetensi guru meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi profesional dan kompetensi sosial. Dalam penelitian ini, peneliti mengambil salah satu kompetensi guru yaitu kompetensi pedagogik untuk diteliti. B. Kompetensi Pedagogik Pengertian Kompetensi Pedagogik Kompetensi pedagogik merupakan kemampuan yang berkenaan dengan pemahaman peserta didik dan pengelola pembelajaran yang mendidik dan dialogis. Menurut Mulyasa (2007: 75) menyatakan bahwa kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar dan pengembangan peserta didik untuk

12 mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. Menurut Ichsan (dalam Hidayat 2011: 32-33) Secara rinci masing-masing elemen kompetensi pedagogik dapat dijabarkan menjadi kompetensi dan indikator esensial sebagai berikut: 1. Kemampuan mengelola pembelajaran. Secara pedagogis, kompetensi guru-guru dalam mengelola pembelajaran perlu mendapat perhatian yang serius. Kemampuan mengelola pembelajaran menyangkut tiga fungsi manajerial, yaitu perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian. 2. Pemahaman terhadap peserta didik. Sub kompetensi ini memiliki indikator esensial yaitu memahami peserta didik dengan memanfatkan prinsip-prinsip perkembangan kognitif, memahami peserta didik dengan memanfaatkan kompetensi kepribadian, dan mengidentifikasi bekal ajar awal peserta didik 3. Perancangan pembelajaran Termasuk memahami landasan pendidikan untuk kepentingan pembelajaran. Sub kompetensi ini memiliki indikator esensial: menerapkan teori belajar dan pembelajaran, menentukan strategi pembelajaran berdasarkan karekteristik peserta didik, kompetensi yang yang ingin dicapai dan materi ajar, serta menyusun rancangan pembelajaran berdasarkan strategi yang dipilih. 4. Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik Sub kompetensi ini memiliki indikator esensial, menata latar (setting) pembelajaran dan melaksanakan pembelajaran yang kondusif.

13 5. Merancang dan melaksanakan evaluasi pembelajaran Sub kompetensi ini memiliki indikator esensial melaksanakan evaluasi (assessment) proses dan hasil belajar secara berkesinambungan dengan berbagai metode menganalisis hasil penilaian proses dan hasil belajar untuk menentukan tingkat ketuntasan belajar (mastery level) dan memanfaatkan hasil penilaian pembelajaran untuk perbaikan kualitas program pembelajaran secara umum. 6. Mengembangkan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya Sub kompetensi ini memiliki indikator esensial memfasilitasi peserta didik untuk perkembangan berbagai kompetensi akademik, dan memfasilitasi peserta didik untuk mengambangkan berbagai potensi non akademik. Sementara itu, didalam Permen no. 16 tahun 2007 standar guru menyebutkan bahwa kompetensi pedagogik guru dibagi menjadi sepuluh kompetensi inti guru yaitu sebagai berikut : 1. Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, spiritual, sosial, kultural, emosional, dan intelektual. 2. Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik. 3. Mengembangkan kurikulum yang terkait dengan mata pelajaran yang diampu. 4. Menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik. 5. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan pembelajaran. 6. Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki. 7. Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik. 8. Menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar.

14 9. Memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan pembelajaran. 10. Melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran. Berdasarkan uraian di atas, peneliti menyimpulakan bahwa kompetensi pedagogik adalah kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang guru berupa pemahaman peserta didik dan pengelolaan pembelajaran, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. Peneliti dalam penelitian ini menggunakan kompetensi pedagogik menurut Ichsan (dalam Hidayat 2011: 32-33) yang tercermin dari indikator (1) kemampuan mengelola pembelajaran; (2) pemahaman terhadap peserta didik; (3) perancangan pembelajaran; (4) pelaksanaan pembelajaran yang mendidik; (5) merancang dan melaksanakan evaluasi pembelajaran; (6) mengembangkan peserta didik.

15 Tabel 2. Indikator Kompetensi Pedagogik Guru NO KOMPETENSI KONSEP SUB KOMPETENSI INDIKATOR 1. Kompetensi Pedagogik Kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar. 1.1. kemampuan mengelola pembelajaran 1.2. pemahaman terhadap peserta didik 1.3. perancanga pembelajaran 1.4. pelaksanaan pembelajaran yang mendidik 1.5. merancang dan melaksanakan evaluasi pembelajaran 1.6. mengembangkan peserta didik a. Mampu memberikan apersepsi kepada siswa. b. Mampu menggunakan metode mengajar yang bervariasi. c. Mampu menggunakan alat bantu pengajaran. d. Mampu mengatur dan mengubah suasana kelas e. Mampu memberikan teguran bagi siswa. a. Mampu mengatur siswa b. Mampu membangkitkan motivasi kepada siswa c. Mampu melibatkan siswa aktif dalam pembelajaran. d. Mampu memahami masalah belajar yang dialami siswa a. Mampu membuat Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) b. Kemampuan guru dalam merumuskan tujuan pembelajaran c. menentukan strategi pembelajaran berdasarkan karekteristik peserta didik d. Mampu menyampaikan kompetensi yang yang ingin dicapai dan materi ajar a.mampu menata latar (setting) pembelajaran b.mampu menjelaskan materi dengan baik c.mampu melaksanakan pembelajaran yang kondusif a. Mampu membuat dan mengoreksi soal. b. Mampu memberikan hasil penilaian (raport) c. Mampu mengadakan remedial a. Mampu memfasilitasi pengembangan siswa secara akademik b. Mampu memfasilitasi pengembangan siswa secara non akademik

16 C. Hasil Belajar 1. Pengertian Belajar Belajar merupakan kegiatan yang dilakukan oleh manusia sejak dilahirkan di dunia dan sepanjang hayatnya untuk memperbaiki dirinya. M. Sobry Sutikno dalam Fathurrohman & Sutikno (2010: 5) mengartikan belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh suatu perubahan yang baru sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Sedangkan Sagala (2010: 37) mendefinisikan bahwa belajar merupakan suatu proses perubahan perilaku atau pribadi seseorang berdasarkan praktek atau pengalaman tertentu. Belajar akan membawa kepada perubahan tingkah laku, kecakapan baru dan merupakan hasil dari usaha yang disengaja. Reber dalam Amri (2013: 24) mendefinisikan belajar dalam dua pengertian, yaitu: (1) belajar merupakan proses memperoleh pengetahuan. (2) belajar sebagai perubahan kemampuan bereaksi yang relatif langgeng sebagai hasil latihan yang diperkuat. Berdasarkan pendapat para ahli di atas, peneliti menyimpulkan bahwa belajar adalah proses perubahan perilaku, pemerolehan pengetahuan seseorang melalui serangkaian pengalaman salam interaksi di lingkungannya. 2. Hasil Belajar a. Pengertian Hasil Belajar Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar mempunyai peranan

17 penting dalam proses pembelajaran. Proses penilaian terhadap hasil belajar dapat memberikan informasi kepada guru tentang kemajuan siswa dalam upaya mencapai tujuan-tujuan belajarnya melalui kegiatan belajar. Selanjutnya dari informasi tersebut guru dapat menyusun dan membina kegiatan-kegiatan siswa lebih lanjut, baik untuk keseluruhan kelas maupun individu. Menurut Gagne & Briggs (dalam Suprihatiningrum 2013: 37) hasil belajar adalah kemampuan kemampuan yang dimiliki siswa sebagai akibat perbuatan belajar dan dapat diamati melalui penampilan siswa (learner s performance). Selanjutnya menurut Arikunto (2001: 63) hasil belajar merupakan hasil yang telah dicapai seseorang setelah mengalami proses belajar dengan terlebih dahulu mengadakan evaluasi dari proses belajar yang dilakukan. Berdasarkan uraian di atas, peneliti menyimpulkan hasil belajar merupakan kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui proses belajar. Hasil belajar dapat berupa perubahan sikap, tingkah laku, dan cara berfikir. Perubahan itu dapat diartikan adanya perubahan serta peningkatan dari hasil yang sebelumnya. b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar Hasil belajar dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik yang bersifat internal mapun eksternal. Menurut Munadi dalam Rusman (2012: 124) faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar antara lain meliputi faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal meliputi faktor fisiplogis dan faktor psikologis. Sementara faktor eksternal

18 meliputi faktor lingkungan dan faktor instrumental. Menurut Slameto (2003: 54-72) faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar banyak jenisnya, tetapi dapat digolongkan menjadi dua, yaitu: 1. Faktor internal: yaitu faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar, faktor intern terdiri dari: a. Faktor jasmaniah (kesehatan dan cacat tubuh) b. Faktor psikologis (inteligensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan dan kesiapan) c. Faktor kelelahan 2. Faktor eksternal: yaitu faktor dari luar individu. Faktor ekstern terdiri dari: a. Faktor keluarga (cara orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, dan latar belakang kebudayaan) b. Faktor sekolah (metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar belajar diatas ukuran, keadaan gedung, metode belajar dan tugas) c. Faktor masyarakat (kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat).

19 Berdasarkan pendapat para ahli di atas, peneliti menyimpulkan bahwa yang menjadi faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar terdiri dari faktor internal berupa fisiologis, psikologis, kesehatan dan faktor eksternal berupa lingkungan(keluarga, sekolah dan masyarakat). D. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) 1. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Istilah Ilmu Pengetahun Sosial disingkat IPS, merupakan nama mata pelajaran di tingkat sekolah dasar dan menengah atau nama program studi di perguruan tinggi yang identik dengan istilah social studies dalam kurikulum persekolahan negara lain. Nama IPS yang lebih dikenal social studies di negara lain itu merupakan istilah hasil kesepakatan para ahli atau pakar ilmu sosial. Fokus kajian Pendidikan IPS adalah kehidupan manusia dengan sejumlah aktivitas sosialnya. Materi pendidikan IPS berasal dari disiplin ilmu-ilmu sosial yang kemudian diorganisasi dan disederhanakan untuk kepentingan pendidikan. Dengan demikian pengembangan pendidikan IPS pada setiap jenjang pendidikan memiliki karakteristik tersendiri yang disesuaikan dengan tingkat perkembangan usia siswa. Soemantri dalam Sapriya (2006: 70) mengemukakan bahwa IPS adalah penyederhanaan disiplin ilmu-ilmu sosial, ideologi negara dan disiplin ilmu lainnya serta masalah-masalah sosial terkait yang diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan psikologis untuk tujuan pendidikan pada tingkat pendidikan dasar dan menengah. Selanjutnya

20 Sumantri (2001: 89) mengungkapkan bahwa IPS merupakan suatu program pendidikan dan bukan sub-disiplin ilmu tersendiri, sehingga tidak akan ditemukan baik dalam nomenklatur filsafat ilmu, disiplin ilmu-ilmu sosial (social science), maupun ilmu pendidikan. Berdasarkan pendapat para ahli di atas, peneliti menyimpulkan bahwa ilmu pengetahuan sosial (IPS) adalah disiplin ilmu-ilmu sosial, ideologi negara dan disiplin ilmu lainnya yang membahas masalahmasalah social dalam masyarakat. 2. Tujuan Pembelajaran IPS Permendiknas No. 22 Tahun 2006 bahwa tujuan pembelajaran IPS yaitu agar siswa memiliki kemampuan sebagai berikut: a. Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya. b. Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial. c. Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan. d. Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global. Sapriya (2009: 201), menjelaskan tujuan mata pelajaran IPS sebagai berikut : a. Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya. b. Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial. c. Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan. d. Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerja sama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global. Berdasarkan dari pendapat para ahli diatas, peneliti menyimpulkan

21 bahwa dengan pembelajaran IPS diharapkan siswa peka terhadap masalah masalah sosial yang terjadi di masyarakat dan menjadi warga negara yang baik dengan memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial. Kemudian, Memiliki kesadaran dan kepedulian terhadap masyarakat atau lingkungannya, melalui pemahaman terhadap nilai-nilai sejarah dan kebudayaan masyaraka. E. Kerangka Pikir Guru merupakan komponen paling berpengaruh terhadap terciptanya proses dan hasil pendidikan yang berkualitas. Oleh karena itu, upaya perbaikan apapun yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan tidak akan memberikan sumbangan yang signifikan tanpa didukung oleh guru yang profesional dan berkualitas. Dengan kata lain, perbaikan kualitas pendidikan harus berpangkal dari guru dan berujung pada guru pula. Berdasarkan hal tersebut di atas, maka setiap guru dituntut untuk mempunyai kompetensi. Kompetensi adalah kecakapan seseorang dalam bidang yang dijalaninya. Kompetensi pedagogik merupakan kemampuan seseorang dalam mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan potensi yang dimiliki peserta didik. Hasil belajar peserta didik tergantung bagaimana seorang guru melakukan pengajaran di dalam kelas. Bidang studi IPS merupakan salah satu bidang studi wajib yang terdapat didalam sekolah dasar. Suatu kenyataan yang

22 terjadi dalam kehidupan pembelajaran dewasa ini bahwa hasil belajar banyak dipengaruhi oleh proses pembelajaran peserta didik dan perencanaan pembelajaran oleh guru. Berdasarkan uraian tersebut, maka kerangka pikir dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Kompetensi Pedagogik Guru (x) - Mengelola Pembelajaran - Pemahaman Peserta didik - Perancangan Pembelajaran - Pelaksanaan Pembelajaran - Melaksanakan Evaluasi - Pengembangan Peserta didik Hasil Belajar IPS Peserta didik (y) F. Hipotesis Menurut Erwan agus purwanto (2007:137) hipotesis adalah pernyataan atau dugaan yang bersifat sementara terhadap suatu masalah penelitian yang kebenarannya masih lemah dan perlu dibuktikan. Sedangkan Kerlinger menyatakan bahwa hipotesis adalah pernyataan yang bersifat terkaan dari hubungan antara dua atau lebih variabel. Dari pendapat para ahli diatas peneliti menyimpulkan bahwa hipotesis adalah dugaan sementara yang masih perlu dibuktikan kebenarannya. Untuk menguji ada atau tidaknya hubungan antara variabel X (kompetensi pedagogik guru) dengan variabel Y (hasil belajar IPS peserta didik), dalam penelitian ini penulis mengajukan hipotesa sebagai berikut: 1. Ha : Ada hubungan yang positif antara kompetensi pedagogik guru dengan hasil belajar IPS Siswa kelas V SD Negeri 2 Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014.

23 2. Ho : Tidak ada hubungan yang positif antara kompetensi pedagogik guru dengan hasil belajar IPS Siswa kelas V SD Negeri 2 Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014.