BAB I PENDAHULUAN. Penyebab krisis moneter yang melanda Indonesia bukanlah fundamental

dokumen-dokumen yang mirip
ekonomi Kelas X BANK SENTRAL DAN OTORITAS JASA KEUANGAN KTSP & K-13 A. Pengertian Bank Sentral Tujuan Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. pada pertengahan tahun 1997, banyak kejadian-kejadian penting yang

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 14/ 16 /PBI/2012 TENTANG FASILITAS PENDANAAN JANGKA PENDEK BAGI BANK UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 10/ 31 /PBI/2008 TENTANG FASILITAS PEMBIAYAAN DARURAT BAGI BANK UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

- 2 - Hal ini dirasakan sangatlah terbatas dan belum mencakup fungsi the Lender of the Last Resort yang dapat digunakan dalam kondisi darurat atau

SEPUTAR FASILITAS PEMBIAYAAN DARURAT (FPD)

Pelaksanaan Fungsi Bank Indonesia Sebagai Lender Of The Last Resort Dalam Stabilitas Sistem Keuangan Oleh: Muhammad Yusuf Sihite *

Fasilitas Pembiayaan Darurat vs BLBI 1

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

BAB I PENDAHULUAN. Dengan kata lain pertumbuhan ekonomi dapat juga diartikan sebagai perkembangan

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 19/3/PBI/2017 TENTANG PINJAMAN LIKUIDITAS JANGKA PENDEK BAGI BANK UMUM KONVENSIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara, peranan bank sangatlah penting. Pembangunan ekonomi di suatu

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga Keuangan Bank (Bank Financial Institution) merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN. Bank memiliki peranan yang sangat penting dalam perekonomian

PERATURAN BANK INDONESIA Nomor: 8/1/PBI/2006 TENTANG FASILITAS PEMBIAYAAN DARURAT GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG JARING PENGAMAN SISTEM KEUANGAN

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG JARING PENGAMAN SISTEM KEUANGAN

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 10/ 26 /PBI/2008 TENTANG FASILITAS PENDANAAN JANGKA PENDEK BAGI BANK UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

TANYA JAWAB PERATURAN BANK INDONESIA NO.16/21

-2- Sehubungan dengan hal tersebut maka perlu untuk mengatur kembali PLJP bagi Bank yang diharapkan dapat memelihara stabilitas sistem keuangan teruta

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

SEJARAH BANK INDONESIA : PERBANKAN Periode

BAB I PENGANTAR. yang sangat penting dalam pembangunan perekonomian negara, karena lembaga

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG JARING PENGAMAN SISTEM KEUANGAN

BAB I PENDAHULUAN. negara Indonesia memiliki peranan cukup penting. Hal ini dikarenakan sektor

a. Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah wajib menjalankan fungsi menghimpun dan

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2004 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 1999 TENTANG BANK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 10/ 35 /PBI/2008 TENTANG FASILITAS PENDANAAN JANGKA PENDEK BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Kebijakan pemberian fasilitas pembiayaan darurat oleh Bank Indonesia kepada bank umum bermasalah likuiditas berdampak sistemik di Indonesia

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 19/4/PBI/2017 TENTANG PEMBIAYAAN LIKUIDITAS JANGKA PENDEK SYARIAH BAGI BANK UMUM SYARIAH

BAB I PENDAHULUAN. bermanfaat bagi individu dan masyarakat secara keseluruhan, tetapi juga berperan

Ilmu Ekonomi Bank Sentral dan Kebijakan moneter

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 2/20/PBI/2000 TENTANG FASILITAS PENDANAAN JANGKA PENDEK BAGI BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA,

Q & A TERKAIT FASILITAS PENDANAAN JANGKA PENDEK (FPJP)

GARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN BANK & LEMBAGA KEUANGAN 1. Berbeda dengan Undang undang Nomor 13 Tahun 1968 tentang Bank

No resort. Akses Bank untuk memperoleh pembiayaan likuiditas tersebut juga merupakan upaya Bank Indonesia untuk turut serta mencegah dan menan

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 10/ 30 / PBI/ 2008

I. PENDAHULUAN. yang menjadi sarana dalam pelaksanaan kebijakan pemerintah yaitu kebijakan

TUGAS-TUGAS BANK INDONESIA. Mulyati, SE., M.T.I.

BAB I PENDAHULUAN. dimana kebutuhan ekonomi antar negara juga semakin saling terkait, telah

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2004 TENTANG LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

PENDAHULUAN. Industri Perbankan Indonesia telah mengalami pasang surut, dimulai pada tahun 1983 ketika berbagai macam deregulasi dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. memberikan jasa-jasa dalam lalu lintas peredaran uang. Dari definisi tersebut

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 6/6/PBI/2004 TENTANG FASILITAS LIKUIDITAS INTRAHARI BAGI BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. lapisan masyarakat. Secara umum, bank memiliki fungsi utama. lembaga intermediasi, yaitu menghimpun dana dari masyarakat dan

PENDAHULUAN. Dilihat dari sejarah berdirinya Bank Indonesia pada tahun 1960-an dimana

I. PENDAHULUAN. Uang merupakan alat pembayaran yang secara umum dapat diterima oleh

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2004 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 1999 TENTANG BANK INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN. Nomor 31 Tahun 1992 TLN Nomor 3472, Pasal 4. Aditya Bakti, 2003), hal 86. Universitas Indonesia

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 2/26/PBI/2000 TENTANG FASILITAS LIKUIDITAS INTRAHARI BAGI BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGANAN KRISIS SISTEM KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2017, No MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN TENTANG PENGELOLAAN, PENATAUSAHAAN, SERTA PENCATATAN ASET DAN KEWAJIBAN D

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2004 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 1999 TENTANG BANK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2004 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 1999 TENTANG BANK INDONESIA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

RGS Mitra 1 of 22 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bergeraknya roda perekonomian suatu negara yang dikenal sebagai bank. Bank

I. PENDAHULUAN. nasional dan stabilitas industri perbankan yang mempengaruhi stabilitas

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGANAN KRISIS SISTEM KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. Pada awal tahun 2008 terjadi krisis energi yang membayangi

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 10/7/PBI/2008 TENTANG PINJAMAN LUAR NEGERI PERUSAHAAN BUKAN BANK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian (KOJA Container Terminal :2008)

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan barang dan jasa, investasi yang dapat meningkatkan barang modal,

9. UANG DAN LEMBAGA KEUANGAN

BAB I PENDAHULUAN. waktu Pada pertengahan tahun 1997, industri perbankan akhirnya

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan kerja serta kemampuan lainnya pada suatu perusahaan. Sama seperti

BAB III PELAKSANAAN PENJAMINAN OLEH LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN SESUAI DENGAN UU RI NOMOR 7 TAHUN 2009

BAB 1 PENDAHULUAN. intermediary) antara pihak-pihak yang memiliki dana (surplus unit) dengan pihakpihak

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga keuangan perantara (intermediary) yang. liabilitas (penghimpunan dana) (Wuryandani, 2012).

SEKTOR MONETER, PERBANKAN DAN PEMBIAYAAN BY : DIANA MA RIFAH

BAB I PENDAHULUAN. pada akhir 1990-an telah menunjukkan bahwa ketidakstabilan ekonomi makro

Q & A TERKAIT DAMPAK SISTEMIK BANK CENTURY

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 1/1/PBI/1999 TENTANG FASILITAS PENDANAAN DALAM RANGKA MENGATASI KESULITAN PENDANAAN JANGKA PENDEK BAGI BANK UMUM

BAB I PNDAHULUAN. lembaga intermediasi yaitu menghimpun dana dari masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. Kebijakan moneter adalah suatu kebijakan yang mengatur persediaan akan

KERANGKA ACUAN TEKNIS KUNJUNGAN KERJA KOMISI XI DPR RI DALAM RANGKA PEMBAHASAN RUU JARING PENGAMAN SISTEM KEUANGAN (JPSK) KE JEPANG

BAB I PENDAHULUAN. satunya ialah kredit melalui perbankan. penyediaan sejumlah dana pembangunan dan memajukan dunia usaha. Bank

Bank Umum dan Bank Sentral

BAB I PENDAHULUAN. belahan dunia lainnya. Pasar modal memiliki peran besar dalam perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. semakin bertambah tinggi dalam kondisi perekonomian global seperti yang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dunia perbankan memegang peranan yang penting dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. dapat terus tumbuh, namundengan tetap memperhatikan prinsip kehatian-hatian

BAB V PEMBAHASAN. mempengaruhi minat nasabah di Bank Syariah Mandiri. dilindungi hak hukumnya oleh Undang-undang Perbankan.

BAB IV. Akibat hukum adalah akibat dari melakukan suatu tindakan untuk. memperoleh suatu akibat yang dikehendaki oleh pelaku dan atau telah

PENDAHULUAN. Menurut Undang-undang No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan diperbaharui dengan Undang-undang No. 10 Tahun 1998.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2004 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 1999 TENTANG BANK INDONESIA

1. PENDAHULUAN. negara berkembang maupun di negara maju. Penelitian yang dilakukan oleh

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyebab krisis moneter yang melanda Indonesia bukanlah fundamental ekonomi Indonesia yang selama ini lemah akan tetapi faktor utama yang menyebabkan krisis moneter tahun 1997 adalah utang swasta luar negeri yang telah mencapai jumlah yang besar. Krisis Moneter membawa dampak yang kurang baik bagi negara yang mengalaminya, hal ini disebabkan karena kurs nilai tukar valas, khususnya dollar Amerika Serikat yang melambung tinggi. Dampak yang terlihat seperti banyak perusahaan yang terpaksa memecat para pekerjanya dengan alasan tidak dapat membayar upah para pekerjanya. Pemerintah kesulitan menutup APBN. Kemiskinan juga termasuk dampak krisis moneter. Banyak kejadian-kejadian penting menyangkut industri perbankan di Indonesia. Hal itu dimulai dari melemahnya nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing terutama dolar Amerika Serikat. Krisis moneter pada tahun 1997 juga membuat sektor perbankan tertekan, bunga bank meroket tinggi. 1 Hal tersebut mengakibatkan banyak bank kollaps dan berakhir di likuidasi. Kejadian-kejadian pada sektor perbankan nasional tersebut ditandai dengan munculnya program 1 Pengaruh Globalisasi Industri Terhadap Perbankan http://sytisahdina.blogspot.co.id/2010/06/pengaruh-globalisasi-industri-terhadap.html,yang diakses pada tanggal 7 November 2015, pada pukul 20:12

2 penyehatan di dalam perbankan yang dilakukan oleh pemerintah dan juga Bank Indonesia sebagai bank sentral. Bank Indonesia sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 adalah bank sentral Republik Indonesia yang merupakan lembaga negara yang independen, bebas dari campur tangan Pemerintah dan/atau pihak-pihak lainnya, kecuali untuk hal-hal yang secara tegas diatur dalam undang-undang yang telah mengaturnya. Sebagai otoritas moneter, perbankan dan sistem pembayaran, tugas utama Bank Indonesia tidak saja menjaga stabilitas moneter, namun juga stabilitas sistem keuangan. Stabilitas moneter dan stabilitas keuangan ibarat dua sisi mata uang yang tidak dapat dipisahkan. 2 Untuk memperlancar sistem pembayaran serta menjaga kelangsungan usaha bank, Bank Indonesia dapat memberikan kredit kepada bank untuk mengatasi kesulitan pendanaan jangka pendek. Peraturan ini dikeluarkan dalam rangka pelaksanaan fungsi Bank Indonesia sebagai lender of the last resort sesuai dengan Pasal 11 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia. Bank Indonesia memilki fungsi sebagai jaring pengaman sistem keuangan melalui fungsi bank sentral sebagai lender of the last resort (LoLR). Fungsi LoLR merupakan peran tradisional Bank Indonesia sebagai bank sentral dalam mengelola krisis guna menghindari terjadinya ketidakstabilan sistem keuangan. Fungsi sebagai LoLR mencakup penyediaan likuiditas pada kondisi normal 2 Peran Bank Indonesia Dalam Stabilitas Keuangan http://www.bi.go.id/id/perbankan/ssk/peranbi/peran/contents/default.aspx, yang diakses pada tanggal 7 November 2015, pada pukul 20:17

3 maupun krisis. Namun fungsi ini hanya diberikan kepada bank yang menghadapi masalah likuiditas dan berpotensi memicu terjadinya krisis yang bersifat sistemik. 3 Pada kondisi normal, fungsi LoLR dapat diterapkan pada bank yang mengalami kesulitan likuiditas temporer namun masih memiliki kemampuan untuk membayar kembali. Dalam menjalankan fungsinya sebagai LoLR, Bank Indonesia harus menghindari terjadinya moral hazard. Moral Hazard adalah kondisi yang bersumber dari sikap mental seseorang yang sifatnya negatif dan disengaja untuk menimbulkan potensi kerugian bagi pihak lain, namun menguntungkan dirinya. 4 Oleh karena itu, pertimbangan risiko sistemik dan persyaratan yang ketat harus diterapkan dalam penyediaan likuiditas tersebut. Sebagaimana sifat dari bank yang cenderung menghadapi risiko likuiditas sebagai konsekuensi dari usaha menempatkan dana dalam bentuk kredit jangka waktu lebih panjang dan menerima dana simpanan dengan jangka waktu lebih pendek. Dengan demikian krisis likuiditas akan menjadi meningkat jika deposan menarik danananya dan pada lanjutannya hal tersebut dapat mengakibatkan terjadinya penarikan dana besar-besaran (bank runs). Tanpa ada kehadiran bank sentral sebagai peminjam terakhir, bank run di salah satu bank dapat menjalar ke 3 Fungsi Dan Peranan Bank Secara Umum https://boele21.wordpress.com/2011/03/22/fungsi-danperanan-bank-secara-umum/, yang diakses pada tanggal 7 November 2015, pada pukul 20:12 4 Risks Management https://muhammadzen.wordpress.com/risk-management-2/, yang diakses pada tanggal 7 November 2015, pada pukul 20:19

4 bank lainnya sehingga dapat mengakibatkan terjadinya kegagalan sistem perbankan secara keseluruhan. Menyadari akan dampak krisis perbankan dapat menimbulkan kegagalan sistemik dan pada lanjutannya mengakibatkan kontraksi ekonomi yang lebih dalam, maka pemerintah dan Bank Indonesia pada krisis perbankan tahun 1997 memberikan LoLR kepada sebagian besar perbankan nasional. LoLR tersebut dalam praktek di Indonesia dikenal dengan nama Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI). Penyediaan dana BLBI kepada bank-bank yang mengalami kesulitan likuiditas dalam keadaan darurat tersebut mengacu pada ketentuan Pasal 32 ayat (3) dan Penjelasan Umum Angka III huruf b Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1968 tentang Bank Sentral. 5 Di dalam undang-undang tersebut ditegaskan peran Bank Indonesia sebagai lender of the last resort. Selain sebagai pelaksanaan fungsi itu, penyediaan BLBI juga dilakukan untuk melaksanakan komitmen Bank Indonesia untuk membantu pemerintah dalam menjalankan kebijakan makro ekonomi nasional. Penyediaan BLBI merupakan konsekuensi kebijakan pemerintah untuk lagi menutup bank, selain penjamin terhadap pembayaran dana pihak ketiga dan kewajiban bank lainnya. Dasarnya adalah Keppres No.24 Tahun 1998 tentang 5 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1968 tentang Bank Sentral sudah tidak berlaku dan digantikan dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2004 tentang Perubahan Atas Undang-Undang RI Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia

5 Penerbitan Jaminan Bank Indonesia Serta Penerbitan Jaminan Bank, Keppres No.26 Tahun 1998 tentang Jaminan Terhadap Kewajiban Pembayaran Bank Umum, dan Keppres No.193 Tahun 1998 tentang Jaminan Terhadap Kewajiban Pembayaran Bank Perkreditan Rakyat. 6 Dalam rangka melaksanakan tugas terhadap pengaturan dan pengawasan bank, Bank Indonesia diberikan kewenangan untuk menetapkan peraturan dan perizinan bagi kelembagaan dan kegiatan usaha bank serta mengenakan sanksi terhadap bank sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Disamping itu, krisis keuangan dan perbankan yang terjadi pada tahun 1997 telah memberikan pelajaran yang sangat berharga atas pentingnya penciptaan suatu kerangka stabilitas sistem keuangan dimana stabilitas sitem keuangan ini merupakan suatu rangkaian dari proses dan kegiatan yang diawali dengan pemantauan, pengindetifikasian kemungkinan timbulnya suatu krisism sampai dengan pencegahan terhadap krisis tersebut. Aspek pemantauan dan identifikasi krisis merupakan salah satu pilar penting dalam menjaga stabilitas sistem keuangan karena langkah preventif dan antisipatif dipandang sebagai langkah yang lebih murah daripada penyelesaian krisis. 7 Untuk meminimalkan terulangnya systemic risk pada sektor keuangan khususnya sistem perbankan, maka sistem perbankan yang ada perlu untuk lebih 6 Sejarah Bank Indonesia http://www.bi.go.id/id/tentang-bi/museum/sejarahbi/bi/documents/f2310af43715441bb8d57d865ea7987csejarahperbankanperiode19971999.pdf, yang diakses pada tanggal 7 November 2015, pada pukul 20:30 7 Masalah-masalah Sistem Keuangan dan Perbankan di Indonesia http://www.lfip.org/english/pdf/baliseminar/masalah%20sistem%20keuangan%20dan%20perbankan% 20-%20anwar%20nasution.pdf, yang diakses pada tanggal 10 November 2015, pada pukul 19:19

6 disempurnakan lagi. Systemic Risk adalah risiko, dalam konteks perbankan, dimana kegagalan sebuah bank akan menghasilkan kerugian atau kehancuran perekonomian nasional yang besar. 8 Untuk menyempurnakan sistem perbankan di Indonesia perlu ada penyempurnaan fungsi Bank Indonesoa selaku lender of the last resort. Menyediakan mekanisme LOLR dalam upaya menangkal terjadinya kegagalan bank karena liquidity mismatch adalah salah satu peran Bank Indonesia dalam rangka menjaga stabilitas sistem keuangan. Belum ada aturan yang tegas mengenai alternatif mengatasi krisis yang efektif dan dalam rangka mengantisipasi kemungkinan terulangnya krisis di sektor perbankan, maka fasilitas-fasilitas keuangan yang dapat diberikan Bank Indonesia dalam menjalankan fungsinya sebagai LOLR bagi perbankan nasional perlu dipertimbangkan untuk lebih disempurnakan lagi. Ruang lingkup LOLR di Indonesia hanya terkait industri perbankan dengan Bank Indonesia sebagai pemangku tanggung jawab LOLR. Saat ini industri keuangan di Indonesia mencakup, antara lain industri perbankan, industri asuransi, industri pasar modal dan industri lembaga keuangan lainnya. Terkait dengan industri keuangan di Indonesia, terdapat beberapa lembaga yang berhubungan erat dengan industri, yaitu Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan, Lembaga Penjamin Simpanan, selain pemerintah itu sendiri. 8 Risks Management https://muhammadzen.wordpress.com/risk-management-2/, yang diakses pada tanggal 7 November 2015, pada pukul 20:33

7 Di Indonesia, pelaksanaan fungsi LOLR oleh Bank Indonesia disebutkan dalam penjelasan pasal 4 UU BI, bahwa yang dimaksud dengan bank sentral lembaga negara yang mempunyai wewenang untuk mengeluarkan alat pembayaran yang sah dari suatu negara, merumuskan dan melaksanakan kebijakan moneter, mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran, mengatur dan mengawasi perbankan, serta menjalankan fungsi sebagai LOLR. Penjabaran dari fungsi tersebut diatur di dalam Pasal 11 UU BI, yang pada pokoknya memberikan ruang bagi Bank Indonesia untuk memberikan fasilitas pembiayaan jangka pendek (FPJP) dan fasilitas pembiayaan darurat (FPD). FPJP dapat diberikan oleh BI kepada bank yang mengalami kesulitan pendanaan jangka pendek, dengan jangka waktu kredit maksimal 90 hari. Pada prinsipnya FPJP hanya dilakukan untuk mengatasi kesulitan bank karena adanya ketidaksesuaian antara arus dana masuk yang lebih kecil dibandingkan dengan arus dana keluar. Pemberian FPJP tersebut wajib dijamin oleh bank penerima dengan agunan yang berkualitas tinggi yang nilai minimal sebesar jumlah kredit/pembiayaan yang diterima. Agunan yang berkualitas tinggi tersebut meliputi surat berharga dan/atau tagihan yang diterbitkan oleh pemerintah atau badan hukum lain yang mempunyai peringkat tinggi berdasarkan hasil penilaian lembaga pemeringkat yang kompoten dan sewaktu-waktu dengan mudah dapat dijual ke pasar untuk dijadikan uang tunai, dan aset kredit kolektibilitas lancar.

8 Krisis sektor keuangan tahun 2008 yang diikuti dengan pemberian FPJP kepada Bank Century sebagai upaya penyelamatan sektor keuangan, di kemudian hari ternyata hal tersebut dipermasalahkan oleh berbagai pihak. Posisi Bank Indonesia sebagai pelaksana LOLR memiliki risiko terutama terkait dengan pemberian fasilitas pendanaan kepada bank yang sumbernya berasal dari keuangan negara. Berdasarkan latar belakang masalah di atas peneliti memilih untuk mengadakan penulisan hukum dengan judul PENERAPAN FUNGSI BANK INDONESIA SEBAGAI LENDER OF THE LAST RESORT BAGI INDUSTRI PERBANKAN DI INDONESIA B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana ketentuan dari lender of the last resort ketika bank tidak dapat mengembalikan dana Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek (FPJP)? 2. Bagaimana pelaksanaan fungsi Bank Indonesia sebagai lender of the last resort berdasarkan Undang-Undang Bank Indonesia terhadap bank yang mengalami kesulitan pendanaan jangka pendek?

9 C. Tujuan Penelitian Berdasarkan permasalahan yang ada, maka dapat diketahui tujuan dari dilaksanakannya penelitian hukum ini adalah : 1. Tujuan Objektif a. Untuk mengetahui bagaimana implementasi Lender of The Last Resort ketika bank mengalami gagal bayar b. Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan fungsi Bank Indonesia sebagai Lender of The Last Resort bagi industri Perbankan di Indonesia 2. Tujuan Subyektif Penelitian ini dilakukan dalam rangka pengumpulan data, yang akan dipergunakan sebagai bahan dasar dalam penyusunan penulisan hukum, yang merupakan syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Hukum di Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada. Selain itu juga untuk memperkaya pengetahuan peneliti mengenai peran dan fungsi Bank Indonesia sebagai Bank Sentral.

10 D. Manfaat Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian yang diketahui, maka manfaat dari penulisan hukum ini antara lain: 1. Manfaat Akademis Untuk memberikan sumbangan pemikiran bagi peningkatan dan perkembangan di bidang hukum khususnya hukum perbankan dalam kaitannya Bank Indonesia sebagai lender of the last resort terhadap industri perbankan di Indonesia. 2. Manfaat Praktis a. Mengembangkan penalaran, membentuk pola pikir dinamis, sekaligus untuk mengetahui dan mengembangkan kemampuan peneliti dalam menerapkan ilmu yang telah diperoleh. b. Memberikan masukan serta tambahan pengetahuan bagi para pihak yang terkait dengan permasalahan yang diteliti, dan berguna bagi pihak-pihak lain yang berkepentingan mengenai hukum perbankan khususnya peran Bank Sentral. c. Merumuskan panduan hukum, khususnya mengenai peran dari Bank Sentral.

11 E. Keaslian Penilitian Untuk mengetahui keaslian penilitian, diperlukan penulusuran pada berbagai referensi dan hasil penilitian. Penulusuran ini dilakukan bertempat di perpustakaan Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada. Berdasarkan penelusuran yang telah dilakukan oleh peniliti, tidak ditemukan penulisan hukum maupun penilitian hukum yang membahas Penerapan Fungsi Bank Indonesia sebagai Lender of The Last Resort bagi Industri Perbankan di Indonesia. Namun berdasarkan penelusuran tersebut ditemukan beberapa penulisan hukum atau penulisan tugas akhir dengan tema yang serupa, yaitu: 1. Penulisan Hukum atas nama M. Panji Indralesmana yang berjudul Peranan Bank Indonesia Dalam Penanganan Fraud yang Dilakukan Oleh Pemegang Saham atau Pengurus Bank Sebagai Upaya Penegakan Hukum Bidang Perbankan yang diterbitkan pada Tahun 2006, di Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada. Penulisan Hukum ini membahas mengenai penyimpangan yang terjadi di bidang perbankan di Indonesia, bagaimana tanggung jawab pemegang saham maupun pengurus bank atas pelaksanaan operasional bank dan bagaimana usaha yang dilakukan oleh Bank Indonesia untuk mengatasi Fraud yang dilakukan oleh pemegang saham maupun pengurus bank. Penulisan hukum di atas memiliki kemiripan tema yang diangkat dari peranan Bank Indonesia sebagai Bank Sentral, namun penulisan hukum di

12 atas lebih membahas mengenai penanganan Fraud dan penyimpangan yang terjadi di bidang perbankan di Indonesia. Perbedaan Penulisan Hukum di atas dengan Penulisan Hukum yang disusun oleh Peneliti, yaitu terletak pada perbedaan aspek pembahasannya. Dalam Penulisan Hukum di atas tentunya lebih membahas lebih kepada peranan Bank Indonesia dalam penanganan Fraud. 2. Penulisan Hukum atas nama Nur Aeniah yang berjudul Peran Bank Indonesia Sebagai Bank Sentral Terhadap Perdagangan Jasa Keuangan Sektor Perbankan Menurut General Agreement on Trade in Services yang diterbitkan Tahun 2009, di Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada. Penulisan Hukum di atas memiliki kemiripan tema yang diangakat dari Peranan Bank Indonesia, namun Penulisan Hukum di atas lebih membahas pada peran Bank Indonesia terhadap pelaksanaan perdagangan jasa keuangan pada sektor perbankan menurut General Agreement on Trade in Services. Perbedaan Penulisan Hukum di atas dengan Penulisan Hukum yang disusun oleh Peneliti, yaitu terletak pada perbedaan peran Bank Indonesia yang dibahas. Penulisan Hukum di atas lebih membahas Peranan Bank Indonesia sebagai Bank Sentral terhadap perdagangan jasa keuangan sektor perbankan.

13 Dengan demikian, penulis menganggap bahwa tema yang penulis angkat sudah cukup asli dan layak untuk diteliti. Namun, apabila di luar pengetahuan dari peneliti, ternyata ada penelitian lain yang serupa, baik yang memiliki subjek ataupun objek penelitian yang sama, maka penelitian ini dapat digunakan untuk melengkapi penelitian-penelitian serupa yang telah dilakukan.