Tujuan Praktikum Menentukan waktu beku darah (waktu koagulasi darah) dari seekor hewan/manusia.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB VII DARAH A. SEDIAAN NATIF DARAH.

BAB III METODE PENELITIAN

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Ternak Peralatan Prosedur

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tujuan pemeriksaan sediaan apus darah tepi antara lain menilai berbagai

Keterampilan Laboratorium PADA BLOK 2.2 HEMATOIMUNOLIMFOPOETIK:

PEMERIKSAAN MIKROSKOPIS MALARIA BALAI LABORATORIUM KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013

CSL5_Manual apusan darah tepi_swahyuni 2015 Page 1

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang di gunakan dalam penelitian ini adalah penelitian analitik.

III METODE PENELITIAN. Penelitian menggunakan 60 itik lokal jantan asal Gunungmanik, Tanjung

DESKRIPSI KEGIATAN Kegiatan Waktu Deskripsi 1. Pendahuluan 10 menit Instruktur menelaskan tujuan dari kegiatan ini

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dapat dilakukan dengan banyak metoda. Salah satu metoda yang paling diyakini

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dari tubuh yang jumlahnya 6-8% dari berat badan total. a. Plasma darah, merupakan bagian yang cair

LAPORAN PRAKTIKUM ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA SEDIAAN APUS DARAH

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik. UNIMUS, Jl. Wonodri Sendang Raya 2A Semarang. Waktu penelitian yaitu

MATERI DAN METODE. Materi

BAB III METODE PENELITIAN

PEMERIKSAAN MIKROSKOPIK MALARIA

PEDOMAN PRAKTIKUM. Nama : NIM : Kelompok : Kelas : Asisten :

PERBANDINGAN PEMERIKSAAN HITUNG JENIS LEUKOSIT DENGAN PEWARNAAN KOMBINASI GIEMSA DAN WRIGHT

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS Jl. Perintis Kemerdekaan Padang Telp.: Fax:

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus sampai Oktober 2011, di

LAPORAN PRAKTIKUM HEMATOLOGI PEMBUATAN DAN PEWARNAAN SEDIAAN APUSAN DARAH

PEWARNAAN HAPUSAN DARAH TEPI. Oleh, Kelompok 2: I Gusti Agung Ayu Krisma D. D (P ) I Putu Paramartha Wicaksana A.

III. MATERI DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September sampai Oktober 2011, di

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah analitik. Wonodri Sendang Raya 2A Semarang.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

III. METODOLOGI 3.1. Waktu dan Tempat 3.2. Alat dan Bahan Metode Penelitian Persiapan Wadah

PEMERIKSAAN ERYTROSIT CARA PIPET

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu

BAB III METODE PENELITIAN. Tempat penelitian dilakukan di Laboratorium Puskesmas Kemangkon Kabupaten

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Darah merupakan bagian penting dari sistem transportasi zat-zat. a. Plasma darah merupakan bagian cair.

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian analitik.

BAB I PENDAHULUAN. sediaan mikroteknik atau yang juga dikenal sebagai sediaan Histologi.

3. BAHAN DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian 3.2. Hewan Coba dan Pemeliharaannya 3.3. Alat dan Bahan

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan bulan Desember 2016 Januari Lokasi

HASIL PENELITIAN UJI EFIKASI OBAT HERBAL UNTUK MENINGKATKAN KADAR HEMOGLOBIN, JUMLAH TROMBOSIT DAN ERITROSIT DALAM HEWAN UJI TIKUS PUTIH JANTAN

Laporan Praktikum V Darah dan Peredaran

OLEH JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS HALU OLEO KENDARI

BAB III METODE PENELITIAN

PAPER HEMATOLOGI PEMBUATAN HAPUSAN DARAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sel darah putih ( lekosit ) rupanya bening dan tidak berwarna, bentuknya lebih besar

Lampiran 1 Prosedur Pembuatan Preparat Histologi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tubuh, membawa nutrisi, membersihkan metabolisme dan membawa zat antibodi

II. BAHAN DAN METODE 2.1 Prosedur kerja Kemampuan puasa ikan Tingkat konsumsi oksigen Laju ekskresi amoniak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kalsium. Trombosit melekat pada lapisan pembuluh darah yang rombak. (luka) dengan membentuk plug trombosit (Rukman, 2010).

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian mengenai pengaruh kadar ekstrak daun Binahong (Anredera

METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari - Februari 2010, di Laboratorium

2. Prosedur Isolasi ke Media Padat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Berbentuk cakram dan mengandung granula. Terdapat keping

Lampiran 1 Proses Dehidrasi Jaringan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah Analitik. Waktu penelitian dilakukan bulan Maret sampai April 2008.

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimen, karena

II. PEWARNAAN SEL BAKTERI

BAB III METODE PENELITIAN. studi pustaka, yaitu dengan cara menggambarkan hasil penelitian, dan hasil

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian Analitik, mengingat

Lampiran 1 Proses Dehidrasi Jaringan

Teknik Pewarnaan Bakteri

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Desember 2015 di kandang peternak di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April hingga Mei 2015.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Januari-April Penelitian ini

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. apus ini adalah dengan meneteskan darah lalu dipaparkan di atas objek glass,

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah ilmu farmakologi dan imunologi.

Teknik Pengelolaan Sediaan Sitologi

MATERI DAN METODE. Materi

bio.unsoed.ac.id MATERI DAN METODE PENELITIAN

LAPORAN PRAKTIKUM ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA ACARA III MENGHITUNG JUMLAH SEL DARAH MERAH

BAB II TINJUAN PUSTAKA. Darah merupakan bagian dari tubuh yang jumlahnya 6 8% dari berat badan

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian mengenai penambahan starter ekstrak nanas dengan level berbeda

BAB 4 MATERI DAN METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan April 2015 di

B A B II TINJAUAN PUSTAKA. penting dari sistem transport dan bagian penting

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimen karena

Bila Darah Disentifus

MIKROSKOP A. PENDAHULUAN

NAMA : JECKLYN. SHINDY. TEMARTENAN NIM :

UPT Balai Informasi Teknologi LIPI Pangan & Kesehatan Copyright 2009

III. MATERI DAN METODE

Lampiran 1. Road-map Penelitian

III. TEKNIK PEWARNAAN GRAM IDENTIFIKASI BAKTERI

SISTEM PEREDARAN DARAH

BAB II. membran pembatas trombosit (Matulo dkk, 2015). sebagian dari sitoplasma megakariosit berbentuk cakram, tidak berinti,

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang di lakukan adalah penelitian analitik. Tempat penelitian cara manual dan automatik dilakukan di

III. METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Induk 3.3 Metode Penelitian

METODOLOGI. Waktu dan Tempat Penelitian

II. METODOLOGI 2.1 Persiapan Wadah dan Ikan Uji 2.2 Persiapan Pakan Uji

II. METODE PENELITIAN

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang populasi bakteri dan keberadaan bakteri gram pada

Nama Alat Fungsi Cara Kerja Alat Cara Membersihkan 1. Labu Ukur Untuk mengencerkan suatu larutan.

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus - Oktober 2013 di Balai Besar

PEMERIKSAAN BTA ( BAKTERI TAHAN ASAM )

Tri Wijayanti, SKM, M.Sc. Instalasi Parasitologi Balai Litbang P2B2 Banjarnegara

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan penelitian

KEGIATAN 4 SISTEM KARDIOVASKULER. MENGHITUNG SEL DARAH PUTIH (leukocyte)

BAB III MATERI DAN METODE. Persentase Hidup dan Abnormalitas Spermatozoa Entok (Cairina moschata), telah

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September sampai dengan Oktober 2013 di

LAPORAN PRAKTIKUM HISTOTEKNIK Disusun oleh: Jekson Martiar Siahaan

Transkripsi:

A. WAKTU BEKU DARAH Tujuan Praktikum Menentukan waktu beku darah (waktu koagulasi darah) dari seekor hewan/manusia. Prinsip Darah yang keluar dari pembuluh darah akan berubah sifatnya, ialah dari sifat cair menjadi padat (fibrinogen menjadi fibrin). Waktu yang diperlukan untuk perubahan ini disebut waktu beku darah = waktu koagulasi darah. Ada cara-cara yang cepat untuk menentukan WAKTU BEKU DARAH. Cara 1: Bahan dan Alat - Gelas arloji berlapis parafin - Jarum pentul - Alat pencatat waktu (stopwatch atau arloji tangan) - Alat penusuk: lanset yang steril - Alkohol 70% - Kapas - Gunting (kalau perlu) Tata kerja - Bersihkan bulu di tempat pengambilan darah dengan gunting, kemudian dengan kapas beralkohol, dan keringkan. - Tusuk daun telinga dengan lanset yang steril, dan catatlah waktu pada saat darah keluar dari pembuluh darah (luka). - 1-2 tetes darah dengan cepat pindahkan ke dalam gelas arloji yang berlapis parafin. - Dengan menggunakan kepala jarum pentul, tusuklah ke dalam darah dan angkatlah. Lakukan demikian setiap setengah menit, sampai ada benang fibrin terlihat, dan catat lagi waktunya. - Waktu dari mulai darah keluar dari pembuluh darah (luka) sampai terbentuk benang fibrin disebut waktu beku darah.

Cara 2: Bahan dan alat - Pipa kapiler dari gelas tanpa heparin - Lanset yang steril - Alkohol 70% - Kapas - Gunting (kalau perlu) Tata Kerja - Bersihkan bulu di tempat pengambilan darah, kemudian dengan kapas beralkhohol, keringkan. - Tusuk pembuluh darah dengan lanset steril, dan catatlah waktu saat darah keluar dari pembuluh darah (luka). - Tempelkan pipa kapiler gelas pada darah (jangan menempel pada lukanya), dan biarkan darah mengalir sendiri ke dalam pipa kapiler sampai + 4/5 panjang pipa. - Tunggu 2 menit, dan patahkan + 1/10 bagian dari panjang pipa yang berisi darah tadi. - Lakukan kemudian hal yang sama setiap 1/2 menit sampai keluar benang fibrin, dan catat lagi waktunya. - Wakti dari saat pencatatan waktu yang pertama, sampai pencatatan waktu kedua, ialah sampai terlihat benang fibrin adalah waktu beku darah. Lembar Kerja Hasil Pengamatan: Pertanyaan a. Apa guna gelas arloji dilapisi parafin? b. Mengapa harus digunakan pipa kapiler gelas tanpa heparin? c. Kapan diperlukan pemeriksaan waktu beku darah ini? d. Terangkan teori mekanisme pembekuan darah dengan singkat!

B. LAJU ENDAP DARAH (LED) Tujuan Praktikum Menentukan Laju Endap Darah/Laju Endap Eritrosit dengan menggunakan pipet atau tabung Westergren. Dasar Teori Laju Endap Darah (LED) atau Blood Sedimentation Rate (BSR), seringkali disebut juga Erythrocyte Sedimentation Rate (ESR) = Laju Endap Eritrosit (LEE). Prinsip Darah yang dicampurkan dengan antikoagulan bila dibiarkan dalam pipet/tabung Westergren, butir-butir darahnya akan mengendap. Laju Endap Darah ditentukan dengan membaca batas penurunan permukaan eritrosit yang mengendap pada skala pipet, dalam waktu tertentu (1 jam). Bahan dan Alat Pipet/tabung Westergren yang berskala 0-100 mm dengan raknya. Tata Kerja - Darah dicampur dengan antikoagulan (Na sitrat) dengan perbandingan 4 : 1. - Pipet/tabung Westergren diisi dengan campuran darah dengan antikoagulan sampai skala 0 atau 100 mm. - Tempatkan tegak lurus di rak. - Biarkan selama 1 jam pada suhu kamar. - Baca pada skala pipet, batas penurunan permukaan eritrosit yang mengendap (dalam mm) Lembar Kerja Hasil Pengamatan LED: Pertanyaan 1. Dalam keadaan apa pemeriksaan ini dilakukan? Jelaskan dengan singkat! 2. Faktor apa saja yang mempengaruhi LED?

3. Menurut literatur, dalam keadaan normal, diantara hewan-hewan anjing, sapi, kambing dan kuda, hewan yang mana mempunyai LED yang tercepat? dan yang sangat lambat? C. SEDIAAN APUS DARAH TEPI DAN DIFRENSIASI BDP Tujuan Praktikum 1. Mempelajari membuat sediaan apus darah 2. Mengamati berbagai macam bentuk butir-butir darah yang terdapat pada preparat darah perifer. 3. Menghitung % jenis-jenis BDP (lekosit) pada sediaan ulas darah perifer. Prinsip Sediaan ulas darah diwarnai dengan zat warna campuran asam dan basa (Giemsa, Wright, Hematoksilin eosin dan sebagainya) akan menyebabkan komponen-komponen asam dari sel darah berwarna biru atau biru keungu-unguan, dan komponen basa dari sel berwarna merah. Dengan menggunakan mikroskop, berbagai bentuk butir-butir darah dapat diamati dan di pelajari, juga % jenis-jenis butir darah putih dapat dihitung.

Bahan dan alat - Gelas objek 2 buah - Bak pewarna, pipet tetes. - Mikroskop (obj;10x ;ok. 10x)

- Zat warna Giemsa atau Wright - Metil alkohol (jika memakai zat warna Giemsa) - Minyak imersi, xylol - Alkohol 70%, kapas, jarum tusuk - Buffer fosfat Ph 6.4-6.7 Tata kerja 1. TEKHNIK MEMBUAT SEDIAAN APUS DARAH - Dua buah gelas objek disiapkan dalam keadaan bersih - Setelah darah ditempatkan 2 cm dari ujung sebuah gelas objek (sebelah kanan) - Pegang bagian ujung lain gelas objek tersebut pada kedua sudutnya (sebelah kiri) dengan ibu jari dan telunjuk tangan kiri (atau letakkan saja gelas objek diatas meja yang rata). Dengan tangan kanan, pegang gelas objek lainnya (ibu jari dan keempat jari tangan kanan memegang pinggir-pinggir gelas objek) dan letakan bagian ujung depan gelas objek ini pada gelas objek yang tadi (pertama), sehingga membentuk sudut 30 o di depan setetes darah tadi. - Gerakan gelas objek yang ditangan kanan kebelakang (sudut tetap 30 o ) sampai menyinggung tetesan darah tadi, sehingga darah menyebar sepanjang sudut antara kedua gelas objek. - Segera setelah darah menyebar, dengan hati-hati, tanpa mengangkat gelas objek, dan sudut tetap 30 o, gelas objek ditangan kanan didorong kedepan, maka terbentuk sediaan apus yang tipis. Besarnya sudut antara kedua gelas objek menentukan ketebalan sediaan apus. Makin besar sudut, makin tebal sediaan apusnya. - Sediaan apus dikeringkan, kemudian diwarnai. Gambar 30. Cara memegang gelas objek untuk membuat sediaan ulas darah. 2. TEKHNIK MEWARNAI SEDIAAN APUS DARAH.

Pewarnaan dengan zat warna GIEMSA : - Sediaan apus darah yang sudah dikeringkan di udara, dimasukan ke dalam metil alkohol (cairan fiksasi) selama 5menit. - Angkat, keringkan, kemudian dimasukkan ke dalam larutan zat warna Giemsa, biarkan selam 30 menit. - Angkat preparat, dan cuci kelebihan zat warna dengan menggunakan air keran yang mengalir. - Keringkan di udara, atau menggunakan kertas isap (preparat diletakan diantara dua lembar kertas isap dan perlahan-lahan ditekan-tekan. Pewarnaan dengan zat warna Wright. - Letakkan horizontal sediaan apus darah (yang sudah dikeringkan) pada bak pewarna. - Tetesi seluruh permukaan apusan darah dengan larutan zat warna Wright sebanyak 10-15 tetes, dan biarkan selama 1menit. - Tambahkan larutan buffer fosfat sebanyak zat warna yang dipakai tadi pada seluruh permukaan preparat (tanpa membuang zat warna). Usahakan agar larutan buffer bercampur dengan larutan zat warna. - Biarkan sampai terbentuk lapisan hijau metalik (mengkilat) pada permukaan preparat 4 menit. - Buang cairan, dan cuci preparat dengan aquadest, atau di bawah air keran yang mengalir. - Keringkan di udara atau dengan kertas isap. - Periksa di bawah mikroskop untuk melihat apakah cukup baik pewarnaanya. Bila tidak cukup, dapat diwarnai lagi. 3. CARA MEMERIKSA SEDIAAN APUS, IDENTIFIKASI MACAM BUTIR-BUTIR DARAH DAN HITUNG % JENIS-JENIS LEUKOSIT. - Siapkan mikroskop dengan obyektif 100x dan okuler 10x - Periksa seluruh permukaan preparat, preparat yang baik akan menunjukkan warna kontras merah, biru keunguan, dan biru tua, misalnya: a. Eritrosit berwarna merah. b. Inti lekosit berwarna ungu tua atau biru tua.

c. Granula di dalam sitoplasma granulosit ada yang berwarna merah, biru atau netral (antara merah dan biru) d. Trombosit berwarna kebiru-biruan Pengamatan butir-butir darah pada sediaan apus. - Tetesi preparat dengan minyak emersi (obj : 100x;ok : 10x) - ERITROSIT: Bentuk; Besar dan Warna, sama atau tidak - RETIKULOSIT (kadang-kadang terlihat) - TROMBOSIT - LEUKOSIT : A. GRANULOSIT : 1. EOSINOFIL : Granula merah, besar-besar 2. BASOFIL : Granula biru tua, besar-besar 3. NEUTROFIL : Granula netral, halus Bentuk muda : Inti berbentuk batang Bentuk tua : Inti berbentuk segmen B. AGRANULOSIT : - LIMFOSIT : Inti bulat, biru tua, sitoplasma sedikit, biru muda. - MONOSIT : Inti berlekuk, biru tua, stoplasma banyak, biru muda. Lembaran kerja : Hasil pengamatan butir-butir darah yang terdapat pada preparat (nama dan gambaran/deskripsi) : 4. CARA MENGHITUNG % JENIS-JENIS BDP (DIFERENTIAL LEUCOYTE COUNT) - Setelah bentuk jenis-jenis BDP diamati/dipelajari, hitunglah % masing-masing jenis pada preparat ulas darah tersebut. - Agar butir darah yang telah dihitung tidak terulang lagi, dilakukan cara menghitung seperti yang terdapat pada gambar di bawah ini.

- Bila telah selesai bekerja, bersihkan mikroskop sebelum dikembalikan/disimpan dengan lap yang bersih dan halus. Bila menggunakan minyak imersi, bersihkan dengan menggunakan xylol. Lembaran kerja HASIL : %jenis-jenis BDP : Neutrofil : berinti batang : = % Neutrofil : berinti segmen : = % Eosinofil : = % Basofil : = % Limfosit besar : = % Limfosit kecil : = % Monosit : = % Jumlah butir = % Pertanyaan 1. Sebutkan perbedaan bentuk BDM antara manusia, kambing, katak, dan ikan. 2. Di antara jenis-jenis BDP, terdapat perbedaan bentuk BDP, kelinci dan ayam yang nyata. Jelaskan perbedaan tersebut. 3. Dalam keadaan apa % eosinofil di dalam darah meningkat? D. MENGHITUNG BDM/BDP UNGGAS - Pipet yang digunakan pipet eritrosit. - Larutan : BCB 0.3 %

- Daerah yang dihitung untuk BDM = 5 daerah R - BDP daerah yang dihitung = 4 daerah W di tambah 1 kotak besar ditengah.