BAB I PENDAHULUAN. dirinya yang memungkinkannya untuk berfungsi secara baik dalam kehidupan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. sangatlah beragam, antara lain: kurikulum 2013 hanya akan memberi beban

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas baik. Peningkatan sumber daya manusia dapat dilakukan berbagai cara,

BAB I PENDAHULUAN. Persada, 2007), hlm E. Mulyasa, Implementasi Kurikulum 2004, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), hlm. 173.

BAB I PENDAHULUAN. Wina Sanjaya, Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi, Kencana, Jakarta, 2008, hlm. 17 2

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Pasal 31 ayat 2 Undang-Undang

BAB 1 PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri

BAB I PENDAHULUAN. terus belajar dan dilakukan tanpa beban. manusia dalam mengembangkan potensi diri sehingga mampu menghadapi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peran yang sangat penting dalam perkembangan dan

BAB I PENDAHULUAN. suatu ukuran maju mundurnya suatu bangsa. 1. Pendidikan Nasional pada Bab III Pasal 4 menyebutkan bahwa: Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. dalam keluarga, masyarakat, maupun kehidupan berbangsa dan bernegara. Maju

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tingkat kemajuan dari suatu bangsa dapat dilihat dari sektor pendidikannya.

BAB I PENDAHULUAN. hlm. 36

PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) BERDASARKAN KURIKULUM 2013 KELAS VIII DI SMP NEGERI 31 PADANG JURNAL EFRIJONI

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan pendididkan adalah hal yang memang seharusnya terjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA SISWA KELAS VIID SMP N I SRANDAKAN

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu komponen penting yang tidak dapat dipisahkan

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR TEKNIK LISTRIK DASAR OTOMOTIF

BAB I PENDAHULUAN. kalangan ilmuwan khususnya para ahli pendidikan. Hal ini karena pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. pemahaman dan kemampuan yang memadai baik secara konseptual maupun

BAB I PENDAHULUAN. seperangkat ajaran tentang kehidupan manusia; ajaran itu dirumuskan berdasarkan

Oleh: Umi Hidayah Sahida 1, Noorhidayati 2, Kaspul 3 Program Studi Pendidikan Biologi PMIPA FKIP Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin 1,2,3

BAB I PENDAHULUAN. menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati hingga

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif. yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar

PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP

BAB I PENDAHULUAN. sumber utamanya kitab suci Al-Quran dan Al-Hadis, melalui kegiatan. bimbingan, pengajaran, latihan, serta penggunaan pengalaman.

BAB I PENDAHULUAN. hlm Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2003,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia

BAB I PENDAHULUAN. (Semarang: Aneka Ilmu, 1992), hlm

BAB I PENDAHULUAN. dan Sukses dalam Sertifikasi Guru, RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2011, hlm. 293.

BAB I PENDAHULUAN. prilaku dan pembentukan kompetensi peserta didik baik pada aspek kognitif, aspek

BAB I PENDAHULUAN. belum sesuai dengan harapan yang diinginkan sehingga perlu adanya

BAB I PENDAHULUAN. sekolah serta sarana dan prasarana sekolah. mencapai tujuan pembelajaran. Motivasi dalam kegiatan belajar memegang

BAB V PENUTUP. 1. Dengan menerapkan kolaborasi metode ceramah dengan model. pembelajaran Deep Dialogue/Critical Thinking (DD/CT) dapat

BAB I PENDAHULUAN. Bandung, Hlm E. Mulyasa, Pengembangan Dan Implementasi Kurikulum 2013, Remaja Rosdakarya,

BAB I PENDAHULUAN. yang cerdas dalam menghadapi kehidupan modern sekarang ini.

Chairul Huda Atma Dirgatama 1, Djoko Santoso Th 2 1 Program Studi Magister Pendidikan Ekonomi UNS 2. FKIP UNS Surakarta

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. proses pembelajaran agar menjadi manusia yang cerdas, terampil dan bermoral

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikannya. Dengan kata lain, peran pendidikan sangat penting untuk. pendidikan yang adaptif terhadap perubahan zaman.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia handal dan mampu berkompetensi. Selain itu

BAB I PENDAHULUAN. adalah masalah yang kompleks dan selalu berubah. Karena yang menjadi. subyek dan obyek pendidikan adalah semua manusia.

BAB I PENDAHULUAN. Kencana, Jakarta, 2006, hlm Undang-Undang RI No.20 Tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional, Sinar

pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya pendidikan merupakan usaha manusia, artinya manusialah yang

BAB I PENDAHULUAN. tingkat menengah yang bertujuan untuk mewujudkan Sumber Daya Manusia

BAB I PENDAHULUAN. Dalam upaya meningkatan mutu pendidikan pemerintah. mengeluarkan berbagai kebijakan. Salah satu kebijakannya adalah mengganti

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan tujuan pendidikan secara umum. peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan

BAB I PENDAHULUAN. Persada, 2003), hlm Jalaluddin, Teologi Pendidikan,(Jakarta: PT. Raja Grafindo

BAB I PENDAHULUAN. formal maupun non formal. Belajar adalah key term, istilah kunci yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sesuatu yang sangat penting dan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Masalah yang dihadapi oleh kalanganan dunia pendidikan khususnya

BAB I PENDAHULUAN. Prenada Media Group, 2012), hlm Abdul Kadir, dkk., Dasar-dasar Pendidikan, (Jakarta: Kencana

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Indonesia sebagai suatu bangsa yang sedang giat-giatnya

I. PENDAHULUAN. menyediakan lingkungan yang memungkinkan peserta didik untuk. penting pada penentuan kemajuan suatu bangsa. Sesuai dengan tujuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era globalisasi saat ini ditandai dengan ilmu teknologi yang

BAB I PENDAHULUAN. Semenjak bangsa Indonesia memproklamirkan kemerdekaannya dan

BAB I PENDAHULUAN. berperan dengan sebaik-baiknya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

BAB I PENDAHULUAN. Menengah Kejuruan (SMK). Posisi SMK menurut UU Sistem Pendidikan. SMK yang berkarakter, terampil, dan cerdas.

PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING MENGGUNAKAN PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS SISWA SMP

BAB I PENDAHULUAN. demikian, PAI memiliki peran strategis untuk menciptakan peserta didik yang

I. PENDAHULUAN. beradaptasi dengan lingkungan dan mengantisipasi berbagai kemungkinan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Menurut Muhaimin (2008: 333), kurikulum adalah seperangkat

BAB I PENDAHULUAN. konstitusi serta sarana dalam membangun watak bangsa (Nation character

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. terjadi dimana-mana. Kualitas pendidikan, di samping menjadi fokus kebijakan

BAB 1 PENDAHULUAN. mencapai tingkat keberhasilan yang maksimal. Banyak orang yang sulit

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat mencapai tujuan-tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien.

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan suatu bangsa. Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun Negara yang demokratis, serta bertanggung jawab.

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. lebih besar, karena kedudukannya sebagai orang yang lebih dewasa, lebih

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan dan kelangsungan hidup Bangsa dan Negara di segala bidang. dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia.

BAB I PENDAHULUAN. dan evaluasi yang perlu dilakukan untuk menentukan tingkat pencapaian

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia yang berkepribadian baik dan mempunyai kecerdaan yang unggul

BAB I PENDAHULUAN. peradaban dunia modern menuntut sumber daya manusia yang berkualitas.

BAB I PENDAHULUAN. Muhaimin, Rekonstruksi Pendidikan Islam, Rajagrafindo Persada, Jakarta, 2009, hal.

Agung Listiadi dan Friska Imelda Sitorus Fakultas Ekonomi, Unesa, Kampus Ketintang Surabaya ABSTRAK

mengembangkan seluruh aspek pribadi peserta didik secara utuh.

BAB I PENDAHULUAN. merealisir hal tersebut Menteri Agama dan Menteri P dan K. mengeluarkan keputusan bersama untuk melaksanakan pendidikan agama

SITI ARFAH, S.Pd 1 ABSTRAK

Jurnal Penelitian Tindakan dan Pendidikan 3(2)

BAB V PEMBAHASAN. Setelah data dipaparkan dan menghasilkan temuan-temuan, maka kegiatan

ANALISIS KEMAMPUAN GURU MENGELOLA PEMBELAJARAN TEMATIK MENURUT KURIKULUM 2013 DI SD NEGERI 1 SOPAI KABUPATEN TORAJA UTARA

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan ialah kekuatan spiritual keagaman, pengendalian diri, kepribadian,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pihak pendidik dan siswa sebagai peserta didik. Menurut Dimyati Mudjiono

BAB I PENDAHULUAN. dengan eksistensi pendidikan. Jika pendidikan memiliki kualitas tinggi, maka

BAB I PENDAHULUAN. terpisahkan dari proses demokratisasi negara. Pasca reformasi, semangat

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik. Meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancang dan

BAB I PENDAHULUAN. bimbingan atau pertolongan yang diberikan dengan sengaja oleh orang dewasa agar anak

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu pengetahuan yang diperoleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Furry Aprianingsih, Elsje Theodore Maasawet, Herliani Program Studi Pendidikan Biologi, Universitas Mulawarman Samarinda

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan suatu negara, pendidikan memegang peranan yang sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup Negara dan Bangsa, karena pendidikan merupakan wahana untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia. 1 Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi peserta didik supaya mampu menyesuaikan diri sebaik mungkin dengan lingkungannya, dan dengan demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang memungkinkannya untuk berfungsi secara baik dalam kehidupan masyarakat. Pengajaran bertugas mengarahkan proses ini agar sasaran dari perubahan itu dapat tercapai sebagaimana yang diinginkan. 2 Tujuan pendidikan Islam adalah mempersiapkan anak-anak didik yang cakap melakukan pekerjaan dunia dan amalan akhirat, sehingga tercipta kebahagiaan dunia dan akhirat yang diridhai Allah Swt.. Seorang Guru, mempunyai peran yang sangat penting dalam pembelajaran, guru sebagai sebagai tenaga pendidik mempunyai tugas sebagai pelaksana pembelajaran yang paling penting, dengannya guru merupakan penggerak utama dalam pembelajaran. 1 E. Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetens;Konsep,Karakteristik Dan Implementasi, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2003), 15. 2 Oemar Hamalik, Kurikulum Dan Pembelajaran, (Bandung: Bumi Aksara, 1995), 3. 1

Tuntutan bagi seorang guru tidaklah semata untuk menyampaikan materi pelajaran kepala siswa, namun lebih daripada itu, guru diharuskan mempunyai kompetensi yang menunjang kepribadiannya untuk menjadi guru yang professional. Antara lain guru harus mampu menguasai materi pelajaran dengan baik, dan dalam pelaksanaanya guru diharuskan mampu mengintegrasikan materi pelajaran dengan metode yang akan digunakan dalam pembelajaran, sehingga dalam pembelajaran tercipta suasna pembelajaran yang kondusif sehingga tujuan pembelajaran tercapai. Pengalaman pembangunan di Negara-negara yang sudah maju, khususnya Negara-negara Barat membuktikan bahwa betapa besar peran pendidikan dalam proses pembangunan. 3 Selama ini pelaksanaan pendidikan agama yang berlangsung di sekolah masih mengalami banyak kelemahan. Kegagalan ini disebabkan karena praktik pendidikannya hanya memperhatikan aspek kognitif semata dari pertumbuhan kesadaran nilai-nilai (agama), dan mengabaikan pembinaan aspek afektif dan konatif-volitif, yakni kemauan dan tekad untuk mengamalkan nilai-nilai ajaran agama. Akibatnya terjadi kesenjangan antara pengetahuan dan pengamalan, antara gnosis dan praxis dalam kehidupan nilai agama. Atau dalam praktik pendidikan agama berubah menjadi pengajaran agama, sehingga tidak mampu membentuk pribadi - pribadi bermoral, padahal intisari dari pendidikan agama adalah pendidikan moral. 4 3 Nana Sudjana, Paradigma Pendidikan Masa Depan, (Yogyakarta: Rosda Karya, 2000), 94. 4 Muhaimin. Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam. (Jakarta: PT. Rajagrafindo, 2007), 23. 2

Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin modern, terutama dalam dunia pendidikan, segala kebutuhan masyarakat pendidik yang semakin kompleks maka pendidikan dengan segala cara membentuk suatu sistem, strategi serta proses pendidikan yang begitu beragam. Namun walaupun demikian, segala sesuatu yang menyangkut tentang pendidikan, baik itu sistem, strategi serta proses di dalamnya, tiada lain hanya untuk mencapai salah satu tujuan belajar yang sesuai dengan kaidah-kaidah pembelajarannya, serta demi tercapainya pendidikan yang bermutu dan berkualitas bagi calon guru sebagai fasilitatornya dan peserta didik sebagai objek dimana proses belajar mengajar berlangsung. 5 Berbagai masalah dalam proses pembelajaran sangat berdampak pada hasil belajar siswa, di saat ujian siswa banyak ditemukan mempunyai jawaban yang sama, hal ini dapat diduga siswa pada tahapan evaluasi lebih banyak mengandalkan jawaban temannya. Minat siswa adalah kecendrungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan, yang diminati seseorang, diperhatikan terus menerus yang disertai dengan rasa senang. Minat besar pengaruhnya terhadap belajar, karena jka bahan pelajaran yang diberikan tidak sesuai dengan minat siswa, maka siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya Karena tidak ada daya tarik baginya. 6 5 Muhammad Rohman Dan Sofan Amri, Strategi & Desain Pengembngan Sistem Pembelajaran, (Jakarta: Prestasi Pustakaraya, 2013), 1. 6 Slameto, Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Memperngaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 1991), 54. 3

Ada berbagai strategi pembelajaran yang ditawarkan sebagai suatu konsep atau pendekatan yang dapat digunakan di dalam proses belajar mengajar (PBM) salah satu strategi pembelajaran tersebut yakni dengan pendekatan kontekstual pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning). Pembelajaran berbasis masalah adalah suatu pendekatan pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi siswa untuk belajar tentang cara berfikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah, serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensial dari materi pelajaran. 7 Menurut Madjid, menguatkan bahwa Problem Based Learning merupakan cara yang baik dengan memberikan pengertian dengan menstimulus siswa untuk memperhatikan, menelaah dan berpikir tentang suatu masalah untuk selanjutnya memecahkan masalah. Problem Based Learning ini bukan hanya sekedar model ataupun metode mengajar, melainkan juga menerapkan metode berpikir karena diawali dengan pencarian data, menganalisa kemudian menarik kesimpulan. Model ini akan sangat membantu peserta didik untuk memecahkan masalah-masalah utamanya diseputar kehidupan remaja. 8 Berdasarkan pengertian diatas maka Problem Based Learning adalah salah satu model yang berpusat pada peserta didik dengan cara menghadapkan para peserta didik tersebut dengan berbagai masalah yang dihadapi dalam 7 Kunandar, Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Dan Pesipan Menghadapi Sertifikasi Guru, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. 2007), 332. 8 Abdul Madjid, Perencanaan Pembelajaran, Mengembangkan Stándar Kompetensi Guru, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007), 142. 4

kehidupannya. Melalui Problem Based Learning ini seorang siswa akan memiliki keterampilan dalam memecahkan masalah yang selanjutnya dapat ia terapkan pada ini sat menghadapi masalah yang sesungguhnya di masyarakat. Model harus berorientasi pada peserta didik, berorientasi pada tujuan, terfokus pada pengembangan dan peningkatan kinerja, hasil belajar dapat diukur dengan cara yang valid dan terpercaya. Selain itu model mengandung hal-hal yang empiris, berulang, dapat dikoreksi sendiri, dan merupakan usaha yang dilakukan secara bersama. 9 Pembelajaran merupakan proses ilmiah. Karena itu proses pembelajaran pada kurikulum 2013 untuk jenjang SMP dan SMA atau yang sederajat dilaksanakan menggunakan pendekatan ilmiah. Sebagaimana Permendikbud No. 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah mengisyaratkan tentang perlunya proses pembelajaran yang dipandu dengan kaidah-kaidah pendekatan saintifik/ ilmiah. Pendekatan ilmiah diyakini sebagai titian emas perkembangan dan pengembangan sikap, keterampilan, dan pengetahuan peserta didik. Pembelajaran berbasis pendekatan ilmiah itu lebih efektif hasilnya dibandingkan dengan pembelajaran tradisional. 10 Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk mengkaji lebih dalam tentang penerapan model Problem Based Learning untuk meningkatkan pemahaman siswa pada Mata pelajaran Pendidikan 9 Muhammad Yaumi, Prinsip-prinsip Desain Pembelajaran, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2012 ) 12. 10 Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan, Pendekatan-Pendekatan Ilmiah Dalam Pembelajaran Dalam Diklat Guru Dalam Rangka Implementasi Kurikulum 2013; Konsep Pendekatan Scientific, (Bandung, 2013), 1-3. 5

Agama Islam. Penulis memilih SMK Negeri 6 Surabaya sebagai objek penelitian dikarenakan SMK Negeri 6 Surabaya merupakan salah satu dari enam SMK disuraba yang ditunjuk oleh Kemendikbud menggunakan Kurikulum 2013, sehingga dalam pembelajarannya pun sudah disesuaikan dengan kurikulum 2013. Hal ini sebagaimana dijelaskan oleh Bapak Munir selaku guru PAI SMK Negeri 6 Surabaya. 11 Proses pembelajaran di SMK Negeri 6 Surabaya dan guru PAI khususnya telah menerapkan pendekatan saintifik dikarena sudah mempersiapkan dengan perubahan kurikulum yang telah dicanangkan oleh pemerintah. Tujuan digunakannya pendekatan saintifik dalam pembelajaran PAI yaitu, supaya pembelajaran lebih menarik, peserta didik lebih aktif, wawasan peserta didik semakin luas, interaksi guru dan peserta didik terjalin, dapat memecahkan masalah-masalah yang ada di lingkungan sekitar, serta materi yang disampaikan guru dapat tersimpan lama dalam memori peserta didik. 12 Namun dalam hal ini SMK Negeri 6 Surabaya baru menggunakan pendekatan saintifik saja, belum mengkolaborasikan dengan model dalam pendekatan saintifik lainnya. Maka peneliti akan menawarkan pembelajaran PAI dengan menggunakan pendekatan saintifik model Problem Based Learning agar pembelajaran menggunkan pendekatan saintifik lebih menarik minat peserta didik, dan menjadikan mereka lebih aktif dalam pembelajaran 11 Hasil wawancara dengan Bapak Misbahul Munir, Guru PAI SMKN 6 Surabaya, pada tanggal 18 november 2014, pukul 13.00 Wib di Ruang Guru. 12 Hasil wawancara dengan Bapak Tjahyo Selaku Waka kurikulum SMK Negeri 6 Surabaya, Tanggal 18 November 2014 pukul 09.00 wib. 6

PAI. Hal inilah yang menjadikan alasan penulis untuk melakukan penelitian dengan judul : Model Problem Based Learning Dengan Pendekatan Saintifik Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa (Studi Pengembangan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 6 Surabaya) B. Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah yang telah disebutkan di atas, maka masalah daam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Bagaimana penerapan model problem based learning dengan pendekatan saintifik dalam pembelajaran PAI di SMK Negeri 6 surabaya? 2. Bagaimana hasil penerapan model problem based learning dengan pendekatan saintifik dalam pembelajaran PAI di SMK Negeri 6 surabaya? 3. Apa kendala - kendala dalam penerapan model problem based learning dengan pendekatan saintifik dalam pembelajaran PAI di SMK Negeri 6 surabaya? C. Tujuan Peneltitan Berdasarkan rumusan masalah yang telah disebutkan di atas, maka tujuan dalam penelitian ini adalah: 1. untuk menegetahui penerapan model Problem Based Learning dengan pendekatan saintifik pembelajaran PAI di SMK Negeri 6 Surabaya. 2. Untuk mengetahui hasil penerapan model Problem Based Learning dengan Pendekatan Saintifik dalam pembelajaran di SMK Negeri 6 Surabaya. 7

3. Untuk mengetahui kendala - kendala dalam penerapan model problem based learning dengan pendekatan saintifik dalam pembelajaran PAI di SMK Negeri 6 surabaya. D. Manfaat Penelitian Penelitian tindakan kelas ini diharapkan mempunyai manfaat bagi peneliti, dan guru-guru disekolah serta perkembangan pendidikan Agama Islam pada umumnya, manfaat tersebut digolongkan menjadi dua jenis, yakni manfaat secara teoritis dan manfat secara praktis, lebih jelasnya dipaparkan secara terpisah sebagai berikut. 1. Manfaat Teoritis Secara teoritis, hasil penelitian tindakan kelas (PTK) ini diharapkan dapat digunakan oleh guru lainnya sebagai masukan untuk melakukan penelitian lebih lanjut, dan untuk memodifikasi model model problem based learning sendiri agar menjadi lebih sempurna dalam pembelajara pendidikan Agama Islam. 2. Manfaat praktis. Manfaat praktis penelitian ini adalah manfaat yang secara langsung dapat dirasakan dalam praktif kegiatan pembelajaran, yaitu; a. Bagi kepala sekolah; sebagai hasil evaluasi kompetensi guru dalam usaha memperbaiki proses pembelajaran untuk meningkatkan mutu hasil belajar peserta didik. 8

b. Bagi guru; untuk meningkatkan profesionalisme guru dalam menumbuh kembangkan budaya menulis dan meneliti dikalangan pendidik. c. Bagi peserta didik; menjadi motivasi dan perbaikan dalam pembelajaran materi beriman kepada malaikat untuk mencapai hasil belajar yang optimal. E. Ruang Lingkup Dan Batasan Istilah Dari pembahasan latar belakang di atas,: Ruang lingkup pada penelitian ini adalah: 1. Penelitian dilaksanakan di SMK Negeri 6 Surabaya, di Kelas XI JB 5. 2. Pembelajaran PAI kompetensi Aqidah Akhlak Semester Genap dengan standar kompetensi I Menghindari Perilaku Tercela kompetensi dasar 1) menjelaskan pengertian dosa besar; 2) menyebutkan contoh perbuatan dosabesar; 3) menghindari perbuatan dosa besar dalam kehidupan seharihari. dan standar kompetensi II Meningkatkan Keimanan Pada Kitabkitab Allah kompetensi dasar 1) menampilkan perilaku yang mencerminkan keimanan terhadap kitab-kitab Allah; 2) menerapkan hikmah beriman kepada kitab-kitab Allah. 3. Penelitian ini dilaksanakan dalam 3 siklus 3 pertemuan dan sebelum melaksanakan siklus 1, 2 dan 3 dilaksanakan pre test sebagai pembanding antara metode yang digunakan guru pelajaran dengan model problem based learning menggunakan pendekatan saintifik. 9

Sedangkan batasan istilah dalam penelitian ini adalah: 1. Model Problem based Learning adalah metode instruksional yang menantang siswa agar belajar untuk belajar, bekerja sama dalam kelompok untuk mencari solusi bagi masalah yang nyata; 2. Pendekatan saintifik adalah strategi pembelajaran yang menyatakan bahwa siswa harus menemukan sendiri dan mentransformasikan informasi kompleks yang dia dapatkan kemudian di konstruksikan secara aktif; 3. Pembelajaran PAI Aspek Aqidah Akhlak adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati dan mengimani Allah SWT dan merealisasikannya dalam perilaku akhlak mulia dalam kehidupan sehari-hari berdasarkan Qur an dan Hadits melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan, serta penggunaan pengalaman. F. Sistematika Pembahasan Dalam penyusunan sistematika pembahasan penulisan skripsi ini, terdiri dari lima bab yang terdiri dari; pendahuluan, landasan teori, metode penelitian, paparan hasil penelitian, dan penutup Dalam Bab pendahuluan ini di jelaskan bagaimana Latar Belakang Masalah penelitian, Kemudian dari latar belakang masalah tersebut dapat dirumuskan masalah, Tujuan dari penelitian action (tindakan) dengan menggunakan model problem based learning sebagai salah satu cara untuk 10

memecahkan masalah tersebut, Manfaat Penelitian secara teoretis dan praktis, Pembatasan Pembahasan dan Dalam bab Landasan Teori telah dibahas mengenai kajian teori yang berhubungan dengan selanjutnya pengertian tentang model problem based learning, manfaat, keunggulan dan langkah-langkah model problem based learning serta pendekatan Saintifik, selanjutnya pembelajaran Aqidah Akhlak,. Sajian Metode Penelitian ini Membahas mengenai waktu dan tempat penelitian, subjek penelitian, serta membicarakan tata kerja dan cara pemecahannya secara sistematis yang ditempuh seorang peneliti.. Pada bab Paparan Data dan analisis hasil penelitian diuraikan menngenai Tinjauan Latar Belakang Obyek Penelitian yakni di SMK Negeri 6 Surabaya secara khusus adalah di kelas XI JB 5. Serta Penyajian, Analisis Data dan temuan hasil penelitian, Serta menjelaskan analisis temuan penelitian dengan memperhatikan kajian teori yang meliputi: bagaimana penerapan prolem based learning, penerapan dan kendala kendala. Sebagai penutup adalah Kesimpulan, Implikasi Teoritik, dan Saran, Sebagai bab terakhir, dalam bab ini diuraikan kesimpulan dari hasil penelitian secara keseluruhan yang telah dilakukan peneliti serta Implikasi dai hasil penelitian ini. Selain itu berisi saran-saran yang berhubungan dengan pembahasan penelitian. 11