RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR. TAHUN 2010 TENTANG FORUM LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

dokumen-dokumen yang mirip
RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR. TAHUN 2010 TENTANG FORUM LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2011 TENTANG FORUM LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 124 TAHUN 2016 WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 124 TAHUN 2016

SALINAN PERATURANPEMERINTAHTENTANG FORUM LALU LINTAS DANANGKUTANJALAN. BAB I KETENTUANUMUM

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 22 TAHUN 2016

BUPATI TULUNGAGUNG PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR TAHUN 2014 TENTANG FORUM LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 125 TAHUN 2012 TENTANG KOORDINASI PENATAAN DAN PEMBERDAYAAN PEDAGANG KAKI LIMA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2005 TENTANG TIM KOORDINASI PENANGGULANGAN KEMISKINAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 125 TAHUN 2012 TENTANG KOORDINASI PENATAAN DAN PEMBERDAYAAN PEDAGANG KAKI LIMA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2005 TENTANG TIM KOORDINASI PENANGGULANGAN KEMISKINAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 64 TAHUN 2014 TENTANG KOORDINASI STRATEGIS LINTAS SEKTOR PENYELENGGARAAN KEPARIWISATAAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KAWASAN PERKOTAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KAWASAN PERKOTAAN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2010 TENTANG DEWAN NASIONAL DAN DEWAN KAWASAN KAWASAN EKONOMI KHUSUS

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2010 TENTANG DEWAN NASIONAL DAN DEWAN KAWASAN KAWASAN EKONOMI KHUSUS

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2014 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KOMISI PENGAWAS HAJI INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENETAPAN KAWASAN KHUSUS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 59 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI, TATA KERJA, DAN SEKRETARIAT KOMITE KEBIJAKAN INDUSTRI PERTAHANAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 85 TAHUN 2011 TENTANG TIM KOORDINASI MISI PEMELIHARAAN PERDAMAIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA UTARA DINAS PENATAAN RUANG DAN PERMUKIMAN Jl. Willem Iskandar No. 9 Telepon : (061) M E D A N

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2009 TENTANG KOORDINASI PENANGGULANGAN KEMISKINAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 154 TAHUN 2014 TENTANG KELEMBAGAAN PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN, DAN KEHUTANAN

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2014 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KOMISI PENGAWAS HAJI INDONESIA

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 34 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN TIM KOORDINASI PENANGGULANGAN KEMISKINAN PROVINSI DAN KABUPATEN/KOTA

WALIKOTA PROBOLINGGO

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

NOMOR TENTANG. Pemerintah. Provinsi, P dan 3839); Negara. 4. Peraturan. Negara. Lembarann Negara Nomor. 6. Peraturan

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 42 TAHUN 2010 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

2017, No (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234); MEMUTUSKAN: Menetapka

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2010 TENTANG KOMITE KEBIJAKAN INDUSTRI PERTAHANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN TENTANG SATUAN POLISI PAMONG PRAJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2009 TENTANG KOORDINASI PENANGGULANGAN KEMISKINAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 83 TAHUN 2005 TENTANG BADAN KOORDINASI NASIONAL PENANGANAN BENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 50 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN KOORDINASI PENATAAN RUANG DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2017 TENTANG DEWAN SUMBER DAYA AIR NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 83 TAHUN 2005 TENTANG BADAN KOORDINASI NASIONAL PENANGANAN BENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2018 TENTANG KECAMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2017, No BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Sistem Peradilan Pidana Anak adalah keseluruhan pr

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 154 TAHUN 2014 TENTANG KELEMBAGAAN PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN, DAN KEHUTANAN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 83 TAHUN 2005 TENTANG BADAN KOORDINASI NASIONAL PENANGANAN BENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2017, No MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PRESIDEN TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PRESIDEN NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG BADAN NASIONAL PENGEL

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 81 TAHUN 2005 TENTANG BADAN KOORDINASI KEAMANAN LAUT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 91 TAHUN 2015 TENTANG DEWAN PERTIMBANGAN OTONOMI DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 103 TAHUN 2014 TENTANG

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2011 TENTANG PENGENDALIAN ZOONOSIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2007 TENTANG DEWAN KELAUTAN INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2011, No Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan P

WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN BADAN KOORDINASI PENATAAN RUANG DAERAH KOTA TEGAL

2012, No Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 67, Tambahan Lembaran

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2010 TENTANG BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

- 1- DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka menyerasikan dan mensinergikan

G U B E R N U R SUMATERA BARAT

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2017 TENTANG TIM PENGENDALIAN INFLASI NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2013 TENTANG KOORDINASI PEMULANGAN TENAGA KERJA INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2008 TENTANG KECAMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2012 TENTANG GUGUS TUGAS PENCEGAHAN DAN PENANGANAN PORNOGRAFI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 101 TAHUN 2012 TENTANG PENERIMA BANTUAN IURAN JAMINAN KESEHATAN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69 TAHUN 2008 TENTANG GUGUS TUGAS PENCEGAHAN DAN PENANGANAN TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANG

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2000 TENTANG BADAN PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2006 TENTANG TIM KOORDINASI PERCEPATAN PEMBANGUNAN RUMAH SUSUN DI KAWASAN PERKOTAAN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2010 TENTANG BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN MUKOMUKO

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 133/PMK.01/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT KOMITE PENGAWAS PERPAJAKAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2011 TENTANG PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN DAN KEPELOPORAN PEMUDA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENETAPAN KAWASAN KHUSUS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN LEMBAGA PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYELENGGARAAN RAPAT PADA LEMBAGA PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN

PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KOMITE KEBIJAKAN INDUSTRI PERTAHANAN

2011, No Sebagai Ibukota Negara Kesatuan Republik Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 93, Tambahan Lembaran Negara Re

NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG KEBIJAKAN PENETAPAN UPAH MINIMUM PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2010 TENTANG BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN TERORISME DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA SURABAYA KEPUTUSAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR / 473 / /2010 TENTANG BADAN KOORDINASI PENATAAN RUANG DAERAH KOTA SURABAYA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG SATUAN POLISI PAMONG PRAJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Transkripsi:

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR. TAHUN 2010 TENTANG FORUM LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan Pasal 13 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, perlu menetapkan Peraturan Pemerintah tentang Forum Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 96 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5025). MEMUTUSKAN Menetapkan: PERATURAN PEMERINTAH TENTANG FORUM LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Forum Lalu Lintas dan Angkutan Jalan adalah wadah yang dibentuk di tingkat pemerintah pusat, daerah provinsi, dan daerah kabupaten/kota untuk mengkoordinasikan dan memadukan pandangan dan kepentingan

di antara lembaga Pembina Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, Penyelenggara Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, akademisi, serta masyarakat. 2. Akademisi adalah kelompok masyarakat yang mempunyai keahlian di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi yang diperoleh secara formal melalui jenjang pendidikan yang terkait dengan bidang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. 3. Masyarakat pemerhati adalah orang-perorangan yang menaruh minat dan/atau melakukan kajian dibidang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. 4. Lembaga Swadaya Masyarakat adalah organisasi non pemerintah berbadan hukum yang melakukan kegiatan pemberdayaan masyarakat dibidang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. 5. Masalah/permasalahan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan adalah kondisi Lalu Lintas dan Angkutan Jalan baik bersifat aktual maupun potensial, yang tidak diinginkan sebagai akibat penyelenggaraan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan yang penyelesaiannya memerlukan koordinasi antar instansi. 6. Koordinasi adalah kegiatan memadukan, mengintegrasikan, menyerasikan dan menyelaraskan pandangan dan program penyelesaian permasalahan penyelenggaraan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. 7. Rekomendasi adalah hasil kesepakatan berupa saran dan/atau masukan untuk menyelesaikan masalah/permasalahan penyelenggaraan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. 8. kawasan aglomerasi perkotaan adalah kawasan perkotaan yang terdiri atas sebuah kawasan perkotaan yang berdiri sendiri atau kawasan perkotaan inti dengan kawasan perkotaan di sekitarnya yang saling memiliki keterkaitan fungsional yang dihubungkan dengan sistem jaringan prasarana wilayah yang terintegrasi dan membentuk sebuah sistem. 9. Satuan Kerja Perangkat Daerah adalah instansi pemerintah daerah yang merupakan bagian dari pemerintah daerah yang bertanggung jawab atas bidang tugas yang diemban. BAB II TUJUAN Pasal 2 Forum Lalu Lintas dan Angkutan Jalan bertujuan: a. sebagai wadah koordinasi untuk menyinergikan tugas pokok dan fungsi setiap instansi penyelenggara Lalu Lintas dan Angkutan Jalan secara antar instansi; dan

b. mengintensifkan dan mengefektifkan penyelenggaraan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. BAB III KEDUDUKAN, FUNGSI, TUGAS, KEANGGOTAAN, DAN SEKRETARIAT FORUM LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN Bagian Kesatu Umum Pasal 3 (1) Forum Lalu Lintas dan Angkutan Jalan merupakan badan ad hoc untuk mengkoordinasikan dan menyinergikan tugas pokok dan fungsi antar instansi penyelenggara Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Perlu penjelasan: Antar instansi bersifat lintas kelembagaan (2) Forum Lalu Lintas dan Angkutan Jalan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas: a. Forum Lalu Lintas dan Angkutan Jalan tingkat Nasional; b. Forum Lalu Lintas dan Angkutan Jalan tingkat Provinsi; dan c. Forum Lalu Lintas dan Angkutan Jalan tingkat Kabupaten/Kota. (3) Pada Forum Lalu Lintas dan Angkutan Jalan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a dan huruf b dapat dibentuk Forum Lalu Lintas dan Angkutan Jalan kawasan aglomerasi perkotaan. Pasal 4 (1) Forum Lalu Lintas dan Angkutan Jalan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 mempunyai tugas melakukan koordinasi antar instansi penyelenggara yang memerlukan keterpaduan dalam merencanakan dan menyelesaikan masalah/permasalahan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Perlu penjelasan: Antar instansi bersifat lintas kelembagaan

(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Forum Lalu Lintas dan Angkutan Jalan melakukan: Catt: a. analisis jangka panjang, jangka menengah, dan jangka pendek masalah/permasalahan penyelenggaraan, Lalu Lintas dan Angkutan Jalan; b. memberikan masukan dan saran dalam rangka menentukan sasaran dan arah kebijakan pengembangan sistem Lalu Lintas dan Angkutan Jalan; c. merencanakan penyelesaian masalah/permasalahan penyelenggaraan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan; d. memberikan masukan mengenai penyelesaian masalah/permasalahan penyelenggaraan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan; e. memberikan masukan terhadap perumusan dan/atau pelaksanaan kebijakan diluar bidang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan yang mempunyai dampak langsung terhadap penyelenggaraan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan; f. mengkoordinasikan tindak lanjut rekomendasi yang dilaksanakan oleh setiap Penyelenggara Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Perlu penjelasan yang termasuk masalah/permasalahan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan adalah masalah/permasalahan yang bersifat antar instansi dan masalah/permasalahan kebijakan yang tidak bisa diputuskan masingmasing instansi yang telah disusun oleh masing-masing Pembina Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Pasal 5 Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4, Forum Lalu Lintas dan Angkutan Jalan menyelenggarakan fungsi: a. koordinasi, sinergi, sinkronisasi, dan harmonisasi dalam rangka melakukan identifikasi dan analisis masalah/permasalahan, penentuan alternatif dan rekomendasi penyelesaian masalah/permasalahan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan antar instansi; dan Perlu penjelasan Sinkronisasi Sinergi harmonisasi

b. pemantauan dan evaluasi pelaksanaan rekomendasi sebagaimana dimaksud huruf a yang dilaksanakan oleh setiap Penyelenggara Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Perlu penjelasan Pemantauan dan evaluasi Bagian Kedua Forum Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Tingkat Nasional Pasal 6 (1) Forum Lalu Lintas dan Angkutan Jalan tingkat nasional mempunyai tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 untuk masalah/permasalahanan penyelenggaraan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan tingkat nasional. (2) Keanggotaan Forum Lalu Lintas dan Angkutan Jalan tingkat Nasional terdiri dari: a. unsur pembina Lalu Lintas dan Angkutan Jalan tingkat pusat; b. unsur penyelenggara; c. unsur akademisi; d. unsur masyarakat. (3) Unsur Pembina Lalu Lintas dan Angkutan Jalan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a terdiri dari: a. Menteri Negara yang bertanggung jawab di bidang Sarana dan Prasarana Lalu Lintas dan Angkutan Jalan atau pejabat yang ditunjuk; b. Menteri Negara yang bertanggung jawab di bidang Jalan atau pejabat yang ditunjuk; c. Menteri Negara yang bertanggung jawab di bidang industri atau pejabat yang ditunjuk; d. Menteri Negara yang bertanggung jawab di bidang pengembangan teknologi atau pejabat yang ditunjuk; dan e. Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia atau pejabat yang ditunjuk. (4) Unsur penyelenggara Lalu Lintas dan Angkutan Jalan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b terdiri dari: a. Penyelenggara dari unsur Pemerintah yang meliputi:

1) Menteri Negara yang bertanggung jawab di bidang Sarana dan Prasarana Lalu Lintas dan Angkutan Jalan atau pejabat yang ditunjuk; 2) Menteri Negara yang bertanggung jawab di bidang Jalan atau pejabat yang ditunjuk; 3) Menteri Negara yang bertanggung jawab di bidang industri atau pejabat yang ditunjuk; 4) Menteri Negara yang bertanggung jawab di bidang pengembangan teknologi atau pejabat yang ditunjuk; dan 5) Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia atau pejabat yang ditunjuk. b. Badan Usaha Milik Negara bidang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan; dan c. Asosiasi perusahaan angkutan umum. (5) Unsur akademisi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c terdiri dari: a. Perwakilan perguruan tinggi; dan b. Ahli di bidang tertentu yang diperlukan dalam penyelesaian Masalah/permasalahan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Penjelasan: Perwakilan perguruan tinggi dan Ahli bidang tertentu dipilih dan ditunjuk oleh Pembina Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. (6) Unsur masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d terdiri dari: a. Lembaga swadaya masyarakat tertentu yang terkait dengan lalu lintas dan angkutan jalan; dan b. Masyarakat pemerhati lalu lintas dan angkutan jalan dengan persyaratan tertentu. Pasal 7 Keanggotaan Forum Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Kawasan aglomerasi perkotaan nasional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (3) terdiri atas: a. Anggota Forum Lalu Lintas dan Angkutan Jalan tingkat nasional; b. Kepala Daerah terkait; c. Kepala Kepolisian terkait. Pasal 8

(1) Forum Lalu Lintas dan Angkutan Jalan tingkat nasional dipimpin oleh seorang Ketua Forum Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. (2) Ketua Forum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipilih atas dasar kesepakatan dari seluruh unsur Pembina Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. (3) Masa kerja jabatan Ketua Forum sebagaimana dimaksud pada ayat (2) selama 2 (dua) tahun dan dapat dipilih kembali. Pasal 9 Pembentukan dan penunjukan keanggotaan Forum Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Tingkat Nasional ditetapkan dengan Keputusan Presiden Pasal 10 (1) Untuk mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi Forum Lalu Lintas dan Angkutan Jalan dibentuk sekretariat Forum Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Tingkat Nasional. (2) Sekretariat Forum Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Tingkat Nasional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berkedudukan di Kementerian Perhubungan. Pasal 11 (1) Sekretariat Forum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (1) dipimpin oleh seorang Sekretaris yang ditunjuk sesuai kesepakatan anggota Forum Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. (2) Anggota Sekretariat Forum Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Tingkat Nasional sebagaimana dimaksud pada ayat(1) terdiri dari: a. perwakilan dari Kementerian Negara yang bertanggung jawab di bidang Sarana dan Prasarana Lalu Lintas dan Angkutan Jalan; b. perwakilan dari Kementerian Negara yang bertanggung jawab di bidang Jalan; c. perwakilan dari Kementerian Negara yang bertanggung jawab di bidang industri; d. perwakilan dari Kementerian Negara yang bertanggung jawab di bidang pengembangan teknologi; dan e. perwakilan dari Kepolisian Negara Republik Indonesia. Pasal 12

(1) Sekretaris Forum Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Tingkat Nasional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (1) mempunyai tugas : a. mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi Forum Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Tingkat Nasional; b. menyelenggarakan administrasi kesekretariatan; c. melaksanakan pertemuan dan mengarsipkan hasil pertemuan Forum Lalu Lintas dan Angkutan Jalan tingkat Nasional; (2) Sekretaris Forum Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Tingkat Nasional sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) secara operasional bertanggung jawab kepada Ketua Forum Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Tingkat Nasional. Pasal 13 Segala biaya yang diperlukan terkait Sekretariat Forum Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Tingkat Nasional dibebankan kepada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. Pasal 14 Pembentukan dan penunjukan Sekretaris serta keanggotaan Sekretariat Forum lalu lintas dan angkutan Jalan Tingkat Nasional ditetapkan dengan Keputusan Ketua Forum Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Bagian Ketiga Forum Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Tingkat Provinsi Pasal 15 (1) Forum Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Tingkat Provinsi mempunyai tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 untuk permasalah/permasalahanan penyelenggaraan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Tingkat Provinsi. (2) Keanggotaan Forum Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Tingkat Provinsi dari unsur Pembina Lalu Lintas dan Angkutan Jalan terdiri atas: a. Gubernur Kepala Daerah Provinsi, dan b. Kepala Kepolisian Daerah. (3) Keanggotaan Forum Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Tingkat Provinsi dari unsur Penyelenggara Lalu Lintas dan Angkutan Jalan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1) terdiri atas: a. Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah yang bertanggung jawab di bidang sarana dan prasarana Lalu Lintas dan Angkutan Jalan;

b. Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah yang bertanggung jawab di bidang jalan; c. Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah yang bertanggung jawab di bidang perindustrian; dan d. Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah yang bertanggung jawab di bidang penelitian dan pengembangan daerah; e. Direktur Lalu Lintas Kepolisian Daerah. f. Badan Usaha Milik Daerah bidang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan; g. Asosiasi perusahaan angkutan umum. (2) Unsur akademisi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c terdiri dari: a. Perwakilan perguruan tinggi;dan b. Ahli di bidang tertentu yang diperlukan dalam penyelesaian masalah/permasalahan Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan. Penjelasan: Perwakilan perguruan tinggi dan Ahli bidang tertentu dipilih dan ditunjuk oleh Pembina Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan. (3) Unsur masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d terdiri dari: a. Lembaga swadaya masyarakat tertentu yang terkait dengan Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan;dan b. Masyarakat Pemerhati Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan dengan persyaratan tertentu. Pasal 16 Keanggotaan Forum Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan Kawasan Aglomerasi Perkotaan Provinsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (3) terdiri atas: a. Anggota Forum Lalu Lintas dan Angkutan Jalan tingkat provinsi; b. Kepala Daerah Kabupaten/Kota terkait;dan c. Kepala Kepolisian Resort/Kota terkait. Pasal 17 (1) Forum Lalu Lintas dan Angkutan Jalan tingkat provinsi dipimpin oleh seorang Ketua Forum Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. (2) Ketua Forum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipilih atas dasar kesepakatan antar Pembina Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan.

Pasal 18 Pembentukan dan penunjukan keanggotaan Forum Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Tingkat Provinsi ditetapkan dengan Keputusan Gubernur Kepala Daerah Provinsi. Pasal 19 (1) Untuk mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi Forum Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan dibentuk sekretariat Forum Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Tingkat Provinsi. (2) Sekretariat Forum Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Tingkat Provinsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berkedudukan di Sekretariat Daerah. Pasal 20 (1) Sekretariat Forum Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan Tingkat Provinsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 secara operasional bertanggung jawab kepada Ketua Forum Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Tingkat Provinsi (2) Anggota Sekretariat Forum Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Tingkat Provinsi terdiri dari: a. perwakilan dari Satuan Kerja Perangkat Daerah yang bertanggung jawab di bidang sarana dan prasarana Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan; b. perwakilan dari Satuan Kerja Perangkat Daerah yang bertanggung jawab di bidang jalan; c. perwakilan dari Satuan Kerja Perangkat Daerah yang bertanggung jawab di bidang perindustrian; dan d. perwakilan dari Satuan Kerja Perangkat Daerah yang bertanggung jawab di bidang penelitian dan pengembangan daerah; e. perwakilan dari Kepolisian Daerah. Pasal 21 (1) Sekretaris Forum Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Tingkat Provinsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 mempunyai tugas : a. mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi Forum Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Tingkat Provinsi;

b. menyelenggarakan administrasi kesekretariatan; c. melaksanakan pertemuan dan mengarsipkan hasil pertemuan Forum Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Tingkat Provinsi (2) Sekretaris Forum Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Tingkat Provinsi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) secara operasional bertanggung jawab kepada Ketua Forum Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Tingkat Provinsi. Pasal 22 Segala biaya yang diperlukan terkait Sekretariat Forum Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Tingkat Provinsi dibebankan kepada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah. Pasal 23 Pembentukan dan penunjukan Sekretaris serta keanggotaan Sekretariat Forum Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Tingkat Provinsi ditetapkan dengan Keputusan Ketua Forum Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Tingkat Provinsi Bagian Keempat Forum Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Tingkat Kabupaten/Kota Pasal 24 (1) Forum Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Tingkat Kabupaten/Kota mempunyai tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 untuk permasalah/permasalahanan penyelenggaraan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Tingkat Kabupaten/Kota. (2) Keanggotaan Forum Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Tingkat Kabupaten/Kota dari unsur Pembina Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Kabupaten/Kota terdiri atas: a. Bupati/Walikota Kepala Daerah Kabupaten/Kota, dan b. Kepala Kepolisian Resort/Kota. (4) Keanggotaan Forum Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Tingkat Kabupaten/Kota dari unsur Penyelenggara Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Kabupaten/Kota sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1) terdiri atas: a. Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah yang bertanggung jawab di bidang sarana dan prasarana Lalu Lintas dan Angkutan Jalan;

b. Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah yang bertanggung jawab di bidang jalan; c. Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah yang bertanggung jawab di bidang perindustrian; d. Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah yang bertanggung jawab di bidang penelitian dan pengembangan daerah; e. Kepala Satuan Lalu Lintas Kepolisian Resort/Kota. f. Badan Usaha Milik Daerah bidang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan;dan g. Asosiasi perusahaan angkutan umum. (5) Unsur akademisi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c terdiri dari: a. Perwakilan perguruan tinggi;dan b. Ahli di bidang tertentu yang diperlukan dalam penyelesaian masalah/permasalahan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Penjelasan: Perwakilan perguruan tinggi dan Ahli bidang tertentu dipilih dan ditunjuk oleh Pembina Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (6) Unsur masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d terdiri dari: a. Lembaga swadaya masyarakat tertentu yang terkait dengan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan;dan b. Masyarakat Pemerhati Lalu Lintas dan Angkutan Jalan dengan persyaratan tertentu. Pasal 25 (1) Forum Lalu Lintas dan Angkutan Jalan tingkat Kabupaten/Kota dipimpin oleh seorang Ketua Forum Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. (2) Ketua Forum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipilih atas dasar kesepakatan antar Pembina Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Pasal 26 Pembentukan dan penunjukan keanggotaan Forum Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Tingkat Kabupaten/Kota ditetapkan dengan Keputusan Bupati/Walikota Kepala Daerah Kabupaten/Kota. Pasal 27

(1) Untuk mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi Forum Lalu Lintas dan Angkutan Jalan dibentuk sekretariat Forum Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Tingkat Kabupaten/Kota. (2) Sekretariat Forum Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan Tingkat Kabupaten/Kota sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berkedudukan di Sekretariat Daerah. Pasal 28 (1) Sekretariat Forum Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Tingkat Kabupaten/Kota sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 secara operasional bertanggung jawab kepada Ketua Forum Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Tingkat Kabupaten/Kota. (2) Anggota Sekretariat Forum Lalu Lintas dan Angkutan Jalan tingkat Kabupaten/Kota terdiri dari: a. perwakilan dari Satuan Kerja Perangkat Daerah yang bertanggung jawab di bidang sarana dan prasarana Lalu Lintas dan Angkutan Jalan; b. perwakilan dari Satuan Kerja Perangkat Daerah yang bertanggung jawab di bidang jalan; c. perwakilan dari Satuan Kerja Perangkat Daerah yang bertanggung jawab di bidang perindustrian; dan d. perwakilan dari Satuan Kerja Perangkat Daerah yang bertanggung jawab di bidang penelitian dan pengembangan daerah; e. perwakilan dari Kepolisian Resort/Kota. Pasal 29 (1) Sekretaris Forum Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Tingkat Kabupaten/Kota sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 mempunyai tugas : a. mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi Forum Lalu Lintas dan Angkutan Jalan tingkat Kabupaten/Kota; b. menyelenggarakan administrasi kesekretariatan; c. melaksanakan pertemuan dan mengarsipkan hasil pertemuan Forum Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Tingkat Kabupaten/Kota; (2) Sekretaris Forum Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Tingkat Kabupaten/Kota sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) secara operasional bertanggung jawab kepada Ketua Forum Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Tingkat Kabupaten/Kota.

Pasal 30 Segala biaya yang diperlukan terkait Sekretariat Forum Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Tingkat Kabupaten/Kota dibebankan kepada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah. Pasal 31 Pembentukan dan penunjukan Sekretaris serta keanggotaan Sekretariat Forum Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Tingkat Kabupaten/Kota ditetapkan dengan Keputusan Ketua Forum Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Tingkat Kabupaten/Kota BAB IV MEKANISME KERJA Bagian Kesatu Jenis Pertemuan Pasal 32 (1) Forum Lalu Lintas dan Angkutan Jalan menyelenggarakan pertemuan secara rutin dan insidental. (2) Pertemuan secara rutin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam waktu 3 (tiga) bulan. (3) Pertemuan secara insidental sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan atas usulan 1 (satu) atau lebih anggota dari unsur Pembina dan/atau Penyelenggara Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. (4) Dalam hal pertemuan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diusulkan oleh Penyelenggara Lalu Lintas dan Angkutan Jalan selain Pemerintah, usulan disampaikan kepada Pembina Lalu Lintas dan Angkutan Jalan sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya. Bagian Kedua Pengusulan dan Agenda Pertemuan Pasal 33 (1) Usul pertemuan disampaikan oleh satu atau lebih anggota dari unsur Pembina dan/atau Penyelenggara Lalu Lintas dan Angkutan Jalan kepada Sekretariat Forum Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.

(2) Berdasarkan usulan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), sekretariat forum Lalu Lintas dan Angkutan Jalan segera menyusun agenda pertemuan rutin maupun pertemuan insidental sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32. (3) Agenda pertemuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dimintakan persetujuan kepada Ketua Forum Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. (4) Agenda pertemuan yang telah disetujui oleh Ketua Forum Lalu Lintas dan Angkutan Jalan disampaikan kepada anggota Forum Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan. Pasal 34 Sekretariat Forum Lalu Lintas dan Angkutan Jalan menyelenggarakan pertemuan berdasarkan agenda sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33 ayat (4). Bagian Ketiga Pelaksanaan Pertemuan Pasal 35 (1) Pertemuan dipimpin oleh Ketua Forum Lalu Lintas dan Angkutan Jalan dan dihadiri oleh anggota Forum Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. (2) Dalam pertemuan Forum Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, atas usul Penyelenggara Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, Sekretariat dapat mengundang instansi maupun para ahli di luar anggota forum. (3) Pertemuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilaksanakan apabila Forum Lalu Lintas dan Angkutan Jalan sekurang-kurangnya dihadiri oleh pengusul dan 3 (tiga) anggota Penyelenggara Lalu Lintas dan Angkutan Jalan dari unsur pemerintah. (4) Dalam hal pertemuan tidak memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (3), Sekretariat akan menjadualkan ulang selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari kerja. (5) Apabila ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) tidak terpenuhi meskipun telah dijadualkan ulang maka pengusul dapat berkoordinasi dengan instansi terkait. (6) Dalam hal keadaan perlu dan mendesak, pertemuan dapat dilaksanakan tanpa memenuhi kuorum sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dan pengusul wajib berkoordinasi dengan instansi terkait. Perlu penjelasan

Keadaan perlu dan mendesak adalah keadaan membahayakan keselamatan dan keamanan, misalnya: bencana alam dan bencana sosial berkaitan dengan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Pasal 36 (1) Dalam pelaksanaan pertemuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35 Setiap anggota Forum Lalu Lintas dan Angkutan Jalan mempunyai hak dan kewajiban yang sama. (2) Setiap anggota sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berhak mengemukakan pendapat dan wajib mematuhi tata tertib yang berlaku. (3) Pertemuan dilaksanakan secara musyawarah untuk mencapai mufakat diantara para peserta. (4) Apabila dalam pertemuan tidak tercapai mufakat dan terjadi perbedaan pendapat diantara para peserta maka persoalan akan dikembalikan ke masing-masing pemangku kepentingan. Bagian Keempat Rekomendasi Hasil Pertemuan Pasal 37 (1) Selama pelaksanaan pertemuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35 dan Pasal 36, Sekretariat wajib menyusun rangkuman jalannya pertemuan dan rekomendasi hasil pertemuan. (2) Rekomendasi hasil pertemuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibacakan oleh pimpinan pertemuan. (3) Apabila seluruh anggota forum Lalu Lintas dan Angkutan Jalan peserta pertemuan menyepakati rekomendasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) maka dilakukan penandatanganan oleh seluruh anggota Forum Lalu Lintas dan Angkutan Jalan peserta pertemuan. (4) Rekomendasi hasil pertemuan yang telah disepakati dan ditanda tangani oleh seluruh anggota Forum Lalu Lintas dan Angkutan Jalan peserta pertemuan disampaikan kepada masing-masing instansi penyelenggara Lalu Lintas dan Angkutan Jalan untuk ditindaklanjuti. Bagian Kelima Pemantauan Pelaksanaan Rekomendasi Pasal 38

(1) Hasil tindak lanjut rekomendasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 37 ayat (4) harus dilaporkan kepada Forum Lalu Lintas dan Angkutan Jalan melalui sekretariat selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan sekali atau sesuai dengan kebutuhan. (2) Terhadap laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), sekretariat forum Lalu Lintas dan Angkutan Jalan melakukan inventarisasi dan kajian. (3) Hasil inventarisasi dan kajian sebagaimana dimaksud pada ayat (2) disampaikan kepada Forum Lalu Lintas dan Angkutan Jalan untuk dilakukan evaluasi BAB V HUBUNGAN TATA KERJA ANTARFORUM Pasal 39 (1) Hubungan Tata kerja antarforum meliputi : a. hubungan tata kerja antara Forum Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Tingkat Nasional dengan Forum Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Tingkat Provinsi; b. hubungan tata kerja antara Forum Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Tingkat Provinsi dengan Forum Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Tingkat Kabupaten/Kota. (2) hubungan tata kerja antara Forum Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Tingkat Nasional dengan Forum Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Tingkat Provinsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a berupa: a. hasil rekomendasi Forum Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Tingkat Nasional disampaikan ke Forum Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Tingkat Provinsi; b. hasil rekomendasi Forum Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Tingkat Provinsi disampaikan ke Forum Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Tingkat Nasional. (3) hubungan tata kerja antara Forum Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Tingkat Provinsi dengan Forum Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Tingkat Kabupaten/Kota sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b berupa: a. hasil rekomendasi Forum Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Tingkat Provinsi disampaikan ke Forum Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Tingkat Kabupaten/Kota; b. hasil rekomendasi Forum Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Tingkat Kabupaten/Kota disampaikan ke Forum Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Tingkat Provinsi.

BAB VI KETENTUAN PERALIHAN Pasal 40 Pada saat Peraturan Pemerintah mulai berlaku, Forum Lalu Lintas dan Angkutan Jalan yang telah ada dalam jangka waktu paling lama 1 (satu) tahun wajib disesuaikan dengan Peraturan Pemerintah ini BAB VII PENUTUP Pasal 41 Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Pemerintah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA H. SUSILO BAMBANG YUDHOYONO Diundangkan di Jakarta pada tanggal MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA PATRIALIS AKBAR LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2010 NOMOR

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR.TAHUN TENTANG FORUM LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN I. UMUM Penyelenggaraan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan bersifat lintas sektor dan harus dilaksanakan secara terkoordinasi oleh para pembina beserta para pemangku kepentingan (stakeholders) lainnya. Guna mengatasi permasalah/permasalahanan yang sangat kompleks, dibentuk forum Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Forum Lalu Lintas dan Angkutan Jalan tersebut merupakan badan ad hoc yang berfungsi sebagai wahana untuk menyinergiskan tugas pokok dan fungsi setiap instansi penyelenggara Lalu Lintas dan Angkutan Jalan dalam rangka menganalisis permasalah/permasalahanan, menjembatani, menemukan solusi, serta meningkatkan kualitas pelayanan, dan bukan sebagai aparat penegak hukum. Forum Lalu Lintas dan Angkutan Jalan tersebut mempunyai tugas melakukan koordinasi antarinstansi penyelenggara yang memerlukan keterpaduan dalam merencanakan dan menyelesaikan masalah/permasalahan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, sedangkan

keanggotaan forum tersebut terdiri atas unsur pembina, penyelenggara, akademisi, dan masyarakat. Kedudukan Mekanisme kerja Tata II. PASAL DEMI PASAL Pasal 1. Pasal 2. Pasal 3 Antar instansi bersifat lintas kelembagaan. Ayat (3). Pasal 4 Antar instansi bersifat lintas kelembagaan yang termasuk permasalah/permasalahanan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan adalah permasalah/permasalahanan yang bersifat

antar instansi dan permasalah/permasalahanan kebijakan yang tidak bisa diputuskan masing-masing instansi yang telah disusun oleh masing-masing Pembina Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Pasal 5 Pasal 6. Ayat (3). Ayat (4) Ayat (5) Perwakilan perguruan tinggi dan ahli bidang tertentu dipilih dan ditunjuk oleh Pembina Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Ayat (6). Pasal 7 Pasal 8. Pasal 9. Pasal 10.

Pasal 11. Pasal 12. Pasal 13 Pasal 14 Pasal 15. Ayat (3). Ayat (4) Perwakilan perguruan tinggi dan Ahli bidang tertentu dipilih dan ditunjuk oleh Pembina Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan. Ayat (5). Pasal 16 Pasal 17

. Pasal 18 Pasal 19. Pasal 20. Pasal 21. Pasal 22 Pasal 23. Pasal 24. Ayat (3) Ayat (4)

Perwakilan perguruan tinggi dan Ahli bidang tertentu dipilih dan ditunjuk oleh Pembina Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Ayat (5) Pasal 25. Pasal 26 Pasal 27. Pasal 28. Pasal 29. Pasal 30 Pasal 31. Pasal 32

. Ayat (3) Ayat (4). Pasal 33. Ayat (3) Ayat (4). Pasal 34 Pasal 35. Ayat (3) Ayat (4). Ayat (5) Ayat (6)

Keadaan perlu dan mendesak adalah keadaan membahayakan keselamatan dan keamanan, misalnya: bencana alam dan bencana sosial berkaitan dengan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Pasal 36. Ayat (3) Ayat (4). Pasal 37. Ayat (3) Ayat (4). Pasal 38. Ayat (3) Pasal 39.

Ayat (3) Pasal 40 Pasal 41 TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2010 NOMOR