SEMINAR TUGAS AKHIR KAJIAN PEMAKAIAN SAMPAH ORGANIK RUMAH TANGGA UNTUK MASYARAKAT BERPENGHASILAN RENDAH SEBAGAI BAHAN BAKU PEMBUATAN BIOGAS

dokumen-dokumen yang mirip
SCIENTIFIC CONFERENCE OF ENVIRONMENTAL TECHNOLOGY IX

PENGARUH RESIRKULASI LINDI TERHADAP LAJU DEGRADASI SAMPAH DI TPA KUPANG KECAMATAN JABON SIDOARJO

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pemanfaatan Limbah Cair Industri Tahu sebagai Energi Terbarukan. Limbah Cair Industri Tahu COD. Digester Anaerobik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Uji Pembentukan Biogas dari Sampah Pasar Dengan Penambahan Kotoran Ayam

Pengaruh Pengaturan ph dan Pengaturan Operasional Dalam Produksi Biogas dari Sampah

HASIL DAN PEMBAHASAN. ph 5,12 Total Volatile Solids (TVS) 0,425%

HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

POTENSI BIOGAS SAMPAH SISA MAKANAN DARI RUMAH MAKAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PERENCANAAN ANAEROBIC DIGESTER SKALA RUMAH TANGGA UNTUK MENGOLAH LIMBAH DOMESTIK DAN KOTORAN SAPI DALAM UPAYA MENDAPATKAN ENERGI ALTERNATIF

ANALISIS PERAN LIMBAH SAYURAN DAN LIMBAH CAIR TAHU PADA PRODUKSI BIOGAS BERBASIS KOTORAN SAPI

SNTMUT ISBN:

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada bulan Agustus hingga bulan Oktober 2014 dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Bel akang

LAPORAN PENELITIAN BIOGAS DARI CAMPURAN AMPAS TAHU DAN KOTORAN SAPI : EFEK KOMPOSISI

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada bulan Januari hingga Agustus 2015 dan bertempat di

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. suatu gas yang sebagian besar berupa metan (yang memiliki sifat mudah terbakar)

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara produsen minyak dunia. Meskipun

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

1. Limbah Cair Tahu. Bahan baku (input) Teknologi Energi Hasil/output. Kedelai 60 Kg Air 2700 Kg. Tahu 80 kg. manusia. Proses. Ampas tahu 70 kg Ternak

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PEMBUATAN BIOGAS dari LIMBAH PETERNAKAN

Chrisnanda Anggradiar NRP

III. METODE PENELITIAN

MAKALAH PENDAMPING : PARALEL A PENGEMBANGAN PROSES DEGRADASI SAMPAH ORGANIK UNTUK PRODUKSI BIOGAS DAN PUPUK

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat (UU RI No.18 Tentang Pengelolaan Sampah, 2008). Untuk

SNTMUT ISBN:

PENGARUH RESIRKULASI LINDI TERHADAP LAJU DEGRADASI SAMPAH DI TPA NGIPIK, GRESIK

BAB I PENDAHULUAN. sejauh mana tingkat industrialisasi telah dicapai oleh satu negara. Bagi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. bahan dasar campuran antara enceng gondok dan kotoran sapi serta air sebagai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Presentasi Tugas Akhir. Hubungan antara Hydraulic Retention Time (HRT) dan Solid Retention Time (SRT) pada Reaktor Anaerob dari Limbah sayuran.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

PEMANFAATAN LIMBAH SEKAM PADI DAN KOTORAN SAPI DALAM PEMBUATAN BIOGAS MENGGUNAKAN ALAT ANAEROBIC BIODIEGESTER

BAB I PENDAHULUAN. limbah organik dengan proses anaerobic digestion. Proses anaerobic digestion

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan permintaan energi yang disebabkan oleh pertumbuhan populasi

BAB II LANDASAN TEORI

I. PENDAHULUAN. Industri sawit merupakan salah satu agroindustri sangat potensial di Indonesia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Biogas adalah gas yang dihasilkan dari proses penguraian bahan-bahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. peternakan tidak akan jadi masalah jika jumlah yang dihasilkan sedikit. Bahaya

Bakteri Untuk Biogas ( Bag.2 ) Proses Biogas

Produksi gasbio menggunakan Limbah Sayuran

Pembuatan Biogas dari Sampah Sayur Kubis dan Kotoran Sapi Making Biogas from Waste Vegetable Cabbage and Cow Manure

PENGARUH EM4 (EFFECTIVE MICROORGANISME) TERHADAP PRODUKSI BIOGAS MENGGUNAKAN BAHAN BAKU KOTORAN SAPI

METODE PENELITIAN. Waktu pelaksanaan penelitian dilakukan pada bulan Juli-Desember 2012 bertempat di

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan energi merupakan persoalan yang terus berkembang di

PENGARUH PERBEDAAN STATER TERHADAP PRODUKSI BIOGAS DENGAN BAHAN BAKU ECENG GONDOK

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

Disusun Oleh: Diyanti Rizki Rahayu Puspita Ardani Ir. Nuniek Hendriani, M.T. Dr. Ir. Sri Rachmania Juliastuti, M.Eng

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab IV Data dan Hasil Pembahasan

ANALISA KINETIKA PERTUMBUHAN BAKTERI DAN PENGARUHNYA TERHADAP PRODUKSI BIOGAS DARI MOLASES PADA CONTINUOUS REACTOR 3000 L

BAB I PENDAHULUAN. ini adalah perlunya usaha untuk mengendalikan akibat dari peningkatan timbulan

PEMBUATAN BIOGAS DARI LIMBAH CAIR INDUSTRI BIOETANOL MELALUI PROSES ANAEROB (FERMENTASI)

Nama : Putri Kendaliman Wulandari NPM : Jurusan : Teknik Industri Pembimbing : Dr. Ir. Rakhma Oktavina, M.T Ratih Wulandari, S.T, M.

PENGARUH PENAMBAHAN KOTORAN AYAM DAN MIKROORGANISME M-16 PADA PROSES PENGOMPOSAN SAMPAH KOTA SECARA AEROBIK

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang.

Adelia Zelika ( ) Lulu Mahmuda ( )

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

PROSIDING SNTK TOPI 2013 ISSN Pekanbaru, 27 November 2013

BAB I PENDAHULUAN. Krisis energi yang terjadi beberapa dekade akhir ini mengakibatkan bahan

I PENDAHULUAN. Hal tersebut menjadi masalah yang perlu diupayakan melalui. terurai menjadi bahan anorganik yang siap diserap oleh tanaman.

BAB I PENDAHULUAN. dan energi gas memang sudah dilakukan sejak dahulu. Pemanfaatan energi. berjuta-juta tahun untuk proses pembentukannya.

BAB I PENDAHULUAN. dipancarkan lagi oleh bumi sebagai sinar inframerah yang panas. Sinar inframerah tersebut di

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BIOGAS. Sejarah Biogas. Apa itu Biogas? Bagaimana Biogas Dihasilkan? 5/22/2013

EFISIENSI PROSES PEMBENTUKAN BIOGAS TERHADAP PENAMBAHAN EFFECTIVITAS MICROORGANISME

TINJAUAN PUSTAKA. Limbah ternak adalah sisa buangan dari suatu kegiatan usaha peternakan

ANALISIS PERAN LIMBAH CAIR TAHU DALAM PRODUKSI BIOGAS

Analisa Hasil Penyimpanan Energi Biogas Ke Dalam Tabung Bekas

STUDI PENGARUH SALINITAS TERHADAP LAJU DEGRADASI SAMPAH DI TPA BENOWO

TINJAUAN LITERATUR. Biogas adalah dekomposisi bahan organik secara anaerob (tertutup dari

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengolahan Limbah Cair Tahu secara Anaerob menggunakan Sistem Batch

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan instalasi pengolahan limbah dan operasionalnya. Adanya

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

III. METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. tanaman yang mengandung mono/disakarida (tetes tebu dan gula tebu), bahan

TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Biogas

BAB V PERHITUNGAN KIMIA

Pengaruh Hidrolisa Asam pada Produksi Bioethanol dari Onggok (Limbah Padat Tepung Tapioka) Oleh :

PENGOLAHAN LIMBAH ORGANIK/CAIR MENJADI BIOGAS, PUPUK PADAT DAN CAIR

KIMIA TERAPAN STOIKIOMETRI DAN HUKUM-HUKUM KIMIA Haris Puspito Buwono

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan April Juli 2015 di Laboratorium Daya dan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik. Oleh: DWI RAMADHANI D

TINJAUAN PUSTAKA. Biogas merupakan gas yang mudah terbakar (flammable), dihasilkan dari

LAMPIRAN A PROSEDUR PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hewani yang sangat dibutuhkan untuk tubuh. Hasil dari usaha peternakan terdiri

III. METODE PENELITIAN

Transkripsi:

SEMINAR TUGAS AKHIR KAJIAN PEMAKAIAN SAMPAH ORGANIK RUMAH TANGGA UNTUK MASYARAKAT BERPENGHASILAN RENDAH SEBAGAI BAHAN BAKU PEMBUATAN BIOGAS Oleh : Selly Meidiansari 3308.100.076 Dosen Pembimbing : Ir. Eddy S. Soedjono Dipl.SE., MSc., PhD JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2012

Latar Belakang Indonesia sebanyak lebih dari 31 juta jiwa berpenghasilan rendah Sebagian besar penduduk di Indonesia masih mengandalkan sektor pertanian dan peternakan untuk menggerakkan roda perekonomian Selama ini kotoran sapi dan sampah organik rumah tangga belum dimanfaatkan secara maksimal Pembuatan biodigester merupakan salah satu solusi untuk mengatasi kesulitan masyarakat di bidang ekonomi Penggunaan sistem reaktor biogas memiliki keuntungan yaitu mengurangi efek gas rumah kaca Pemanfaatan limbah dengan cara seperti ini secara ekonomi akan sangat kompetitif seiring naiknya harga bahan bakar minyak dan pupuk anorganik

Rumusan Masalah Kondisi optimum reaktor biogas dengan variasi perbandingan komposisi dan variasi penambahan EM 4 Banyaknya volume biogas yang dihasilkan dari sampah organik rumah tangga yang dapat menghasilkan biogas Berapa COD removal yang terjadi saat dalam reaktor Tujuan Menganalisis potensi biogas yang berasal dari sampah oganik rumah tangga Menentukan kondisi optimum proses pembentukan biogas dengan perbandingan komposisi sampah sisa makanan dengan kotoran sapi dan variasi penambahan EM 4 Menentukan COD removal dalam reaktor

Ruang Lingkup Penelitian dilakukan di laboratorium jurusan Teknik Lingkungan ITS Surabaya dengan sistem batch Sampel sampah yang digunakan adalah sampah organik rumah tangga berupa sampah sisa makanan yang berasal dari depotdepot makan daerah Gebang dan Keputih, Surabaya Manfaat Memberi pengetahuan kepada masyarakat tentang potensi dari sampah organik rumah tangga dan kotoran sapi sebagai penghasil biogas Memberikan alternatif pemenuhan kebutuhan energi untuk kegiatan memasak sehari-hari

Tinjauan Pustaka Komposisi biogas Faktor-faktor yang mempengaruhi biogas Perhitungan produksi biogas

Karakteristik & Komposisi Biogas Komposisi utama biogas : Unsur Komposisi Metan (CH4) 55-75 % Karbon dioksida (CO2) Hidrogen Sulfida (H2S) 30-45 % 1-2 % Nitrogen (N2) 0-1 % Hidrogen (H2) 0-1 % (Igoni, et al, 2008)

Faktor yang mempengaruhi pembentukan biogas Bahan baku Rasio karbon dan nitrogen (C/N) Temperatur ph Kebutuhan nutrisi NH4 Pengadukan Zat racun (toxic) Starter (Lazuardy, 2008)

Perhitungan Produksi Biogas Perhitungan roduksi biogas dengan penurunan COD selama proses fermentasi Penurunan COD = produksi metana COD metana : jumlah oksigen yang dibutuhkan untuk mengoksidasi metana menjadi karbon dioksida dan air CH 4 + 2O 2 CO 2 + H 2 O Dari reaksi tersebut, COD per mol metana : 2x32 g O 2 /mol = 64 g O 2 /mol CH 4 Volume metana per mol pada kondisi standar (1 atm) = 22,414 L didapat dengan rumus sebagai berikut :

Con t P x V = nrt Keterangan :P = tekanan (atm) R = 0,082057 mol*l/mol*k V = volume gas (liter) T = suhu (kelvin) n = berat molekul (mol) Jadi volume CH 4 berdasarkan konversi COD dalam reaktor sebesar 22,414/64 = 0,35 liter CH 4 /gcod

Mikroorganisme EM 4 Bioaktivator merupakan mikroorganisme pengurai sampah materi organik yang telah diisolasi dan dioptimasi dan dikemas dalam berbagai bentuk dan terdapat pada keadaan inaktif seperti Effective Microorganism (EM 4) Mikroorganisme yang terdapat dalam EM 4 terdiri dari beberapa mikroba seperti mikroba selulotik, lubricus (asam laktat) serta sedikit bakteri fotosintesis, Acanomytes, Streptomyces sp. EM 4 dapat meningkatkan fermentasi limbah dan sampah organik (Sumber : Sulistyawati, dkk. 2008)

Gas Chromatography Mass Spectrometry (GCMS) GCMS merupakan metode pemisahan senyawa organik yang menggunakan metode analisis senyawa yaitu kromatografi gas (GC) untuk menganalisis jumlah senyawa secara kuantitatif dan spektrometri massa (MS) untuk menganalisis struktur molekul senyawa analit. Pada metode analisis GCMS adalah dengan membaca spektra yang terdapat pada kedua metode yang digabung tersebut Pada spektra GC jika terdapat bahwa dari sampel mengandung banyak senyawa, terlihat dari banyaknya puncak (peak) dalm spektra tersebut. Berdasarkan data waktu retensi yang sudah diketahui dari literatur bisa diketahui senyawa apa saja yang ada didalam sampel

Metode Penelitian

Persiapan Penelitian

Tahapan Penelitian Sampah makanan : kotoran sapi 70 : 30 Batch 1 Sampah makanan : kotoran sapi 50 : 50 Batch 2 (30 : 70) + EM 4 7 ml Sampah makanan : kotoran sapi 30 : 70

Keterangan : 1. Ember 2. Jerigen+feed 3. Gelas Ukur 4. Selang Gambar Reaktor

Karakteristik Awal Sampah Sisa Makanan Parameter Nilai COD (mg/l) 201.600 ph 5,95 TS (gr) 2,52 VS (gr) 2,47

Karakteristik Awal Kotoran sapi Parameter Nilai COD (mg/l) 134.400 ph 6,23 TS (gr) 1,80 VS (gr) 1,11

Grafik Laju Pembentukan Biogas Laju Pembentukan biogas maksimum terjadi di Reaktor A3 dengan perbandingan komposisi sampah makanan dan kotoran sapi 30 : 70 dengan pencapaian volume biogas rata-rata 1074,28 L/hari Reaktor A2 dengan perbandingan komposisi sampah makanan dan kotoran sapi memiliki laju pembentukan biogas paling sedikit dengan rata-rata 638,57 L Pada Hari ke-21 mayoritas reaktor berhenti menghasilkan biogas.

Grafik Laju Pembentukan Biogas Reaktor A1 Biogas mulai terbentuk pada hari ke-1 dan mencapai laju pembentukan biogas tertinggi pada hari ke-10 yaitu 1630 ml/hari Setelah hari ke-3, produksi biogas mulai menurun lalu mengalami peningkatan lagi pada hari ke-10 dengan laju 1630 ml

Grafik Laju Pembentukan Biogas Reaktor A2 Biogas mulai terbentuk di hari pertama dan puncak laju pembentukan biogas terjadi di hari ke-3 yaitu 2100 ml Setelah hari ke-4, mulai mengalami penurunan dan mulai menunjukkan fase steady state hingga hari ke-21.

Grafik Laju Pembentukan Biogas Reaktor A3 Biogas mulai terbentuk pada hari pertama dan mencapai puncak laju pembentukan biogas pada hari ke-3 yaitu 3060 ml. Setelah hari ke-4, produksi biogas mengalami penurunan kemudian naik turun dan mencapai keadaan steady state pada hari ke-17 yaitu 500 ml.

Grafik Laju Pembentukan Biogas Reaktor KSM Volume gas tertinggi terletak di minggu pertama yaitu pada hari ke-1 sebesar 2350 ml Volume gas mengalami penurunan yang cukup drastis pada hari ke-6 dan mengalami kenaikan hingga hari ke-9. Produksi gas berhenti pada hari ke- 20

Grafik Laju Pembentukan Biogas Reaktor KKS Volume gas tertinggi pada reaktor KKS terletak di minggu pertama yaitu hari ke-1 sebesar 810 ml dan mengalami penurunan produksi gas yang cukup drastis pada hari ke-8.

Analisa Kadar COD Awal dan Akhir Tiap Reaktor Reaktor COD Awal (mg/l) COD Akhir (mg/l) Selisih % Removal A1 268.800 134.400 134.400 50 A2 313.600 179.200 134.400 42,86 A3 403.200 112.000 291.200 72,22 KSM 201.600 89.600 112.000 55,56 KKS 134.400 98.560 35.840 26,67 % removal COD terbesar terjadi pada Reaktor A3 (30:70) sebesar 72,22%. Sedangkan yang terkecil terjadi pada reaktor KKS (kontrol kotoran sapi) sebesar 26,67%. Perbedaan besarnya nilai penurunan bahan organik pada tiap reaktor dipengaruhi oleh kondisi mikroorganisme pengurai pada tiap reaktor dan kondisi lingkungan yang mempengaruhi proses

Analisa Parameter ph Reaktor ph awal ph akhir A1 5,28 4,96 A2 5,12 4,66 A3 6,01 4,93 KSM 5,95 3,57 KKS 6,23 5,41 ph awal pada masing-masing perbandingan komposisi masih dibawah ph optimum. Kondisi seperti ini berpengaruh terhadap rendahnya kandungan metana didalam biogas yang dihasilkan. Penambahan alkali NaOH sampai ph mendekati netral. Peningkatan ph optimal akan memacu proses pembusukan sehingga meningkatkan efektifitas kerja mikroba dan berdampak pada peningkatan produksi biogas.

Analisa Parameter Temperatur Reaktor Temperatur Awal Temperatur Akhir A1 27 33 A2 26 33 A3 26 33 KSM 27 32 KTS 27 33 Temperatur awal di kelima reaktor berada di rentang 25 0 C-27 0 C, sedangkan temperatur di akhir penelitian berkisar antara 32-33 0 C. Temperatur ini masih kurang dibandingkan dengan temperatur kerja optimum untuk proses biogas yaitu 35 0 C Suhu dalam substrat berpengaruh meningkatkan produksi biogas.

Analisa Parameter TS Reaktor TS awal (gram) TS akhir (gram) selisih % removal A1 1,61 0,86 0,76 46,95 A2 3,15 0,51 2,65 83,97 A3 2,16 0,57 1,59 73,44 KSM 2,52 0,79 1,73 68,78 KTS 1,80 0,82 0,98 54,58 Terjadi penurunan TS di semua reaktor. Rata-rata penurunan TS sebesar 65,54%. Penurunan terbesar terjadi pada Reaktor A2 (50:50) sebesar 83,97%. Sedangkan penurunan terkecil terjadi pada Reaktor A1 (70:30) sebesar 46,95%. Semakin besar penurunan nilai TS menunjukkan bahwa proses degradasi yang semakin besar terjadi pada reaktor.

Analisa Parameter VS Reaktor VS awal (gram) VS akhir (gram) selisih % removal A1 1,24 0,99 0,26 20,65 A2 2,14 0,38 1,76 82,18 A3 1,93 1,28 0,65 33,74 KSM 2,47 1,22 1,25 50,66 KKS 1,11 0,55 0,56 50,46 Terjadi penurunan nilai VS di semua reaktor. Rata-rata penurunan nilai VS sebesar 47,54%. Penurunan terbesar terjadi pada Reaktor A2 (50 : 50) yaitu 82,18%. Sedangkan penurunan terkecil terjadi pada Reaktor A1 (70 : 30) yaitu 20,65%. Penurunan nilai VS terjadi akibat adanya proses biodegradasi sampah organik oleh mikroorganisme, baik yang berasal dari sampah itu sendiri maupun yang berasal dari kotoran sapi (biostarter).

Perhitungan Produksi Gas Secara Teoritis Reaktor Nilai CH4 (L CH4/g COD) A1 0,388 A2 0,387 A3 0,387 KSM 0,387 KKS 0,388 Volume total biogas bila dihitung secara teoritis nilainya sangat jauh bila dibandingkan dengan volume total biogas dari hasil reaktor yang ada di lapangan. Hal ini disebabkan karena selama proses anaerobik, suhu dalam reaktor tidak berada pada kisaran suhu optimum untuk pembentukan biogas. Suhu dalam reaktor berkisar antara 25-30 0 C, sedangkan suhu optimum pembentukan biogas adalah antara 35-37 0 C.

Analisa Gas dengan Gas Chromatography Mass Spectrometry (GCMS) Metana : 82,85% Ammonia : 4,10% Gas-gas lain : 13,05%

Laju Produksi Biogas (Batch II) Pada hari pertama produksi gas sudah mulai terlihat yaitu sebesar 1800 ml hingga hari kelima Reaktor B1 memproduksi gas paling tinggi yaitu sebesar 2250 ml. Namun pada hari ke-15 hingga hari ke-21 reaktor B1 tidak memproduksi gas.

Analisa Parameter COD & ph pada Batch II COD Reaktor COD Awal (mg/l) COD Akhir (mg/l) Selisih % Removal B1 448.000 120.960 327.040 73 ph Reaktor ph awal ph akhir B1 6,10 4,58

Analisa Parameter Temperatur, TS & VS Total Solid (TS) Reaktor TS awal (gram) TS akhir (gram) selisih % removal B1 2,02 0,66 1,36 67,29 Temperatur Reaktor Temperatur Awal Temperatur Akhir B1 27 34 Reaktor Volatile Solid (VS) VS awal (gram) VS akhir (gram) selisih % removal B1 1,79 0,97 0,82 45,73

Perhitungan Produksi Gas Secara Teoritis COD awal = 448.000 mg/l COD akhir = 120.960 mg/l Removal = 327.040 mg/l Suhu rata-rata = 30,5 0 C Volume gas per mol pada Reaktor A1 : V = (1 mol) x (0,082057 L/molK) x (273,15+30,5) / 1 atm = 24,92 liter CH 4 berdasar konversi COD dalam reaktor anaerobik A1 sebesar 24,92/64 = 0,389 L CH 4 /g COD.

Kesimpulan Kesimpulan dan Saran Volume biogas optimal terjadi pada reaktor A3 dengan perbandingan komposisi 30 : 70 yaitu menghasilkan biogas sebesar 21,170 L Penambahan kotoran sapi sebagai starter mempengaruhi pembentukan biogas Waktu yang dibutuhkan untuk menghasilkan biogas antara 10-21 hari % COD removal teerbesar terjadi pada Reaktor A3 yaitu 72,22% Biogas yang dihasilkan masih sedikit dikarenakan penelitian ini menggunakan sistem batch Hasil penelitian batch II yaitu dengan penambahan EM4 pada reaktor A3 yaitu dengan perbandingan komposisi antara sampah sisa makanan dan tinja sapi 30:70 kurang berpotensi dalam memproduksi biogas

Con t Saran Sampah sisa makanan cukup berpotensi menghasilkan biogas namun perlu penelitian lebih lanjut sampah sisa makanan jenis apa yang bisa menghasilkan banyak gas metan. Penambahan EM4 kurang efektif sebagai substrat dalam biogas. Sebaiknya menggunakan kotoran sapi sebagai starter

SEKIAN & TERIMA KASIH