BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan peranan penting dalam kehidupan bermasyarakat,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. yang sedang terjadi dengan apa yang diharapkan terjadi.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Al-Qur an Allah menjelaskan bahwa Allah akan mengangkat. martabat orang yang berilmu. Oleh karena itu Allah berfirman :

BAB I PENDAHULUAN. pendidikannya. Hal ini dapat terlihat dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun

I. PENDAHULUAN. Hal ini sesuai dengan UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. Dalam undang-undang No. 20 tahun 2003 ditegaskan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia (SDM), karena sumber daya yang berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. guru agar anak didik mudah memahami materi yang diberikan. Jika guru kurang

BAB I PENDAHULUAN. menentukan dalam perkembangan dan kemajuan suatu bangsa. Oleh karena itu, upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM).

BAB I PENDAHULUAN. sampai kapanpun, sepanjang ada kehidupan manusia di dunia ini.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kedudukan guru mempunyai arti penting dalam pendidikan. Arti penting itu bertolak

BAB I PENDAHULUAN. estafet perjuangan untuk mengisi pembangunan. Hal ini sesuai dengan rumusan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi seperti sekarang ini, segala sesuatu berkembang secara pesat dan sangat cepat.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berperan penting dalam usaha peningkatan kualitas pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan adalah usaha orang dewasa secara sadar untuk membimbing dan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu bagian terpenting dalam suatu pembangunan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu tujuan Negara Indonesia termuat dalam pembukaan UUD

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu proses untuk membantu manusia dalam mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. pada peradaban yang semakin maju dan mengharuskan individu-individu untuk terus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengertian pendidikan menurut Undang-undang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. akan berusaha untuk mengaktualisasi pengetahuannya tersebut di dalam. latihan, bagi pemerannya dimasa yang akan datang.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. IPS adalah bidang studi yang mempelajari, menelaah, menganalisis gejala

B A B I PENDAHULUAN. khususnya proses pembelajaran di sekolah terus di lakukan seiring dengan kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana firman Allah swt dalam surah Al-Mujadalah ayat 11.

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran di sekolah dasar era globalisasi. menjadi agen pembaharuan. Pembelajaran di Sekolah Dasar diharapkan dapat

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menduduki posisi sentral dalam pembangunan. Kualitas sumber

BAB I PENDAHULUAN. anak agar mempunyai sifat dan tabiat sesuai cita-cita pendidik. 1

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER DAN THINK PAIR SHARE TERHADAP HASIL BELAJAR

BAB I PENDAHULUAN. bahwa pendidikan mempunyai tujuan untuk membentuk manusia yang maju.

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung sesuai dengan harapan. Untuk mengatasi keadaan tersebut guru harus

BAB I PENDAHULUAN. terbentuknya kepribadian yang bulat dan utuh sebagai manusia yang individual

BAB I PENDAHULUAN. merupakan ciri atau karakter dari dinamika di abad ke-21 yang merupakan abad

BAB I PENDAHULUAN. dikemukakan oleh Muhammad Noor Syam bahwa...nampaknya hubungan

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasai saat ini suatu bangsa dituntut bersaing dan selalu

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini sangat berpengaruh pada kehidupan manusia. Berbagai penemuan

SANTI BBERLIANA SIMATUPANG,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berilmu, kreatif, mandiri, serta mampu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan investasi yang paling utama bagi setiap bangsa,

I. PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan nasional yang tercantum dalam Undang- Undang Sistem Pendidikan

(PTK Pada Siswa Kelas VIII B SMP Muhammadiyah 10 Surakarta)

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional Bab II Pasal 3 yang menyatakan bahwa : Proses pembelajaran pada umumnya memiliki komponen-komponen

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika. Oleh:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dimilikinya, dan mampu berkompetensi dalam persaingan global. Pendidikan tidak hanya mencakup pengembangan intelektual saja, akan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha yang mempunyai tujuan, yang dengan. didik (Sardiman, 2008: 12). Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peran penting dalam menghasilkan generasi muda yang berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. Di negara kita Indonesia pendidikan formal seperti sekolah adalah salah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan juga berimplikasi besar terhadap kemajuan suatu bangsa. Oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sejarah peradaban manusia terlihat jelas bahwa kemajuan suatu

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu aspek yang mempunyai peranan yang sangat

Skripsi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Matematika

BAB I PENDAHULUAN. teknologi. Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Bab II Pasal 3

BAB.I. PENDAHULUAN. landasan moral, dan etika dalam proses pembentukan jati diri bangsa. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. yang menyenangkan dan mudah dipahami oleh siswa. Pendidikan berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan proses untuk membantu manusia dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga

BAB I PENDAHULUAN. kualitas pendidikan bangsa, mulai dari pembangunan gedung-gedung,

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu faktor yang menentukan kemajuan bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. atau penghargaan ). Belajar yang dapat mencapai tahapan ini disebut dengan belajar

BAB I PENDAHULUAN. Nasional sebagaimana yang dirumuskan dalam Undang-Undang RI No. 20 tahun tentang Pendidikan Nasional yang berbunyi:

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. semakin pesat. Hal ini menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas,

BAB I PENDAHULUAN. tahun dan 9 tahun. Anak-anak yang bersekolah di tingkat Sekolah Dasar (dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. ataupun tinta hitam tergantung yang menuliskannya. No. 20 Tahun 2003 yang menyatakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas dan berpotensi dalam arti yang seluas-luasnya, melalui

BAB I PENDAHULUAN. seluruh kalangan, keberadaannya yang multifungsional menjadikan pendidikan. merupakan tolak ukur yang utama dalam kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-undang RI Sisdiknas Nomor 20 tahun 2003 bab II pasal 3. disebutkan tujuan pendidikan nasional berbunyi :

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan sangat penting dalam kehidupan karena

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu faktor yang fundamental dalam pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Permendikbud No. 67 tahun 2013, kurikulum 2013 dirancang

memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses belajar yang membantu manusia dalam mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. kebiasaan dan sikap-sikap yang diharapkan dapat membuat seseorang menjadi

BAB I PENDAHULUAN. latihan. Pendidikan memberikan peranan yang sangat besar dalam menciptakan

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana yang tertuang dalam Undang Undang Nomor 20 tahun negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku pada diri pribadinya. Perubahan tingkah laku inilah yang

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. Dalam undang-undang nomor 20 tahun 2013 Bab II Pasal 3 disebutkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu usaha yang bertujuan untuk mencerdaskan

BAB I PENDAHULUAN. daya pendidik dan peserta didik. Usaha peningkatan mutu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. belahan dunia manapun di planet bumi ini. Untuk menciptakan SDM yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. diperlukan penguasaan matematika sejak dini. Oleh karena itu, selayaknya mata

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan potensi ilmiah yang ada pada diri manusia secara. terjadi. Dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya,

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang diperolehnya seorang warga negara dapat mengabdikan diri

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan peranan penting dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Kualitas kehidupan tersebut akan sangat ditentukan oleh kualitas pendidikan yang dimiliki oleh bangsa tersebut. Setiap lembaga pendidikan berperan penting dalam usaha peningkatan kualitas pendidikan. Tugas pendidikan tidak hanya menuangkan atau memberikan sejumlah pengetahuan kepada peserta didik, tetapi mengusahakan bagaimana agar konsepkonsep penting dan sangat berguna tertanam kuat pada peserta didik. Peserta didik harus membangun pengetahuan pada dirinya sendiri. Guru dapat membantu dengan strategi mengajar yang membuat pengetahuan menjadi sangat bermakna dan sangat relevan bagi peserta didik, dengan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menemukan atau menerapkan sendiri ide-ide dan mengajak peserta didik agar menyadari dan secara sadar menggunakan strategi-strategi mereka sendiri untuk belajar. 1 Kegiatan pembelajaran yang terprogramkan akan berpengaruh terhadap tujuan yang akan dicapai. Selain itu, berpengaruh terhadap keberhasilan peserta didik. Hal ini karena di dalamnya terdapat proses interaksi antara pendidik dengan peserta didik. 1 M. Nur Wikandri, Pengajaran Berpusat Pada Siswa dan Pendekatan Kontruktivitas Dalam Pengajaran, (Surabaya: UI, 2000), h.1. 1

2 Tanpa adanya pendidik ataupun peserta didik proses pembelajaran tidak akan berjalan dengan baik. Oleh karena itu, keduanya harus terlibat dalam pembelajaran sehingga akan tercapai tujuan pendidikan yang diharapkan, seperti yang tercantum dalam: Tujuan pendidikan nasional yang berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggungjawab. 2 Adapun cara yang digunakan dalam penyampaian pelajaran untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sering disebut dengan metode pembelajaran. Metode yang digunakan oleh guru sebaiknya disesuaikan dengan mata pelajaran yang akan disampaikan, kondisi peserta didik, dan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Penggunaanya juga perlu dilakukan secara bervariasi dan tidak terpaku pada satu metode saja supaya proses pembelajaran tidak menjenuhkan tetapi dapat menciptakan suasana belajar yang aktif, inovatif, kreatif dan menyenangkan (PAIKEM). Kesalahan/ketidaktepatan memilih metode dan model pembelajaran merupakan salah satu faktor ketidakberhasilan tujuan pendidikan. Kesalahan/ketidaktepatan tersebut berdampak pada kemampuan kognitif, afektif maupun psikomotorik peserta didik. Contoh tersebut dapat dilihat dalam mata pelajaran matematika. Peserta didik menganggap pembelajaran matematika itu menjenuhkan dan membosankan sehingga tampak dilihat dari materi yang 2 Departemen Pendidikan Nasional. Undang-undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (SISDIKNAS) beserta Penjelasannya, (Bandung: Citra Umbara, 2003), h. 7.

3 disampaikan tidak sepenuhnya dapat di pahami oleh peserta didik, sehingga pada saat evaluasi banyak yang tidak bisa mengerjakan soal-soal yang diberikan. Disini seorang pendidik harus benar-benar bisa memilih metode dan model pembelajaran yang bisa membuat peserta didik merasa senang dan nyaman dalam mengikuti kegiatan belajar di kelas. Strategi yang baik adalah bila dapat melahirkan metode dan model yang baik pula, sebab metode dan model pembelajaran adalah suatu cara pelaksanaan strategi. Dengan demikian strategi pendidikan Islam adalah seperti yang ditunjukkan Allah dalam firman-nya, antara lain: Selama ini pada umumnya strategi pembelajaran yang dikembangkan di sekolah cenderung dilakukan solo, dalam arti pengelolaan pembelajaran menjadi tanggung jawab guru yang bersangkutan secara individu, mulai dari perencanaan, pelaksanaan, maupun evaluasinya. Ketika dihadapkan kepada tuntutan kurikulum 3 3 Departemen Agama RI, Al-Qur;an Tajwid dan Terjemahnya, (Bandung: CV Penerbit Diponegoro, 2010), h. 394

4 yang sangat kompleks dan kondisi yang kurang kondusif, guru sering sekali mendapat kesulitan dalam mengimplementasikan kurikulum sesuai dengan apa yang diharapkan. Pada saat penulis melaksanakan observasi (di MA PP. Al-Istiqamah Banjarmasin), dalam proses pembelajaran matematika masih sering dijumpai adanya kecenderungan peserta didik yang tidak mau bertanya kepada guru meskipun mereka sebenarnya belum mengerti tentang materi yang dipelajari. Ketika guru menanyakan bagian mana yang belum di mengerti, respon peserta didik hanya diam, setelah peserta didik mengerjakan soal-soal latihan barulah guru mengetahui banyak peserta didik yang tidak tahu cara menyelesaikannya. Hal tersebut menunjukkan bahwa sebenarnya ada bagian dari materi yang belum dimengerti peserta didik, sehingga menghambat peserta didik dalam menyelesaikan soal. Guru Sebagai kunci utama dalam suksesnya pembelajaran dituntut untuk cermat dalam memilih metode pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan materi yang akan diajarkan agar pembelajran lebih efektif dan efisien, serta mampu memotivasi peserta didik dalam belajar. Dalam hal ini Metode Team Teaching dapat dijadikan alternative untuk mengatasi permasalah yang ada. Karena metode Team Teaching merupakan salah satu metode yang membuat pembelajaran lebih efektif dan efisien. Metode Team Teaching melibatkan dua orang guru atau lebih dalam proses pembelajaran dengan

5 pembagian peran dan tanggung jawab. Ini sesuai dengan firman Allah SWT yang berbunyi: 4 Metode ini dipandang lebih tepat jika digunakan dengan model pembelajaran kooperatif. Hal tersebut dimaksudkan agar peserta didk dapat memperoleh bimbingan dan perhatian yang maksimal dari dua guru yang terlibat Team Teaching. Salah satu model pembelajaran yang dapat mengakomodasi kepentingan untuk mengkolaborasikan pengembangan diri di dalam proses pembelajaran dan banyak melibatkan keaktifan siswa adalah model pembelajaran kooperatif. Ide penting dalam pembelajaran kooperatif adalah membelajarkan kepada peserta didik keterampilan kerja sama dan kolaborasi. Keterampilan ini sangat penting bagi siswa, karena pada duni kerja sebagian besar dilakukan secara kelompok. Salah satu model pembelajaran kooperatif adalah tipe Number Head Together (NHT). Pendekatan NHT adalah suatu model pembelajaran yang lebih melibatkan banyak siswa dalam menelaah materi dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman siswa tentang isi pelajaran tersebut. Dalam pembelajaran ini guru 4 Ibid. h. 106.

6 membagi kelas menjadi kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari peserta didik yang bekerja sama dalam suatu perencanaan kegiatan belajar. Uskha Dya Annisa dalam skripsinya yang berjudul Meningkatkan Ketuntasan Pembelajaran Matematika Melalui Team Teaching Pada Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Number Head Together di SMAN 1 IMOGIRI menyatakan bahwa hasil dari penelitiannya ketuntasan pembelajaran matematika meningkat melalui Team Teaching pada model pembelajaran kooperatif tipe Number Head Together di SMAN 1 IMOGIRI. 5 Ternyata metode dan model pembelajaran dalam penelitian tersebut termasuk efektif dalam meningkatkan ketuntasan maupun hasil belajar matematika, metode dan model pembelajaran harus diperhatikan jangan asal gunakan karena belum tentu model dan metode yang kita gunakan cocok buat peserta didik, disini pengajar harus benar-benar memilah-milah model dan metode mana yang sesuai dengan peserta didik. Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis tertarik untuk meneliti lebih lanjut dan menuangkannya dalam sebuah karya ilmiah yang berjudul: Efektivitas Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Number Head Together (NHT) dan Metode Team Teaching Pada Pembelajaran Materi Matriks di Kelas XI MA PP. Al- Istiqamah Banjarmasin Tahun Pelajaran 2014/2015. 5 Uskha Dyah Annisa. Meningkatkan Ketuntasan Pembelajaran Matematika Melalui Team Teaching Pada Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Number Head Together di SMAN 1 IMOGIRI, Skripsi (Yogjakarta: Perpustakaan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Yogyakarta, 2010) h. 61.

7 B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, permasalahan pokok yang dikaji dalam penelitian ini adalah 1. Bagaimana hasil belajar matematika materi matriks yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Number Head Together (NHT) dan metode Team Teaching? 2. Bagaimana hasil belajar matematika materi matriks yang menggunakan pembelajaran konvensional? 3. Apakah model pembelajaran kooperatif tipe Number Head Together (NHT) dan metode Team Teaching efektif digunakan pada pembelajaran materi matriks di kelas XII MA PP. Al-Istiqamah Banjarmasin tahun pelajaran 2014/2015? C. Definisi Operasional Ada beberapa istilah yang berkaitan dengan masalah penelitian. Untuk memperjelas penafsiran dan menghindari kesalahpahaman terhadap istilah yang digunakan dalam penelitian tersebut : 1. Efektivitas Maksudnya pembelajaran yang digunakan sesuai dengan hasil belajar dan efektivitas hasil belajar siswa yang diharapkan dapat meningkat. Efektivitas

8 merupakan kesamaan dari kata efektif, efisien yang artinya ada pengaruhnya yang baik. 2. Model Pembelajaran Kooperatif Number Head Together (NHT) Pembelajaran kooperatif Numbered Head Together (NHT) merupakan pembelajaran berkelompok dimana di kepala mereka di berikan nomor-nomor. 3. Metode Team Teaching Team Teaching merupakan metode pembelajaran yang melibatkan dua orang guru atau lebih dalam pengelolaan proses pembelajaran. 4. Matriks Matriks merupakan salah satu materi matematika yang dipelajari pada semester I kelas XII MA/SMA. D. Lingkup Pembahasan Selanjutnya agar pembahasan dalam penelitian ini tidak meluas, maka bahasan dalam penelitian ini dibatasi sebagai berikut: 1. Siswa yang diteliti adalah siswa kelas XII MA PP. Al-Istiqamah Banjarmasin Tahun Pelajaran 2014/2015. 2. Penelitian ini dilaksanakan dengan diterapkannya model pembelajaran kooperatif tipe Number Head Together (NHT) dengan metode Team Teaching.

9 3. Penelitian ini dilakukan pada materi Matriks subbab yaitu ordo matriks, transpose matriks, kesamaan dua matriks, penjumlah dan pengurangan matriks, perkalian bilangan real dengan matriks, dan perkalian dua matriks. 4. Keefektifan siswa dalam proses pembelajaran dapat dilihat dari data. 5. Keefektifan suatu model pembelajaran dapat dilihat dari hasil belajar siswa. 6. Hasil belajar siswa dilihat dari nilai tes akhir pada materi Matriks. Jadi, yang dimaksud dengan judul penelitian ini adalah suatu penelitian untuk mengetahui keefektifan model pembelajaran kooperatif tipe Number Head Together (NHT) dengan metode Team Teaching dan model pembelajaran konvensional pada materi Matriks siswa kelas XII MA PP. Al-Istiqamah Banjarmasin Tahun Pelajaran 2014/2015. E. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan: 1. Untuk mengetahui hasil belajar matematika materi matriks yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Number Head Together (NHT) dan metode Team Teaching. 2. Untuk mengetahui hasil belajar matematika materi matriks yang menggunakan model konvensional. 3. Untuk mengetahui keefektifan model pembelajaran kooperatif tipe Number Head Together (NHT) dengan metode Team Teaching dan pada materi

10 matriks siswa kelas XII MA PP. Al-Istiqamah Banjarmasin Tahun Pelajaran 2014/2015. F. Manfaat Penelitian Hasil penelian ini mempunyai beberapa manfaat, antara lain ialah: 1. Siswa; Bagi siswa memberikan variasi pengalaman belajar pada siswa, tidak monoton, dan dapat lebih meningkatkan semangat dan kerja sama mereka dalam belajar. Dengan pembelajran kooperatif tipe Number Head Together (NHT) yang dimodifikasi dengan Team Teaching, diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar sehingga dapat memenuhi/melebihi kriteria ketuntasan pembelajaran matematika yang sudah ditetapkan. 2. Guru; Bagi Guru menambah pengetahuan tentang pembelajaran kooperatif, khususnya pada pembelajaran kooperatif tipe Number Head Together (NHT) yang dimodifikasi secara Team Teaching, diharapkan pembelajaran lebih kondusif 3. Peneliti; Bagi Peneliti bisa lebih aktif dan lebih meningkatkan pengalaman dan wawasan dalam melaksanakan pembelajaran di dalam kelas.

11 G. Alasan Memilih Judul Berdasarkan judul yang telah ditetapkan dapat dikemukakan beberapa alasan sebagai berikut : 1. Secara ilmiah diketahui bahwa masalah tentang efektif model pembelajaran kooperatif tipe NHT dan metode Team Teaching pada pembelajaran materi matriks di kelas XII MA PP. Al-Istiqamah Banjarmasin belum pernah diteliti sehingga peneliti tertarik untuk mengkaji dan meneliti. 2. Di MA PP. Al-Istiqamah Banjarmasin khususnya pada mata pelajaran matematika pemahaman siswanya sangat rendah, maka perlu adanya tambahan pengajar di dalam kelas agar peserta didik mendapatkan pengarahan yang lebih daripada diajarkan oleh satu orang pengajar. H. Sistematika Penulisan Penulisan skripsi ini disusun dalam lima bab dengan sistematika sebagai berikut, yaitu : Bab I. Pendahuluan, Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, batasan masalah, rumusan masalah, definisi operasional, alasan memilih judul, tujuan dan manfaat dari penelitian serta sistematika penulisan. Bab II. Tinjauan Teoritis, Bab ini berisi tentang pengertian efektivitas pembelajaran, pengertian Team Teaching, pengertian NHT, pengertian belajar dan pembelajaran, pengertian hasil belajar, materi integral.

12 Bab III. Metode Penelitian, meliputi: jenis dan pendekatan penelitian, metode penelitian, populasi dan sampel, data dan sumber data, teknik pegumpulan data, teknik pengolahan dan analisis data, dan instrumen penelitian. Bab IV. Hasil Penelitian, bab ini berisi tentang gambaran umum MA PP. Al- Istiqamah Banjarmasin, struktur organisasi, keadaan guru dan peserta didik, sarana dan prasarana, keadaan pegawai, deskriptif data, analisis data dan interpretasi data. Bab V. Penutup, yang terdiri dari simpulan dan saran-saran.