KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM DAN EKOSISTEM

dokumen-dokumen yang mirip
KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM DAN EKOSISTEM

KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM DAN EKOSISTEM

KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM DAN EKOSISTEM

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 91 TAHUN 2017 TENTANG RENCANA PENGELOLAAN JANGKA PANJANG TAMAN HUTAN RAYA R.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.22, 2008 DEPARTEMEN KEHUTANAN. KAWASAN. Pelestarian.Suaka Alam. Pengelolaan. Pedoman.

KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM DAN EKOSISTEM

2016, No Tahun 1999 Nomor 167, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3888), sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 19

PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.76/Menlhk-Setjen/2015 TENTANG

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERLINDUNGAN HUTAN DAN KONSERVASI ALAM Nomor : P. 01/IV- SET/2012 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.49/Menhut-II/2014 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN,

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERLINDUNGAN HUTAN DAN KONSERVASI ALAM Nomor : P. 11/IV- SET/2011 TENTANG

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERLINDUNGAN HUTAN DAN KONSERVASI ALAM NOMOR : P. 12/IV- SET/2011 TENTANG

2016, No. -2- Kehutanan, diperlukan penyempurnaan Peraturan Menteri Kehutanan sebagaimana dimaksud dalam huruf b; d. bahwa berdasarkan pertimbangan se

TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM MENTERI KEHUTANAN,

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.38/Menhut-II/2014 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : P.19/Menhut-II/2004 TENTANG KOLABORASI PENGELOLAAN KAWASAN SUAKA ALAM DAN KAWASAN PELESTARIAN ALAM

2 Tahun 1999 Nomor 167, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3888) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2004 (Lem

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P.46/Menhut-II/2013 TENTANG

2 Nomor 86, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4412); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 2004 tentang Perencanaan Kehutanan (Lembar

KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM DAN EKOSISTEM

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : P.19/Menhut-II/2004 TENTANG KOLABORASI PENGELOLAAN KAWASAN SUAKA ALAM DAN KAWASAN PELESTARIAN ALAM

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR. P.47/Menhut -II/2010 TENTANG PANITIA TATA BATAS KAWASAN HUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2016, No d. bahwa Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Taman Nasional sebagaimana dimaksud dalam huruf a, sudah tidak sesuai dengan

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.6/Menhut-II/2010 TENTANG

BUPATI TASIKMALAYA PERATURAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 35 TAHUN 2008 TENTANG

2017, No Rencana Pengelolaan Hutan serta Pemanfaatan Hutan, setiap pemegang izin usaha pemanfaatan hutan wajib menyusun rencana kerja untuk se

KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : 613/Kpts-II/1997 TENTANG PEDOMAN PENGUKUHAN KAWASAN SUAKA ALAM DAN KAWASAN PELESTARIAN ALAM PERAIRAN

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : P.14/Menhut-II/2007 TENTANG TATACARA EVALUASI FUNGSI KAWASAN SUAKA ALAM, KAWASAN PELESTARIAN ALAM DAN TAMAN BURU

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: P. 34/Menhut-II/2010 TENTANG TATA CARA PERUBAHAN FUNGSI KAWASAN HUTAN

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : P. 03/Menhut-II/2007 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS TAMAN NASIONAL MENTERI KEHUTANAN,

- 1 - GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 84 TAHUN 2016 TENTANG

KEMENTERIAN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL PERLINDUNGAN HUTAN DAN KONSERVASI ALAM BALAI TAMAN NASIONAL BUKIT BAKA BUKIT RAYA

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P. 28/Menhut-II/2009 TENTANG

2016, No e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a sampai dengan huruf d, perlu menetapkan Peraturan Menteri Lingkun

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERLINDUNGAN HUTAN DAN KONSERVASI ALAM NOMOR : P. 06/IV-SET/2014 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.378, 2010 KEMENTERIAN KEHUTANAN. Kawasan Hutan. Fungsi. Perubahan.

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.48/Menhut-II/2013 TENTANG PEDOMAN REKLAMASI HUTAN PADA AREAL BENCANA ALAM

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DIREKTUR JENDERAL PENGENDALIAN DAERAH ALIRAN SUNGAI DAN HUTAN LINDUNG,

PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor P.93/MENLHK/SETJEN/KUM.1/12/2016 TENTANG PANITIA TATA BATAS KAWASAN HUTAN

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P. 3/Menhut-II/2012

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: P.25/Menhut -II/2014 TENTANG PANITIA TATA BATAS KAWASAN HUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : SK.394/menhut-II/2004 TANGGAL : 18 Oktober 2005

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LAPORAN KINERJA [ LKj ] Direktorat Pemolaan dan Informasi Konservasi Alam Direktorat Jenderal KSDAE Tahun 2016

BAB IV PENUTUP. Alam Nomor : SK. 32/IV-SET/2015 tentang Zonasi Taman Nasional Siberut, Kabupaten

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Draft 0 PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P. /Menhut -II/2014 TENTANG PANITIA TATA BATAS KAWASAN HUTAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : P.12/Menhut-II/2004 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : 100/Kpts-II/2003 TENTANG. PEDOMAN PEMANFAATAN SARANG BURUNG WALET (Collocalia spp) MENTERI KEHUTANAN,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2004 TENTANG PERENCANAAN KEHUTANAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2016, No (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1990 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3419); 2. Undang-Undang Nom

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

WALIKOTA SURABAYA KEPUTUSAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR : /296/ /2010

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, NOMOR KEP.65/MEN/2009 TENTANG

PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.32/Menlhk-Setjen/2015 TENTANG HUTAN HAK

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.525, 2015 KEMEN-LHK. Kawasan Hutan. Perubahan Fungsi. Tata Cara. Perubahan.

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.7/Menhut-II/2010P. /Menhut-II/2009 TENTANG

2016, No informasi geospasial dengan melibatkan seluruh unit yang mengelola informasi geospasial; e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya (Lembaran Negara Republik

PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA. NOMOR : P.20/MenLHK-II/2015 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.60/Menhut-II/2011 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : P.12/Menhut-II/2004 TENTANG PENGGUNAAN KAWASAN HUTAN LINDUNG UNTUK KEGIATAN PERTAMBANGAN MENTERI KEHUTANAN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN RETENSI ARSIP SEKTOR PEREKONOMIAN URUSAN KEHUTANAN

GUBERNUR SULAWESI UTARA

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

I. PENDAHULUAN Bab ini berisi latar belakang, tujuan, sasaran, ruang lingkup, dan batasan pengertian.

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR: P. 10/Menhut-II/2009 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA PENGELOLAAN TAMAN HUTAN RAYA

BERITA NEGARA. KEMEN-LHK. Perlindungan. Pengelolaan. LHK. Peran. Masyarakat. Pelaku Usaha. PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN

BERITA NEGARA. KEMEN-LHK. Konservasi. Macan Tutul Jawa. Strategi dan Rencana Aksi. Tahun PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN

KEMENTERIAN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL PLANOLOGI KEHUTANAN

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P. 66 /Menhut-II/2014 TENTANG

-1- DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P. 17/Menhut-II/2010 TENTANG PERMOHONAN, PEMBERIAN, DAN PENCABUTAN IZIN PENGUSAHAAN TAMAN BURU

2 tentang Fasilitasi Biaya Operasional Kesatuan Pengelolaan Hutan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan (Lembaran Negara

2018, No Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahu

BAB I PENDAHULUAN. ekosistemnya. Pada Undang-Undang No. 5 Tahun 1990 tentang Konservasi

STIKOM SURABAYA BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi semakin pesat,

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup

KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN KERUSAKAN LINGKUNGAN

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.29/Menhut-II/2014 TENTANG

2016, No f. bahwa Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis sebagaimana dimaksud dalam huruf a sampai dengan huruf c, sudah tidak sesuai

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang :

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

2017, No Peraturan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal tentang Perubahan atas Peraturan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Nomor 7 Tah

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.30/Menhut-II/2014 TENTANG

2 Pemberantasan Korupsi Tahun 2013, perlu perbaikan dan pemisahan dalam Peraturan tersendiri menyangkut Inventarisasi Hutan Berkala dan Rencana Kerja

Transkripsi:

KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM DAN EKOSISTEM PERATURAN DIREKTUR JENDERAL KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM DAN EKOSISTEM NOMOR : P. 14/KSDAE/SET/KSA.0/9/2016 TENTANG PETUNJUK TEKNIS EVALUASI ZONA PENGELOLAAN ATAU BLOK PENGELOLAAN KAWASAN SUAKA ALAM DAN KAWASAN PELESTARIAN ALAM DIREKTUR JENDERAL KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM DAN EKOSISTEM, Menimbang Mengingat : bahwa sebagai pelaksanaan Pasal 28 ayat (4) Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.76/Menlhk-Setjen/2015 tentang Kriteria Zona Pengelolaan Taman Nasional dan Blok Pengelolaan Cagar Alam, Suaka Margasatwa, Taman Hutan Raya dan Taman Wisata Alam, perlu menetapkan Peraturan Direktur Jenderal tentang Pedoman Evaluasi Zona Pengelolaan Atau Blok Pengelolaan Kawasan Suaka Alam dan Kawasan Pelestarian Alam. : 1. Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Kawasan Suaka Alam dan Kawasan Pelestarian Alam (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 56, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5217), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 108 Tahun 2015 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Kawasan Suaka Alam dan Kawasan Pelestarian Alam (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 330, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5798); 2. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.76/Menlhk- Setjen/2015 Tanggal 16 Desember 2015 tentang Kriteria Zona Pengelolaan Taman Nasional dan Blok Pengelolaan Cagar Alam, Suaka Margasatwa, Taman Hutan Raya dan Taman Wisata Alam, (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 164). MEMUTUSKAN : Menetapkan : PETUNJUK TEKNIS EVALUASI ZONA PENGELOLAAN ATAU BLOK PENGELOLAAN KAWASAN SUAKA ALAM ATAU KAWASAN PELESTARIAN ALAM. Dalam peraturan ini yang dimaksud dengan: BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 1. Pengelolaan KSA dan KPA adalah upaya sistimatis dan terpadu yang dilakukan untuk mengelola kawasan melalui tahapan kegiatan inventarisasi, penataan kawasan, perencanaan, perlindungan, pengawetan, pelestarian pemanfaatan, serta pengawasan dan pengendaliannya. 2. Inventarisasi...

2. Inventarisasi Potensi Kawasan pada KSA dan KPA yang selanjutnya disebut IPK adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk memperoleh data dan informasi potensi kawasan konservasi. 3. Evaluasi zona/blok pengelolaan adalah kegiatan untuk menilai perkembangan penerapan kriteria dan kegiatan zona pengelolaan atau blok pengelolaan KSA/KPA maupun membandingkan perkembangan dari realisasi masukan (input), keluaran (output), dan hasil (outcome) terhadap penerapan kriteria dan kegiatan sebagai dasar pengambil keputusan tindakan yang diperlukan di dalam penyesuaian kriteria dan kegiatan pada zona pengelolaan atau blok pengelolaan KSA/KPA. 4. Unit Pengelola adalah lembaga yang diserahi tugas dan bertanggung jawab mengelola KSA dan KPA di tingkat tapak, dapat berbentuk Unit Pelaksana Teknis, atau Unit Pelaksana Teknis Daerah/Satuan Kerja Perangkat Daerah. 5. Unit Pelaksana Teknis Daerah Taman Hutan Raya yang selanjutnya disebut UPT TAHURA adalah organisasi pelaksana tugas teknis di bidang pengelolaan taman hutan raya yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas Provinsi/Kabupaten/Kota yang menangani bidang Kehutanan dan pengelolaan taman hutan raya. 6. Menteri adalah Menteri yang diserahi tugas dan bertanggung jawab di bidang lingkungan dan kehutanan. 7. Direktur Jenderal adalah Direktur Jenderal yang diserahi tugas dan bertanggung jawab di bidang konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya. 8. Direktur Teknis adalah Direktur yang diserahi tugas dan bertanggung jawab di bidang Pemolaan dan Informasi Konservasi Alam. Pasal 2 Petunjuk teknis evaluasi zona pengelolaan atau blok pengelolaan pada kawasan suaka alam dan kawasan pelestarian alam bertujuan sebagai acuan kepala UPT/UPTD dalam melakukan evaluasi penerapan kriteria dan kegiatan pada zona pengelolaan atau blok pengelolaan kawasan suaka alam dan kawasan pelestarian alam agar dapat dilakukan secara efektif, efisien dan optimal. Ruang lingkup peraturan ini, meliputi: a. jenis evaluasi; b. pembentukan tim kerja; c. evaluasi; dan d. pelaporan. Pasal 3 BAB II JENIS EVALUASI Pasal 4 (1) Evaluasi zona pengelolaan atau blok pengelolaan KPA sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3, terdiri atas: a. evaluasi periodik; dan b. evaluasi kondisi tertentu. (2) Evaluasi periodik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, evaluasi yang dilakukan berdasarkan kebutuhan pemantauan secara periodik paling lama 10 (sepuluh) tahun. (3) Evaluasi...

(3) Evaluasi kondisi tertentu sebagaimana dimaksud ayat (1) huruf b, evaluasi yang dilakukan berdasarkan kondisi tertentu antara lain perubahan kawasan, bencana alam, kebakaran hutan, serangan hama dan penyakit atau adanya kebutuhan kepentingan pengelolaan yang memerlukan penyesuaian kriteria dan kegiatan pada KSA dan KPA. BAB III PEMBENTUKAN TIM KERJA Pasal 5 (1) Evaluasi sebagaimana dimaksudkan dalam Pasal 4, dilakukan secara periodik atau kondisi tertentu oleh unit pengelola untuk dapat dilaporkan kepada Direktur Teknis. (2) Evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilakukan oleh tim kerja yang ditunjuk dan ditetapkan oleh Kepala Unit Pengelola dengan supervisi oleh Sub Direktorat terkait dari Direktorat teknis. (3) Tim kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (2) terdiri dari ketua, anggota yang ditunjuk dan ditetapkan serta bertanggungjawab kepada kepala unit pengelola. (4) Ketua tim sebagaimana dimaksud pada ayat (3), merupakan pejabat struktural dari unit pengelola pada kawasan konservasi. (5) Anggota sebagaimana dimaksud pada ayat (3), merupakan pejabat struktural, non-struktural dan fungsional pada unit pengelola pada kawasan konservasi. (6) Dalam hal diperlukan keanggotaan sebagaimana dimaksud pada ayat (5), dapat melibatkan tenaga ahli sesuai kebutuhannya. Pasal 6 (1) Tim kerja sebagaimana dimaksudkan dalam Pasal 5 ayat (3), tugas: a. mempersiapkan rencana kerja evaluasi; b. melaksanakan kegiatan evaluasi sesuai rencana kerja; dan c. melaporkan hasil pelaksanaan kegiatan evaluasi kepada kepala pengelola kawasan. (2) Rencana kerja evaluasi sebagaimana dimaksudkan pada ayat (1) huruf a, memuat: a. pendahulan antara lain latar belakang, tujuan dan sasaran; b. metoda dan analisis; c. jadwal kegiatan; d. pelaporan hasil kegiatan; dan e. lampiran seperti surat keputusan tim. (3) Rencana kerja sebagaimana dimaksudkan pada ayat (2), dibahas dan disahkan oleh kepala unit pengelola sebagai pedoman pelaksanaan tim kerja. (4) Format rencana kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (2), sebagaimana lampiran I, peraturan ini. BAB IV...

BAB IV EVALUASI Bagian Kesatu Umum Pasal 7 Evaluasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf c, dilakukan untuk kepentingan: a. pengumpulan data dan informasi; dan b. analisis. Bagian Kedua Pengumpulan Data dan Informasi Pasal 8 (1) Pengumpulan data dan informasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf a, antara lain: a. data sekunder; dan b. data primer. (2) Data sekunder sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hasil dokumentasi, kajian, studi, penelitian dan referensi yang tersedia, antara lain: a. dokumen zona pengelolaan atau blok pengelolaan yang sudah disahkan; b. Berita Acara dan Pelaporan Penandaan Batas; c. dokumen rencana pengelolaan; dan d. aspek kawasan, pengelolaan dan pemanfaatan, keadaan ekonomi dan sosial budaya masyarakat dan pembangunan ditingkat nasional serta daerah. (3) Data primer sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, hasil pengukuran dan pengamatan lapangan terhadap: a. keadaan pengelolaan dan pemanfaatan kawasan; b. keadaan gangguan/ancaman/kerusakan dan rehabilitasi/restorasi kawasan; c. kondisi penandaan tanda batas zona pengelolaan atau blok pengelolaan; dan d. kejadian penyebab perubahan kriteria, peruntukan dan kegiatan zona pengelolaan atau blok pengelolaan. (4) Data dan informasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), untuk kepentingan analisis: a. perkembangan kriteria dan peruntukan kegiatan pada setiap zona pengelolaan atau blok pengelolaan; b. kebutuhan perubahan atau revisi terhadap zona pengelolaan atau blok pengelolaan Bagian Ketiga Analisis Pasal 9 (1) Evaluasi sebagaimana dimaksudkan dalam Pasal 4 ayat (2), dilakukan melalui identifikasi dan analisis perbandingan dan kecenderungan kompilasi kajian dan tinjauan laporan tahunan dan untuk dirumuskan sebagai kegiatan untuk perbaikan zona pengelolaan atau blok pengelolaan. (2) Evaluasi...

(2) Evaluasi sebagiamana dimaksudkan dalam pasal 4 ayat (3), dilakukan tahapan: a. pemeriksaan dilapangan dengan pengukuran sampel atau wawancara petugas dan masyarakat terhadap pemenuhan persyaratan dan indikator pengelolaan pada setiap zona pengelolaan atau blok pengelolaan; b. mengkaji terhadap temuan yang sesuai dan tidak sesuai terhadap kriteria dan kegiatan zona pengelolan atau blok pengelolaan untuk dirumuskan sebagai perbaikannya. (3) Perbaikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2), disusun secara sistematis mencakup kegiatan yang akan dilakukan, target waktu penyelesaian, serta pihak yang akan melakukan verifikasi terhadap tindakan perbaikan. Pasal 10 Dalam hal kegiatan evaluasi terhadap zona inti atau blok perlindungan yang memiliki potensi dan kondisi tertentu untuk keptentingan pemanfaatan dan konservasi diperlukan kajian khusus yang dilakukan oleh tim kerja dengan mengikut sertakan tenaga ahli. BAB V PELAPORAN Pasal 11 (1) Laporan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf d, dilakukan minimal sekali dalam setiap tahun yang disusun oleh tim kerja. (2) Laporan sebagaimana dimaksudkan pada ayat (1), dilakukan sesuai kepentingan dan waktu yang diperlukan. (3) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2), disampaikan oleh kepala unit pengelola dan disampaikan kepada Direktur Jenderal dengan tembusan Direktur teknis. (4) Format laporan sebagaimna dimaksud pada ayat (3), sebagaimana lampiran II, peraturan ini. Pasal 12 Laporan hasil evaluasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11, sebagai dasar pertimbangan dalam melakukan perubahan atau revisi zona pengelolaan atau blok pengelolaan. BAB VII PENUTUP Pasal 13 Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Ditetapkan di : Jakarta pada tanggal : 30 September 2016 DIREKTUR JENDERAL ttd Dr. Ir.TACHRIR FATHONI, MSc. NIP. 19560929 198202 1 001

LAMPIRAN I : PERATURAN DIREKTUR JENDERAL KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM DAN EKOSISTEM NOMOR : P. 14/KSDAE/SET/KSA.0/9/2016 TANGGAL : 30 SEPTEMBER 2016 TENTANG : PETUNJUK TEKNIS EVALUASI ZONA PENGELOLAAN ATAU BLOK PENGELOLAAN KAWASAN SUAKA ALAM DAN KAWASAN PELESTARIAN ALAM. HALAMAN SAMPUL : FORMAT RENCANA KERJA Memuat logo Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dan Pengelola kawasan, judul dokumen rencana kerja tim evaluasi zona pengelolaan atau blok pengelolaan, nama dan luas kawasan konservasi, periodisitas penataan zona pengelolaan atau blok pengelolaan HALAMAN JUDUL : Memuat logo Kementerian Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dan Pengelola kawasan, judul dokumen rencana kerja tim evaluasi zona pengelolaan atau blok pengelolaan, nama dan luas kawasan konservasi, No dan Tgl SK penataan zona pengelolaan atau blok pengelolaan HALAMAN PENGESAHAN : Memuat judul dokumen rencana kerja tim evaluasi zona pengelolaan atau blok pengelolaan, nama dan luas kawasan konservasi, periodisitas penataan zona pengelolaan atau blok pengelolaan, penyusun dokumen (Tim Kerja, nama dan NIP), penilai dan pengesah dokumen (Kepala UPT/UPTD, nama dan NIP). PETA SITUASI : Peta situasi kawasan konservasi terhadap wilayah sekitar RINGKASAN EKSEKUTIF : Merupakan ringkasan isi rencana kerja evaluasi zona pengelolaan atau blok pengelolaan, maksimal satu halaman. KATA PENGANTAR : Merupakan kata pengantar terdiri dari paragraph: kata pembuka, substansi pokok rencana kerja evaluasi zona pengelolaan atau blok pengelolaan kawasan konservasi dan ucapan terima kasih, dalam satu halaman dan ada tanda tangan Kepala UPT/UPTD DAFTAR ISI : Merupakan daftar dari judul bab dan sub-bab kegiatan rencana kerja evaluasi zona pengelolaan atau blok pengelolaan DAFTAR TABEL : Merupakan daftar dari tabel-tabel yang ada pada rencana kerja DAFTAR GAMBAR : Merupakan daftar dari gambar-gambar dan peta-peta yang ada pada rencana kerja DAFTAR...

DAFTAR LAMPIRAN Merupakan daftar dari lampiran yang dilampirkan dalam rencana kerja: I. PENDAHULUAN Bab ini berisi mengenai latar belakang, tujuan, sasaran, dan ruang lingkup dokumen rencana kerja evaluasi zona pengelolaan atau blok pengelolaan kawasan konservasi. II. III. IV. METODA DAN ANALISIS Bab ini berisi uraian metoda pengumpulan data dan informasi serta analisis terhadap evaluasi untuk penataan zona pengelolaan atau blok pengelolaan JADWAL KEGIATAN Bab ini berisi uraian jenis kegiatan dan jadwal kegiatan yang direncanakan. TIM KERJA Bab ini berisi uraian tugas dan kegiatan serta keanggotaan tim kerja untuk pelaksaan evaluasi zona pengelolaan atau blok pengelolaan LAMPIRAN : Peta dan dokumen untuk kajian dan analisis zona pengelolaan atau blok pengelolaan.

LAMPIRAN II : PERATURAN DIREKTUR JENDERAL KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM DAN EKOSISTEM NOMOR : P. 14/KSDAE/SET/KSA.0/9/2016 TANGGAL : 30 SEPTEMBER 2016 TENTANG : PETUNJUK TEKNIS EVALUASI ZONA PENGELOLAAN ATAU BLOK PENGELOLAAN KAWASAN SUAKA ALAM/KAWASAN PELESTARIAN ALAM. HALAMAN SAMPUL : FORMAT LAPORAN EVALUASI ZONA PENGELOLAAN ATAU BLOK PENGELOLAAN KAWASAN SUAKA ALAM/KAWASAN PELESTARIAN ALAM Memuat logo Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dan Pengelola kawasan, judul dokumen laporan, nama dan luas kawasan konservasi, lokasi dan tanggal pelaksanaan. HALAMAN JUDUL : Memuat logo Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dan Pengelola kawasan, judul dokumen laporan, nama dan luas kawasan konservasi. HALAMAN PENGESAHAN : Memuat judul dokumen laporan, nama dan luas kawasan konservasi, penyusun dokumen laporan (Kepala UPT/ UPTD, nama dan NIP) PETA SITUASI : Peta situasi kawasan konservasi terhadap wilayah sekitar RINGKASAN EKSEKUTIF : Merupakan ringkasan isi laporan, maksimal satu halaman. KATA PENGANTAR : Merupakan kata pengantar terdiri dari paragraph: kata pembuka, substansi pokok laporan, dan ucapan terima kasih, dalam satu halaman dan ada tanda tangan Kepala UPT/UPTD DAFTAR ISI : Merupakan daftar dari judul bab dan sub-bab kegiatan laporan kegiatan DAFTAR TABEL : Merupakan daftar dari tabel-tabel yang ada pada laporan kegiatan DAFTAR GAMBAR : Merupakan daftar dari gambar-gambar yang ada pada laporan kegiatan DAFTAR PETA : Merupakan daftar dari peta-peta yang ada pada laporan kegiatan DAFTAR...

DAFTAR LAMPIRAN : Merupakan daftar dari lampiran yang dilampirkan dalam laporan kegiatan I PENDAHULUAN : Bab ini berisi mengenai latar belakang, tujuan, sasaran, dan ruang lingkup dokumen laporan pemantaua atau evaluasi terhadap penetapan penataan zona pengelolaan atau blok pengelolaan kawasan konservasi. II. HASIL PELAKSANAN KEGIATAN : Bab ini berisi mengenai hasil pelaksanaan kegiatan pemantauan atau evaluasi dari penetapan penataan batas penataan zona pengelolaan atau blok pengelolaan, yang disajikan sebagai sub bab, antara lain: a. tinjauan-review dokumen penataan zona pengelolaan atau blok pengelolaan dan rencana pengelolaan KSA/KPA, dengan tujuan mengetahui rekomendasi dan identifikasi tindak lanjut pengelolaan pada setiap zona pengelolaan atau blok pengelolaan; b. tinjauan-review laporan hasil kegiatan pengelolaan, mencakup kelengkapan laporan, pelaksanaan SOP yang harus dijalankan dan dipersyaratkan pada setiap kegiatan di setiap zona pengelolaan atau blok pengelolaan; c. pemeriksaan lapangan mengenai kondisi dan kecenderungan yang terjadi pada penandaan batas, kriteria, fungsi dan peruntukan pada setiap zona pengelolaan atau blok pengelolaan; d. pencatatan dan identifikasi temuan-temuan yang sesuai (conformance) dan yang tidak sesuai (non conformance), serta perubahan yang terjadi dalam periode selama enam bulan dan selama satu tahun; e. analisis melalui perbandingan hasil tinjauan-review dokumen dengan laporan hasil kegiatan, dan diidentifikasi kecenderungan dan perubahan yang terjadi terkait dengan penandaan batas, kriteria, fungsi dan peruntukan penataan zona pengelolaan atau blok pengelolaan, serta merumuskan tindakan perbaikan (corrective action); f. penyusunan rekomendasi temuan untuk rencana tindakan perbaikan terhadap ketidaksesuaian yang diperoleh dari pemeriksaan indikator pengelolaan pada setiap zona pengelolaan atau blok pengelolaan. Rencana tindakan perbaikan agar dibuat dan didokumentasi secara time series sesuai waktu yang akan dilakukan; dan g. kesimpulan dan rekomendasi LAMPIRAN : a. Peta penandaan batas penataan zona pengelolaan atau blok pengelolaan KSA/KPA b. Pedoman/Instruksi kerja dan rencana pengukuran dalam penandaan tanda batas zona pengelolaan atau blok pengelolaan dengan pemetaannya; c. Berita Acara penentuan titik ikat, titik awal, titik penandaan tanda batas, dan titik akhir pengukuran dan penandaan batas zona pengelolaan atau blok pengelolaan dengan pemetaannya; dan d. Berita Acara pemberian penandaan tanda batas (BAPTB) penataan zona pengelolaan atau blok pengelolaan dengan pemetaannya. DIREKTUR JENDERAL ttd Dr. Ir.TACHRIR FATHONI, MSc. NIP. 19560929 198202 1 001