FAKTOR-FAKTOR PENDUKUNG KETERLAKSANAAN PEMBELAJARAN PJOK MATERI BELADIRI DI SLTA SE-KECAMATAN SRAGEN

dokumen-dokumen yang mirip
FAKTOR-FAKTOR PENDUKUNG SISWA SMK MUHAMMADIYAH 1 BOROBUDUR YANG MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER BOLAVOLI DI SEKOLAH E-JOURNAL

FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT SISWA KELAS XI DALAM BELAJAR BELADIRI DI SMA NEGERI 1 SELOMERTO WONOSOBO TAHUN AJARAN 2015/2016

MOTIVASI ORANG TUA MENGIKUTSERTAKAN PUTRA/PUTRINYA OLAHRAGA BELA DIRI TAEKWONDO DOJANG EKADANTA RINDAM MAGELANG

TINGKAT MINAT SISWA TERHADAP PEMBELAJARAN GULING DEPAN KELAS VIII TAHUN AJARAN 2016/2017 DI SMP NEGERI 7 KOTA MAGELANG

TANGGAPAN PESERTA DIDIK TERHADAP PEMBELAJARAN KEBUGARAN JASMANI DI KURIKULUM 2013 KELAS X SMK N 1 DEPOK SLEMAN

Penggunaan Media Dalam Pembelajaran...(Friza Muhammad)

TINGKAT KETERLAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI BAGI SISWA BERKEBUTUHAN KHUSUS (PENJAS ADAPTIF) DI SEKOLAH DASAR INKLUSI SE-KECAMATAN SENTOLO

TINGKAT PENGETAHUAN GURU PENJAS SEKOLAH DASAR NEGERI SE- KECAMATAN KOTAGEDE YOGYAKARTA TERHADAP GAYA MENGAJAR LATIHAN

TINGKAT PEMAHAMAN AKTIVITAS RENANG PADA SISWA KELASXI SMAN 1 JOGONALAN KABUPATEN KLATEN T.A 2016/2017

TANGGAPAN SISWA KELAS VII TERHADAP PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN DI SMP NEGERI 2 PLERET

FAKTOR PENDUKUNG PEMBELAJARAN PERMAINAN BOLAVOLI DI SMK MUHAMMDIYAH 1 PRAMBANAN KLATEN TAHUN AJARAN 2015/2016

FAKTOR-FAKTOR PENDUKUNG PEMBELAJARAN PERMAINAN BOLAVOLI MINI SISWA KELAS V DAN VI DI SD N PAKEM TAMANMARTANI KALASAN SLEMAN TAHUN AJARAN 2016/2017

TANGGAPAN SISWA KELAS IV TERHADAP PROSES PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DI SDN 1 KARANGREJO TAHUN 2017

FAKTOR FAKTOR PENDUKUNG KETERLAKSANAAN PEMBELAJARAN SENAM LANTAI MENURUT PENDAPAT PESERTA DIDIK KELAS X DI SMK NEGERI 1 KASIHAN KABUPATEN BANTUL

IN PRAMBANAN STATE SENIOR HIGH SCHOOL KLATEN

MINAT SISWA DALAM MENGIKUTI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DI SMP NEGERI 2 TEMPEL KAB. SLEMAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

FAKTOR FAKTOR YANG MENGHAMBAT SISWA DALAM PELAKSANAAN EKSTRAKURIKULER BOLABASKET DI SMK MUHAMMADIYAH T/A 2016/2017

PERAN GURU PENDIDIKAN JASMANI DALAM UPAYA PREVENTIF BENCANA ALAM GUNUNG BERAPI PADA SISWA JENJANG SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI DAERAH SLEMAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. A. Kesimpulan Hasil penelitian persepsi siswa kelas VIII terhadap media gambar dalam

TINGKAT KREATIVITAS GURU DALAM MENYIKAPI KETERBATASAN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN JASMANI

TINGKAT PENGETAHUAN SISWA KELAS ATAS TENTANG PERILAKU HIDUP SEHAT DI SEKOLAH DASAR MUHAMMADIYAH KEDUNGGONG KECAMATAN WATES KABUPATEN KULON PROGO

FAKTOR-FAKTOR PENDUKUNG PEMBELAJARAN SENAM LANTAI SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR SE-GUGUS II KEC SENTOLO KULONPROGO TAHUN AJARAN 2015/2016

PERSEPSI GURU PEMBIMBING TERHADAP PROSES PEMBELAJARAN MAHASISWA PRAKTIK KKN-PPL UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA DI SMK PIRI 1 YOGYAKARTA

TINGKAT KEPUASAN PESERTA DIDIK TERHADAP SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN JASMANI TAHUN AJARAN 2015/2016 DI SMA NEGERI 1 BANDONGAN KABUPATEN MAGELANG

Keywords: Difficulties of physical education teachers, Learning aquatic

MOTIVASI KELAS UNGGULAN DAN KELAS REGULER DALAM MENGIKUTI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI

PERAN KEGIATAN KELOMPOK KERJA GURU (KKG) DALAM MENUNJANG KOMPETENSI GURU PENDIDIKAN JASMANI SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN DLINGO BANTUL YOGYAKARTA

TINGKAT PENGETAHUAN STRATEGI DAN TAKTIK BAGIPEMAIN SPIRIT FUTSAL AKADEMI KULON PROGO TAHUN 2015 ARTIKEL E-JOURNAL

TINGKAT PEMAHAMAN GURU PENJASORKES PADA PELAKSANAAN EVALUASI HASIL BELAJAR SISWA DI SMP NEGERI KABUPATEN SLEMAN BERDASARKAN KURIKULUM 2013

PERSEPSI GURU PENDIDIKAN JASMANI TERHADAP MEDIA GAMBAR DALAM PEMBELAJARAN SENAM LANTAI DI SMP SE-KABUPATEN BANJARNEGARA

TINGKAT KESULITAN BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN SISWA KELAS V SD NEGERI SE KECAMATAN KOTAGEDE YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016

MINAT SISWA KELAS V SD N PERCOBAAN 4 WATES TERHADAP PEMBELAJARAN AKTIVITAS RITMIK TAHUN AJARAN 2015 / 2016

PERSEPSI GURU PEMBIMBING TERHADAP PROSES PEMBELAJARAN MAHASISWA PPL UNY DI SMK KOTA YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2012/2013

MINAT SISWA KELAS XI SMA N 1 PUNDONG KABUPATEN BANTUL TERHADAP PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN TAHUN AJARAN 2015/2016

MINAT MAHASISWA PJKR TERHADAP MATAKULIAH OLAHRAGA PILIHAN JUDO The interest of PJKR students towards Judo subject

IDENTIFIKASI TENTANG HAMBATAN DALAM PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENJASORKES DI SEKOLAH DASAR SE-KECAMATAN MERTOYUDAN KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2017

MOTIVASI SISWA MEMILIH KELAS KHUSUS BAKAT ISTIMEWA OLAHRAGA (BIO) DI SMA NEGERI 4 YOGYAKARTA

PERAN GURU PENDIDIKAN JASMANI TERHADAP KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PRAMUKA DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN SEWON KABUPATEN BANTUL DIY TAHUN

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSEPSI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 4 WATES TERHADAP PROSES PEMBELAJARAN PERMAINAN BOLABASKET

FAKTOR-FAKTOR YANG MENDUKUNG DAN MENGHAMBAT PERKEMBANGAN EKSTRAKURIKULER FUTSAL DI SMA NEGERI SE- KABUPATEN KEBUMEN

ANALISIS PERSEPSI SISWA UNTUK MENINGKATKAN PROSES PEMBELAJARAN TEKNIK LAS BUSUR MANUAL DI SMKN 1 SEDAYU

IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR KESULITAN GURU PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA, DAN KESEHATAN DALAM PEMBELAJARAN BELADIRI SMA Se KAB. BANTUL.

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, KETERBATASAN PENELITIAN DAN SARAN-SARAN. penjas terhadap kemampuan mahasiswa Praktik Pengalaman Lapangan Prodi

TINGKAT PENGETAHUAN PEMELIHARAAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT SISWA KELAS IV DAN V SD NEGERI 1 KUTAWIS, BUKATEJA, PURBALINGGA.

PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING

Oleh: Erlanda Bayu Pratama, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Yogyakarta

MOTIVASI BERMAIN KASTI DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI KRATON YOGYAKARTA

KETERAMPILAN MENGAJAR GURU PENJASORKES DI SEKOLAHDASARNEGERI SE- KECAMATAN BANTARKAWUNG KABUPATEN BREBESDALAM PEMBELAJARAN PENJASORKES

TINGKAT KETERAMPILAN BERMAIN SEPAKTAKRAW PESERTA EKSTRAKURIKULER SEPAKTAKRAW DI SD KRADENAN KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2015/2016

FAKTOR PENGHAMBAT SISWA DALAM MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER BOLABASKET DI SMA NEGERI 1 PIYUNGAN BANTUL

KETERLAKSANAAN USAHA KESEHATAN SEKOLAH (UKS) DI SMP MUHAMMADIYAH 8 YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, dapat ditarik kesimpulan sebagai

KOMUNIKASI INTERPERSONAL PELATIH SEPAKBOLA DI PUSAT LATIHAN TIM SEPAKBOLA PSIM YOGYAKARTA

HAMBATAN SISWA SISWI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 22 PONTIANAK DALAM PROSES PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI ARTIKEL PENELITIAN OLEH

TINGKAT PEMAHAMAN SISWA PESERTA EKSTRAKURIKULER BOLA VOLI SMP NEGERI SE-KECAMATAN PANDAK KABUPETEN BANTUL TERHADAP PERATURAN PERMAINAN BOLA VOLI

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. pendidikan jasmani berdasarkan persepsi siswa kelas XI MAN II Yogyakarta

KETERSEDIAAN SARANA DAN PRASARANA USAHA KESEHATAN SEKOLAH (UKS) SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN BAMBANGLIPURO KABUPATEN BANTUL TAHUN 2017

TINGKAT PEMAHAMAN MEMBER FITNESS TERHADAP FASE DAN PRINSIP-PRINSIP LATIHAN BEBAN DI CAKRA SPORT CLUB, HECIENDA DAN PESONA MERAPI

TINGKAT KEAKTIFAN SISWA KELAS V DALAM MENGIKUTI PEMBELAJARAN TONNIS DI SD N 01 REJOSARI KABUPATEN KUDUS TAHUN AJARAN 2015/2016

IMPLEMENTASI KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU IPS SMP/MTs DI KECAMATAN PANDAK JURNAL SKRIPSI

Tingkat Partisipasi Siswa Dalam Permainan Kasti Kelas IV Dan V Sekolah Dasar Negeri Ngebel Kecamatan Kasihan Kabupaten Bantul Tahun Ajaran 2016/2017

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN-SARAN. dalam kategori kinerja sangat baik, yakni sebesar 41,66% (5 guru)

E-JOURNAL. Oleh: Imam Hariyadi NIM

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Lokasi, Waktu, dan Subyek Penelitian

SURVEI TINGKAT PERSENTASE FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ORANG TUA MEMILIH SEKOLAH DI TK GUGUS II KECAMATAN BERBAH

BAB III METODE PENELITIAN

E-JOURNAL. Oleh : Tri Handoko

Tingkat Keterlaksanaan Administrasi (Sumi Fitriana)

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik. Masih dari

Keywords: Learning Interest, Basic Gastronomy Subject.

Oleh: Titis Permatasari Dewi Priyatno, Universitas Negeri

PENGEMBANGAN PERMAINAN LIBERATE HOSTAGES UNTUK PEMBELAJARAN SERVIS BOLAVOLI KELAS X DI SMA NEGERI 1 CANGKRINGAN YOGYAKARTA

Jurnal Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Volume 03 Nomor 02 Tahun 2015,

TINGKAT PENGETAHUAN TAKTIK DAN STRATEGI SISWA YANG MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER SEPAKBOLA DI SMP NEGERI 2 MUNTILAN KABUPATEN MAGELANG

ANALISA PELAKSANAAN KURIKULUM SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BERORIENTASI KTSP DI SMKN 2 PENGASIH

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KURIKULUM 2013 DI SMK N 2 DEPOK PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK MESIN

MOTIVATION OF LEARNERS IN FOLLOWING ARCHERY EXTRACURRICULAR IN SD ISLAM TERPADU AR- RAIHAN SUMBERBATIKAN TRIRENGGO, BANTUL ACADEMIC YEAR 2015/2016

Jurnal Geografi Media Infromasi Pengembangan Ilmu dan Profesi Kegeografian

BAB III METODE PENELITIAN

FAKTOR-FAKTOR KESULITAN BELAJAR MATA PELAJARAN PRODUKTIF PADA SISWA PROGRAM KEAHLIAN ELEKTRONIKA INDUSTRI DI SMK N 3 WONOSARI

PERSEPSI PENGUNJUNG TERHADAP KEBERADAAN PEDAGANG KAKI LIMA DI OBJEK WISATA JAM GADANG BUKITTINGGI BAYU PERMANA PUTRA

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Suharsimi Arikunto (2 010: 3) penelitian deskriptif adalah suatu

Faktor-faktor (Muhammad Chandra.)1

III. METODE PENELITIAN. LKS kimia model inkuiri terpimpin pada materi pokok kelarutan dan hasil kali

Vol.09/No.01/Januari 2017 ISSN:

BAB III METODE PENELITIAN

FAKTOR-FAKTOR PENDUKUNG PEMBELAJARAN ATLETIK SISWA KELAS VIII SMP N 2 WATES KABUPATEN KULON PROGO TAHUN AJARAN 2016/2017

PERSEPSI SISWA KELAS X SMA N 10 YOGYAKARTATERHADAP MODIFIKASI PERMAINAN BOLABASKET

Kinerja Guru dalam... (Reni Tiana) 1

PERSEPSI GURU PENDIDIKAN JASMANI TERHADAP EVALUASI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DI SD SE-KECAMATAN BERBAH

SIKAP SOSIAL SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENJAS DI SMP NEGERI 2 MLATI SLEMAN YOGYAKARTA E-JOURNAL

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

TINGKAT MOTIVASI ATLET MENGIKUTI LATIHAN DI UNIT KEGIATAN MAHASISWA (UKM) ATLETIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP KUALITAS JASA PELAYANAN FITNESS CENTER GEDUNG OLAHRAGA UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONDISI BELAJAR SENI MUSIK SISWA SMP NEGERI 2 PEKALONGAN

BAB III METODE PENELITIAN

UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA MELALUI CREATIVE PROBLEM SOLVING SISWA KELAS XI-IPA1 SMA NEGERI I IMOGIRI

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN PERPUSTAKAAN OLEH MAHASISWA PGSD ANGKATAN 2011 DI KAMPUS WATES

Transkripsi:

1 Faktor-faktor Pendukung (Bayu Sukarno Putro) FAKTOR-FAKTOR PENDUKUNG KETERLAKSANAAN PEMBELAJARAN PJOK MATERI BELADIRI DI SLTA SE-KECAMATAN SRAGEN Oleh: Bayu Sukarno Putro, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Yogyakarta, bsukarno112@gmail.com Abstrak Penelitian ini dilatarbelakangi bahwa dalam pembelajaran PJOK di sekolah ada yang mengajarkan beladiri dan ada pula yang tidak mengajarkan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar faktorfaktor pendukung keterlaksanaan pembelajaran PJOK materi beladiri di SLTA se-kecamatan Sragen. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan metode survey. Data dianalisis dengan teknik analisis deskriptif kuantitatif dengan persentase. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa faktor-faktor pendukung keterlaksanaan pembelajaran PJOK materi beladiri di SLTA se-kecamatan Sragen secara keseluruhan berada pada kategori sangat tinggi dengan persentase sebesar 2,2%, kategori tinggi sebesar 28,3%, kategori sedang dengan persentase sebesar 47,8%, kategori rendah sebesar 10,9%, dan kategori sangat rendah dengan persentase sebesar 10,9%. Kurikulum menjadi faktor yang paling mendukung diantara semua faktor yang ada dengan persentase sebesar 20,3%, sedangkan faktor sumber belajar memiliki persentase terendah, yaitu sebesar 19,6%. Kata kunci: faktor-faktor pendukung, pembelajaran, PJOK, beladiri Abstract Background of the study is about martial arts is uncertainty in doing PJOK study at school. The purpose of this study is to investigate supporting factors that materialize PJOK study about martial arts at senior high school in sub-district Sragen. The research belongs to quantitative descriptive by using questionnaire. The object of the study used 46 teachers of PJOK Senior High School in Sragen sub-district. The data are analyzed from quantitative descriptive with percentage. The result of the study reveals the dominant of supporting factors that materialize PJOK study about martial arts in senior high school in sub-district Sragen are at very high level with 2,2%, high level with 28,3%, medium level with 47,8%, low level with 10,9%, and very low level 10,9%. Here, the curriculum becomes the factor that most support among all the factors with a percentage of 20,3%, while the factors of learning resources had the lowest percentage, amounting to 19,6%. Keywords: supporting factors, study, PJOK, martial arts. PENDAHULUAN Kurikulum menjadi dasar atau ramburambu dalam proses pembelajaran. Berdasarkan kurikulum yang berlaku, materi olahraga beladiri merupakan ruang lingkup dari permainan dan olahraga dalam matapelajaran PJOK (Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan). Di tingkat SLTA, materi beladiri terdapat dalam materi ajar bukan menjadi materi yang harus diajarkan oleh guru, namun disesuaikan dengan situasi dan kondisi sekolah. Meskipun demikian, apabila seorang guru memilih mengajarkan materi beladiri tentu akan lebih baik karena siswa menjadi lebih kaya ilmu dan menguasai kompetensi yang tertuang di dalam kurikulum secara lebih lengkap. Terlebih lagi jika kondisi mulai dari kelas X, XI, dan XII. Materi beladiri

2 Faktor-faktor Pendukung (Bayu Sukarno Putro) di sekolah cukup mendukung pelaksanaan pembelajaran beladiri. Keterlaksanaan sebuah proses pembelajaran dipengaruhi oleh berbagai faktor. Menurut Agus S. Suryobroto (2004:1), bahwa dalam pembelajaran pendidikan jasmani agar cukup dengan sebuah lapangan untuk menampung para siswa. Pembelajaran beladiri tidak memerlukan peralatan seperti dalam pelatihan beladiri di perguruan beladiri misalnya, matras, pelindung badan, sansak, dan lain sebagainya. Dalam pembelajaran PJOK yang dapat berjalan dengan sukses dan lancar terpenting adalah siswa melakukan aktivitas ditentukan oleh beberapa faktor, antara lain: guru, siswa, kurikulum, sarana prasarana, tujuan, metode, lingkungan yang mendukung, dan penilaian. Dalam pembelajaran PJOK materi beladiri, faktor guru sangat berpengaruh dalam pelaksanaan proses pembelajaran. Seorang guru PJOK idealnya mampu mengajarkan materi beladiri karena seharusnya seorang guru menguasai semua materi PJOK. Hal tersebut sesuai dengan kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru, yaitu kompetensi pedagogi dan profesional. Selain itu, seorang guru tentu awalnya sudah punya bekal ilmu terkait dengan profesinya. Pelaksanaan pembelajaran beladiri juga tidak terlalu sulit jika dilihat dari faktor sarana dan prasarana. Pembelajaran beladiri tidak membutuhkan sarana dan prasarana yang rumit, gerak sesuai dengan materi. Jika guru memang menginginkan kelengkapan peralatan pun, guru PJOK dapat membuat modifikasi alat-alat tersebut. Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan, sebanyak 22 guru dari 16 SLTA yang ada di Kecamatan Sragen tidak mengajarkan materi beladiri. Alasan yang disampaikan para guru tersebut beragam, diantaranya yang paling banyak disampaikan adalah karena guru kurang menguasai materi beladiri, takut siswa tidak antusias, serta materi beladiri dianggap masih minim sumber belajar. Guru tidak mengajarkan materi beladiri memang bukan kesalahan karena beladiri bukan materi yang harus diajarkan. Terlepas dari tidak diharuskannya seorang guru PJOK mengajarkan materi beladiri, pada dasarnya materi beladiri ada di dalam kurikulum. Kurikulum merupakan amanah dari

3 Faktor-faktor Pendukung (Bayu Sukarno Putro) negara dalam upaya mencerdaskan bangsanya, sehingga menjadi acuan bagi guru dalam mengajar. Berdasarkan keterangan dalam kurikulum, disampaikan bahwa pelaksanaan materi beladiri disesuaikan dengan kondisi sekolah. Dengan demikian, apabila banyak faktor yang kondisinya mendukung pelaksanaan pembelajaran beladiri, lebih baik guru mengajarkan materi beladiri tersebut. Terlebih lagi menurut pengamatan peneliti memang banyak faktor yang idealnya dapat mendukung pembelajaran beladiri seperti yang telah peneliti sebelumnya karena terbukti cukup banyak pula guru PJOK yang menagajarkan materi beladiri. Hal tersebut sesuai yang disampaikan oleh Gilbert H. Hunt dalam Rosyada yang dikutip oleh Suyono dan Hariyanto (2014: 08), bahwa salah satu kriteria yang harus dimiliki oleh seorang guru agar pembelajaran efektif adalah guru harus mampu memberikan jaminan bahwa apa yang disampaikannya mencakup semua unit bahasan. Berdasarkan pemaparan di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Materi Beladiri di SLTA se-kecamatan Sragen, karena belum ada penelitian tentang kontribusi faktorfaktor pendukung tersebut. METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif. Metode yang digunakan dalampenelitian ini adalah survey menggunakan kuesioner. Penelitian ini tidak dimaksudkan untuk menguji suatu hipotesis, melainkan menggambarkan apa adanya suatu variabel, gejala, atau keadaan. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di 16 SLTA yang ada di Kecamatan Sragen dengan waktu penelitian pada tanggal 4-23 Agustus 2016. Target/ Subjek Penelitian Menurut Suharsimi Arikunto (1995:125), apabila jumlah anggota subjek dalam populasi tidak lebih dari 150 orang, dan dalam pengumpulan data menggunakan angket, maka subjek sejumlah itu diambil seluruhnya. Dengan demikian, dalam penelitian ini yang menjadi sampel penelitian adalah seluruh guru PJOK yang mengajar di SLTA se -Kecamatan Sragen karena jumlahnya hanya 46 orang. Berikut

4 Faktor-faktor Pendukung (Bayu Sukarno Putro) adalah tabel distribusi guru PJOK di SLTA se- Kecamatan Sragen: Tabel 2. Sampel Penelitian No Nama Sekolah Jumlah Guru 1 SMA Negeri 1 Sragen 4 2 SMA Negeri 2 Sragen 3 3 SMA Negeri 3 Sragen 4 4 SMK Negeri 1 Sragen 5 5 SMK Negeri 2 Sragen 6 6 MA Negeri 1 Sragen 2 7 SMA Muhammadyah 1 Sragen 8 SMK Citra Medika Sragen 2 9 SMK Dian Kirana 1 Sragen 2 10 SMK Kesehatan Miftahul 1 Jannah Sragen 11 SMK Migas Sragen 1 12 SMK Muhammadyah 1 Sragen 13 SMK Muhammadyah 2 3 Sragen 14 SMK Muhammadyah 4 3 Sragen 15 SMK Sukawati Sragen 3 16 SMK Widya Wisata 2 Prosedur Jumlah 46 Peneliti menyebarkan angket kepada seluruh guru PJOK di SLTA se-kecamatan Sragen untuk diisi jawabannya. Jawaban dari para guru tersebut kemudian diolah dengan menggunakan aplikasi SPSS 16. Angket dalam penelitian ini diujicobakan 3 2 adalah untuk menguji validitas dan reliabilitas dari setiap butir pernyataan yang ada di dalam angket. Ujicoba dilakukan di Kecamatan Karangmalang karena karakterisitiknya mirip dengan Kecamatan Sragen. Butir pernyataan dinyatakan valid apabila r hitung > r tabel (0,632). Data, Instrumen dan Teknik Pengambilan Data Instrumen dalam penelitian ini berupa angket. Menurut Sutrisno Hadi (1991:7), jika akan melakukan penelitian dan perlu menggunakan instrumen apakah itu angket, tes atau rating scale, jangan tergesa-gesa menyusun sendiri instrumen yang diperlukan, pakai saja yang sudah ada, jika perlu dengan penyesuaian seperlunya serta jangan lupa minta ijin kepada pemiliknya. Berdasarkan pendapat tersebut, instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen yang dibuat oleh Awang Darmawan yang pernah digunakan untuk pengambilan data penelitian dengan variabel yang hampir sama. Instrumen disesuaikan tanpa mengubah makna dan nilai dari setiap butir pernyataan. terlebih dahulu sebelum digunakan untuk mengambil data penelitian. Tujuan ujicoba

5 Faktor-faktor Pendukung (Bayu Sukarno Putro) Teknik pengambilan data dengan cara menyebarkan angket kepada para responden 5 Sangat Rendah 0,5 SD X < M 1,5 SD untuk diisi jawabannya. Alternatif jawaban dalam kuesioner ini adalah Sangat Mendukung (SM), Mendukung (M), Tidak Mendukung (TM), dan Sangat Tidak Mendukung (STM) yang masing-masing memiliki skor yang berbeda. Teknik Analisis Data Data dianalisis dengan teknik analisis deskriptif kuantitatif dengan persentase yang dihitung dengan rumus berikut ini: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Faktor-faktor pendukung keterlaksanaan pembelajaran PJOK materi beladiri di SLTA se- Kecamatan Sragen diukur menggunakan angket yang berisi 31 pernyataan, dengan jumlah responden sebanyak 46 orang guru PJOK. Analisis skor jawaban secara keseluruhan menghasilkan nilai tertinggi 115, nilai terendah 61, rata-rata 94,83, median 96, modus 95, dan standar deviasi 12,93. Setelah memperoleh data Keterangan: P = Angka persentase f = Frekuensi N = Banyaknya data individu/ statistik tersebut, kemudian dihitung untuk memperoleh distribusi frekuensi. Setelah dilakukan perhitungan berdasarkan data statistik yang diperoleh, diketahui bahwa faktor-faktor jumlah subjek (Anas Sudijono, 2011:43) Kemudian, untuk memberikan makna, dibuat kategori dengan menggunakan acuan batasan norma dalam Anas Sudijono (2011:175) berikut ini: Tabel 2. Penentuan Kategori Skor Data Hasil Penelitian No Kategori Rentang Nilai 1 Sangat X > M + 1,5 SD Tinggi 2 Tinggi M + 0,5 SD < X < M + 1,5 SD 3 Sedang M 0,5 SD < X < M + 0,5 SD 4 Rendah M 1,5 SD < X < M pendukung keterlaksanaan pembelajaran PJOK materi beladiri di SLTA se-kecamatan Sragen berada pada kategori sangat tinggi sebesar 2,2%, kategori tinggi sebesar 28,3%, kategori sedang sebesar 47,8%, kategori rendah sebesar 10,9%, dan kategori sangat rendah sebesar 10,9%. Untuk lebih memperjelas hasil perhitungan disajikan dalam histogram sebagai berikut:

6 Faktor-faktor Pendukung (Bayu Sukarno Putro) paling mendukung keterlaksanaan pembelajaran beladiri diantara faktor lainnya, sedangkan faktor sumber belajar memiliki persentase terendah diantara semua faktor yang ada. Namun demikian, perbedaan besarnya persentase Gambar 1. Histogram Distribusi Frekuensi Kecamatan Sragen. Secara keseluruhan terdapat 5 faktor yang diteliti dalam penelitian ini, yaitu kurikulum, guru, materi, sumber belajar, dan siswa. Faktor kurikulum memiliki persentase sebesar 20,3%, guru sebesar 20,1%, materi sebesar 19,95%, sumber belajar 19,6%, dan siswa sebesar 20,1%. Apabila disajikan dalam histogram, maka hasilnya adalah sebagai berikut: diantara kelima faktor tersebut tidaklah terlalu jauh. Sedangkan hasil perhitungan distribusi frekuensi pada masing-masing faktor adalah sebagai berikut: 1. Faktor Kurikulum Analisis data dari faktor kurikulum diperoleh skor tertinggi 24, skor minimum 13, rata-rata 18,57, median 18, modus 18, dan standar deviasi 2,639. Berdasarkan analisis data tersebut, dihasilkan distribusi frekuensi pada histogram sebagai berikut: Gambar 2. Histogram Persentase Masing- Masing Kecamatan Sragen. Berdasarkan hasil tersebut dapat dikatakan faktor kurikulum menjadi faktor yang Gambar 3. Histogram Distribusi Frekuensi Kecamatan Sragen Ditinjau dari Faktor Kurikulum

7 Faktor-faktor Pendukung (Bayu Sukarno Putro) Berdasarkan histogram tersebut, pada faktor kurikulum diperoleh hasil persentase terbesar pada kategori sedang, yaitu dengan persentase sebesar 41,3%. Kurikulum yang digunakan setiap sekolah berbeda-beda, ada yang menggunakan kurikulum 2013 (K13) dan ada pula yang menggunakan kurikulum 2006 (KTSP). Perbedaan kedua kurikulum tersebut paling terlihat pada alokasi waktu, yaitu pada materi beladiri dapat terlaksana jika ditinjau dari faktor kurikulum. 2. Faktor Guru Analisis data dari faktor guru diperoleh skor tertinggi 24, skor minimum 10, rata-rata 18,46, median 19, modus 20, dan standar deviasi 3,305. Berdasarkan analisis data tersebut, dihasilkan distribusi frekuensi pada histogram sebagai berikut: kurikulum 2013 guru memiliki lebih banyak alokasi waktu untuk mengajar. Meskipun ada perbedaan kurikulum yang digunakan oleh masing-masing sekolah, dari hasil penelitian dapat dikatakan faktor kurikulum cukup untuk mendukung terlaksananya pembelajaran PJOK materi beladiri. Menurut Nana Sudjana (1989:1), terdapat tiga variabel utama yang saling berkaitan dalam strategi pelaksanaan pendidikan di sekolah, yaitu kurikulum, guru, dan proses belajar mengajar. Oleh sebab itu, baik K13 ataupun KTSP samasama dapat dijadikan acuan bagi guru PJOK untuk mengajarkan materi beladiri karena pada karena pada kedua kurikulum tercantum materi beladiri. Dengan demikian, pembelajaran PJOK Gambar 4. Histogram Distribusi Frekuensi Kecamatan Sragen Ditinjau dari Faktor Guru Persentase terbesar dari faktor guru adalah pada kategori sedang, yaitu 52,2%. Berdasarkan hasil perhitungan distribusi frekuensi pada faktor guru menunjukkan bahwa sebenarnya guru PJOK yang mengajar di SLTA se-kecamatan Sragen cukup mendukung terlaksananya pembelajaran PJOK materi beladiri. Namun demikian, tetap ada guru yang kurang menguasai materi beladiri

8 Faktor-faktor Pendukung (Bayu Sukarno Putro) Menurut Gilbert H. Hunt dalam Rosyada yang dikutip oleh Suyono dan Hariyanto (2014: 08), beberapa kriteria yang harus dimiliki oleh seorang guru agar pembelajaran efektif adalah bahwa gurur harus memiliki pengetahuan yang memadai dalam matapelajaran yang diampunya, dan guru mampu memberikan jaminan bahwa apa yang disampaikannya mencakup semua unit bahasan. Berdasarkan pendapat tersebut guru yang kurang menguasai materi beladiri akan cenderung memilih tidak mengajarkan beladiri. Namun, dari hasil penelitian yang menunjukkan bahwa faktor guru cukup mendukung pelaksanaan pembelajaran beladiri yang artinya cukup banyak guru yang memilih menyampaikan semua unit bahasan kepada para siswanya. 3. Faktor Materi Analisis data dari faktor materi diperoleh skor tertinggi 27, skor minimum 14, rata-rata 21,3, median 21, modus 21, dan standar deviasi 3,168. Berdasarkan analisis data tersebut, dihasilkan distribusi frekuensi pada histogram sebagai berikut: Gambar 5. Histogram Distribusi Frekuensi Kecamatan Sragen Ditinjau dari Faktor Materi Perhitungan distribusi frekuensi pada faktor materi menunjukkan bahwa persentase terbesar pada kategori sedang dengan persentase 47,8%. Materi tentu sangat berpengaruh terhadap keterlaksanaan proses pembelajaran. Berdasarkan hasil perhitungan di atas, faktor materi dapat dikatakan cukup mendukung terlaksananya pembelajaran beladiri. Menurut Jamil Suprihatiningrum (2013:297) bahwa bahan pelajaran adalah materi atau isi dari suatu pembelajaran yang diberikan oleh guru kepada siswa dan harus dikuasai oleh siswa melalui kegiatan belajar mengajar. Dengan demikian, faktor materi cukup mendukung keterlaksanaan pembelajaran beladiri karena jika tidak ada materi beladiri tentu pembelajaran beladiri juga tidak dapat dilaksanakan.

9 Faktor-faktor Pendukung (Bayu Sukarno Putro) Adanya guru yang tidak mengajarkan materi beladiri dikarenakan materi tidak hanya harus dikuasai oleh siswa, namun juga oleh guru karena pada dasarnya guru yang akan mengajarkan materi kepada siswa. Dengan minimnya ilmu tentang beladiri oleh sebagian guru, maka idealnya materi beladiri harus sering dibahas dalam forum guru. Selain itu untuk menambah ilmu tentang beladiri bagi para guru PJOK, juga sebaiknya diadakan penataran tentang materi beladiri bagi para guru PJOK. Jika materi sudah dikuasai oleh guru, maka akan berimbas pada minat guru PJOK untuk mengajarkan beladiri. 4. Faktor Sumber Belajar Analisis data dari faktor sumber belajar diperoleh skor tertinggi 24, skor minimum 11, rata-rata 18,02, median 18, modus 18, dan standar deviasi 3,221. Berdasarkan analisis data tersebut, dihasilkan distribusi frekuensi pada histogram sebagai berikut: Gambar 6. Histogram Distribusi Frekuensi Kecamatan Sragen Ditinjau dari Faktor Sumber Belajar Persentase terbesar dari faktor sumber belajar adalah pada kategori sedang, yaitu 43,5%. Faktor sumber belajar dapat dikatakan cukup mendukung karena meskipun masih minim sumber belajar materi beladiri yang berasal dari buku, pada dasarnya sumber belajar tidak harus dari buku. Menurut Abdul Majid (2007: 170), sumber belajar adalah segala sesuatu yang mengandung informasi dan disimpan dalam bentuk media dan dapat dimanfaatkan siswa untuk belajar. Berdasarkan pendapat tersebut, sumber belajar bisa dicari di internet baik itu berupa artikel, gambar, maupun video. Selain internet, sumber belajar juga bisa berasal dari ahli beladiri. Namun memang idealnya sumber belajar yang utama adalah dari buku pelajaran yang sudah teruji kesahihannya. Apabila sumber belajar lengkap dari berbagai unsur, tentu akan lebih memudahkan guru dan lebih mendukung terlaksananya pembelajaran PJOK materi beladiri.

10 Faktor-faktor Pendukung (Bayu Sukarno Putro) 5. Faktor Siswa Analisis data dari faktor siswa diperoleh skor tertinggi 24, skor minimum 12, rata-rata 18,48, median 19, modus 18, dan standar deviasi 2,689. Berdasarkan analisis data tersebut, dihasilkan distribusi frekuensi pada histogram sebagai berikut: terlaksananya pembelajaran PJOK materi beladiri. Menurut Rita Eka Izzaty dkk (2007:138), beberapa sikap yang ditampilkan remaja dalam kelompok, yaitu kompetisi atau persaingan serta menarik perhatian. Berdasarkan pendapat tersebut, adanya siswa yang memiliki kemampuan beladiri jelas memudahkan guru dalam mengajar beladiri karena siswa akan bersedia untuk membantu guru memberikan contoh teknik beladiri untuk menarik perhatian teman-temannya. Selain itu, siswa juga akan Gambar 7. Histogram Distribusi Frekuensi Kecamatan Sragen Ditinjau dari Faktor Siswa Persentase terbesar faktor-faktor pendukung pembelajaran beladiri ditinjau dari faktor siswa berada pada kategori sedang, yaitu sebesar 43,5%. Siswa juga merupakan salah satu komponen utama dalam sebuah proses pembelajaran. Tanpa adanya siswa, tentu proses pembelajaran tidak akan dapat terlaksana. Berdasarkan hasil perhitungan di atas, maka dapat disimpulkan kondisi siswa di SLTA se- Kecamatan Sragen cukup mendukung bersaing meraih nilai bagus, sehingga siswa akan menunjukkan kemampuan terbaiknya dalam mengikuti pembelajaran. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Faktor-faktor pendukung keterlaksanaan pembelajaran di SLTA se-kecamatan Sragen cukup mendukung terlaksananya pembelajaran PJOK materi beladiri. Hal tersebut berdasarkan hasil perhitungan bahwa persentase terbesar ada pada kategori sedang dengan persentase sebesar 47,8%. Faktor kurikulum menjadi faktor yang paling mendukung diantara semua faktor yang ada dengan persentase sebesar 20,3%, sedangkan

11 Faktor-faktor Pendukung (Bayu Sukarno Putro) faktor sumber belajar memiliki persentase terendah dengan persentase sebesar 19,6%. Saran Berdasarkan kesimpulan di atas, maka saran yang peneliti sampaikan adalah sebagai berikut: 1. Bagi para guru PJOK yang mengajar di SLTA se-kecamatan Sragen, diharapkan dapat mengoptimalkan semua faktorfaktor yang berpengaruh terhadap pembelajaran, khususnya faktor-faktor yang telah diteliti dan terbukti cukup mendukung untuk terlaksananya pembelajaran PJOK materi beladiri. Meskipun beladiri bukan materi yang harus diajarkan, namun apabila kondisi di sekolah cukup mendukung pelaksanaannya maka akan lebih baik jika diajarkan. Selain itu, para guru diharapkan untuk jangan pernah berhenti belajar untuk menambah wawasan dan kemampuan tentang PJOK termasuk materi beladiri. 2. Bagi Dinas Pendidikan Sragen, diharapkan untuk lebih memperhatikan mengadakan penataran materi beladiri, memperbanyak sumber belajar materi beladiri, sehingga kompetensi guru semakin baik dan harapannya berimbas pada kualitas pembelajaran PJOK. DAFTAR PUSTAKA Abdul Majid. (2007). Perencanaan Pembelajaran. Bandung. PT Remaja Rosdakarya. Agus S. Suryobroto. (2004) Diktat Matakuliah Sarana dan Prasarana Pendidikan Jasmani. Yogyakarta: FIK UNY. Anas Sudijono. (2011). Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers. Awang Darmawan. (2015). Faktor-Faktor Pendukung Keterlaksanaan Pembelajaran Beladiri Pencak Silat Di SMA se- Kabupaten Banyumas Skripsi. Yogyakarta: FIK UNY. Jamil Suprihatiningrum. (2013). Strategi Pembelajaran: Teori & Aplikasi. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. Nana Sudjana. (1989). Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru. Rita Eka Izzaty, dkk. (2007). Perkembangan Peserta Didik. Yogyakarta: UNY Press. Suharsimi Arikunto. (1995). Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Sutrisno Hadi. (1991). Analisis Butir Untuk Instrumen Angket, Tes dan Skala Nilai dengan Basica. Yogyakarta: Andi Offset. Suyono dan Hariyanto. (2014). Belajar dan Pembelajaran Teori dan Konsep Dasar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. guru PJOK diantaranya dengan cara