ARAHAN PENGEMBANGAN FUNGSI RUANG LUAR KAWASAN GELORA BUNG KARNO JAKARTA TUGAS AKHIR. Oleh: RICKAYATUL MUSLIMAH L2D

dokumen-dokumen yang mirip
KAJIAN KECENDERUNGAN RUANG PUBLIK SIMPANG LIMA KOTA SEMARANG BERKEMBANG SEBAGAI KAWASAN REKREASI BELANJA TUGAS AKHIR

POLA PEMANFAATAN DAN PELAYANAN ALUN-ALUN KOTA PATI BERDASARKAN PERSEPSI DAN PREFERENSI PENGUNJUNG TUGAS AKHIR TKPA 244

BAB I PENDAHULUAN. keberadaan ruang terbuka hijau khususnya ruang terbuka hijau publik.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Muhammad Riksa Alhadi, 2016

PENGEMBANGAN KAWASAN REKREASI PERENG PUTIH BANDUNGAN DENGAN PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR ORGANIK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

RUANG TERBUKA PADA KAWASAN PERMUKIMAN MENENGAH KE BAWAH Studi Kasus : Kawasan Permukiman Bumi Tri Putra Mulia Jogjakarta

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kota diartikan sebagai suatu sistem jaringan kehidupan manusia yang

I. PENDAHULUAN. heterogen serta coraknya yang materialistis (Bintarto,1983:27). Kota akan selalu

I. PENDAHULUAN. sebagai bentang budaya yang ditimbulkan oleh unsur-unsur alami dan non alami

TAMAN RIA DI SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. pesat karena kota saat ini, dipandang lebih menjanjikan bagi masyarakat desa

ARAHAN PENATAAN KAWASAN TEPIAN SUNGAI KANDILO KOTA TANAH GROGOT KABUPATEN PASIR PROPINSI KALIMANTAN TIMUR TUGAS AKHIR

ARAHAN PENATAAN PEDAGANG KAKI LIMA (PKL) DI KAWASAN PENDIDIKAN TEMBALANG TUGAS AKHIR. Oleh: SULISTIANTO L2D

BAB I PENDAHULUAN. cenderung mengabaikan masalah lingkungan (Djamal, 1997).

BAB I PENDAHULUAN. Fristiawati, 2015 PENGEMBANGAN TAMAN RA. KARTINI SEBAGAI RUANG REKREASI PUBLIK DI KOTA CIMAHI

IDENTIFIKASI AKTIVITAS PEDAGANG KAKI LIMA DI TAMAN SERIBU LAMPU KOTA CEPU TUGAS AKHIR. Oleh: IKA PRASETYANINGRUM L2D

PENDAHULUAN. Kota adalah suatu wilayah yang akan terus menerus tumbuh seiring

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

ANALISIS KESELAMATAN DAN KENYAMANAN PEMANFAATAN TROTOAR BERDASARKAN PERSEPSI DAN PREFERENSI PEJALAN KAKI DI PENGGAL JALAN M.T. HARYONO KOTA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan kota baik dari skala mikro maupun makro (Dwihatmojo)

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Kependudukan Kota di Jawa Barat Tahun Luas Wilayah Jumlah Penduduk Kepadatan Penduduk Per Km 2

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Ruang terbuka Publik berasal dari bahasa latin platea yang berarti jalur

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

IDENTIFIKASI FAKTOR FAKTOR PRIORITAS PENGEMBANGAN TAMAN RONGGOWARSITO SEBAGAI RUANG TERBUKA PUBLIK DI TEPIAN SUNGAI BENGAWAN SOLO TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan pesat di seluruh wilayah Indonesia. Pembangunan-pembangunan

ARAHAN PENATAAN RUANG TERBUKA HIJAU PADA KORIDOR JALAN JENDRAL SUDIRMAN KOTA SINGKAWANG TUGAS AKHIR

PEMANFAATAN RUANG TERBUKA HIJAU PUBLIK DI KELURAHAN WAWOMBALATA KOTA KENDARI TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

HOTEL RESORT DI KAWASAN WISATA SARANGAN

Evaluasi Tingkat Kenyamanan Penghuni Pasca Perubahan Fungsi Taman Parang Kusumo Semarang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Disajikan oleh: LIA MAULIDA, SH., MSi. (Kabag PUU II, Biro Hukum, Kemen PU)

KAJIAN PENATAAN POHON SEBAGAI BAGIAN PENGHIJAUAN KOTA PADA KAWASAN SIMPANG EMPAT PASAR MARTAPURA TUGAS AKHIR. Oleh: SRI ARMELLA SURYANI L2D

I. PENDAHULUAN. Kota Jakarta Barat dikenal sebagai kota jasa dan pusat bisnis yang

III. METODE PENELITIAN. dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2009:3). Metode penelitian yang

HASIL KAJIAN DAN REKOMENDASI ASPEK BIOFISIK HUTAN KOTA LANSKAP PERKOTAAN

BAB I PENDAHULUAN. yang semula merupakan ruang tumbuh berbagai jenis tanaman berubah menjadi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

STUDI PERSEPSI TERHADAP FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT KENYAMANAN KAWASAN SIMPANG LIMA SEBAGAI RUANG TERBUKA PUBLIK TUGAS AKHIR

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan penduduk di Indonesia disetiap tahun semakin meningkat. Hal ini

PENATAAN JALUR PEJALAN KAKI PADA KORIDOR JALAN MALIOBORO BERDASARKAN PERSEPSI DAN PREFERENSI PENGUNJUNG LAPORAN TUGAS AKHIR

TUGAS AKHIR. Oleh: MELANIA DAMAR IRIYANTI L2D

BAB 1 PENDAHULUAN. di perkotaan-perkotaan salah satunya adalah kota Yogyakarta. Ini

PELAYANAN SARANA PENDIDIKAN DI KAWASAN PERBATASAN SEMARANG-DEMAK TUGAS AKHIR

PEMANFAATAN RUANG TERBUKA PUBLIK DI BAWAH JEMBATAN LAYANG PASUPATI SEBAGAI UPAYA MEMPERTAHANANKAN RUANG PUBLIK

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan kota seringkali diidentikkan dengan berkembangnya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. (DIY) memiliki peran yang sangat strategis baik di bidang pemerintahan maupun

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

TAMAN REKREASI SERULINGMAS DI BANJARNEGARA Dengan Penekanan Desain Arsitektur Neo Vernakular

BAB I PENDAHULUAN. Kota Kepanjen merupakan ibukota baru bagi Kabupaten Malang. Sebelumnya ibukota Kabupaten Malang berada di Kota Malang ( Berdasarkan

PENDAHULUAN. banyaknya daerah yang dulunya desa telah menjadi kota dan daerah yang

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Kawasan Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta Sumber:

BAB 4 PRINSIP-PRINSIP PERANCANGAN TAMAN LINGKUNGAN

KAJIAN PELUANG PELIBATAN MASYARAKAT DALAM PENGEMBANGAN HUTAN KOTA SRENGSENG JAKARTA BARAT TUGAS AKHIR

IDENTIFIKASI KINERJA JARINGAN JALAN ARTERI PRIMER DI KOTA SRAGEN TUGAS AKHIR. Oleh : S u y a d i L2D

Tugas Akhir Analisa Taman Menteng Sebagai Taman Kota Berdasarkan Kriteria Kualitas Taman, Jakarta Pusat BAB I PENDAHULUAN

KETERSEDIAAN DAN KEBUTUHAN RUANG TERBUKA PUBLIK KELURAHAN BITUNG KARANG RIA DI KOTA MANADO

REKREASI PANTAI DAN RESTORAN TERAPUNG

FENOMENA PENGELOLAAN PRASARANA DI KAWASAN PERBATASAN

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR ( LP3A ) SHOPPING MALL DI BUKIT SEMARANG BARU. Diajukan Oleh : Rr. Sarah Ladytama L2B

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pariwisata pada saat ini, menjadi harapan bagi banyak negara termasuk

KETERSEDIAAN RUANG TERBUKA PUBLIK DENGAN AKTIVITAS REKREASI MASYARAKAT PENGHUNI PERUMNAS BANYUMANIK TUGAS AKHIR. Oleh : FAJAR MULATO L2D

ARAHAN PENATAAN PEMAKAMAN UMUM TRUNOJOYO BANYUMANIK DENGAN KONSEP TAMAN TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KAJIAN POLA PERGERAKAN DAN PENYEDIAAN RUANG PEJALAN KAKI DI KAWASAN WISATA CANDI BOROBUDUR TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Bab I PENDAHULUAN April :51 wib. 2 Jum'at, 3 Mei :48 wib

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. waga Belanda. Tepatnya pada tahun 1976, sebuah kolam sederhana dibangun diatas

Penentuan Lokasi Alternatif Kawasan Hijau Binaan Di Jakarta Barat

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional pada hakekatnya merupakan usaha-usaha untuk

BAB I: PENDAHULUAN Latar Belakang Latar Belakang Proyek

KAJIAN KESESUAIAN LAHAN UNTUK PERMUKIMAN DI KABUPATEN SEMARANG TUGAS AKHIR

STUDI ARAHAN PENATAAN FISIK AKTIVITAS PKL DI KORIDOR JALAN SUDIRMAN KOTA SALATIGA TUGAS AKHIR

BAB VI KESIMPULAN. Berdasarkan hasil pembahasan dapat disimpulkan bahwa Taman Pintar telah

persepsi pengunjung yang telah dibahas pada bab sebelumnya. VIII. PROSPEK PENGEMBANGAN WISATA TAMAN WISATA ALAM GUNUNG PANCAR

I.PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PERMASALAHAN

Alternatif Pemilihan Kawasan Pusat Olahraga di Kota Bandung

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ruang Terbuka Hijau (RTH) adalah suatu bentuk ruang terbuka di kota (urban

WISATA TAMAN BURUNG KARANG KITRI BEKASI

TUGAS AKHIR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR (DP3A) PENGEMBANGAN HUTAN KOTA SEBAGAI SARANA PENDIDIKAN DAN WISATA DI PURWODADI GROBOGAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Jumlah penduduk yang terus meningkat membawa konsekuensi semakin

BAB 8 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. The McGraw-Hill Companies, Inc. 4 Poerwadarminta, WJS Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.

PERSEPSI DAN PREFERENSI MASYARAKAT YANG BERAKTIVITAS DI KOTA LAMA SEMARANG DAN SEKITARNYA TERHADAP CITY WALK DI JALAN MERAK SEMARANG TUGAS AKHIR

EVALUASI STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN PERUMAHAN MELALUI PENDEKATAN URBAN REDEVELOPMENT DI KAWASAN KEMAYORAN DKI JAKARTA TUGAS AKHIR

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI JENIS PENGGUNAAN LAHAN PESISIR SEMARANG TUGAS AKHIR. Oleh: ARI KRISTIANTI L2D

EVALUASI ALTERNATIF LOKASI PASAR INDUK SAYUR DI KOTA SURABAYA TUGAS AKHIR. Oleh: YANUAR RISTANTYO L2D

BAB I PENDAHULUAN. Proses perkembangan dan pertumbuhan kota-kota besar di Indonesia

PUSAT PERBELANJAAN DENGAN KONSEP MAL DI KOTA KUDUS

STADION RENANG DI KAWASAN GEDEBAGE LAPORAN PERANCANGAN AR-40Z0 TUGAS AKHIR PERANCANGAN SEMESTER II TAHUN 2006/2007

Kriteria Ruang Publik untuk Masyarakat Usia Dewasa Awal

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Arahan Optimalisasi RTH Publik Kecamatan Kelapa Gading, Jakarta Utara

I. PENDAHULUAN. Zaman sekarang ini kemajuan di bidang olahraga semakin maju dan pemikiran

Transkripsi:

ARAHAN PENGEMBANGAN FUNGSI RUANG LUAR KAWASAN GELORA BUNG KARNO JAKARTA TUGAS AKHIR Oleh: RICKAYATUL MUSLIMAH L2D 000 449 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2005

ABSTRAKSI Ruang luar kawasan Gelora Bung Karno (GBK) sebagai wadah aktivitas publik memiliki fungsi pemanfaatan ruang olahraga, rekreasi dan ruang terbuka hijau (RTH). Dalam perkembangan pemanfaatan ruang luar kawasan GBK selama ini terjadi ketidakseimbangan antar fungsi pemanfaatan ruangnya. Untuk itu diperlukan suatu studi mengenai arahan pengembangan ruang luar kawasan GBK agar sesuai dengan fungsi pemanfaatan ruang luar kawasan tersebut. Agar tujuan diatas dapat tercapai maka sasaran yang dilakukan dalam studi ini adalah mengidentifikasi terlebih dahulu karakteristik ruang luar yang didapatkan bahwa jenis ruang luar pada kawasan ini yaitu terdiri dari ruang luar aktif dan pasif; serta identifikasi pengunjung, jenis aktivitas dan sarana pendukungnya. Analisis tahap pertama yang dilakukan adalah analisis tiap fungsi pemanfaatan ruang luar dan ketersediaan sarana pendukungnya secara deskriptif dengan menampilkan data mengenai persepsi dan preferensi pengunjung menggunakan tabel distribusi frekuensi sederhana. Pada tahap ini akan diketahui potensi serta permasalahan didalam pemanfaatan tiap jenis ruang luar kawasan tersebut. Selanjutnya analisis tahap kedua, yang inputnya didapat dari hasil analisis tahap pertama, yaitu analisis secara normatif antara kesesuaian tiap fungsi pemanfaatan ruang luar dengan aktivitasnya. Dengan analisis ini dapat membantu dalam memberikan arahan pengembangan fungsi ruang luar. Pemanfaatan ruang luar untuk fungsi olahraga saat ini sudah sesuai yaitu pada ring road. Agar lebih optimal dalam pemanfaatan fungsi olahraga ini maka perlu diperhatikan untuk pengembangan selanjutnya yaitu melalui penyediaan sarana pendukung dan pengendalian aktivitas yang sesuai dengan fungsi dan manfaat yang diinginkan. Selain itu keberadaan aktivitas lain selain olahraga, seperti aktivitas rekreasi dan PKL yang aktivitasnya memusat pada ring road diupayakan lebih menyebar pada plaza. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa pemanfaatan ruang luar untuk fungsi rekreasi saat ini belum sepenuhnya sesuai dengan karakteristik ruangnya. Potensi yang dimiliki oleh plaza sebagai ruang untuk berekreasi belum dimanfaatkan secara optimal. Agar pemanfaatan ruang luar untuk fungsi rekreasi ini dapat optimal maka dapat mengembangkan plaza melalui pengoptimalan sarana pendukung guna menciptakan berbagai aktivitas yang bersifat rekreatif serta pemanfaatan keberadaan tanaman yang mendukung aktivitas rekreatif. Untuk pengembangan ruang luar bagi aktivitas PKL lebih memperhatikan penempatannya yang strategis dan penataan/pengaturan yang baik sehingga keberadaan PKL ini dapat menjadi bagian dari fungsi pemanfaatan ruang luar kawasan. Pemanfaatan ruang luar untuk fungsi RTH saat ini sudah sesuai dengan jenis ruangnya yaitu pada blok ruang luar pasif. Namun untuk mengoptimalkan fungsi RTH ini maka perlu adanya pengendalian terhadap aktivitas pengunjung yang terdapat dalam ruang luar pasif ini. Agar peran dan manfaat fungsi RTH dapat lebih optimal maka perlu diperhatikan lagi bentuk dan struktur tanaman serta pemilihan jenis tanaman yang sesuai dengan peran dan manfaat yang diinginkan. Studi mengenai arahan pengembangan fungsi ruang luar kawasan ini dapat dijadikan acuan bagi perencanaan teknis untuk ruang luar kawasan GBK selanjutnya seperti perancangan lansekap ruang luar kawasan. Namun karena penelitian ini bersifat kualitatif termasuk pula dalam penjaringan persepsi dan preferensi pengunjung terhadap pengembangan ruang luar kawasan ini maka perlu diperhatikan kembali faktor-faktor yang mempengaruhi pengembangannya tersebut. Diharapkan dalam perwujudan pengembangan ruang luar kawasan ini dapat melibatkan seluruh pihak baik itu pengelola/swasta, pemerintah dan masyarakat agar fungsi ruang luar sebagai ruang publik dapat terpenuhi dengan baik. Kata Kunci: Ruang Luar, Olahraga, Rekreasi, RTH

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kawasan Gelora Bung Karno (GBK) atau lebih dikenal dengan nama Senayan ini telah ditetapkan sebagai peninggalan nasional (national heritage) yang perlu dipertahankan keberadaan serta fungsi yang diembannya sesuai dengan Kepres. No. 94 Tahun 2004. Fungsi kawasan GBK tersebut sesuai dengan konsep awal pembangunannya pada tahun 1959 yaitu sebagai kawasan olahraga skala internasional. Untuk mendukung fungsi olahraga tersebut maka pada saat itu pemanfaatan ruangnya didominasi oleh ruang terbuka hijau (RTH). Pesatnya perkembangan Kota Jakarta setiap tahun menyebabkan terjadinya perluasan wilayah. Dampak hal tersebut dapat terlihat pada letak kawasan GBK yang semula berada pada posisi di daerah pinggiran kota, lama kelamaan berubah pada posisi yang strategis yaitu di pusat kota. Sejalan dengan perkembangan kawasan tersebut, selain terdapat fungsi olahraga dan RTH, pemanfaatan ruangnya juga bertambah antara lain fungsi rekreasi, perkantoran, perdagangan dan jasa, pemerintahan serta pendidikan. Peran Kawasan GBK dengan berbagai fungsi yang dimiliki serta dengan posisi yang strategis tersebut memberi arti penting bagi kehidupan Kota Jakarta. Dari kesemua fungsi yang telah disebutkan diatas, fungsi pemanfaatan ruang kawasan yang terpenting artinya bagi warga kota kaitannya dengan fungsi kawasan sebagai salahsatu ruang terbuka terbesar di Kota Jakarta adalah fungsi olahraga, rekreasi dan RTH. Telah sekian lama ruang luar kawasan GBK menjadi ruang publik yang diminati masyarakat kota. Ruang luar tersebut dimanfaatkan oleh masyarakat karena dianggap mampu mengakomodir kebutuhan mereka akan ruang yang dapat digunakan untuk beraktivitas secara bersama seperti berolahraga dan berekreasi. Pada ruang luar tersebut masyarakat dapat menikmati suasana yang berbeda seperti udara yang sejuk dan segar. Ruang luar tersebut memberikan kemudahan secara fleksibilitas dan aksesbilitas ( cuma-cuma ) sehingga keberadaan ruang tersebut menjadi semacam suatu oase di tengah kota yang semakin padat (BPGBK, 2004) 1. Saat ini sulit ditemui ruang publik yang memberikan kemudahan berupa akses dan sarana secara bebas di Kota Jakarta. Kiranya tepat bahwa ruang luar kawasan GBK dapat menjadi pilihan alternatif ruang publik yang dapat memberikan kesempatan kepada warga kota untuk beraktivitas didalamnya. Selain karena faktor-faktor yang telah disebutkan diatas, adanya komitmen dari pihak pengelola (BPGBK) untuk memberikan akses kemudahan bagi pengunjung ke ruang luar GBK ini 1 BPGBK adalah singkatan dari Badan Pengelola Gelora Bung Karno

untuk beraktivitas tersebut yang kiranya harus didukung pula dengan ketersediaan sarana pendukung serta pemanfaatan ruang yang sesuai dengan fungsi kawasan guna mendukung aktivitas yang dilakukan pengunjung sebagai konsekuensi dari komitmen tersebut. Sebagai ruang publik yang digunakan oleh komunitas sosial yang heterogen, ruang luar kawasan GBK diharapkan mampu mengakomodir kebutuhan, keinginan dan estetika yang juga beragam (Carr, 1992:50). Pemenuhan semua itu dapat mempengaruhi efek psikologis warga kota yang berkaitan dengan peningkatan kualitas hidup. Keragaman serta kebebasan berekspresi dalam bentuk aktivitas itulah yang memerlukan adanya suatu pengendalian dan pengaturan fungsi pemanfaatan ruang luar agar kriteria ruang publik yang baik dapat terpenuhi 2. Hijaunya kota tidak hanya menjadikan kota itu indah dan sejuk namun juga menciptakan aspek kelestarian, keserasian, keselarasan dan keseimbangan sumberdaya alam, yang pada giliran selanjutnya akan membaktikan jasa-jasanya berupa kenyamanan, kesegaran, terbebasnya kota dari polusi dan kebisingan, serta sehat dan cerdasnya warga kota. Untuk itu warga kota membutuhkan ruang-ruang sebagai tempat untuk rekreasi, olahraga, dan kepentingan lainnya seperti pendidikan atau penelitian. Begitu pula estetika diperlukan untuk memenuhi kebutuhan emosional masyarakat kota guna menghilangkan rasa jenuh dalam menghadapi kesibukan sehari-hari (Dahlan, 1992:19). Yang kesemua tersebut diharapkan dapat tercapai melalui pemanfaatan fungsi olahraga, rekreasi dan RTH ruang luar kawasan GBK sebagai ruang publik. Dalam pengembangannya, ruang luar kawasan GBK perlu mempertimbangkan faktorfaktor keseimbangan lingkungan, ketersediaan sarana pendukung aktivitas serta kesesuaian fungsi pemanfaatan ruang luar tersebut. Hal tersebut sejalan dengan konsep pengembangan RTH kawasan GBK, yang dengan pengembangannya sebagai sarana olahraga dan rekreasi merupakan suatu usaha untuk meningkatkan lingkungan kehidupan perkotaan yang sehat, tertib dan nyaman (RUTR-DKT Jakarta 2005 dalam BPGBK, 2004). 1.2 Rumusan Masalah Sejalan dengan makin meningkatnya perkembangan kota maka makin bertambah pula jumlah penduduk. Tingkat polusi makin tinggi seiring dengan makin meningkatnya aktivitas masyarakat. Konsekuensi lain adalah makin berkurangnya lahan tak terbangun yang diperuntukkan sebagai ruang terbuka hijau dan ruang cuma-cuma namun disisi lain kebutuhan akan kedua ruang tersebut makin meningkat. Dalam menyikapi hal diatas, ruang luar kawasan GBK sebagai ruang publik dengan fungsi yang diembannya yaitu fungsi olahraga, rekreasi dan RTH harus terus ditingkatkan kualitasnya sehingga mampu mengakomodir kebutuhan sesuai fungsinya tersebut dengan baik. 2 Kriteria ruang publik antara lain meaningful, responsive, democratic (Carr, 1992). Dalam penelitian ini kriteria yang digunakan adalah responsive terhadap kebutuhan. 2

3 Tidak terlepas dari perkembangan baik didalam maupun disekitar kawasan yang makin pesat, terjadi beberapa permasalahan dalam pemanfaatan fungsi ruang luar kawasan GBK, antara lain yaitu: - Terjadi peningkatan aktivitas tiap fungsi pemanfaatan yaitu pada fungsi olahraga, rekreasi dan RTH - Jenis aktivitas makin beragam - Terjadi perubahan aktivitas dari pasif menjadi aktif - Peningkatan aktivitas tidak diikuti dengan ketersediaan sarana pendukungnya - Tidak semua kebutuhan pengunjung dapat terpenuhi Akibat permasalahan tersebut diatas maka terjadi ketidakseimbangan pemanfaatan ruang luar kawasan sebagai fungsi olahraga, rekreasi dan RTH. Oleh karena itu yang menjadi pertanyaannya adalah Bagaimana arahan pengembangan fungsi ruang luar kawasan GBK agar sesuai dengan fungsi pemanfaatannya?. Untuk itu maka perlu dilakukan suatu studi mengenai arahan pengembangan fungsi ruang luar kawasan GBK yang sesuai dengan fungsi pemanfaatannya. 1.3 Tujuan dan Sasaran 1.3.1 Tujuan Tujuan yang ingin dicapai dalam studi ini adalah untuk merekomendasikan arahan fungsi pengembangan ruang luar Kawasan Gelora Bung Karno Kota Jakarta yang sesuai dengan fungsi pemanfaatannya yaitu fungsi olahraga, rekreasi dan RTH. 1.3.2 Sasaran Sasaran yang dilakukan dalam penyusunan studi ini adalah: 1. Identifikasi karakteristik ruang luar kawasan 2. Identifikasi pengunjung ruang luar kawasan 3. Identifikasi aktivitas ruang luar kawasan 4. Analisis pemanfaatan ruang luar kawasan 5. Analisis ketersediaan sarana pendukung kawasan 6. Analisis kesesuaian aktivitas dan fungsi-fungsi pemanfaatan ruang luar kawasan 7. Rekomendasi arahan pengembangan fungsi ruang luar kawasan 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah bahwa hasil studi berupa rekomendasi arahan pengembangan fungsi ruang luar kawasan ini dapat membantu pemerintah atau pengelola dalam pemanfaatan ruang luar suatu kawasan yang sesuai dengan fungsinya.