BAB 1 : PENDAHULUAN. SDKI tahun 2007 yaitu 228 kematian per kelahiran hidup. (1)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 : PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat. Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes RI) tahun 2010 menyebutkan

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Kekurangan gizi akan menyebabkan gagalnya pertumbuhan,

BAB I PENDAHULUAN. Gizi merupakan salah satu penentu kualitas sumber daya. manusia. Kekurangan gizi akan menyebabkan kegagalan pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. dan Afrika. Menurut World Health Organization (dalam Briawan, 2013), anemia

BAB I PENDAHULUAN. Anemia adalah suatu kondisi ketika kadar hemoglobin (Hb) dalam darah lebih rendah dari batas normal kelompok orang yang

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan permulaan suatu kehidupan baru. pertumbuhan janin pada seorang ibu. Ibu hamil merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. anemia masih tinggi, dibuktikan dengan data World Health Organization

BAB I PENDAHULUAN. gangguan absorpsi. Zat gizi tersebut adalah besi, protein, vitamin B 6 yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ibu hamil merupakan penentu generasi mendatang, selama periode kehamilan ibu hamil membutuhkan asupan gizi yang

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Anemia merupakan masalah gizi yang banyak terdapat di seluruh dunia

BAB I PENDAHULUAN. Ketidak cukupan asupan makanan, misalnya karena mual dan muntah atau kurang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka mencapai Indonesia Sehat dilakukan. pembangunan di bidang kesehatan yang bertujuan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Remaja adalah tahap umur yang datang setelah masa kanak-kanak. perilaku, kesehatan serta kepribadian remaja dalam masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. tinggi, menurut World Health Organization (WHO) (2013), prevalensi anemia

BAB I PENDAHULUAN. generasi penerus bangsa. Upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. defisiensi vitamin A, dan defisiensi yodium (Depkes RI, 2003).

BAB I PENDAHULUAN. Anemia adalah suatu kondisi medis dimana kadar hemoglobin kurang dari

BAB 1 PENDAHULUAN. Angka Kematian Bayi (AKB). AKB menggambarkan tingkat permasalahan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Anemia merupakan masalah yang sering terjadi di Indonesia. Anemia

BAB 1 PENDAHULUAN. Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) masih merupakan masalah di bidang

BAB I. antara asupan (intake dengan kebutuhan tubuh akan makanan dan. pengaruh interaksi penyakit (infeksi). Hasil Riset Kesehatan Dasar pada

BAB I PENDAHULUAN. berbagai negara, dan masih menjadi masalah kesehatan utama di. dibandingkan dengan laki-laki muda karena wanita sering mengalami

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Penelitian. Anemia defisiensi besi (ADB) masih menjadi. permasalahan kesehatan saat ini dan merupakan jenis

BAB I PENDAHULUAN. spermatozoa dan ovum kemudian dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi.

BAB I PENDAHULUAN. 2012, angka kematian ibu di Indonesia masih sangat tinggi yaitu 359 per

BAB I PENDAHULUAN. Kekurangan zat gizi dapat menyebabkan kegagalan pertumbuhan fisik, perkembangan kecerdasan, menurunnya produktifitas kerja dan

BAB I PENDAHULUAN. dewasa. Remaja adalah tahapan umur yang datang setelah masa anak anak

BAB I PENDAHULUAN. tahun Konsep pembangunan nasional harus berwawasan kesehatan, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. konsepsi, fertilisasi, nidasi, dan implantasi. Selama masa kehamilan, gizi ibu dan

BAB I PENDAHULUAN. generasi sebelumnya di negara ini. Masa remaja adalah masa peralihan usia

BAB 1 PENDAHULUAN. anemia pada masa kehamilan. (Tarwoto dan Wasnidar, 2007)

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar terhadap kualitas sumber daya manusia. Anemia pada ibu hamil

BAB I PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI) menjadi salah satu indikator penting. dalam menentukan derajat kesehatan masyatakat.

BAB I PENDAHULUAN. sejak konsepsi dan berakhir sampai permulaan persalinan (Manuabaet al., 2012).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Anemia merupakan salah satu masalah gizi utama di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. sampai usia lanjut (Depkes RI, 2001). mineral. Menurut Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi VI 1998

BAB 1 PENDAHULUAN. Upaya untuk memperbaiki kesehatan ibu, bayi baru lahir, dan anak telah

BAB 1 PENDAHULUAN. negara berkembang, termasuk. Riskesdas, prevalensi anemia di Indonesia pada tahun 2007 adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Anemia merupakan suatu keadaan dimana kadar Hemoglobin (Hb) ambang menurut umur dan jenis kelamin (WHO, 2001).

BAB I PENDAHULUAN. merupakan masalah gizi yang paling tinggi kejadiannya di dunia sekitar 500 juta

BAB I PENDAHULUAN. usia subur. Perdarahan menstruasi adalah pemicu paling umum. kekurangan zat besi yang dialami wanita.meski keluarnya darah saat

BAB I PENDAHULUAN. (Suharno, 1993). Berdasarkan hasil penelitian WHO tahun 2008, diketahui bahwa

BAB I PENDAHULUAN. melalui alat indra (Lukaningsih, 2010: 37). Dengan persepsi ibu hamil dapat

BAB 1 : PENDAHULUAN. masalah kesehatan masyarakat ( Public Health Problem) adalah anemia gizi.

BAB 1 : PENDAHULUAN. dan jumlah sel darah merah dibawah nilai normal yang dipatok untuk perorangan.

BAB I PENDAHULUAN. vitamin B12, yang kesemuanya berasal pada asupan yang tidak adekuat. Dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dibandingkan negara-negara ASEAN lainnya seperti Thailand, Malaysia

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud. Pembangunan kesehatan

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat sehingga perlu dipersiapkan kualitasnya dengan baik. Gizi dibutuhkan

BAB 1 PENDAHULUAN. kapasitas/kemampuan atau produktifitas kerja. Penyebab paling umum dari anemia

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Indonesia. Pertama, kurang energi dan protein yang. kondisinya biasa disebut gizi kurang atau gizi buruk.

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan Indonesia sehat 2010 adalah menerapkan pembangunan nasional

BAB 1 PENDAHULUAN. partus lama karena inertia uteri, perdarahan post partum karena atonia. uteri, syok, infeksi (baik intrapartum atau post partum).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Asupan gizi yang baik selama kehamilan merupakan hal yang penting,

BAB I PENDAHULUAN. defisiensi besi, etiologi anemia defisiensi besi pada kehamilan yaitu hemodilusi. 1

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kesehatan ibu merupakan salah satu tujuan Millenium Development

BAB I PENDAHULUAN. mengalami peningkatan dikarenakan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi janin yang

BAB 1 PENDAHULUAN. terjadinya gangguan gizi antara lain anemia. Anemia pada kehamilan merupakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan fisiknya dan perkembangan kecerdasannya juga terhambat.

BAB I PENDAHULUAN. negara maju maupun negara berkembang adalah anemia defisiensi besi.

Bab 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Angka kematian ibu (AKI) di suatu negara merupakan gambaran dari

BAB 1 PENDAHULUAN. masa kehamilan. Anemia fisiologis merupakan istilah yang sering. walaupun massa eritrosit sendiri meningkat sekitar 25%, ini tetap

BAB I PENDAHULUAN. Kasus anemia merupakan salah satu masalah gizi yang masih sering

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung dengan baik, bayi tumbuh sehat sesuai yang diharapkan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penentu status kesejahteraan negara. Hal tersebut dikarenakan Angka Kematian

BAB I PENDAHULUAN. kurang dari angka normal sesuai dengan kelompok jenis kelamin dan umur.

BAB 1 : PENDAHULUAN. kelompok yang paling rawan dalam berbagai aspek, salah satunya terhadap

HUBUNGAN ASUPAN ZAT BESI DENGAN KADAR HEMOGLOBIN DAN KADAR FERRITIN PADA ANAK USIA 6 SAMPAI 24 BULAN DI PUSKESMAS KRATONAN SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. lahir dalam waktu yang cukup (Andriana, 2007). fisiologi, anatomi dan hormonal yang berbeda-beda. Salah satunya adalah

BAB 1 : PENDAHULUAN. satu penyebab tingginya angka kematian bayi (AKB). sehingga akan berpengaruh kepada derajat kesehatan. (1-5)

BAB I PENDAHULUAN. yang relatif sangat bebas, termasuk untuk memilih jenis-jenis makanan

BAB I PENDAHULUAN. atau calon ibu merupakan kelompok rawan, karena membutuhkan gizi yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar terhadap kualitas sumber daya manusia. Menurut Manuaba (2010),

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan nasional suatu bangsa ditentukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu indikator keberhasilan layanan kesehatan di suatu

BAB I PENDAHULUAN. Masalah gizi merupakan masalah kesehatan masyarakat yang perlu dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. atau konsentrasi hemoglobin dibawah nilai batas normal, akibatnya dapat

BAB I PENDAHULUAN. mengalami kekurangan zat-zat gizi esensial tertentu yang akhirnya akan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Menurut World Health Organization (WHO) (2008), angka prevalensi anemia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Anemia pada ibu hamil merupakan salah satu masalah yang

BAB I PENDAHULUAN. dengan prevalensi tertinggi dialami negara berkembang termasuk Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kehamilan merupakan suatu keadaan fisiologis yang diharapkan setiap pasangan

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Indonesia memiliki Angka Kematian Ibu (AKI) yang. tertinggi bila dibandingkan dengan negara-negara ASEAN

BAB I PENDAHULUAN. Masa balita merupakan masa yang kritis dalam upaya menciptakan

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Angka kematian ibu (AKI) atau Maternal Mortality Rate (MMR) merupakan

BAB I PENDAHULUAN. perubahan kondisi sosial ekonomi masyarakat. makin besar dengan adanya anemia 51%, nifas 45%.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. karena itulah anemia memerlukan perhatian serius dari semua pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. Anak sekolah merupakan Sumber Daya Manusia (SDM) generasi. penerus bangsa yang potensinya perlu terus dibina dan dikembangkan.

BAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan salah satu aset sumber daya manusia dimasa depan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. calon ibu dan bayi yang dikandung harus mendapatkan gizi yang cukup banyak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah gizi di Indonesia masih didominasi oleh masalah Kurang Energi

Transkripsi:

BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Angka kematian ibu (AKI) merupakan salah satu indikator derajat kesehatan masyarakat. Berdasarkan data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012, angka kematian ibu di Indonesia masih sangat tinggi yaitu 359 kematian per 100.000 kelahiran hidup. Angka tersebut mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan data SDKI tahun 2007 yaitu 228 kematian per 100.000 kelahiran hidup. (1) Masih tingginya angka kematian ibu disebabkan oleh banyak faktor, diantaranya komplikasi selama kehamilan dan persalinan. Data World Health Organization (WHO) menunjukkan bahwa komplikasi selama kehamilan dan persalinan seperti perdarahan, abortus, dan sepsis menyumbang kematian pada ibu hamil di dunia. Perdarahan menyumbang kematian terbesar pada ibu hamil yaitu 27.1% dari total kematian ibu. Salah satu penyebab meningkatnya frekuensi komplikasi pada kehamilan dan persalinan adalah anemia. Anemia adalah suatu keadaan dimana level hemoglobin (Hb) dibawah level normal yang disebabkan oleh kondisi patologis. Anemia menjadi masalah kesehatan masyarakat global di seluruh dunia, baik di negara berkembang maupun negara maju. (2-4) Pada tahun 2011, terdapat 32.4 juta ibu hamil usia 15-49 tahun di dunia mengalami anemia. Berdasarkan data WHO, prevalensi anemia pada ibu hamil di dunia menunjukkan penurun dari 43 % pada tahun 1995 menjadi 38 % pada tahun 2011. Prevalensi tertinggi anemia pada ibu hamil terdapat di kawasan benua Afrika dan Asia yaitu 44.6 % dan 39.3% berturut-turut. Bila dibandingkan dengan kawasan benua Asia lain, prevalensi anemia pada (5, 6) ibu hamil di Asia tenggara adalah yang tertinggi yaitu 48.7%. Data WHO menunjukkan bahwa sekitar 30% ibu hamil di Indonesia mengalami anemia. Angka ini lebih tinggi bila dibandingkan dengan beberapa negara lain di Asia

Tenggara seperti Malaysia (27%), Singapura (28%), dan Vietnam (23%). Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013, prevalensi anemia pada ibu hamil di Indonesia adalah sebesar 37.1%, dengan prevalensi yang hampir sama di perkotaan (36.4%) dengan di perdesaaan (37.8%). Bila dibandingkan tahun 2007, prevalensi anemia pada ibu hamil mengalami peningkatan sebesar 12.6%. Sementara itu, data Dinas kesehatan Provinsi Sumatera Barat menunjukkan bahwa prevalensi anemia pada ibu hamil di Sumatera Barat tahun 2014 adalah sebesar 20.7%. Hal ini menunjukkan bahwa anemia masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di Indonesia, termasuk di Sumatera Barat. (5, 7-10) Anemia dapat disebabkan oleh banyak faktor seperti asupan zat gizi yang tidak memadai, perubahan fisiologi tubuh selama hamil, sosial ekonomi rendah, akses dan pemanfaatan pelayanan kesehatan rendah, serta mengalami infeksi dan penyakit kronis. Namun dari semua faktor yang ada, anemia yang disebabkan oleh asupan zat gizi yang tidak memadai atau defisiensi zat gizi, khususnya zat besi merupakan penyebab yang paling sering ditemukan di dunia dan menjadi masalah kesehatan masyarakat yang bersifat (2, 11) epidemik. Asupan gizi memegang peranan penting terhadap kejadian anemia pada ibu hamil. Selama hamil, tubuh ibu mengalami berbagai perubahan fisiologis seperti peningkatan volume darah. Volume darah di dalam tubuh mengalami peningkatan hampir 50% dari keadaan sebelum hamil termasuk jumlah sel darah merah. Meskipun produksi sel darah merah mengalami peningkatan, nilai normal hemoglobin dan nilai normal hematokrit mengalami penurunan. Keadaan ini akan menyebabkan ibu hamil rentan mengalami anemia. Oleh karena itu, ibu hamil membutuhkan berbagai asupan zat gizi yang dapat membantu dalam pembentukan sel darah merah seperti protein, zat besi, zink, vitamin C dan vitamin B 12 untuk mencegah anemia selama kehamilan. (12)

Protein memiliki peranan penting dalam mengangkut zat besi (transferin dan feritin) dari saluran cerna ke seluruh jaringan tubuh seperti sumsum tulang. Di dalam sumsum tulang, besi akan digunakan untuk membuat hemoglobin. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Dwi Lestari dan Bambang Wirjamatdi (2012) menunjukkan bahwa terdapat hubungan bermakna antara asupan protein dengan kejadian anemia pada ibu hamil (p=0.017). Ibu hamil anemia memiliki rata-rata asupan protein di bawah ketentuan angka kecukupan gizi (AKG). Sementara ibu hamil yang tidak anemia, rata-rata asupan protein (13, 14) sudah di atas AKG. Zat besi diperlukan tubuh untuk membentuk hemoglobin yaitu bagian dari sel darah merah. Penelitian yang dilakukan oleh Eliani Sinaga, dkk (2014) menunjukkan bahwa asupan zat besi berhubungan secara bermakna dengan kejadian anemia pada ibu hamil (p=0.04). Ibu hamil dengan asupan zat besi rendah lebih banyak mengalami anemia (65.5%) daripada ibu hamil dengan asupan zat besi cukup (27.3%). (15) Asupan zink yang adekuat dapat mencegah terjadinya anemia dikarenakan peranan zink dalam metabolisme zat besi. Zink membantu sintesis protein pengangkut zat besi (transferin) serta meningkatkan kadar hemoglobin. Penelitian Sofi Zakiah (2007) menunjukan bahwa defisiensi asupan zink merupakan faktor risiko terjadinya anemia. (16) Vitamin C dan vitamin B 12 juga memilki peranan penting dalam metabolisme zat besi. Vitamin B 12 berperan langsung dalam proses pembentukan sel darah merah (eritropoiesis). Sementara itu, vitamin C berperan dalam meningkatkan absorpsi zat besi dan membantu mobilisasi zat besi dari tempat penyimpanan. Penelitian yang dilakukan Wahyu Setyaningsih, dkk (2015) menunjukan bahwa asupan vitamin C dan vitamin B12 berhubungan signifikan dengan kejadian anemia pada ibu hamil. (16-18) Prevalensi anemia pada ibu hamil di Kota Padang adalah sebesar 13.5 %. Data Dinas Kesehatan Kota Padang menunjukan bahwa puskesmas Lubuk Buaya merupakan

puskesmas dengan prevalensi anemia pada ibu hamil tertinggi ketiga di Kota Padang pada tahun 2014 yaitu 25.1%. Selain itu, puskesmas ini juga merupakan puskesmas binaan dari (10, 19) Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas. Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan pada 10 orang ibu hamil di puskesmas Lubuk Buaya, menunjukkan bahwa separuh dari ibu hamil memiliki asupan zat besi di bawah angka kecukupan gizi (AKG). Selain itu, asupan gizi lain seperti protein, zink, vitamin C dan vitamin B 12 juga masih tidak adekuat. Kebanyakan dari ibu hamil tersebut tidak mengonsumsi makanan yang beragam serta cenderung menghindari makanan tertentu untuk dikonsumsi selama hamil. Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai hubungan asupan gizi terhadap kejadian anemia pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Lubuk Buaya Kota Padang tahun 2016. 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka penelitian dirumuskan sebagai berikut: Apakah ada hubungan asupan gizi dengan kejadian anemia pada ibu hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Lubuk Buaya Kota Padang Tahun 2016? 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Tujuan umum dalam penelitian ini adalah mengetahui hubungan asupan gizi dengan kejadian anemia pada ibu hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Lubuk Buaya Kota Padang Tahun 2016.

1.3.2 Tujuan Khusus 1. Diketahuinya distribusi frekuensi karakteristik ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Lubuk Buaya Kota Padang tahun 2016. 2. Diketahuinya distribusi frekuensi kejadian anemia pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Lubuk Buaya Kota Padang tahun 2016. 3. Diketahuinya distribusi frekuensi asupan gizi (protein, zat besi, zink, vitamin C dan vitamin B 12 ) pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Lubuk Buaya Kota Padang tahun 2016. 4. Diketahuinya hubungan asupan gizi (protein, zat besi, zink, vitamin C dan vitamin B 12 ) dengan kejadian anemia pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Lubuk Buaya Kota Padang tahun 2016. 1.4 Manfaat Penelitian 1. Bagi Penulis Menambah pengetahuan, pengalaman, dan kemampuan penulis dalam melakukan penelitian, serta sebagai sarana penerapan ilmu pengetahuan yang telah didapat selama mengikuti proses pembelajaran di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas, khususnya pemintan gizi. 2. Bagi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas Informasi yang diperoleh dalam penelitian ini dapat menjadi tambahan ilmu dan referensi dalam mengembangkan penelitian selanjutnya terkait hubungan asupan gizi terhadap kejadian anemia pada ibu hamil.

3. Bagi Puskesmas Lubuk Buaya Dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi Puskesmas Lubuk Buaya Kota Padang dalam pengambilan keputusan atau membuat kebijakan terkait pencegahan anemia pada ibu hamil. 4. Bagi Masyarakat Informasi dari penelitian ini dapat digunakan sebagai gambaran tentang status kesehatan ibu hamil dan bahan pertimbangan bagi ibu hamil untuk lebih memperhatikan asupan gizi selama hamil. 1.5 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan asupan gizi meliputi protein, zat besi, zink, vitamin C dan vitamin B 12 dengan kejadian anemia pada ibu hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Lubuk Buaya Kota Padang Tahun 2016.