EFISIENSI KEBUTUHAN MATERIAL PADA PERENCANAAN PORTAL TAHAN GEMPA WILAYAH 4 DENGAN EFISIENSI BALOK

dokumen-dokumen yang mirip
Naskah Publikasi. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Mencapai derajat Sarjana S-1 Teknik Sipil. diajukan oleh: AGUNG PRABOWO NIM : D

PERENCANAAN GEDUNG HOTEL 4 LANTAI & 1 BASEMENT DENGAN SISTEM DAKTAIL PARSIAL DI WILAYAH GEMPA 4

T I N J A U A N P U S T A K A

JURNAL TUGAS AKHIR PERHITUNGAN STRUKTUR BETON BERTULANG PADA PEMBANGUNAN GEDUNG PERKULIAHAN FAPERTA UNIVERSITAS MULAWARMAN

KEBUTUHAN MATERIAL PADA PERENCANAAN PORTAL BETON BERTULANG DENGAN SISTEM DAKTAIL PARSIAL DI WILAYAH GEMPA 3. Naskah Publikasi

PERENCANAAN GEDUNG PERPUSTAKAAN KOTA 4 LANTAI DENGAN PRINSIP DAKTAIL PARSIAL DI SURAKARTA (+BASEMENT 1 LANTAI)

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KAMPUS 5 LANTAI DENGAN METODE DAKTAIL PARSIAL DI WILAYAH GEMPA 3. Naskah Publikasi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Gempa merupakan fenomena alam yang harus diterima sebagai fact of life.

PENGARUH EKSENTRISITAS PUSAT MASSA BANGUNAN BETON BERTULANG TERHADAP STABILITAS STRUKTUR YANG MENGALAMI BEBAN GEMPA ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. kombinasi dari beton dan baja dimana baja tulangan memberikan kuat tarik

BAB II STUDI PUSTAKA

KEBUTUHAN MATERIAL PADA PERENCANAAN PORTAL BETON BERTULANG DENGAN SISTEM DAKTAIL PARSIAL DI WILAYAH GEMPA 2. Naskah Publikasi

DIAGRAM INTERAKSI KOLOM BANGUNAN PERUMAHAN DI WILAYAH SURAKARTA DALAM MEMENUHI PERSYARATAN MEMIKUL BEBAN GEMPA

ini dapat dilihat dengan mulai stabilnya nilai mata uang rupiah dipasar dengan kegiatan pembangunan di Indonesia, khususnya gedung bertingkat

BAB IV ANALISA STRUKTUR

KEBUTUHAN MATERIAL PADA PERENCANAAN PORTAL BETON BERTULANG DENGAN SISTEM DAKTAIL PENUH DI WILAYAH GEMPA TIGA. Naskah Publikasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang aman. Pengertian beban di sini adalah beban-beban baik secara langsung

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. gedung dalam menahan beban-beban yang bekerja pada struktur tersebut. Dalam. harus diperhitungkan adalah sebagai berikut :

STUDI KINERJA SENDI PLASTIS PADA GEDUNG DAKTAIL PARSIAL DENGAN ANALISIS BEBAN DORONG

BAB I. penting. efek yang. tekan beton. lebih besar. Diilustrasikan I-1.

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai salah satu perguruan tinggi negeri di Indonesia, Universitas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pergesekan lempeng tektonik (plate tectonic) bumi yang terjadi di daerah patahan

ANALISA PENGARUH DINDING GESER PADA STRUKTUR BANGUNAN HOTEL BUMI MINANG AKIBAT BEBAN GEMPA ABSTRAK

PERENCANAAN GEDUNG PASAR TIGA LANTAI DENGAN SATU BASEMENT DI WILAYAH BOYOLALI (DENGAN SISTEM DAKTAIL PARSIAL)

PERENCANAAN GEDUNG PERKANTORAN 4 LANTAI (+ BASEMENT) DI WILAYAH SURAKARTA DENGAN DAKTAIL PARSIAL (R=6,4) (dengan mutu f c=25 MPa;f y=350 MPa)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. gedung dalam menahan beban-beban yang bekerja pada struktur tersebut.

Analisis Perilaku Struktur Pelat Datar ( Flat Plate ) Sebagai Struktur Rangka Tahan Gempa BAB I PENDAHULUAN

PERENCANAAN GEDUNG HOTEL 5 LANTAI + 1 BASEMENT DENGAN PRINSIP DAKTAIL PARSIAL DI WILAYAH GEMPA 3. Naskah Publikasi

ANALISIS PENAMPANG KOLOM BETON BERTULANG PERSEGI BERLUBANG MENGGUNAKAN PCA COL

BAB 3 METODE PENELITIAN

RESPON DINAMIS STRUKTUR PADA PORTAL TERBUKA, PORTAL DENGAN BRESING V DAN PORTAL DENGAN BRESING DIAGONAL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PEMODELAN DINDING GESER PADA GEDUNG SIMETRI

BAB IV EVALUASI KINERJA DINDING GESER

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KEBUTUHAN MATERIAL PADA PERENCANAAN PORTAL GEDUNG BETON BERTULANG DI WILAYAH GEMPA 1 DENGAN SISTEM ELASTIK DAN DAKTAIL PENUH

BAB I PENDAHULUAN. maka kegiatan pemerintahan yang berkaitan dengan hukum dan perundangundangan

MODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG APARTEMEN TRILIUM DENGAN METODE PRACETAK (PRECAST) PADA BALOK DAN PELAT MENGGUNAKAN SISTEM RANGKA GEDUNG (BUILDING

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Ma ruf Hadi Sutanto NIM : D NIRM :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. desain untuk pembangunan strukturalnya, terutama bila terletak di wilayah yang

PEMANFAATAN KAWAT GALVANIS DIPASANG SECARA MENYILANG PADA TULANGAN BEGEL BALOK BETON UNTUK MENINGKATKAN KUAT LENTUR BALOK BETON BERTULANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut PBI 1983, pengertian dari beban-beban tersebut adalah seperti yang. yang tak terpisahkan dari gedung,

PENGARUH VARIASI BENTUK PENAMPANG KOLOM TERHADAP PERILAKU ELEMEN STRUKTUR AKIBAT BEBAN GEMPA

BAB 1 PENDAHULUAN. penggunaan bahan konstruksi dan sistem strukturnya. Pada perencanaan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Jakarta sebagai salah satu kota besar di Indonesia tidak dapat lepas dari

EFISIENSI KEBUTUHAN MATERIAL PADA PERENCANAAN PORTAL TAHAN GEMPA WILAYAH 4 DENGAN EFISIENSI ELEMEN STRUKTUR BALOK DAN KOLOM

PERANCANGAN GEDUNG HOTEL 4 LANTAI DI DAERAH SOLO BARU, SUKOHARJO DENGAN SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN MENENGAH

Perbandingan perencanaan struktur berdasarkan SNI dan SNI 1726:2012 (Studi Kasus : Apartemen Malioboro City Yogyakarta) 1

PERBANDINGAN ANALISIS RESPON STRUKTUR GEDUNG ANTARA PORTAL BETON BERTULANG, STRUKTUR BAJA DAN STRUKTUR BAJA MENGGUNAKAN BRESING TERHADAP BEBAN GEMPA

PERANCANGAN STRUKTUR ATAS GEDUNG CONDOTEL MATARAM CITY YOGYAKARTA. Oleh : KEVIN IMMANUEL KUSUMA NPM. :

REDESAIN GEDUNG KANTOR JASA RAHARJA CABANG JAWA TENGAH JALAN SULTAN AGUNG - SEMARANG Muhammad Razi, Syaiful Anshari Windu Partono, Sukamta*)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. maupun tidak langsung mempengaruhi struktur bangunan tersebut. Berdasarkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perkantoran, sekolah, atau rumah sakit. Dalam hal ini saya akan mencoba. beberapa hal yang harus diperhatikan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

STUDI KOMPARASI SIMPANGAN BANGUNAN BAJA BERTINGKAT BANYAK YANG MENGGUNAKAN BRACING-X DAN BRACING-K AKIBAT BEBAN GEMPA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MODIFIKASI PERENCANAAN STRUKTUR BAJA KOMPOSIT PADA GEDUNG PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS NEGERI JEMBER

BAB III METODE PENELITIAN SKRIPSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pada perencanaan bangunan bertingkat tinggi, komponen struktur

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DAFTAR ISI. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Umum Beban Gempa Menurut SNI 1726: Perkuatan Struktur Bresing...

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pembebanan yang berlaku untuk mendapatkan suatu struktur bangunan

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KULIAH 4 LANTAI DENGAN SISTEM DAKTAIL TERBATAS

PERANCANGAN STRUKTUR ATAS GEDUNG TRANS NATIONAL CRIME CENTER MABES POLRI JAKARTA. Oleh : LEONARDO TRI PUTRA SIRAIT NPM.

Modifikasi Perencanaan Struktur Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) Kota Probolinggo Dengan Metode Sistem Rangka Gedung

BAB VI KONSTRUKSI KOLOM


PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PERHOTELAN 4 LANTAI SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN MENENGAH (SRPMM) DI WILAYAH SURAKARTA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN REKAYASA PENULANGAN GESER BALOK BETON BERTULANG DENGAN SENGKANG VERTIKAL MODEL U

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PERKULIAHAN 4 LANTAI DENGAN METODE SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN BIASA (SRPMB) DI WILAYAH SUKOHARJO

ANALISIS STRUKTUR BETON BERTULANG KOLOM PIPIH PADA GEDUNG BERTINGKAT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. harus dilakukan berdasarkan ketentuan yang tercantum dalam Tata Cara

STUDI PERILAKU SAMBUNGAN BALOK PRACETAK UNTUK RUMAH SEDERHANA TAHAN GEMPA AKIBAT BEBAN STATIK

EVALUASI KINERJA INELASTIK STRUKTUR RANGKA BETON BERTULANG TERHADAP GEMPA DUA ARAH TUGAS AKHIR PESSY JUWITA

PERENCANAAN GEDUNG BETON BERTULANG BERATURAN BERDASARKAN SNI DAN FEMA 450

BAB 1 PENDAHULUAN. metoda desain elastis. Perencana menghitung beban kerja atau beban yang akan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Seminar Nasional VII 2011 Teknik Sipil ITS Surabaya Penanganan Kegagalan Pembangunan dan Pemeliharaan Infrastruktur

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KAMPUS 7 LANTAI DAN 1 BASEMENT DENGAN METODE DAKTAIL PARSIAL DI WILAYAH GEMPA 3. Naskah Publikasi

PERENCANAAN DINDING GESER (SHEAR WALL) PADA PORTAL GEDUNG UTAMA RUMAH SAKIT UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. Ada beberapa hal yang menyebabkan banyaknya bangunan tinggi diberbagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. geser membentuk struktur kerangka yang disebut juga sistem struktur portal.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

EKO PRASETYO DARIYO NRP : Dosen Pembimbing : Ir. Djoko Irawan, MS

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan SNI Untuk mendukung penulisan tugas akhir ini

DAFTAR ISI HALAMAN PERNYATAAN...

BAB III LANDASAN TEORI. A. Pembebanan

DETEKSI DINI POLA KERUNTUHAN STRUKTUR PORTAL GEDUNG H UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA AKIBAT GEMPA. Tugas Akhir

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KERUNTUHAN LENTUR BALOK PADA STRUKTUR JOINT BALOK-KOLOM BETON BERTULANG EKSTERIOR AKIBAT BEBAN SIKLIK

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tidak dapat diramalkan kapan terjadi dan berapa besarnya, serta akan menimbulkan

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN A. Langkah Langkah Perancangan. Langkah langkah yang akan dilakasanakan dapat dilihat pada bagan alir di bawah ini :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Tinjauan Umum

PERENCANAAN GEDUNG SEKOLAH 4 LANTAI ( 1 BASEMENT ) DENGAN PRINSIP DAKTAIL PARSIAL DI SUKOHARJO

Transkripsi:

EFISIENSI KEBUTUHAN MATERIAL PADA PERENCANAAN PORTAL TAHAN GEMPA WILAYAH 4 DENGAN EFISIENSI BALOK Mochamad Solikin 1*, Agung Prabowo 2, dan Basuki 3 1,2,3 Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl. A. Yani, Tromol Pos I, Pabelan, Kartasura, 57102 * Email: msolikin@ums.ac.id Abstrak Perencanaan penulangan pada kolom beton didasarkan pada beban momen dan aksial yang bekerja secara bersamaan. Besarnya beban monen untuk perencanaan tersebut salah satunya ditentukan oleh dimensi balok yang didukung sesuai prinsip kesetimbangan momen. Tujuan perencanaan ini adalah untuk mengetahui seberapa besar efisiensi kebutuhan material (beton dan baja tulangan) pada salah satu struktur portal gedung tiga lantai di wilayah gempa 4. Efisiensi perencanaan dilakukan dengan memperkecil dimensi balok sehingga momen yang diterima kolom menjadi lebih besar namun belum sampai melampaui kapasitas maksimumnya. Perencanaan portal ini menggunakan peraturan gempa SNI-17-26-2002 dimana faktor reduksi gempa R = 4,8 dan faktor daktilitas µ = 3,0. Perhitungan perencanaan ini dibantu dengan menggunakan program SAP 2000, Microsoft Excel, dan AutoCad. Hasil analisa menunjukkan, efisensi terhadap dimensi balok dapat efektif diperoleh apabila kuat tekan beton dan mutu tulangan baja digunakan semakin tinggi. Apabila mutu beton dan mutu tulangan berturut-turut 20 MPa dan 300 MPa, maka efisiensi volume balok yang diperoleh tidak signifikan. Kata kunci : Efisiensi, optimalisasi balok, peraturan gempa, portal, wilayah gempa 4 1. PENDAHULUAN Penggunaan beton sebagai bahan utama konstruksi bangunan pada saat ini sudah tidak diragukan lagi keunggulannya. Kemudahan dalam pengerjaannya, ketersediaannya yang luas di hampir seluruh dunia dan durabilitasnya yang baik menjadikan beton pilihan utama untuk bahan konstruksi dibandingkan material yang lain (Mehta, 1986). Dalam kaitannya sebagai bahan konstruksi, beton selalu dikaitkan dengan tulangan sehingga terbentuk struktur beton bertulang atau struktur komposit. Pada struktur beton bertulang, beton merupakan konstruksi yang hanya berfungsi menahan beban tekan sedang tulangan berfungsi menahan beban tarik atau lentur pada elemen struktur (Ray, 1995). Sehingga kerja sama antara beton dan tulangan dalam memikul beban sangat diperlukan agar terbentuk suatu sistem struktur yang handal. Persyaratan kekuatan memikul beban gempa berupa beban lateral menjadikan perancangan beton memerlukan dimensi dan penulangan lebih besar apabila dibandingkan dengan perencanaan struktur dengan beban gravitasi saja. Hal ini disebabkan gaya-gaya dalam yang bekerja akibat beban lateral di komponen portal beton bertulang menjadi lebih besar utamanya di daerah dengan beban gempa yang besar. Gempa bumi adalah suatu gejala pisik yang ditandai dengan bergetarnya bumi dengan berbagai intensitas, dimana bangunan mengalami gerakan vertikal dan horisontal. Gaya inersia atau gaya gempa yang bekerja pada struktur dari bangunan, baik dalam arah vertikal maupun horisontal, akan terjadi pada titik-titik dari massa struktur yang bersangkutan (Sumantri, 1989). Dari kedua jenis gaya tersebut, gaya gempa dalam arah vertikal hanya sedikit pengaruhnya dalam mengubah gaya gravitasi (gravity) yang bekerja pada struktur, karena struktur umumnya direncanakan terhadap gaya vertikal dengan faktor keamanan yang cukup. Sehingga struktur bangunan biasanya jarang sekali runtuh akibat gaya gempa vertikal. Sebaliknya gaya gempa horisontal apabila menyerang titik-titik yang lemah pada struktur yang kekuatannya tidak cukup dan akan langsung mengakibatkan keruntuhan (failure). Akibat hal tersebut, maka prinsip utama dalam perencanaan tahan gempa (Earthquake resistant design) ialah meningkatkan kekuatan struktur terhadap gaya lateral. Bangunan-bangunan gedung yang terkena gaya horisontal akibat gempa bumi mempunyai kecenderungan untuk bergeser dalam arah mendatar dan berputar. Untuk menanggulangi hal S-16

tersebut lebih baik bila fondasinya terbuat dari konstruksi beton bertulang yang kuat, sehingga dapat bekerja sebagai aksi komposit dalam satu kesatuan dan meneruskan gaya-gaya gempa horisontal dengan tidak mengalami perubahan bentuk (deformasi) yang berarti (Sumantri, 1989). Mengingat besarnya dimensi struktur portal akibat beban gempa, maka efisiensi dalam perencanaan struktur menjadi isu yang menarik. Salah satu cara untuk mendapatkan efisiensi dalam desain beton bertulang dapat diperoleh dengan asumsi awal perencanaan. Penelitian yang terkait dengan asumsi awal perencanaan untuk efisiensi desain salah satunya adalah penelitian untuk membandingkan hasil analisis struktur portal 2 dimensi dengan analisis struktur portal 3 dimensi. Hasil penelitian menunjukkan perencanaan 3 dimensi memberikan efisiensi yang lebih baik, dikarenakan memberikan hasil yang lebih mendekati kondisi sebenarnya portal dalam menerima beban lateral (Prasetya, 2008). Besarnya gaya dalam komponen portal beton bertulang akibat beban luar ditentukan oleh kekakuan komponen struktur yang salah satunya ditentukan oleh dimensi komponen struktur pada portal yaitu balok dan kolom yang berpengaruh pada nilai kekakuan elemen struktur. Elemen struktur pada portal yaitu balok atau kolom, yang memiliki kekakuan yang lebih akan menerima gaya dalam yang lebih besar apabila dibandingkan komponen struktur yang memiliki kekakuan lebih kecil (distribusi momen). Pada kenyataannya kadangkala gaya dalam yang ditahan oleh kolom relatif lebih kecil dibandingkan kapasitas desain kolom beton bertulang (Purwono, 2006). Kecilnya gaya dalam yang ditahan oleh kolom tersebut membuka peluang untuk mengubah dimensi balok lebih kecil agar lebih banyak gaya yang terdistribusi ke kolom mendekati kapasitas kolom. Berdasarkan uraian di atas penelitian ini dimaksudkan untuk menganalisis perubahan dimensi balok agar distribusi gaya lebih banyak diterima oleh kolon sehingga diperoleh efisiensi dalam perancangan struktur beton bertulang. 2. RANCANGAN PENELITIAN Obyek penelitian yang akan dianalisa dalam penelitian ini adalah gedung perkantoran tiga lantai yang berada di wilayah gempa 4 dengan system perencanaan yang digunakan adalah perencanaan daktail parsiil. Dalam perencanaan system daktail parsiil ini digunakan nilai factor reduksi beban gempa, R = 4,8 (SNI-1726-2002, 2002). Gambar 1. Pembagian wilayah gempa Indonesia (SNI-1726-2002, 2002) Data-data awal perencanaan gedung tiga lantai tersebut dan hasilnya telah tersedia berdasarkan Tugas Akhir di Prodi Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Surakarta (Ma arif, S-17

2013). Beradasarkan data awal tersebut maka dimensi balok akan diperkecil secara bertahap setiap 5% sehingga dapat dilihat sejauh mana efisiensi yang dapat diperoleh. Dalam perencanaan ini digunakan mutu bahan yaitu kuat tekan beton dan mutu baja berturutturut f c = 20 MPa dan fy =300 MPa. Peraturan perencanaan adalah peraturan gempa tahun 2002 dan peraturan perencanaan beton bertulang tahun 2002 (SNI 03 2847, 2002). 3. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil-hasil penelitian yang akan ditampilkan dalam penelitian ini adalah gaya gempa dasar statik ekuivalen, jumlah tulangan balok dan gambar diagram interaksi kolom. Berdasarkan datadata tersebut akan diketahui tingkat efisiensi yang diperoleh dengan perubahan dimensi balok. Besarnya gempa statik ekuivalen untuk bangunan gedung 3 lantai yang berada di wilayah gempa 4 dalam penelitian ini ditunjukkan pada gambar berikut ini Gambar 2. Beban Lateral pada portal yang ditinjau Selanjutnya besarnya efisiensi yang bisa diperoleh dengan perubahan dimensi balok ditampilkan di dalam Tabel 1 berikut ini: Kode balok Tabel 1. Hasil analisis efisiensi balok portal beton bertulang Efisiensi Momen Dimensi Penulangan balok dimensi (knm) balok Ujung Tengah 0% 227.7 300 x 500 Atas : 7 D 22 Atas : 2 D 22 5% 212,3 300 x 470 Atas : 7 D 22 Atas : 2 D 22 10% 205,3 300 x 450 Atas : 8 D 22 Atas : 2 D 22 0% 227.7 300 x 500 Atas : 6 D 22 Atas : 2 D 22 10% 205,3 300 x 450 Atas : 6 D 22 Atas : 2 D 22 Mutu bahan (MPa) f c = 20 f y = 300 f c = 25 f y = 400 Tabel 2 menunjukkan bahwa nilai Momen perencanaan pada balok akan menurun apabila dimensi balok diperkecil, dengan konsekuensi terjadi peningkatan nilai momen yang diterima oleh kolom. Hal ini sesuai dengan prinsip distribusi momen dimana semakin tinggi kekakuan suatu elemen struktur, maka semakin besar gaya dalam yang diterima. Selanjutnya tabel tersebut juga menunjukkan bahwa mutu bahan berpengaruh terhadap efisiensi yang dihasilkan, dimana semakin tinggi mutu bahan semakin besar efisiensi yang dapat S-18

diperoleh. Pada pemakaian mutu bahan yang rendah (f c = 20 MPa ; f y = 300 MPa) efisiensi dimensi hanya dapat dilakukan hingga 5% saja terhadap dimensi awal. Apabila dimensi diturunkan hingga 10% maka diperlukan penulangan yang lebih banyak dibandingkan dimensi awal yaitu sebanyak 14% terhadap penulangan awal. Pemakaian mutu bahan yang lebih tinggi (f c = 25 MPa ; f y = 400 MPa) menunjukkan, penurunan dimensi hingga 10% menghasilkan jumlah tulangan yang terpasang tetap sama dengan dimensi tulangan awal. Dengan demikian dihasilkan efisiensi volume beton sebanyak 10% dan efisiensi berat begel terpasang sebesar 7,8%. Hal yang harus diperhatikan adalah, efisiensi dimensi tersebut di atas hanya dapat dilakukan apabila diagram interaksi kolom masih menyisakan ruang yang cukup untuk menerima beban Pu dan Mu, sebagaimana dapat dilihat pada gambar berikut ini P ( kn) (Pmax) 5000 123 3000 1000 123 200 400 600 800-1000 My ( knm) (Pmin) -3000 Gambar 3. Diagram interaksi untuk kolom dimensi 610 x 610 m dan mutu bahan f c = 20 MPa ; f y = 300 Mpa Keterangan: No 1 Beban pada kolom dengan dimensi balok awal No 2 Beban pada kolom dengan dimensi balok diturunkan 5% No 3 Beban pada kolom dengan dimensi balok diturunkan 10% Hasil penggambaran grafik diagram interaksi kolom di atas menunjukkan bahwa pengurangan dimensi balok mengakibatkan peningkatan beban pada kolom sehingga mendekati batas kuat rencana kolom. Hal ini yang ditunjukkan dengan posisi titik 1, 2 dan 3 dalam diagram interaksi kolom. Penggambaran diagram interaksi juga kolom masih mampu menerima tambahan beban, dimana salah satunya dapat dilakukan dengan penurunan dimensi balok. 4. KESIMPULAN Kesimpulan yang dapat diperoleh dari penelitian Efisiensi Kebutuhan Material pada Perencanaan Portal Tahan Gempa Wilayah 4 dengan Efisiensi Balok adalah: (1) Efisiensi perencanaan portal beton bertulang dapat dilakukan, salah satunya dengan cara mengurangi dimensi balok. (2) Efisiensi perencanaan akan semakin besar diperoleh apabila mutu bahan yang S-19

digunakan semakin tinggi (3) Efisiensi terbesar diperoleh berupa penurunan volume balok hingga 10% dan pengurangan berat begel balok sebesar 7,8%. Penelitian ini dapat dilanjutkan dengan melihat pengaruh wilayah gempa terhadap peningkatan efisiensi perencanaan portal. UCAPAN TERIMA KASIH. Penelitian ini dapat dialaksanakan melalui kerja sama dengan Mahasiswa Prodi teknik Sipil UMS, Agung Prabowo dan terlaksana dengan biaya Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat di bawah skema Penelitian Regular Kompetitif. DAFTAR PUSTAKA MA ARIF, M. I. 2013. Kebutuhan Material Pada Perencanaan Portal Tiga Lantai dengan Sistem Daktail Parsial di Wilayah Gempa Empat. Surakarta: Tugas Akhir Prodi Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Surakarta. MEHTA, P. K. 1986. Concrete: Structure, Properties, and Materials, New Jersey, USA, Prentice Hall, Inc. PRASETYA, T. 2008. Studi Perbandingan Analisa Struktur 2 Dimensi dan 3 Dimensi untuk Struktur Gedung Akibat Beban Gempa. S 1, Institut Teknologi Sepuluh Nopember. PURWONO, R. 2006. Perencanaan Struktur Beton Bertulang tahan Gempa, Surabaya, ITS press. RAY, S. 1995. Reinforced Concrete, Analysis and Design, Melbourne, Australia, Blackwell Science Ltd. SNI-1726-2002 2002. Standar Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Struktur Bangunan Gedung. Bandung: Badan Standarisasi Nasional. SNI 03 2847 2002. Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung Bandung: Badan Standarisasi Nasional. SUMANTRI, R. F. 1989. Penggunaan Dasar-Dasar Perencanaan Bangunan Gedung Tahan Gempa Jakarta, Dirjen DIKTI Departemen Pendidikan dan kebudayaan. S-20