BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan homeostasis tubuh yang seimbang. Hal tersebut sesuai

dokumen-dokumen yang mirip
Keywords: Hands Massage and Lavender Aromatherapy, Anxiety Level, and Skill Lab Tests

BAB I PENDAHULUAN. kecemasan yang tidak terjamin atas prosedur perawatan. 2 Menurut penelitian, 1

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan sesuatu yang didambakan oleh setiap wanita.

BAB I PENDAHULUAN. tersebut menjadikan perawat sebagai satu-satunya profesi dengan intensitas

BAB I PENDAHULUAN. penjahitan luka (Sustyowati, dkk, 2010). Potter & Perry (2005) menyebutkan bahwa menghadapi pembedahan pasien akan mengalami

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. riskan pada perkembangan kepribadian yang menyangkut moral,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kecemasan (Anxiety) adalah kekhawatiran yang tidak jelas dan

BAB I PENDAHULUAN. Mekanisme koping adalah suatu cara yang digunakan individu dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. dan tuntutan kehidupan (Sunaryo, 2013). Menurut Nasir & Muhith (2011) stres

PENELITIAN PENGARUH TERAPI MUSIK RELIGI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG BEDAH RSUP. DR. M. DJAMIL PADANG TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. yaitu mengalami menstruasi atau haid. Menstruasi merupakan bagian dari proses

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Keperawatan jiwa adalah proses interpersonal yang berupaya untuk

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECEMASAN DENGAN KEJADIAN INSOMNIA PADA MAHASISWA KEPERAWATAN SEBELUM MENGHADAPI PRAKTIK KLINIK DI RUMAH SAKIT SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan di berbagai bidang khususnya di bidang

TERAPI WEWANGIAN MINYAK ESSENSIAL BUNGA MAWAR (ROSE) DENGAN CARA INHALASI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN PRE OPERASI DAN TERHADAP RASA NYERI

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan untuk menjaga homeostatis dan kehidupan itu sendiri. Kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. memberikan gambaran yang jelas tentang gagal jantung. Pada studinya disebutkan

BAB I PENDAHULUAN. [CDC], 2013). Data dari Riset Kesehatan Dasar ( 2013), prevalensi. gangguan mental emosional (gejala -gejala depresi

BAB I PENDAHULUAN. tingkat D3 Keperawatan, S1 Keperawatan dan juga profesi ners. Imbasnya adalah

BAB I PENDAHULUAN. yang biasa terjadi dalam kehidupan sehari-hari dan tidak dapat dihindari serta

BAB I PENDAHULUAN. adalah hipertensi. Dampak ini juga diperjelas oleh pernyataan World Health

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. membentuk sel-sel baru, memperbaiki sel-sel tubuh yang rusak, dan memberi

BAB I PENDAHULUAN. (Fidianty & Noviastuti, 2010). Menurut Taylor (2006) kecemasan adalah suatu

Siswanto dan Florentinus Budi Setiawan. Fakultas Psikologi Universitas Katolik Soegijapranata Semarang. Abstraksi

BAB 1 PENDAHULUAN. dipungkiri bahwa dengan adanya perkembangan ini, masalah yang. manusia. Menurut National Institute of Mental Health, 20% populasi

BAB I PENDAHULUAN. kerusakan jaringan tubuh yang disebabkan oleh energi panas, bahan kimia,

BAB V PEMBAHASAN. perineum pada ibu postpartum di RSUD Surakarta. A. Tingkat Nyeri Jahitan Perineum Sebelum Diberi Aromaterapi Lavender

Terapi Komplementer Massage Punggung untuk Menurunkan Tingkat Kecemasan

BAB I PENDAHULUAN. Remaja atau adolescence (Inggris), berasal dari bahasa latin adolescere

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia tidak terlepas dari stres, masalahnya adalah

Prevalensi Ansietas Menjelang Ujian Tulis pada Mahasiswa Kedokteran Fk Unand Tahap Akademik

I. PENDAHULUAN. adaptasi yang juga berbeda pada setiap individu baik secara biologis, psikologis dan sosial (Ntoumanis, Edmunds & Duda, 2009).

BAB 1 PENDAHULUAN. operasi melalui tiga fase yaitu pre operasi, intraoperasi dan post. kerja dan tanggung jawab mendukung keluarga.

PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP NYERI PADA PASIEN POST OPERASI SECTIO CAESAREA DI RSUD KAJEN KABUPATEN PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. paling umum untuk mencari pertolongan kesehatan. Seseorang yang nyeri

BAB II TINJAUAN TEORI. Kecemasan adalah respon emosional terhadap penilaian yang

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KECEMASAN PADA LANJUT USIA DI PANTI WREDHA DHARMA BHAKTI KOTA SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Manusia adalah mahkluk biologis, psikologis, sosial,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. atau adolescence. Menurut WHO (2007) masa remaja terjadi pada usia antara 10 24

BAB I PENDAHULUAN. Persalinan dan kelahiran merupakan kejadian fisiologis yang normal.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Insiden kecelakaan merupakan penyebab utama orang mengalami

BAB I PENDAHULUAN. Masalah gizi di Indonesia saat ini memasuki masalah gizi ganda (Double

BAB I PENDAHULUAN. pasien yang dirawat di rumah sakit, pasien lebih sering merasa cemas

BAB I PENDAHULUAN. Mycobacterium Tuberculosis yang menyerang paru-paru dan hampir seluruh

BAB 1 PENDAHULUAN. Gangguan jiwa (Mental Disorder) merupakan salah satu dari empat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Operasi adalah semua tindakan pengobatan yang mengunakan cara

ABSTRAK. Kata Kunci: Manajemen halusinasi, kemampuan mengontrol halusinasi, puskesmas gangguan jiwa

BAB 1 PENDAHULUAN. mandiri untuk menangani kegawatan yang mengancam jiwa, sebelum dokter

BAB I PENDAHULUAN. menyerang perempuan. Di Indonesia, data Global Burden Of Center pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keperawatan memandang manusia sebagai makhluk holistik yang meliputi biopsiko-sosio-spiritual-kultural.

BAB I PENDAHULUAN. Perserikatan Bangsa-Bangsa tahun 2011, pada tahun UHH adalah 66,4

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Millenium Development Goals (MDGs) adalah komitmen negara terhadap rakyat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan oleh semua orang. Menurut Yosep (2007), kesehatan jiwa adalah. dan kecakapan dalam beradaptasi dengan lingkungan.

BAB 1 PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan hidup. Sebagian aktivitas dan pekerjaan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. terapi lingkungan untuk pasien dengan depresi yaitu Plant therapy di mana tujuan dari

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini melibatkan 70 orang responden yang merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. ekonomi masyarakat di negara maju maupun negara berkembang telah

STRATEGI KOPING DAN INTENSITAS NYERI PASIEN POST OPERASI DI RUANG RINDU B2A RSUP H. ADAM MALIK MEDAN

SATUAN ACARA PENYULUHAN MANAJEMEN NYERI PADA LUKA POST OPERASI

BAB I PENDAHULUAN. menyesuaikan diri yang mengakibatkan orang menjadi tidak memiliki. suatu kesanggupan (Sunaryo, 2007).Menurut data Badan Kesehatan

BAB 1 PENDAHULUAN. 2014, remaja adalah penduduk dalam rentang usia tahun. Menurut Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional

BAB I PENDAHULUAN. sebagian besar penyakit yang menyebabkan penderita mencari pertolongan

BAB I PANDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masa remaja merupakan suatu fase perkembangan yang dinamis dalam

BAB I PENDAHULUAN. Gagal ginjal kronis atau penyakit renal tahap akhir adalah gangguan pada

BAB I PENDAHULUAN. dengan masalah dan ketegangan emosional, periode isolasi sosial, periode

BAB I PENDAHULUAN. masa dewasa dan merupakan periode kehidupan yang paling banyak terjadi

BAB I PENDAHULUAN. penanganan (Asrinah, 2010 dalam Nuraisyah, 2012, hlm. 1).

Pemberian Terapi Relaksasi Pernapasan Diapragma bagi Pasien Hipertensi di. Instalasi Gawat darurat Eka Hospital Tangerang Selatan 2015

BAB I PENDAHULUAN. Bekerja adalah penggunaan tenaga dan penggunaan bagian tubuh seperti tangan

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Kecemasan bisa muncul sebagai respon terhadap stres, di mana stres

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Perubahan gaya hidup menyebabkan terjadi pergeseran penyakit di

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Kesehatan merupakan hal penting yang diinginkan. setiap manusia. Menurut World Health Organization (WHO)

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT STRES DENGAN MEKANISME KOPING PADA MAHASISWA KEPERAWATAN MENGHADAPI PRAKTEK BELAJAR LAPANGAN DI RUMAH SAKIT SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. lain. Manusia akan menjalani proses kehidupan yang memiliki 5 yakni

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap perjalanan kehidupan manusia berada dalam rentang toleransi dan keseimbangan yang dinamis terhadap

BAB 1 PENDAHULUAN. Persalinan merupakan waktu yang ditunggu tunggu setelah 9 bulan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kepribadian serta mental yang sehat dan kuat. Selayaknya pula seorang mahasiswa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. World Health Organitation (WHO) mendefinisikan kesehatan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. membuatnya depresi. Depresi menjadi masalah kesehatan jiwa yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan di zaman global seperti sekarang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1. Latar belakang. Penyakit tidak menular (PTM) seperti penyakit jantung, stroke, kanker,

BAB 1 PENDAHULUAN. Di Indonesia, prevalensi gangguan kecemasan berkisar pada angka 6-7% dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sakit merupakan keadaan dimana terjadi suatu proses penyakit dan

PENGARUH BRAIN GYM TERHADAP PENURUNAN TINGKAT STRES PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI D IV FISIOTERAPI TINGKAT AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. Menurut WHO pada tahun 1995, penderita non psikotis di Indonesia seperti stres

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Masa ini merupakan masa peralihan manusia dari anak-anak menuju

BAB I PENDAHULUAN. Bagi sebagian besar pasien, masuk rumah sakit karena sakitnya dan harus

dan menghasilkan pertumbuhan serta kreativitas.

BAB 1 PENDAHULUAN. antara satu sama lain. Pada tahap akademik mahasiswa mendapatkan teori-teori

BAB I PENDAHULUAN. Jenjang Diploma III keperawatan berperan sebagai perawat. terampil dalam menyelesaikan masalah keperawatan secara mandiri dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Praktik klinik dalam keperawatanadalah kesempatan kepada semua. yang sesungguhnya(emilia, 2008). Pembelajaran klinik tidak hanya

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keperawatan merupakan ilmu yang berfokus pada upaya pemenuhan kebutuhan dasar manusia dengan tujuan untuk mempertahankan homeostasis tubuh yang seimbang. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan tokoh keperawatan sepanjang masa, Florence Nightingale yang menyebutkan tujuan keperawatan adalah untuk dapat menempatkan klien dalam kondisi yang paling baik (Smeltzer & Bare, 2005). Sejalan dengan meningkatnya kesejahteraan dan pendidikan, dimana tuntutan masyarakat akan peningkatan kesehatan yang berkualitas juga akan semakin meningkat. Tuntutan akan kebutuhan pelayanan asuhan keperawatan dimasa yang akan datang merupakan tantangan yang harus dipersiapkan secara benar dan ditangani dengan sungguh-sungguh oleh institusi pendidikan kesehatan (Hasan & Chitra, 2007). Schweek dan Gebbie (1996) dalam Syahreni dan Waluyanti (2007), dalam pendidikan kesehatan menyatakan bahwa pembelajaran klinik adalah the heart of the total curriculum plan. Hal tersebut dimaksudkan adalah unsur yang paling utama dalam pendidikan kesehatan adalah bagaimana proses pembelajaran klinik dikelola di lahan praktik. Corkhill (1998) dikutip dari Syahreni dan Waluyanti (2007), menjelaskan tujuan pembelajaran klinik adalah mengintegrasikan teori dengan praktik. Pengalaman belajar laboratorium harus dilaksanakan sebelum mahasiswa 1

2 praktek di suatu lahan klinik. Pembelajaran laboratorium akan memberi kesempatan pada mahasiswa untuk terampil dalam menerapkan teori yang sudah didapatkan di kelas. Praktek laboratorium keperawatan merupakan media praktikum yang memberikan gambaran tentang hospital image bagi mahasiswa keperawatan. Ujian skill lab harus dapat dilaksanakan secara cepat dan tepat serta harus dilakukan secara lengkap tanpa terlewati satu unsur pun dalam waktu uji yang singkat (± 10 menit tiap satu keterampilan), untuk mendapatkan nilai yang bagus (Arief, Suwadi, & Sumarni, 2003). Hal tersebut memungkinkan timbulnya kecemasan pada mahasiswa keperawatan sebelum melaksanakan ujian lab klinik keperawatan. Indonesia merupakan negara berkembang, dimana setiap tahunnya angka kecemasan semakin meningkat. Menurut data riset kesehatan dasar tahun 2007 yang diadakan Departemen Kesehatan, gangguan mental emosional (depresi dan kecemasan) dialami sekitar 11,6 persen populasi Indonesia (24.708.000 orang) yang usianya di atas 15 tahun. Sementara data tahun 2009, jumlah masyarakat yang mengalami gangguan kesehatan jiwa seperti stres, depresi, cemas berlebihan, ketakutan, hingga kasus parah schizofrenia mencapai angka 20-30 persen. Dari jumlah 20-30 persen, 2-3 persen mengalami gangguan jiwa kronis kegilaan dan schizofrenia (Handayani, 2011). Diperkirakan 20% dari populasi dunia menderita kecemasan (Gail, 2002 dalam Hidayanto, 2010). Gangguan kecemasan ini cenderung muncul pada pertengahan usia remaja

3 sampai pertengahan usia 20-an serta berlangsung sepanjang hidup. Sebanyak 47,7% remaja sering merasa cemas (Haryadi, 2007 dalam Hidayanto 2010). Penelitian yang di muat dalam My Health News Daily yang melibatkan wanita dan pria berumur antara 18-64 tahun, hanya sekitar 17%-18% pria berusia yang mengalami perasaan cemas, sedangkan wanita justru lebih tinggi yaitu sekitar 23%. Rasio perempuan dibandingkan laki-laki untuk gangguan kecemasan seumur hidup adalah 3:2 (Yates, 2007 dalam Widosari, 2010). Kecemasan sudah menjadi bagian dari kehidupan manusia sehari-hari dan merupakan gejala yang normal yang selalu menyertai kehidupan manusia (Zahrani, 2005). Kecemasan merupakan sesuatu yang wajar oleh karena setiap orang menginginkan segala sesuatunya dapat berjalan dengan lancar dan terhindar dari segala marabahaya atau kegagalan (Purba dkk, 2008). Respon seseorang terhadap kecemasan cenderung bervariasi tergantung pada kondisi kesehatan, kepribadian, pengalaman sebelumnya terhadap stres, mekanisme koping, jenis kelamin, usia, besarnya stresor, dan kemampuan pengelolaan emosi dari masingmasing individu (Potter & Perry, 2006). Bagi individu yang penyesuaiannya baik, maka stres dan kecemasan dapat diatasi dan ditanggulangi. Namun bagi yang penyesuaiannya kurang baik maka stres dan kecemasan dapat menghambat kegiatan sehari-hari (Prawitasari, 1988 dalam Arief, Suwadi, & Sumarni, 2003).

4 Timbulnya kecemasan yang paling besar adalah pada saat mahasiswa menghadapi tes atau ujian. Kecemasan menghadapi tes penting adanya selama dalam intensitas yang wajar guna meningkatkan motivasi. Permasalahannya ketika kecemasan yang dialami individu terlalu tinggi dan bersifat negatif maka dapat mengganggu keadaan fisik dan psikologis mereka sehingga ujian tersebut tidak akan dapat terlewati dengan baik (Zulkarnain, 2009). Ujian dianggap sebagai mimpi buruk, walaupun sudah belajar dan mempersiapkan diri dengan baik. Ketika ujian tetap saja muncul perasaan gelisah, panik, susah berkonsentrasi, perut terasa sakit, dan menjadi lebih sering ke kamar kecil sehingga ujian tidak dapat diselesaikan dengan baik (Zulkarnain, 2009). Mahasiswa yang mempunyai kecemasan tinggi cenderung mendapat skor yang lebih rendah daripada skor mahasiswa yang kurang cemas sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Arif, Suwadi, & Sumarni (2003), mengenai hubungan kecemasan menghadapi ujian skills lab modul shock dengan prestasi yang dicapai pada mahasiswa FK UGM angkatan 2000. Hasil yang diperoleh semakin besar kecemasan mahasiswa, prestasi yang dicapai semakin kecil dan sebaliknya. Sehingga mahasiswa harus benar-benar memperhatikan dan berusaha mengendalikan dengan baik faktor kecemasan sebelum menghadapi ujian skills lab. Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti pada bulan Oktober 2013 melalui kuisioner tingkat kecemasan terhadap 80 mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas

5 Kedokteran Universitas Udayana (PSIK FK Unud) angkatan 2013 didapatkan hasil cukup banyak mahasiswa yang mengalami kecemasan. Sebesar 11,25% mahasiswa mengalami tingkat kecemasan sedang, 7,5% mengalami tingkat kecemasan berat, dan 2,5% mengalami tingkat kecemasan sangat berat ketika akan menghadapi ujian. Data nilai ujian lab klinik dari 82 mahasiswa angkatan 2013 pada mata kuliah IDK 1 (Ilmu Dasar Keperawatan 1), didapatkan hasil sebesar 37,8% mahasiswa mendapatkan nilai dari rentang 70-80, 54,9% mahasiswa dengan rentang nilai 81-90, dan 7,3% mahasiswa mendapatkan nilai di atas 90. Kecemasan dalam menghadapi ujian dapat diatasi dengan pendekatan farmakologis dan nonfarmakologis seperti olah raga teratur, humor, nutrisi dan diet yang baik, istirahat yang cukup, dan teknik relaksasi (Potter & Perry, 2006). Salah satu teknik relaksasi yang dapat mengatasi kecemasan adalah dengan teknik relaksasi masase yaitu pijat tangan aromaterapi lavender (hand massage aromatherapy lavender). Hal ini sesuai dengan pernyataan Lin (2004) dalam Siahaan (2013), yang menyebutkan bahwa cara untuk mengatasi kecemasan adalah relaksasi dengan melakukan masase/pijatan pada bagian tubuh tertentu dalam beberapa kali akan membuat perasaan lebih tenang. Synder & Lindquist (2006), menjelaskan pijat tangan aromaterapi berfokus pada efek pemijatan dan keharuman aromaterapinya. Aromaterapi yang digunakan bersamaan dengan teknik pemijatan memiliki efek ganda. Selain dari efek penyerapan minyak esensial ke dalam kulit

6 sehingga masuk ke dalam tubuh dan mempengaruhi organ-organ di dalam tubuh, keharuman dari aromaterapi tersebut juga akan ditangkap oleh reseptor di hidung lalu menyalurkan informasi itu ke area di otak tempat pengontrol emosi dan memori. Pada pijat tangan aromaterapi dipilih minyak essensial lavender karena pada lavender terdapat kandungan utama senyawa aktif linalool utama yang berperan pada efek anti cemas (relaksasi) (Pengelly, 2003). Penelitian ini melibatkan Mahasiswa Reguler Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Udayana (PSIK FK Unud) Angkatan 2013. Pemilihan angkatan 2013 sebagai subjek penelitian dengan mempertimbangkan angkatan 2013 merupakan angkatan termuda saat ini di PSIK FK Unud. Seperti yang kita ketahui, awal masa perkuliahan merupakan masa-masa yang sangat sulit untuk dilewati. Karena masa tersebut merupakan masa transisi dari pendidikan menengah atas menuju perguruan tinggi. Dimana pada masa itu terjadi proses pendewasaan sehingga membutuhkan suatu adaptasi dari berbagai stressor dalam kehidupan akademik yang tentunya sangat berbeda dari masa Sekolah Menengah Atas (SMA) mereka dulu. PSIK FK Unud menerapkan sistem pembelajaran dengan sistem blok yang terdiri dari kegiatan lecture, SGD (Small Group Discussion), dan pleno. Kegiatan pembelajaran dengan sistem blok ini dilakukan evaluasi atau ujian di akhir mata kuliah. Sehingga para mahasiswa memikul beban yang cukup berat karena harus menguasai materi kuliah dalam waktu yang cukup singkat.

7 Berdasarkan fenomena ini, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang pengaruh pijat tangan dan aromaterapi lavender terhadap tingkat kecemasan sebelum ujian lab klinik keperawatan pada mahasiswa PSIK FK Unud Angkatan 2013, karena sepanjang pengetahuan peneliti di Indonesia khususnya di PSIK FK Unud Denpasar belum ada penelitian mengenai pengaruh pijat tangan dan aromaterapi lavender terhadap tingkat kecemasan mahasiswa sebelum ujian lab klinik keperawatan pada mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Udayana (PSIK FK Unud) Angkatan 2013. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian masalah di atas didapatkan rumusan masalah; Adakah pengaruh pijat tangan dan aromaterapi lavender terhadap tingkat kecemasan mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Udayana (PSIK FK Unud) Angkatan 2013 sebelum ujian lab klinik keperawatan? 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Untuk mengetahui pengaruh pijat tangan dan aromaterapi lavender terhadap tingkat kecemasan mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Udayana (PSIK FK Unud) Angkatan 2013.

8 1.3.2. Tujuan Khusus a. Mengidentifikasi tingkat kecemasan mahasiswa pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol sebelum diberikan terapi pijat tangan dan aromaterapi lavender. b. Mengidentifikasi tingkat kecemasan mahasiswa pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol setelah diberikan terapi pijat tangan dan aromaterapi lavender. c. Menganalisis perbedaan tingkat kecemasan mahasiswa sebelum dan sesudah pemberian terapi pijat tangan dan aromaterapi lavender pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol. d. Menganalisis perbedaan tingkat kecemasan antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol. 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Praktis Diharapkan penelitian ini dapat digunakan oleh perawat untuk melakukan modifikasi tindakan pada komunitas mahasiswa agar kejadian tingkat stres akibat kecemasan akademik dapat diminimalisir. 1.4.2 Manfaat Teoritis a. Diharapkan hasil penelitian ini dapat menambah perbendaharaan pustaka terutama dalam bidang keperawatan komunitas, sebagai bahan acuan bagi peneliti selanjutnya.

9 b. Diharapkan hasil penelitian ini menjadi intervensi yang bisa diaplikasikan untuk perawatan pasien di komunitas terkait dengan kejadian kecemasan akademik yang cenderung meningkat.