PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG INTENSIFIKASI PEMBUDIDAYAAN IKAN (INBUDKAN) DI KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

dokumen-dokumen yang mirip
KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR : KEP.09/MEN/2002 TENTANG INTENSIFIKASI PEMBUDIDAYAAN IKAN

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 52 TAHUN 2002 TENTANG

BUPATI LAMPUNG BARAT KEPUTUSAN BUPATI LAMPUNG BARAT NOMOR : B/175/KPTS/05/2002 T E N T A N G

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 6 TAHUN 2006 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 9 TAHUN 2007 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PEMBANGUNAN KAWASAN PEDESAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PEMBANGUNAN KAWASAN PEDESAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 3 TAHUN 2004 T E N T A N G

PEMERINTAH KABUPATEN SITUBONDO

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 7 TAHUN 2007 TENTANG

2. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Luwu Timur dan Kabupaten Mamuju Utara di Provinsi Sulawesi Selatan (Lembaran Negara

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 72 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 47 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 62 TAHUN 2014 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 78 TAHUN 2001 SERI D.75 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 3 TAHUN 2001 TENTANG

- 1 - PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 4 TAHUN 2004 T E N T A N G

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 4 TAHUN 2011 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 3 TAHUN 2002 T E N T A N G

BUPATI LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK BARAT,

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BARRU

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HALMAHERA TIMUR NOMOR 29 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUARA ENIM NOMOR 5 TAHUN 2008

PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI, DAN TATA KERJA DINAS PERTANIAN, PERKEBUNAN DAN KEHUTANAN KABUPATEN TEMANGGUNG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI NOMOR 19 TAHUN 2001 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN KUTAI

WALIKOTA BANJARBARU PERATURAN WALIKOTA BANJARBARU NOMOR 36 TAHUN 2008 TENTANG

WALIKOTA TASIKMALAYA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 14 TAHUN 2006 TENTANG BANTUAN KEUANGAN KEPADA PARTAI POLITIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

KEPUTUSAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 608 TAHUN 2003 TENTANG URAIAN TUGAS DINAS PERTANIAN, KEHUTANAN DAN KELAUTAN KABUPATEN JEMBRANA BUPATI JEMBRANA,

MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN WALIKOTA TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN.

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SULAWESI BARAT, Menimbang

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 8 TAHUN 2004 TENTANG

VII. KINERJA LEMBAGA PENUNJANG PEMASARAN DAN KEBIJAKAN PEMASARAN RUMPUT LAUT. menjalankan kegiatan budidaya rumput laut. Dengan demikian mereka dapat

II. GAMBARAN PELAYANAN DINAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN

29 Januari LEMBARAN DAERAH KABUPATEN JEMBER TAHUN /D

BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 18 TAHUN 2008 T E N T A N G

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JOMBANG NOMOR 5 TAHUN 2002 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 6 TAHUN 2004 TENTANG

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR : 30 TAHUN 2008 TENTA NG

PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 53 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 17 TAHUN 2007 TENTANG KERJASAMA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 46 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 26 TAHUN 2010 TENTANG

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 84 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 28 TAHUN 2008 T E N T A N G

BUPATI TEMANGGUNG BUPATI TEMANGGUNG,

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 85 TAHUN 2016 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR

BUPATI MADIUN BUPATI MADIUN,

PERATURAN DAERAH KOTA BONTANG NOMOR 12 TAHUN 2002 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DINAS PERIKANAN DAN KELAUTAN KOTA BONTANG

PERATURAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II TARAKAN NOMOR 15 TAHUN 1999 TENTANG

SALINAN. Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887);

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 9 TAHUN 2006 TENTANG PEMBENTUKAN, PENGHAPUSAN DAN PENGGABUNGAN KELURAHAN

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PERKEBUNAN PROVINSI PAPUA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BONE NOMOR 5 TAHUN 2010

BUPATI NGANJUK PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGANJUK NOMOR 05 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR: 30.N Tahuii 2008

BUPATI BIMA PERATURAN BUPATI BIMA NOMOR 04 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI NOMOR 20 TAHUN 2000 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS PENDAFTARAN PENDUDUK KABUPATEN KUTAI

BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 60 TAHUN 2014 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II PURBALINGGA NOMOR 20 TAHUN 1999 SERI D NO. 10

BUPATI PASURUAN PERATURAN BUPATI PASURUAN NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM INTENSIFIKASI PERTANIAN KABUPATEN PASURUAN TAHUN 2015

BUPATI SIGI PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIGI NOMOR 10 TAHUN 2010 T E N T A N G

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAHAN DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 4 TAHUN 2006 TENTANG

BUPATI HULU SUNGAI TENGAH

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 42 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PETERNAKAN KABUPATEN BLITAR BUPATI BLITAR,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 8 TAHUN 2008 T E N T A N G ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2008

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 4 TAHUN 2007 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 13 TAHUN 2007 T E N T A N G PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2007

PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 21 TAHUN

PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN KOORDINASI PENYULUHAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 10 TAHUN 2006 TENTANG PEMBENTUKAN, PENGHAPUSAN DAN PENGGABUNGAN DESA

GAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH,

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 20 TAHUN 2009 TENTANG

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 85 TAHUN 2016 TENTANG

PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 46 TAHUN 2011 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PERTANIAN KABUPATEN SITUBONDO

PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 23 TAHUN 2007 TENTANG

PERATURAN DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN MAROS. NOMOR : 05 Tahun 2009 TENTANG KEHUTANAN MASYARAKAT DI KABUPATEN MAROS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 68 Tahun : 2016

BUPATI MANDAILING NATAL

PEMERINTAH KABUPATEN BENGKULU TENGAH

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 92 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG PENGEMBANGAN PERTANIAN ORGANIK DI KABUPATEN JEMBRANA

PEMERINTAH KABUPATEN BUNGO

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

BUPATI MANDAILING NATAL

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR 19 TAHUN 2015 TENTANG

Transkripsi:

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG INTENSIFIKASI PEMBUDIDAYAAN IKAN (INBUDKAN) DI KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUTAI KARTANEGARA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan mutu produksi dan produktivitas usaha pembudidayaan ikan, pendapatan petani ikan, dan devisa negara, memperluas lapangan kerja dan kesempatan berusaha, mendorong pertumbuhan ekonomi daerah, dan sekaligus memperkuat ketahanan pangan nasional ; b. bahwa dalam rangka pelaksanaan program perikanan budidaya perlu adanya ketentuan tentang Intensifikasi Pembudidayaan Ikan yang ditetapkan dengan dalam suatu Peraturan Daerah; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu membentuk Peraturan Daerah tentang Intensifikasi Pembudidayaan Ikan (Inbudkan) di Kabupaten Kutai Kartanegara. Menimbang : 1. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 1959 tentang Penetapan Undang Undang Republik Indonesia Darurat Nomor 3 Tahun 1953 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II di Kalimantan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1959 Nomor 9, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 352) sebagai Undang Undang ; 2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 116, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3502); 3. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1995 tentang Usaha Kecil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3611); 4. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi Sebagai Daerah Otonom (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3952); 1

5. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 118, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4433) ; 6. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437); 7. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintahan Pusat Dan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); 8. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi Sebagai Daerah Otonom (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 256; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4058); 9. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2002 tentang Perubahan Nama Kabupaten Kutai Menjadi Kabupaten Kutai Kartanegara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 13); 10. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2002 tentang Karantina Ikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 36; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4197); 11. Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2002 tentang Usaha Perikanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 100; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4230); 12. Peraturan Daerah Kabupaten Kutai Nomor 27 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah Kabupaten Kutai; 13. Peraturan Daerah Kabupaten Nomor 39 Tahun 2000 tentang Pembentukan Lembaga Perangkat Desa. Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGRARA dan BUPATI KUTAI KARTANEGARA MEMUTUSKAN Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG INTENSIFIKASI PEMBUDIDAYAAN IKAN (INBUDKAN) DI KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA 2

BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah Kabupaten Kutai Kartanegara; 2. Pemerintah Daerah adalah Bupati Kutai Kartanegara dan Perangkat Daerah sebagai penyelenggara Pemerintahan Daerah; 3. Bupati adalah Bupati Kutai Kartanegara; 4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disebut DPRD adalah Lembaga Perwakilan Pakyat Daerah sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Paerah ; 5. Dinas Perikanan dan Kelautan adalah Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Kutai Kartanegara; 6. Dinas Cabang/Kecamatan adalah Dinas yang bertanggungjawab dibidang perikanan di Kecamatan; 7. Intensifikasi Pembudidayaan Ikan yang selanjutnya disingkat dengan INBUDKAN adalah salah satu program pembangunan perikanan budidaya, dengan menitik beratkan pada gerakan bersama dari berbagai piahk untuk mengembangkan usaha Pembudidayaan Ikan, yang dilaksanakan atas dasar kerja sama antar anggota kelompok budidaya ikan sebagai peserta program didalam kawasan, yang menerapkan tehnologi yang dianjurkan untuk meningkatkan mutu produksi dan produktivatas usaha pembudidayaan ikan secara efisien dan berkelanjutan 8. Pembudidayaan Ikan adalah kegiatan memelihara, membesarkan dan atau mengembangbiakan ikan dan memanen hasilnya; 9. Petani Ikan adalah orang yang mata pencahariannya melakukan pembudidayaan ikan; 10. Kelompok Petani Ikan yang selanjutnya disebut POKTAKAN adalah kumpulan pembudidaya ikan yang melaksanakan program INBUDKAN; 11. Pola Kemitraan Usaha adalah pola kerjasama usaha yang saling membutuhkan, menguntungkan dan saling menguatkan secara berkesinambungan antara POKTAKAN sebagai produsen dengan perusahaan Swasta/BUMN/Koperasi sebagai mitra; 12. Perusahaan Mitra adalah perusahaan perikanan baik Swasta, BUMN atau BUMD yang bermitra dengan POKTAKAN terutama dalam penyediaan sarana produksi, alih tehnologi dan pengolahan serta pengolahan hasil; 3

13. Pola Swadaya adalah usaha pembudidayaan ikan yang dilakukan atas kemampuan modal sendiri dan secara berkelompok merencanakan kegiatan usaha pembudidayaan ikan; 14. Pola Unit Pelayanan Pengembangan yang selanjutnya disebut UPP adalah pola usaha pembudidayaan ikan yang dilakukan oleh POKTAKAN sejak perencanaan sampai pemasaran hasilnya dengan pemerintah sebagai fasilitator; 15. Rumah Tangga Perikanan yang selanjutnya disebut RTP adalah Rumah Tangga Perikanan yang melakukan kegiatan pembudidayaan ikan, dengan tujuan sebagian atau seluruh produknya dijual; 16. Perusahaan Perikanan yang selajutnya di sebut PP adalah Perusahaan yang melakukan kegiatan usaha pembudidayaan ikan yang dilakukan oleh warga negara Indonesia atau Badan Hukum Indonesia; 17. Sarana Produksi adalah bahan, alat dan mesin pembudidayaan ikan yang digunakan dalam proses produksi pembudidayaan ikan, seperti benih ikan, pakan, kapur, pupuk dan obat-obatan; 18. Prasarana Budidaya adalah segala fasilitas untuk menunjang kegiatan pembudidayaan ikan; 19. Paket Tehnologi Anjungan adalah tehnologi budidaya yang telah distandarkan dalam Standar Nasional Indonesia SNI); 20. Unit Pelaksana Teknis yang selanjutnya disebut UPT adalah Balai dan Loka Budidaya yang berperan sebagai pelaksana teknis Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten; 21. Asosiasi terkait adalah Asosiasi Pengusaha Perikanan yang terkait dengan pelaksanaan program INBUDKAN seperti Asosiasi Pengusaha Cold Storage Indonesia (APCI) : Asosiasi Pengusaha Pertambakan Undang Indonesia (AP2UI); Asosiasi Pengusaha Pembenih Undang (APPU); Asosiasi Pengusaha Rumput Laut (APRLI); dan Asosiasi Budaya Undang dan Ikan Indonesia (ASBUDI). BAB II INTENSIFIKASI PEMBUDIDAYAAN IKAN (INBUDKAN) Program INBUDKAN terdiri atas : Bagian Pertama PROGRAM INBUDKAN Pasal 2 a. intensifikasi pembudidayaan undang (INBUD UNDANG) b. intensifikasi pembudidayaan kerapu (INBU KERAPU) c. intensifikasi pembudidayaan rumput Laut (INBUD RUMPUT LAUT) d. intensifikasi pembudidayaan nila (INBUD NILA) 4

Bagian Kedua PELAKSANAAN PROGRAM INBUDKAN Pasal 3 Pelaksanaan Program INBUDKAN sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 masing-masing wilayah kerja wajib memperhatikan prinsipprinsip sebagai berikut : a. membudayakan pengelola usaha intensifikasi pembudidayaan ikan berdasarkan potensi sumberdaya, permintaan pasar, kondisi budaya lokal, dan ekonomi daerah; b. mengembangkan pengelolaan usaha pembudidayaan ikan ramah lingkungan dalam kawasan efektif, efisien, dan berorientasi pasar, serta ditunjang dengan pola perencanaan partisipatif dari tingkat lapangan; c. mengoptimalkan mutu intensifikasi pembudidayaan ikan dengan penerapan secara konsisten sistem manajemen mutu terpadu standar tehnologi dalam pembudidayaan ikan menuju pencapaian peningkatan mutu produksi dan produktivitas secara efesien dan berkelanjutan; d. mengembangkan sistem informasi untuk mendukung pengelolaan pemasaran, alih tehnologi dan pengendalian hama penyakit serta ditunjang dengan pengembangan sistem bimbingan dan pendamping yang mengedepankan pendekatan partisipatif, koordinatif dan berkelanjutan untuk memberdayakan petani ikan; e. mengembangkan kemitraan usaha atas dasar saling menguntungkan, membutuhkan dan menguatkan secara berkesinambungan antara Kelompok Petani Ikan (POKTAKAN) dengan perusahaan mitra. Bagian Ketiga TUJUAN INBUDKAN Pasal 4 Tujuan dikembangkannya INBUDKAN adalah : a. memfasilitasi peningkatan pendapatan dan taraf hidup pembudidayaan ikan melalui gerakan bersama untuk medorong peningkatan mutu produksi dan produktivitas usaha pembudidayaan ikan secara efisien dan berkelanjutan; b. mendorong peningkatan mutu produksi dan produktivitas perikanan budidaya yang berorientasi ekspor untuk meningkatkan perolehan devisa negara dan memantapkan ketahanan pangan nasional; 5

c. mendorong pembangunan ekonomi pedesaan melalui pemberdayaan pembudidayaan ikan dalam kelembagaan yang kuat, penguatan modal usaha dan hubungan kemitraan dalam rangka pemantapan penyediaan sarana produksi dan pemasaran hasil. Bagian Keempat ARAH PENGEMBANGAN INBUDKAN Pasal 5 Arah pengembangan INBUDKAN meliputi sebagai berikut : a. berkembangnya kawasan pembudidayaan ikan di laut, air payau dan air tawar berbasis penerapan tehnologi ajuran secara konsisten dan berkelanjutan; b. kuatnya kelembagaan Kelompok Petani Ikan (POKTAKAN) yang mampu menjalin kemitraan dengan perusahaan mitra dibagian hulu dan hilir; c. terjadinya jalinan kerja sama (networking) antar Kelompok Petani Ikan (POKTAKAN) sejenis ditingkat Kecamatan, kabupaten / kota, propinsi dan nasional dalam rangka mengangkat posisi tawar POKTAKAN dalam percaturan bisnis perikanan budidaya. Bagian Kelima BENTUK KEGIATAN INTENSIFIKASI PEMBUDIDAYAAN IKAN (NBUDKAN) Pasal 6 Untuk keberhasilan, tujuan dan arah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 dan Pasal 5 perlu dilakukan koordinasi, sinkronisasi dan kerjasama dengan instansi terkait terutama dalam kegiatan : a. penyelenggaraan pendampingan, pembinaan, penyuluhan dan pelatihan serta pengembangan kelembagaan secara terpadu dalam rangka penerapan tenologi anjuran dalam proses produksi, pasca panen dan pemasaran hasil; b. pengadaan dan penyaluran sarana produksi; c. penyelengagaraan pengendalian hama dan penyakit ikan, serta lingkungan pembudidayaan ikan; d. pengaturan pemanfaatan dan pemeliharaan prasarana pembudidayaan ikan; e. penyediaan, penyaluran modal, dan pengembalian kredit perbankan. 6

BAB III PERENCANAAN, PENGORGANISASIAN DAN PELAKSANAAN Bagian Pertama PROGRAM KEGIATAN Pasal 7 Kegiatan-kegiatan yang perlu dilakukan dalam program intensifikasi pembudidayaan ikan meliputi : a. perencanaan; b. pengorganisasian; c. pelaksanaan; d. pembiayaan; dan e. pengendalian Bagian Kedua PERENCANAAN INBUDKAN Pasal 8 (1) Perencanaan Program INBUDKAN disusun secara berjenjang terdiri atas : a. tingkat nasional yang merupakan himpunan dari rencana propinsi; b. tingkat propinsi merupakan himpunan dari rencana kabupaten / kota yang ada diwilayah propinsi; c. tingkat Kabupaten merupakan himpunan dari rencana Kecamatan yang ada dalam Wilayah Kabupaten; d. tingkat Kecamatan merupakan himpunan rencana Definitif Kelompok di Wilayah Kecamatan (2) Perencanaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatas meliputi : a. sasaran luas; b. sasaran produksi c. kebutuhan benih; d. kebutuhan pakan; e. kebutuhan obat-obatan; dan f. kebutuhan permodalan. 7

Bagian Ketiga PENGORGANISASIAN INBUDKAN Pasal 9 Pengorganisasian Program INBUDKAN dilaksanakan dalam bentuk gerakan bersama melalui kelembagaan yang melibatkan berbagai pihak dalam satu Tim seperti Instansi Pemerintah, Asosiasi Pengusaha Perikanan Budidaya dan POKTAKAN yang terdiri dari : a. tim pengendali pada tingkat Pusat; b. tim pembina pada tingkat Propinsi; c. tim pelaksana pada tingkat Kabupaten/Kota dan; d. tim pengerak pada tingkat Kecamatan. Bagian Keempat PELAKSANAAN Pasal 10 (1) Guna keberhasilan program INBUDKAN dibentuk Tim Pelaksana dan Tim Penggerak. (2) Tim Pelaksana dan Tim Penggerak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatas lebih lanjut ditetapkan dengan Keputusan Bupati. Pasal 11 Tim Pelaksana sebagaimana dimaksud pada Pasal 10 ayat (1) dan ayat (2) diatas mempunyai tugas melaksanakan gerakan bersama ditingkat Kabupaten dengan melakukan koordinasi, menjalin kerjasama dan sinkronisasi untuk suatu gerakan bersama dalam : a. penyediaan dan penyaluran sarana produksi; b. penyediaan dan penyaluran modal; c. perumusan kebijakan yang meliputi aspek perencanaan (penetapan sasaran), evaluasi dan pengendalian pelaksanaan; d. pengendalian pelaksanaan pembinaan, instensifikasi budidaya ikan. BAB IV PESERTA, LOKASI DAN POLA USAHA Pasal 12 (1) Peserta INBUDKAN terdiri atas pembudidayaan ikan yang berhimpun dalam Kelompok Petani Ikan (POKTAKAN) dan dikukuhkan oleh Pejabat yang berwenang. 8

(2) Keikutsertaan Perusahaan Perikanan dalam INBUDKAN diarahkan sebagai perusahaan mitra dalam penyediaan sarana produksi, penyelengaraan alih tehnologi dan pemasaran hasil. Pasal 13 Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Kutai Kartanegara menetapkan Kecamatan yang memenuhi syarat sebagai pelaksana program INBUDKAN, dengan memperhatikan potensi sumberdaya budidaya ikan, Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) dan kondisi sarana/prasarana penunjang lainnya. Pasal 14 Program INBUDKAN pelaksanaannya meliputi : a. pola kemitraan usaha; b. pola unit pelayanan pengembangan; dan c. pola swadaya. BAB V SASARAN INTENSIFIKASI, KOMODITAS DAN TEKNOLOGI Pasal 15 Bupati menetapkan setiap tahun sasaran intensifikasi di tingkat Kabupaten yang meliputi sasaran areal, jenis ikan, paket teknologi dan produksi ikan dengan memperhatikan usulan Camat. BAB VI KETENTUAN LAIN-LAIN Pasal 16 Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini, sepanjang mengenai pelaksanaannya akan diatur lebih lanjut oleh Bupati. 9

BAB VII KETENTUAN PENUTUP Pasal 17 Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Kutai Kartanegara. diundangkan di Tenggarong pada tanggal 24 Januari 2007 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA, DRS H. M. HUSNI THAMRIN, MM NIP. 010 080 370 ditetapkan di Tenggarong pada tanggal 22 Januari 2007 BUPATI KUTAI KARTANEGARA, H. SYAUKANI. HR LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA TAHUN 2007 NOMOR 3 10