I. PENDAHULUAN. Dewasa ini pesatnya perkembangan dunia bisnis menyebabkan perusahaan harus

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan dari suatu perusahaan adalah mensejahterahkan kepentingan

BAB I PENDAHULUAN. (shareholders), tetapi juga untuk keberpihakan stakeholders dalam praktik

BAB 1 PENDAHULUAN. investasi karena jika tidak tepat, investor tidak hanya kehilangan return tetapi

BAB I PENDAHULUAN. keyakinan kepada investor bahwa mereka akan menerima return atas dana

BAB I PENDAHULUAN. banyak orang di sekeliling yang menggunakannya. Akan tetapi sekarang hutan. emas dan batubara (Akuntan Indonesia, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. semakin maju membuat para pelaku ekonomi semakin mudah dalam mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN. Akuntansi adalah proses pengidentifikasian, pengukuran, untuk penilaian (judgement) dan pengambilan keputusan oleh pemakai

BAB I PENDAHULUAN. Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan hal yang perlu. diperhatikan bagi perusahaan dewasa ini karena berkaitan dengan isu

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan ilmu ekonomi yang semakin pesat, persaingan antar

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perusahaan adalah suatu organisasi yang didirikan oleh perseorangan atau

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan yang kedua adalah ingin memakmurkan pemilik perusahaan atau para pemilik

BAB 1 PENDAHULUAN. yang bekerja untuk mencapai tujuan. Tujuan utama perusahaan adalah

Judul : Pengaruh Leverage, Earnings Volatility

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan merupakan tujuan yang dicapai untuk menarik stakeholders untuk

BAB I PENDAHULUAN. berbadan hukum yang memproduksi atau menjalankan keuntungan. perusahaan dalam jangka waktu tertentu dengan memperhatikan ketentuan

BAB 1 PENDAHULUAN. melakukan perluasan usaha agar dapat terus bertahan dan bersaing. Tujuan

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan yaitu mencapai laba yang sebesar-besarnya dan memakmurkan. pemilik perusahaan atau para pemilik saham (stockholders).

BAB 1 PENDAHULUAN. terjamin tumbuh secara berkelanjutan (sustainable) apabila perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pasar modal Indonesia telah menjadi perhatian banyak pihak, khususnya

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Penelitian ini dilakukan untuk menguji pengaruh good corporate governance,

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Salah satu sektor pendukung untuk kelangsungan suatu industri yaitu

BAB I PENDAHULUAN. tersebut, namun disisi lain penggunaan financial leverage dapat berpotensi


BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. kepada berbagai pihak, diantaranya pihak investor dan kreditor. Investor dan

BAB 1 PENDAHULUAN. ialah persaingan pasar yangsemakin ketat. Sehingga untuk mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan suatu perusahaan didirikan adalah untuk meningkatkan nilai

BAB 1 PENDAHULUAN. Corporate governance telah menjadi topik bahasan utama dalam. bisnis global seiring dengan meningkatnya kompleksitas dan tekanan

BAB I PENDAHULUAN. era globalisasi ini, dibutuhkan manajemen perusahaan yang kompetitif untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada umumnya tujuan utama dengan mendirikan suatu perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Persaingan yang ketat antar perusahaan manufaktur mendorong perusahaanperusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Nilai perusahaan akan tercermin dari harga sahamnya (Fenandar, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. Produk Domestik Bruto (PDB) tahun 2012 yang tumbuh sebesar 6,23 persen

BAB I PENDAHULUAN. dilihat dari banyak bermunculan pesaing-pesaing baru didalam dunia usaha. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perusahaan adalah setiap bentuk badan usaha dan merupakan tempat

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang Undang Republik Indonesia Nomor 8 tahun 1995 mengenai

BAB I PENDAHULUAN. Semenjak runtuhnya pemerintahan Orde Baru, masyarakat semakin berani

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan tersebut harus menerapkan prinsip good corporate. governance. Prabaningrat dan Widanaputra (2015) dalam Luhwulan dan

BAB I PENDAHULUAN. Bidang akuntansi dalam perusahaan bertanggungjawab terhadap laporan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Sejarah perkembangan akuntansi yang berkembang pesat setelah terjadi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sebuah perusahaan yang baik adalah perusahaan yang bisa menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia bisnis saat ini mengalami kemajuan yang sangat

BAB 1 PENDAHULUAN. APBN melalui sektor perpajakan (Candra, 2012). Pentingnya peranan pajak

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan pada masa tertentu. Laporan keuangan menggambarkan situasi

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai peranan penting bagi pengukuran dan penilaian kinerja sebuah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perusahaan jasa ini cukup signifikan di banding tahun lalu, pada

BAB I PENDAHULUAN. Semakin pesatnya perkembangan pasar modal di Indonesia pada masa

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berdirinya sebuah perusahaan harus memiliki tujuan yang jelas. Ada

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Isu mengenai good corporate governance mulai populer khususnya di

BAB I PENDAHULUAN UKDW. pemerintahan. Salah satu sebab pesatnya perkembangan pengetahuan akuntansi

BAB 1 PENDAHULUAN. melakukan kegiatan operasionalnya, yaitu mencari profit, akan tetapi selain

BAB 1 PENDAHULUAN. mengalami krisis yang berkepanjangan karena lemahnya praktik corporate

BAB I PENDAHULUAN. menyejahterakan para stakeholder dan shareholder, yang lainnya yaitu untuk

BAB I PENDAHULUAN. karena bagi para investor dividen merupakan return (tingkat pengembalian) atas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada umumnya, suatu perusahaan didirikan dengan tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan publik atau perusahaan terbuka adalah perusahaan yang sebagian atau

BAB I PENDAHULUAN. untuk menyesuaikan diri serta beradaptasi dalam menghadapi perubahan di

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan yang terjadi menjadikan masyarakat sebagai stakeholder semakin. kegiatan bisnisnya terhadap lingkungan dan sekitarnya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah meningkatkan nilai perusahaan secara berkelanjutan (sustainable) dengan

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

I. PENDAHULUAN. tujuan perusahaan adalah untuk mencapai keuntungan maksimal atau laba sebesar-besarnya. Pendapat

BAB I PENDAHULUAN. tuntutan terhadap good corporate governance semakin meningkat. Banyak. dikarenakan lemahnya corporate governance (Wardhani, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan suatu alat yang digunakan oleh manajemen

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang selalu dikaitkan dengan harga saham. Nilai perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. kapasitas perusahaan menghasilkan arus kas dari sumber daya yang ada pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Persaingan bisnis di Indonesia saat ini telah mengalami kemajuan yang

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Standar Akuntansi Keuangan (SAK) No.1 (2012) laporan keuangan

BAB 5 PENUTUP. Dari hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka dapat

BAB I PENDAHULUAN. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh dari komponen corporate

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Didirikannya sebuah perusahaan memiliki tujuan yang jelas. Terdapat

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan secara berkelanjutan (sustainable). Nilai perusahaan merupakan. menginvestasikan modalnya pada perusahaan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. memahami corporate governance. Jensen dan Meckling (1976) dalam Muh.

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan semakin tingginya volume perdagangan saham. Hal ini

BAB II KAJIAN PUSTAKA. atas kepentingan mereka sendiri dan agen (manajer perusahaan) a) Pemegang saham dengan manajer.

BAB 1 PENDAHULUAN. Isu yang sedang marak diperbincangkan saat ini adalah Good Corporate

BAB I PENDAHULUAN. operasional perusahaan akan memberikan dampak sosial dan lingkungan disekitar

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi penting yang

BAB 1 PENDAHULUAN. yang kemudian mencuat dan memunculkan agency theory. dan kemakmuran para pemegang saham atau stakeholder. Nilai perusahaan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. dikelola untuk menghasilkan barang atau jasa (output) kepada pelanggan

BAB I PENDAHULUAN. tidak. Bagi perusahaan yang terdaftar di pemerintah, mereka mempunyai badan usaha

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Tujuan jangka panjang perusahaan adalah untuk mengoptimalkan nilai

BAB 1 PENDAHULUAN. jawab sosial perusahaan (corporate social responsibility-csr) dimana perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan ini, baik siap atau pun tidak, mau atau pun tidak mau. Globalisasi

Bab 1 Pendahuluan. Peristiwa yang terjadi pada dunia global membawa perubahan-perubahan baik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian tanggung jawab sosial perusahaan (corporate social

BAB 1 PENDAHULUAN. tetapi juga penting bagi para investor terkait masalah keuangan didalam

BAB I PENDAHULUAN. digariskan. Audit internal modern menyediakan jasa- jasa yang mencakup

BAB I PENDAHULUAN. sebagai suatu instrumen hutang yang ditawarkan penerbit (issuer) atau yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pandangan dalam dunia usaha dimana perusahaan hanya bertujuan untuk


BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kondisi perekonomian saat ini telah menciptakan suatu persaingan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kondisi ekonomi indonesia yang tidak stabil, menyebabkan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendapatkan sejumlah laba yang diinginkan. Dalam melakukan kegiatan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sebuah organisasi yang didirikan oleh seseorang atau sekelompok orang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini pesatnya perkembangan dunia bisnis menyebabkan perusahaan harus mampu bersaing dengan para pesaing-pesaing bisnisnya dan harus mampu bertahan hidup dari ketatnya persaingan tersebut. Ketatnya persaingan inilah yang menyebabkan perusahaan harus mampu meningkatkan kinerja dan berinovasi dengan produk-produk yang dimilikinya. Untuk melakukan inovasi dan memperbaiki kinerja serta memperkenalkan produk kepada konsumen, maka perusahaan memerlukan dana yang lebih. Cara yang dianggap efisien dalam mendapatkan sumber dana adalah dengan go public. Akan tetapi tidak mudah untuk memperoleh dana melalui investasi, karena terdapat perbedaan karakteristik investor didalam menilai sebuah investasi. Dalam pengambilan keputusan investasi dibutuhkan laporan keuangan yang dapat mencerminkan kinerja suatu perusahaan yang disebabkan oleh angka-angka dalam laporan keuangan tersebut. Oleh karena itu, laporan keuangan dapat digunakan sebagai sumber informasi yang dibutuhkan investor sebagai salah satu pertimbangan dalam keputusan berinvestasi. Dari laporan keuangan juga investor dapat mengetahui nilai suatu perusahaan yang terlihat dari harga saham yang diperdagangakan serta dapat melihat kondisi perusahaan secara fundamental.

2 Tujuan utama perusahaan yang telah go public, yaitu untuk meningkatkan kesejahteraan pemegang saham dengan cara meningkatkan nilai perusahaan (Sari dan Abundanti, 2014). Pandangan investor pada tingkat keberhasilan perusahaan terlihat melalui nilai perusahaan. Semakin tingginya nilai perusahaan karena tingginya harga saham akan membuat investor percaya pada kinerja perusahaan dan prospeknya di masa yang akan datang. Untuk meningkatkan kepercayan dan meyakinkan para investor untuk berinvestasi, sangat penting bagi perusahaan yang telah go public melaporkan laporan keuangan dan laporan tahunan kepada bursa efek, investor dan publik sebagai dasar keputusan berinvestasi. Ada berberapa aspek yang dapat mengukur nilai perusahaan, salah satunya ialah harga saham perusahaan karena memperlihatkan penilaian investor secara keseluruhan atas ekuitas yang dimiliki (Hariani, 2012). Harga saham menunjukan kinerja manajemen perusahaan serta penilaian sentral dari seluruh pelaku pasar. Maka dengan memaksimalkan harga pasar saham sama dengan memaksimalkan nilai pasar perusahaan karena nilai perusahaan dapat diproksikan dengan harga saham. Harga saham juga dapat menunjukkan semua informasi yang relevan dari suatu perusahaan dan apabila terdapat informasi baru pasar akan bereaksi. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi naik turunnya nilai perusahaan, salah satunya adalah Corporate Social Responsibility (CSR) yang merupakan suatu konsep yang menjadikan perusahaaan tidak lagi hanya mencerminkan nilai perusahaan yang direfleksikan dalam kondisi keuangan perusahaan saja tetapi juga harus memperhatikan kondisi sosial dan lingkungan. Dengan semakin banyaknya perusahaan yang berkembang menjadikan terjadinya kesenjangan

3 sosial dan kerusakan lingkungan sekitarnya dapat terjadi, berdasarkan hal tersebut muncul kesadaran untuk mengurangi dampak negatif tersebut. Secara teoritis Corporate Social Responsibility merupakan inti dari etika bisnis, dimana suatu perusahaan tidak hanya mempunyai kewajiban-kewajiban ekonomis dan legal kepada pemegang saham (shareholders), tetapi perusahaan juga mempunyai kewajiban terhadap pihak lain yang berkepentingan (stakeholders). Semua itu tidak terlepas dari kenyatan bahwa suatu perusahaan tidak bisa hidup, beroperasi, dan bertahan serta memperoleh keuntungan tanpa bantuan dari berbagai pihak (Azheri, 2011). CSR merupakan perwujudan pertanggungjawaban perusahaan atas dampak lingkungan sebagai aktivitas usahanya. Banyak perusahaan di Indonesia yang terlibat konflik dengan masyarakat karena tidak memperhatikan lingkungan sekitarnya, seperti kasus lumpur Lapindo di Porong, konflik masyarakat Papua dengan PT Freeport Indonesia, konflik masyarakat Aceh dengan Exxon Mobile yang mengelola gas bumi di Arun, pencemaran lingkungan oleh Newmont di Teluk Buyat, dan lain sebagainya. Paradigma agar perusahaan menerapkan CSR semakin lengkap berdasarkan hasil survei pada tahun 2005 terhadap 375 perusahaan di Jakarta. Hasil survei menunjukkan bahwa 166 (44,27%) perusahaan menyatakan tidak melakukan kegiatan CSR dan 209 (55,75%) perusahaan melakukan kegiatan CSR. Sedangkan kegiatan CSR yang dilakukan adalah, pertama; kegiatan kekeluargaan (116 perusahaan), kedua; sumbangan pada lembanga agama (50 perusahaan), ketiga; sumbangan pada yayasan sosial (39 perusahaan), keempat; pengembangan

4 komunitas (4 perusahaan). Survei ini juga mengungkapkan bahwa CSR yang dilakukan oleh perusahaan amat tergantung pada keinginan pihak manajemen perusahaan (Azheri, 2011). Selain Corporate Sosial Responsibility (CSR), Good Corporate Governance (GCG) juga dapat meningkatkan nilai tambah karena dengan menerapkan Good Corporate Governance, diharapkan perusahaan akan memiliki kinerja yang baik sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan yang mampu memberikan keuntungan bagi pemegang saham atau pemilik perusahaan. GCG dapat didefinisikan sebagai suatu proses dan struktur yang digunakan oleh organ perusahaan (pemegang saham atau pemilik modal, komisaris atau dewan pengawas dan direksi) untuk meningkatkan keberhasilan usaha dan akuntabilitas perusahaan guna mewujudkan nilai pemegang saham dalam jangka panjang dengan tetap memperhatikan kepentingan stakeholders lainnya, berlandaskan peraturan perundang-undangan dan nilai-nilai etika. Adapun Center for European Policy Study (CEPS), memformulasikan GCG adalah seluruh sistem yang dibentuk mulai dari hak (right), proses dan pengendalian baik yang ada di dalam maupun di luar manajemen perusahaan. Pada prinsipnya corporate governance menyangkut kepentingan para pemegang saham, perlakuan yang sama terhadap para pemegang saham, peranan semua pihak yang berkepentingan (stakeholders) dalam corporate governance, transparansi dan penjelasan, serta peranan Dewan Komisaris dan Komite Audit. Kegagalan perusahaan berskala besar, skandal-skandal keuangan dan krisis-krisis

5 ekonomi di berbagai negara, telah memusatkan perhatian kepada pentingnya corporate governance. Nilai perusahaan dapat juga diukur dengan menggunakan kebijakan hutang pada perusahaan karena dengan hutang yang semakin tinggi menyebabkan nilai perusahaan menjadi turun. Hal ini terjadi karena investor menilai bahwa hutang yang tinggi menyebabkan risiko yang besar pula terhadap pengembalian investasi. Hutang akan menimbulkan beban tetap berupa bunga yang harus dibayarkan perusahaan yang menyebabkan laba menjadi menurun dan modal pemegang saham ikut menurun. Leverage digambarkan untuk melihat sejauh mana aset perusahaan dibiayai oleh hutang dibandingkan dengan modal sendiri. Semakin besar leverage memperlihatkan risiko investasi yang semakin besar pula, begitu juga sebaliknya perusahaan yang memiliki leverage yang rendah memiliki risiko yang rendah pula. Peningkatan leverage dapat memberikan dua macam signal, yaitu berita baik (good news) sekaligus berita buruk (bad news). Berita baik jika peningkatan leverage menunjukkan kemampuan manajemen untuk meningkatkan nilai. Sebalikanya, menunjukkan berita buruk jika manajer melakukan peningkatan leverage karena terpaksa dan bukan karena alasan efisiensi (Novaes, 2002). Ukuran perusahaan juga dianggap mampu mempengaruhi nilai perusahaan. Hal ini disebabkan semakin besar ukuran atau skala perusahaan maka akan semakin mudah juga perusahaan mendapatkan sumber dana baik yang bersifat internal maupun eksternal. Ukuran perusahaan adalah suatu skala yang dapat diklasifikasikan besar kecilnya perusahaan menurut bermacam cara antara lain log

6 size, total aktiva, nilai pasar saham, dan lain-lain. Selain itu ukuran perusahaan menentukan tingkat kepercayaan investor. Semakin besar perusahaan, maka semakin dikenal oleh masyarakat yang artinya semakin mudah untuk mendapatkan informasi yang akan meningkatkan nilai perusahaan. Ukuran dapat diartikan sebagai suatu perbandingan besar kecilnya suatu objek. Jika pengertian tersebut dikaitkan dengan perusahaan maupun organisasi, maka ukuran perusahaan dapat diartikan sebagai suatu perbandingan besar atau kecilnya suatu perusahaan maupun organisasi. Untuk itu pengertian selanjutnya mengenai ukuran perusahaan adalah sesuatu yang dapat mengukur nilai dari besar atau kecilnya suatu perusahaan. Wedari (2006) dalam Eka (2010) menyebutkan bahwa ukuran perusahaan adalah peningkatan dari kenyataan bahwa perusahaan besar akan memiliki kapitalisasi pasar yang besar, nilai buku yang besar dan laba yang tinggi. Sedangkan pada perusahaan kecil akan memiliki kapitalisasi pasar yang kecil, nilai buku yang kecil dan laba yang rendah. Menurut Analisa (2011), ukuran perusahaan mempunyai pengaruh yang berbeda terhadap nilai perusahaan suatu perusahaan. Dalam hal ukuran perusahaan dilihat dari total assets yang dimiliki oleh perusahaan, yang dapat dipergunakan untuk kegiatan operasi perusahaan. Jika perusahaan memiliki total asset yang besar, pihak manajemen lebih leluasa dalam mempergunakan aset yang ada di perusahaan tersebut. Kebebasan yang dimiliki manajemen ini sebanding dengan kekhawatiran yang dilakukan oleh pemilik atas asetnya. Jumlah asset yang besar akan menurunkan nilai perusahaan jika dinilai dari sisi pemilik perusahaan. Akan

7 tetapi jika dilihat dari sisi manajemen, kemudahan yang dimilikinya dalam mengendalikan perusahaan akan meningkatkan nilai perusahaan. Kebijakan dividen merupakan salah satu aspek penting dalam tujuan memaksimumkan nilai perusahaan. Manajemen memiliki dua alternatif perlakuan terhadap penghasilan bersih setelah pajak atau Earnings After Tax (EAT), yaitu membaginya kepada para pemegang saham dalam bentuk dividen, atau diinvestasikan kembali ke dalam perusahaan sebagai laba ditahan. Biasanya, sebagian EAT dibagi dalam bentuk dividen dan sebagian lagi diinvestasikan kembali. Oleh karena itu, manajemen harus membuat kebijakan tentang besarnya EAT yang dibagikan sebagai dividen tersebut. Apabila perusahaan memutuskan untuk membagi laba yang diperoleh sebagai dividen berarti akan mengurangi jumlah laba ditahan yang akhirnya mengurangi sumber dana internal yang digunakan untuk mengembangkan perusahaan. Tetapi dengan membagikan dividen pun, perusahaan dapat mengurangi biaya agensi dikarenakan mengurangi jumlah arus kas perusahaan yang seringkali digunakan oleh manajer untuk digunakan secara tidak efisien. Nilai perusahaan dapat dilihat dari kemampuan perusahaan membayar dividennya. Besarnya dividen yang dibagi tersebut dapat mempengaruhi harga saham. Apabila dividen yang dibayarkan tinggi maka harga saham cenderung tinggi sehingga nilai perusahaan juga tinggi. Namun, jika dividen yang dibayarkan kepada pemegang saham kecil maka harga saham perusahaan itu juga rendah. Dengan demikian, dividen yang besar akan meningkatkan nilai perusahaan (Martono dan Harjito, 2005).

8 Perusahaan industri manufaktur dalam penelitian digunakan menjadi objek penelitian. Hal ini dikarenakan industri ini memuat informasi-informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini. Berdasarkan uraian diatas maka peneliti melakukan penelitian lebih lanjut dengan judul Implementasi Corporate Social Responsibility, Good Corporate Governance, Leverage, Ukuran Perusahaan dan Kebijakan Dividen Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2012). 1.2 Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah berdasarkan uraian di atas adalah sebagai berikut: 1. Apakah corporate social responsibility berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2010-2012? 2. Apakah good corporate governance berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2010-2012? 3. Apakah leverage berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2010-2012? 4. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2010-2012? 5. Apakah kebijakan dividen berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2010-2012?

9 6. Apakah corporate social responsibility, good corporate governance, leverage, ukuran perusahaan, dan kebijakan dividen secara simultan berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, maka tujuan dari dilakukannya penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui signifikansi pengaruh corporate social responsibility terhadap nilai perusahaan. 2. Untuk mengetahui signifikansi pengaruh good corporate governance terhadap nilai perusahaan. 3. Untuk mengetahui signifikansi pengaruh leverage terhadap nilai perusahaan. 4. Untuk mengetahui signifikansi pengaruh ukuran perusahaan terhadap nilai perusahaan. 5. Untuk mengetahui signifikansi pengaruh kebijakan dividen terhadap nilai perusahaan. 6. Untuk mengetahui signifikansi pengaruh corporate social responsibility, good corporate governance, leverage, ukuran perusahaan, dan kebijakan dividen secara simultan terhadap nilai perusahaan. 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah: 1. Bagi manajemen perusahaan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil kebijakan menyangkut pendanaan perusahaan dan sebagai alat untuk mengetahui kemajuan perusahaan.

10 2. Bagi investor diharapkan dapat bermanfaat untuk membantu dalam pengambilan keputusan berinvestasi di pasar modal sebagai bahan evaluasi. 3. Bagi kalangan akademis sebagai bahan referensi yang dapat digunakan untuk melengkapi dan menambah informasi pada penelitian-penelitian serupa pada masa yang akan datang.