BAB I PENDAHULUAN. banyak dilakukan. Namun, menurut Covaleski et al. (2003) dan Shields and

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. pengendalian (Mardiasmo, 2009). Sebagai alat perencanaan manajemen, anggaran

SKRIPSI. Disusun oleh: RATNA YULIATI B

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. disusun manajemen dalam jangka waktu satu tahun untuk membawa perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. yang menggambarkan kondisi keuangan dari suatu organisasi yang meliputi

SKRIPSI. Oleh : ARIFAH NUR SABRINA B

BAB 1 PENDAHULUAN. menyelenggarakan pemerintahan melalui Otonomi Daerah. Adanya sistem

(Survey Pada Rumah Sakit Di Wilayah Kabupaten Klaten)

PELIMPAHAN WEWENANG DAN KOMITMEN ORGANISASI DALAM HUBUNGAN ANTARA PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN DAN KINERJA MANAJERIAL

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha pada saat ini diharapkan pada banyaknya

BAB I PENDAHULUAN. dan inovatif dengan mempertimbangkan faktor-faktor ekstern organisasi yang. tujuan organisasi secara efektif dan efisien.

BAB I PENDAHULUAN. fleksibel dan inovatif dengan mempertimbangkan faktor-faktor ekstern

BAB I PENDAHULUAN. ketidakpastian, maka perlu menciptakan kondisi ekonomi yang lebih fleksibel dan

BAB I PENDAHULUAN. anggaran merupakan komponen utama dalam perencanaan.

BAB I PENDAHULUAN. dapat dikatakan bahwa organisasi tersebut efektif. Sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Penelitian partisipasi anggaran terhadap kinerja manajerial sudah

BAB I PENDAHULUAN. persaingan dunia usaha yang berkembang akhir-akhir ini. Persaingan dalam

BAB I PENDAHULUAN. sebagai pengendalian organisasi karena pengukuran kinerja diperkuat dengan

PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN, KOMITMEN ORGANISASI DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL PADA PT. KUSUMA DIPA NUGRAHA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN UKDW. organisasi nirlaba disebakan oleh organisasi ini berpengaruh pada

PERANAN PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP HUBUNGAN ANTARA KEADILAN PROSEDURAL DAN KINERJA MANAJERIAL (Survei pada BAPPEDA Surakarta)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Salah satu tantangan terberat bagi bangsa Indonesia pada era globalisasi

PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN, KOMITMEN ORGANISASI, DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL PADA PT. INTRACO ADHITAMA SURABAYA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. operasi perusahaan. Begitu juga dengan dinas-dinas yang bernaungan disektor

PENGARUH KOMITMEN ORGANISASI DAN PELIMPAHAN WEWENANG TERHADAP HUBUNGAN ANTARA PENGANGGARAN PARTISIPATIF DENGAN KINERJA MANAJERIAL

mengakibatkan motivasi ekstrinsik dikendalikan untuk berpartisipasi dalam penyusunan anggaran tidak lagi dipengaruhi secara signifikan oleh komitmen

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini berisi latar belakang penelitian yang mendasari penulis untuk

BAB I PENDAHULUAN. mungkin. Untuk mewujudkan efektivitas dan efisiensi operasional maka

BAB I PENDAHULUAN. negeri, dan obligasi pemerintah, serta sumber dana lain yang sah dan tidak

BAB 1 PENDAHULUAN. mempunyai pengaruh positif terhadap kinerja manajerial. Adanya partisipasi

FARIDA NUR HIDAYATI B

Agar anggaran itu tepat sasaran dan sesuai dengan tujuan, maka diperlukan. kinerja yang baik antara atasan dan bawahan, pegawai dan pimpinan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Panin Sekuritas merupakan salah satu Perusahaan Efek terkemuka yang

SKRIPSI. Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Sarjana (S1) pada Fakultas Ekonomi Universitas Katolik Soegijapranata Semarang

BAB I PENDAHULUAN. untuk mencapai tujuan diperlukan faktor-faktor yang harus dimiliki oleh

BAB I PENDAHULUAN. menetapkan anggaran pendapatan dan belanja tahunan sesuai Peraturan

suatu kegiatan/ program/ kebijaksanaan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi digunakan dalam pengendalian disiapkan dalam rangka menjamin bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Disamping itu, dalam menghadapi pesaing-pesaingnya perusahaan harus

BAB I PENDAHULUAN. publik terkait dengan proses penentuan jumlah alokasi dana untuk tiap-tiap

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dituntut untuk dapat ikut serta dalam persaingan. Perkembangan bisnis

BAB I PENDAHULUAN. moneter yang menggunakan dana milik rakyat. Hal inilah yang menjadi

Skripsi. Analisis Antesenden dan Konsekuensi atas Motivasi untuk Partisipasi Anggaran (Studi Empiris pada Rumah Sakit di Semarang)

BAB I PENDAHULUAN. semakin ketat. Perusahaan akan dapat hidup dan berkembang pesat jika

BAB I PENDAHULUAN. efisian sehingga tujuan organisasi dapat tercapai (Mardiasmo, 2002 :45).

BAB I PENDAHULUAN. peraturan organisasi yang berlaku. Pada organisasi pemerintahan di Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. Anggaran merupakan pernyataan mengenai estimasi kinerja yang hendak

BAB V. SIMPULAN, KONTRIBUSI, KETERBATASAN DAN IMPLIKASI PADA PENELITIAN BERIKUTNYA. 5.1 Simpulan

PENGARUH PARTISIPASI PENGANGGARAN DAN TINGKAT KESULITAN TARGET ANGGARAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL DENGAN SISTEM REWARD

PENGARUH UMPAN BALIK ANGGARAN DAN KEJELASAN SASARAN ANGGARAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL

BAB I PENDAHULUAN. Pengendalian melihat ke belakang, yaitu melihat apa yang telah dihasilkan dan

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan dan belanja daerah (APBD) yang dilaksanakan oleh tim anggaran

BAB I PENDAHULUAN. Kinerja organisasi yang optimal tergantung pada. bagaimana organisasi memanfaatkan sumber daya yang

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan akuntansi pada sektor publik menuju ke arah yang lebih fleksibel

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pelaksanaan otonomi daerah di Indonesia yang didasarkan pada

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi sektor publik merupakan organisasi yang menjalankan

BAB I PENDAHULUAN. beberapa dekade terakhir. Contohnya, penelitian yang dilakukan oleh Huang dan

PENGARUH KARAKTERISTIK TUJUAN ANGGARAN TERHADAP KINERJA APARAT PEMERINTAH DAERAH DI KABUPATEN SUKOHARJO SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan timbulnya suatu ketidakpastian lingkungan bisnis. Hal ini akan

BAB I PENDAHULUAN. anggaran partisipatif dengan kinerja manajerial. untuk beroperasi lebih efisien dan efektif. Untuk itu pihak manajemen harus

BAB I PENDAHULUAN. alat bantu salah satu alat bantu yang digunakan adalah anggaran (budget) yang

BAB I PENDAHULUAN. termasuk diantaranya pemerintah daerah. Penganggaran sector publik terkait

BAB I PENDAHULUAN. memberikan proses pemberdayaan dan kemampuan suatu daerah dalam. perekonomian dan partisipasi masyarakat sendiri dalam pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. harus mengembangkan lebih dahulu perencanaan strategis. Melalui perencanaan

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan atau lebih (Mikesell, 2007) dalam Widhianto (2010). Kenis (1979) koordinasi, komunikasi, evaluasi kerja, serta motivasi.

ANALISIS PERKEMBANGAN KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH. (Studi Kasus Kabupaten Klaten Tahun Anggaran )

PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP KINERJA MANAJER DENGAN PELIMPAHAN WEWENANG SEBAGAI VARIABEL MODERATING

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Anggaran merupakan kata benda, yaitu hasil yang diperoleh setelah menyelesaikan

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah daerah dan Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang. perimbangan keuangan antara pusat dan daerah, membawa perubahan

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan paradigma anggaran daerah dilakukan untuk menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN. suatu fenomena di Indonesia. Tuntutan demokrasi ini menyebabkan aspek

PENDAHULUAN. lebih mengutamakan kepentingan organisasi dibandingkan dengan kepentingan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Anggaran merupakan komponen penting dalam sebuah organisasi,

BAB I PENDAHULUAN. dewan melainkan juga dipengaruhi latar belakang pendidikan dewan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Persaingan usaha yang semakin ketat dewasa ini menuntut

BAB 1 PENDAHULUAN. organisasi. Dalam anggaran haruslah memuat kerangka kerja organisasi yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dengan adanya peraturan pemerintah daerah tentang pelaksanaan otonomi

BAB I PENDAHULUAN. meningkat, hal itu disebabkan karena semakin tingginya kesadaran masyarakat akan

BAB I PENDAHULUAN. monopoli dalam kegiatan ekonomi, serta kualitas pelayanan kepada masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. kebijakan ekonomi untuk daerah maupun kebijakan ekonomi untuk pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. manajemen pemerintah pusat dan daerah (propinsi, kabupaten, kota). Hal tersebut

JURNAL PENELITIAN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. melalui Otonomi Daerah. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia

Judul : Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran pada Kinerja Manajerial Dengan Self Efficacy dan Motivasi Kerja Sebagai Variabel Moderating

(Survei Pada Pemerintah Daerah Kabupaten Klaten)

BAB I PENDAHULUAN. di masa mendatang. Anggaran menjadi alat manajerial yang umum digunakan

BAB I PENDAHULUAN. kinerja penyelenggaraan pemerintahan sehinggga tercipta suatu ruang lingkup. urusan pemerintah dan kepentingan masyarakat setempat.

ABSTRAK. Kata kunci: Anggaran, Budgetary Goal Characteristics, Self-Efficacy, Kinerja Manajerial. iii

BAB I PENDAHULUAN. yang dibiayai dari uang publik. Melalui anggaran, akan diketahui

BAB I PENDAHULUAN. anggaran tersebut harus diinformasikan kepada publik dan didiskusikan untuk

Skripsi Pengaruh Komitmen Organisasi dan Gaya Kepemimpinan Terhadap Hubungan Antara Partisipasi Anggaran dan Kinerja Manajerial

BAB I PENDAHULUAN. memberikan opini atau pendapat tentang kewajaran penyajian laporan

BAB I PENDAHULUAN. kepada daerah. Di samping sebagai strategi untuk menghadapi era globalisasi,

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. penyelenggara negara atas kepercayaan yang diamanatkan kepada mereka. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. penugasan pemerintah dibidang ketenaga listrikan dalam rangka menunjang

BAB I PENDAHULUAN. dilaksanakan oleh Tim Anggaran Eksekutif bersama-sama Unit Organisasi

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan mutu, dan peningkatan kinerja perusahaan yang mampu

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Reformasi di berbagai bidang yang berlangsung di Indonesia telah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Penelitian partisipasi anggaran yang berbasis pada motivasi sudah banyak dilakukan. Namun, menurut Covaleski et al. (2003) dan Shields and Shields (1998) dalam Wong et al. (2010:1), penelitian-penelitian tersebut masih memiliki beberapa keterbatasan. Keterbatasannya yaitu kebanyakan penelitian partisipasi anggaran berbasis motivasi belum membedakan bentuk motivasi dan belum mengasumsikan alasan umum yang mendasari motivasi. Sekarang ini ada beberapa penelitian partisipasi anggaran dengan basis motivasi yang sudah membedakan bentuk motivasi. Akan tetapi, sejauh ini kebanyakan penelitian tersebut masih membedakan motivasi menjadi motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik., misalnya penelitian partisipasi anggaran oleh Fahrianta dan Ghozali (2002). Seseorang dikatakan termotivasi secara intrinsik jika dia melakukan partisipasi anggaran berdasarkan dorongan dari dirinya sendiri, misalnya mendapat kepuasan dan prestasi hanya dengan sekedar berpartisipasi. Di sisi lain, seseorang dikatakan termotivasi secara ekstrinsik jika dia berpartisipasi sebagai sarana untuk mencapai beberapa tujuan terpisah, misalnya untuk mendapat bonus atau hadiah dan menghindari sanksi. Berdasar pada keterbatasan-keterbatasan penelitian tersebut, Wong et al. (2010) lebih jauh membedakan motivasi dalam penelitian mereka 1

berdasarkan teori self-determination oleh Gagne dan Deci (2005) yang dikutip oleh Wong et al. (2010:2), khususnya untuk motivasi ekstrinsik dibedakan menjadi motivasi ekstrinsik otonom dan motivasi ekstrinsik dikendalikan (tidak otonom). Dalam konteks ini, individu akan termotivasi oleh motivasi ekstrinsik otonom jika mereka benar-benar diidentifikasi dengan nilai partisipasi anggaran bagi dirinya, sedangkan mereka akan termotivasi oleh motivasi ekstrinsik dikendalikan jika mereka berpartisipasi karena mereka ditekan oleh kekuatan eksternal atau kekuatan internal perasaan mereka sendiri (Wong et al., 2010:134). Wong et al. (2010) menambahkan variabel antesenden untuk motivasi, yaitu komitmen organisasi dan ketidakpastian lingkungan, untuk mengatasi keterbatasan berikutnya, yaitu belum adanya alasan umum yang mendasari motivasi,. Variabel komitmen organisasi sebagai antesenden motivasi karena komitmen merupakan dorongan dari dalam individu untuk berbuat sesuatu agar dapat menunjang keberhasilan organisasi sesuai dengan tujuan dan lebih mengutamakan kepentingan organisasi. Porter et al. (1974) menyatakan bahwa individu yang memiliki komitmen organisasi akan berpandangan positif dan berusaha berbuat yang terbaik bagi organisasi. Oleh karena itu, komitmen organisasi akan mempengaruhi motivasi individu untuk melakukan suatu hal. Alasan penambahan variabel ketidakpastian lingkungan berdasarkan pernyataan Deci dan Ryan (2000) yang dikutip oleh Wong et al. (2010) yaitu ketidakpastian lingkungan akan berpengaruh terhadap motivasi untuk partisipasi anggaran. 2

Penelitian Wong et al. (2010) memang telah banyak memperbaiki kelemahan-kelemahan penelitian sebelumnya, tetapi penelitian tersebut masih memiliki kelemahan, yaitu sampel penelitian berasal dari satu organisasi tunggal, yaitu suatu Bank Internasional di Hongkong. Hal tersebut menyebabkan adanya keterbatasan validitas eksternal penelitian Wong et al. (2010). Di samping itu, pada hasil penelitian Wong et al. (2010) terjadi penolakan beberapa hipotesis sehingga beberapa hasil penelitiannya bertentangan dengan hasil penelitian sebelumnya. Hasil penelitian Wong et al. (2010) menyatakan bahwa tidak terdapat pengaruh ketidakpastian lingkungan terhadap motivasi intrinsik. Hal ini bertentangan dengan hasil penelitian Deci et al. (2000) dalam Wong et al. (2010) yaitu ketidakpastian lingkungan berpengaruh positif terhadap motivasi intrinsik individu untuk berpartisipasi. Selain itu, hasil penelitian Wong et al. (2010) yang menyatakan ketidakpastian lingkungan berpengaruh negatif terhadap tingkat partisipasi anggaran, bertentangan dengan pernyataan Brownell dan Hirst (1986) dalam Wong et al. (2010), yaitu ketidakpastian lingkungan yang tinggi akan membuat manajer lebih sering berpartisipasi dalam mendapatkan informasi lebih untuk mengatasi peristiwa tak terduga. Keterbatasan penelitian Wong et al. ini mendorong peneliti untuk melakukan replikasi atas penelitian Wong et al. Penelitian partisipasi anggaran yang berbasis motivasi yang menggunakan teori self-determination masih jarang dilakukan, khususnya di Indonesia. Padahal hasil penelitian Wong et al. (2010) menyatakan bahwa 3

tidak semua motivasi akan berpengaruh positif terhadap kinerja. Motivasi intrinsik dan ekstrinsik otonom memang akan berpengaruh positif terhadap kinerja. Akan tetapi, motivasi ekstrinsik dikendalikan justru berpengaruh negatif terhadap kinerja. Sementara itu, hasil penelitian-penelitian sebelumnya mengenai partisipasi anggaran berbasis motivasi, seperti penelitian Fahrianta dan Ghozali (2002) dan Pramesthiningtyas (2011), menunjukkan bahwa motivasi akan berpengaruh positif terhadap kinerja. Hal ini mengindikasikan bahwa partisipasi anggaran berbasis motivasi yang berdasarkan teori self-determination tersebut menjadi penting untuk diteliti karena setiap perusahaan pasti tidak ingin kinerjanya menjadi semakin rendah atau menurun. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian Wong et al. (2010) adalah penelitian dilakukan di organisasi sektor publik, yaitu Rumah Sakit yang berlokasi di Semarang. Pengambilan sampel yang berasal dari seluruh rumah sakit di Semarang tersebut sekaligus dapat memperbaiki keterbatasan validitas eksternal Wong et al. (2010), di mana sampel penelitiannya masih menggunakan sampel dari organisasi tunggal. Thompson (1967) dalam Wiliams (1990) sebagaimana dikutip oleh Ahmad dan Fatima (2008) mendorong para peneliti untuk meneltiti partisipasi anggaran dalam organisasi sektor publik. Williams (dikutip oleh Ahmad dan Fatima, 2008) menyatakan bahwa penelitian mengenai hubungan partisipasi anggaran dan kinerja manajerial dalam oerganisasi sektor publik adalah penting. Namun, literatur sampai saat ini, telah melalaikan penelitian 4

terkait hubungan partisipasi anggaran dan kinerja manajerial pada organisasi sektor publik, khususnya di negara-negara berkembang seperti di Indonesia. Anggaran pada sektor publik terkait dengan proses penentuan jumlah alokasi dana untuk tiap-tiap program dan aktivitas dalam satuan moneter yang menggunakan dana milik masyarakat. Hal inilah yang menjadi perbedaan dengan anggaran sektor swasta karena tidak berhubungan dengan pengalokasian dana dari masyarakat (Sardjito dan Osmad, 2007). Anggaran sektor publik umumnya dipublikasikan secara terbuka kepada masyarakat. Oleh karena itu, pertanggungjawaban organisasi sektor publik tidak hanya bersifat vertikal (pertanggungjawaban pengelolaan dana kepada otoritas yang lebih tinggi), tetapi juga bersifat horisontal (pertanggungjawaban kepada masyarakat luas). Ini akan mendorong pembuatan anggaran yang lebih serius dan tentunya kegiatan partisipasi anggaran akan menjadi suatu hal yang penting dalam organisasi sektor publik. Yuliati (2009) menyatakan bahwa rumah sakit bertujuan untuk meningkatkan pelayanan kesehatan dengan tidak mengutamakan perolehan laba atau non-profit oriented. Akan tetapi, rumah sakit tetap harus memperhatikan laba karena diperlukan untuk menjaga keberlanjutan usaha rumah sakit. Oleh karena itu, perencanaan anggaran menjadi suatu hal yang penting bagi rumah sakit. Perencanaan anggaran juga dapat mendukung rumah sakit dalam mencapai tujuannya untuk meningkatkan kualitas pelayanan. 5

Saat ini rumah sakit telah berkembang menjadi suatu perusahaan yang multiproduk. Hal tersebut mengakibatkan manajemen rumah sakit, termasuk dalam hal anggaran, menjadi semakin kompleks. Rumah sakit memiliki karakteristik yang berbeda dengan perusahaan lain yaitu manajemen rumah sakit pada umumnya juga dipegang oleh para profesional yang terdiri dari para dokter, perawat dan para ahli kesehatan (Yuliati, 2009). Selain dituntut untuk memberikan pelayanan yang bermutu, para profesional tersebut diharapkan mampu menyusun anggaran yang digunakan sebagai alat perencanaan, koordinasi dan pengendalian sesuai dengan sasaran dan tujuan usahanya, serta penilaian prestasi manajer dalam merealisasikan anggaran. Penyusunan anggaran rumah sakit tidak hanya melibatkan manajemen fungsional rumah sakit, tetapi juga harus melibatkan unit-unit pelayanan strategis di rumah sakit. Selain itu, jumlah rumah sakit di Semarang yang relatif banyak dan tingkat persaingan rumah sakit yang tinggi, semakin menekankan pentingnya perencanaan penyusunan anggaran yang matang, terutama pada proses partisipasi anggaran, untuk menjaga kinerja rumah sakit tetap baik dengan pengeluaran biaya yang ekonomis (Adrianto, 2008). Oleh karena itu, objek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rumah Sakit dengan lokasi penelitian berada di Semarang. Berdasarkan uraian di atas, penelitian ini diberi judul ANALISIS ANTESENDEN DAN KONSEKUENSI ATAS MOTIVASI UNTUK PARTISIPASI ANGGARAN 6

1.2. Perumusan Masalah Dari uraian di atas, maka perumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Apakah komitmen organisasi dan ketidakpastian lingkungan merupakan antesenden dari motivasi intrinsik, ekstrinsik otonom, ekstrinsik dikendalikan, serta tingkat partisipasi anggaran? 2. Apakah tingkat partisipasi anggaran dan kinerja merupakan konsekuensi dari motivasi intrinsik, ekstrinsik otonom, dan ekstrinsik dikendalikan? 3. Apakah tingkat partisipasi anggaran berpengaruh terhadap kinerja? 1.3. Tujuan Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk memberikan bukti empiris, dengan tujuan sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui bahwa komitmen organisasi dan ketidakpastian lingkungan merupakan antesenden dari motivasi intrinsik, ekstrinsik otonom, ekstrinsik dikendalikan, serta tingkat partisipasi anggaran. 2. Untuk mengetahui bahwa tingkat partisipasi anggaran merupakan konsekuensi dari motivasi intrinsik, ekstrinsik otonom, dan ekstrinsik dikendalikan. 3. Untuk mengetahui bahwa tingkat partisipasi anggaran berpengaruh terhadap kinerja. 7

1.4. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak lain yang membutuhkan antara lain : a. Kontribusi Teori: Bagi literatur akuntansi Menambah pengetahuan atas studi penelitian tentang alasan partisipasi anggaran dalam kerangka teori berbasis motivasi. b. Kontribusi Praktek : Bagi Rumah Sakit Masukan bagi rumah sakit dalam memilih, mendorong, dan memotivasi karyawan yang ikut serta atau berpartisipasi dalam penyusunan anggaran dengan tujuan meningkatkan kinerja. 8

1.5. Kerangka Penelitian Covaleski et al. (2003), Shields and Shields (1998) Dalam penelitian PA, kebanyakan studi: 1. Tidak membedakan berbagai jenis motivasi. 2. Belum mengasumsikan alasan umum yang mendasari motivasi. 3. Mempelajari dari perspektif perusahaan Gambar 1. Kerangka Pikir Wong et al. (2010) Penelitian terbatas hanya pada satu organisasi, yaitu: sebuah Bank Internasional di Hongkong Pada hasil penelitian, beberapa hipotesis ditolak Teori Motivasi Self Determination Tidak semua motivasi berpengaruh positif terhadap kinerja Anteseden motivasi : Komitmen organisasi, Ketidak pastian Perspektif individu Tidak konsisten dengan hasil penelitian-penelitian sebelumnya: Ryan dan Deci (2000), Brownell dan Hirst (1986) Pengujian kembali penelitian Bernard Wong et al (2010) Replikasi penelitian Wong et al (2010) Thompson (1967), Williams (1990) Adrianto (2008) Organisasi Sektor Publik Rumah sakit Lokasi penelitian: Rumah sakit yang di kota Semarang Penelitian ini merupakan replikasi penelitian dari Wong et al. (2010). Penelitian ini akan menganalisis pengaruh motivasi untuk partisipasi anggaran terhadap tingkat partisipasi anggaran dan kinerja dengan variabel antesenden dari motivasi, yaitu komitmen organisasi dan ketidakpastian lingkungan. Motivasi untuk partisipasi anggaran dibedakan menjadi tiga 9

berdasarkan teori Self-Determination, yaitu motivasi intrinsik, ekstrinsik otonom, dan ekstrinsik dikendalikan (tidak otonom). Penelitian dilakukan di rumah sakit kota Semarang dengan alasan pentingnya penganggaran bagi rumah sakit di Semarang, terutama pada proses partisipasi anggaran karena rumah sakit memiliki karakteristik yang berbeda dibanding perusahaan lain, yaitu jumlah persaingan yang tinggi, tujuan rumah sakit yang memaksimalkan pelayanan (profit bukan sebagai tujuan utama), dan manajemen rumah sakit yang lebih kompleks. 1.6. Sistematika Penulisan BAB I PENDAHULUAN Menguraikan tentang latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kerangka pikir, dan sistematika penulisan. BAB II LANDASAN TEORI Menguraikan tentang landasan teori yang berhubungan dengan penelitian dan pengembangan hipotesis. BAB III METODE PENELITIAN Menguraikan tentang sampel penelitian, sumber dan jenis data, definisi operasional dan pengukuran variabel penelitian, teknik pengumpulan data, alat analisis data, teknik pengukuran dan pengolahan data. 10

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini berisi tentang analisis dan pembahasan data yang akan menguraikan berbagai perhitungan yang diperlukan untuk menjawab permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini. BAB V KESIMPULAN Dalam bab ini berisi tentang kesimpulan, saran dari analisa yang telah dilakukan pada bagian sebelumnya. 11