Dr. Achmad Widodo, M. Kes. DOSEN S-1 Ilmu Keolahragaan, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Surabaya

dokumen-dokumen yang mirip
Jurnal Kesehatan Olahraga Vol. 06 No. 2 Oktober 2016 hal. ( )

Kata Kunci : Latihan, Rope Jump, Interval Training, kecepatan gerak lari.

PENGARUH LATIHAN FORMASI BERPUSAT TERHADAP KETERAMPILAN SERVIS SEPAK TAKRAW

Journal of Sport Sciences and Fitness

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Deskripsi Lokasi, Populasi, dan Waktu Penelitian

PENGARUH LATIHAN SKIPPING TERHADAP PENINGKATAN POWER OTOT TUNGKAI JURNAL. Oleh RULIYADI S

PENGARUH LATIHAN ROPE JUMP SELAMA 20 DETIK DENGAN METODE INTERVAL TRAINING 1 : 5 TERHADAP DAYA LEDAK (POWER) OTOT TUNGKAI

PENGARUH PELATIHAN ROPE JUMP DENGAN METODE INTERVAL TRAINING TERHADAP KELINCAHAN. e - journal SHONANAR ROHMAN NIM

PENGARUH LATIHAN ROPE JUMP DENGAN METODE INTERVAL TRAINING TERHADAP DAYA TAHAN OTOT TUNGKAI PADA CLUB SEPAK BOLA JOYO FC KOTA KEDIRI SKRIPSI

1. DR. NASUKA M.Kes 2. TB WIDYO ALPIES NS PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA, S1 FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG ABSTRAK

Pengaruh Latihan Ladder Drills icky Shuffle Terhadap Kelincahan

PENGARUH LATIHAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP KEMAMPUAN SERVIS ATAS DALAM PERMAINAN BOLAVOLI MAHASISWA PUTRA

PENGARUH PELATIHAN INTERVAL TERHADAP DAYA TAHAN KARDIOVASKULAR DAN KECEPATAN

BAB I PENDAHULUAN. Atletik merupakan salah satu cabang olahraga yang tertua didunia, karena

SEMINAR NASIONAL PENINGKATAN KUALITAS PENULISAN KARYA ILMIAH STOK BINA GUNA, SABTU 16 SEPTEMBER 2017 PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN SIDE SHUFFLE

THE EFFECT OF SKIPPING ROPE EXERCISE ON THE LEG MUSCLE POWER IN MEN S BASKETBALL PLAYERS EXTRACULICULAR SMA HANDAYANI

METODE PEMBINAAN KEBUGARAN ATLIT *) Oleh: Eka Swasta Budayati (FIK UNY)

PENGARUH METODE LATIHAN PLYOMETRIC

ANALISIS KONDISI FISIK PEMAIN SEPAK BOLA KLUB PERSEPU UPGRIS TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Cabang olahraga atletik adalah salah satu nomor cabang yang tumbuh dan berkembang seiring dengan kegiatan

PENGARUH CIRCUIT TRAINING TERHADAP PENINGKATAN KEBUGARAN JASMANI DAN VO2MAX DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA. Jurnal. Oleh. Arif Cahyanto

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PENJASKESREK OLEH :

PERBANDINGAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA EKSTRAKURIKULER OLAHRAGA DENGAN SISWA EKSTRAKURIKULER PENGEMBANGAN DIRI DI MTs MA ARIF PARE SKRIPSI

PENGARUH PELATIHAN ALTERNATE LEG BOUND TERHADAP KECEPATAN DAN POWER OTOT TUNGKAI

Pengaruh Pelatihan Air Alert Menggunakan Metode Latihan Interval terhadap Peningkatan Power Otot Tungkai

PENGARUH LATIHAN NAIK TURUN BANGKU TERHADAP JAUH LOMPATAN PADA OLAHRAGA ATLETIK NOMOR LOMPAT JAUH SISWA KELAS X SMK PGRI WLINGI KAB.

KONTRIBUSI KELINCAHAN DAN KECEPATAN TERHADAP KETERAMPILAN MENGGIRING BOLA DALAM PERMAINAN BOLA BASKET

BAB I PENDAHULUAN. satu karakteristik permainan sepak bola yaitu menendang dan mengoper bola

PROGRAM STUDI PENJASKESREK FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI 2015

BAB I PENDAHULUAN. Sepak bola merupakan salah satu olahraga populer di dunia. Olahraga ini

BAB I PENDAHULUAN. bergantung kepada faktor, kondisi,dan pengaruh-pengaruh dalam menuju sebuah

PROFIL KONDISI FISIK MAHASISWA PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN TAHUN ANGKATAN 2014 UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. VO2max dianggap sebagai indikator terbaik dari ketahanan aerobik.

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PENJASKESREK. Oleh :

PENGARUH LATIHAN PUSH-UP DAN LATIHAN BEBAN DUMBBEEL TERHADAP KEMAMPUAN PUKULAN JODAN TZUKI PADA KENSHI KEMPO DI DOJO TADULAKO JUMAIN

PENGARUH LATIHAN LARI INTERVAL TERHADAP KECEPATAN LARI PADA PEMAIN SEPAK BOLA DI SEKOLAH SEPAK BOLA RUKUN AGAWE SANTOSA (RAS) KLATEN NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. Dalam mencapai tujuan tersebut ada beberapa hal yang dibutuhkan oleh. satu faktor yang penting lainnya adalah faktor fisik.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

SKRIPSI OLEH : ARGA RIZKY YUARTA NPM:

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. serta sebagai sarana untuk meraih prestasi. latihan fisik yang teratur dan sesuai untuk mengembangkan kemampuan

INDONESIA PERFORMANCE JOURNAL

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga adalah aktivitas fisik yang bertujuan untuk meningkatkan

SKRIPSI PERBEDAAN LATIHAN PLIOMETRIK DEPTH JUMP DAN JUMP TO BOX TERHADAP PENINGKATAN KECEPATAN LARI PADA PEMAIN SEPAK BOLA DI SMA N 1 MANGGIS

EFEKTIVITAS LATIHAN BEBAN DENGAN METODE CIRCUIT WEIGHT TRAINING DENGAN SUPER SET

BAB I PENDAHULUAN. Tubuh manusia dirancang oleh Tuhan untuk bergerak dalam melakukan

PERBANDINGAN EFEKTIFITAS LATIHAN ZIG-ZAG RUN DENGAN CARIOCA EXERCISE UNTUK MENINGKATKAN AGILITY PADA PEMAIN BULUTANGKIS PEMULA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam suatu penelitian diperlukan langkah-langkah yang direncanakan dan

SKRIPSI PERBEDAAN EFEKTIVITAS LATIHAN INTERVAL

BAB III METODE PENELITIAN

Yan Indra Siregar. Abstrak

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan sehari-hari tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti, sehingga tubuh

BAB III METODE PENELITIAN

THE EFFECT BOW JUMPS EXERCISE TOWARD EXPLOSIVE POWER OF LEG MUSCLE OF MUSTANK PEKANBARU VOLLEYBALL CLUB

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Jurnal Kesehatan Olahraga Vol 07 Nomor 3 Edisi Maret Tahun 2017 halaman

Tisna Prasetya*, Made Darmada**, Citra Permana Dewi***

BAB III METODE PENELITIAN

ARTIKEL SKRIPSI. Oleh : SUGENG SANTOSA

Key word : Sprint, interval anaerob training, work interval, rest interval.

2015 KONTRIBUSI DENYUT NADI ISTIRAHAT DAN KAPASITAS VITAL PARU-PARU TERHADAP KAPASITAS AEROBIK

PERBANDINGAN PENGARUH ANTARA LATIHAN BOX JUMP SINGLE LEG DENGAN DOUBLE LEG TERHADAP POWER OTOT TUNGKAI

II. TINJAUAN PUSTAKA

UPAYA MENINGKATKAN KEBUGARAN JASMANI SISWA MELALUI PENDIDIKAN JASMANI ARTIKEL PENELITIAN RUSADI PARYANTO NIM : F

ARTIKEL SKRIPSI. Oleh : MINARDI

PERBANDINGAN PENGARUH ANTARA LATIHAN CIRCUIT TRAINING DENGAN INTERVAL TRAINING TERHADAP PENINGKATAN STAMINA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. artinya penelitian yang bertujuan untuk mencari hubungan kausalita atau

BAB III METODE PENELITIAN

Bab IV. Penelitian ini dilakukan pada pemain bola voli putra UNG yang berjumlah 12

2015 PENGARUH BENTUK LATIHAN ENVELOPE RUN DAN LATIHAN BOOMERANG RUN DENGAN METODE LATIHAN REPETISI TERHADAP PENINGKATAN KELINCAHAN PEMAIN SEPAK BOLA

Kata kunci: Berjalan santai selama 30 menit, kewaspadaan, laki-laki dewasa muda

Bayu Puspayuda*,Made Darmada**, Putu Citra Permana Dewi***

PENGARUH METODE LATIHAN TEKNIK DISTRIBUSI TERHADAP KETERAMPILAN DRIBBLING ZIG ZAG PERMAINAN FUTSAL

PENGARUH LATIHAN DAYA TAHAN (ENDURANCE) TERHADAP PENINGKATAN VO2MAX PEMAIN SEPAKBOLA

KEBUGARAN JASMANI DAN LATIHAN KEBUGARAN JASMANI

HUBUNGAN POWER OTOT TUNGKAI DAN KECEPATAN LARI TERHADAP KCEPATAN TENDANGAN PENALTI JURNAL. Oleh SINGGIH PRADITO

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Balakang Masalah

PERBANDINGAN LATIHAN JOGING DAN LOMPAT TALI TERHADAP DENYUT NADI ISTIRAHAT PADA ATLET KLUB BOLA VOLI TARUNA BEKASI

PENGARUH LATIHAN PLYOMETRIC TERHADAP KEMAMPUAN LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK

Oleh Cerika Rismayanthi, M.Or. Ahmad Nasrulloh, M.Or. Fatkhurahman Arjuna, M.Or. (TIM PENGAMPU)

PENGARUH MODEL LATIHAN KETERAMPILAN TERHADAP PENINGKATAN DAYA TAHAN AEROBIK PEMAIN SEPAKBOLA USIA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. landasan awal dalam pencapaian prestasi (M. Sajoto, 1988)

PERBANDINGAN PENGARUH LATIHAN ANTARA SINGLE LEG HOP DENGAN DOUBLE LEG HOP TERHADAP PENINGKATAN POWER OTOT TUNGKAI

BAB III METODE PENELITIAN

Riska Bhakti Utomo ABSTRAK

Syaranamual Jusak: Circuit Training dalam Meningkatkan Kebugaran

PENGARUH LATIHAN ZIG ZAG RUN UNTUK MENINGKATKAN KELINCAHAN PADA PEMAIN SEPAK BOLA USIA TAHUN DI SMP MUHAMMADIYAH 5 SURAKARTA

SURVEI KONDISI FISIK PEMAIN PS. PUTRA SAKTI JOMBANG

KETAHANAN (ENDURANCE)

PENGARUH PELATIHAN ALTERNATE LEG BOUND DAN SKIPPING TERHADAP KELINCAHAN DAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENGARUH CIRCUIT TRAINING TERHADAP KEBUGARAN JASMANI SISWA PESERTA EKSTRAKURIKULER BULU TANGKIS DI MTs NEGERI YOGYAKARTA 2 TAHUN AJARAN 2016/2017

PENGARUH PELATIHAN JUMP SERVICE DENGAN DAN TANPA AWALAN TERHADAP DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI

Transkripsi:

PENGARUH LATIHAN ROPE JUMP SELAMA 20 DETIK DENGAN METODE INTERVAL TRAINING 1:5 TERHADAP DAYA TAHAN AEROBIK Fransiswanto Fajar Akbar Fachmi MAHASISWA S-1 Ilmu Keolahragaan, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Surabaya fajar.akbar107@gmail.com Dr. Achmad Widodo, M. Kes. DOSEN S-1 Ilmu Keolahragaan, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Surabaya Abstrak Dalam melakukan aktivitas sehari-hari manusia sebagai makhluk hidup membutuhkan kondisi tubuh yang bugar, karena apabila seseorang memiliki tubuh yang bugar suatu pekerjaan akan didapat dengan hasil yang maksimal. Ada berbagai macam cara yang harus dilakukan seseorang untuk mendapatkan kebugaran jasmani, salah satunya dengan cara melakukan olahraga yang teratur. Daya tahan aerobik merupakan salah satu aspek kebugaran jasmani yang digunakan untuk menunjang performa atlet. Dalam melatih daya tahan aerobik terdapat beberapa cara, salah satunya yaitu dengan cara pelatihan rope jump. Untuk menunjang latihan rope jump mengunakan metode interval training. Interval training adalah suatu metode latihan yang di lakukan secara berulang-ulang dengan diselingi waktu istirahat. Menurut Rushall & Pyke dalam Widodo (2008:75) mengemukakan bahwa, rasio kerja dan istirahat 1 : 3 hingga 1 : 5, untuk interval jarak pendek, merupakan latihan untuk mengembangkan daya tahan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan sebelum dan sesudah latihan rope jump selama 20 detik dengan metode interval training 1 : 5 terhadap daya tahan aerobik. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian eksperimen semu dengan menggunakan pre-test dan post-test. Sampel penelitian ini sebanyak 15 sampel. Hasil penelitian ini diperoleh rata-rata daya tahan aerobik pada pre-test sebesar 39,68 dan post-test sebesar 44,16. Berdasarkan uji normalitas data pre-test dan post-test menunjukan hasil data berdistribusi normal. Perhitungan uji perbedaan rata-rata daya tahan aerobik sebelum dan sesudah diberi latihan menggunakan rope jump diperoleh t hitung sebesar 4,036 dan t tabel dengan taraf signifikansi 0,05 dengan df = 14 adalah 2,977. Karena t hitung lebih besar dari t tabel (4,036 > 2,977), maka Ho ditolak. berdasarkan hasil tersebut bahwa terdapat perbedaan sebelum dengan sesudah latihan rope jump selama 20 detik dengan metode interval training 1 : 5 terhadap daya tahan aerobik. Kata Kunci : Latihan, Rope Jump, Interval Training, Daya Tahan Aerobik Abstract In daily activities humans as living being need a healthy body condition, as if someone has a healthy it will help to do works with maximum results. There are varieties of ways to do to get a healthy body, one of the ways is to do regular exercise. Aerobic endurance is one of physical aspects of fitness used to support the performance of athletes. There are some ways to train the aerobic endurance, one of the ways is by doing jump rope training. Interval training method can be used in order to support the jump rope training. Intervals training is an exercise method that we do it regularly and there is a break time. According to the Rushall and Pyke in widodo (2008:75) suggests that, the ratio work and break 1 : 3 to 1 : 5 for a short distance interval, is a training to develop endurance. The purpose of this research is to determine the difference before and after exercise jump rope for 20 seconds by using intervals training 1 : 5 toward aerobic endurance. This research used quasi experiments by using pre-test and post-test. There are 15 samples. The results obtained average aerobic endurance on pre-test of 39,68 and post-test of 44,16. Based on normality test data pre-test and post-test reported the results of the data that it is distributed normally. The calculations test of the average aerobic endurance before and after given exercise using jump rope obtained t count of 4,036 and t table with significant level 0,05 with df = 14 is 2,977. Because t is a bigger than t table (4,036 > 2,977), then Ho is rejected. Based on the result it is showed that there is a difference before with after exercise jump rope for 20 seconds with the intervals training method 1 : 5 against aerobic endurance. Keywords: Training, Jump Rope, Interval Training, Aerobic Endurance.

PENDAHULUAN Dalam melakukan aktivitas sehari-hari manusia sebagai makhluk hidup membutuhkan kondisi tubuh yang bugar, karena apabila seseorang memiliki tubuh yang bugar suatu pekerjaan akan didapat dengan hasil yang maksimal. Ada berbagai macam cara yang harus dilakukan seseorang untuk mendapatkan kebugaran jasmani, salah satunya dengan cara melakukan olahraga 3. Rope Jump yang teratur. Kebugaran adalah melakukan kegiatan atau pekerjaan sehari-hari dengan maksimal tanpa menimbulkan kelelahan dan bebas dari penyakit (sehat). Dalam kebugaran jasmani terdapat dua aspek yaitu: kebugaran jasmani yang berhubungan dengan kesehatan dan kebugaran jasmani yang berhubungan dengan keterampilan. Pada aspek kebugaran jasmani yang berhubungan dengan keterampilan yaitu: Kecepatan (Speed), Kelincahan (Agility), Koordinasi (Coordination), Keseimbangan (Balance), Kecepatan reaksi (Reaction speed), Daya ledak otot (Power). Sedangkan pada aspek kebugaran jasmani yang berhubungan dengan kesehatan yaitu: Daya tahan otot (Muscular endurance), Kekuatan (Strength), Kelentukan (Flexibility), Komposisi tubuh (Body composition), Daya tahan (Endurance). Daya tahan (Endurance) adalah kemampuan seseorang dalam mempergunakan sistem jantung, paruparu, dan peredaran darahnya secara efektif dan efisien untuk menjalankan kerja secara terus menerus. Daya tahan di bagi menjadi 2 sistem yaitu daya tahan aerobik dan daya tahan anaerobik. Daya tahan aerobik adalah daya tahan yang menggunakan oksigen. Sedangkan daya tahan anaerobik adalah daya tahan yang tidak menggunakan oksigen. Dalam melatih daya tahan aerobik (Aerobic endurance) terdapat beberapa cara, salah satunya yaitu dengan cara pelatihan rope jump. Untuk menunjang latihan rope jump mengunakan metode interval training. Interval adalah suatu latihan yang di selang selingi antara pemberian beban dengan waktu istirahat. Jadi pengertian interval Training adalah melakukan suatu kerja dengan diselingi waktu-waktu istirahat, dan berulang-ulang (Hariyanto dalam Aisyah, 2015:2). Menurut Harsono (1988:157) bahwa interval training dapat diterapkan pada cabang olahraga yang membutuhkan endurance dan stamina, misalnya atletik, basket, voli, sepak bola, hoki, tenis, gulat, tinju, anggar, dan sebagainya. Menurut Irawan, El Bambang (2015), dalam penelitianya menunjukan bahwa terdapat perbedaan daya tahan aerobik sebelum dan sesudah diberi perlakuan atau latihan rope jump. Sedangkan menurut Rushall & Pyke dalam Widodo (2008:75) mengemukakan bahwa, "rasio kerja dan istirahat 1 : 3 hingga 1 : 5, untuk interval jarak pendek, merupakan latihan untuk mengembangkan daya tahan". Dalam penelitian ini, peneliti mencoba untuk menggabungkan latihan rope jump dengan metode interval training 1 : 5 untuk meningkatkan daya tahan (Endurance). Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian Pengaruh Latihan Rope Jump Selama 20 Detik Dengan Metode Interval Training 1 : 5 Terhadap Daya Tahan Aerobik (Aerobic Endurance). KAJIAN PUSTAKA Menurut Winarni A, (2015:2), rope jump adalah salah satu dari bentuk latihan plyometric yang digunakan untuk meningkatkan kondisi fisik terutama yang mengarah pada kemampuan daya ledak. Dalam penelitian ini pelaksanaannya menggunakan alat bantu berupa tali yang membentang diantara dua tiang dengan ketinggian 40 cm di atas permukaan tanah. Pada latihan rope jump tidak ada lompatan ke belakang dan cara pelaksanaan latihan ini yaitu sampel berdiri menyamping, di samping tali kemudian melompat dengan dua kaki yang bersamaan ke arah samping kanan melewati tali yang terbentang dan dilanjutkan dengan melompat tali yang sama ke kiri. Tidak ada berhenti saat melakukan gerakan lompatan sampai batas waktu yang ditentukan. Interval training Interval Training adalah melakukan suatu kerja dengan diselingi waktu-waktu istirahat, dan berulangulang (Aisyah K, 2015:2). Menurut (Ulum. 2013: 2), latihan interval pendek adalah latihan yang dimana waktu istirahatnya lebih lama dari waktu latihan dengan perbandingan 1 : 3 sampai 1 : 5. Sedangkan menurut (Mathews & Fox dalam Widodo, 2008:77), latihan interval adalah latihan yang di antara seri pengulangannya diselingi dengan periode istirahat. Jadi dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa interval training adalah suatu metode latihan yang di lakukan secara berulang-ulang dengan diselingi waktu istirahat. Interval training dapat diterapkan pada semua cabang olahraga yang membutuhkan endurance dan stamina, misalnya atletik, basket, voli, sepak bola, hoki, tenis, gulat, tinju, anggar, dan sebagainya. Menurut Harsono (1988:157), interval training sangat dianjurkan oleh pelatih-pelatih terkenal oleh karena memang hasilnya sangat positif bagi perkembangan daya tahan maupung stamina atlet. Ada beberapa faktor yang harus dipenuhi dalam menyusun interval training, yaitu: Lamanya latihan, beban (intensitas) latihan, ulangan (repetition) melakukan latihan, masa istirahat (recovery interval) setiap repetisi latihan. Interval pemuliahan biasanya dinyatakan dalam hubungan dengan rasio pemulihan dengan kerja dan dapat dinyatakan sebagai berikut: 1:½, 1:1, 1:2, 1:3, atau 1:5. Rasio 1 : ½ menunjukan bahwa waktu istirahatnya setengah dari waktu kerja; rasio 1:1 menunjukan bahwa waktu interval dan waktu pemulihan sama; rasio 1:2 menunjukan bahwa interval pemulihan 2 kali dari interval kerja. Dengan interval-inteval kerja lebih lama, suatu rasio kerja 1: ½ atau 1:1 biasanya yang disarankan; pada interval-interval kerja dengan jangka waktu

menengah/sedang, rasionya adalah 1 : 2 dan pada kerja yang memakan waktu lebih pendek, rasionya 1:3 karena intensitasnya yang tinggi (Fox, Bowers and Foss dalam Irawan, 2015:17). Menurut Rushall & Pyke dalam Widodo (2008:75) mengemukakan bahwa, "rasio kerja dan istirahat 1 : 3 hingga 1 : 5, untuk interval jarak pendek, merupakan latihan untuk mengembangkan daya tahan". Daya Tahan Aerobik a. pengertian Daya tahan aerobik adalah kemampuan sistem jantung-paru dan pembuluh darah untuk berfungsi secara optimal pada saat melaku kan aktivitas sehari- hari dalam waktu yang cukup lama tanpa mengalami kelelahan (Akbar, 2013:3). Menurut Argaditama (2012), daya tahan merupakan salah satu komponen yang sangat penting dalam kegiatan olahraga, terutama cabang olahraga yang mengutamakan aktivitas fisik, bahkan pada cabang-cabang olahraga tertentu daya tahan merupakan faktor yang sangat utama untuk memenangkan suatu kompetisi, siapa yang memiliki daya tahan paling baik maka dapat dipastikan akan memenangkan. b. Faktor-faktor daya tahan aerobic Daya tahan aerobik yang biasanya disebut dengan sebagai daya tahan sirkulasi atau biasa disingkat dengan. Volume oksigen maksimal atau adalah suatu pengukuran yang dilakukan untuk mengetahui daya tahan jantung yang juga merupakan faktor utama dalam kebugaran jasmani. Bebarapa faktor yang dapat mempengaruhi nilai antara lain: jenis kelamin, usia, keturunan, komposisi tubuh, latihan atau olahraga. A. Jenis kelamin Setelah masa pubertas wanita dalam usianya yang sama dengan pria umumnya mempunyai konsumsi oksigen maksimal yang lebih rendah dari pada pria (Irawan, 2015:12). B. Usia Setelah usia 20-an menurun dengan perlahan-lahan. Dalam usia 55 tahun, lebih kurang 27% rendah dari usia 25 tahun. Dengan sendirinya hal ini berbeda dari satu dengan orang yang lain. Mereka yang mempunyai banyak kegiatan akan menurun secara perlahan (Irawan, 2015:12). C. Keturunan Seseorang mungkin saja mempunyai potensi yang lebih besar dari orang lain untuk mengkonsumsi oksigen yang lebih tinggi, dan mempunyai suplai pembuluh darah kapiler yang lebih baik terhadap otot-otot, mempunyai kapasitas paru-paru yang lebih besar, dapat mensuplai hemoglobin dan sel darah merah yang lebih banyak dan jantung yang lebih kuat. Dilaporkan bahwa konsumsi oksigen maksimum bagi mereka yang kembar identik sangat sama (Klissouras dalam Irawan, 2015:12). D. Komposisi tubuh Walaupun dinyatakan dalam beberapa milliliter oksigen yang dikonsumsikan per kg berat badan, perbedaan komposisi tubuh seseorang menyebabkan konsumsi yang berbeda (Irawan, 2015:12). E. Latihan atau olahraga Kita dapat memperbaiki dengan olahraga atau latihan. Dengan latihan daya tahan yang sistematis, akan memperbaiki konsumsi oksigen maksimal dari 5% sampai 25%. Penelitian menunjukan bahwa laki-laki usia 65-74 tahun dapat meningkatkan sekitar 18% setelah berolahraga secara teratur selama 6 bulan (Wiesseman dalam Irawan, 2015:13). Bentuk-bentuk latihan daya tahan aerobik Dalam meningkatkan daya tahan aerobik dibutuhkan bentuk-bentuk latihan yang teratur. Menurut Irawan (2015:13) berpendapat bahwa untuk mengembangkan daya tahan aerobik dapat digunakan beberapa metode antara lain: interval training dan circuit training. METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah eksperimen. Menurut Sugiyono (2013:6) metode penelitian eksperimen merupakan metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh treatment (perlakuan) tertentu. Jadi metode eksperimen ini digunakan untuk mengungkapkan ada atau tidaknya pengaruh dari variabel-variabel yang telah dipilih untuk dijadikan penelitian. Menurut Arikunto (2013:123), jenis eksperimen terdapat 2 macam yaitu pre experimental design (eksperimen yang belum baik) dan true experimental design (eksperimen yang dianggap sudah baik). Menurut Arikunto (2013:123-125), pre experimental design seringkali dipandang sebagai eksperimen yang tidak sebenarnya. Oleh karena itu, sering disebut juga dengan istilah quasi experiment atau eksperimen pura-pura. Disebut demikian karena eksperimen jenis ini belum memenuhi persyaratan seperti cara eksperimen yang dapat dikatakan ilmiah mengikuti peraturan-peraturan tertentu. Sedangkan true experimental design yaitu jenis-jenis eksperimen yang dianggap sudah baik karena sudah memenuhi persyaratan. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan jenis pre experimental design (eksperimen semu), karena eksperimen yang memiliki perlakuan dan bertujuan untuk menjelaskan hubungan-hubungan, mengklarifikasi penyebab terjadinya suatu peristiwa. Rancangan Penelitihan Dalam penelitian ini yang diteliti adalah mengenai pengaruh latihan rope jump selama 20 detik dengan metode interval training 1:5 terhadap daya tahan aerobik. Penelitian ini menggunakan rancangan " One Group Pre-test and Post-test Design " (Nazir, 2014:205). Tabel Rancangan Penelitian

Kelompok Pre Test Treatment Post Test Eksperimen 01 X 02 Keterangan: 01 = Tes Awal (Pre test) Multi fitness test X = Perlakuan Latihan Metode Interval Training 02 = Tes Akhir (Post test) Multi fitness test Rancangan ini merupakan rancangan eksperimen yang paling sederhana, karena hanya menggunakan satu kelompok eksperimen dan menghitung denyut nadi sebagai kelompok kontrol. Dilakukan pre test (01) pada subyek, langsung diberikan perlakuan (X), dan kemudian diberikan post test (02). Subjek Penelitihan Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Jumlah sampel 15 orang mahasiswa yang sehat. Karena Menurut Sugiyono (2015:132) untuk penelitian eksperimen yang sederhana maka jumlah sampel antara 10 s/d 20. Dalam pengambilan sampel dari populasi yaitu dengan teknik simple random sampling, karena didalam pengambilan sampelnya peneliti mencampur subjek-subjek didalam populasi sehingga semua subjek dianggap sama karena peneliti memberi hak kepada subjek untuk memperoleh kesempatan dipilih menjadi sampel (Arikunto, 2013: 177) Teknik analisa data Data-data yang terkumpul kemudian akan dianalisa dengan tiga bagian, yaitu deskripsi data, persyaratan analisa, dan pengujian hipotesa. 1. Dekripsi data Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud memuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi. 2. Uji Persyaratan Persyaratan yang harus dipenuhi dalam menganalisa data data harus normal dan homogen. Maka dari itu, persyaratan analisa disini menggunakan uji normalitas. 3. Pengujian hipotesis Hipotesis ini merupakan analisis terakhir dalam penelitian ini. Pengujian ini bertujuan untuk menentukan kesimpulan akhir suatu program latihan dengan menghitung hasil tes awal dan tes akhir, apakah terdapat perbedaan yang signifikan atau tidak. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN a. Hasil Penelitian 1. Dekripsi Data pada dekripsi data ini menunjukan hasil ratarata, simpangan baku, maksimal, minimal. Tabel Hasil Penelitian Pre-Test DATA NILAI Mean 39,68 Minimal 30,2 Maksimal 50,8 SD 6,01 Tabel Hasil Penelitian Post-Test DATA NILAI Mean 44,16 Minimal 33,6 Maksimal 51,9 SD 4,75 2. Uji persyaratan Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah data tersebut berasal dari populasi berdistribusi normal atau tidak. Perhitungan uji normalitas dilakukan dengan Kuadrat Chi (Chi- square). hitung tabel data pre-test 2,855 5,991 data post-test 0,7664 5,991 Berdasarkan hasil dari tabel uji normalitas pre-test dan post-test tersebut menunjukkan bahwa hitung lebih kecil dari tabel. Maka berarti data pada pre-test dan post-test berdistribusi normal. 3. Pengujian Hipotesis Setelah dilakukan uji normalitas maka langkah selanjutnya yaitu pengujian hipotesis. Untuk menguji perbedaan rata rata daya tahan aerobik sebelum dan sesudah diberi latihan Rope Jump selama 20 detik yaitu dengan menggunakan rumus uji-t. Berdasarkan perhitungan uji perbedaan rata rata daya tahan aerobik sebelum dan sesudah diberi latihan Rope Jump selama 20 detik diperoleh t hitung sebesar 4,036 sedangkan nilai t tabel dengan taraf signifikansi 0,05 dengan df = 14 adalah 2,977. Adapun kriteria pengujian adalah hipotesis nol (Ho) ditolak bila t hitung lebih besar dari t tabel, karena t hitung lebih besar dari t tabel yaitu (4,036 > 2,977), maka Ho ditolak yang berarti terdapat peningkatan daya tahan aerobik setelah diberi perlakuan dengan menggunakan latihan Rope Jump selama 20 detik dengan metode interval training 1 : 5. b. Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian di atas maka latihan menggunakan Rope Jump selama 20 detik dengan metode Interval Training 1 : 5 memiliki pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan daya tahan aerobik, yaitu dengan melakukan perlakuan (treatment) selama 6 8 minggu dengan frekuensi latihan 3 kali dalam seminggu. Sebelum diberikan perlakuan latihan Rope Jump selama 20 detik sampel memiliki rata rata daya tahan aerobik sebesar 39,68 dan setelah diberikan perlakuan latihan rope jump selama 20

detik sampel memiliki rata-rata daya tahan aerobik sebesar 44,16. Berdasarkan hasil pengolahan data diatas, ternyata diperoleh t hitung sebesar 4,036 sedangkan nilai t tabel dengan taraf signifikansi 0,05 dengan df = 14 adalah 2,977 yang berarti terdapat peningkatan daya tahan aerobik setelah diberi perlakuan. Berdasarkan hasil penelitian ini, diketahui bahwa latihan menggunakan Rope Jump selama 20 detik dengan metode Interval Training 1 : 5 bila diterapkan secara teratur, terprogram, serta disiplin yang tinggi terbukti dapat meningkatkan daya tahan aerobik. Latihan Rope jump selama 20 detik dengan metode Interval Training 1 : 5 ini dapat diterapkan oleh para pelatih untuk meningkatkan daya tahan aerobik. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Dalam penelitian ini dapat dikemukakan kesimpulan sebagai berikut: Ada perbedaan sebelum dengan sesudah latihan rope jump selama 20 detik dengan metode interval training 1 : 5 terhadap daya tahan aerobik (aerobic endurance). Dengan hasil t hitung 4,036 > t tabel 2,977. B. Saran Berdasarkan pada hasil penelitian dan kesimpulan penelitian, maka dikemukakan saran sebagai berikut : Latihan Rope Jump selama 20 detik dengan menggunakan metode Interval Training 1 : 5 dapat digunakan sebagai metode latihan yang efektif sekaligus menjadi alternatif pilihan guna untuk meningkatkan daya tahan aerobik. DAFTAR PUSTAKA Aisyah, Kurnia Dwi. 2015. Pengaruh Latihan Rope Jump Dengan Metode Interval Training Terhadap Kekuatan Otot Tungkai. Jurnal kesehatan olahraga. Vol. 03 (01): hal. 79-86. Akbar, Muhammad Yobbie. 2013. Kemampuan Daya Tahan Anaerobik Dan Daya Tahan Aerobik Pemain Hoki Putra Universitas Negeri Yogyakarta. Jurnal Ilmu Keolahragaan. Vol. 1 (1): hal. 1 6. Argaditama, Yoga Restu. 2012. Pengaruh Latihan Shuttle Run Yang Disisipkan Dalam Bermain Terhadap Peningkatan Kelincahan Dan Daya Tahan Aerobik Atlet Bola Voli Yuso Sleman Yunior. Jurnal pendidikan kepelatihan olahraga. Vol. 1 (1). Arikunto, S. 2013. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Budiman, iwan. 2006. Perbandingan Pengaruh Latihan Daya Tahan Aerobik dengan Parameter Laktat dan Denyut Nadi. Jurnal kedokteran Maranatha. Vol. 6 (1): hal. 13-18. Hakim, L. 2015. Pengaruh Latihan Rope Jump Dengan Metode Interval Training Terhadap Daya Ledak (Power) Otot Tungkai. Skripsi tidak diterbitkan. Surabaya. Universitas Negeri Surabaya. Harsono, 1998. Coaching Dan Aspek-Aspek Psikologis Dalam Coaching. Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan. Irawan, El Bambang. 2015. Pengaruh Latihan Rope Jump Dengan Terhadap Daya Tahan Aerobik. Skripsi tidak diterbitkan. Surabaya. Universitas Negeri Surabaya. Nazir, M. 2014. Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indoensia. Nurudin, Mukhamad. 2015. Pengaruh Latihan Rope- Skipping Dan Box Jumps Terhadap Kemampuan Menggiring Bola Pemain SSB. Unnes Journal of sport sciences. Vol. 4 (1): hal. 50-59. Sudjana, 2005. Metoda Statitika Edisi 6. Bandung: PT. Tarsito. Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D. Bandung: CV. Alfabeta. Sukadiyanto, 2011. Pengantar Teori Dan Metodologi Latihan Fisik. Bandung: CV. Lubuk Agung. Tim Unesa. 2011. Panduan Penulisan Skripsi Universitas Negeri Surabaya. Surabaya: UNESA. Ulum, Mohammad Fadhil. 2013. Pengaruh Latihan Interval Pendek Terhadap Peningkatan Daya Tahan Anaerobik Pada Pemain Hoki Sma Negeri 16 Surabaya. Jurnal kesehatan olahraga. Vol. 2 (1): hal. 1-10. Widodo, Slamet. 2008. Pengaruh Perbedaan Rasio Work Interval Dan Rest Interval Terhadap Kecepatan Lari (Eksperimen Latihan Interval Anaerob Dengan Rasio Waktu Kerja Dan Waktu Istirahat 1:5 Dan 1:10). Jurnal pendidikan dan kepelatihan olahraga. Vol. 01 (02). hal. 74-86. Winarni, asih. 2015. Pengaruh Latihan Rope Jump Dengan Metode Interval Training Daya Tahan Otot Tungkai. Jurnal kesehatan olahraga. Vol. 03 (01): hal. 138-144. Zulfitri, Rizki. 2012. Bleep test. Diakses tanggal 1 Maret 2016 dari (http://rizkizulfitrikiena.blogspot.co.id/2012/10/bleep-test.html).