BAB I PENDAHULUAN. yang adil dan makmur berdasarkan pancasila dan UUD bertujuan untuk mencegah terjadinya suatu pelanggaran.

dokumen-dokumen yang mirip
PELAKSANAAN UNDANG -UNDANG MEREK PADA UKM (USAHA KECIL MENENGAH) KEC. CEPER KAB. KLATEN DALAM RANGKA PERLINDUNGAN HUKUM DARI TINDAK PEMALSUAN MEREK

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP DESAIN DAN HAK CIPTA PADA KAIN PRODUKSI PT ISKANDARTEX SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dalam upayanya memperbaiki nasib atau membangun segala

PELAKSANAAN PERLINDUNGAN HAK CIPTA BAGI PRODUKSI ALAT PERAGA PENDIDIKAN

Skripsi PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PENERBIT SEBAGAI PEMEGANG HAK CIPTA ATAS PEMBAJAKAN BUKU BERDASARKAN UNDANG-

HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL DAN HAK KEKAYAAN INDUSTRI (HAKI)

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sedang giat-giatnya melakukan pembangunan di bidang ekonomi, di antaranya

TINJAUAN TENTANG PEMAKAIAN MEREK DAGANG DALAM HUBUNGANNYA DENGAN PELAKSANAAN PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PERSAINGAN MELAWAN HUKUM DI PT

BAB I PENDAHULUAN. informasi keunggulan produk dari merek tertentu sehingga mereka dapat

BAB I PENDAHULUAN. seseorang dilahirkan, maka ia dalam hidupnya akan mengemban hak dan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi global sekarang ini menuntut tiap-tiap negara

BAB I PENDAHULUAN. berkembang adanya karena dilengkapi oleh ketentuan-ketentuan perdagangan

PERMOHONAN PENDAFTARAN MEREK TIDAK BERITIKAD BAIK DALAM TEORI DAN PRAKTEK DI INDONESIA BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. teknologi yang pesat ini di satu sisi membawa dampak positif, tetapi disisi lain

I. PENDAHULUAN. Hak Kekayaan Intelektual (yang selanjutnya disingkat HKI) merupakan

PERAN DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN DALAM RANGKA PELAKSANAAN HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL UNTUK MELINDUNGI INDUSTRI KECIL DI KABUPATEN PATI

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN ANTARA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM DENGAN PELANGGAN AIR MINUM DI KABUPATEN SRAGEN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. di bidang sosial, ekonomi, budaya maupun bidang-bidang lainnya yang

BAB I PENDAHULUAN. yang sedang berlangsung di Indonesia. Hak atas kekayaan intelektual yang

BAB I PENDAHULUAN. perjanjian World Trade Organization (WTO), membuat Indonesia harus. yang ada dalam kerangka General Agreement on Tariffs and Trade

STUDI TENTANG PERLINDUNGAN MEREK DAGANG DI PT. MONDRIAN

V. SIMPULAN. Pertanian RI yang berperan melakukan pengawasan dan pengelolaan PVT. Pusat PVT

PENERAPAN HUKUM HAK CIPTA SENI BATIK PEKALONGAN

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat penting. Oleh sebab itu banyak pengusaha asing yang berlomba

TINJAUAN YURIDIS TENTANG PELAKSANAAN HAK CIPTA LUKISAN BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 19 TAHUN 2002 TENTANG HAK CIPTA

Perkembangan ekonomi global sekarang ini menuntut tiap-tiap negara untuk

III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dan kepercayaan terhadap merek tersebut. untuk memperoleh/meraih pasar yang lebih besar. Berdasarkan hal tersebut,

BAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan pembahasan yang telah disampaikan maka dapat. ditarik kesimpulan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. yaitu saat di lahirkan dan meninggal dunia, dimana peristiwa tersebut akan

BAB III METODE PENELITIAN. membandingkan dengan standar ukuran yang telah ditentukan. 1

SKRIPSI TINJAUAN YURIDIS TERHADAP HAK KARYA CIPTA LAGU BERDASARKAN UU NO. 19 TAHUN 2002 TENTANG HAK CIPTA (STUDI KASUS DI LOKANANTA SURAKARTA)

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia yang pada tahun 2020 memasuki era pasar bebas. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkat, dinamis dan sangat prospektif dan penuh dengan persaingan

BAB I PENDAHULUAN. perlindungannya sebagai bagian dari seni terpakai (applied art) sehingga di

BAB I. Tuhan telah menciptakan manusia yang terdiri dari dua jenis yang berbedabeda

BAB I PENDAHULUAN. Hak merek merupakan bagian dari hak kekayaan intelektual yang timbul

BAB I PENDAHULUAN. di dalam UUD 1945 Pasal 33 Ayat (3) telah ditentukan bahwa bumi, air,

BAB 1 PENDAHULUAN. Namun demikian perjanjian kredit ini perlu mendapat perhatian khusus dari

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan produk-produk baru atau pengembangan dari produk-produk. penting dalam menunjang pertumbuhan ekonomi suatu bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. penduduk, sementara disisi lain luas tanah tidak bertambah. 1 Tanah dalam

Undang Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2000 Tentang Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu

BAB I PENDAHULUAN. penting bagi rakyat Indonesia guna meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan World Trade Organization (selanjutnya disebut WTO) melalui

BAB I PENDAHULUAN. tidak lebih dari membeli dan menjual baramg antara pengusaha-pengusaha yang

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN. penemuan-penemuan di bidang teknologi. Indonesia sebagai negara berkembang

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar Guna mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat dalam kehidupan sosialnya senantiasa akan melakukan

P E N J E L A S A N A T A S UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2000 TENTANG RAHASIA DAGANG

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS WIRARAJA SUMENEP - MADURA

BAB I PENDAHULUAN. berkompetisi menghasilkan, mengeluarkan sebanyak-banyaknya berbagai macam

TINJAUAN HUKUM PENOLAKAN PERMOHONAN KREDIT BANK TERHADAP NASABAH (Studi Kasus di Bank Rakyat Indonesia (Persero) Cabang Solo Kartasura)

BAB I PENDAHULUAN. Adanya perlindungan terhadap karya cipta manusia. menjadi semakin penting dengan terjadinya revolusi

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai isu internasional, HKI (Hak Kekayaan Intelektual) berkembang

PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA KARYAWAN MENURUT UNDANG-UNDANG N0. 13 TAHUN 2003 DI PT. BATIK DANAR HADI SOLO

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Setiap orang berhak untuk hidup dan mempertahankan kehidupannya 1.

BAB I PENDAHULUAN. Pengelompokkan manusia yang seperti ini biasanya disebut dengan masyarakat,

TINJAUAN YURIDIS TENTANG PEMBATALAN SERTIFIKAT HAK ATAS TANAH DALAM PERKARA JUAL BELI TANAH

BAB I PENDAHULUAN. keluarga, perkawinan tidak hanya mengandung unsur hubungan manusia. harus memenuhi syarat maupun rukun perkawinan, bahwa perkawinan

BAB I PENDAHULUAN. satu kondisi yang tidak mengenal lagi batas-batas wilayah. Aspek ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. berproduksi. Tapi dalam kenyataannya daya beli masyarakat belum bisa sesuai

BAB I PENDAHULUAN. menanggulangi terjadinya peredaran rokok ilegal dan pita cukai palsu.

RGS Mitra 1 of 10 PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2000 TENTANG DESAIN TATA LETAK SIRKUIT TERPADU

*12398 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 32 TAHUN 2000 (32/2000) TENTANG DESAIN TATA LETAK SIRKUIT TERPADU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. seorang laki-laki, ada daya saling menarik satu sama lain untuk hidup

SKRIPSI PROSES PENYELESAIAN PERCERAIAN KARENA FAKTOR KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA (STUDY KASUS DI PENGADILAN AGAMA SURAKARTA)

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

BAB I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat menimbulkan Hak Atas Kekayaan Intelektual (HKI). 1

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2000 TENTANG DESAIN TATA LETAK SIRKUIT TERPADU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. di atas selanjutnya akan diatur dalam Peraturan Pemerintah.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Kemajuan dunia perdagangan tidak dapat dilepaskan dan pembangunan di

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh kembali hak-haknya yang dilanggar ke Pengadilan Negeri

AKIBAT HUKUM HAK CIPTA ATAS LOGO YANG MENYERUPAI MEREK ORANG LAIN LEGAL MEMORANDUM

I. PENDAHULUAN. manajemen. Waralaba juga dikenal sebagai jalur distribusi yang sangat efektif

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

SATUAN ACARA PERKULIAHAN. : HAKI (Hak atas kekayaan Intelektual) : Hukum Bisnis Syariah

IMPLEMENTASI PERATURAN KLIRING DALAM PERHITUNGAN UTANG PIUTANG WARKAT BILYET GIRO DI BANK MANDIRI CABANG SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. perubahan mendasar dengan menempatkan prioritas pembangunan pada bidang

PERSPEKTIF PERLINDUNGAN HaKI BIDANG PERTANIAN DI INDONESIA (Suatu Telaah Deskriptif)

E UNIVERSITAS SEBELAS MARET

PENYELESAIAN SENGKETA MEREK MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2001 TENTANG MEREK. Abstract

BAB I PENDAHULUAN. semua warga negara bersama kedudukannya di dalam hukum dan. peradilan pidana di Indonesia. Sebelum Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981

BAB I PENDAHULUAN. dari Hak Kekayaan Intelektual (HKI). Keanekaragaman budaya yang dipadukan

BAB III METODE PENELITIAN. empiris, yaitu penelitian hukum yang objek kajiannya meliputi ketentuanketentuan

BAB I PENDAHULUAN. oleh hukum. Karena salah satu sifat, sekaligus tujuan hukum adalah memberikan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan disegala bidang yang dilaksanakan secara terpadu dan terencana

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan dunia diera globalisasi ini tentunya akan ada

BAB I PENDAHULUAN. para pemilik bisnis baik kecil, menengah, maupun besar, benar-benar harus

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan tersebut dapat melalui jalur pendidikan. Pendidikan

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG DESAIN INDUSTRI DAN MEREK. Desain Industri merupakan salah satu bidang HKI yang dikelompokan

KEWENANGAN PENYELESAIAN SENGKETA WARIS ATAS TANAH HAK MILIK DI PENGADILAN NEGERI SURAKARTA DAN PENGADILAN AGAMA SURAKARTA

SKRIPSI. Disusun Oleh : SEPTIAN DWI SAPUTRA C

BAB I PENDAHULUAN. agar kehidupan dialam dunia berkembang biak. Perkawinan bertujuan untuk

PERANAN NOTARIS DALAM PENDIRIAN PERSEROAN TERBATAS. (Studi di Kantor Notaris Sukoharjo) S K R I P S I

PERLINDUNGAN RAHASIA DAGANG DALAM KERANGKA TRIPs. Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Gelar Magister Hukum. Program Studi Ilmu Hukum

BAB I PENDAHULUAN. pula hasrat dan keinginan masyarakat untuk meningkatkan pendapatannya

PROSES PEMBUATAN AKTA KELAHIRAN BAGI ANAK YANG TERLAMBAT MENDAFTARKAN KELAHIRANNYA DAN AKIBAT HUKUMNYA

PELAKSANAAN PERJANJIAN KREDIT DENGAN JAMINAN HAK ATAS PENSIUN

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai salah satu bangsa yang sedang berkembang, bangsa Indonesia sedang giat-giatnya mengejar ketertinggalanya di segala bidang. Salah satu upaya untuk mengejar ketertinggalanya yaitu salah satunya dengan melakukan pembangunan di bidang industri dan ekonomi. Dalam rangka menghadapi era globalisasi yang mengandalkan kemajuan industri., yang tujuan utamanya mewujudkan struktur ekonomi yang seimbang menuju masyarakat Indonesia yang adil dan makmur berdasarkan pancasila dan UUD 1945. Dalam dasawarsa terakir ini telah ditemukan teknologi industri yang canggih, maka dengan itu perlu di butuhkan suatu peraturan yang berkaitan dengan hal tersebut, yang meliputi Hak Cipta, Paten, Merek, Rahasia Dagang, Desain Industri, Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu. Hal ini bertujuan untuk memberikan suatu jaminan hukum serta untuk memudahkan jika ada peralian hak yang diwujudkan dalam bentuk peraturan perundang-undangan yang bertujuan untuk mencegah terjadinya suatu pelanggaran. 1 Arti penting pelindungan hak milik intelektual menjadi lebih dari sekedar keharusan setelah dicapainya kesepakatan GATT (General Agremeent on Tariff and Trade) dan setelah konferensi Marakesh pada bulan April 1994 disepakati pula kerangka GATT akan diganti dengan system perdagangan dunia yang dikenal dengan WTO (World Trade Organization) yang 1 Saidin, 1995, Aspek Hukum Hak, Kekayaan Intelektual, Jakarta: Raja Grafindo Persada, Hal 57. 1

diratifikasi pada bulan Januari 1995 termasuk didalamnya TRIP S (Trade Related Aspeck of Intellectual Property Right Including Trade in Counterfeit Good) lebih merupakan sebagai mekanisme yang sangat efektif untuk mencegah alih teknologi, yang memainkan peranan kunci dalam proses pertumbuhan dan pembangunan ekonomi. 2 Bangsa Indonesia telah mengakomodasikan ketentuan tersebut dalam perundang-undangan yaitu Undang-Undang No. 19 Tahun 2002 mengenai Hak Cipta, Undang-Undang No. 14 Tahun 2001 mengenai Paten, Undang- Undang No. 15 Tahun 2001 mengenai Merek, Undang-Undang No. 30 Tahun 2000 tentang Rahasia Dagang, Undang-Undang No. 31 Tahun 2000 tentang Desain Industri, dan Undang-Undang No. 32 tentang Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu. Di dalam perdagangan merek berperan sangat penting, karena secara tidak langsung membantu dalam pembangunan terutama bidang perdagangan. HaKI merupakan bagian penting dari suatu Negara untuk menjamin keunggulan industri dan perdagangan, hal ini dapat dilihat diri pertumbuhan ekonomi suatu Negara banyak tergantung pada aspek perdagangan. 3 Suatu merek terkenal biasanya tidak dapat lepas dari tindakan pelanggaran merek, seperti pemalsuan, peniruan, pemboncengan reputasi dan lain-lain. Apabila merek telah terdaftar dengan sah, maka bila terjadi pelanggaran terhadap hak merek, pemilik atau pemegang hak yang sah dapat mengajukan tuntutan melalui jalur hukum. Selain itu terlebih dahulu harus 2 Saidin, 1995, Aspek Hukum Hak, Kekayaan Intelektual, Jakarta: Raja Grafindo Persada, Hal 57. 3 Djumhana, Muhammad dan Djubakdillah, 1997, Hak intelektual Sejarah Teori dan Prakteknya di Indonesia, Citra Aditya Bhakti, Hal 10.

3 dilakukan upaya damai yaitu dengan memasang pengumuman di media massa dengan menyatakan bahwa suatu hak milik itu adalah benar-benar hak milik intelektualnya, apabila tetap terjadi pelanggaran barulah ditenpuh jalur hukum. Untuk mendapatkan perlindungan hukum suatu merek dagang dapat dilakukan dengan cara didaftarkan pada instansi yang berwenang, maka pendaftaranya dapat diajukan kepada Direktorat Jenderal HaKI kantor merek sedangkan untuk memberikan dasar yang kokoh bagi pengaturan, pembinaan dan pengembangan industri secara mantap dan berkesinambungan maka perlu adanya perangkat hukum DEPERINDAG dimana perusahaan pemegang merek tersebut berdomisili. Adapun tata cara dan prosedur untuk mengajukan permintaan pendaftaran merek di Indonesia telah diatur dalam ketentuan UU No. 15 tahun 2001 tentang tata cara Permintaan Pendaftaran Merek. Selain itu juga mengatur tentang permintaan perpanjangan jangka waktu perlindungan merek terdaftar, permintaan dan pencatatan kembali, perubahan dan penarikan kembali permintaan pendaftaran merek dan pencantuman nomor pendaftaran merek. Permohonan pendaftaran merek diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia kepada Direktorat Jenderal HaKI kantor merek. Perlindungan terhadap merek yang sudah terdaftar pada Direktorat Jenderal HaKI kantor merek adalah untuk jangka waktu 10 (sepuluh) tahun dan berlaku surut terhitung sejak tanggal penerimaan pendaftaran merek, sebagaimana tercantum dalam pasal 28 UU No. 15 Tahun 2001 tentang Merek.

Perlindungan terhadap merek juga dimaksudkan sebagai perlindungan kepada masyarakat terutama kepada konsumen agar mereka tidak keliru untuk mendapatkan suatu barang yang bermutu rendah atau kualitasnya dibawah mutu dari barang asli, jadi sebagai jaminan mutu dari suatu barang. Selain itu juga dimaksudkan sebagai upaya perlindungan terhadap produsen sebagai pemegang hak milik yang sah, yang dikarenakan penjualan terjadinya pemalsuan dan peniruan terhadap barang-barangnya sehingga mengakibatkan kerugian. Adanya peraturan-peraturan yang telah mengatur secara lengkap dan tegas, namun hal ini tidak dapat dijadikan sebagai jaminan atas tidak terjadinya pelanggaran-pelanggaran, hal ini terlihat dengan masih maraknya barang-barang palsu yang beredar banyak dipasaran. Padahal hal ini jelas-jelas diketahui pemerintah. Hal ini menyatakan bahwa penghargaan atas kekayaan intelektual di Indonesia masih sangat rendah dengan tidak adanya tindakan nyata dari pemerintah atas pelanggaran yang terjadi dan kesadaran hukum masyarakat yang masih sangat rendah oleh karena itu penerapan-penerapan UU Merek perlu ditekankan lagi. Dengan uraian di atas maka penulis tertarik untuk mengetahui dan mendalami lebih jauh tentang hak atas kekayaan intelektual, khususnya tentang pelanggaran hukum terhadap merek dagang. Hal ini yang membuat penulis memiliki keinginan kuat untuk mengadakan penulisan hukum yang berjudul: PELAKSANAAN UU MEREK PADA UKM (USAHA KECIL MENENGAH) KAB. KLATEN DALAM RANGKA PERLINDUNGAN

5 HUKUM DARI TINDAK PEMALSUAN MEREK B. Pembatasan Masalah Maksud dari pembatasan masalah dalam penelitian skripsi ini adalah untuk mempertagas ruang lingkup dari penelitian supaya memperoleh hasil penelitian yang kualitatif dan memenuhi syarat-syarat ilmiah serta dapat memberikan kesimpulan-kesimpulan yang sesuai dengan judul penelitian, dalam hal ini penulis membatasi mengenai perlindungan hukum terhadap merek dagang pada UD. MARJO dan CV. NUSA INDAH dari tindakan peniruan dan pemalsuan. C. Perumusan Masalah Dengan perumusan masalah yang jelas dan tegas pada suatu penelitian maka dapat dihindari kemungkinan data yang tidak diperlukan. Sehingga dapat diperoleh tujuan yang ingin dicapai oleh penulis. Berdasarkan uraian diatas maka perumusan masalah dalam penulisan ini adalah: 1. Bagaimana usaha yang dilakukan UD. MARJO dan CV. NUSA INDAH agar merek dagangnya mendapatkan perlindungan hukum? 2. Bagaimana upaya hukum yang dilakukan UD. MARJO dan CV. NUSA INDAH jika ada pelanggaran terhadap merek dagangannya?

D. Tujuan Penelitian Tujuan dalam penelitian ini adalah memberi arahan yang tepat dalam proses penelitian yang dilakukan agar penelitian tersebut berjalan sesuai dengan apa yang hendak dicapai, oleh karenanya ini dimaksudkan untuk tujuan sebagai berikut: 1. Penulis ingin mengetahui dan memperoleh gambaran tentang usaha yang dilakukan UD. MARJO dan CV. NUSA INDAH agar merek dagang mendapat perlindungan hukum. 2. Penulis ingin mengetahui upaya hukum yang dilakukan UD. MARJO dan CV. NUSA INDAH terhadap pelanggaran atas merek dagang E. Manfaat Penelitian Disamping mempunyai tujuan penelitian juga mempunyai manfaat sehingga hasil yang akan dicapai dari kegiatan tersebut tidak sia-sia. Adapun manfaat dari penulisan skripsi ini meliputi sebagai berikut: 1. Perkembangan ilmu hukum pada umumnya, khususnya bidang hak merek mengenai perlindungan hukum dari tindak pemalsuan merek. 2. Bagi diri sendiri, untuk lebih memahami dan mengerti tentang upaya yang di lakukan dalam penegakan hukum bidang merek khususnya, serta bidang haki pada umumnya. 3. Bagi masyarakat diharapkan akan menambah informasi

7 tentang perlindungan Hak atas Kekayaan Intelektual (HaKI), agar dapat dijadikan acuan untuk menerapkannya, serta hasil penelitian ini diharapkan dapat merupakan bahan informasi dan masukan bagi pihak lembaga yang terkait dengan Hak atas Kekayaan Intelektual (HaKI), untuk lebih memperhatikan manfaat dan hasil yang diberikan Hak atas Kekayaan Intelektual (HaKI) pada industri kecil maupun masyarakat pada umumnya. F. Metode Penelitian Untuk mendapatkan data yang valid dan akurat penelitian harus dilakukan secara sistematis dan teratur, sehingga metode yang dipakai sangatlah menentukan. Metode penelitian yaitu urut-urutan bagaimana penelitian itu dilakukan. 4 Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Metode Pendekatan. Dalam penelitian ini metode yang dipakai adalah metode pendekatan yuridis sosiologis, yaitu melakukan pembahasan terhadap kenyataan atau data yang ada dalam praktik, untuk selanjutnya dihubungkan dengan fakta yuridis. 2. Jenis Penelitian. Penelitian ini dapat digolongkan dalam penelitian deskriptif yaitu suatu 4Nasir, Moh., 2003, Metode Penelitian, Ghalia Indonesia, Hal 44.

penelitian yang dimaksudkan untuk memberikan data-data yang seteliti mungkin tentang manusia, keadaan atau gejala-gejala yang lain. 5 3. Lokasi Penelitian. Tempat penelitian dilakukan di Kabupaten Klaten tepatnya di UD. MARJO dan CV. NUSA INDAH. Pemilian lokasi ini karena tersedianya data yang diperlukan untuk penelitian, dan karena UD. MARJO dan CV. NUSA INDAH sebagai pemegang dan pemilik yang sah terhadap merek dagang. 4. Sumber Data. Sumber data yang dalam penelitian adalah sumber dari mana data dapat diperoleh. 6 Adapun sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a. Sumber Data Primer. Yaitu data asli yang diperoleh peneliti dari tangan awal, dari sumber asalnya yang pertama yang belum diolah dan diuraikan orang lain yang diperoleh dari keterangan dan penjelasan pihak-pihak di obyek penelitian. b. Sumber Data Sekunder. Yaitu data yang diperoleh dengan cara mempelajari berbagai literatur yang berkaitan dengan masalah yang diteliti, terdiri atas: 5Dimyati, Khuzdaifah dan Wardiyono, Kelik, 2004, Metode Penelitian Hukum, Surakarta: UMS Press,, Hal 3. 6 Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, P.T. Rineka Cipta, Hal 114.

9 1) Bahan hukum primer, yaitu: Bahan hukum yang mempunyai kekuatan hukum yang mengikat terdiri dari Kitap Undang-undang Hukum Perdata dan UU No 15 Tahun 2001 tentang Merek. 2) Bahan hukum sekunder, yaitu: Bahan hukum yang member kejelasan atas bahan hukum primer terdiri dari buku-buku, jurnal ilmiah, dan hasil karya kalangan hukum lain yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. 3) Bahan hukum tersier, yaitu: Bahan hukum yang memberikan kejelasan atas bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder, seperti kamus hukum. 5. Metode Pengumpulan Data. Untuk mengumpulkan data yang diperlukan dalam penelitian, penulis menggunakan beberapa metode sebagai berikut: a. Studi Kepustakaan. Yaitu mempelajari bahan-bahan tertulis berupa buku-buku, dokumen resmi peraturan perundangan-undangan, berkas perkara serta sumber tertulis lain yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. b. Penelitian Lapangan. Data yang diperoleh dari hasil penelitian secara langsung pada obyek penelitian adalah dengan cara:

1) Observasi (Pengamatan) Yaitu metode pengumpulan data dengan cara mengadakan pengamatan secara langsung maupun tidak langsung terhadap obyek penelitian. 2) Interview (Wawancara) Yaitu teknik pengumpulan data dengan cara tanya jawab secara langsung atau tertulis dengan responden yang berhubungan dengan obyek penelitian. 3) Questioner Yaitu teknik pengumpulan data dengan cara tanya jawab secara tidak langsung atau tertulis dengan responden yang berhubungan dengan obyek penelitian. 6. Metode Analisis Data. Dalam sebuah penelitian diperlukan analisis data sehingga dapat menghasilkan sebuah jawaban untuk memecahkan masalah-masalah yang sedang diteliti. Analisis yang digunakan adalah analisis interatif, karena data yang ada dalam penelitian ini bersifat kualitatif. Analisis interatif adalah model analisa yang terdiri dari reduksi data. Penyajian data dan penarikan kesimpulan selain itu dilakukan suatu proses siklus antara tahaptahap tersebut. Sehingga data yang terkumpul akan berhubungan satu dengan yang lainnya secara sistematis.

11 Data terkumpul kemudian direduksi melalui seleksi penyederhanaan data yang berlangsung secara kontinyu selama pemilihan kemudian di ambil kesimpulan. G. Sistematika Skripsi. Di dalam penulisan skripsi ini penulis membagi pokok masalah secara terperinci dan dimengerti secara jelas maka dibuat sistematika secara garis besar yang terdiri dari beberapa bagian atau bab-bab yang susunanya sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah B. Pembatasan Masalah C. Perumusan Masalah D. Tujuan Penelitian E. Manfaat Penelitian F. Metode Penelitian G. Sistematika Penelitian BAB IITINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Tentang Hak atas Kekayaan Intelektual 1. Pengertian Hak atas Kekayaan Intelektual

2. Ruang Lingkup Hak atas Kekayaan Intelektual 3. Pengalihan Hak atas Kekayaan Intelektual 4. Penanganan Hukum Terhadap Pelanggaran Hak atas Kekayaan Intelektual B. Tinjauan Umum Tentang Merek 1. Pengertian Merek 2. Jenis Merek 3. Persyaratan Merek 4. Fungsi Merek 5. Prosedur Pendaftaran Merek 6. Jangka Waktu Perlindungan Merek 7. Pelanggaran Merek 8. Pengalihan Hak atas Merek C. Penanganan Pelanggaran Merek 1. Penanganan Melalui Pengadilan 2. Penanganan di Luar Pengadilan D. Berlakunya Hukum Dalam Masyarakat BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian B. Usaha yang dilakukan UD. MARJO dan CV. NUSA INDAH untuk

13 Mendapatkan Perlindungan Hukum Terhadap Merek Dagangnya C. Upaya Hukum yang Dilakukan UD. MARJO dan CV. NUSA INDAH Jika Ada Pelanggaran Terhadap Merek Dagangnya BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRA