BAB I PENDAHULUAN. Muamalat Indonesia pada 1 November 1991 (Antonio, 2011:25). Pada mulanya,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan Al-Qur an dan Hadist Nabi Muhammad SAW. Al-Qur an dan

BAB I PENDAHULUAN. tersebut diatur dengan rinci landasan hukum serta jenis jenis usaha yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. prinsip keadilan dan keterbukaan, yaitu Perbankan Syariah. operasional bisnisnya dengan sistem bagi hasil.

BAB I PENDAHULUAN. bank-bank konvensional. Esensi bank Islam tidak hanya dilihat dari

BAB I PENDAHULUAN. prinsip syariah sebagai dasar hukumnya berupa fatwa yang dikeluarkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. diarahkan untuk mencapai sasaran pembangunan. Oleh karena itu peranan

BAB I PENDAHULUAN. dengan tingkat modal yang mencukupi, sehingga untuk menambah modal tersebut

BAB 1 PENDAHULUAN. pajak dan neraca pembayaran yang biasanya ditangani oleh kementrian keuangan.

BAB I PENDAHULUAN. sekunder, maupun tersier dalam kehidupan sehari-hari. Adakalanya masyarakat tidak

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan bank syariah di Indonesia dewasa ini berjalan dengan

BAB I PENDAHULUAN. penghubung antara pihak yang kelebihan dana dan pihak yang membutuhkan dana.

BAB I PENDAHULUAN. masalah perekonomian. Allah SWT berfirman QS;17:9 Sesungguhnya Al Qur an ini

BAB I PENDAHULUAN. pinjaman pada dunia perbankan dan inilah yang terjadi pada perekonomian

PERLAKUAN AKUNTANSI ATAS AKAD MURABAHAH DALAM PEMBIAYAAN KEPEMILIKAN EMAS PADA BANK SYARIAH MANDIRI KANTOR CABANG PEMBANTU PASAR ATOM ARTIKEL ILMIAH

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version) BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. usahanya berdasarkan prinsip syariah, yaitu aturan perjanjian (akad) antara

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang menjalankan kegiatan perekonomian. Salah satu faktor penting

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan semakin bertambahnya kebutuhan hidup, terutama kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan teori yang perkembangannya dimulai sejak tahun 1950-an,

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan keuangan syariah. Namun demikian, hingga saat ini market share

BAB 1 PENDAHULUAN. yang membutuhkan dana disebut dengan debitur. satu, yang sering disebut dengan pooling of fund yang sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. keberlanjutan entitas bisnis dan untuk mengukur kemampuan bersaing dalam

BAB I PENDAHULUAN. melalui jasa kredit yang sangat dibutuhkan masyarakat dalam menjalankan

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian merupakan suatu sisi kehidupan yang tidak terpisahkan

BAB I PENDAHULUAN. bidang perbankan merupakan salah satu bidang yang mendapat perhatian

BAB 1 PENDAHULUAN. MUI, yaitu dengan dibentuknya PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk (BMI)

BAB I PENDAHULUAN. periode 5 tahun terakhir ini telah muncul bank-bank yang menjalankan kegiatan

BAB 1 PENDAHULUAN. peningkatan adalah mekanisme pembagian keuntungannya. Pada bank syariah,

BAB 1 PENDAHULUAN. Perbankan syariah merupakan bagian dari sistem perbankan nasional yang

BAB 1 PENDAHULUAN. properti dapat pula dijadikan sebagai pentujuk mulai membaiknya atau. ekonomi secara umum yang sedang berlangsung.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Krisis moneter yang melanda Asia tak terkecuali Indonesia terjadi sejak

BAB I PENDAHULUAN. Fluktuasi tingkat bunga akhir-akhir ini memberikan perhatian lebih kepada

BAB 1 PENDAHULUAN. didirikan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan pemerintah serta dukungan

BAB I PENDAHULUAN. informasi ekonomi untuk membuat pertimbangan dan mengambil. Standart Akuntansi Keuangan (PSAK) sudah diatur peraturan tentang

BAB I PENDAHULUAN. dalam beberapa tahun terakhir ini. Praktek perbankan Islam sebagai alternatif

BAB I PENDAHULUAN. Islam dengan landasan moral dan prinsip-prinsip syariah Islam. Terutama yang

BAB I PENDAHULUAN. Bank Syariah ini salah satunya dicirikan dengan sistem bagi hasil (non bunga)

BAB I PENDAHULUAN. mendalam. Bank syariah yang berfungsi sebagai lembaga intermediasi keuangan, hasil, prinsip ujoh dan akad pelengkap (Karim 2004).

BAB I PENDAHULUAN. sejauh ini perbankan syariah telah menunjukkan eksistensinya dalam roda

BAB 1 PENDAHULUAN. bagi hasil, bahkan memungkinkan bank untuk menggunakan dual system,

BAB 1 PENDAHULUAN. popular bukan hanya di negara-negara Islam tapi bahkan juga di negara-negara

BAB V PENUTUP. kepemilikan emas dengan menggunakan akad Murabahah. Produk kepemilikan

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh UU No.10 tahun 1998 dan undang-undang terbaru mengenai perbankan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN. manufaktur dan jasa. Sedangkan sektor moneter ditumpukan pada sektor

I. PENDAHULUAN. Kebijakan perbankan di Indonesia sejak tahun 1992 berdasarkan ketentuan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang berfungsi sebagai financial

BAB I PENDAHULUAN. mempercepat kemajuan ekonomi masyarakat. yang diharamkan, proyek yang menimbulkan kemudharatan bagi

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga keuangan perbankan mempunyai peranan penting dalam

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan yang cukup signifikan. Menurut outlook perbankan syariah 2012 yang

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 tentang perbankan, bank

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang berlandaskan Al-quran dan As-sunnah. Tak lain tujuan. dan mengalirkan dana sesuai dengan undang-undang perbankan

BAB I PENDAHULUAN. Serikat kemudian merambat ke negara-negara lainnya termasuk Indonesia dan

Tinjauan Pelaksanaan Skema Musyarakah Pada Produk Pembiayaan Dana Berputar (PDB) Di PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Garut

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu agama yang mengajarkan prinsip at ta awun yakni saling

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembiayaan murabahan..., Claudia, FH UI, 2010.

BAB I PENDAHULUAN. nasional Indonesia menganut dual banking system yaitu, sistem perbankan. konvensional menggunakan bunga (interest) sebagai landasan

BAB I PENDAHULUAN. dalam alinea ke empat Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perbankan syariah merupakan alternatif lembaga keuangan

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dimaksud dalam undang-undang nomor 7 tahun 1992 tentang perbankan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perbankan syariah pada dasarnya merupakan pengembangan dari konsep

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu lembaga keuangan paling strategis bagi pendorong

BAB 1 PENDAHULUAN. proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya. prinsip bagi hasil dan risiko (profit and loss sharing). Sebagai bagian dari sistem

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan Syari ah menjelaskan, praktik perbankan syari ah di masa sekarang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Abdul Ghafur Anshori, Perbankan Syariah di Indonesia, (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2009), hlm. 31.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Indonesia merupakan negara dengan basis penduduk muslim terbesar di

BAB I PENDAHULUAN. menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana. tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa bank lainnya (Kasmir,

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Adapun salah satu ukuran keberhasilan suatu bank adalah

BAB I PENDAHULUAN. Sejak tahun 1992, perbankan Indonesia menjadi maju dengan munculnya

BAB I PENDAHULUAN. terhadap perekonomian dalam masyarakat di suatu Negara, bank sebagai lembaga

BAB 1 PENDAHULUAN. dana, untuk memperjual belikan surat-surat berharga yang kegiatannya dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat kembali dalam rangka meningkatkan tarif. yaitu riba. Riba tidak sama dengan jual beli dan hukumnya haram sesuai

BAB 1 PENDAHULUAN. perantara jasa keuangan (financial intermediary), memiliki tugas pokok yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah agama yang universal dan komprehensif. Universal berarti

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan jasa-jasa dari bank tersebut. Disamping itu juga tergantung pada. perbankan sangat identik dengan instrumen bunga.

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan hasil dari penelitian yang telah diuraikan pada bab. sebelumnya maka peneliti menyimpulkan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. Sistem ekonomi islam dengan konsep profit dan loss sharing yang. bagi kehidupan sosial ekonomi masyarakat. Fenomena menarik yang

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini kehidupan perekonomian di dunia tidak dapat dipisahkan dengan

BAB I PENDAHULUAN. tentang perbankan, yang dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang

BAB I PENDAHULUAN. untuk investasi, modal kerja, maupun konsumsi. Salah satu sumber

BAB I PENDAHULUAN. melayani kebutuhan masyarakat melalui jasa-jasanya. 1 Perbankan syariah. Bank Umum Syariah dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah.

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan pembiayaan jangka pendek dengan margin yang rendah. Salah. satunya pegadaian syariah yang saat ini semakin berkembang.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan industri perbankan syariah di Indonesia saat ini sudah

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah untuk menjalankan bisnis dengan izin operasional sebagai

BAB I PENDAHULUAN. banyaknya bank yang menerapkan dual banking system dimana bank-bank. perbankan syariah ini melengkapi keberadaan sistem perbankan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. keberadaan bank sebagai lembaga keuangan telah bertansformasi menjadi dua

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan bank sebagai mitra dalam mengembangkan usahanya.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perekonomian pasti ada hubungannya dengan dunia keuangan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. keuangan atau biasa disebut financial intermediary. Sebagai lembaga keuangan,

BAB I PENDAHULUAN. yaitu menerima simpanan uang, meminjamkan uang, serta memberikan jasa

BAB I PENDAHULUAN. konsumtif sehingga pertumbuhan ekonomi dapat terwujud.

Analisis Tata Kelola Penyaluran Dana Berbasis Bagi Hasil pada Lembaga Keuangan Syariah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. intermediasi yang menghubungkan antara pihak-pihak yang kelebihan (surplus) dana

BAB I PENDAHULUAN. pihak lain untuk pembiayaan dengan prinsip bagi hasil (mudharabah),

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan Bank Syariah di Indonesia diawali dengan berdirinya Bank Muamalat Indonesia pada 1 November 1991 (Antonio, 2011:25). Pada mulanya, perbankan syariah belum mendapat perhatian yang optimal dari pemerintah, hal ini terlihat pada UU no.7 tahun 1992 yang belum menjelaskan adanya landasan hukum operasional perbankan syariah. Namun, dengan diberlakukannya Undang- Undang No.10 Tahun 1998 tentang perbankan pasal 1 ayat 3 menetapkan bahwa salah satu bentuk usaha bank adalah menyediakan pembiayaan atau melakukan kegiatan lain berdasarkan prinsip syariah, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh bank Indonesia. Semakin banyak bank-bank yang menggunakan sistem bagi hasil (Bank Syariah), maka di Indonesia memberikan sebuah solusi bagi umat Islam dalam dunia perekonomian. Dalam pelaksanaannya, bank-bank syariah mencoba menerapkan nilai-nilai keadilan yang dibawa oleh sistem ekonomi Islam. Kemunculan Bank Syariah sebagai organisasi yang relatif baru menimbulkan tantangan besar. Para pakar syariah dan pakar akuntansi harus mencari dasar penerapan dan pengembangan standart akuntansi yang berbeda dengan standart akuntansi Bank Konvesional seperti yang selama ini dikenal. Standart akuntansi tersebut menjadi kunci sukses Bank Syariah dalam melayani masyarakat. Hal ini disebabkan karena prinsip-prinsip syariah Islam memberikan keseimbangan antara kepentingan individu dan masyarakat. (Antonio, 2011:198) 1

2 Menurut Kautsar (2012:123), bentuk pembiayaan perbankan berdasarkan prinsip syariah antara lain adalah : berdasarkan prinsip jual beli barang pada harga asal dengan tambahan keuntungan yang disepakati (Murabahah), pembelian barang yang diserahkan kemudian hari sementara pembayaraannya dilakukan di muka (salam), pembelian barang yang dilakukan dengan kontrak penjualan yang disepakati (istishna ), pemindahan hak guna atas barang dan jasa tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan (ijarah), kerja sama usaha atas dua belah pihak dimana pihak pertama menyelesaikan modal 100% dan pihak lain sebagai pengelola (mudharabah), pembiayaan berdasarkan prinsip penyertaan modal (musharakah), jaminan yang diberikan oleh bank kepada pihak ketiga untuk memenuhi kewajiban pihak kedua (kafalah), pengalihan hutang (hawalah), dan pemberian harta kepada orang lain yang dapat ditagih dan diminta kembali (qardh). Salah satu pembiyaan di Bank Syariah yang paling diminati adalah produk penyaluran dana melalui pembiyaan atas dasar akad Murabahah. Berdasarkan data yang diambil dari data statistik perbankan syariah oleh Bank Indonesia (www.bi.go.id) menunjukkan dari tahun 2007 pemberian pembiyaan melalui akad Murabahah terus meningkat tanpa mengalami penurunan. Bahkan sampai bulan Agustus 2013 komposisi pembiyaan Murababah mencapai 581,131 miliar rupiah. Akad Murababah memang mempunyai resiko yang lebih kecil dibandingkan akad berbagi hasil lainnya seperti akad musyarakah dan akad mudharabah. Hal ini dikarenakan akad musyarakah dan mudharabah masih mengenal loss sharing atau bisa juga di sebut dengan bagi rugi, sedangkan di dalam akad Murababah tidak

3 dikenalkan dengan bagi rugi, sebab hubungan nasabah dengan Bank hanya sebatas debitur dan kreditur saja bukan hubungan kemitraan. Itulah mengapa akad Murababah lebih diminati daripada akad akad lainnya. (www.bi.go.id) Bentuk pembiayaan yang berdasarkan Murababah dapat dibagi lagi berdasarkan jenis penggunaannya (berdasarkan produk) yaitu untuk pembiayaan multiguna, pembiayaan modal kerja, pembiayaan investasi, pembiayaan kendaraan bermotor, pembiayaan perumahan. Setiap individu pasti perlu merencanakan masa depan dengan lebih baik lagi. Salah satu perencanaan yang baik untuk masa depan adalah dengan berinvestasi. Tentu saja investasi memiliki berbagai macam ragam, mulai dari surat berharga, tanah, properti, reksadana, maupun tabungan emas. Berinvestasi dengan menggunakan emas sudah sangat popular sejak dulu. Orang tua kita kerap sekali membeli emas bukan hanya untuk dipakai namun juga untuk berinvestasi dengan harapan saat dijual kembali harganya akan meningkat lebih banyak dari pada saat emas di beli di masa lampau. Kesadaran dan antusias masyarakat Indonesia dengan investasi emas saat ini patut diacungi jempol sebab sudah banyak warga yang sadar akan pentingnya investasi emas atau menabung dengan emas. Mayoritas masyarakat memilih utuk menabung emas dikarenakan untuk mengamankan kekayaannya, mempertahankan nilai beli dimasa depan, mencukupi rencana di masa depan dan bisa juga menambah kekayaan di masa depan. Investasi emas memang selalu menjadi primadona karena karakteristik emas yang kebal akan inflasi dan guncangan ekonomi (dari tahun ke tahun harga emas selalu meningkat), di tambah lagi

4 tingginya likuiditas emas sehingga mudah di jual kapan saja saat kita memerlukan dana tidak seperti investasi lainnya seperti properti misalnya. Seiring dengan perkembangan zaman yang makin maju kebanyakan orang memanfaatkan lembaga perbankan untuk berinvestasi emas. Dengan banyaknya umat muslim di Indonesia tentu saja perlu adanya lembaga keuangan bank yang dapat memberikan pembiayaan atas kepemilikan emas dengan prinsip atau aturan Islam yang seharusnya. Dengan begitu bagi umat muslim yang akan berinvestasi emas dapat tenang karna jauh dari kesan riba. Untuk alasan ini, sudah ada beberapa Bank yang meluncurkan produk pembiyaan atas kepemilikan emas dengan konsep akad Murabahah. Bank Syariah Mandiri (BSM) pada 25 Maret 2013, meluncurkan produk baru BSM cicil emas (ib). Bank Syariah Mandiri menjelaskan informasi mengenai produk cicil emas dalam berbagai macam media dan surat kabar, salah satunya dalam www.infobank.co.id dijelaskan bahwa produk cicil emas tersebut merupakan produk kepemilikan emas kepada masyarakat. BSM cicil emas (ib) memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk memiliki emas batangan dengan cara mencicil. Akad yang akan digunakan pada pembiyaan kepemilikan emas adalah akad Murabahah. Layanan ini termaksud inovasi baru di dalam BSM yang menjalankan konsep pembiyaan emas dengan prinsip dasar syariah yang mengacu kepada PAPSI 2013, yaitu akad jual beli barang dengan menyatakan harga perolehan dan keuntungan (margin) yang disepakai oleh penjual dan pembeli. Riset dan penelitian ini perlu dilakukan untuk melihat bagaimana perlakuan akuntansi berkaitan dengan penerapan PAPSI 2013 terhadap

5 pembiyaan atas kepemilikan emas di lembaga tersebut. Berdasarkan uraian di atas, penulis merasa perlu dan tertarik untuk meneliti perlakuan akuntansi atas akad Murababah dalam Bank syariah. Dalam hal ini penulis memilih judul Perlakuan Akuntansi atas Akad Murababah dalam Pembiayaan Kepemilikan Emas Pada Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Pasar Atom. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, permasalahan yang diangkat dalam penelitian adalah : 1. Bagaimana kesesuaian prosedur akad Murababah dalam pembiayaan kepemilikan emas pada Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Pasar Atom dengan Fatwa DSN MUI No.4? 2. Bagaimana kesesuaian perlakuan akuntansi yang dilakukan Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Pasar Atom atas akad Murababah dalam pembiayaan kepemilikan emas dengan PAPSI 2013 dan Fatwa DSN MUI No.4? 1.3 Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah tersebut adapun tujuan dari penelitian ini dibuat guna : 1. Untuk mengetahui kesesuaian prosedur akad Murababah yang terjadi pada Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Pasar Atom dengan Fatwa DSN MUI No.4.

6 2. Untuk mengetahui kesesuian perlakuan akuntansi akad Murababah dalam pembaiyaan kepemilikan emas pada Bank Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Pasar Atom dengan PAPSI 2013 dan Fatwa DSN MUI No.4. 1.4 Manfaat Penelitian Pelaksanaan dan hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkaitan, yakni : 1. BAGI PENELITI Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambahkan ilmu dan wawasan bagi peneliti berkaitan dengan praktek akuntansi atas akad Murabahah dalam pembiayaan kepemilikan emas yang sesuai dengan PAPSI 2013 dan Fatwa DSN MUI no.4. 2. BAGI BANK Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan saran yang membangun berkaitan dengan perlakuan akuntansi atas akad Murabahah dalam pembiayaan kepemilikan emas yang sesuai dengan PAPSI 2013 dan Fatwa DSN no.4. 3. BAGI PEMBACA Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi maupun refrensi bagi pembaca tentang penerapan akuntansi atas akad Murababah dalam pembiayaan kepemilikan emas yang sesuai dengan PAPSI 2013 dan Fatwa DSN MUI no.4 juga dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam penelitian dimasa datang.

7 4. BAGI INSTANSI Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan ajar dan menambah koleksi bagi perpustakaan STIE PERBANAS guna memberikan informasi bagi pihak-pihak yang memerlukan. 1.5 Sistematika Penulisan Skripsi Agar pembaca dapat memperoleh gambaran yang jelas mengenai objek penelitian maka peneliti memberikan gambaran sistematika penulisan sebagai berikut : BAB I : PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai latar belakang penulisan, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, serta sistematika penulisan. BAB II : TINJAUAN PUSTAKA Bab ini menjelaskan tentang penelitian terdahulu, landasan teori, proposisi, dan kerangka pemikiran dalam penelitian ini. BAB III : METODE PENELITIAN Bab ini menjelaskan tentang rancangan penelitian, unit analisis data, lokasi penelitian, jenis data dan metode pengumpulan data, pendekatan fenomenologi dan teknik analisis data. BAB IV : GAMBARAN SUBYEK PENELITIAN Dalam bab ini menggambarkan hasil penelitian deskriptif yang diuraikan secara naratif mengenai subyek penelitian dan pembahasannya terkait subyek penelitian.

8 BAB V : PENUTUP Bab ini merupakan bab terakhir yaitu bagian akhir dalam penelitian ini dimana pada bagian berikut akan diutarakan kesimpulan yang didapat dari hasil penelitian, keterbatasan selama pelaksanaan dan saran saran yang dipertimbangkan peneliti yang akan datang.