VII. KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS HASANUDDIN Nomor : 1128/J04/P/2006 TENTANG KETENTUAN KETERTIBAN MAHASISWA DALAM KAMPUS

dokumen-dokumen yang mirip
KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS HASANUDDIN NOMOR : 1595/UN4/05.10/2013 TENTANG

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS HASANUDDIN NOMOR : 1595/UN4/05.10/2013 TENTANG

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS HASANUDDIN NOMOR : 1595/UN4/05.10/2013 TENTANG

PROGRAM PENGENALAN AKADEMIK

PERATURAN REKTOR INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG DISIPLIN MAHASISWA INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA

SK Rektor Nomor : 591/IKIPVET.H/Q/VII/2013 Tentang PERATURAN DISIPLIN KEMAHASISWAAN BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS HASANUDDIN NOMOR : 16890/UN4/KP.49/2012 TENTANG KODE ETIK MAHASISWA UNIVERSITAS HASANUDDIN

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA NOMOR : 03 TAHUN 2009 TENTANG ETIKA DAN TATA TERTIB PERGAULAN MAHASISWA DI KAMPUS

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS NEGERI MALANG Nomor: 3414/KEP/H32/HK/2008. Tentang TATA TERTIB KEHIDUPAN KAMPUS BAGI MAHASISWA UNIVERSITAS NEGERI MALANG

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM Nomor : Dj.I/255/2007. Tentang TATA TERTIB MAHASISWA PERGURUAN TINGGI AGAMA ISLAM

SK Rektor Nomor : 591/IKIPVET.H/Q/VII/2013 Tentang PERATURAN DISIPLIN KEMAHASISWAAN BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1

Peraturan Rektor. Nomor : 01 Tahun Tentang. Peraturan Disiplin Mahasiswa

PERATURAN POLITEKNIK NEGERI BANDUNG NOMOR: 2273/PL1.R/KM/2012 TENTANG KEDISIPLINAN MAHASISWA DIREKTUR POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

DISIPLIN DAN TATA TERTIB MAHASISWA UNIVERSITAS MERCU BUANA YOGYAKARTA

2016, No perkembangan peraturan perundang-undangan sehingga perlu diganti; d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf

KODE ETIK DAN TATA TERTIB MAHASISWA

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS ISLAM NAHDLATUL ULAMA JEPARA NOMOR : 024/PR/UNISNU/IX/2013 TENTANG

PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL DEWAN ENERGI NASIONAL NOMOR : 001 K/70.RB/SJD/2011 TENTANG

KEPUTUSAN PENGURUS YAYASAN SLAMET RIJADI NOMOR 04/YSR/2004 TENTANG DISIPLIN PEGAWAI YAYASAN SLAMET RIJADI. Pengurus Yayasan Slamet Rijadi

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS SEBELAS MARET NOMOR: 828/H27/KM/2007 TENTANG TATA TERTIB KEHIDUPAN MAHASISWA DI UNIVERSITAS SEBELAS MARET

Peraturan Rektor UNY No 03 Tahun 2009 Tentang Etika dan Tata Tertib Pergaulan mahasiswa di kampus

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENGERTIAN Pasal 1

Universitas Nusa Cendana

PERATURAN DISIPLIN MAHASISWA UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SAMARINDA

KODE ETIK KEHIDUPAN KAMPUS BAGI DOSEN DAN TENAGA KEPENDIDIKAN POLTEKKES KEMENKES SURABAYA

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER NOMOR: 1565/PER/II.3.AU/F/2013. Tentang: DISIPLIN MAHASISWA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER

TATA TERTIB KEHIDUPAN KAMPUS BAGI MAHASISWA UNIVERSITAS SERAMBI MEKKAH

MEMUTUSKAN: BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1

PERATURAN DEKAN FAKULKTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS LAMPUNG NOMOR : 4426/UN26/I/KP/2016 TENTANG TATA PERGAULAN MAHASISWA DI FEB UNILA

ETIKA DAN TATA TERTIB PERGAULAN MAHASISWA DI KAMPUS

UNIVERSITAS AIRLANGGA

SURAT KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS ESA UNGGUL NOMOR : 03/SK-R/UEU/I/2012 TENTANG TATA TERTIB KEHIDUPAN KAMPUS UNIVERSITAS ESA UNGGUL

PERATURAN REKTOR INSTITUT SENI INDONESIA SURAKARTA Nomor: 5839/IT6.1/KM/2015 TENTANG TATA PERILAKU MAHASISWA INSTITUT SENI INDONESIA SURAKARTA

TATA TERTIB KEHIDUPAN KEMAHASISWAAN DI KAMPUS

1 Kode Etik, dan Tata Tertib Mahasiswa Sekolah Tinggi Manajemen Informatika & Komputer Prabumulih

KODE ETIK DAN TATA TERTIB MAHASISWA

KEPUTUSAN REKTOR UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA NOMOR TAHUN 2016 TENTANG KODE ETIK DOSEN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA NOMOR : 1891/KEP/II.3-AU/UMSU/A/2012 TENTANG PERATURAN DISIPLIN MAHASISWA

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS GADJAH MADA NOMOR 711/P/SK/HT/2013 TENTANG TATA PERILAKU MAHASISWA UNIVERSITAS GADJAH MADA

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI

Mengingat : 1 Undang-Undang RI Nomor: 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional; 2 MEMUTUSKAN:

TATA TERTIB KEHIDUPAN KAMPUS BAGI MAHASISWA

KEPUTUSAN DEKAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MEDAN AREA Nomor: 006/FT/07.5/I/2017. Tentang

PERATURAN TATA TERTIB MAHASISWA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR SURAT KEPUTUSAN

SURAT KEPUTUSAN Nomor 300/II/SK-603/05/2006 Tentang TATA TERTIB KEMAHASISWAAN UNIVERSITAS KATOLIK INDONESIA ATMA JAYA

Kode Etik Mahasiswa STKIP PGRI PACITAN 2009

KODE ETIK KEHIDUPAN KAMPUS BAGI MAHASISWA POLTEKKES KEMENKES SURABAYA

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2010 TENTANG DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KODE ETIK MAHASISWA UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG

ATURAN, ETIKA AKADEMIK, TUGAS DAN KEWAJIBAN DOSEN PEMBIMBING, KETUA SIDANG DAN PENGUJI DALAM PENYELESAIAN SKRIPSI/TUGAS AKHIR

KEPUTUSAN BERSAMA KETUA BADAN PELAKSANA HARIAN (BPH) DAN REKTOR UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA No. 011/SKB/BPH-UMS/2007

PANDUAN KOMITE DISIPLIN MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI & BISNIS

2 2. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 140, Tambahan

PERATURAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 3 TAHUN 2014 T E N T A N G

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepot

TENTANG TATA BERACARA PELAKSANAAN TUGAS DAN WEWENANG BADAN KEHORMATAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

Menetapkan : PERATURAN REKTOR INSTITUT PERTANIAN BOGOR TENTANG TATA TERTIB KEHIDUPAN KAMPUS BAGI MAHASISWA INSTITUT PERTANIAN BOGOR.

PEDOMAN ETIKA, TATA TERTIB, SISTEM PENGHARGAAN DAN SANKSI MAHASISWA OLEH: TIM PENYUSUN

PERATURAN SENAT MAHASISWA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS DIPONEGORO NOMOR 4 TAHUN 2017 TENTANG

PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PEMERIKSAAN PEGAWAI DI LINGKUNGAN LEMBAGA SANDI NEGARA

WALIKOTA PADANG PERATURAN DAERAH KOTA PADANG NOMOR 23 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN RUMAH KOS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PADANG,

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR M.HH-02.KP TAHUN 2010 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI IMIGRASI

STIE-MURA LUBUKLINGGAU

2017, No Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3874) sebagaimana telah diubah dengan deng

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA KEDIRI

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS BAITURRAHMAH No. 403/F/Unbrah/VIII/2013 PERATURAN DISIPLIN TENAGA KEPENDIDIKAN UNIVERSITAS BAITURRAHMAH

SALINAN PERATURAN SEKRETARIS KABINET REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4/RB TAHUN 2011 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS BAITURRAHMAH No.375 /F/Unbrah/VII/2013 PERATURAN DISIPLIN DOSEN UNIVERSITAS BAITURRAHMAH REKTOR UNIVERSITAS BAITURRAHMAH

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 17 Tahun : 2014

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

TATA TERTIB KEHIDUPAN KAMPUS BAGI MAHASISWA

BAB VIII ATURAN DAN ETIKA AKADEMIK

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDO... NOMOR 53 TAHUN 2010 TENTANG

2016, No Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 137, Tambahan Lembaran Negara Republik Indon

DEWAN KEHORMATAN PENYELENGGARA PEMILU REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS BAITURRAHMAH No. 397/F/Unbrah/VIII/2013 KODE ETIK TENAGA KEPENDIDIKAN UNIVERSITAS BAITURRAHMAH

PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR M.HH-16.KP TAHUN 2011 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI PEMASYARAKATAN

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2002 NOMOR 43 SERI E

2011, No Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3041) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan atas

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG

SARANA 1) Undang-Undang dan peraturan-peraturan yang berlaku; dan 2) Rapat-rapat pimpinan Universitas, Program Pascasarjana, dan Program Studi.

NORMA ETIKA KEHIDUPAN KAMPUS BAGI DOSEN DAN TENAGA KEPENDIDIKAN POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG KATA PENGANTAR

b. bahwa Komisi Yudisial mempunyai peranan penting dalam usaha mewujudkan

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR : 01/PM.9/2010 TENTANG

PERATURAN UNIVERSITAS Nomor : 460/SK-Rek/Rek/X/2001

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36/PERMEN-KP/2017 TENTANG KODE ETIK PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL PERIKANAN

PROGRAM I-MHERE. INDONESIA-Managing Higher Education for Relevance and Efficiency (I-MHERE) Project Sub Component B.2a DOKUMEN

GUBERNUR JAWA BARAT PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 47 TAHUN 2017 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL

BUPATI BANYUWANGI PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 39 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

Transkripsi:

VII. KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS HASANUDDIN Nomor 1128/J04/P/2006 TENTANG KETENTUAN KETERTIBAN MAHASISWA DALAM KAMPUS Rektor Universitas Hasanuddin Menimbang Mengingat Memperhatikan a. bahwa untuk menciptakan tata kehidupan kampus yang kondusif, berwatak akademis, berwawasan budaya bangsa, bermoral Pancasila dan berkepribadian yang luhur, diperlukan adanya ketentuan yang mengatur ketertiban kampus; b. bahwa Ketentuan Pokok Ketertiban Kampus sebagaimana diatur dalam Keputusan Rektor Unhas No. 1508/PT.04.H/C/1994 tgl. 1 Agustus 1994 yang ditambah dan disempurnakan dengan Keputusan Rektor No. 6928/J04/UM.03/1997 tgl. 1 Agustus 1997, dan Petunjuk Pelaksanaannya yang ditetapkan dalam Keputusan Rektor No. 5604/J04/KP.36/1999 tgl. 26 Juli 1999, dipandang tidak memadai lagi, sehingga diperlukan penyesuaian; c. bahwa untuk memberikan jaminan kepastian hukum, Ketentuan Ketertiban Mahasiswa dalam Kampus perlu ditetapkan dengan Keputusan Rektor. 1. Undang-Undang a. Nomor 8 Tahun 1974 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999; b. Nomor 20 Tahun 2003; 2. Peraturan Pemerintah a. Nomor 23 Tahun 1956; b. Nomor 60 Tahun 1999; 3. Keputusan Presiden Nomor 12/M Tahun 2006; 4. Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 0206/O/1995; 5. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 192/O/2003. Hasil-hasil pembahasan Rapat Komisi III Senat tanggal 13 Juli 2006. Menetapkan MEMUTUSKAN Peraturan Universitas tentang Ketentuan Ketertiban Mahasiswa Dalam Kampus 46

BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Keputusan ini yang dimaksud dengan 1. Rektor adalah Rektor Universitas Hasanuddin. 2. Dekan adalah Dekan Fakultas dalam lingkungan Universitas Hasanuddin. 3. Direktur adalah Direktur Program Pascasarjana Universitas Hasanuddin. 4. Kampus adalah Kampus Universitas Hasanuddin, adalah wilayah dan fasiltas yang ada di dalamnya yang dikuasai dan/atau disewa sebagai tempat penyelenggaraan kegiatan Tri Dharma Perguruan Tinggi. 5. Mahasiswa adalah setiap orang (laki-laki atau perempuan) yang secara resmi terdaftar pada tahun akademik yang sedang berjalan pada Fakultas atau Program Pascasarjana. 6. Ketertiban kampus adalah tata kehidupan kampus yang aman, damai, tertib, dan disiplin. 7. Komisi Disiplin adalah Komisi Disiplin Universitas Hasanuddin (disingkat Komdis Unhas) dan Komisi Disiplin Fakultas (disingkat Komdis Fakultas). 8. Ketentuan Ketertiban Mahasiswa dalam Kampus (selanjutnya disingkat ketertiban kampus) adalah wadah yang mengatur hak, kewajiban, larangan, dan sanksi. BAB II HAK DAN KEWAJIBAN Pasal 2 Hak (1) Setiap mahasiswa berhak menggunakan sarana dan prasarana serta fasilitas yang tersedia dalam menunjang proses dan kegiatan Tri Dharma Perguruan Tinggi sesuai dengan fungsi dan kegunaannya. (2) Setiap mahasiswa yang disangka melakukan pelanggaran terhadap Ketentuan Ketertiban Kampus, dipandang tidak bersalah sebelum dijatuhi sanksi. (3) Setiap mahasiswa yang diperiksa oleh Komdis karena disangka melakukan pelanggaran terhadap Ketentuan Ketertiban Mahasiswa dalam Kampus, berhak membela diri secara lisan dan/atau tertulis di hadapan pemeriksa. (4) Pembelaan diri tersebut dicatat seperlunya dalam Berita Acara Pemeriksaan. Pasal 3 Kewajiban (1) Setiap mahasiswa berkewajiban untuk menjaga disiplin dan ketertiban, serta mematuhi semua ketentuan yang berlaku di dalam kampus. (2) Mahasiswa yang baru diterima di Universitas Hasanuddin, wajib mengisi pernyataan kesediaan untuk mematuhi segala ketentuan yang berlaku dan sanksinya, pernyataan mana ditandatangani bersama dengan orang tua atau walinya. (3) Setiap mahasiswa yang dipanggil oleh Komdis karena disangka melakukan dan/atau mengetahui terjadinya pelanggaran Ketentuan Ketertiban Kampus, wajib memenuhi panggilan tersebut. (4) Jika mahasiswa yang disangka melakukan pelanggaran, tidak memenuhi panggilan tiga kali berturut-turut tanpa alasan yang jelas, maka laporan pelanggaran yang disangkakan kepadanya dapat dipandang diakui kebenarannya. (5) Bagi mahasiswa yang lalai memenuhi panggilan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) di atas, Komdis dapat merekomendasikan sanksi yang wajar dijatuhkan kepadanya, disertai berita acara ketidakhadirannya memenuhi panggilan pemeriksaan. 47

BAB III TUGAS DAN WEWENANG KOMISI DISIPLIN Pasal 4 (1) Komdis bertugas dan berwenang membantu pimpinan melakukan penyelidikan, dan pemeriksaan kepada setiap mahasiswa yang dilaporkan, disangka melakukan tindakan dan atau perbuatan yang melanggar Ketentuan Ketertiban Kampus, Peraturan Akademik, dan ketentuan lainnya. (2) Komdis Fakultas atau Program Pascasarjana bertugas dan berwenang membantu Pimpinan Fakultas atau Direktur melakukan penyelidikan, pemeriksaan kepada mahasiswa di lingkungannya yang disangka melakukan pelanggaran terhadap Ketentuan Ketertiban Kampus. (3) Komdis Unhas bertugas dan berwenang membantu pimpinan universitas melakukan penyelidikan, pemeriksaan terhadap pelanggaran Ketentuan Ketertiban Kampus yang disangka dilakukan secara bersama-sama dan/atau bantu membantu oleh mahasiswa dari dua atau lebih fakultas dan/atau Program Pascasarjana. (4) Untuk keperluan pemeriksaan, Komdis memanggil secara patut mahasiswa yang disangka melakukan pelanggaran, serta pihak lain yang dianggap mengetahui, mengalami, atau melihat terjadinya pelanggaran tersebut sebagai saksi. (5) Jika diminta, Komdis Unhas wajib memberikan pertimbangan kepada Rektor terhadap mahasiswa yang akan dijatuhi sanksi berat (pemecatan) karena terbukti melakukan pelanggaran Ketertiban Kampus. Pasal 5 Untuk memperlancar tugas Komdis, Satuan Pengamanan (Satpam) sesuai dengan kewenangannya dalam menangani suatu tindakan pelanggaran yang dilakukan oleh mahasiswa, menyampaikan laporan kejadian yang ditujukan kepada Rektor atau Pimpinan Fakultas/Program Pascasarjana, dan tembusannya disampaikan kepada Komdis. BAB IV PELANGGARAN DISIPLIN DAN KETERTIBAN KAMPUS Pasal 6 Pelanggaran ketertiban kampus adalah setiap ucapan, perbuatan yang dilakukan oleh mahasiswa, baik secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama dan/atau menyuruh melakukan sesuatu di dalam kampus, berupa 1. Berbusana yang tidak senonoh dan tidak sepantasnya menurut norma-norma kesusilaan dan agama dalam mengikuti kegiatan akademik dan/atau non akademik dalam lingkungan kampus. 2. Bermalam di gedung perkuliahan, ruangan kantor, ruangan lain tanpa izin pimpinan atau Pimpinan Unit Kerja yang bersangkutan. 3. Merusak dan/atau melanggar rambu-rambu lalu lintas. 4. Memasang iklan, spanduk, baliho dan/atau semacamnya tanpa izin pimpinan dan/atau Pimpinan Unit terkait. 5. Melakukan tindakan-tindakan yang tidak sepantasnya terhadap atribut Universitas baik di dalam maupun di luar Kampus. 6. Mencabut, atau melakukan tindakan lain yang mengakibatkan rusaknya tanam-tanaman, pohon-pohonan dan semacamnya yang sengaja diadakan dan dipelihara untuk keindahan dan kenyamanan kampus. 7. Merusak, menghilangkan, merobek, menggelapkan, dan/atau mengambil seluruhnya atau sebagian barang inventaris universitas, fakultas, Program Pascasarjana, atau unit kerja lain, atau milik orang. 8. Melakukan perjudian, perjokian, penyuapan, pemalakan, pemalsuan dokumen akademik, pemalsuan karya ilmiah, plagiat atau memberikan laporan palsu. 9. Melakukan tindakan asusila, pornoaksi, minum minuman keras dan/atau mabuk-mabukan. 48

10. Membawa, menyimpan, mengedarkan, menggunakan narkoba dan/atau psikotropika serta obat-obatan terlarang lainnya. 11. Membawa, menyimpan, menggunakan senjata api, senjata tajam dan/atau bahan peledak tanpa izin yang berwenang. 12. Menghasut perkelahian, tawuran, berkelahi, membuat keonaran, penganiayaan, penikaman dan/atau pembunuhan. BAB V KLASIFIKASI PELANGGARAN Pasal 7 (1) Pelanggaran terhadap ketentuan Pasal 6 ayat (1), (2), (3), dan (4) tersebut di atas adalah pelanggaran ringan. (2) Pelanggaran terhadap ketentuan Pasal 6 ayat (5), (6), (7), dan (8) tersebut di atas adalah pelanggaran sedang. (3) Pelanggaran terhadap ketentuan Pasal 6 ayat (9), (10), (11) dan (12) tersebut di atas adalah pelanggaran berat. Pasal 8 (1) Mahasiswa yang menjadi korban akibat pelanggaran ketentuan yang diatur dalam Pasal 6 ayat (9), (10), (11), dan (12) di atas, dapat melaporkan kepada pihak berwajib. (2) Mahasiswa yang dilaporkan kepada pihak berwajib sebagaimana diatur pada ayat (1) di atas tetap diproses pelanggarannya oleh Komdis, dan jika mahasiswa dimaksud ayat (1) ditahan oleh pihak berwajib, maka pemeriksaan Komdis ditangguhkan sambil menunggu putusan pengadilan. (3) Mahasiswa yang terbukti melakukan tindak pidana berdasarkan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap berkaitan dengan pelanggaran tersebut ayat (1) di atas, maka putusan pengadilan tersebut menjadi dasar untuk menjatuhkan sanksi tanpa memerlukan pemeriksaan terlebih dahulu oleh Komdis. BAB VI JENIS JENIS SANKSI Pasal 9 Pelanggaran terhadap Ketetuan Ketertiban Kampus, dapat dijatuhi sanksi berupa (1) Sanksi ringan Pelanggaran ringan yang dilakukan oleh mahasiswa sebagaimana diatur dalam Pasal 6 ayat (1), (2), (3), dan (4) jo. Pasal 7 ayat (1) di atas, dapat dijatuhi sanksi ringan berupa a. b. c. Teguran lisan; Teguran tertulis; Pernyataan tidak puas secara tertulis. (2) Sanksi sedang Pelanggaran sedang yang dilakukan oleh mahasiswa sebagaimana diatur dalam Pasal 6 ayat (5), (6), (7), dan (8) jo. Pasal 7 ayat (2) di atas, dapat dijatuhi sanksi sedang berupa a. b. c. d. Penundaan seminar, ujian proposal, skripsi, tesis atau disertasi selama jangka waktu tertentu; Penggantian kerugian atau penggantian benda/barang semacamnya; Pemecatan dari jabatan lembaga kemahasiswaan tingkat fakultas; Pemberhentian sementara (skorsing) paling lama dua semester. (3) Sanksi berat Pelanggaran berat yang dilakukan oleh mahasiswa sebagaimana diatur dalam Pasal 6 ayat (9), (10), (11), dan (12) jo. Pasal 7 ayat (3) di atas, dapat dijatuhi sanksi berat berupa 49

a. Pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri; b. Pemberhentian tidak dengan hormat (pemecatan). BAB VII TATA CARA PENYELIDIKAN DAN PEMERIKSAAN Pasal 10 (1) Penyelidikan dan pemeriksaan oleh Komdis terhadap mahasiswa yang disangka melakukan pelanggaran disiplin dan ketertiban kampus, didasarkan atas prinsip-prinsip kejujuran, objektivitas, keadilan, kesamaan, dan tanggung jawab, dan dicatat dalam Berita Acara Pemeriksaan. (2) Mekanisme dan tata cara pemeriksaan oleh Komdis Fakultas atau Komdis Program Pascasarjana adalah sebagai berikut a. Pimpinan fakultas, pimpinan Program Pascasarjana menerima pengaduan, atau laporan tertulis tentang dugaan terjadinya pelanggaran ketertiban kampus. b. Pimpinan fakultas, pimpinan Program Pascasarjana menelaah dan mempertimbangkan laporan pelanggaran tersebut untuk ditindaklanjuti atau tidak. c. Berdasarkan disposisi Dekan atau Direktur, Komdis melakukan penyelidikan dan pemeriksaan dengan memanggil pelapor, terlapor dan saksi-saksi. d. Pemeriksaan dilakukan dalam rapat yang dipimpin oleh Ketua Komdis dan/atau Ketua Tim Pemeriksa, dengan memeriksa terlebih dahulu pelapor, kemudian saksi-saksi serta bukti-bukti pelanggaran lainnya, dan selanjutnya melakukan pemeriksaan kepada tersangka/terlapor. e. Hasil pemeriksaan dibuat dalam bentuk Berita Acara Pemeriksaan yang sekurang-kurangnya memuat i. ii. iii. iv. v. Identitas terlapor, dan pelapor, waktu dan tempat kejadian, keterangan saksi-saksi, bukti-bukti lain; Jenis pelanggaran yang dilakukan; Pasal-pasal dari aturan-aturan yang dilanggar; Kesimpulan pemeriksa; Identitas pemeriksa; f. Hasil pemeriksaan dibahas dalam rapat pleno Komdis, untuk menentukan jenis sanksi yang tepat dijatuhkan kepada terlapor. g. Komdis mengusulkan kepada Dekan, atau Direktur tentang sanksi yang direkomendasikan dijatuhkan kepada tersangka, dengan melampirkan Berita Acara Pemeriksaan dan Hasil Rapat Pleno Komdis. h. Jika rekomendasi sanksi yang diajukan oleh Komdis Fakultas adalah sanksi ringan atau sanksi sedang sebagaimana diatur dalam Pasal 9 ayat (1), dan (2) di atas, maka keputusan penjatuhan sanksinya diterbitkan oleh Dekan atau Direktur, dan tembusan-nya disampaikan minimal kepada Rektor, Pembantu Rektor III dan Komdis Unhas. i. Jika rekomendasi sanksi yang diajukan oleh Komdis adalah sanksi berat sebagaimana diatur dalam Pasal 9 ayat (3) di atas, maka Dekan atau Direktur melanjutkan usul penjatuhan sanksi tersebut kepada Rektor untuk diterbitkan keputusannya. j. Rektor menjatuhkan sanksi sesuai dengan usul Dekan atau Direktur, tembusan keputusannya disampaikan kepada mahasiswa yang bersangkutan, Dekan dan/atau Direktur, serta Komdis Unhas. (3) Mekanisme dan tata cara pemeriksaan oleh Komdis Unhas a. Rektor setelah menerima laporan pelanggaran disiplin dan ketertiban kampus, dapat merekomendasikan kepada Komdis untuk ditindaklanjuti dengan melakukan penyelidikan dan pemeriksaan; b. Komdis Unhas dapat bekerja sama dengan Komdis Fakultas dalam melakukan penyelidikan, pemeriksaan atas adanya laporan dugaan pelanggaran disiplin dan ketertiban kampus. 50

c. d. e. Komdis Unhas dalam melakukan penyelidikan, pengumpulan fakta atau pemeriksaan kepada tersangka, mutatis mutandis dengan ketentuan yang berlaku bagi tata cara dan mekanisme pemeriksaan yang dilakukan oleh Komdis Fakultas. Jika rekomendasi sanksi adalah sanksi ringan atau sedang, rekomendasi tersebut dikirimkan kepada Dekan atau Direktur yang terkait dengan mahasiswa yang bersangkutan dengan melampirkan Berita Acara Pemeriksaan untuk diterbitkan keputusannya, dan tembusannya minimal disampaikan kepada Rektor, Pembantu Rektor III, dan Komdis Unhas. Jika rekomendasi sanksi adalah sanksi berat, rekomendasi tersebut dikirimkan kepada Rektor dengan melampirkan Berita Acara Pemeriksaannya, dan putusan Rektor atas rekomendasi tersebut ditembuskan minimal kepada Pembantu Rektor III, Dekan atau Direktur yang terkait serta Komdis Unhas. BAB VIII KEBERATAN DAN BANDING ADMINISTRATIF Pasal 11 (1) Setiap mahasiswa yang dijatuhi sanksi sesuai ketentuan Pasal 9 di atas, berhak mengajukan keberatan secara tertulis disertai dengan alasan-alasannya kepada Dekan atau Direktur, dalam tenggang waktu 7 (tujuh) hari setelah diterimanya Keputusan Sanksi bagi yang bersangkutan. (2) Dalam tenggang waktu 14 (empat belas) hari, Dekan atau Direktur, menjatuhkan putusannya yang bersifat final atas keberatan tersebut. (3) Setiap mahasiswa yang dijatuhi sanksi berat sesuai ketentuan Pasal 9 ayat (3) di atas, berhak mengajukan keberatan secara tertulis disertai dengan alasan-alasannya kepada Rektor, dalam tenggang waktu 7 (tujuh) hari setelah diterimanya Keputusan Sanksi tersebut. (4) Dalam tenggang waktu 14 (empat belas) hari, Rektor menjatuhkan putusannya yang bersifat final atas keberatan tersebut. BAB IX PEJABAT YANG BERWENANG MENJATUHKAN SANKSI Pasal 12 (1) Penjatuhan sanksi bagi mahasiswa merupakan kewenangan Rektor. (2) Rektor melimpahkan wewenangnya kepada Dekan dan Direktur untuk menjatuhkan sanksi ringan atau sanksi sedang bagi mahasiswa dalam lingkungannya. Pasal 13 Rektor, Dekan, Direktur, berdasarkan pertimbangan yang layak, dapat mengubah jenis sanksi yang direkomendasikan oleh Komdis yang memeriksa suatu pelanggaran disiplin dan ketertiban kampus. Pasal 14 Rektor, Dekan atau Direktur sesuai wewenangnya, menjatuhkan sanksi bagi mahasiswa atas dasar prinsip kebenaran dan keadilan, demi tegaknya disiplin dalam kampus. 51

BAB X KETENTUAN PENUTUP Pasal 15 (1) Ketentuan ini berlaku terhitung mulai tanggal ditetapkan. (2) Agar ketentuan ini berlaku efektif, diketahui dan ditaati oleh warga kampus, Rektor dapat membentuk Tim Sosialisasi untuk jangka waktu tertentu. (3) Dengan berlakunya ketentuan ini maka Keputusan Rektor a. Nomor 1508/PT.04.H/C/1994 tentang Ketentuan Pokok Ketertiban Kampus Universitas Hasanuddin, tanggal 1 Agustus 1994; b. Nomor 6928/J04/UM.03/1997 tentang Penambahan dan Penyempurnaan Pasal 5 dan Pasal 6 Ketentuan Pokok Ketertiban Kampus Universitas Hasanuddin, tanggal 1 Agustus 1997; c. Nomor 5604/J04/KP.36/1999 tentang Petunjuk Pelaksanaan Ketentuan Pokok Ketertiban Kampus Universitas Hasanuddin, tanggal 26 Juli 1999; dinyatakan tidak berlaku lagi. Ditetapkan di Pada tanggal Makassar 31 Juli 2010 Rektor, Idrus A. Paturusi NIP. 130 682 291 Tembusan 1. Menteri Pendidikan Nasional di Jakarta; 2. Sekretaris Jenderal Depdiknas di Jakarta; 3. Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Depdiknas di Jakarta; 4. Inspektur Jenderal Depdiknas di Jakarta; 5. Sekretaris Senat Unhas; 6. Pembantu Rektor Unhas; 7. Dekan Fakultas Unhas; 8. Ketua Lembaga Unhas; 9. Direktur Program Pascasarjana Unhas; 10. Kepala Biro Adm. Unhas; 11. Kabag Hukum dan Tata Laksana Unhas; 12. Pertinggal. 52