HUBUNGAN ANTARA PENGUASAAN KONTEN PEDAGOGIS DENGAN PENGELOLAAN PEMBELAJARAN ANAK USIA DINI JURNAL. Oleh PUJI HAYATI ( )

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah pondasi awal untuk

II. KAJIAN PUSTAKA. keterampilan dalam bekerja. Peningkatan profesionalisme guru atau

III. METODE PENELITIAN. oleh asumsi-asumsi dasar, pandangan-pandangan filosofis dan ideologis,

HUBUNGAN KEGIATAN MERONCE DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK JURNAL. Oleh

JURNAL HUBUNGAN PENERAPAN METODE BERCERITA DENGAN KEMAMPUAN MENGUNGKAPKAN BAHASA PADA ANAK USIA DINI. Oleh DWI MARLIAWITA ( )

HUBUNGAN METODE BERMAIN PERAN MIKRO DENGAN PERKEMBANGAN SOSIAL EMOSIONAL ANAK JURNAL. Oleh FEBRI LIANTI ( )

HUBUNGAN ANTARA AKTIVITAS PENGGUNAAN ALAT PERMAINAN EDUKATIF DENGAN KEMAMPUAN MENGENAL KONSEP UKURAN JURNAL. Oleh

PENGARUH PENGGUNAAN BERMAIN PLASTISIN TERHADAP PENINGKATAN KREATIVITAS ANAK USIA 5-6 TAHUN JURNAL. Oleh RENI PUSPITA SARI ( )

PENGGUNAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERBICARA ANAK USIA DINI JURNAL. Oleh ADZANI NOVITA AMALIA RANI ( )

PENGGUNAAN METODE PROYEK DALAM MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK JURNAL. Oleh REVINA RIZQIYANI ( )

EKSPLORASI BERMAIN PERAN MIKRO ANAK USIA DINI DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA

HUBUNGAN ANTARA LATIHAN SENAM IRAMA DENGAN KEMAMPUAN GERAKAN TERKOORDINASI ANAK USIA DINI JURNAL. Oleh Anisa Ayu Lestari ( )

PENGARUH AKTIVITAS BELAJAR MENGGUNAKAN KARTU ANGKA TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN BERHITUNG PERMULAAN ANAK

PENGARUH PERMAINAN ANGKA TERHADAP KEMAMPUAN BERHITUNG PERMULAAN PADA USIA 4-5 TAHUN JURNAL. Oleh SEPTA SETIA SARI ( )

PENGARUH METODE EKSPERIMEN TERHADAP KEMAMPUAN SAINS ANAK KELOMPOK B

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peranan penting dalam perkembangan dan

PENGARUH KARTU KATA BERGAMBAR TERHADAP PENGUASAAN KOSAKATA ANAK JURNAL. Oleh

HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN MENJELASKAN DAN BERTANYA GURU DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA JURNAL. Oleh

I. PENDAHULUAN. watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan

BAB I PENDAHULUAN. tentang Guru dan Dosen).

I. PENDAHULUAN. Dalam rangka mewujudkan amanat pembukaan Undang-Undang Negara. kehidupan bangsa. Salah satu wahana dalam mencerdaskan setiap warga

HUBUNGAN LINGKUNGAN KELUARGA DAN LINGKUNGAN SEKOLAH DENGAN PRESTASI BELAJAR IPS SISWA JURNAL. Oleh YSIYAR JAYANTRI CUT ROHANI LOLIYANA

BAB I PENDAHULUAN. anak menentukan perkembangan anak selanjutnya. Anak usia dini merupakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHUUAN A. Latar Belakang Masalah

PENGGUNAAN METODE BERCERITA DALAM MENINGKATKAN KOSAKATA YANG DIMILIKI ANAK USIA 5-6 TAHUN JURNAL. Oleh. Rani Setia Prasanti

BAB I PENDAHULUAN. penting karena Pendidikan Anak Usia Dini merupakan fondasi dasar. Pendidikan Nasional, Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya

HASIL BELAJAR KOGNITIF BIOLOGI DIPREDIKSI DARI EMOTIONAL QUOTIENT

PENGARUH AKTIVITAS PERMAINAN BUDAYA LOKAL TERHADAP PERKEMBANGAN SOSIAL EMOSIONAL ANAK JURNAL. Oleh RINA ANGGRAINI ( )

I. PENDAHULUAN. anak belajar menguasai tingkat yang lebih tinggi dari aspek-aspek gerakan,

I. PENDAHULUAN. usia dini menjadi 0-3 tahun, 3-5 tahun, dan 6-8 tahun (Santoso, dini harus memperhatikan karakteristik yang dimiliki setiap tahapan

1. PENDAHULUAN. lanjut, pendidikan dimulai dari sejak dini hingga akhir kelak. Dalam hal ini

PENGETAHUAN GURU PAUD DALAM MERANCANG EVALUASI PEMBELAJARAN ANAK USIA DINI

HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TERHADAP MANAJEMEN PENINGKATAN MUTU BERBASIS SEKOLAH DENGAN PRESTASI BELAJAR

HUBUNGAN PENGGUNAAN METODE BERCAKAP-CAKAP DENGAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK USIA 4-5 TAHUN

ABSTRAK. by Desty Yusniarti. S. A, Sumadi, Dedy Miswar ABSTRACK

I. PENDAHULUAN. proses perkembangan dengan pesat dan fundamental bagi kehidupan. selanjutnya. Masa ini proses pertumbuhan dan perkembangan anak dalam

ABSTRAK. Kata kunci : Kompetensi Pedagogik, Kompetensi Profesional, dan Hasil Belajar

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI PENDEKATAN PAIKEM PADA KELOMPOK B DI TK UMMAHAT DDI

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran pada anak usia dini khususnya Taman Kanak-Kanak (TK)

I. PENDAHULUAN. mencerdaskan dan meningkatkan taraf hidup suatu bangsa. Bagi bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul merupakan aset yang paling berharga

HUBUNGAN ANTARA LINGKUNGAN DAN MINAT BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA JURNAL. Oleh MARYATI FITRIA AKHYAR SUGIYANTO

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah proses pembinaan tumbuh

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PLAYDOUGH TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK HALUS PADA ANAK KELOMPOK A

HUBUNGAN KEGIATAN BERMAIN PERAN MAKRO DENGAN KETERAMPILAN BERBICARA ANAK USIA 5-6 TAHUN JURNAL. Oleh. Diyah Yusnita ( )

I. PENDAHULUAN. perlakuan yang diberikan pada anak harus memperhatikan karakteristik pada

BAB I PENDAHULUAN. berkembangnya saat ini pendidikan anak usia dini. baik dalam aspek fisik-motorik, kognitif, bahasa, moral dan agama, sosial

BAB I PENDAHULUAN. dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No.2 Tahun 1989 pasal 4. Untuk mencapai tujuan Pendidikan Nasional tersebut, perlu

KOMPETENSI GURU PAUD DALAM MENDESAIN PEMBELAJARAN DI KECAMATAN KEMILING KOTA BANDAR LAMPUNG JURNAL. Oleh DWI PUJI RAHAYU ( )

PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN EKSPERIMEN DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENGETAHUAN UMUM DAN SAINS JURNAL. Oleh RATNA HANDAYANI FIKRI ( )

Muhamad Irfan Fauzi Program Studi PGSD/Pendidikan Prasekolah dan Sekolah Dasar Universitas Negeri Yogyakarta

Agus Kuntoro NIM: Pembimbing : Dra. Sri Hartini, M.Pd. Prodi BK FKIP UNSIRI ABSTRAK

I. PENDAHULUAN. Pendidkan anak usia dini mengalami perkembangan yang sangat pesat, hal

ABSTRACT RELATED LEARNING MOTIVATION AND LEARNING FACILITY WITH STUDENT ACHIEVEMENT IPS

BAB I PENDAHULUAN. (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak

SKRIPSI. Oleh : SITI FATIMAH NIM K

HUBUNGAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DENGAN HASIL BELAJAR IPS SISWA JURNAL. Oleh NIO WICAK KUNCORO BAHARUDDIN RISYAK RIYANTO M.

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

HASIL BELAJAR EKONOMI MENGGUNAKAN MODEL PICTURE AND PICTURE DAN STAD MEMPERHATIKAN MOTIVASI

BAB I PENDAHULUAN. gembira dapat memotivasi anak untuk belajar. Lingkungan harus diciptakan

HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN DENGAN HASIL BELAJAR IPS SISWA JURNAL. Oleh IMAM SUBIANTO NAZARUDIN WAHAB TAMBAT USMAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PERILAKU SOSIAL ANAK KELOMPOK B DI TK DHARMA WANITA GENENGSARI KEMUSU BOYOLALI TAHUN AJARAN 2015/2016

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN AKTIVITAS BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR JURNAL. Oleh YOCIE CALLISTA PUTRI BAHARUDDIN RISYAK SYAIFUDDIN LATIF

MENINGKATKAN KEMAMPUAN INTERAKSI SOSIAL ANAK MELALUI METODE KERJA KELOMPOK PADA KELOMPOK B TK ANATA PURA PETIMBE

I. PENDAHULUAN. berkualitas. Menurut Undang-undang Sisdiknas, Pendidikan adalah usaha

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

MENINGKATKAN PENGEMBANGAN MORAL ANAK MELALUI METODE BERCERITA PADA KELOMPOK B TK GPID 2 PALU SELATAN

I. PENDAHULUAN. Dunia pendidikan Indonesia masih menunjukan kualitas sistem dan mutu

PROFIL KEMAMPUAN PEDAGOGICAL CONTENT KNOWLEDGE (PCK) GURU IPA SMP NEGERI SE-JATISRONO

HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI PROFESIONAL GURU GEOGRAFI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA

HUBUNGAN ANTARA AKTIVITAS DENGAN KECAKAPAN BERFIKIR RASIONAL SISWA PADA PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL)

I. PENDAHULUAN. Usia dini merupakan masa keemasan (golden age), oleh karena itu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. komponen dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan. Indonesia telah mencanangkan pendidikan wajib belajar yang semula 6 tahun

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP KETERAMPILAN DOSEN DALAM MENGELOLA KELAS DENGAN HASIL BELAJAR MAHASISWA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU - PAUD JURUSAN PEDAGOGIK FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2009

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian ex post facto yang bertujuan

BAB I PENDAHULUAN. sistem pendidikan nasional menyatakan bahwa pendidikan anak usia dini pada

KAJIAN IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN IPA BERDASARKAN KURIKULUM 2013 KELAS IV SEKOLAH DASAR NEGERI. (Artikel) Oleh ELIYANA PUTRI

PENGARUH MEDIA KOTAK KATA TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN ANAK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA PUBLIKASI ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. adalah mempersiapkan anak dengan memperkenalkan berbagai pengetahuan, sikap/prilaku,

Andrefi Purjiningrum 1, Siti Wahyuningsih 2, Rukayah 2

ANALISIS KETERAMPILAN TECHNOLOGICAL PEDAGOGICAL CONTENT KNOWLEDGE (TPCK) GURU BIOLOGI SMA NEGERI KOTA PEKANBARU

PENGARUH MEDIA BUBUR KORAN TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK KELOMPOK B DI TK DHARMA WANITA WADUK KECAMATAN TAKERAN KABUPATEN MAGETAN

HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN MEMORI DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR BIOLOGI RANAH KOGNITIF SISWA SMA NEGERI 2 MADIUN TAHUN PELAJARAN 2011/2012

HUBUNGAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DENGAN MORAL KERJA GURU DI SMK NEGERI 2 BUKITTINGGI

PENGARUH AKTIVITAS BELAJAR MENGGUNAKAN BUKU GAMBAR BERCERITA TERHADAP PENINGKATAN KOSAKATA DASAR JURNAL. Oleh LIA RESTIANA ( )

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. memerlukan proses yang panjang sehingga perlu di awali sejak usia anak masih

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan PP 19 Tahun 2005 Pasal 20 dinyatakan bahwa: Perencanaan

BAB I PENDAHULUAN. Mutu pendidikan di Indonesia saat ini belum tercapai seperti yang

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL BENTUK GEOMETRI MELALUI KEGIATAN MENCETAK PADA ANAK USIA 3 4 TAHUN

Program Studi PG-PAUD, Universitas Sebelas Maret 2

PENGARUH METODE BERCERITA TERHADAP KEMAMPUAN MENYIMAK ANAK KELOMPOK B

HUBUNGAN LINGKUNGAN AKADEMIS DI SEKOLAH DENGAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SISWA JURNAL. Oleh:

I. PENDAHULUAN. tersebut adalah dengan membuat UU. No. 20 tahun 2003 tentang. SISDIKNAS pasal 1 butir 14 yang bunyinya :

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, dan perkembangan fisik serta psikologi siswa.

Transkripsi:

HUBUNGAN ANTARA PENGUASAAN KONTEN PEDAGOGIS DENGAN PENGELOLAAN PEMBELAJARAN ANAK USIA DINI JURNAL Oleh PUJI HAYATI (1113054040) FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2015

ABSTRAK HUBUNGAN ANTARA PENGUASAAN KONTEN PEDAGOGIS DENGAN PENGELOLAAN PEMBELAJARAN ANAK USIA DINI Puji Hayati 1, M. Thoha B.S. Jaya 2, Een Yayah Haenilah 3 The problem of this research was the low learning management in Early Childhood Education. This study aimed to determine the correlation between pedagogical content mastery with early childhood learning management in PAUD Way Halim district, Bandar Lampung, 2014/2015. The method used in this research was simple correlation design (Bivariate Correlation). Data were collected by observation, questionnaire, and documentation. Data were analyzed by using cross table analysis and hypothesis testing analysis. The results showed a positive correlation between pedagogical content mastery with early childhood learning management in Way Halim district, Bandar Lampung, period 2014/2015. The correlation between two variables was significant, because the pedagogical content has a big contribution into early learning education. Keyword: pedagogical content, learning management, and early childhood. Penelitian ini berlatar belakang rendahnya pengelolaan pembelajaran anak usia dini di PAUD. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara penguasaan konten pedagogis dengan pengelolaan pembelajaran anak usia dini di PAUD se-kecamatan Way Halim Kota Bandar Lampung tahun ajaran 2014/2015. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian Korelasional dengan Desain korelasi sederhana (Bivariate Correlation). Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, angket dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan analisis tabel silang, analisis uji hipotesis. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan positif antara penguasaan konten pedagogis dengan pengelolaan pembelajaran di PAUD se-kecamatan Way Halim Kota Bandar Lampung Tahun Ajaran 2014/2015. Hubungan kedua variabel tersebut signifikan, karena kontribusi konten pedagogis terhadap pengelolaan pembelajaran AUD sangat besar. Kata kunci: konten pedagogis, pengelolaan pembelajaran, dan anak usia dini. 1) Penulis 2) Pembimbing 1 3) Pembimbing 2

PENDAHULUAN Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah pondasi awal untuk menumbuhkembangkan semua kemampuan, bakat, kreativitas dan kemandirian anak. Menurut Undang- Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 Pasal 1 Butir 14 dalam Sujiono (2013: 8) Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan dari anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Berdasarkan uraian di atas bahwa PAUD merupakan pendidikan yang ditujukan kepada anak sejak lahir untuk mengembangkan semua potensi yang dimiliki anak yang meliputi semua aspek perkembangan anak baik kognitif, moral agama, sosial emosional, bahasa, dan fisik motorik anak yang di dalamnya melibatkan pendidik dan orang tua. Atas dasar hal tersebut maka setiap anak memiliki hak dalam tumbuh kembangnya, untuk itu sebagai guru hendaknya memiliki kompetensi. Kompetensi guru menurut Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 Pasal 28 Ayat 3 dalam Aqib (2009: 47) Standar Pendidikan Nasional Bab VII, mengatur kompetensi pendidik. (1) Kompetensi pedagogis; (2) Kompetensi kepribadian; (3) Kompetensi profesional; (4) Kompetensi sosial. Hal-hal tersebut merupakan sejumlah kriteria yang harus dipenuhi seorang calon guru. Seperti kemampuan pedagogis yaitu sebagai seorang guru PAUD, ia tidak hanya sekedar pandai teori tetapi juga harus pandai dalam prakteknya, harus bisa menyampaikan apa yang ia ketahui dan dipandang kondusif dengan kondisi anak, membuat perencanaan kegiatan, mampu menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, memberikan lingkungan belajar yang nyaman, melakukan evaluasi ketika anak-anak melakukan kegiatan dan memilih media yang tepat dan aman untuk anak dalam memahami berbagai konsep yang dikemas dalam kegiatan bermain yang menyenangkan sehingga anak tidak bosan dikelas. Kemudian kompetensi kepribadian yang dimaksud adalah bagaimana peran guru dalam mencontohkan dan memberikan panutan yang baik dalam pengembangan kemampuan dasar. Selanjutnya untuk kemampuan profesional yaitu guru memiliki keahlian khusus, kemampuan dan pengalaman yang baik serta mampu membimbing anak dalam pelaksanaan pembelajaran. Kompetensi sosial adalah dimana seorang guru mampu bersikap, berinteraksi dan melakukan komunikasi yang baik dengan anak didik, sesama pendidik dan lingkungan. Keempat kompetensi tersebut penting dimiliki oleh setiap guru. Profesionalisme Guru Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Pasal 39 Ayat 2 dalam Aqib (2009: 19) pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas

merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi. Dengan demikian profesionalisme terlihat ketika seorang pendidik mampu bersikap profesional dalam merencanakan, melaksanakan proses pembelajaran, melaksanakan evaluasi hasil pembelajaran, yang di dalamnya memiliki keahlian, pengetahuan dan panggilan jiwa, mempunyai kecakapan dan mempunyai etika dalam memimpin, kemudian mempunyai kemampuan atau cara berpikir dan bermoral yang baik, serta mampu melakukan pelatihan, pembimbingan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Menurut Shulman (1986) ada tiga dimensi pengetahuan profesional yang penting bagi guru yaitu pengetahuan materi subjek (konten akademik), pengetahuan konten pedagogik, dan pengetahuan kurikuler. Dari standar tersebut jelas seorang guru dituntut untuk menguasai pengetahuan baik yang terkait dengan pengetahuan materi subjek, maupun pengetahuan yang terkait dengan pengetahuan konten pedagogik. Pengetahuan Konten Pedagogis (Pedagogical Content Knowledge) Konten pedagogis atau sering disebut dengan Pedagogical Content Knowledge merupakan bagian dari Content Knowledge dan Pedagogical Knowledge. Menurut Shulman (1986: 4-14) Pedagogical Content Knowledge (PCK) adalah pengetahuan dalam mengorganisasikan konten yang cocok untuk tugas mengajar, yang bermanfaat untuk meningkatkan pemahaman pembelajaran. Shulman lebih jauh menjelaskan bahwa seorang guru tidak cukup hanya mengetahui keterampilan generik mengajar yang baik akan tetapi masing-masing disiplin ilmu memerlukan strategi mengajarnya sendiri. Pengelolaan Pembelajaran Anak Usia Dini Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal 19 Ayat (1) dalam menyatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Untuk itu pengelolaan pembelajaran yang dimaksud adalah kegiatan yang dilakukan guru dalam proses pembelajaran yang memberikan kesempatan bagi anak untuk aktif, kreatif, interaktif, melatih kemandirian, anak bereksplor sesuai dengan minatnya, dan menyenangkan bagi anak. Berdasarkan studi pendahuluan pada saat melakukan Program Pengenalan Proses Pembelajaran dan

Kompetensi Akademik (P4KA) di TK dan PAUD Kecamatan Way Halim Kota Bandar Lampung seperti TK Alam Kreasi Edukasi, TK Xaverius 3, TK Al-Azhar 4, TK Al- Azhar 2, PAUD Raudatul Dzikri, TK Islam Bina Balita menunjukkan gejala-gejala masih ada guru yang hanya mengajar bukan membimbing, mengajarkan bernyanyi, mengajarkan membaca, menulis huruf, dan berhitung secara abstrak tidak melalui media konkrit, melatih melipat, menggunting, melatih mewarnai, melatih anak untuk menghafal tanpa memahami suatu konsep, anak sering tidak dilibatkan dalam suatu kegiatan, pembelajaran tidak melalui bermain, anak tidak bereksplorasi sesuai dengan kebutuhannya, pembelajaran hanya berpusat pada guru, sebagian guru berlatar belakang bukan dari ke- PAUD-an dari 53 jumlah guru terdapat 48 guru yang belum memiliki kualifikasi akademik S-1 PAUD. Kecenderungan di atas mungkin disebabkan karena sebagian guru umumnya berlatar belakang bukan dari ke-paud-an dari 53 jumlah guru terdapat 48 guru yang belum memiliki kualifikasi akademik S-1 PAUD di Kecamatan Way Halim, guru mengutamakan calistung (membaca, menulis, berhitung) secara abstrak daripada menggunakan media yang konkrit, masih ada guru yang mengajarkan untuk menghafal tanpa memahami suatu konsep, pembelajaran berpusat pada guru, pembelajaran tidak melalui bermain, pembelajaran didominasi oleh intervensi guru dengan kata lain peluang pengembangan potensi dan kreativitas terbatas. Untuk itu tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara penguasaan konten pedagogis dengan pengelolaan pembelajaran anak usia dini di PAUD se- Kecamatan Way Halim Kota Bandar Lampung Tahun Ajaran 2014/2015. METODE Penelitian ini merupakan penelitian korelasional yang ditujukan untuk mengetahui hubungan suatu variabel dengan variabel lainnya. Populasi dalam penelitian ini adalah semua guru yang berada di PAUD maupun TK se-kecamatan Way Halim Kota Bandar Lampung Tahun Ajaran 2014/2015 yang berjumlah 148 guru yang terdiri dari 17 TK dan 2 PAUD. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah multi stage random sampling yaitu pemilihan dilakukan beberapa tingkat: (1) Memilih kluster dengan cara simple random sampling. (2) Memilih satuan sampling dalam kluster. Seperti dipilihlah satu se-kecamatan Way Halim yang terdiri dari 19 TK dan PAUD. Kemudian dari 19 sekolah tersebut dipilih 6 sekolah yaitu 5 TK dan 1 PAUD yang terdiri dari TK Alam Kreasi Edukasi, TK Xaverius 3, TK Al-Azhar 4, TK Al- Azhar 2, PAUD Raudatul Dzikri, TK Islam Bina Balita sehingga peneliti mengambil 6 TK dan PAUD se- Kecamatan Way Halim tersebut diambil 5 sampel guru dengan total sampel sebanyak 30 guru. Variabel dalam penelitian ini adalah Penguasaan Konten Pedagogis (X) dan Pengelolaan Pembelajaran Anak Usia Dini (Y). Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data observasi, angket, dan

dokumentasi. Data yang diperoleh dianalisis untuk mengetahui hubungan antara penguasaan konten pedagogis dengan pengelolaan pembelajaran anak usia dini di PAUD se-kecamatan Way Halim Selanjutnya dilakukan analisis tabel silang dan uji hipotesis menggunakan korelasi spearman rank dengan rumus =1 6 bᵢ² (Sugiyono 2012: n n² 1 245) HASIL DAN PEMBAHASAN Data yang diperoleh dari hasil angket/kuesioner, pedoman observasi dan dokumentasi RKH secara berturut turut dideskripsikan sebarannya. Data yang dimaksud yaitu penguasaan konten pedagogis (X), dan pengelolaan pembelajaran di PAUD (Y). Data yang dikumpulkan berupa data penguasaan konten pedagogis dan pengelolaan pembelajaran di PAUD yang diperoleh dengan menggunakan pedoman observasi/ lembar observasi dan dokumentasi RKH mengenai konten pedagogis guru dengan jumlah sebanyak 30 guru. Sedangkan angket diberikan untuk guru terkait bagaimana guru dalam mengelola pembelajaran di kelas. Data hasil penelitian adalah variabel bebas yaitu penguasaan konten pedagogis guru dan variabel terikat yaitu pengelolaan pembelajaran di PAUD. Hasil observasi penguasaan konten pedagogis guru sebanyak 25 soal terjawab pada hasil kriteria CB (cukup baik) adalah berjumlah 0 guru, pada kriteria B (baik) berjumlah 5 guru, kemudian kriteria SB (sangat baik) berjumlah 25 guru, dan yang terakhir dengan kriteria KB (kurang baik) berjumlah 0 guru. Sehingga dapat disimpulkan bahwa 83 % pedagogis guru sangat baik. Kemudian data angket pengelolaan pembelajaran anak usia dini diperoleh skor dengan nilai 94> pada kriteria SB (sangat baik) sebanyak 6 guru dan pada kriteria B (baik) berjumlah 23 guru dan pada kriteria cukup baik 1 guru. Sehingga dapat disimpulkan bahwa 76 % guru dalam mengelola kelas baik. Dari kedua data tersebut, dapat dilihat secara rinci pada tabel silang maka terdapat 10 guru yang mendapat kategori sama yaitu 6 guru yang mendapat katagori SB dengan SB, 4 guru yang mendapat katagori B dan B, dan 20 guru yang mendapat katagori berbeda yaitu 19 guru yang mendapat SB dan B, 1 guru yang mendapat B dan CB. Ini berarti ada hubungan antara kedua variabel tersebut, semakin bagus penguasaan pedagogis guru maka semakin bagus guru dalam mengelola pembelajaran. Hal ini juga dibuktikan dari hasil analisis data dengan Korelasi Spearman Rank yang menunjukkan ada hubungan antara penguasaan konten pedagogis dengan pengelolaan pembelajaran anak usia dini sebesar 0,98 dan kontribusi kedua variabel hubungan kedua variabel tersebut signifikan dan sangat erat, karena kontribusi konten pedagogis terhadap pengelolaan pembelajaran AUD sangat besar. Hasil penelitian ini sesuai dengan pendapat Tobin dan Garnet dalam Gabel (1994: 4) pengetahuan konten

akademik yang kuat perlu dimiliki guru maupun calon guru dalam upaya memberikan pembelajaran kepada siswa. Ini berarti guru mempunyai kemampuan atau pengetahun dalam enam bidang pengembangan yang dimiliki anak. Seperti perkembangan fisik motorik kasar halus, moral agama, bahasa, seni, sosial emosional, dan kognitif anak. Apabila guru memahami tentang perkembangan anak maka akan mudah guru dalam mengelola pembelajaran yang aktif, kreatif, dan menyenangkan bagi anak. Pengetahuan konten pedagogi juga tidak hanya sekedar pengetahuan tentang konsep-konsep, prinsip, dan topik dalam disiplin ilmu namun juga meliputi bagaimana materi subjek tersebut diajarkan. Seorang guru tidak cukup hanya mengetahui keterampilan generik mengajar yang baik akan tetapi masing-masing disiplin ilmu memerlukan strategi mengajarnya sendiri. Seorang guru PAUD yang profesional harus mampu dalam mengelola pembelajaran yang baik Tidak hanya memiliki pengetahuan mengenai bidang pengembangan anak, namun guru harus memiliki kemampuan dalam membuat perencanaan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran dan membuat evaluasi pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik anak usia dini. Hal ini dibuktikan guru menguasai konten pedagogis seperti dalam membuat perencanaan pembelajaran atau merumuskan RKH, RKH atau Rencana Kegiatan Harian yang dibuat guru berdasarkan konsep pedagogis yang di mulai dari perencanaan, pelaksanaan pembelajaran sampai dengan evaluasi pembelajaran. Seperti dalam merencanakan pembelajaran dimulai dari menentukan tingkat pencapaian perkembangan anak yang dirumuskan menjadi beberapa indikator yang akan dicapai dalam setiap harinya. Membuat skenario bermain sesuai dengan tema, memilih media yang tepat dan aman untuk anak dalam memahami berbagai konsep yang dikemas dalam kegiatan bermain yang menyenangkan sehingga anak tidak bosan dikelas, menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, memberikan lingkungan belajar yang nyaman, melakukan evaluasi ketika anak-anak melakukan kegiatan dengan cara melihat kriteria penilaian proses dan hasil belajar disesuaikan dengan standar tingkat pencapaian perkembangan dan tingkat usia anak. Sesuai dengan pendapat Shulman (1986: 4-14) Pedagogical Knowledge (PK) adalah kemampuan dalam pengelolaan pembelajaran peserta didik. Dan Pedagogical Content Knowledge (PCK) adalah pengetahuan dalam mengorganisasikan konten yang cocok untuk tugas mengajar, yang bermanfaat untuk meningkatkan pemahaman pembelajaran. Dengan ini, keterampilan mengajar akan berhasil dengan baik apabila sesuai dengan teori atau konsep. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan hasil pengujian hipotesis dapat disimpulkan bahwa ada hubungan positif antara penguasaan konten pedagogis dengan pengelolaan

pembelajaran di PAUD se- Kecamatan Way Halim Kota Bandar Lampung Tahun Ajaran 2014/2015 dan hubungan kedua variabel tersebut signifikan, karena kontribusi konten pedagogis terhadap pengelolaan pembelajaran AUD sangat besar. Saran Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian dan pembahasan, maka penulis mengemukakan saran sebagai berikut. 1. Bagi Kepala Sekolah : Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi Kepala Sekolah dalam meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah mengenai penguasaan konten pedagogis penting untuk menjamin keberhasilan pembelajaran di PAUD. 2 Bagi Guru : Dapat memberikan pemahaman mengenai penguasaan konten pedagogis penting dimiliki oleh setiap guru untuk menjamin keberhasilan pembelajaran di PAUD.. DAFTAR RUJUKAN Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal 19 Ayat 1. 2013. Jakarta: Depdiknas Sugiyono. 2012. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. Shulman, L. S. 1986. Those who understand: knowledge growth in teaching. Educational Researcher, 15(2): 4 14. Sujiono, Y. N. 2013. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: PT Indeks. Aqib, Z. 2009. Menjadi Guru Profesional Berstandar Nasional. Bandung: Yrama Widya. Gabel. 1994. Hand Book Of Research On Science Teaching Learning : A. Proyek of the National Sience Teacher Assosiation. New York: Macmillan Publishing.