PEMERINTAH KABUPATEN BUNGO

dokumen-dokumen yang mirip
PEMERINTAH KABUPATEN BUNGO

PEMERINTAH KABUPATEN BUNGO

LEMBARAN DAERAH KOTA SUNGAI PENUH NOMOR 22 TAHUN 2010

SALINAN NOMOR 14 TENTANG. ketentuan Peraturan. daerah

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARO NOMOR 19 TAHUN 2008 T E N T A N G ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA TEKNIS DAERAH KABUPATEN KARO

Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT dan BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT

PEMERINTAH KABUPATEN BUNGO

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 9 TAHUN 2008 TENTANG LEMBAGA TEKNIS DAERAH DAN SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN INDRAMAYU

PERATURAN DAERAH KABUPATEN AGAM NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA TEKNIS DAERAH

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2008 NOMOR 17 SERI D

PEMERINTAH KABUPATEN LAHAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKULU SELATAN NOMOR : 08 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA TEKNIS DAERAH KABUPATEN BENGKULU SELATAN

PEMERINTAH KABUPATEN BUNGO

PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG

LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SANGIHE

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR : 04 TAHUN 2008 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 11 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 11 TAHUN 2008

PEMERINTAH KABUPATEN SANGGAU

PEMERINTAH KABUPATEN POSO

PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN, ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA TEKNIS DAERAH KOTA BANJARBARU

PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

PROVINSI PAPUA BUPATI KEPULAUAN YAPEN

PERATURAN DAERAH KOTA JAMBI NOMOR 3 TAHUN 2013

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BREBES NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA TEKNIS DAERAH, INSPEKTORAT,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BREBES

LEMBARAN DAERAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH DATAR NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA PEKALONGAN TAHUN 2008 NOMOR 6 PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN MUKOMUKO

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TOJO UNA - UNA PERATURAN DAERAH KABUPATEN TOJO UNA-UNA NOMOR 11 TAHUN 2008 T E N T A N G

PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEKALONGAN NOMOR 15 TAHUN 2008 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANGKA SELATAN TAHUN 2008 NOMOR 14

PERATURAN DAERAH KOTA SOLOK NOMOR : 17 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 16 TAHUN 2008 T E N T A N G

PEMERINTAH KABUPATEN LUWU TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR 11 TAHUN 2010 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN MAMUJU UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAMUJU UTARA NOMOR: 7 TAHUN 2010 TENTANG

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah dengan U

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 27 TAHUN 2009 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA TEKNIS DAERAH KABUPATEN BANYUMAS

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPANULI SELATAN NOMOR 14 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA TEKNIS DAERAH KABUPATEN TAPANULI SELATAN

LEMBARAN DAERAH KOTA SAWAHLUNTO TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KOTA SAWAHLUNTO NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA

PEMERINTAH KOTA MAGELANG PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI PASER PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA BARAT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PESAWARAN NOMOR 06 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA TEKNIS DAERAH KABUPATEN PESAWARAN

PEMERINTAH KABUPATEN SUMENEP

PEMERINTAH KOTA KEDIRI KEDIRI KEDIRI

P E R A T U R A N D A E R A H

BUPATI KEPULAUAN ANAMBAS

PEMERINTAH DAERAH KOTA SAMARINDA PERATURAN DAERAH KOTA SAMARINDA NOMOR : 12 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI PELALAWAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PELALAWAN,

BUPATI BELITUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG Nomor : 30 Tahun 2008 PEMERINTAH KABUPATEN MAGELANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 30 TAHUN 2008

PEMERINTAH KOTA MADIUN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DEMAK TAHUN 2008 NOMOR : 7

PERATURAN DAERAH KOTA DUMAI NOMOR 15 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA TEKNIS DAERAH KOTA DUMAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH PROVINSI RIAU

PEMERINTAH KABUPATEN SAMBAS

PEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO

PERATURAN DAERAH KOTA BENGKULU NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN SUSUNAN ORGANISASI LEMBAGA TEKNIS DAERAH KOTA BENGKULU

LEMBARAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 10 TAHUN 2008

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 03 Tahun : 2008 Seri : D

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LABUHANBATU SELATAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HALMAHERA TENGAH NOMOR 6 TAHUN 2012 T E N T A N G

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2003 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2003 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PEMERINTAH KOTA SUKABUMI PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2003 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN INDRAGIRI HULU

GUBERNUR JAMBI PERATURAN DAERAH PROVINSI JAMBI NOMOR 15 TAHUN 2008 TENTANG

- 1 - BUPATI KOLAKA TIMUR PROVINSI SULAWESI TENGGARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOLAKA TIMUR NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARIMUN NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN ORGANISASI LEMBAGA TEKNIS DAERAH KABUPATEN KARIMUN

16 Desember 2008 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN NGANJUK SERI D PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGANJUK NOMOR 09 TAHUN 2008 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN ASAHAN SEKRETARIAT DAERAH Jalan Jenderal Sudirman No.5 Telepon K I S A R A N

-1- PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN KOLAKA UTARA

PEMBENTUKAN ORGANISASI LEMBAGA TEKNIS DAERAH KABUPATEN BONE

LEMBARAN DAERAH KOTA SUKABUMI

PEMERINTAH KABUPATEN POSO

PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG

SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH DAN SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO

PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI SIGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIGI,

BUPATI TANAH BUMBU PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI BONDOWOSO PERATURAN DAERAH KABUPATEN BONDOWOSO NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA TEKNIS DAERAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSPEKTORAT, BAPPEDA DAN LEMBAGA TEKNIS DAERAH KABUPATEN SIAK

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA TEKNIS DAERAH KABUPATEN BANYUMAS

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI HULU SUNGAI TENGAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN POLEWALI MANDAR NOMOR 9 TAHUN 2009 TENTANG

PEMERINTAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGGAI NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA LEMBAGA TEKNIS DAERAH KABUPATEN BANGGAI

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG

Transkripsi:

PEMERINTAH KABUPATEN BUNGO PERATURAN DAERAH KABUPATEN BUNGO NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN ORGANISASI LEMBAGA TEKNIS DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BUNGO, Menimbang : a. bahwa dengan ditetapkannya Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah, maka untuk melaksanakan urusan pemerintahan di daerah perlu dilakukan penyesuaian terhadap lembaga teknis daerah; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu membentuk Peraturan Daerah tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Lembaga Teknis Daerah; Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah Otonom Kabupaten Dalam Lingkungan Daerah Propinsi Sumatera Tengah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1956 Nomor 25) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1965 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II Sarolangun Bangko dan Daerah Tingkat II Tanjungjabung (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1965 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2755); 3. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3041) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890); 4. Undang-...2

-2-4. Undang-Undang Nomor 54 Tahun 1999 tentang Pembentukan Kabupaten Sarolangun, Kabupaten Tebo, Kabupaten Muaro Jambi dan Kabupaten Tanjung Jabung Timur (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 182, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3903) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2000 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 54 Tahun 1999 tentang Pembentukan Kabupaten Sarolangun, Kabupaten Tebo, Kabupaten Muaro Jambi dan Kabupaten Tanjung Jabung Timur (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 81, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3969); 5. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Nomor 4389); 6. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang- Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Undang- Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 7. Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2003 tentang Wewenang Pengangkatan, Pemindahan, dan Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 15, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4263); 8. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1993 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593); 9. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737); 10. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741); Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BUNGO dan BUPATI BUNGO MEMUTUSKAN :...3

-3- Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN ORGANISASI LEMBAGA TEKNIS DAERAH. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan: 1. Gubernur adalah Gubernur Jambi; 2. Daerah adalah Kabupaten Bungo 3. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Bungo; 4. Bupati adalah Bupati Bungo; 5. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disingkat DPRD adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Bungo; 6. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Kabupaten Bungo; 7. Eselon adalah tingkat jabatan struktural; 8. Lembaga Teknis Daerah adalah unsur pendukung tugas Bupati; 9. Unit Pelaksana Teknis yang selanjutnya disingkat UPT adalah unsur pelaksana operasional yang melaksanakan sebagian tugas badan; 10. Kelompok Jabatan Fungsional adalah unsur penunjang yang terdiri dari pegawai negeri sipil yang melaksanakan tugas dan fungsi berdasarkan keahlian dan spesialisasi yang dibutuhkan sesuai dengan prosedur ketentuan yang berlaku. BAB II PEMBENTUKAN Pasal 2 Dengan Peraturan Daerah ini dibentuk lembaga teknis daerah dan susunan organisasinya yang terdiri dari: 1. Inspektorat; 2. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah; 3. Badan Kepegawaian dan Diklat; 4. Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat; 5. Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Dusun; 6. Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana; 7. Kantor Ketahanan Pangan; 8. Kantor Pengendalian Lingkungan Hidup; 9. Kantor Pelaksana Penyuluhan Pertanian dan Kehutanan; 10. Rumah Sakit Umum Daerah; dan 11. Satuan Polisi Pamong Praja. BAB III KEDUDUKAN Pasal 3 Lembaga teknis daerah merupakan unsur pendukung tugas Bupati. BAB IV..4

-4- BAB IV SUSUNAN ORGANISASI Bagian Pertama Inspektorat Pasal 4 (1) Susunan organisasi Inspektorat, terdiri dari: a. Inspektur; b. Sekretariat, membawahkan: 1. Subbagian Perencanaan; 2. Subbagian Evaluasi dan Pelaporan; dan 3. Subbagian Administrasi dan Umum. c. Inspektur Pembantu Wilayah I, membawahkan: 1. Seksi Pengawas Pemerintah Bidang Pembangunan; 2. Seksi Pengawas Pemerintah Bidang Pemerintahan; dan 3. Seksi Pengawas Pemerintah Bidang Kemasyarakatan. d. Inspektur Pembantu Wilayah II, membawahkan: 1. Seksi Pengawas Pemerintah Bidang Pembangunan; 2. Seksi Pengawas Pemerintah Bidang Pemerintahan; dan 3. Seksi Pengawas Pemerintah Bidang Kemasyarakatan. e. Inspektur Pembantu Wilayah III, membawahkan: 1. Seksi Pengawas Pemerintah Bidang Pembangunan; 2. Seksi Pengawas Pemerintah Bidang Pemerintahan; dan 3. Seksi Pengawas Pemerintah Bidang Kemasyarakatan. f. Inspektur Pembantu Wilayah IV, membawahkan: 1. Seksi Pengawas Pemerintah Bidang Pembangunan; 2. Seksi Pengawas Pemerintah Bidang Pemerintahan; dan 3. Seksi Pengawas Pemerintah Bidang Kemasyarakatan. g. Kelompok Jabatan Fungsional (2) Susunan organisasi Inspektorat sebagaimana terlampir dalam Lampiran I merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan Peraturan Daerah ini. Pasal 5 (1) Inspektorat mempunyai tugas melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan urusan pemerintahan di daerah, pelaksanaan pembinaan atas penyelenggaraan pemerintahan desa dan pelaksanaan urusan pemerintahan desa. (2) Inspektorat 5

-5- (2) Inspektorat dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), mempunyai fungsi: a. perencanaan program pengawasan; b. perumusan kebijakan dan fasilitasi pengawasan; c. pemeriksaan, pengusutan, pengujian dan penilaian tugas pengawasan; dan susunan organisasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) diatur dengan Peraturan Bupati. Bagian Kedua Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Pasal 6 (1) Susunan organisasi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, terdiri dari: a. Kepala Badan; b. Sekretariat, membawahkan: 1. Subbagian Umum dan Kepegawaian; 2. Subbagian Keuangan; dan 3. Subbagian Program. c. Bidang Perencanaan dan Pengendalian, Litbang dan Statistik membawahkan: 1. Subbidang Perencanaan dan Pengendalian Pembangunan; dan 2. Subbidang Penelitian dan Pengembangan, Statistik dan Pelaporan. d. Bidang Ekonomi dan Penanaman Modal, membawahkan: 1. Subbidang Ekonomi; dan 2. Subbidang Penanaman Modal dan Pengembangan Dunia Usaha. e. Bidang Sosial Budaya dan Pemerintahan, membawahkan: 1. Subbidang Pendidikan, Agama, Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial; dan 2. Subbidang Pemerintahan, Kependudukan, Hukum, Komunikasi, Pemberdayaan Perempuan, dan Keluarga Berencana. f. Bidang Fisik dan Sarana Prasarana, membawahkan: 1. Subbidang Sarana, Prasarana Umum dan Perekonomian; dan 2. Subbidang Sarana, Prasarana Pemerintahan dan Sosial Budaya. g. UPT, membawahkan: 1. Subbagian Tata Usaha; 2. Kelompok Jabatan Fungsional. (2) Susunan..6

-6- (2) Susunan organisasi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah sebagaimana terlampir dalam Lampiran II merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan Peraturan Daerah ini. Pasal 7 (1) Badan Perencanaan Pembangunan Daerah mempunyai tugas melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang perencanaan pembangunan daerah. (2) Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dalam menjalankan tugasnya sebagaimana dimaksud pada ayat (1), mempunyai fungsi : a. perumusan kebijakan teknis perencanaan pembangunan daerah; b. pengkoordinasian penyusunan perencanaan pembangunan daerah; c. pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang perencanaan pembangunan daerah; dan susunan organisasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1) diatur dengan Peraturan Bupati. Bagian Ketiga Badan Kepegawaian dan Diklat Pasal 8 (1) Susunan organisasi Badan Kepegawaian dan Diklat, terdiri dari: a. Kepala Badan; b. Sekretariat, membawahi: 1. Subbagian Umum dan Kepegawaian; 2. Subbagian Keuangan; dan 3. Subbagian Program. c. Bidang Perencanaan dan Informasi Kepegawaian, membawahi: 1. Subbidang Perencanaan Kepegawaian; dan 2. Subbidang Informasi Kepegawaian. d. Bidang Mutasi Kepegawaian, membawahi: 1. Subbidang Kepangkatan dan Penggajian; dan 2. Subbidang Promosi dan Penempatan. e. Bidang Status dan Kesejahteraan Kepegawaian, membawahkan: 1. Subbidang Status Kepegawaian dan Pensiun; dan 2. Subbidang Kesejahteraan Pegawai. f. Bidang Pembinaan dan Diklat, membawahkan: 1. Subbidang Pembinaan Kepegawaian; dan 2. Subbidang Diklat. g. UPT.7

-7- g. UPT, membawahkan: 1. Subbagian Tata Usaha; 2. Kelompok Jabatan Fungsional. (2) Susunan organisasi Badan Kepegawaian dan Diklat sebagaimana terlampir dalam Lampiran III merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan Peraturan Daerah ini. Pasal 9 (1) Badan Kepegawaian dan Diklat mempunyai tugas melaksanakan urusan pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan dibidang kepegawaian dan diklat. (2) Badan Kepegawaian dan Diklat dalam melaksanakan tugasnya sebagaimana dimaksud pada ayat (1), mempunyai fungsi: a. perumusan kebijakan teknis dibidang kepagawaian dan diklat; b. penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum dibidang kepegawaian dan diklat; c. pembinaan dan pelaksanaan tugas dibidang kepegawaian dan diklat; dan susunan organisasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1) diatur dengan Peraturan Bupati. Bagian Keempat Badan Kesatuan Bangsa, Politik, dan Perlindungan Masyarakat Pasal 10 (1) Susunan organisasi Badan Kesatuan Bangsa, Politik, dan Perlindungan Masyarakat, terdiri dari: a. Kepala Badan; b. Sekretariat, membawahi: 1. Subbagian Umum dan Kepegawaian; 2. Subbagian Keuangan; dan 3. Subbagian Program. c. Bidang Kesatuan Bangsa, membawahkan: 1. Subbidang Wawasan Kebangsaan; dan 2. Subbidang Ketahanan Bangsa. d. Bidang Kewaspadaan Nasional, membawahkan: 1. Subbidang Hubungan Antar Lembaga; dan 2. Subbidang Analisa Perilaku Sosial. e. Bidang 8

-8- e. Bidang Politik dan Kemasyarakatan, membawahkan: 1. Subbidang Sistim dan Implementasi Politik; dan 2. Subbidang Kelembagaan Politik dan Organisasi Masyarakat. f. Bidang Perlindungan Masyarakat, membawahkan: 1. Subbidang Perlindungan Masyarakat dan Penanggulangan Bencana; dan 2. Subbidang Kesiagaan dan Pemadam Kebakaran. g. UPT, membawahkan: 1. Subbagian Tata Usaha; 2. Kelompok Jabatan Fungsional. (2) Susunan organisasi Badan Kesatuan Bangsa, Politik, dan Perlindungan Masyarakat sebagaimana terlampir dalam Lampiran IV merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan Peraturan Daerah ini. Pasal 11 (1) Badan Kesatuan Bangsa, Politik, dan Perlindungan Masyarakat mempunyai tugas melaksanakan urusan pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan dibidang kesatuan bangsa, politik, dan perlindungan masyarakat. (2) Badan Kesatuan Bangsa, Politik, dan Perlindungan Masyarakat dalam melaksanakan tugasnya sebagaimana dimaksud pada ayat (1), mempunyai fungsi: a. perumusan kebijakan teknis dibidang kesatuan bangsa, politik, dan perlindungan masyarakat; b. penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum dibidang kesatuan bangsa, politik, dan perlindungan masyarakat; c. pembinaan dan pelaksanaan tugas dibidang kesatuan bangsa, politik, dan perlindungan masyarakat; dan susunan organisasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (1) diatur dengan Peraturan Bupati. Bagian Kelima Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Dusun Pasal 12 (1) Susunan organisasi Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Dusun, terdiri dari: a. Kepala 9

-9- a. Kepala Badan; b. Sekretariat, membawahkan: 1. Subbagian Umum dan Kepegawaian; 2. Subbagian Keuangan; dan 3. Subbagian Program. c. Bidang Pemerintahan Dusun, membawahkan: 1. Subbidang Administrasi Pemerintahan Dusun; dan 2. Subbidang Pengelolaan Keuangan dan Aset Dusun. d. Bidang Pemberdayaan Adat dan Sosial Budaya, membawahkan: 1. Subbidang Pemberdayaan Adat; dan 2. Subbidang Sosial Budaya Masyarakat. e. Bidang Kelembagaan dan Usaha Ekonomi Masyarakat, membawahkan: 1. Subbidang Kelembagaan Masyarakat; dan 2. Subbidang Usaha Ekonomi Masyarakat. f. Bidang Sumber Daya Alam dan Teknologi Tepat Guna, membawahkan: 1. Subbidang Sumber Daya Alam dan Sarana Prasarana Dusun; dan 2. Subbidang Teknologi Tepat Guna. g. UPT, membawahkan: 1. Subbagian Tata Usaha; 2. Kelompok Jabatan Fungsional. (2) Susunan organisasi Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa sebagaimana terlampir dalam Lampiran V merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan Peraturan Daerah ini. Pasal 13 (1) Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Dusun mempunyai tugas melaksanakan urusan pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan dibidang pemberdayaan masyarakat dan pemerintahan dusun. (2) Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Dusun dalam melaksanakan tugasnya sebagaimana dimaksud pada ayat (1), mempunyai fungsi: a. perumusan kebijakan teknis dibidang pemberdayaan masyarakat dan pemerintahan dusun; b. penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum dibidang pemberdayaan masyarakat dan pemerintahan dusun; c. pembinaan dan pelaksanaan tugas dibidang pemberdayaan masyarakat dan pemerintahan dusun; dan (3) Ketentuan 10

-10- susunan organisasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat (1) diatur dengan Peraturan Bupati. Bagian Keenam Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Pasal 14 (1) Susunan organisasi Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana, terdiri dari: a. Kepala Badan; b. Sekretariat, membawahkan: 1. Subbgian Umum dan Kepegawaian; 2. Subbagian Keuangan; dan 3. Subbagian Program. c. Bidang Informasi Kependudukan dan Keluarga, membawahkan: 1. Subbidang Pengolahan Data dan Pelaporan; dan 2. Subbidang Evaluasi dan Dokumentasi. d. Bidang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi, membawahkan: 1. Subbidang Pelayanan Keluarga Berencana; dan 2. Subbidang Pelayanan KIE dan Penyuluhan. e. Bidang Keluarga Sejahtera, membawahkan: 1. Subbidang Ketahanan Keluarga; dan 2. Subbidang Usaha Ekonomi dan IMP. f. Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, membawahkan: 1. Subbidang Pengarusutamaan Gender; dan 2. Subbidang Perlindungan Perempuan dan Anak. g. UPT, membawahkan: 1. Subbagian Tata Usaha; 2. Kelompok Jabatan Fungsional. (2) Susunan organisasi Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana sebagaimana terlampir dalam Lampiran VI merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan Peraturan Daerah ini. Pasal 15 (1) Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana mempunyai tugas melaksanakan urusan pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan dibidang pemberdayaan perempuan dan keluarga berencana. (2) Badan.11

-11- (2) Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana dalam melaksanakan tugasnya sebagaimana dimaksud pada ayat (1), mempunyai fungsi: a. perumusan kebijakan teknis dibidang pemberdayaan perempuan dan keluarga berencana; b. penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum dibidang pemberdayaan perempuan dan keluarga berencana; c. pembinaan dan pelaksanaan tugas dibidang pemberdayaan perempuan dan keluarga berencana; dan susunan organisasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat (1) diatur dengan Peraturan Bupati. Bagian Ketujuh Kantor Ketahanan Pangan Pasal 16 (1) Susunan organisasi Kantor Ketahanan Pangan, terdiri dari: a. Kepala Kantor; b. Subbagian Tata Usaha; c. Seksi Ketersediaan Pangan; d. Seksi Kelembagaan Pangan; e. Seksi Distribusi dan Konsumsi; f. Kelompok Jabatan Fungsional. (2) Susunan organisasi Kantor Ketahanan Pangan sebagaimana terlampir dalam Lampiran VII merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan Peraturan Daerah ini. Pasal 17 (1) Kantor Ketahanan Pangan mempunyai tugas melaksanakan urusan pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan dibidang ketahanan pangan. (2) Kantor Ketahanan Pangan dalam melaksanakan tugasnya sebagaimana dimaksud pada ayat (1), mempunyai fungsi: a. perumusan kebijakan teknis dibidang ketahanan pangan; b. penyelenggaraan 12

-12- b. penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum dibidang ketahanan pangan; c. pembinaan dan pelaksanaan tugas dibidang ketahanan pangan; dan susunan organisasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 ayat (1) diatur dengan Peraturan Bupati. Bagian Kedelapan Kantor Pengendalian Lingkungan Hidup Pasal 18 (1) Susunan organisasi Kantor Pengendalian Lingkungan Hidup, terdiri dari: a. Kepala Kantor; b. Subbagian Tata Usaha; c. Seksi Pengawasan dan Pengendalian; d. Seksi Pengujian Kualitas Lingkungan; e. Seksi Rehabilitasi dan Pemulihan; dan f. Kelompok Jabatan Fungsional. (2) Susunan organisasi Kantor Pengendalian Lingkungan Hidup sebagaimana terlampir dalam Lampiran VIII merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan Peraturan Daerah ini. Pasal 19 (1) Kantor Pengendalian Lingkungan Hidup mempunyai tugas melaksanakan urusan pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan dibidang pengendalian lingkungan hidup. (2) Kantor Pengendalian Lingkungan Hidup dalam melaksanakan tugasnya sebagaimana dimaksud pada ayat (1), mempunyai fungsi: a. perumusan kebijakan teknis dibidang pengendalian lingkungan hidup; b. penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum dibidang pengendalian lingkungan hidup; c. pembinaan dan pelaksanaan tugas dibidang pengendalian lingkungan hidup; dan (3) Ketentuan 13

-13- susunan organisasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 ayat (1) diatur dengan Peraturan Bupati. Bagian Kesembilan Kantor Pelaksana Penyuluhan Pertanian dan Kehutanan Pasal 20 (1) Susunan organisasi Kantor Pelaksana Penyuluhan Pertanian dan Kehutanan, terdiri dari: a. Kepala Kantor; b. Subbagian Tata Usaha; c. Seksi Sumber Daya Manusia; d. Seksi Informasi dan Teknologi; e. Seksi Kelembagaan dan Sarana Prasarana; dan f. Kelompok Jabatan Fungsional. (2) Susunan organisasi Kantor Pelaksana Penyuluhan Pertanian dan Kehutanan sebagaimana terlampir dalam Lampiran IX merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan Peraturan Daerah ini. Pasal 21 (1) Kantor Pelaksana Penyuluhan Pertanian dan Kehutanan mempunyai tugas melaksanakan urusan pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan dibidang pelaksana penyuluhan pertanian dan kehutanan. (2) Kantor Pelaksana Penyuluhan Pertanian dan Kehutanan dalam melaksanakan tugasnya sebagaimana dimaksud pada ayat (1), mempunyai fungsi: a. perumusan kebijakan teknis dibidang pelaksana penyuluhan pertanian dan kehutanan; b. penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum dibidang pelaksana penyuluhan pertanian dan kehutanan; c. pembinaan dan pelaksanaan tugas dibidang pelaksana penyuluhan pertanian dan kehutanan; dan susunan organisasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 ayat (1) diatur dengan Peraturan Bupati. Bagian 14

-14- Bagian Kesepuluh Rumah Sakit Umum Daerah Pasal 22 (1) Susunan organisasi Rumah Sakit Umum Daerah, terdiri dari: a. Direktur; b. Bagian Umum, membawahkan: 1. Subbagian Tata Usaha; 2. Subbagian Rumah Tangga dan Perlengkapan; dan 3. Subbagian Perencanaan. c. Bidang Keuangan, membawahkan: 1. Seksi Anggaran; dan 2. Seksi Perbendaharaan dan Verifikasi. d. Bidang Medik dan Penunjang Medik, membawahkan: 1. Seksi Pelayanan Medik; dan 2. Seksi Pelayanan Penunjang Medik. e. Bidang Keperawatan, membawahkan: 1. Seksi Pelayanan Keperawatan; dan 2. Seksi Asuhan Keperawatan. f. Kelompok Jabatan Fungsional. (2) Susunan organisasi Rumah Sakit Umum Daerah sebagaimana terlampir dalam Lampiran X merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan Peraturan Daerah ini. Pasal 23 (1) Rumah Sakit Umum Daerah mempunyai tugas melaksanakan urusan pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan dibidang pelayanan kesehatan. (2) Rumah Sakit Umum Daerah dalam melaksanakan tugasnya sebagaimana dimaksud pada ayat (1), mempunyai fungsi: a. perumusan kebijakan teknis dibidang pelayanan kesehatan; b. penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum dibidang pelayanan kesehatan; c. pembinaan dan pelaksanaan tugas dibidang pelayanan kesehatan; dan susunan organisasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 ayat (1) diatur dengan Peraturan Bupati. Bagian..15

-15- Bagian Kesebelas Satuan Polisi Pamong Praja Pasal 24 (1) Susunan organisasi Satuan Polisi Pamong Praja, terdiri dari: a. Kepala Satuan; b. Subbagian Tata Usaha; c. Seksi Pembinaan Organisasi; d. Seksi Pengawasan dan Penyidikan; e. Seksi Ketentraman, Ketertiban Umum, dan Perizinan; dan f. Kelompok Jabatan Fungsional. (2) Susunan organisasi Satuan Polisi Pamong Praja sebagaimana terlampir dalam Lampiran XI merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan Peraturan Daerah ini. Pasal 25 (1) Satuan Polisi Pamong Praja mempunyai tugas melaksanakan urusan pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan dibidang ketentraman, ketertiban dan penegakan peraturan daerah. (2) Satuan Polisi Pamong Praja dalam melaksanakan tugasnya sebagaimana dimaksud pada ayat (1), mempunyai fungsi: a. perumusan kebijakan teknis dibidang ketentraman, ketertiban dan penegakan peraturan daerah; b. penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum dibidang ketentraman, ketertiban dan penegakan peraturan daerah; c. pembinaan dan pelaksanaan tugas dibidang ketentraman, ketertiban dan penegakan peraturan daerah; dan susunan organisasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 ayat (1) diatur dengan Peraturan Bupati. Bagian Kedua belas UPT Pasal 26 Pengaturan UPT mengenai nomenklatur, jumlah dan jenis akan ditetapkan dengan Peraturan Bupati. Bagian 16

-16- Bagian Ketiga belas Kelompok Jabatan Fungsional Pasal 27 (1) Kelompok jabatan fungsional mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas lembaga teknis daerah sesuai dengan keahlian dan kebutuhan. (2) Kelompok jabatan fungsional terdiri dari sejumlah tenaga fungsional yang diatur dan ditetapkan berdasarkan peraturan perundang-undangan. (3) Kelompok jabatan fungsional dipimpin seorang tenaga fungsional senior yang ditunjuk. (4) Jenis dan jenjang jabatan fungsional diatur berdasarkan peraturan perundang-undangan. (5) Jumlah tenaga fungsional ditentukan berdasarkan kebutuhan dan beban kerja. (6) Kelompok jabatan fungsional yang berada pada UPT dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada Kepala UPT. BAB V JABATAN DAN ESELON Bagian Pertama Jabatan Pasal 28 Masing-masing susunan lembaga teknis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 yang terdiri dari: a. Inspektorat dipimpin oleh Inspektur; b. Badan dipimpin oleh Kepala Badan; c. Kantor dipimpin oleh Kepala Kantor; d. Rumah Sakit Umum Daerah dipimpin oleh Direktur; e. Satuan Polisi Pamong Praja dipimpin oleh Kepala Satuan; f. Sekretariat dipimpin oleh Sekretaris; g. Bagian dipimpin oleh Kepala Bagian; h. Bidang dipimpin oleh Kepala Bidang; i. Sub Bagian dipimpin oleh Kepala Sub Bagian; j. Seksi dipimpin oleh Kepala Seksi; dan k. UPT dipimpin oleh Kepala UPT; Bagian Kedua Eselon Pasal 29 (1) Inspektur dan Kepala Badan merupakan jabatan struktural eselon IIB. (2) Kepala Kantor, Kepala Satuan, Direktur, Sekretaris dan Inspektur Pembantu merupakan jabatan struktural eselon IIIA. (3) Kepala 17

-17- (3) Kepala Bagian dan Kepala Bidang merupakan jabatan struktural eselon IIIB. (4) Kepala Subbagian, Kepala Subbidang, Kepala Seksi dan Kepala UPT merupakan jabatan struktural eselon IVA. (5) Kepala Subbagian Tata Usaha pada UPT merupakan jabatan struktural eselon IVB. BAB VI PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN DALAM JABATAN Pasal 30 (1) Pengangkatan dan pemberhentian kepala lembaga teknis dilakukan oleh Bupati. (2) Pengangkatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) untuk jabatan struktural eselon IIB dilakukan setelah dikonsultasikan secara tertulis dengan Gubernur. (3) Pengangkatan dan pemberhentian Pejabat Eselon III dan IV yang berada di lingkungan lembaga teknis dilakukan oleh Bupati atas usul kepala lembaga teknis. BAB VII KETENTUAN PERALIHAN Pasal 31 (1) Kepala Bidang pada Badan yang telah menduduki jabatan struktural eselon IIIA sebelum Peraturan Daerah ini diundangkan, tetap diberikan hak kepegawaian dan hak administrasi lainnya dalam jabatan struktural eselon IIIA. (2) Pejabat pada organisasi lembaga teknis daerah yang ada pada saat ini tetap menjalankan tugas dan fungsi masing-masing sampai dilantiknya pejabat pada lembaga teknis daerah sesuai dengan Peraturan Daerah ini. BAB VIII KETENTUAN PENUTUP Pasal 32 Pada saat Peraturan Daerah ini mulai berlaku, maka: 1. Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2003 tentang Pembentukan Organisasi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Bungo (Lembaran Daerah Kabupaten Bungo Tahun 2003 Nomor 8); 2. Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2003 tentang Pembentukan Badan Organisasi Badan Pengawas Daerah Kabupaten Bungo (Lembaran Daerah Kabupaten Bungo Tahun 2003 Nomor 9); 3. Peraturan.18

-18-3. Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2003 tentang Pembentukan Organisasi Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Bungo (Lembaran Daerah Kabupaten Bungo Tahun 2003 Nomor 10); 4. Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2003 tentang Pembentukan Organisasi Badan Keluarga Berencana, Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Bungo (Lembaran Daerah Kabupaten Bungo Tahun 2003 Nomor 11); dan 5. Peraturan Daerah Nomor 24 Tahun 2003 tentang Pembentukan Organisasi Satuan Polisi Pamong Praja (Lembaran Daerah Kabupaten Bungo Tahun 2003 Nomor 25); dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. Pasal 33 Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Bungo. Ditetapkan di Muara Bungo pada tanggal 22 Juli 2008 BUPATI BUNGO, ttd H. ZULFIKAR ACHMAD Diundangkan di Muara Bungo pada tanggal 22 Juli 2008 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN BUNGO ttd USMAN HASAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BUNGO TAHUN 2008 NOMOR 5