PROGRAM TELEVISI SEBAGAI DATA BAHASA Oleh Handoko, S.S, M.Hum Seiring dengan perkembangan teknologi, media komunikasi berkembang dengan pesat. Berbagai instrumen komunkasi dikembangkan dengan berbagai tujuan. Sebagai media informasi, televisi berisi berbagai data linguistik dengan jumlah yang sangat banyak. Banyak peneliti di bidang sosial dan humaniora yang meberikan perhatian terhadap perkembangan televisi, baik sebagai sebuah media informasi maupun sebagai sebuah kekuatan sosial. Dalam hubungannya dengan penelitian bahasa, perkembangan teknologi pertelevisian, khususnya video recorder memungkinkan analisa bahasa yang lebih komferhensif yang tidak hanya berupa ujaran, tapi juga berupa aspek non verbal seperti pakaian, gesture, ekspresi wajah, bahkan lingkungan fisik. Iklan televisi merupakan salah satu bentuk media komunikasi yang dapat digunakan sebagai data dalam penelitian linguistik. Tulisan ini merupakan review terhadap tulisan Timothy C. Frazer Comercial Television as A source of Language Data dalam Methods of Dialectology: Proceeding in the Sixth Internasional Conference at the University Collage of North Wales yang diedit oleh Alan R. Thomas 1
(1988). Selain itu, tulisan ini juga dilengkapi dengan beberapa sumber lainnya. Fraze (1988) meyatakan bahwa ada dua area dalam program televisi yang dapat menjadi perhatian dalam penelitian dialektologi dan sosiolinguistik. Pertama pemanfaatan berita pada televisi lokal sebagai pelengkap atau pengganti analisa lapangan penggunaan bahasa. Kedua, drama televisi yang dapat menyediakan informasi kebahasaan khususnya sikap berbahasa. Berita daerah di dominasi oleh laporan kegiatan pemerintah, kegiatan tertentu, informasi kriminal, dan bencana alam. Dalam pemberitaan daerah biasanya dilengkapi dengan video rekaman wawancara masyarakat umum ataupun pejabat tertentu. Bahkan, orang yang lewat di jalan juga dimintai pendapat dan diwawancarai tentang pemberitaan tersebut, misalnya sebagai saksi sebuah kejadian. Hal ini memunculkan ujaran yang spontan dan tanpa rekayasa oleh penutur. Oleh karena itu, date seperti ini dapat dijadikan bukti linguistik yang dapat dianalisa dengan berbagai pendekatan linguistik. Tidak Seperti program televisi lainnya yang melibatkan aktor atau pembaca berita yang mendapat pelatihan dialek, program berita daerah menyediakan masyarakat tutur yang otentik untuk diteliti. Wawancara seperti ini kaya akan informasi tentang penutur didukung dengan data sosial penutur, seperti jenis kelamin, kelas sosial, pekerjaan, dan tempat tinggal. Bahkan data linguitik seperti ini dapat dikaitkan dengan aspek-aspek lain seperti 2
aspek sosial dan budaya yang dapat menjadi sumber bagi penelitian lain (Labov, 1966). Selain program berita daerah, program televisi juga dapat dijadikan sumber data untuk penelitian lingusitik yang berhubungan dengan dialek dan sikap berbahasa. Preston (1986) berpendapat bahwa setiap orang memiliki persepsi tentang saerah dan variasi social disekitar mereka, entah persepsi itu benar atau salah. Persepsi ini dapat dijadikan objek kajian dengan menitik-beratkan pada penelitian terhadap persepsi dan sikap berbahasa. Dengan kemajuan teknologi dan murahnya biaya produksi berita, banyak bermunculan stasiun televisi daerah, baik negeri maupun swasta. Hampir seluruh propinsi di Indonesia memiliki stasiun televisi daerah, walaupun masih terbatas jam tayangnya. Khusus di Sumatera Barat, selain televisi milik pemerintah (TVRI) terdapat beberapa stasiun televisi swasta, seperti Padang TV, Minang TV, Favorite TV, dan beberapa TV lokal lainnya. Setiap stasiun TV setidaknya memiliki satu program berita, bahkan lebih. Hal ini memungkinkan untuk dijadikan sumber data dalam penelitian lingusitik, khususnya penelitian dialektologi, karena dari program berita tersebut dapat diperoleh berbagai variasi bentuk lingual dari berbagi daerah di Sumatera Barat. Selain program berita, program diskusi dan dialog juga dapat dijadikan sumber data untuk penelitian liguistik. Diskusi atau dialog biasanya 3
memberikan informasi yang lebih, tidak hanya sekedar ujaran atau bentuk lingual, tetapi juga latar belakang informan, gesture, mimik waja, serta persepsi informan tentang topic tertentu. Dengan banyaknya muncul stasiun TV daerah, maka banyak bermulculan program dialog dan diskusi yang disajikan dalam bahasa daerah. Untuk penelitian dialektologi, bisa dilihat dari variasi dialek yang muncul, inovasi dialek, inovasi leksikal, dan aspek lainnya. Sementara itu, untuk penelitian lingusitik, seperti kajian pragmatik dan wacana, bisa membahas tentang kesopanan, tindak tutu, honorific, retorika, dan aspek lainnya. Program televisi, seperti drama televisi menyajikan berbagai data linguistik dengan variasi konteks sosial budaya. Misalnya drama televisi yang mengangkat cerita tentang keluarga di daerah tertentu, maka biasanya dialek yang digunakan disesuaikan dengan latar belakang cerita. Frazer (1988) meneliti tantang perbedaan dialek antara dialek kulit putih Milwaukee dengan dialek Inland Nothern dalam drama televisi Happy Days. Penelitiannya menunjukan bahawa kedua dialek tersebut berbeda dengan dialek Amerika serikat bagian timur dimana bunyi postvocalic /r/ diucapkan dengan penyempitan yang berbeda. Tidak hanya sampai pada analisa dialek, Labov (1966) variasi dialek tersebut juga dapat dianalisa dengan pendekatan sosiolinguistik. Fishman (1978) melakukann penelitian terhadap drama televisi Policewoman. ia berkesimpulan bahwa adanya dominasi yang ditentukan oleh 4
ketidaksejajara hubungan kekuasaan dalam pembicaraan pria-wanita. Ia menyatakan bahwa pria lebih dominan dalam menentukan topik pembicaraan, menyela lawan tutur yang wanitanya, dan menegaskan kebenaran. Sementara itu, wanita cenderung cendung dikendalikan oleh pria dalam percakapan dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan. Program televisi juga banyak dijadikan data penelitian linguistik makro, seperti pragmatik, wacana dan semiotik. Zebrowski (2009) menulis tentang hubungan antara bahasa African American Vernacular English dan simbol kekuasaan dalam iklan televisi dengan judul Linguistic Markets and Symbolic Power in Television Commercials Using AAVE. Ia meneliti beberapa iklan antara lain iklan Volkswagen dan iklan makanan cepat saji. Akiyama (1993) juga menjadikan iklan televisi untuk melihat aspek sosial budaya masyarakat Jepang dalam tulisannya A Study of Japanese TV Commercials from Socio-cultural Perspectives: Special Attributes of Nonverbal Features and Their Effects. Iklan televisi juga menjadi data lingusitik yang dapat dianalisa dengan berbagai pendekatan linguistik. Untuk pendekatan dialektologi, biasanya di pilih iklan-iklan yang memiliki muatan budaya dan ideologi. Salah satu aspek penting yang perlu dipertimbangkan dalam mengambil program televisi sebagi sumber data bahasa adalah aspek realitas dan dramatisasi atau rekayasa data. Namun, dalam penelitian lingusitik mikro, 5
fonologi, morfologi, sintaksis, dan dialektologi, kedua aspek tersebut tidak terlalu menjadi permasalah. Sedangkan untuk penelitian linguistik makro, maka aspek realitas dan rekayasa tuturan perlu menjadi perhatian. Dengan perkembangan teknologi yang semakin canggih, dan era informasi yang tanpa batas, maka untuk menjadikan program televisi, baik pemberitaan, wawancara, diskusi, drama televisi, dan program lainnya, maka diperlukan parameter yang jelas dan kriteria yang terukur. Belum banyak ahli bahasa yang memberikan kriteria kelayakan sebuah program televisi dijadikan sebagai sumber data untuk analisa kebahasaan. Tulisan Frazer tentang program televisi sebagai sumber data bahasa baru memuat beberapa program televisi yang dapat dijadikan sebagai data lingusitik, namun ia belum memaparkan kriteria program televisi yang layak dijadikan sumber data. Referensi Akiyama, Koji. 1993 A Study of Japanese TV Commercials from Sociocultural Perspectives: Special Attributes of Nonverbal Features and Their Effects. Intercultural Communication Studies III:2 Chambers, J. K. dan Peter Trudgill 1998 Dialectology. Cambridge: Cambridge University Press. Frazer, Timothy C. 1988. Comercial Television as A source of Language Data dalam Methods of Dialectology: Proceeding in the Sixth 6
Internasional Conference at the University Collage of North Wales, ed. Alan R. Thomas. Clevedon: Multilingua Matters. Labov, William 1966 The social stratification of English in New York City. Arlington, VA: Center for Applied Linguistics. Thomas, R. Alan (ed.). 1988. Methods of Dialectology: Proceeding in the Sixth Internasional Conference at the University Collage of North Wales. Clevedon: Multilingua Matters. Zebrowski, Matthew G..(2009). Linguistic Markets and Symbolic Power in Television Commercials Using AAVE. Dalam Texas Linguistic Forum: Proceedings of the Seventeenth Annual Symposium About Language and Society. 29-38 7