FAKTOR-FAKTOR YANG MENGHAMBAT PERILAKU IBU DALAM MEMBERIKAN ASI EKSKLUSIF

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN ASI DENGAN CAKUPAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DI

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BEKERJA TENTANG ASI PERAH TERHADAP PEMBERIAN ASI DI PUSKESMAS SIMPANG BARU

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU MENYUSUI TENTANG TEKNIK MENYUSUI YANG BENAR DI PUSKESMAS PAKUALAMAN YOGYAKARTA

HUBUNGAN PERSEPSI IBU TERHADAP DUKUNGAN BIDAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI KERJA PUSKESMAS DANUREJAN I YOGYAKARTA

Pengetahuan Ibu Menyusui Tentang Asi Ekslusif Di Desa Rambah Samo Kecamatan Rambah Samo I Kabupaten Rokan Hulu

BAB I PENDAHULUAN. salah. Selain faktor teknis ini tentunya Air Susu Ibu juga dipengaruhi oleh asupan

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS UNGARAN KABUPATEN SEMARANG ARTIKEL

ST NURRAHMAH, S.ST AKADEMI KEBIDANAN KONAWE. Jl. Letj.DII Panjaitan No.217, Unaaha, Konawe Sulawesi Tenggara. Telp/Fax (0408)

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI UMUR 0-6 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KASIHAN I BANTUL YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. menyelamatkan kehidupan seorang anak, tetapi kurang dari setengah anak di

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG METODE MEMPERLANCAR PENGELUARAN AIR SUSU IBU (ASI)

Daniel 1, Murniati Manik 2. Pengetahuan Wanita tentang ASI Eksklusif

TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG MENYUSUI DENGAN PELAKSANAAN TEKNIK MENYUSUI

HUBUNGAN MINAT IBU MENYUSUI DENGAN PERAWATAN PAYUDARA DI RS PKU MUHAMMADIYAH KOTAGEDE

Pemberian ASI Eksklusif pada Bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Kemaraya Kota Kendari

GAMBARAN KEEFEKTIFAN PROSES MENYUSUI DI KLINIK BERSALIN MARIANI

HUBUNGAN PIJAT OKSITOSIN TERHADAP KELANCARAN PRODUKSI ASI IBU POST PARTUM

BAB I PENDAHULUAN. Air susu ibu (ASI) merupakan cairan yang berisi zat penting untuk

GAMBARAN PARITAS DAN PENGETAHUAN IBU BERSALIN TENTANG PELAKSANAAN INISIASI MENYUSU DINI (IMD) DI BPM HUSNIYATI PALEMBANG

Volume 3 / Nomor 2 / November 2016 ISSN : HUBUNGAN PEKERJAAN IBU MENYUSUI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS MOJOLABAN SUKOHARJO

TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG PEMANFAATAN BUKU KESEHATAN IBU DAN ANAK BERDASARKAN KARAKTERISTIK IBU HAMIL

ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU TERHADAP ASI EKSKLUSIF DI RSKIA X KOTA BANDUNG

TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG NUTRISI YANG DAPAT MENINGKATKAN PRODUKSI ASI DI BPS EDI SURYANINGRUM GODEAN SLEMAN YOGYAKARTA

GAMBARAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF BAYI BARU LAHIR PADA IBU POST SECTIO CAESAREA DI RUMAH SAKIT NUR HIDAYAH BANTUL

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERAN PETUGAS DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA IBU PEKERJA YANG MEMPUNYAI BAYI DI WILAYAH PUSKESMAS RAWASARI TAHUN

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU DAN FAKTOR SOSIAL EKONOMI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS WOLAANG KECAMATAN LANGOWAN TIMUR

HUBUNGAN KUNJUNGAN KEHAMILAN DAN KUNJUNGAN NIFAS DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI KOTA PADANG

BAB I PENDAHULUAN. enam bulan pertama kehidupan bayi (Saleha, 2009).

KARAKTERISTIK IBU YANG TIDAK MEMBERIKAN ASI EKSKLUSIF

Volume 3 No. 1 Maret 2012 ISSN :

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING AIR SUSU IBU (MP-ASI) PADA BAYI DI PUSKESMAS BITUNG BARAT KOTA BITUNG.

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN CARA MENYUSUI YANG BENAR PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MUARA BUNGO I KABUPATEN BUNGO TAHUN 2017

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI KELURAHAN TAMAMAUNG KOTA MAKASSAR

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG ANAK USIA 1-3 TAHUN

HUBUNGAN STATUS EKONOMI ORANGTUA DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI BAKI SUKOHARJO NASKAH PUBLIKASI

KARYA ILMIAH HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA BARATAN KECAMATAN BINAKAL KABUPATEN BONDOWOSO TAHUN 2014

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN IMD PADA PASIEN PASCA PERSALINAN DI BPM RATNA WILIS PALEMBANG TAHUN 2016

Darmayanti Wulandatika. Program Studi D3 Kebidanan Universitas Muhammadiyah Banjarmasin

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU POST PARTUM TENTANG BREAST CARE DENGAN KEJADIAN BENDUNGAN ASI PADA IBU POST PARTUM

Kata Kunci : Pengetahuan, Pemberian ASI, ASI Eksklusif.

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DAN STATUS PEKERJAAN IBU DENGAN PEMBERIAN ASI ESKLUSIF DI PUSKESMAS 7 ULU PALEMBANG TAHUN 2013

SKRIPSI. Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Syarat. Memperoleh Ijazah S1 Gizi. Disusun Oleh : RATNA MALITASARI J PROGRAM STUDI S1 GIZI

Kata Kunci : Pengetahuan, sikap,dukungan petugas kesehatan,asi eksklusif

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MOTIVASI IBU BERSALIN DALAM PELAKSANAAN INISIASI MENYUSU DINI

SURVEY FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA IBU POST PARTUM DI PUSKESMAS ALAK KOTA KUPANG ABSTRAK

PERAN SERTA SUAMI DALAM PROSES MENYUSUI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS JOGONALAN KLATEN. Sugita Dosen Poltekkes Surakarta Jurusan Kebidanan ABSTRAK

LEMBAR PENGESAHAN ARTIKEL ILMIAH

EFEKTIFITAS PERAN KELOMPOK PENDUKUNG IBU TERHADAP PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI 0-6 BULAN DI PUSKESMAS PANDAK I BANTUL YOGYAKARTA 2011

Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: X

Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Nifas Tentang Perawatan Payudara dengan Motivasi Menyusui di RSUD Datu Sanggul Rantau Tahun 2012

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pola Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Bungus Tahun 2014

SURVEY FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA IBU POST PARTUM DI PUSKESMAS ALAK KOTA KUPANG ABSTRAK

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN ASI DENGAN PRAKTIK PENCEGAHAN BENDUNGAN ASI (BREAST CARE) DI RB NUR HIKMAH KWARON GUBUG

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 1, April 2016 ISSN HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL DENGAN PELAKSANAAN PERAWATAN PAYUDARA

Oleh : Suharno, S.Kep.,Ners ABSTRAK

GAMBARAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU IBU MENYUSUI DALAM PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI DI SURADADI TAHUN

Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi Manado **Politeknik Kesehatan Kemenkes Manado

Kata Kunci: Pendidikan, Pekerjaan, Dukungan Suami dan Keluarga, ASI Eksklusif.

STUDI DESKRIPTIF TINGKAT PENGETAHUAN IBU MENYUSUI TENTANG ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS CILACAP UTARA

HUBUNGAN PENDIDIKAN DAN PENGHASILAN IBU MENYUSUI DENGAN KETEPATAN WAKTU PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI (MP ASI)

ABSTRAK PENGARUH ASI EKSKLUSIF TERHADAP MORBIDITAS BAYI SAMPAI USIA 6 BULAN

PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TEHNIK MENYUSUI YANG BENAR DI DESA SEI KOPAS KECAMATAN BANDAR PASIR MANDOGE

ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU BUTEKI PADA KALANGAN PEKERJA TERHADAP PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI PERUSAHAAN X, SEMARANG TAHUN 2007

Selvina Ismalia Assegaf 2, Fitria Siswi Utami 3 INTISARI

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSKLUSIF DENGAN KEPATUHAN IBU DALAM PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DINOYO MALANG ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN. pada ibu primipara. Masalah-masalah menyusui yang sering terjadi adalah puting

Jurnal Akademi Keperawatan Husada Karya Jaya, Volume 2, Nomor 2, September 2016 ISSN X

Gambaran Pengetahuan Wanita pada Usia Produktif tentang Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif. Oleh : Daniel

PENGARUH PUTING SUSU LECET TERHADAP PENERAPAN ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS KEBAKKRAMAT I KARANGANYAR

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG MASTITIS DENGAN USAHA-USAHA PENCEGAHANNYA PADA IBU MENYUSUI DI WILAYAH PUSKESMAS KASIHAN I BANTUL YOGYAKARTA

ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU MULTIPARA TERHADAP METODE INISIASI MENYUSUI DINI DI RSKIA X KOTA BANDUNG

HUBUNGAN ANTARA PEKERJAAN DAN PENDIDIKAN IBU DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI

HUBUNGAN PERSEPSI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF PADA IBU BEKERJA DI KELURAHAN WIROGUNAN KOTA YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

ABSTRACT. Bibliography : 13 ( ) Keywords : Knowledge mother, Implementation Techniques truthful Breastfeeding

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BERSALIN DENGAN INISIASI MENYUSU DINI DI BIDAN PRAKTEK SWASTA BENIS JAYANTO NGENTAK KUJON CEPER KLATEN. Wahyuningsih ABSTRAK

Pengetahuan Ibu Hamil Trimester III tentang Perawatan Payudara di Klinik Pratama Bina Sehat Kasihan, Bantul, Yogyakarta

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEGAGALAN IBU DALAM MEMBERIKAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI PUSKESMAS BANGETAYU SEMARANG

THE DESCRIPTION OF KNOWLEDGE, WORK, AND FAMILY SUPPORT FOR EXCLUSIVE BREASTFEEDING IN INFANTS AGED 6-11 MONTHS IN PUSKESMAS ANTANG PERUMNAS MAKASSAR

SIKAP IBU BEKERJA YANG MEMILIKI BAYI 0-6 BULAN TENTANG ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS KEBAKKRAMAT I KARANGANYAR. Yanti 1, Ika Tristanti 2

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEGAGALAN IBU NIFAS DALAM PEMBERIAN COLOSTRUM PADA BAYI BARU LAHIR 0-3 HARI DI RUMAH BERSALIN MULIA KASIH BOYOLALI

TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN SALURAN ASI DI BPM SUWARNI SIDOHARJO SRAGEN

KARAKTERISTIK MEMPENGARUHI KEGAGALAN IBU NIFAS DALAM PEMBERIAN COLOSTRUM PADA BAYI BARU LAHIR 0-3 HARI DI RB MULIA KASIH BOYOLALI

BAB 1 PENDAHULUAN. sampai dengan 6 minggu (42 hari) setelah itu. Orang tua terutama ibu perlu memiliki

HUBUNGAN PERAN BIDAN DAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS COLOMADU 1

HUBUNGAN PROMOSI SUSU FORMULA DENGAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN KELUARGA DALAM PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS ARJASA KABUPATEN JEMBER

BAB 1 PENDAHULUAN. besar seperti benjolan di daerah areola (Saryono&Roischa, 2009).

KARAKTERISTIK IBU MEYUSUI DALAM PEMBERIAN ASI. Danik Riawati Akademi Kebidanan Mamba ul Ulum Surakarta ABSTRAK

HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN FREKUENSI SAKIT PADA BAYI UMUR 6-12 BULAN

Kata kunci : pengetahuan, persepsi, peran keluarga, ASI eksklusif

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PELAKSANAAN INISIASI MENYUSUI DINI FACTORS RELATED TO INITIATION OF BREAST-FEEDING EARLY

ABSTRAK. Pembimbing II : Meilinah Hidayat, Dr., dr., M.Kes.

HUBUNGAN FAKTOR BUDAYA DENGAN KEBERHASILAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA ANAK USIA 7-36 BULAN DI POSYANDU BINA PUTRA TIRTO TRIHARJO PANDAK BANTUL

BAB I PENDAHULUAN. yaitu 98 kematian per kelahiran hidup. Tingginya angka kematian bayi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Gorontalo. Kelurahan Tomulabutao memiliki Luas 6,41 km 2 yang berbatasan

KNOWLEDGE RELATIONSHIP WITH MOTHER OF CONDUCT GIVING FOOD COACH ASI (MP-ASI) IN THE VILLAGE KEMUNING, NGARGOYOSO, KARANGANYAR

BAB I PENDAHULUAN. ASI eksklusif menurut World Health Organization (WHO, 2011) adalah

Ihda Mauliyah*, Nawang Indah PS** ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. bahwa terdapat perbedaan yang mencolok Angka Kematian Balita (AKB)

HUBUNGAN TEHNIK MENYUSUI DENGAN KELANCARAN ASI PADA IBU MENYUSUI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BLANG BINTANG ACEH BESAR JURNAL

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS TEGALREJO YOGYAKARTA TAHUN 2015

Transkripsi:

FAKTOR-FAKTOR YANG MENGHAMBAT PERILAKU IBU DALAM MEMBERIKAN ASI EKSKLUSIF Yuni Uswatun Khasanah, Olsa Virginia Akademi Kebidanan Ummi Khasanah, Jl. Pemuda Gandekan Bantul email: yunifindra@yahoo.co.id Abstrak: Faktor-faktor yang Menghambat Perilaku Ibu dalam Memberikan ASI Eksklusif. Pemberian ASI dapat mengurangi risiko kematian bayi, namun cakupan ASI eksklusif baru mencapai 38% (Riskesdas, 2013). Oleh karena itu, jika hal ini terus terjadi, itu akan menciptakan serius ancaman bagi konservasi dan peningkatan pemberian ASI. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor penghambat perilaku ibu dalam memberikan ASI eksklusif. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu yang bayinya berusia 0-24 bulan yang tidak memberikan ASI eksklusif di BPM Pipin Heriyanti Yogyakarta. Jumlah responden dalam penelitian ini adalah 40 responden. Instrumen penelitian adalah checklist. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik accidental sampling. Hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan analisis univariat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor penghambat perilaku ibu dalam memberikan ASI eksklusif adalah puting sakit 40%, bendungan payudara 20%, mastitis 5%, puting tidak menonjol 35%, ASI tidak keluar 65%, lulusan dari sekolah SMA atau SMK 55%, ibu rumah tangga 67,5%, sosial ekonomi Rp1.302.000 55%, iklan susu formula 10%. Faktor-faktor yang menghambat perilaku ibu dalam memberikan ASI eksklusif adalah puting sakit, bendungan payudara, mastitis, puting tidak menonjol, ASI tidak keluar, faktor pendidikan, faktor pekerjaan, faktor sosial ekonomi, dan iklan susu formula. Kata Kunci: penghambat ASI, perilaku Abstract: Inhibiting Factors of Mothers Behavior to Provide Exclusive Breast Milk. Breastfeeding may reduce the risk of infant death, but the scope of exclusive breastfeeding only reaches 38% (Riskesdas, 2013). Therefore, if this continues to happen, it will create a serious threat to the conservation and improvement of breastfeeding. The purpose of this study is to determine the factors inhibiting the mothers behavior in exclusive breastfeeding. This type of research is descriptive quantitative research. The population in this study is all women whose babies aged 0-24 months who are not exclusively breastfed in BPM Pipin Heriyanti Yogyakarta. The number of respondents in this study is 40 respondents. The research instrument is a checklist. Sampling is done by accidental sampling technique. Results of the study are analyzed by using univariate analysis. The results show that the factors inhibiting the mothers behavior in exclusive breastfeeding is nipple pain 40%, the breast swelling 20%, mastitis 5%, the nipple does not protrude 35%, the milk does not come out 65%, graduates from high school or vocational school 55%, housewives 67.5%, socioeconomic of Rp1.302.000 55%, 10% formula milk advertisement. Factors that inhibit the mothers behavior to provide exclusive breastfeeding are

sore nipples, breast swelling, mastitis, nipple does not protrude, the milk does not come out, educational factors, occupational factors, socioeconomic factors, and formula milk advertisement. Keywords: breast milk (ASI) inhibitors, behavior Berdasarkan laporan World Health Organization (WHO) pada tahun 2000 Angka Kematian Bayi (AKB) di dunia 54/1000 kelahiran hidup dan tahun 2006 menjadi 49/1000 kelahiran hidup. Penyebab kematian bayi tersebut adalah BBLR 10,5%, kelahiran preterm 18,5%, IUGR (intrauterine growth restriction) 19,8%. Menurut data hasil survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012, angka kematian bayi (AKB) sebesar 32 kematian/1000 kelahiran hidup. Hasil survei 2010 mencatat angka kematian bayi di DIY sebesar 16/1000 kelahiran hidup (KH), artinya terdapat 16 kasus kematian bayi dari setiap 1000 kelahiran hidup (BPS DIY, 2014). Penyebab mendasar kematian bayi pada umumnya adalah faktor sosial ekonomi, demografi, dan faktor gizi. Faktor gizi meliputi pemberian Air Susu Ibu (ASI), berat badan lahir rendah (BBLR) dan imunisasi. Studi di banyak negara berkembang mengungkap bahwa penyebab utama terjadinya gizi kurang dan hambatan pertumbuhan pada anak-anak usia balita berkaitan dengan rendahnya pemberian ASI. Pertumbuhan dan perkembangan bayi dan anak balita sebagian besar dipengaruhi oleh jumlah ASI yang diperoleh, termasuk energi dan zat gizi lainnya yang terkandung di dalam ASI tersebut (Siregar, 2004). ASI sebagai makanan yang terbaik bagi bayi tidak perlu diragukan lagi, namun akhirakhir ini sangat disayangkan banyak diantara ibu-ibu menyusui melupakan keuntungan menyusui dengan membiarkan bayi menyusu dari alat pengganti atau susu botol. Dengan demikian, jika hal ini terus berlangsung akan menimbulkan ancaman yang serius terhadap upaya pelestarian dari peningkatan penggunaan ASI (Siregar, 2004). Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan di BPM Pipin Heriyanti Yogyakarta pada 12 Desember 2014 pada 15 responden dan setelah dilakukan wawancara kepada seluruh responden didapatkan 10 responden yang sudah tidak memberikan ASI eksklusif pada bayinya dikarenakan ASI tidak keluar sebanyak empat orang (0,4%), kesehatan bayi sebanyak dua orang (0,2%), kesehatan ibu sebanyak dua orang (0,2%), kurangnya motivasi ibu sebanyak dua orang (0,2%), puting tidak menonjol sebanyak satu orang (0,1%) dan puting lecet sebanyak satu orang bayinya. METODE Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif. Penelitian deskriptif hanya menguraikan atau memberikan keterangan suatu data, fenomena atau keadaan ke dalam beberapa besaran atau disajikan secara bermakna dan mudah dimengerti. Penelitian ini menggunakan metode pendekatan cross sectional yaitu suatu penelitian dengan melakukan pengukuran atau pengamatan

pada saat bersamaan/ sekali waktu (Hidayat, 2012). Penelitian dilakukan di BPM Pipin Heriyanti Yogyakarta pada bulan November-Mei 2015. Subjek dalam penelitian ini adalah ibu yang memiliki bayi umur 0-24 bulan yang tidak memberikan ASI eksklusif yang berjumlah 40 responden di BPM Pipin Heriyanti Yogyakarta. Teknik pengambilan sampel adalah accidental sampling yaitu pengambilan sampel secara aksidental (accidental) dengan mengambil kasus atau responden yang kebetulan ada atau tersedia di suatu tempat sesuai dengan konteks penelitian (Notoatmodjo, 2010). Sehingga dalam teknik sampling disini peneliti mengambil responden pada saat itu juga. Jenis pengumpulan data yang digunakan yaitu data primer yang diperoleh dengan memberikan checklist pada responden. HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL Tabel 1. Distribusi Frekuensi Faktor Penghambat ASI Eksklusif Berdasarkan Kesehatan Ibu: Penyakit Hepatitis B Hepatitis B F % Ya 0 0 Tidak 40 100 Berdasarkan pada tabel 1. menunjukkan bahwa keseluruhan responden yang berjumlah 40 responden (100%) tidak mempunyai penyakit hepatitis B. Tabel 2. Distribusi Frekuensi Faktor Penghambat ASI Eksklusif Berdasarkan Kesehatan Ibu: Penyakit Kanker Payudara Kanker Payudara F % Ya 0 0 Tidak 40 100 Berdasarkan pada tabel 2. menunjukkan bahwa keseluruhan responden yang berjumlah 40 responden (100%) tidak mempunyai penyakit kanker payudara. Tabel 3. Distribusi Frekuensi Faktor Penghambat ASI Eksklusif Berdasarkan Kesehatan Ibu: Penyakit Jantung Jantung F % Ya 0 0 Tidak 40 100

Berdasarkan pada tabel 3. menunjukkan bahwa keseluruhan responden yang berjumlah 40 responden (100%) tidak mempunyai penyakit jantung. Tabel 4. Distribusi Frekuensi Faktor Penghambat ASI Eksklusif Berdasarkan Kesehatan Ibu: HIV/AIDS HIV/AIDS F % Ya 0 0 Tidak 40 100 Berdasarkan pada tabel 4. menunjukkan bahwa keseluruhan responden yang berjumlah 40 responden (100%) tidak mempunyai penyakit HIV/AIDS. Tabel 5. Distribusi Frekuensi Faktor Penghambat ASI Eksklusif Berdasarkan Masalah Menyusui pada Puting Lecet Puting Lecet F % Ya 16 40 Tidak 24 60 Berdasarkan pada tabel 5. menunjukkan bahwa responden yang mengalami puting lecet sebanyak 16 responden (40%). Tabel 6. Distribusi Frekuensi Faktor Penghambat ASI Eksklusif Berdasarkan Masalah Menyusui pada Bendungan Payudara Bendungan Payudara F % Ya 8 20 Tidak 32 80 Berdasarkan pada tabel 6. menunjukkan bahwa responden yang mengalami bendungan payudara sebanyak 8 responden (20%). Tabel 7. Distribusi Frekuensi Faktor Penghambat ASI Eksklusif Berdasarkan Masalah Menyusui pada Mastitis Mastitis F % Ya 2 5

Tidak 38 95 Berdasarkan pada tabel 7. menunjukkan bahwa responden yang mengalami mastitis sebanyak 2 responden (5%). Tabel 8. Distribusi Frekuensi Faktor Penghambat ASI Eksklusif Berdasarkan Masalah Menyusui pada Abses Payudara Abses Payudara F % Ya 0 0 Tidak 40 100 Berdasarkan pada tabel 8. menunjukkan bahwa keseluruhan responden yang berjumlah 40 responden (100%) tidak mengalami abses payudara. Tabel 9. Distribusi Frekuensi Faktor Penghambat ASI Eksklusif Berdasarkan Masalah Menyusui pada Puting Tidak Menonjol Puting Tidak Menonjol F % Ya 14 35 Tidak 26 65 Berdasarkan pada tabel 9. menunjukkan bahwa responden yang mengalami puting tidak menonjol sebanyak 14 responden (35%). Tabel 10. Distribusi Frekuensi Faktor Penghambat ASI Eksklusif Berdasarkan Masalah Menyusui pada ASI Tidak Keluar ASI Tidak Keluar F % Ya 26 65 Tidak 14 35 Berdasarkan pada tabel 10. menunjukkan bahwa responden yang mengalami ASI tidak keluar sebanyak 26 responden (65%). Tabel 11. Distribusi Frekuensi Faktor Penghambat ASI Eksklusif Berdasarkan Pendidikan

Pendidikan F % Tidak tamat SD 0 0 SD 3 7,5 SMP 9 22,5 SMK/SMA 22 55 DI/DIII 2 5 S1 3 7,5 S2 1 2,5 Berdasarkan pada tabel 11. menunjukkan bahwa mayoritas ibu berpendidikan SMK/SMA sebanyak 22 responden (55%). Tabel 12. Distribusi Frekuensi Faktor Penghambat ASI Eksklusif Berdasarkan Pekerjaan Pekerjaan F % Ibu rumah tangga 27 67,5 Wiraswasta 8 20 PNS 3 7,5 Lain-lain 2 5 Berdasarkan pada tabel 12. menunjukan bahwa mayoritas ibu bekerja sebagai ibu rumah tangga sebanyak 27 responden 67,5%. Tabel 13. Distribusi Frekuensi Faktor Penghambat ASI Eksklusif Berdasarkan Sosial Ekonomi Pendapatan F % < Rp. 1.302.000 10 25 Rp. 1.302.000 22 55 >Rp. 1.302.000 8 20 (Sumber: Data primer, 2015) Berdasarkan pada tabel 13. menunjukkan bahwa mayoritas pendapatan ibu adalah Rp. 1.302.000 dalam kategori sedang sesuai dengan UMR Yogyakarta yaitu 22 responden (55%). Tabel 14. Distribusi Frekuensi Faktor Penghambat ASI Eksklusif Berdasarkan Iklan Susu Formula Pengaruh Iklan F % Ya 4 10 Tidak 36 90 (Sumber: Data primer, 2015)

Berdasarkan pada tabel 14. menunjukkan bahwa ibu yang terpengaruh iklan/ promosi susu formula sebanyak 4 responden (10%). Tabel 15. Distribusi Frekuensi Responden yang Menggunakan Susu Formula Susu Formula F % Ya 40 100 Tidak 0 0 (Sumber: Data primer, 2015) Berdasarkan pada tabel 15. menunjukkan bahwa keseluruhan responden yang berjumlah 40 responden (100%) menggunakan susu formula. PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa dari keseluruhan responden yang berjumlah 40 responden (100%) tidak mempunyai penyakit seperti hepatitis B, kanker payudara, jantung dan penyakit menular seperti HIV/AIDS. Hal ini menunjukkan bahwa faktor kesehatan ibu tidak menjadi penghambat untuk pemberian ASI eksklusif. Penelitian ini menunjukkan bahwa kesehatan ibu tidak menjadi penghambat pemberian ASI ekslusif karena jarang ibu yang memiliki penyakit berat seperti hepatitis B, kanker payudara, jantung dan HIV/AIDS. Salah satu masalah menyusui diantaranya adalah puting lecet, dari hasil penelitian yang disajikan pada tabel 5. menunjukkan ibu yang mengalami puting lecet sejumlah 16 responden (40%). Hal ini menunjukkan bahwa puting lecet masih menjadi kendala bagi sebagian responden dalam pemberian ASI eksklusif. Jika ibu mengalami puting lecet tetapi tetap menyusui bayinya akan merusak kulit puting dan menimbulkan luka ataupun retak pada puting (Fitria, 2011). Dengan demikian puting lecet masih menjadi masalah karena dengan puting lecet, ibu takut untuk menyusui karena merasa kesakitan. Berdasarkan hasil penelitian masalah menyusui yang disajikan pada tabel 6. menunjukkan bahwa ibu yang mengalami bendungan payudara sebanyak delapan responden (20%). Hal ini menunjukkan bahwa bendungan payudara menjadi kendala bagi sebagian responden dalam pemberian ASI eksklusif. Hal ini sesuai dengan pendapatnya Wiknjosastro (2002), jika produksi ASI lancar tetapi tidak ada upaya pengosongan payudara, dan perawatan payudara, bendungan ASI dapat terjadi. Begitu pula juga jika bayi ingin menyusu tetapi ibu tidak mengerti bagaimana cara menyusu dan posisi menyusui yang benar akan menyebabkan bendungan payudara. Berdasarkan hasil penelitian yang disajikan pada tabel 7. didapatkan bahwa ibu yang mengalami mastitis hanya dua responden (5%), meskipun hanya dua responden tetapi tetap menjadi kendala bagi sebagian responden dalam pemberian ASI eksklusif. Hal ini sesuai dengan penelitian Sahusilawane (2013) yang menyatakan bahwa mastitis pada payudara dapat menjadi salah satu faktor

kegagalan pemberian ASI eksklusif. Responden yang mengalami mastitis tidak mau memberikan ASI kepada bayinya dengan alasan akan terasa sakit saat menyusui, sehingga untuk sementara digantikan dengan susu formula, bahkan ada yang menghentikan pemberian ASI. Berdasarkan hasil penelitian yang disajikan pada tabel 8. diketahui bahwa keseluruhan responden yang berjumlah 40 responden tidak ada ibu yang mengalami abses payudara. Hal itu menunjukkan bahwa abses payudara tidak menjadi penghambat pemberian ASI eksklusif, karena pada umumnya ibu yang mengalami masalah menyusui pada mastitis sudah dapat ditangani sehingga tidak sampai menimbulkan abses payudara (Bahiyatun, 2009). Berdasarkan hasil penelitian yang disajikan pada tabel 9. didapatkan hasil sebanyak 14 responden (35%) yang mengalami puting tidak menonjol. Hal itu menunjukkan bahwa puting tidak menonjol menjadi kendala pada sebagian responden dalam pemberian ASI eksklusif. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian Safitri (2009) yang menyatakan bahwa puting tidak menonjol bukan sebagai alasan ibu untuk menghentikan ASI-nya. Puting tidak menonjol dapat diatasi dengan teknik Hoffman yaitu dengan menarik puting dengan menggunakan spuid atau dapat ditarik dengan tangan sebelum menyusui agar dapat menonjol sedikit dan dapat menyusui dengan benar atau dengan tetap menyusukan bayinya. Berdasarkan hasil penelitian yang disajikan pada tabel 10. menunjukkan bahwa ibu yang mengalami ASI tidak keluar sebanyak 26 responden (65%). Hal ini menunjukkan bahwa ASI tidak keluar menjadi penghambat ASI eksklusif. Bahiyatun (2008) berpendapat bahwa kegagalan menyusui salah satunya adalah karena ASI tidak keluar. ASI tidak keluar dipengaruhi oleh faktor psikis dan hisapan bayi, jika ibu merasa malu dan takut untuk menyusui maka ASI-nya tidak mau keluar. Untuk itu pada jam pertama bayi harus dibimbing menyusu dan ibu diajarkan cara menyusui sampai berhasil, dengan hisapan bayi yang kuat akan merangsang kelenjar hipofisa dan kelenjar prolaktin untuk menghasilkan ASI. Berdasarkan hasil penelitian yang disajikan pada tabel 11. menunjukkan bahwa mayoritas responden berpendidikan SMA sejumlah 22 responden (55%). Hal ini menunjukkan masih banyak ditemukan wanita dengan pendidikan rendah. Maemunah (2002) mendefinisikan rendahnya pendidikan menyebabkan berbagai keterbatasan dalam menerima informasi terutama informasi dalam pemberian ASI eksklusif. Ibu yang berpendidikan tinggi lebih mudah menerima suatu ide baru dibandingkan dengan ibu yang berpendidikan rendah sehingga informasi lebih mudah dapat diterima dan dilaksanakan. Berdasarkan hasil penelitian yang disajikan pada tabel 12. dapat dilihat bahwa mayoritas pekerjaan ibu adalah Ibu Rumah Tangga (IRT) yaitu sejumlah 27 responden (67,5%). Hal ini memberikan peluang bagi ibu untuk memberikan ASI eksklusif pada bayinya, dengan ibu yang bekerja sebagai IRT akan mendukung pemberian ASI eksklusif karena ibu akan lebih sering di rumah sehingga mendukung produksi ASI yang semakin banyak, namun berbagai kendala yang

mengakibatkan rendahnya pemberian ASI eksklusif adalah karena produksi ASI yang sedikit sehingga menyebabkan ibu memberikan susu tambahan (susu formula) karena takut bayinya kurang nutrisi. Berdasarkan hasil penelitian yang disajikan pada tabel 13. menunjukkan bahwa pendapatan keluarga mayoritas sejumlah Rp.1.302.000 dalam kategori sedang sesuai dengan UMR Yogyakarta. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pendapatan keluarga mempengaruhi pemberian ASI eksklusif, keluarga yang pendapatannya sedang memungkinkan ibu untuk membeli susu formula karena mereka merasa mampu untuk memenuhi kebutuhannya. Berdasarkan hasil penelitian yang disajikan pada tabel 14. menunjukkan bahwa hanya empat responden (10%) yang terpengaruh iklan susu formula sedangkan pada tabel 15. keseluruhan responden yang berjumlah 40 responden (100%) menggunakan susu formula. Hal ini menunjukkan bahwa iklan susu formula masih menjadi kendala bagi sebagian responden dalam pemberian ASI eksklusif. Prasetyono (2009) menyatakan bahwa banyaknya kampanye produsen susu dan makanan pengganti ASI, serta berhasilnya upaya para distributor dalam mendistribusikannya, sehingga para ibu tergerak untuk memberikan susu formula. KESIMPULAN Berdasarkan analisis data serta pembahasan dari hasil penelitian maka dapat disimpulkan faktor-faktor yang menghambat perilaku ibu dalam memberikan ASI eksklusif adalah ASI tidak keluar, mengalami masalah menyusui seperti puting lecet, bendungan payudara, mastitis dan puting tidak menonjol. Hal ini menunjukkan bahwa ASI tidak keluar sangat mempengaruhi keberhasilan ASI eksklusif. Pendidikan responden sebagian besar adalah kelompok pendidikan SMA. Pekerjaan responden mayoritas adalah Ibu Rumah Tangga (IRT). Pendapatan keluarga mayoritas sedang Rp.1.302.000 atau sesuai dengan UMR Yogyakarta. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa hanya beberapa responden yang terpengaruh iklan susu formula dan seluruh responden sudah menggunakan susu formula > 6 bulan. DAFTAR RUJUKAN Badan Pusat Statistik (BPS) dan ORC Marco. 2003. Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia 2002-2003, Calverton, Maryland, USA: ORC Marco. Bahiyatun. 2008. Asuhan Kebidanan Nifas Normal. Jakarta: EGC. Fitria. 2011. Effectiveness of Early Initiation in Breastmilk Production. Unpublished manuscript, University of Sumatera Utara, North Sumatera. Maemunah. 2002. Determinan Persepsi Ibu tentang Menyusui di Kecamatan Bener Kabupaten Purworejo, Tesis Pasca Sarjana, Program Study Ilmu Kesehatan Masyarakat, MKIA- Kesehatan Reproduksi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Notoatmodjo. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Prasetyono. 2009. Buku Pintar ASI Eksklusif. Yogyakarta: Diva Press.

Safitri. 2009. Perilaku yang Menghambat Pemberian ASI Eksklusif pada Ibu di Wilayah Kerja Puskesmas Cibeber Tahun 2009. http://bpk.litbang.depkes.go.id/index.php/kespro/article/download/3919/3763. Diakses tanggal 22 April 2015. Sahusilawane. 2013. Faktor yang Mempengaruhi Pemberian ASI pada Bayi Usia 0-6 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Christina Martha Tiahahu Kota Ambon Tahun 2013. http://222.124.229/bitsream/handle/123456789/5746/jurnal.pdf?sequence=1. Diakses tanggal 27 April 2015. Siregar. 2004. Pemberian ASI Ekslusif dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. http://wiwik.mhs.unimus.ac.id/files/2012/10/asi1.pdf. Diakses tanggal 19 November 2014. Wiknjosastro, H., Syaefudin, A. B, dan Rachimhadi, T. 2002. Ilmu Kebidanan (3 rd ed). Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.