BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan usaha yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis

dokumen-dokumen yang mirip
NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menjadi orang yang bermanfaat bagi bangsa dan negara. Setiap manusia harus

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Sisdiknas tahun 2003 pasal I mengamanahkan bahwa tujuan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan karakter yang merupakan upaya perwujudan amanat Pancasila

Memahami Budaya dan Karakter Bangsa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sistem yang harus dijalankan secara terpadu dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan Pembukaan UUD 1945 dilatarbelakangi oleh realita permasalahan kebangsaan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya melalui proses pembelajaran atau cara lain yang dikenal dan diakui

Kompetensi Inti Kompetensi Dasar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. saat ini, para bapak pendiri bangsa (the founding fathers) menyadari bahwa paling

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mendapatkan pekerjaan yang baik. Sekolah harus mampu mendidik peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. generasi penerus. Karakter itu penting, karena banyak masyarakat memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Pembinaan moral bagi siswa sangat penting untuk menunjang kreativitas. siswa dalam mengemban pendidikan di sekolah dan menumbuhkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penerus, pemuda harus dibina dan dipersiapkan sebaik baiknya untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. telah berupaya meningkatkan mutu pendidikan. Peningkatan pendidikan diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Dalam konteks kebangsaan, pendidikan berperan untuk menyiapkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan dapat diartikan secara umum sebagai usaha proses

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian prasyarat Guna mencapai derajat Sarjana S- 1. Pendidikan Kewarganegaraan ROSY HANDAYANI A.

BAB I PENDAHULUAN. (aspek keterampilan motorik). Hal ini sejalan dengan UU No.20 tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berakhlak mulia dan mampu menempatkan dirinya dalam situasi apapun. Karakter

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. urgensinya belum dimaksimalkan seperti zaman modernisasi sekarang. Undang-

PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA BERBASIS KEARIFAN LOKAL* 1

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. gaya atau sifat khas dari diri seseorang yang bersumber dari bentukan-bentukan

BAB I PENDAHULUAN. peranan sekolah dalam mempersiapkan generasi muda sebelum masuk

BAB I. A. Latar Belakang Penelitian. sistem yang lain guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. berubah dari tradisional menjadi modern. Perkembangan teknologi juga

BAB I PENDAHULUAN. cinta kasih, dan penghargaan terhadap masing-masing anggotanya. Dengan

2015 STUDI TENTANG PERAN PONDOK PESANTREN DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLINAN SANTRI AGAR MENJADI WARGA NEGARA YANG BAIK

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan dinamika perubahan sosial budaya masyarakat. mengembangkan dan menitikberatkan kepada kemampuan pengetahuan,

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaaraan

BAB I PENDAHULUAN. Bab Pendahuluan Ini Memuat : A. Latar Belakang, B. Fokus Penelitian,C. Rumusan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan sebuah negara. Untuk menyukseskan program-program

PEMBENTUKAN WATAK BANGSA INDONESIA MELALUI PENDIDIKAN PANCASILA SEBAGAI UPAYA PEMBANGUNAN BANGSA INDONESIA ABAD 21

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pembelajaran di sekolah baik formal maupun informal. Hal itu dapat dilihat dari

BAB I PENDAHULUAN. merubah dirinya menjadi individu yang lebih baik. Pendidikan berperan

BAB I PENDAHULUAN. seutuhnya sangatlah tidak mungkin tanpa melalui proses pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional di Indonesia sebagaimana tertuang dalam. Undang Undang No 2/1989 Sistem Pendidikan Nasional dengan tegas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. motivasi pokok penanaman pendidikan karakter negara ini. Pendidikan karakter perlu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sekolah merupakan suatu lembaga pendidikan formal yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membutuhkan sumber daya manusia yang dapat diandalkan. Pembangunan manusia

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan bagi kehidupan manusia merupakan kebutuhan mutlak yang

BAB I PENDAHULUAN. mengalami gejolak dalam dirinya untuk dapat menentukan tindakanya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sebuah proses yang ditempuh oleh peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. BP. Dharma Bhakti, 2003), hlm Depdikbud, UU RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta :

BAB I PENDAHULUAN. berkarakter. Hal ini sejalan dengan Undang-undang No 20 tahun 2003 tentang Sistem

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hak bagi semua warga Negara Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. pribadi dalam menciptakan budaya sekolah yang penuh makna. Undangundang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pembangunan nasional. Menurut Samani dan Harianto (2011:1) paling tidak ada

BAB I PENDAHULUAN. menciptakaniklim budaya sekolah yang penuh makna. Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu sendi kehidupan. Melalui pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan dikenal sebagai satu wadah untuk membangun dan

BAB I PENDAHULUAN. Dunia saat ini dilanda era informasi dan globalisasi, dimana pengaruh dari

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan wahana mengubah kepribadian dan pengembangan diri. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. siswa tentang penyalahgunaan HP dan Motor. Pada sub bab selanjutnya pun akan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. masalah pendidikan menjadi hal yang utama bahkan mendapat perhatian dari

BAB I PENDAHULUAN. kewibawaan guru di mata peserta didik, pola hidup konsumtif, dan sebagainya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. penelitian yang dirumuskan dari deskripsi temuan penelitian dan pembahasan

Prioritas pembangunan nasional sebagaimana yang dituangkan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan satu dari sekian banyak hal yang tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Upaya mewujudkan pendidikan karakter di Indonesia yang telah

BAB I PENDAHULUAN. sendiri serta bertanggung jawab atas pembangunan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sejarah mengungkapkan Pancasila sebagai jiwa seluruh rakyat Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Beberapa tahun terakhir ini sering kita melihat siswa siswi yang dianggap

I. PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas manusia, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa

BAB I PENDAHULUHAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan karakter merupakan pendidikan yang harus dikembangkan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tujuan pendidikan nasional dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. Dari ketiga hal tersebut terlihat jelas bahwa untuk mewujudkan negara yang

BAB I PENDAHULUAN. anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui

PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN SEBAGAI PEMBENTUKKAN KARAKTER SISWA KELAS V SDN NGLETH 1 KOTA KEDIRI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Indonesia memerlukan sumber daya manusia dalam jumlah dan mutu yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. masyarakat, bangsa, dan negara sesuai dengan pasal 1 UU Nomor 20 Tahun 2003.

BAB I PENDAHULUAN. yang Maha Esa, mempunyai akhlak mulia, cerdas, sehat, berkemauan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. memberikan contoh hal-hal yang baik dan positif. Penanaman karakter yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan karakter merupakan aspek penting bagi setiap

BAB I PENDAHULUAN. tonggak majunya suatu negara. Diera globalisasi ini pendidikan semakin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring berkembangnya zaman memberikan dampak yang besar bagi

BAB I PENDAHULUAN. agama. Hal tersebut sangat berkaitan dengan jiwa Nasionalisme bangsa Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. karakter yang diimplementasikan dalam institusi pendidikan, diharapkan dapat

BAB I PENDAHULUAN. adalah generasi penerus yang menentukan nasib bangsa di masa depan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan harus mampu menumbuhkan karakter yang mencintai dan

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab I ini, akan memaparkan beberapa sub judul yang akan digunakan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan karakter merupakan salah satu upaya kebijakan dari pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. keluarga yang bahagia dan kekal sesuai dengan undang-undang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan pada dasarnya memiliki tujuan untuk mengubah perilaku

BAB I PENDAHULUAN. Mitra Pustaka, 2006), hlm 165. Rhineka Cipta,2008), hlm 5. 1 Imam Musbikiin, Mendidik Anak Kreatif ala Einstein, (Yogyakarta:

BAB I PENDAHULUAN. bermoral, sopan santun dan berinteraksi dengan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. sikap, perilaku, intelektual serta karakter manusia. Menurut Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan karakter dalam menanamkan nilai-nilai kebangsaan. Di samping

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis untuk memotivasi, membina, membantu, serta membimbing seseorang untuk mengembangkan segala potensinya sehingga ia mencapai kualitas diri yang lebih baik. Pendidikan berorientasi pada terbentuknya kepribadian manusia secara utuh, yang prosesnya tejadi internalisasi nilai keutuhan, nilai kemasyarakatan, nilai kemanusiaan, nilai hak dan kewajiban, nilai keadilan dan kebenaran, nilai kejujuran dan kedisiplinan, dan nilai-nilai yang berbasis pada etika dan estetika pergaulan. Menurut Gunawan (2012:3), karakter adalah keadaan asli yang ada dalam diri individu seseorang yang membedakan antara dirinya dengan orang lain. (2012:23), Menurut Thomas Lickona (1991) sebagaimana dikutip oleh Gunawan Pendidikan karakter adalah pendidikan untuk membentuk kepribadian seseorang melalui pendidikan budi pekerti, yang hasilnya terlihat dalam tindakan nyata seseorang, yaitu tingkah laku yang baik, jujur bertanggung jawab, menghormati hak orang lain, kerja keras, dan sebagainya. Pendidikan karakter bertujuan untuk membentuk bangsa yang tangguh, kompetetif, berakhlak mulia, bermoral, bertoleran, bergotong royong, berjiwa patriotik, berkembang dinamis, berorientasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang semua dijiwai oleh iman dan takwa kepada Tuhan yang Maha Esa berdasarkan Pancasila. Indonesia Heritage Foundation (IHF) sebagaimana dikutip oleh 1

2 Gunawan (2012: 32) merumuskan sembilan karakter dasar yang menjadi tujuan pendidikan karakter yaitu: (1) cinta kepada Allah dan semesta beserta isinya, (2) tanggung jawab, disiplin dan mandiri, (3) jujur, (4) hormat dan santun, (5) kasih sayang, peduli, dan kerjasama, (6) percaya diri, kreatif, kerja keras dan pantang menyerah, (7) keadilan dan kepemimpinan, (8) baik dan rendah hati, dan (9) toleransi, cinta damai, dan persatuan. Berdasarkan uraian di atas setidaknya ada dua karakter yang dianggap dapat memenuhi kriteria dalam penanaman perilaku dan moral pada anak. Karakter tersebut adalah disiplin dan kejujuran. Menurut Hidayahtullah (2010:45), disiplin adalah: Suatu ketaatan yang sungguh-sungguh yang didukung oleh kesadaran untuk menunaikan tugas kewajiban serta berperilaku sebagaimana mestinya menurut aturan-aturan atau tata kelakuan yang seharusnya berlaku di dalam suatu lingkungan tertentu. Menurut Hamid dan Beni (2013:167), kejujuran adalah perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan, baik terhadap diri maupun pihak lain. Pendidikan karakter pada saat ini merupakan topik yang banyak dibicarakan di kalangan pendidik. Pendidikan karakter diyakini sebagai aspek penting dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM), karena turut menentukan kemajuan suatu bangsa. Kualitas karakter seseorang dapat menentukan martabat dan adab seorang manusia dalam cakupan yang lebih luas bahwa karakter sebuah bangsa akan menentukan martabat dan adab bangsa tersebut. Seseorang dapat dikatakan berkarakter, jika telah berhasil menyerap nilai dan keyakinan yang dikehendaki masyarakat serta digunakan sebagai kekuatan moral dalam hidupnya. Seorang pendidik dikatakan berkarakter, jika memiliki keyakinan yang dilandasi

3 hakekat dan tujuan pendidikan serta digunakan sebagai kekuatan moral dalam menjalankan tugasnya sebagai pendidik. Pendidikan karakter sendiri dapat diajarkan melalui lingkungan sekolah maupun lingkungan keluarga. Anak adalah makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa wajib dilindungi dan dijaga kehormatan, martabat dan harga dirinya secara wajar, baik aspek secara hukum, ekonomi, politik, sosial, maupun budaya tanpa membedakan suku, agama, ras, dan golongan. Keluarga merupakan ajang pertama dimana sifat-sifat kepribadian anak bertumbuh dan terbentuk pertama kali, maka keluarga sebagai alam pendidikan pertama dan merupakan pendidikan informal bagi perkembangan anak. Keluarga dapat diartikan juga pada suatu tempat pendidikan pertama dan utama bagi seseorang. Keluarga dapat berperan sebagai fondasi dasar untuk memulai langkah-langkah pembudayaan karakter melalui pembiasaan bersikap dan berperilaku sesuai dengan karakter yang diharapkan. Perkembangan anak zaman sekarang ini cukup memperhatinkan karena banyak anak yang kurang mendapatkan perhatian dan kasih sayang dari orang tua, terutama anak pada keluarga polisi yang orang tuanya sibuk dengan pekerjaan. Berdasarkan kenyataan ini, sehingga mengakibatkan anak kurang mendapatkan kasih sayang, perhatian, dan bimbingan dari orang tuanya. Hal ini tidak selaras dengan apa yang ada dalam kehidupan keluarga yang kurang menanamkan karakter kepada anak. Pendidikan karakter merupakan upaya yang harus melibatkan semua pihak, baik rumah tangga maupun keluarga, lingkungan sekolah, serta masyarakat luas. Lingkungan keluarga sangat mempengaruhi perkembangan pendidikan anak,

4 terutama pada keluarga polisi. Keadaan lingkungan keluarga ditentukan oleh berbagai faktor yaitu tingkat ekonomi, dan tingkat pendidikan. Keluarga polisi tingkat ekonominya sangat mencukupi kebutuhan dalam keluarganya. Maka dari itu, anak seorang polisi kebutuhan ekonominya sangat tercukupi. Akan tetapi, orang tua dalam mendidik anak-anaknya bersikap disiplin, tegas, dan jujur hanya kurang memberikan kasih sayang dan perhatian yang penuh, sehingga tidak seimbang dengan tingkat ekonomi yang dimiliki. Anak akan tumbuh menjadi pribadi yang berkarakter apabila dapat tumbuh di lingkungan yang berkarakter. Pendidikan karakter dalam keluarga polisi adalah orang tua menanamkan dan mengajarkan nilai karakter yang baik terhadap anak, adapun pendidikan karakter dalam keluarga polisi yang utama adalah religius. Orang tua mendidik tidak hanya dalam pendidikan karakter, melainkan memberikan motivasi kepada anak untuk mencapai cita-cita yang diharapkan. Pendidikan karakter yang ditanamkan orang tua dalam keluarga polisi tidak hanya karakter religius melainkan karakter disiplin dan kejujuran, akan tetapi pendidikan karakter tersebut belum sesuai dengan apa yang diharapkan. Masalah yang dihadapi orang tua dalam mendidik karakter disiplin dan kejujuran pada anak yaitu melanggar peraturan yang telah ditentukan, seperti pulang sekolah terlambat, dan waktu belajar tidak dimanfaatkan secara efektif. Sikap ini menunjukkan bahwa anak kurang memiliki sikap disiplin. Adapun masalah yang dihadapi selain itu, perilaku yang tidak jujur yaitu anak meminta uang dengan alasan untuk membayar SPP, kenyataannya uang tersebut tidak dibayarkan, dan mengambil uang tidak ijin kepada orang tua. Sikap ini anak kurang menanamkan sikap yang jujur kepada

5 orang tua. Maka dari itu perlu adanya pendidikan karakter disiplin dan kejujuran yang baik bagi anak. Generasi muda yang memiliki pengetahuan dan wawasan akan membentuk kepribadian yang baik, sehingga memerlukan karakter. Seseorang kurang menanamkan karakter akan mudah melakukan hal-hal yang negatif. Misalnya, seorang anak yang dibesarkan dalam lingkungan keluarga yang taat beribadah akan selalu bersikap sesuai dengan aturan agama, rajin beribadah, dan mampu membedakan hal-hal yang baik dan hal-hal yang buruk atau dilarang agama. Kondisi tersebut akan jauh berbeda terhadap seorang anak yang dibesarkan dalam lingkungan keluarga yang tidak taat beribadah atau dalam keluarga yang tidak disiplin. Seseorang akan beranggapan bahwa segala sesuatu akan dianggap baik bila menguntungkan bagi dirinya sendiri tanpa mengindahkan hal tersebut dilarang agama atau tidak. Perkembangan terhadap bentuk-bentuk pelanggaran norma akan muncul dari hasil pendidikan yang kurang terarah dari suatu keluarga. Penanaman pemahaman tentang kebaikan dan disiplin diri yang kuat akan sangat membantu seseorang dalam bersosialisasi di masyarakat, sehingga dapat terhindar dari pengaruh buruk saat anak bersosialisasi (Ratih:2013), selanjutnya perilaku menyimpang tidak jujur yaitu anak mencuri barang milik orang lain, misalnya, anak berusia 14 tahun diinterogasi polisi karena diketahui tertangkap mencuri. Anak yang tertangkap mencuri yaitu bernama Rudi, siswa kelas 1 SMP ditangkap polisi karena mencuri tabung gas elpiji di dapur tetangga sebelah (Kompasiana.com:2009).

6 Kesenjangan pendidikan karakter disiplin dan kejujuran anak pada keluarga polisi yaitu kurang mendapatkan perhatian dan kasih sayang dari orang tua, sehingga dalam pelaksanaan pendidikan karakter belum terlaksana dengan baik. Keluarga polisi harus menanamkan karakter disiplin dan kejujuran, sehingga anak mendapatkan pendidikan karakter yang baik dan berkepribadian yang luhur. Pelaksanaan pendidikan karakter melalui sikap dan perilaku yang tidak baik akan terjadi anak tidak memiliki sikap disiplin dan kejujuran, sehingga mempengaruhi hal-hal yang negatif. Seorang polisi dalam memberikan pendidikan memerlukan penanaman pendidikan karakter kepada anak di dalam lingkungan keluarga. Khususnya, pendidikan karakter yang ditanamakan pada keluarga polisi belum tertanam dengan baik, maka dari itu memerlukan pembiasaan untuk bersikap disiplin, dan jujur. Penanaman karakter tersebut sangat penting bagi perkembangan anak untuk membiasakan kewajiban dan tanggung jawabnya sehari-hari baik dalam lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat. Keterkaitan pendidikan karakter dengan program studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Keterkaitan hubungan tersebut antara lain tertuang di dalam visi, misi, dan tujuan program studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Menurut Rahayu (2013:2), visi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan di perguruan tinggi adalah sumber nilai dan pedoman dalam pengembangan dan penyelenggaraan program studi, guna mengantarkan mahasiswa memantapkan kepribadiannya sebagai manusia seutuhnya, hal ini berdasarkan pada suatu realitas yang dihadapi mahasiswa sebagai generasi bangsa yang harus memiliki visi intelektual, relegius, berkeadaban, berkemanusiaan, dan

7 cinta tanah air dan bangsa. Visi program studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan yaitu membentuk nation and character building yang memiliki kesadaran berkonstitusi menuju masyarakat madani. Selaras dengan visi program studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan tersebut jelas terlihat bahwa keterkaitan pendidikan karakter dengan program studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan yaitu membentuk generasi muda yang berkarakter untuk membangun bangsa dan negara. Beberapa sikap dan perilaku yang terjadi anak yang tidak memiliki sikap disiplin dan kejujuran akan mempengaruhi hal-hal yang negatif. Seorang polisi dalam memberikan pendidikan memerlukan penanaman pendidikan karakter kepada anak di dalam lingkungan keluarga. Khususnya, pendidikan karakter yang ditanamakan pada keluarga polisi belum tertanam dengan baik, maka dari itu memerlukan pembiasaan untuk bersikap disiplin, dan jujur. Berdasarkan uraian latar belakang penelitian di atas, maka cukup penting alasan peneliti untuk mengadakan penelitian tentang Pendidikan Karakter Disiplin dan Kejujuran Anak pada Keluarga Polisi (Studi Kasus di Aspolres Sragen Mageru RT 03/RW II Sragen Tengah Kecamatan Sragen Kabupaten Sragen). B. Perumusan Masalah Perumusan masalah merupakan bagian terpenting yang harus ada dalam penulisan karya ilmiah. Oleh karena itu, sebelum melakukan penelitian harus mengetahui terlebih dahulu permasalahan yang ada. Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas maka dapat dirumuskan suatu permasalahan yaitu:

8 1. Bagaimana penanaman pendidikan karakter disiplin anak pada keluarga polisi di Aspolres Sragen Mageru RT 03/RW II Sragen Tengah Kecamatan Sragen Kabupaten Sragen? 2. Bagaimana penanaman pendidikan karakter kejujuran anak pada keluarga polisi di Aspolres Sragen Mageru RT 03/RW II Sragen Tengah Kecamatan Sragen Kabupaten Sragen? 3. Apa saja faktor pendukung dan faktor penghambat dalam penanaman pendidikan karakter disiplin anak pada keluarga polisi di Aspolres Sragen Mageru RT 03/RW II Sragen Tengah Kecamatan Sragen Kabupaten Sragen? 4. Apa saja faktor pendukung dan faktor penghambat dalam penanaman pendidikan karakter kejujuran anak pada keluarga polisi di Aspolres Sragen Mageru RT 03/RW II Sragen Tengah Kecamatan Sragen Kabupaten Sragen? C. Tujuan Penelitian 1. Untuk mendeskripsikan penanaman pendidikan karakter disiplin anak pada keluarga polisi di Aspolres Sragen Mageru RT 03/RW II Sragen Tengah Kecamatan Sragen Kabupaten Sragen. 2. Untuk mendeskripsikan penanaman pendidikan karakter kejujuran anak pada keluarga polisi di Aspolres Sragen Mageru RT 03/RW II Sragen Tengah Kecamatan Sragen Kabupaten Sragen. 3. Untuk mendeskripsikan faktor pendukung dan faktor penghambat dalam penanaman pendidikan karakter disiplin anak pada keluarga polisi di Aspolres Sragen Mageru RT 03/RW II Sragen Tengah Kecamatan Sragen Kabupaten Sragen.

9 4. Untuk mendeskripsikan faktor pendukung dan faktor penghambat dalam penanaman pendidikan karakter kejujuran anak pada keluarga polisi di Aspolres Sragen Mageru RT 03/RW II Sragen Tengah Kecamatan Sragen Kabupaten Sragen. D. Manfaat atau Kegunaan Penelitian Suatu penelitian sudah tentu diharapkan mempunyai manfaat yang dapat dikembangkan, begitu pula dengan penelitian ini nantinya diharapkan juga mampu memberi manfaat terutama baik dari segi teoritik maupun praktisnya, manfaat tersebut secara terperinci sebagai berikut: 1. Manfaat atau Kegunaan Teoritis a. Sebagai suatu karya ilmiah, maka hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pendidikan mengenai karakter disiplin dan kejujuran pada anak. b. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai pedoman untuk kegiatan penelitian berikutnya yang sejenis. 2. Manfaat atau Kegunaan Praktis a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi perbaikan pendidikan karakter disiplin dan kejujuran pada anak di dalam lingkungan keluarga polisi. b. Menyampaikan dan menyalurkan informasi mengenai pentingnya pendidikan karakter disiplin dan kejujuran pada anak di dalam lingkungan keluarga polisi.

10 E. Daftar Istilah 1. Pengertian Pendidikan. Menurut Suardi (2012:21), pendidikan adalah proses untuk mempengaruhi peserta didik supaya mampu menyesuaikan diri sebaik mungkin dengan lingkungan, dan dengan demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang memungkinkan berfungsi secara adekuit dalam kehidupan masyarakat. 2. Pengertian Karakter. Menurut Gunawan (2012:3), karakter adalah keadaan asli yang ada dalam diri individu seseorang yang membedakan antara dirinya dengan orang lain. 3. Pengertian Pendidikan Karakter. Menurut Thomas Lickona (1991) sebagaimana dikutip oleh Gunawan (2012:23), pendidikan karakter adalah pendidikan untuk membentuk kepribadian seseorang melalui pendidikan budi pekerti, yang hasilnya terlihat dalam tindakan nyata seseorang, yaitu tingkah laku yang baik, jujur bertangggung jawab, menghormati hak orang lain, kerja keras, dan sebagainya. 4. Pengertian Disiplin. Menurut Hidayahtullah (2010:45), disiplin adalah suatu ketaatan yang sungguh-sungguh yang didukung oleh kesadaran untuk menunaikan tugas kewajiban serta berperilaku sebagaimana mestinya menurut aturan-aturan atau tata kelakuan yang seharusnya berlaku di dalam suatu lingkungan tertentu. 5. Pengertian Kejujuran. Menurut Hamid dan Beni (2013:167), kejujuran adalah perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan, baik terhadap diri maupun pihak lain.

11 6. Pengertian Anak. Menurut Mufidah (2013:269), anak adalah makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa wajib dilindungi dan dijaga kehormatan, martabat dan harga dirinya secara wajar, baik aspek secara hukum, ekonomi, politik, sosial, maupun budaya tanpa membedakan suku, agama, ras, dan golongan. 7. Pengertian Keluarga. Menurut Mufidah (2013:34), keluarga adalah unit terkecil dalam struktur masyarakat yang dibangun di atas perkawinan atau pernikahan terdiri dari ayah atau suami, ibu atau istri,dan anak. 8. Pengertian Polisi. Menurut Sodikin (2010), polisi adalah suatu pranata umum sipil yang mengatur tata tertib (orde) dan hukum.