STUDI KETAHANAN BALISTIK BAJA HIGH STRENGTH LOW ALLOY AISI 4140

dokumen-dokumen yang mirip
MENINGKATKAN KETANGGUHAN C-Mn STEEL BUATAN DALAM NEGERI. Jl. Soekarno-Hatta No. 180, Semarang *

KARAKTERISASI BAJA ARMOUR HASIL PROSES QUENCHING DAN TEMPERING

Jl. Prof. Soedarto, SH Kampus Undip Tembalang, Semarang, Indonesia

KARATERISTIK MAKRO DAN MIKRO PLAT BAJA-ALUMINIUM TERHADAP KETAHANAN BALISTIK

PERLAKUAN PANAS MATERIAL AISI 4340 UNTUK MENGHASILKAN DUAL PHASE STEEL FERRIT- BAINIT

PENGARUH BAHAN ENERGIZER PADA PROSES PACK CARBURIZING TERHADAP KEKERASAN CANGKUL PRODUKSI PENGRAJIN PANDE BESI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Penguatan yang berdampak terhadap peningkatan sifat mekanik dapat

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bidang material baja karbon sedang AISI 4140 merupakan low alloy steel

ANALISIS PROSES TEMPERING PADA BAJA DENGAN KANDUNGAN KARBON 0,46% HASILSPRAY QUENCH

PERILAKU BALISTIK BAJA KOMERSIAL SCR 440 DENGAN KEKERASAN BERLAPIS (DUAL HARDNESS) DALAM SIMULASI DAN EKSPERIMEN

Pengaruh Heat Treatment denganvariasi Media Quenching Oli dan Solar terhadap StrukturMikro dan Nilai Kekerasan Baja Pegas Daun AISI 6135

ANALISIS PENGARUH TEMPERING

BAB IV PEMBAHASAN Data Pengujian Pengujian Kekerasan.

ANALISA KEKERASA DAN STRUKTUR MIKRO TERHADAP VARIASI TEMPERATUR TEMPERING PADA BAJA AISI 4140

Analisa Deformasi Material 100MnCrW4 (Amutit S) Pada Dimensi Dan Media Quenching Yang Berbeda. Muhammad Subhan

STUDI EKSPERIMEN PENGARUH TEMPERATUR TEMPERING PADA PROSES QUENCHING TEMPERING TERHADAP SIFAT MEKANIK BAJA AISI 4140

PENGARUH PERLAKUAN TEMPERING TERHADAP KEKERASAN DAN KEKUATAN IMPAK BAJA JIS G 4051 S15C SEBAGAI BAHAN KONSTRUKSI. Purnomo *)

METODE PENINGKATAN TEGANGAN TARIK DAN KEKERASAN PADA BAJA KARBON RENDAH MELALUI BAJA FASA GANDA

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH PERLAKUAN PANAS DOUBLE TEMPERING TERHADAP SIFAT MEKANIK MATERIAL AISI 4340

PENGARUH PROSES HARDENING PADA BAJA HQ 7 AISI 4140 DENGAN MEDIA OLI DAN AIR TERHADAP SIFAT MEKANIS DAN STRUKTUR MIKRO

PROSES QUENCHING DAN TEMPERING PADA SCMnCr2 UNTUK MEMENUHI STANDAR JIS G 5111

TIN107 - Material Teknik #9 - Metal Alloys 1 METAL ALLOYS (1) TIN107 Material Teknik

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen,

03/01/1438 KLASIFIKASI DAN KEGUNAAN BAJA KLASIFIKASI BAJA 1) BAJA PEGAS. Baja yang mempunyai kekerasan tinggi sebagai sifat utamanya

PENELITIAN PENGARUH VARIASI TEMPERATUR PEMANASAN LOW TEMPERING

HARDENABILITY. VURI AYU SETYOWATI, S.T., M.Sc TEKNIK MESIN - ITATS

ek SIPIL MESIN ARSITEKTUR ELEKTRO

PENGARUH JENIS LAPISAN MATERIAL TERHADAP KETAHANAN BALISTIK BAJA

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan akan bahan logam dalam pembuatan alat alat dan sarana. Untuk memenuhi kebutuhan ini, diperlukan upaya pengembangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH VARIASI TEMPERATUR PADA PROSES PERLAKUAN PANAS BAJA AISI 304 TERHADAP LAJU KOROSI

I. PENDAHULUAN. Definisi baja menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah suatu benda

APLIKASI TEKNIK CONTINUOUS HARDENING MENGGUNAKAN ALAT PEMANAS INDUKSI UNTUK PENGERASAN PIN

PENGARUH TEMPERATUR TUANG DAN KANDUNGAN SILICON TERHADAP NILAI KEKERASAN PADUAN Al-Si

STUDI PENGARUH VARIASI KUAT ARUS PENGELASAN PELAT AISI 444 MENGGUNAKAN ELEKTRODA AWS E316L

BAB IV PEMBAHASAN. BAB IV Pembahasan 69

Pengaruh Perlakuan Panas Austempering pada Besi Tuang Nodular FCD 600 Non Standar

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENGARUH TEKANAN INJEKSI PADA PENGECORAN CETAK TEKANAN TINGGI TERHADAP KEKERASAN MATERIAL ADC 12

METALURGI Available online at

PENGARUH PERBEDAAN KONDISI TEMPERING TERHADAP STRUKTUR MIKRO DAN KEKERASAN DARI BAJA AISI 4140

ANALISA QUENCHING PADA BAJA KARBON RENDAH DENGAN MEDIA SOLAR

PENGARUH PERLAKUAN PANAS BAJA AISI 1029 DENGAN METODA QUENCHING DAN MEDIA PENDINGIN TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN MAKRO STRUKTUR

III. METODE PENELITIAN. Adapun tempat pengerjaan tugas akhir ini adalah sebagai berikut :

ANALISIS KEKUATAN TARIK DAN KARAKTERISTIK XRD PADA MATERIAL STAINLESS STEEL DENGAN KADAR KARBON YANG BERBEDA

PENGARUH VARIASI TEMPERATUR TERHADAP KEKERASAN, STRUKTUR MIKRO, DAN KETANGGUHAN DENGAN PROSES HEAT TREATMENT PADA BAJA KARBON AISI 4140H

PENGARUH MEDIA PENDINGIN PADA PROSES HARDENING MATERIAL BAJA S45C

Jurnal Teknik Mesin UNISKA Vol. 02 No.02 Mei 2017 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. perlu dapat perhatian khusus baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya karena

I. PENDAHULUAN. mengalami pembebanan yang terus berulang. Akibatnya suatu poros sering

ANALISA PENGARUH TEMPERATUR TEMPERING TERHADAP STRUKTUR MIKRO DAN SIFAT MEKANIK PADA BAJA AAR-M201 GRADE E

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISA PENGARUH MANIPULASI PROSES TEMPERING TERHADAP PENINGKATAN SIFAT MEKANIS POROS POMPA AIR AISI 1045

PENGARUH PERLAKUAN PANAS TERHADAP KEKERASAN DAN STRUKTUR MIKRO BAJA JIS S45C

BAB I PENDAHULUAN. BAB I Pendahuluan 1

PENGARUH TEMPERATUR DAN WAKTU TAHAN TEMPERING TERHADAP KEKERASAN, STRUKTUR MIKRO DAN LAJU KOROSI PADA BAJA TAHAN KARAT MARTENSITIK 13Cr3Mo3Ni

STUDI KOMPARASI HEAT TREATMENT TERHADAP SIFAT-SIFAT MEKANIS MATERIAL RING PISTON BARU DAN BEKAS

PENGUJIAN IMPAK BESI COR KELABU AUSTEMPER

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia teknik dikenal empat jenis material, yaitu : logam,

Heat Treatment Pada Logam. Posted on 13 Januari 2013 by Andar Kusuma. Proses Perlakuan Panas Pada Baja

PENGARUH PROSES PERLAKUAN PANAS TERHADAP KEKERASAN DAN STRUKTUR MIKRO BAJA AISI 310S

PROSES NORMALIZING DAN TEMPERING PADA SCMnCr2 UNTUK MEMENUHI STANDAR JIS G 5111

Pengaruh Proses Quenching Terhadap Kekerasan dan Laju Keausan Baja Karbon Sedang

ANALISIS STRUKTUR MIKRO DAN SIFAT MEKANIK BAJA MANGAN AUSTENITIK HASIL PROSES PERLAKUAN PANAS

PENGARUH WAKTU PENAHANAN TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS PADA PROSES PENGKARBONAN PADAT BAJA MILD STEEL

PENGARUH PERLAKUAN ANIL TERHADAP SIFAT MEKANIS DAN STRUKTUR MIKRO PADA SAMBUNGAN LAS PIPA BAJA Z 2201

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (2017) ISSN: ( Print) F 191

METODOLOGI PENELITIAN

PENINGKATAN KEKAKUAN PEGAS DAUN DENGAN CARA QUENCHING

PENGARUH PERBANDINGAN GAS NITROGEN DAN LPG PADA PROSES NITROKARBURISING DALAM REAKTOR FLUIDIZED BED TERHADAP SIFAT MEKANIS BAJA KARBON RENDAH

PENGARUH MANUAL FLAME HARDENING TERHADAP KEKERASAN HASIL TEMPA BAJA PEGAS

Pengaruh Heat Treatment Dengan Variasi Media Quenching Air Garam dan Oli Terhadap Struktur Mikro dan Nilai Kekerasan Baja Pegas Daun AISI 6135

PENGARUH ANNEALING TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS PAHAT HSS DENGAN UNSUR PADUAN UTAMA CROM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

VARIASI TEMPERATUR PEMANASAN PADA PROSES PERLAKUAN PANAS TERHADAP KEKERASAN DENGAN MATERIAL SS 304L

PENGARUH PROSES QUENCHING DAN TEMPERING

BAB 1. PERLAKUAN PANAS

I. PENDAHULUAN. Baja karbon AISI 1045 adalah jenis baja yang tergolong dalam baja paduan

Laporan Praktikum Struktur dan Sifat Material 2013

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

STUDI PENGARUH KOMPOSISI KIMIA DAN KETEBALAN CORAN TERHADAP STRUKTUR MIKRO BESI COR PADA KASUS PEMBUATAN BESI COR VERMICULAR

PEMBUATAN MATERIAL DUAL PHASE DARI KOMPOSISI KIMIA HASIL PELEBURAN ANTARA SCALING BAJA DAN BESI LATERIT KADAR NI RENDAH YANG DIPADU DENGAN UNSUR SIC

EFFECT OF HEAT TREATMENT TEMPERATURE ON THE FORMATION OF DUAL PHASE STEEL AISI 1005 HARDNESS AND FLEXURE STRENGTH CHARACTERISTICS OF MATERIALS

STUDI PENGARUH ARUS DAN WAKTU PENGELASAN TERHADAP SIFAT MEKANIK SAMBUNGAN LAS TITIK (SPOT WELDING) LOGAM TAK SEJENIS

PEMBUATAN STRUKTUR DUAL PHASE BAJA AISI 3120H DARI BESI LATERIT

Jurusan Teknik Material dan Metalurgi, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember

BAB I PENDAHULUAN. Kekuatan tarik adalah sifat mekanik sebagai beban maksimum yang terusmenerus

Pengaruh Perlakuan Hardenability dan Tempering pada Kekuatan Tarik dan Kekuatan Impak Baja E335

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Sidang Tugas Akhir (TM091486)

PRAKTIKUM JOMINY HARDENABILITY TEST

Pengaruh Kuat Medan Magnet Terhadap Shrinkage dalam Pengecoran Besi Cor Kelabu (Gray Cast Iron)

BAB I PENDAHULUAN. Poros adalah bagian terpenting dari setiap mesin. Peran poros yaitu

Pengaruh Unsur-unsur Paduan Pada Proses Temper:

Studi Pengaruh Temperatur Tuang Terhadap Sifat Mekanis Pada Pengecoran Paduan Al-4,3%Zn Alloy

Pengaruh Lama Pemanasan, Pendinginan secara Cepat, dan Tempering 600 o C terhadap Sifat Ketangguhan pada Baja Pegas Daun AISI No.

PENGARUH VARIASI WAKTU TAHAN PADA PROSES NORMALIZING TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN STRUKTUR MIKRO BAJA AISI 310S PADA PRESSURE VESSEL

Transkripsi:

Available online at Website http://ejournal.undip.ac.id/index.php/rotasi STUDI KETAHANAN BALISTIK BAJA HIGH STRENGTH LOW ALLOY AISI 4140 *Rusnaldy, Herlangga Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Soedarto, SH Kampus Undip Tembalang, Semarang, Indonesia *Email: rusnaldy@undip.ac.id ABSTRAK Baja adalah material yang mudah diperoleh dan relatif murah harganya. Selama ini material tahan peluru yang digunakan untuk membuat kendaraan tempur (Tank) masih berasal dari negara lain. Baja yang digunakanpun kebanyakan adalah dari jenis baja armor atau baja khusus untuk menahan serangan peluru. Pada studi ini baja komersial yang terdapat di pasaran digunakan untuk diteliti kemampuannya dalam menahan peluru. Jenis baja tersebut adalah jenis baja high strength low alloy (HSLA) AISI 4140. Agar dapat menahan peluru, baja tersebut perlu ditingkatkan kekuatan dan kekerasannya melalui proses perlakuan panas. Disamping itu perlu dicari berapa ketebalan minimum dari baja jenis ini yang masih dapat menahan penetrasi peluru. Uji balistik dilakukan di lapangan tembak markas Brimob di Semarang. Uji tembak dilakukan oleh personil Brimob yang memiliki keahlian menembak dari jarak jauh (sniper) dengan menggunakan senjata AK 101 yang mampu melontarkan peluru dengan kecepatan 900 m/s. Peluru yang digunakan memiliki kaliber 5,6 mm dengan jarak tembak 25 m. Setelah uji tembak, dilakukan pengamatan terhadap jenis kerusakan yang terjadi pada pelat target. Dari hasil pengujian didapatkan bahwa proses perlakuan panas hardening dapat meningkatkan ketahanan peluru baja AISI 4140, dimana ketebalan minimum pelat yang masih dapat menahan peluru adalah 7 mm. Kata kunci: Baja, AISI 4140, Ketahanan Balistik, Uji Tembak 1. PENDAHULUAN Baja adalah material yang mudah didapat dan harganya relatif murah bila dibandingkan dengan material lain yang digunakan untuk material tahan peluru. Untuk kendaraan tempur militer penggunaan baja masih relatif dominan penggunaannya namun upaya-upaya tetap terus dilakukan untuk memperoleh baja yang setipis mungkin tetapi masih memiliki ketahanan balistik yang baik sehingga kendaraan tempur dapat dibuat menjadi lebih ringan. Disamping itu kombinasi sifat baja seperti kekuatan yang tinggi yang dikombinasikan dengan ketangguhan yang baik serta harganya yang murah masih membuat baja menjadi pilihan utama material logam untuk material armor [1]. Komposisi kimia baja dan proses perlakuan panas dapat digunakan untuk memodifikasi baja karena akan mempengaruhi sifat mekanik dan performan balistik dari baja [1-10]. Disamping baja khusus untuk material armor, baja high strength low alloy (HSLA) juga banyak digunakan untuk material tahan peluru [8]. Hal ini karena baja jenis ini memiliki sifat mekanik yang superior, mampu mesin yang baik, performan yang tinggi dan harganya yang murah. Untuk itu pada studi kali ini material HSLA yang banyak dijual di pasaran, yaitu AISI 4140, digunakan untuk dilihat ketahanan balistiknya. Untuk meningkatkan kekerasannya proses perlakuan panas hardening diterapkan. Kemudian diteliti hingga setebal berapa baja tersebut masih mampu menahan penetrasi dari peluru. Hasil dari studi ini nantinya akan dijadikan sebagai dasar untuk mendesain dan membuat sendiri baja yang memiliki ketahanan balistik yang baik 2. METODOLOGI PENELITIAN Baja AISI 4140 yang banyak dijual di pasaran digunakan pada studi ini. Namun baja yang tersedia adalah dalam bentuk batangan silinder dengan diameter bervariasi. Baja batangan dengan diameter 20 mm dipilih sebagai material benda kerja atau material target. Kemudian dilakukan proses permesinan untuk mendapatkan material benda kerja dengan tebal 9 mm, 7 mm dan 5 mm. Proses perlakuan panas yang dilakukan pada dasarnya adalah untuk meningkatkan kekuatan dan kekerasan baja. Baja dipanaskan hingga mencapai temperatur austenit (950 o C) kemudian ditahan hingga 30 menit pada temperatur tersebut di dalam suatu tungku perlakuan panas. Proses pendinginan dilakukan dengan mencelupkan baja yang diambil dari dapur perlakuan panas ke dalam air. Fasa martensit yang keras diharapkan dapat terbentuk dari proses perlakuan panas ini. Kemudian dilakukan pengamatan struktur mikro dan pengujian kekerasan pada pelat baja baik setelah maupun sebelum dilakukan proses perlakuan panas. Pengujian tembak dilakukan di lapangan tembak markas Brimob Semarang. Pengujian dilakukan oleh seorang anggota Brimob yang memiliki keahlian sebagai penembak jarak jauh (sniper). Senapan yang digunakan adalah AK 101 kaliber 5,56 dengan kecepatan tembak 900 m/s. Jarak tembak yang digunakan sesuai standar pengujian yang biasa dilakukan oleh PT. Pindad yaitu sebesar 25 m. Sementara peluru yang digunakan adalah jenis MU4-TJ dengan kaliber 5,56 mm. Sebelum dilakukan uji tembak pada pelat, kecepatan peluru diukur terlebih dahulu dengan menggunakan alat chronograph digital. 24 ROTASI Vol. 19, No. 1, Januari 2017: 24 28

3. HASIL DAN PEMBAHASAN Komposisi kimia dari baja HSLA AISI 4140 yang digunakan dapat dilihat pada tabel 1. Sementara data hasil pengujian kekerasannya dapat dilihat pada tabel 2. Dari data terlihat bahwa proses perlakuan panas hardening, yaitu dengan proses quenching yang dilakukan ke dalam air menghasilkan peningkatan kekerasan hampir 100%, dari rata-rata 325 HB menjadi 615 HB. Nilai kekerasan sebesar 615 HB sudah cukup melampaui nilai kekerasan minimum sebesar 500 HB yang merupakan syarat suatu baja untuk baja armor. Tabel 1. Hasil Pengujian Komposisi Kimia Pelat Unsur C Si Mn P S Cr Ni Mo Sn Al Cu Fe %Berat 0,42 0,25 0,74 0,01 0,023 1,14 0,02 0,2 0,026 0,0317 0,1 Balance Tabel 2. Hasil Pengujian Kekerasan Pelat Baja Titik Pengujian Nilai Kekerasan Sebelum Proses Hardening (HB) Nilai Kekerasan Setelah Proses Hardening (HB) 1 327 615 2 327 595 3 327 634 4 327 615 5 319 615 Rata-rata 325 615 Struktur mikro baja AISI 4140 sebelum dan setelah proses perlakuan panas dapat dilihat pada gambar 1 dan 2. Dari gambar 1, terlihat bahwa struktur mikro baja terdiri dari ferit yang berwarna putih dan sementit yang berwarna hitam. Setelah proses perlakuan panas, struktur mikro didominasi oleh fasa martensit yang keras yang berwarna hitam dan austenit sisa yang berwarna putih. Perubahan struktur mikro ini yang menyebabkan naiknya nilai kekerasan baja menjadi hampir 100%. Gambar 1. Struktur mikro baja AISI 4140 sebelum proses hardening (perbesaran 200X). Gambar 2. Struktur mikro baja AISI 4140 setelah proses hardening (perbesaran 200X). Hasil uji tembak yang dilakukan dapat dirangkum pada tabel 3. Perbandingan hasil uji juga dilakukan dengan baja dari jenis karbon rendah dan baja tahan karat SS 304. Dari hasil uji tembak terlihat bahwa baja AISI 4140 dengan ROTASI Vol. 19, No. 1, Januari 2017: 24 28 25

tebal 9 mm tidak dapat ditembus oleh peluru kaliber 5,56 mm yang ditembak dengan kecepatan 900 m/s. Sementara dua baja komersial yang lain, yaitu baja karbon rendah dan baja tahan karat SS 304 berhasil ditembus oleh peluru. Sementara itu ketika baja AISI 4140 dikeraskan dengan perlakuan panas hardening, kekerasan yang naik hingga mencapai 100% juga mampu meningkatkan baja untuk menahan peluru. Bentuk crater yang dihasilkan lebih dangkal dibanding crater yang dihasilkan pada pelat baja yang tidak mengalami hardening, dan hanya berupa bekas indentasi. Perlakuan panas hardening juga menyebabkan baja mampu menahan peluru pada ketebalan yang lebih tipis yaitu 7 mm. Namun pada ketebalan 5 mm, peluru yang ditembakkan menyebabkan baja menjadi pecah. Tabel 3. Hasil uji tembak Jenis Baja Tebal Pelat (mm) Proses Hardening Hasil AISI 4140 9 Tidak Tidak Tembus AISI 4140 9 Iya Tidak Tembus AISI 4140 7 Iya Tidak Tembus AISI 4140 5 Iya Pecah Low Carbon Steel 9 Tidak Tembus SS 304 9 Tidak Tembus Gambar 3. Kerusakan Pada Pelat Baja AISI 4140. Kiri bagian depan dan Kanan bagian belakang Gambar 4. Kerusakan Pada Pelat Baja Karbon Rendah. Kiri bagian depan dan Kanan bagian belakang Gambar 5. Kerusakan Pada Pelat Baja SS 304. Kiri bagian depan dan Kanan bagian belakang 26 ROTASI Vol. 19, No. 1, Januari 2017: 24 28

Gambar 6. Kerusakan Pada Pelat Baja AISI 4140 setelah Proses Hardening dengan tebal pelat 9 mm. Gambar 7. Kerusakan Pada Pelat Baja AISI 4140 setelah Proses Hardening dengan tebal pelat 7 mm. Gambar 8. Kerusakan Pada Pelat Baja AISI 4140 setelah Proses Hardening dengan tebal pelat 5 mm. Bentuk kerusakan yang dihasilkan pada pelat akibat ditumbuk peluru dapat dilihat pada gambar 3 8. Pada gambar 3 pelat AISI 4140 mampu menahan tembusan dari peluru yang ditembakkan dengan kecepatan 900 m/s. Pada bagian muka pelat (sebelah kiri) lubang yang dihasilkan adalah ductile hole. Sementara pada bagian belakang terlihat adanya smooth bulge. Terlihat adanya retak yang merambat dari area yang terkena impak peluru. Pada gambar 4 dan 5, di bagian depat pelat baja karbon rendah dan baja tahan karat SS 304 terlihat adanya broken petal yang terbentuk. Juga terdapat adanya lip formation di sekeliling lubang. Sementara pada bagian belakang baja karbon rendah lubang yang terbentuk mulus dan bagian belakang baja tahan karat SS 304 terbentuk petal. Ketika baja AISI 4140 ditingkatkan kekerasannya, pelat yang ditembak (tebal 7mm) hanya membentuk tanda bekas indentasi (lihat gambar 7). Di bagian tengah indentasi tersebut terlihat adanya bekas peluru yang menempel. Untuk pelat dengan tebal 5 mm, hasil uji tembak menunjukkan pelat tidak mampu menahan peluru. Pelat mengalami pecah dimana retak dari pecahan tersebut menjalar dari lubang yang dihasilkan akibat penetrasi peluru (lihat gambar 8). 4. KESIMPULAN Dari hasil yang telah dicapai dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: a. Baja AISI 4140 memiliki ketahanan balistik yang lebih baik bila dibandingkan dengan ketahanan balistik baja komersial lainnya, dimana pada ketebalan 9 mm mampu menahan penetrasi peluru kaliber 5,56 mm yang ditembakkan pada jarak 25 m dengan kecepatan tembak 900 m/s. ROTASI Vol. 19, No. 1, Januari 2017: 24 28 27

b. Proses perlakuan panas hardening mampu meningkatkan ketahanan balistik baja AISI 4140 dan ketebalan minimum baja yang mampu menahan peluru adalah 7 mm. 5. REFERENSI [1] Jena PK, Mishra B, Kumar KS, Bhat TB. An experimental study on the ballistic impact behaviour of some metallic armour materials againts 7.62 mm deformable projectile. Materials & Design 2010; 31: 3308-3316 [2] Maweja K, Stumpf W. The design of advanced performance high strength low-carbon martensitic armour steels, Part 1. Mechanical property considerations. Materials Science and Engineering A 2008; 485: 140 153. [3] Jena PK,Mishra B, RameshBabu M, Babu A, Singh AK, Kumar KS, Bhat TB. Effect of heat treatment on mechanical and ballistic properties of a high strength armour steel. International Journal of Impact Engineering 2010; 37: 242-249. [4] Mishra B, Jena PK, Ramakhrisna B, Madhu V, Bhat TB, Gupta NK. Effect of tempering temperature, plate thickness and presence of holes on ballistic impact behavior and ASB formation of a high strength steel. International Journal of Impact Engineering 2012; 44: 17-28. [5] Kilic N, Ekici B. Ballistic resistance of high hardness armor steels against 7.62 mm armor piercing ammunition. Design 2013; 44: 35-48. [6] Kilic N, Bedir S, Erdik A, Ekici B, Tasdermirci A, Guden, M. Ballistic behavior of high hardness perforated armor plates against 7.62 mm armor piercing projectile. Materials & Design 2014; 63: 427-438. [7] Senthil PP, Singh BB, Kumar KS, Gogia AK. Effect of heat treatment on ballistic performance of an armour steel againts long rod projectile. International Journal of Impact Engineering 2015; 80: 13-23. [8] Jena PK, Senthil PP, Kumar SK. Effect of tempering time on ballistic performance of a high strength armour steel. Journal of Applied Research and Technology 2016; 14: 47-53. [9] Ryan S, Lib H, Edgertond M, Gallardy D, Cimpoeru SJ. The ballistic performance of an ultra-high hardness armour steel: An experimental investigation. International Journal of Impact Engineering 2016; 94: 60-73. [10] Dikshit SN, Kutumbrao VV, Sundararajan, G. The influence of plate hardness on the ballistic penetration of thick steel plates 1995; 2: 293-320 Ucapan Terima Kasih Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada Departemen Teknik Mesin Undip yang telah mendukung kegiatan penelitian ini melalui Hibah Penelitian dari DIPA Fakultas Teknik Undip tahun anggaran 2016. 28 ROTASI Vol. 19, No. 1, Januari 2017: 24 28