ZIRAA AH, Volume 42 Nomor 2, Juni 2017 Halaman e - ISSN

dokumen-dokumen yang mirip
PERBEDAAN SUHU AIR DALAM AKUARIUM PEMELIHARAAN TERHADAP LAJU PERTUMBUHAN BENIH IKAN NILA (Oreochiomis Niloticus)

1) Staf Pengajar pada Prog. Studi. Budidaya Perairan, Fakultas

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

Sri Yuningsih Noor 1 dan Rano Pakaya Mahasiswa Program Studi Perikanan dan Kelautan. Abstract

PENGGUNAAN TEPUNG ONGGOK SINGKONG YANG DIFERMENTASI DENGAN Rhizopus sp. SEBAGAI BAHAN BAKU PAKAN IKAN NILA MERAH (Oreochromis niloticus) ABSTRAK

PENGARUH FREKUENSI PEMBERIAN PAKAN TERHADAP PRODUKSI PEMBESARAN IKAN MAS (Cyprinus carpio) DI KERAMBA JARING APUNG WADUK CIRATA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan mulai tanggal 10 Mei 30 Juni 2013 selama 50

PENGARUH SUBTITUSI PARSIAL TEPUNG IKAN DENGAN TEPUNG TULANG TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN LELE SANGKURIANG (Clarias gariepinus.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

PERTUMBUHAN DAN EFISIENSI PAKAN IKAN NILA (Oreochromis niloticus) YANG DIBERI PAKAN BUATAN BERBASIS KIAMBANG

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Gurami ( Osphronemus gouramy ) adalah salah satu ikan air tawar bernilai

II. METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan Agustus

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan Maret 2014 di

II. BAHAN DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE

PENDAHULUAN. yang sering diamati antara lain suhu, kecerahan, ph, DO, CO 2, alkalinitas, kesadahan,

Pengaruh Sumber Makanan yang Berbeda Terhadap Pertumbuhan Ikan Kelabau Padi (Osteochilus melanopleura) yang Dipelihara Dalam Hapa di kolam

III. BAHAN DAN METODE

PENGARUH SUBSTITUSI TEPUNG IKAN DENGAN TEPUNG IKAN RUCAH TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN NILA GESIT (Oreochromis niloticus) ABSTRAK

PENGARUH SUBSTITUSI TEPUNG IKAN DENGAN TEPUNG IKAN RUCAH TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN NILA GESIT (Oreochromis niloticus) ABSTRAK

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Hasil Laju Pertumbuhan Spesifik Benih Ikan Mas (SGR)

Nike: Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan. Volume 3, Nomor 1, Maret 2015

PENGGUNAAN TEPUNG DAGING DAN TULANG SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER PROTEIN HEWANI PADA PAKAN IKAN NILA MERAH (Oreochromis niloticus) ABSTRAK

PEMBERIAN PAKAN PELET DAN BAHAN BAKU LOKAL TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN NILA (Oreochromis niloticus) Jolanda Sitaniapessy 1

BAB III BAHAN DAN METODE

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai Maret 2014 bertempat

II. BAHAN DAN METODE 2.1 Tahap Penelitian 2.2 Prosedur Kerja Penelitian Pendahuluan Tingkat Kelangsungan Hidup Ikan Selama Pemuasaan

APLIKASI PENGGUNAAN BERBAGAI MACAM MIKROALGA POWDER UNTUK PAKAN JUVENIL IKAN BANDENG (Chanos chanos fork)

II. BAHAN DAN METODE

II. BAHAN DAN METODE 2.1 Alat dan Bahan 2.2 Tahap Penelitian

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Budidaya Perairan Fakultas

Alumni Prodi.Pend.Biologi FKIP Unigal, 2) Dosen Prodi.Pend.Biologi FKIP Unigal,

II. BAHAN DAN METODE

Jurnal Perikanan dan Kelautan Vol. 3, No. 4, Desember 2012: ISSN :

Gambar 2. Grafik Pertumbuhan benih ikan Tagih

Gambar 5. Grafik Pertambahan Bobot Rata-rata Benih Lele Dumbo pada Setiap Periode Pengamatan

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Grafik pertumbuhan benih C. macropomum yang dihasilkan selama 40 hari

Tingkat Penggunaan Limbah Laju Pertumbuhan %

METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan bulan Agustus sampai September 2011 bertempat di

III. METODOLOGI. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei - Juni 2013 di Balai Benih Ikan (BBI)

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan September-Oktober 2011 bertempat di. Balai Budidaya Ikan Hias, Natar, Lampung Selatan.

IV. HASIL DA PEMBAHASA

Tingkat pertumbuhan dan kelangsungan hidup larva ikan bawal air tawar (Collosoma sp.) dengan laju debit air berbeda pada sistem resirkulasi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

INFLUENCES OF Azolla sp. DENSITY TO WATER QUALITY PARAMETERS AND GROWTH OF AFRICAN CATFISH (Clarias gariepinus) IN WATER CLOSED SYSTEM ABSTRACT

IV HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

II. MATERI DAN METODE PENELITIAN. 1. Materi, Lokasi, dan Waktu Penelitian. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah ikan gurami

Pengaruh Pemberian Viterna Plus dengan Dosis Berbeda pada Pakan terhadap Pertumbuhan Benih Ikan Lele Sangkuriang di Balai Benih Ikan Kota Gorontalo

Pengaruh Pemberian Dosis Pakan Otohime yang Berbeda terhadap Pertumbuhan Benih Ikan Kerapu Bebek di BPBILP Lamu Kabupaten Boalemo

II. METODELOGI 2.1 Waktu dan Tempat 2.2 Alat dan Bahan 2.3 Tahap Penelitian

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan September sampai dengan bulan Nopember

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai Juni 2012 di Laboratorium

4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 3 Data perubahan parameter kualitas air

BAB III BAHAN DAN METODE

PENGARUH DOSIS PAKAN BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN MAS Cyprinus carpio DAN IKAN BAUNG Macrones sp DENGAN SISTEM CAGE-CUM-CAGE

PENGARUH PADAT TEBAR TINGGI DENGAN PENGUNAAN NITROBACTER TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN LELE (Clarias sp.) FENLYA MEITHA PASARIBU

PENGARUH UMUR LARVA IKAN NILA (OREOCHROMIS NILOTICUS) TERHADAP TINGKAT KEBERHASILAN PEMBENTUKAN SEL KELAMIN JANTAN RINDHIRA HUMAIRANI Z¹, ERLITA¹

II. METODE PENELITIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi lele menurut SNI (2000), adalah sebagai berikut : Kelas : Pisces. Ordo : Ostariophysi. Famili : Clariidae

PERBANDINGAN KARBON DAN NITROGEN PADA SISTEM BIOFLOK TERHADAP PERTUMBUHAN NILA MERAH (Oreochromis niloticus)

HASIL DAN PEMBAHASAN Padat Tebar (ekor/liter)

Parameter Satuan Alat Sumber Fisika : Suhu

APLIKASI TEKNOLOGI NANO DALAM SISTEM AERASI PADA PENDEDERAN IKAN MAS (CYPRINUS CARPIO)

Gambar 4. Kelangsungan Hidup Nilem tiap Perlakuan

PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP IKAN BETOK (Anabas testudineus) YANG DIPELIHARA PADA SALINITAS BERBEDA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Kelangsungan Hidup Ikan Nila Nirwana Selama Masa Pemeliharaan Perlakuan Kelangsungan Hidup (%)

Gambar 4. Grafik Peningkatan Bobot Rata-rata Benih Ikan Lele Sangkuriang

Angki Ismayadi, Rosmawati, Mulyana Jurusan Perikanan, Fakultas Pertanian, Universitas Djuanda Bogor

PENGARUH PADAT PENEBARAN TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP DAN PERTUMBUHAN BENIH IKAN GURAMI Osphronemus gouramy Lac. UKURAN 2 CM

METODE PENELITIAN. M 1 V 1 = M 2 V 2 Keterangan : M 1 V 1 M 2 V 2

II. BAHAN DAN METODE

BAB III METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. untuk pemenuhan gizi masyarakat (Rukmana, 2005). Ikan gurami disukai masyarakat

[ GROUPER FAPERIK] [Pick the date]

PEMBERIAN SENYAWA TAURINE PADA PAKAN ALAMI DAN PAKAN KOMERSIL TERHADAP TINGKAT PERTUMBUHAN JUVENILE IKAN GURAMI (Osprhonemus gouramy)

PEMBERIAN PAKAN BUATAN TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN NILA GIFT (Oreochromis sp) YANG DIPELIHARA DALAM HAPPA. Elrifadah. Abstract

PENGARUH KUALITAS AIR TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN NILA (Oreochromis sp.) DI KOLAM BETON DAN TERPAL

MANFAAT PENAMBAHAN PUTIH TELUR AYAM KAMPUNG PADA PELET TERHADAP PERTUMBUHAN DAN KADAR PROTEIN IKAN MAS (Cyprinus carpio Linne) Trianik Widyaningrum

PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP BENIH IKAN GURAMI (Osphronemus EKOR/LITER

Tingkat Kelangsungan Hidup

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

Pembesaran Benih Ikan Sidat dengan Jenis Pakan yang Berbeda

PENGARUH PERBEDAAN PADAT PENEBARAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP BENIH IKAN GURAMI (Osphronemus gouramy) PADA SISTEM RESIRKULASI

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan dari bulan Juli hingga Agustus 2011 yang bertempat di

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

II. BAHAN DAN METODE. Bahan Pakan

PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP LOBSTER CAPIT MERAH Cherax quadricarinatus DIPELIHARA PADA SISTEM RESIRKULASI DENGAN KEPADATAN YANG BERBEDA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada tanggal 26 Maret - 25 April 2012 di Laboratorium

PERGANTIAN PAKAN TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP DAN PERTUMBUHAN PANJANG LARVA IKAN SEPAT COLISA (Trichogaster lalius)

Transkripsi:

91 PENGARUH PEMBERIAN JENIS PAKAN YANG BERBEDA TERHADAP LAJU PERTUMBUHAN BENIH IKAN NILA (Oreochiomis niloticus) DAN KUALITAS AIR DI AKUARIUM PEMELIHARAAN (Effect Of Different Types Of Feed On Growth Rate Of Tilapia Fish (Oreochiomis niloticus) And Water Quality In The Aquarium Maintenance) Vita Yanuar Program Studi Manajemen Sumber Daya Perairan, Fakultas Pertanian Universitas Antakusuma Jl. Iskandar No. 63 Telp. 0532-22287 Kode Pos 74112 Pangkalan Bun E-mail: vitayanuar15@gmail.com ABSTRACT Feeding is closely related to the growth rate of the fish. In order to utilize the natural feed ingredients to reduce operating costs and production, the utilization of kale leaves as a natural food is expected to increase the growth rate in tilapia (Oreochiomis niloticus). The research objective was to determine the significance of the effect of different feeding on the rate of growth of tilapia on the size of 3-5 cm during the maintenance period of 28 days and know the quality of the water that supports the growth rate of tilapia fish. The experimental design used in this study is Complete Random Design (CRD) single factor consisting of 3 treatments 3 repetitions. The treatments used are feeding kale, pellet, and pellet and kale. The results showed that the maintenance media (aquarium) tilapia fish with different feeding treatment no significant effect on the growth of the weight and length of tilapia fish. Water quality on the results of this study are still in the range of eligibility for the growth and development of tilapia fish is to a temperature of 26.5 to 28.5 o C; ph ranges from 6.0 to 7.2; DO 6.7 to 6.67 mg/l; and ammonia 2.96 to 3.77 mg/l. Keywords: tilapia fish, natural feed, the rate of growth, water quality PENDAHULUAN Pakan merupakan salah satu komponen penting dalam kegiatan budidaya ikan. Menurut Perius (2011), pakan merupakan sumber materi dan energi untuk menopang kelangsungan hidup dan pertumbuhan ikan namun di sisi lain pakan merupakan komponen terbesar (50-70%) dari biaya produksi. Kian meningkatnya harga pakan ikan tanpa disertai kenaikan harga jual ikan hasil budidaya adalah permasalahan yang harus dihadapi setiap pembudidaya ikan. Oleh karena itu, upaya pencarian pakan alternatif yakni pakan alami yang murah serta mudah dijangkau terus dilakukan agar dapat mengurangi biaya produksi. Pembuatan pakan ikan pada prinsipnya adalah pemanfaatan sumber daya alam yang tidak layak dikonsumsi secara langsung oleh manusia atau pemanfaatan surplus yang memiliki nilai nutrisi dan nilai ekonomis yang lebih kecil daripada bahan pangan hewani yang akan dihasilkan (Afrianto dan Liviawaty 2005). Pakan juga merupakan unsur terpenting dalam menunjang pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan. Menurut Wahyuningsih (2009), jenis-jenis ikan budidaya komersial yang dipelihara secara semi-intensif, pakan yang dimakan sepenuhnya mengandalkan suplai yang diberikan oleh pembudidaya. Sedangkan ikan yang dipelihara secara tradisional atau ikan yang hidup bebas di alam, hanya memanfaatkan pakan yang tersedia secara alami. Itulah yang menyebabkan mengapa

92 laju pertumbuhan dan tingkat kelangsungan hidup ikan yang dipelihara secara intensif dan semi intensif jauh lebih tinggi daripada ikan yang dipelihara secara tradisional atau yang hidup bebas di alam. Kecepatan laju pertumbuhan ikan sangat dipengaruhi oleh jenis dan kualitas pakan yang diberikan serta kondisi lingkungan hidupnya. Apabila pakan yang diberikan berkualitas baik, jumlahnya mencukupi dan kondisi lingkungan mendukung maka dapat dipastikan laju pertumbuhan ikan menjadi cepat sesuai yang diharapkan. Sebaliknya, apabila pakan yang diberikan berkualitas jelek, jumlahnya tidak mencukupi dan kondisi lingkungannya tidak mendukung dapat dipastikan pertumbuhan ikan akan terhambat (Amri dan Khairuman 2002). Begitu pula jika kualitas air kurang baik maka mengakibatkan pertumbuhan ikan menjadi lambat. Beberapa hal yang dapat menurunkan kualitas lingkungan adalah pencemaran limbah organik, bahan buangan zat kimia dari pabrik, serta pestisida dari penyemprotan di sawah dan kebun. Selain kualitas air, oksigen berperan penting dalam laju pertumbuhan ikan nila. Menurut Wahyuningsih (2009), kadar oksigen merupakan faktor lingkungan yang penting, apabila konsentrasi oksigen terlarut rendah, nafsu makan organisme yang dibudidayakan (ikan nila) menurun sehingga mempengaruhi pertumbuhan serta daya tahan terhadap penyakit, sebaliknya jika konsentrasi oksigen terlarut rendah terus berlangsung maka kemungkinan organisme yang dibudidayakan akan mati karena kekurangan oksigen. Pemanfaatan pakan dari bahan alami yang memiliki harga yang rendah diharapkan dapat menjadi terobosan dan alternatif untuk menekan biaya produksi. Salah satu cara untuk meminimalkan biaya pakan adalah pemilihan bahan pakan lokal. Menurut Wahyuningsih (2009), bahan pakan alami yang umum digunakan adalah tepung ikan dan bungkil kedelai. Jika bahan bahan ini dapat digantikan dengan bahan pakan yang lain dengan kualitas zat makanan yang sama maka akan sangat mengurangi biaya pakan. Bahan pakan lokal yang belum akrab di kalangan para pembudidaya ikan dapat digunakan untuk menyusun pakan ikan seperti bungkil biji karet, daun singkong, daun pisang, dan kangkung. Dalam rangka memanfaatkan bahan pakan lokal dan meminimalkan biaya pakan maka pada penelitian ini dilakukan dengan pemberian pakan berbeda (daun kangkung, pellet, serta pellet dan kangkung) pada benih ikan nila yang berada di akuarium untuk melihat pengaruh laju pertumbuhannya. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan dengan media pemeliharaan akuarium di Balai Benih Ikan (BBI) Pinang Merah Pangkalan Bun, Kecamatan Arut Selatan, Kabupaten Kotawaringin Barat, Provinsi Kalimantan Tengah. Rancangan Percobaan dan Analisis Data Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktor tunggal yang terdiri dari satu perlakuan yaitu pemberian jenis pakan yang berbeda pada benih ikan nila dengan 3 kali ulangan. Analisis data untuk laju pertumbuhan meliputi berat badan dan panjang badan ikan. Perlakuan pemberian pakan memiliki level antara lain: Perlakuan A dengan pakan pellet, Perlakuan B dengan pakan tepung kangkung dan Perlakuan C dengan pakan pellet dan tepung kangkung. Teknik Pengambilan Data Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik acak (random sampling). Untuk mengetahui kelangsungan hidup benih, dilakukan pengambilan contoh (sampling) setiap 1 minggu sekali dengan cara menghitung pertumbuhan berat dan panjang badan ikan selama masa pemeliharaan berlangsung. Untuk menentukan susunan

93 akuarium, dilakukan dengan mengambil beberapa lembar kertas dan ditulis A1, A2, A3, B1, B2, B3, C1, C2, dan C3 di setiap lembaran kertas; kemudian dikocok untuk menentukan susunan akuarium. Pelaksanaan Penelitian Akuarium Pencucian Pengeringan Pengisian air Pemasangan aerasi Didiamkan 2-3 hari Akuarium siap pakai Penebaran benih ikan Pemberian pakan terdiri dari: a. Pellet b. Tepung Kangkung c. Pellet dan Tepung Kangkung Penyiponan dan pergantian air Pengamatan terdiri dari: a. Laju pertumbuhan (panjang badan dan berat benih ikan) b. Kualitas air (kadar oksigen terlarut (DO), ph, suhu, dan amoniak). Gambar 1. Diagram alir kegiatan penelitian Parameter Pengamatan Pengamatan parameter utama terhadap pertumbuhan benih ikan nila dilakukan dengan cara mengetahui tingkat pertumbuhan berat dan panjang badan benih ikan dengan perlakuan pemberian pakan yang berbeda yaitu pellet, tepung kangkung, serta pellet dan tepung kangkung pada ikan nila ukuran 3-5 cm dengan lama pemeliharaan 28 hari. Pengecekan ikan setiap 7 hari sekali selama masa pemeliharaan berlangsung. Pengamatan terhadap kualitas air dilakukan dengan mengukur kandungan oksigen terlarut (DO), ph, suhu, dan amoniak (NH3) pada air dalam akuarium.

94 HASIL DAN PEMBAHASAN Pengambilan sampel dilakukan setiap 7 hari sekali yang menghasilkan panjang rata rata, bobot rata rata, jumlah pakan, dan kualitas air. Dari pengolahan data didapat parameter-parameter yang dapat dijadikan bahan pembahasan, yaitu laju pertumbuhan ikan dan kelayakan kualitas air. Laju Pertumbuhan Ikan Pertumbuhan Panjang Ikan Menurut Afrianto dan Liviawaty (1998), untuk membantu mempercepat pertumbuhan ikan, dapat juga diberikan makanan tambahan berupa pellet maupun tumbuh-tumbuhan yang disukai, seperti dedak, daun kangkung, singkong atau daun turi yang harganya murah dan mudah diperoleh. Pertumbuhan ikan nila setelah diberi perlakuan dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Rata-rata pertumbuhan panjang badan ikan per minggu Perlakuan Panjang Awal Laju Pertumbuhan Panjang Per Minggu (cm) 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4 Minggu A 3,5 5,39 5,58 5,7 6,33 Total B 3,5 4,99 5,51 5,87 5,79 C 3,5 5,28 5,64 6,1 6,51 79,19 Total 10,5 15,66 16,73 17,67 18,63 Rerata 3,5 5,22 5,57 5,89 6,21 Dari hasil penelitian didapatkan laju pertumbuhan benih ikan nila yaitu rata-rata pertumbuhan panjang badan ikan per minggu (Tabel 1) yang kemudian data tersebut dianalisis secara statistik menggunakan analisis sidik ragam yang dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Hasil analisa keragaman (ANOVA) pertumbuhan panjang badan ikan selama pemeliharaan Sumber Keragaman (SK) Derajat Bebas (db) Jumlah Kuadrat (JK) Kuadrat Tengah (KT) F hitung F tabel 0,05 0,01 Perlakuan 2-23,23-11,61-77,44* 5,14 10,92 Galat Percobaan 6 0,91 0,15 TOTAL 8-22,32-11,46 Ket : ** Berbeda sangat nyata; * Tidak berbeda nyata Berdasarkan pada Tabel 2 yang telah diuji statistik kita dapat melihat bahwa di antara perlakuan dengan perbedaan pemberian pakan pellet, tepung kangkung, serta pellet dan tepung kangkung dengan ukuran dan umur yang seragam tidak berpengaruh secara signifikan atau tidak berbeda nyata terhadap pertumbuhan panjang benih ikan nila. Hal ini dapat dilihat dari Fhitung (-77,44) < Ftabel 0,05 (5,14) dan F tabel 0,01 (10,92). Ini berarti H0 diterima (H1 ditolak). Dengan demikian, baik ikan yang

95 diberi makan tepung kangkung, pellet, maupun yang diberikan pakan pellet dan tepung kangkung tidak memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan ikan. Oleh karena itu, untuk mengurangi ketergantungan terhadap konsumsi pakan pellet maka sebagian bahan pakan dapat disubsitusi dengan bahan lain seperti tepung daun kangkung. Apabila diamati, data-data yang ada pada Tabel 1 menunjukkan terdapat sedikit perbedaan (namun tidak signifikan). Di akhir masa pemeliharaan (4 minggu), ukuran ikan yang paling panjang adalah yang pakannya dikombinasi dengan pakan pellet dan tepung kangkung. Panjang badan ikan yang diberi pellet dan tepung kangkung adalah 6,51 cm, yang diberi pellet adalah 6,33 cm, dan yang diberi tepung kangkung saja yaitu 5,79 cm per ekor. Berdasarkan ketiga jenis pakan yang berbeda bahwa perlakuan pemberian pakan kombinasi (pakan pellet dan tepung kangkung) memiliki nilai yang paling tinggi dibanding perlakuan yang lain. Hal tersebut menunjukkan bahwa sebenarnya masingmasing bahan tambahan pakan yang diberikan dapat memberi pengaruh terhadap pertumbuhan ikan, walaupun tidak begitu signifikan hasilnya. Pengaruh tersebut dapat terjadi karena kandungan gizi masing-masing bahan tambahan yang tidak sama. Pertumbuhan Berat Ikan Berdasarkan hasil penelitian, rata-rata berat benih ikan per minggu pemeliharaan (Tabel 3) menunjukkan terdapat sedikit perbedaan (namun tidak signifikan). Di akhir masa pemeliharaan, ukuran ikan yang paling berat adalah pakan yang dikombinasi dengan pakan pellet dan tepung kangkung. Berat ikan yang diberi pellet dan tepung kangkung adalah 3,03 gram, yang diberi pellet adalah 2,87 gram, dan yang diberi tepung kangkung saja adalah 2,23 gram per ekor. Tabel 3. Rata-rata berat benih ikan per minggu pemeliharaan Perlakuan Berat Awal Laju Pertumbuhan Berat Per Minggu (gram) 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4 Minggu A 0,5 1,4 2,33 2,21 2,87 B 0,5 1,17 1,77 2,33 2,23 C 0,5 1,27 2,34 2,97 3,03 Total 1,5 3,84 6,44 7,51 8,13 Rerata 0,5 1,28 2,14 2,5 2,71 Total 27,42 Dari hasil penelitian didapatkan laju pertumbuhan benih ikan nila yaitu rata-rata pertumbuhan berat ikan per minggu (Tabel 3) yang kemudian data tersebut dianalisis secara statistik menggunakan analisis sidik ragam yang dapat dilihat pada Tabel 4.

96 Tabel 4. Hasil analisa keragaman (ANOVA) pertumbuhan berat benih ikan selama pemeliharaan Sumber Keseragaman (SK) Derajat Bebas (db) Jumlah Kuadrat (JK) Kuadrat Tengah (KT) F hitung F tabel 0,05 0,01 Perlakuan 2-0,26-0,13-1,68* 5,14 10,92 Galat Percobaan 6 463,34 77,22 TOTAL 8 463.08 77,09 Ket : ** Berbeda sangat nyata; *Tidak berbeda nyata Berdasarkan hasil perhitungan ANOVA, berat benih ikan nila selama pemeliharaan 4 minggu diperoleh F hitung (- 1,68) < F tabel 0,05 (5,14) dan 0,01 (10,92). Dengan demikian, H0 diterima (H1 ditolak) yang berarti tidak signifikan, artinya ketiga perlakuan pemberian jenis pakan yang berbeda pada ikan nila tidak berpengaruh secara signifikan atau tidak berbeda nyata terhadap pertumbuhan berat benih ikan nila sehingga uji ANOVA tidak dapat dilanjutkan. Menurut Budiharjo (2003), kombinasi berbagai pakan tambahan yang diberikan pada ikan wader selama masa pemeliharaan, tidak berpengaruh secara signifikan terhadap panjang dan berat ikan. Hal ini dapat dilihat dari uji statistik yang menunjukkan bahwa di antara perlakukan tidak ada beda nyata. Dengan demikian berarti pada dasarnya, baik yang diberi pellet saja maupun yang diberikan campuran berbagai bahan pakan lain pengaruhnya terhadap pertumbuhan ikan tidak banyak bedanya. Oleh karena itu, untuk mengurangi penggunaan pellet sebagai pakan ikan maka dapat disubstitusi dengan bahan lain, yaitu dedak, ampas tahu, daun singkong, maupun kangkung. Pada penelitian ini, pakan ikan kombinasi merupakan bahan pakan yang terdiri dari setengah dari jumlah pelet yang diganti dengan bahan lain (tepung kangkung). Apabila dilihat dari segi ekonomi, pengurangan pelet sampai 50% dapat meningkatkan keuntungan karena bahan-bahan subtitusinya relatif murah dan mudah diperoleh. Walaupun dari uji statistik menunjukkan bahwa di antara ketiga jenis perlakuan yang berbeda tidak terdapat perbedaan nyata yang signifikan, namun apabila diamati data-data yang ada menunjukkan terdapat sedikit perbedaan. Hal tersebut menunjukkan bahwa sebenarnya masing-masing bahan tambahan pakan yang diberikan dapat memberi pengaruh terhadap pertumbuhan ikan, walaupun tidak begitu signifikan. Pengaruh tersebut dapat terjadi karena kandungan gizi masing-masing bahan tambahan tidak sama. Kualitas Air Kualitas air media hidup untuk ikan nila mempunyai peranan yang sangat penting. Pakan yang diberikan terlalu banyak dan tidak termakan oleh ikan akan terkumpul dan mengendap sehingga mempengaruhi kondisi kualitas air tersebut. Hal ini dapat mengakibatkan terjadinya perubahan nilainilai parameter kualitas air, seperti meningkatnya buangan hasil metabolisme ikan. Pada penelitian ini, terdapat perbedaan nilai parameter di masing-masing akuarium penelitian yang dapat dilihat pada Tabel 5.

97 Tabel 5. Kisaran kualitas air selama pemeliharaan 28 hari No Perlakuan Suhu ( o C) Parameter Kualitas Air ph DO (mg/i) Amonia (mg/i) 1. A 26,9-28,4 6,3-7,2 6,7-6,67 3,77 2. B 26,9-28,5 6,2-7,2 6,7-6,47 3,30 3. C 26,5-28,4 6,0-7,1 6,7-6,36 2,96 Suhu merupakan salah satu faktor yang penting dalam kegiatan budidaya perikanan. Semakin tinggi suhu air semakin aktif pula metabolisme ikan, begitu pula sebaliknya. Kondisi suhu sangat berpengaruh terhadap kehidupan ikan. Pada suhu rendah, ikan akan kehilangan nafsu makan dan menjadi lebih rentan terhadap penyakit. Sebaliknya jika suhu terlalu tinggi maka ikan akan mengalami stress pernapasan dan bahkan dapat menyebabkan kerusakan insang permanen (Suriansyah 2014). Suhu pada penelitian ini berada dalam kisaran 26,9-28,5 0 C (Tabel 5). Hal ini menunjukkan bahwa suhu di dalam akuarium tersebut masih dalam kondisi yng optimal. Hal ini sejalan dengan pernyataan Rukmana (1997) bahwa lingkungan tumbuh yang paling ideal untuk usaha budidaya ikan nila adalah perairan tawar yang memiliki suhu antara 14-38 0 C atau suhu optimal 25-30 0 C. Keadaan suhu rendah (kurang dari 14 0 C) ataupun suhu terlalu tinggi (di atas 30 0 C) menyebabkan pertumbuhan ikan akan terganggu. Suhu amat rendah 6 0 C atau suhu terlalu tinggi 42 0 C dapat mematikan ikan nila. Menurut Prakoso (2014), menyatakan bahwa sebagian besar organisme akuatik sensitif terhadap perubahan ph, dan lebih menyukai ph netral yaitu antara 7-8,5. Dalam penelitian ini, hasil pengukuran ph di dalam wadah pemeliharaan berkisar antara 6,0 7,2. Ini menunjukkan bahwa ph di dalam akuarium masih relatif aman bagi kehidupan ikan nila yang dipelihara. Menurut Effendi (2003) menyatakan bahwa ph air berpengaruh terhadap proses fisiologis di dalam tubuh organisme akuatik, termasuk ikan. Selanjutnya Olem (1994) dalam Prakoso (2014) menyatakan proses biokimiawi perairan, seperti nitrifikasi sangat dipengaruhi oleh ph. Suhu media mempengaruhi laju metabolisme, pada saat suhu media meningkat, laju metabolisme akan meningkat hingga batas optimum dan kembali menurun di atas suhu optimum. Dalam proses metabolisme terdapat sisa pembakaran berupa NH3 dan CO2 apabila laju metabolisme berjalan cepat, maka sisa pembakaran berupa NH3 dan CO2 akan semakin tinggi, dan apabila CO2 meningkat ph air akan menurun (Boyd 1982). Untuk mengatasi menurunnya ph air yang disebabkan oleh CO2 dapat dilakukan pergantian air dengan air baru secara rutin. Menurut Boyd (1982) menyatakan bahwa nilai ph yang mematikan bagi ikan, yaitu kurang dari 4 dan lebih dari 11. Pada ph kurang dari 6,5 atau lebih dari 9,5 dalam waktu yang lama, akan mempengaruhi pertumbuhan dan reproduksi ikan. Ikan nila termasuk jenis ikan yang tahan dalam kondisi kekurangan oksigen.jika terjadi kekurangan oksigen, ikan nila akan mengambil langsung oksigen dari udara bebas. Bahkan, ikan nila dapat bertahan hidup beberapa lama di darat tanpa air. Kandungan oksigen yang baik untuk ikan nila minimal 4 mg/liter (Amri dan Khairuman 2013). Kandungan oksigen pada percobaan ini tergolong tinggi yaitu berada dalam kisaran 6,7 6,67 mg/l (Tabel 5). Hasil pengukuran amonia di dalam wadah pemeliharaan cukup tinggi dengan kadar berkisar antara 2,96-3,77 mg/l (Tabel 5). Kadar seperti ini sangat tinggi bagi

98 kehidupan ikan yang dipelihara dan berbanding terbalik sebagaimana dinyatakan oleh Sawyer dan McCarty (1978) dalam Prakoso (2014) bahwa kadar amonia bebas yang tidak terionisasi (NH3) pada perairan tawar sebaiknya tidak lebih dari 0,02 mg/l. Jika kadar amonia bebas lebih dari 0,2 mg/l, perairan bersifat toksik bagi beberapa jenis ikan. Kemudian Amri dan Khairuman (2013), menyebutkan bahwa batas konsentrasi yang dapat mematikan ikan nila adalah 0,1-0,3, mg/l. Tetapi pertumbuhan benih ikan nila yang dipelihara selama penelitian masih dapat tumbuh dengan baik, kemungkinan besar hal ini disebabkan secara rutin dilakukan penyiponan atau filterisasi dan pergantian air dalam akuarium (media pemeliharaan). Cara ini dilakukan untuk menurunkan kadar amonia dalam air. Selain itu, pemberian aerasi secara terus-menerus di dalam wadah pemeliharaan juga dapat menurunkan kadar amonia dalam akuarium. Pemberian oksigen ke dalam air melalui aerasi dapat menurunkan kadar amonia menurut Hermanto (2000) dalam Prakoso (2014). KESIMPULAN 1. Perlakuan pemberian pakan pellet, tepung kangkung, serta pellet dan tepung kangkung dengan ukuran dan umur benih ikan nila yang seragam tidak memberikan pengaruh secara signifikan terhadap laju pertumbuhan (panjang dan berat) benih ikan nila (H0 diterima dan H1 ditolak). Hasil analisis sidik ragam untuk panjang badan ikan menunjukkan Fhitung (-77,44) < Ftabel 0,05 (5,14) dan F tabel 0,01 (10,92). Hasil analisis sidik ragam untuk berat benih ikan menunjukkan F hitung (-1,68) < F tabel 0,05 (5,14) dan 0,01 (10,92). 2. Kualitas air pada penelitian ini secara umum masih berada dalam kisaran kelayakan bagi pertumbuhan dan perkembangan benih ikan nila yaitu untuk suhu 26,5-28,5 0 C; ph berkisar antara 6,0-7,2; DO 6,7 6,67 mg/l; dan amoniak 2,96-3,77 mg/l. Perbaikan kualitas air pada penelitian ini dilakukan dengan pemberian aerasi, penyiponan dan pemantauan secara rutin. DAFTAR PUSTAKA Amri K, Khairuman. 2013. Budidaya Ikan Nila. Jakarta: Agro Media Pustaka.. 2002. Membuat Pakan Ikan Konsumsi. Jakarta: Agro Media Pustaka. Afrianto E, Lifiawati E. 2005. Pakan Ikan dan Perkembangannya. Yogyakarta: Kanisius.. 1998. Beberapa Metode Budidaya Ikan. Yogyakarta: Kanisius. Boyd CE. 1982. Water Quality Management for Pond Fish Culture. Amsterdam: Elsevier Scientific Publishing Company. Budiharjo A. 2003. Pakan tambahan alternatif untuk meningkatkan pertumbuhan ikan Wader [skripsi]. Surakarta: Universitas Sebelas Maret. Effendi H. 2003. Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan Lingkungan Perairan. Yogyakarta: Kanisius. Perius Y. 2011. Nutrisi Ikan. http://yulfiperius.files.wordpress.com/ 2011/07/1 pendahuluan.pdf. [Diakses 28 April 2011]. Prakoso T. 2014. Pengaruh suhu yang berbeda terhadap laju pertumbuhan benih ikan Gurami (Osphronemus gouramy lac) di dalam akuarium [skripsi]. Pangkalan Bun: Program Studi Budidaya Perairan, Fakultas Pertanian, Universitas Antakusuma.

99 Rukmana HR. 1997. Ikan Nila Budidaya dan Prospek Agribisnis. Yogyakarta: Kanisius. Sugiyono. 1999. Statistik untuk Penelitian. Bandung: CV Alfa Beta. Wahyuningsih S. 2009. Pengaruh komposisi pakan terhadap laju pertumbuhan ikan Nila [skripsi]. Semarang: Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam IKIP PGRI Semarang. Suriansyah. 2014. Pengaruh padat tebar yang berbeda terhadap pertumbuhan ikan Nila Gift (Oreochromis niloticus) yang dipelihara dalam baskom plastik [skripsi]. Pangkalan Bun: Program Studi Budidaya Perairan, Fakultas Pertanian, Universitas Antakusuma.