Studi Eksperimental Pengaruh Medan Magnet Terhadap Kinerja Mesin Otto 108 cc Menggunakan Variasi Jarak Antar Medan Magnet

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

UJI PERFORMANSI MESIN OTTO SATU SILINDER DENGAN BAHAN BAKAR PREMIUM DAN PERTAMAX PLUS

Bagaimana perbandingan unjuk kerja motor diesel bahan bakar minyak (solar) dengan dual fuel motor diesel bahan bakar minyak (solar) dan CNG?

UJI EKSPERIMENTAL PERBANDINGAN UNJUK KERJA MOTOR OTTO BERBAHAN BAKAR PERTALITE DENGAN CAMPURAN PERTALITE-ZAT ADITIF CAIR

PENGARUH PENGGUNAAN BLOWER ELEKTRIK TERHADAP PERFORMA MESIN SEPEDA MOTOR SISTEM INJEKSI

PENGARUH PENAMBAHAN ADITIF PADA PREMIUM DENGAN VARIASI KONSENTRASI TERHADAP UNJUK KERJA ENGINE PUTARAN VARIABEL KARISMA 125 CC

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

PERFORMANSI MESIN SEPEDA MOTOR SATU SILINDER BERBAHAN BAKAR PREMIUM DAN PERTAMAX PLUS DENGAN MODIFIKASI RASIO KOMPRESI

BAB II LANDASAN TEORI

Pengaruh Kerenggangan Celah Busi terhadap Konsumsi Bahan Bakar pada Motor Bensin

Seminar Nasional (PNES II), Semarang, 12 Nopember 2014

ANALISIS VARIASI TEKANAN PADA INJEKTOR TERHADAP PERFORMANCE (TORSI DAN DAYA ) PADA MOTOR DIESEL

Uji Eksperimental Pertamina DEX dan Pertamina DEX + Zat Aditif pada Engine Diesel Putaran Konstan KAMA KM178FS

PENGARUH PENGGUNAAN BAHAN BAKAR PERTALITE TERHADAP UNJUK KERJA DAYA, TORSI DAN KONSUMSI BAHAN BAKAR PADA SEPEDA MOTOR BERTRANSMISI OTOMATIS

PENGARUH PORTING SALURAN INTAKE DAN EXHAUST TERHADAP KINERJA MOTOR 4 LANGKAH 200 cc BERBAHAN BAKAR PREMIUM DAN PERTAMAX

Fahmi Wirawan NRP Dosen Pembimbing Prof. Dr. Ir. H. Djoko Sungkono K, M. Eng. Sc

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi yang semakin cepat mendorong manusia untuk

UJI EKSPERIMENTAL PENGARUH PENAMBAHAN BIOETANOL PADA BAHAN BAKAR PERTALITE TERHADAP UNJUK KERJA MOTOR BAKAR BENSIN

Abstract. Keywords: Performance, Internal Combustion Engine, Camshaft

Andik Irawan, Karakteristik Unjuk Kerja Motor Bensin 4 Langkah Dengan Variasi Volume Silinder Dan Perbandingan Kompresi

ANALISA VARIASI BAHAN BAKAR TERHADAP PERFORMA MOTOR BENSIN 4 LANGKAH

KINERJA MESIN SEPEDA MOTOR SATU SILINDER DENGAN BAHAN BAKAR PREMIUM DAN ETANOL DENGAN MODIFIKASI RASIO KOMPRESI

BAB II TINJAUAN LITERATUR

PENGARUH PENAMBAHAN UAP AIR KERING PADA LANGKAH HISAP TERHADAP UNJUK KERJA MOTOR BENSIN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Ahmad Nur Rokman 1, Romy 2 Laboratorium Konversi Energi, Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Riau 1

UJI EKSPERIMENTAL PERBANDINGAN UNJUK KERJA MOTOR BAKAR BERBAHAN BAKAR PREMIUM DENGAN CAMPURAN ZAT ADITIF-PREMIUM (C1:80, C3:80, C5:80)

Seminar Nasional IENACO 2016 ISSN:

ARTIKEL. Analisa Pengaruh Jenis Pegas, Roller Terhadap Torsi Dan Konsumsi Bahan Bakar Pada Sepeda Motor Matic

BAB IV HASIL DAN ANALISA DATA

Performansi Sepeda Motor Empat Langkah Menggunakan Bahan Bakar dengan Angka Oktan Lebih Rendah dari Yang Direkomendasikan

PENGARUH VARIASI SUDUT BUTTERFLY VALVE PADA PIPA GAS BUANG TERHADAP UNJUK KERJA MOTOR BENSIN 4 LANGKAH

PENGUJIAN PENGARUH MUTU BAHAN BAKAR BENSIN TERHADAP KEMAMPUAN KERJA MOTOR BENSIN

STUDI EKSPERIMEN PENGARUH MEDAN MAGNET 800 GAUSS PADA ALIRAN BAHAN BAKAR PERTAMAX TERHADAP UNJUK KERJA MESIN BENSIN 150 CC

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Gambar 3.1 Diagram alir metodologi pengujian

UPAYA PENINGKATAN DAYA MOTOR DENGAN MERUBAH BESARNYA LUBANG KELUARAN GAS BUANG

DINAMOMETER GENERATOR AC 10 KW PENGUKUR UNJUK KERJA MESIN SEPEDA MOTOR 100 CC

PENGARUH PENGGUNAAN BAHAN BAKAR SOLAR, BIOSOLAR DAN PERTAMINA DEX TERHADAP PRESTASI MOTOR DIESEL SILINDER TUNGGAL

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Observasi terhadap analisis pengaruh jenis bahan bakar terhadap unjuk kerja

PENGARUH PENGGUNAAN BAHAN BAKAR MINYAK KELAPA SAWIT DENGAN CAMPURAN SOLAR DAN BIOSOLAR TERHADAP PERFORMANSI MESIN DIESEL

PENGARUH JENIS BAHAN BAKAR TERHADAP UNJUK KERJA MOTOR BAKAR INJEKSI ABSTRAK

ANALISA KINERJA MESIN OTTO BERBAHAN BAKAR PREMIUM DENGAN PENAMBAHAN ADITIF OKSIGENAT DAN ADITIF PASARAN

ANALISIS PERBANDINGAN PENGGUNAAN BAHAN BAKAR SOLAR DAN BIODIESEL B20 TERHADAP PERFORMANSI ENGINE VOLVO D9B 380

LEMBAR PERSETUJUAN ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR

KAJI EKSPERIMENTAL PENGARUH PENGGUNAAN MEDAN MAGNET TERHADAP KINERJA MOTOR BENSIN

KAJIAN STUDI PENGARUH JARAK MEDAN MAGNET 2500 GAUSS DENGAN RUANG BAKAR TERHADAP PERFORMANSI MESIN OTTO SATU SILINDER DENGAN BAHAN BAKAR PREMIUM

BAB IV PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA

PRESTASI MOTOR BENSIN HONDA KARISMA 125 CC TERHADAP BAHAN BAKAR BIOGASOLINE, GAS LPG DAN ASETILEN

PENGARUH CAMPURAN METANOL TERHADAP PRESTASI MESIN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Studi Pustaka. Persiapan Dan Pengesetan Mesin. Kondisi Baik. Persiapan Pengujian. Pemasangan Alat Ukur

BAB III METODE PENGUJIAN. Standarisasi Nasional Indonesia (SNI) seperti Uji emisi, Akselerasi, dan. Kendaraan uji yang disiapkan adalah :


Pengaruh Penggunaan Limbah Plastiksebagai Campuran Bahan Bakar Premium terhadap Prestasi Mesin Sepeda Motor Merk-X

PENGARUH JENIS BAHAN BAKAR TERHADAP UNJUK KERJA SEPEDA MOTOR SISTEM INJEKSI DAN KARBURATOR

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL UJI DAN PERHITUNGAN MENGETAHUI KINERJA MESIN MOTOR PADA KENDARAAN GOKART

KARAKTERISASI UNJUK KERJA SISTEM DUAL FUEL GASIFIER DOWNDRAFT SERBUK KAYU DAN DIESEL ENGINE GENERATOR SET 3 KW

Pengujian Kinerja Mesin Dan Konsumsi Bahan Bakar Pada Sepeda Motor Dengan Rasio Kompresi Dan Bahan Bakar Yang Berbeda

KAJIAN EKSPERIMENTAL TENTANG PENGGUNAAN PORT FUEL INJECTION (PFI) SEBAGAI SISTEM SUPLAI BAHAN BAKAR MOTOR BENSIN DUA-LANGKAH SILINDER TUNGGAL

PENGARUH PENGGUNAAN CETANE PLUS DIESEL DENGAN BAHAN BAKAR SOLAR TERHADAP PERFORMANSI MOTOR DIESEL

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

Edi Sarwono, Toni Dwi Putra, Agus Suyatno (2013), PROTON, Vol. 5 No. 1/Hal

PENGARUH PENGGUNAAN FREKUENSI LISTRIK TERHADAP PERFORMA GENERATOR HHO DAN UNJUK KERJA ENGINE HONDA KHARISMA 125CC

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2013

OPTIMALISASI KINERJA MOTOR DIESEL DENGAN SISTEM PEMANASAN BAHAN BAKAR

HUBUNGAN KECEPATAN, POSISI GIGI, DAN JENIS BAHAN BAKAR DENGAN KONSUMSI BAHAN BAKAR SEPEDA MOTOR

ANALISIS PENCAMPURAN BAHAN BAKAR PREMIUM - PERTAMAX TERHADAP KINERJA MESIN KONVENSIONAL

PENGARUH VARIASI PERBANDINGAN BAHAN BAKAR SOLAR-BIODIESEL (MINYAK JELANTAH) TERHADAP UNJUK KERJA PADA MOTOR DIESEL

BAB III METODE PENELITIAN. Daya motor dapat diketahui dari persamaan (2.5) Torsi dapat diketahui melalui persamaan (2.6)

KAJIAN PERFORMANSI MESIN DIESEL STASIONER SATU SILINDER DENGAN BAHAN BAKAR CAMPURAN BIODIESEL SESAMUM INDICUM

RANCANG BANGUN POWERPLAN PADA KENDARAAN HYBRID RODA TIGA SAPUJAGAD

SWIRL SEBAGAI ALAT PEMBUAT ALIRAN TURBULEN CAMPURAN BAHAN BAKAR DAN UDARA PADA SALURAN INTAKE MANIFOLD

BAB 4 PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA

Pengaruh Penggunaan Bahan Bakar Liquefied Gas for Vehicle (LGV) terhadap Konsumsi Bahan Bakar, SFC dan Emisi Gas Buang Pada Mobil

PENGARUH PENGGUNAAN BAHAN BAKAR PERTALITE TERHADAP UNJUK KERJA DAYA, TORSI DAN KONSUMSI BAHAN BAKAR PADA SEPEDA MOTOR BERTRANSMISI OTOMATIS

PENGARUH BESAR MEDAN MAGNET TERHADAP PRESTASI MESIN DIESEL STASIONER SATU SILINDER

PENGGUNAAN BAHAN BAKAR GAS PADA MESIN SEPEDA MOTOR DITINJAU DARI ASPEK DAYA dan TORSI

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

KINERJA GENSET TYPE EC 1500a MENGGUNAKAN BAHAN PREMIUM DAN LPG PENGARUHNYA TERHADAP TEGANGAN YANG DIHASILKAN

STUDI EKSPERIMENTAL KARAKTERISTIK KINERJA SEPEDA MOTOR DENGAN VARIASI JENIS BAHAN BAKAR BENSIN

Momentum, Vol. 12, No. 2, Oktober 2016, Hal ISSN

I. PENDAHULUAN. Modifikasi kendaraan bermotor di Indonesia sering dilakukan, baik kendaraan

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

PENGARUH PERUBAHAN TITIK BERAT POROS ENGKOL TERHADAP PRESTASI MOTOR BENSIN EMPAT LANGKAH

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH PENAMBAHAN ADITIF ABD 01 SOLAR KE DALAM MINYAK SOLAR TERHADAP KINERJA MESIN DIESEL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PEMBAHASAN. 1. Mean Effective Pressure. 2. Torque And Power. 3. Dynamometers. 5. Specific Fuel Consumption. 6. Engine Effeciencies

PERFORMANSI MESIN SEPEDA MOTOR SATU SILINDER BERBAHAN BAKAR PREMIUM DAN PERTAMAX PLUS DENGAN MODIFIKASI RASIO KOMPRESI SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

III. METODOLOGI PENELITIAN. Alat-alat dan bahan yang digunakan dalam proses pengujian ini meliputi : mesin

ANALISA PENGARUH PEMANASAN AWAL BAHAN BAKAR SOLAR TERHADAP PERFORMA DAN KONSUMSI BAHAN BAKAR PADA MESIN MOTOR DIESEL SATU SILINDER

PENGARUH IGNITION TIMING DENGAN BAHAN BAKAR LPG TERHADAP UNJUK KERJA MESIN BENSIN EMPAT LANGKAH SATU SILINDER

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

MODIFIKASI MESIN DIESEL SATU SILINDER BERBAHAN BAKAR SOLAR MENJADI LPG DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM GAS MIXER

Transkripsi:

Studi Eksperimental Pengaruh Medan Magnet Terhadap Kinerja Mesin Otto 108 cc Menggunakan Variasi Jarak Antar Medan Magnet Sanjaya Baroar Sakti Nasution 1, Mulfi Hazwi 2 1 Universitas Sumatera Utara Email: nasti_sanz@yahoo.com 2 Staf Pengajar Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik USU Jln.Almamater Kampus USU Padang Bulan Medan ABSTRACT This research conducted by experimental analyze the performance of Otto four stroke engine, single cylinder with 108 cc, and work with ratio compression,2:1. Fuel that used is pertalite RON 90. The research use single and double magnet with 2500 Gauss that variate 5 cm, 10 cm, and 15 cm of distance. The result from experimental test that use magnet has reduce spesific fuel consumtion until 29,8 %, improve the engine torsion up to 17, 4%, engine power 16,7 %. Increase thermal efficiency up to 7,51 %. Reduce CO and HC level up to 27% and 18,9 %. Increase CO 2 level up to 19,67% and reduce O 2 level up to 21,72 %. Keyword: Otto engine 108 cc, Magnet 2500 Gauss, Engine performance, Gas emission. PENDAHULUAN Saat ini sumber energi yang paling banyak digunakan di dunia adalah energi fosil yang berupa bahan bakar minyak. Indonesia sendiri saat ini masih sangat tergantung pada energi fosil. Hampir 95% dari kebutuhan energi Indonesia masih disuplai oleh energi fosil. Sekitar 50% dari energi fosil tersebut adalah minyak bumi dan sisanya adalah gas dan batu bara. Energi fosil adalah energi yang tak terbarukan dan akan habis pada beberapa tahun yang akan datang. Diprediksi tidak lebih dari 50 tahun lagi energi fosil di dunia akan habis. Selain karena akan habis, energi fosil juga berdampak negatif terhadap lingkungan. Emisi gas rumah kaca dari pembakaran energi fosil berdampak pada pemanasan global yang menyebabkan perubahan iklim. Penyebab utama dari hal ini adalah ketidak sempurnaan pembakaran di ruang bakar, disamping itu juga kerugian gesekan yang ditimbulkan antar komponen mesin. Pembakaran yang tidak sempurna akan menimbulkan efek yang mengurangi kemampuan kerja mesin. Selain itu juga pembakaran yang tidak sempurna mengakibatkan meningkatnya laju konsumsi bahan bakar dan hal inilah yang harus di hindari. Dengan menekan konsumsi bahan bakar inilah kita dapat menghemat pemakaian bahan bakar. Salah satu metode yang saat ini dikembangkan adalah magnetasi bahan bakar. Cara kerjanya adalah dengan magnetasi bahan bakar yang akan mengalir menuju injektor pada saluran bahan bakar terlebih dahulu menggunakan alat yang mengandung kekuatan magnet. Sebelum dibakar di ruang bakar, bahan bakar sudah termagnetasi. Para produsen magnet menyebutkan bahwa dengan menggunakan magnetasi pada bahan bakar dapat menghemat pemakaian bahan bakar antara 20-30% karna bahan bakar lebih mudah mengikat oksigen pada saat proses pembakaran. Di kalangan akademis sendiri timbul pertentangan diantara yang setuju dan tidak setuju dengan adanya efek magnetasi pada bahan bakar ini. Penelitian yang pernah dilakukan di laboratorium energi, fakultas Maritim, Kobe University, Jepang. Mesin diesel injeksi langsung (Direct engine) tipe NF-19sk ( horizontal single cylinder 4 stroke diesel engine : YANMAR NF 19SK), penggunaan magnet pada motor diesel menunjukkan performa yang positip pada motor diesel yang diuji. Penggunaan magnet menunjukkan penurunan konsumsi bahan bakar sebesar 13 14% pada kondisi beban normal. [8] Penelitian yang pernah dilakukan di Universitas Sumatera Utara. Mesin mobil Pajero Sport Dakar 4 x 4 dengan bahan bakar solar, magnet dipasang dengan jarak 2 cm dari injection pump menunjukkan peningkatan performa pada mesin mobil Pajero Sport Dakar 4 x 4 dengan bahan bakar solar tersebut. Penggunaan magnet menunjukkan berkurangnya konsumsi bahan bakar mencapai 26 %. [4] Penelitian yang pernah dilakukan di Universitas Sumatera Utara, pada mesin diesel stasioner satu silinder, penggunaan magnet dengan memvariasikan besar medan magnet menunjukkan bahwa semakin besar medan magnet maka semakin tinggi performansi yang dihasilkan, dimana 274

dilakukan penelitian penggunaan magnet 1200 Gauss dan 2500 Gauss. [2] Pada penelitian yang pernah dilakukan di Universitas Sumatera Utara, pada mesin bensin berbahan bakar premium, penggunaan magnet dengan memvariasikan besar medan magnet menunjukkan bahwa terjadi penurunan konsumsi bahan bakar dan peningkatan efisiensi termal brake. Penggunaan magnet 2500 Gauss lebih baik di banding magnet 1200 Gauss dimana terjadi penurunan konsumsi bahan bakar pada magnet 2500 gauss sebesar 7,57 % dan pada magnet 1200 Gauss sebesar 3,97 %. [5] Pada penelitian yang pernah dilakukan di Universitas Sumatera Utara, pada mesin bensin berbahan bakar premium, penggunaan magnet 2100 Gauss dengan jarak yang divariasikan menunjukkan daya yang dihasilkan pada jarak 15 magnet 2100 Gauss lebih besar di bandingkan pada jarak 30 cm. [6] Pada penelitian yang pernah dilakukan di Universitas Sumatera Utara, pada mesin bensin berbahan bakar premium, penggunaan magnet 2500 Gauss dengan jarak yang divariasikan menunjukkan daya yang dihasilkan pada jarak 10 magnet 2500 Gauss lebih besar di bandingkan pada jarak 20cm dan 30 cm. [7] Hal ini yang mendorong penulis untuk melakukan penelitian tentang pengaruh magnetasi pada saluran bahan bakar dengan menambah jumlah medan magnet menjadi dua buah menggunakan mesin sepeda motor injeksi satu silinder bermerek Honda Beat 108 cc yang dituangkan dalam tugas skripsi, untuk mengetahui efek dari medan magnet dengan variasi jumlah dan jarak medan magnet pada saluran bahan bakar terhadap mesin sepeda motor Honda Beat satu silinder berbahan bakar pertalite. 1. Torsi dan Daya Torsi adalah perkalian antara gaya dengan jarak. Selama proses usaha maka tekanan-tekanan yang terjadi di dalam silinder motor menimbulkan suatu gaya yang luar biasa kuatnya pada torak. Gaya tersebut dipindahkan kepada pena engkol melalui batang torak dan mengakibatkan adanya momen putar atau torsi pada poros engkol. Untuk mengetahui besarnya torsi digunakan alat dynamometer. Biasanya motor pembakaran ini dihubungkan dengan dynamometer dengan maksud mendapatkan keluaran dari motor pembakaran dengan cara menghubungkan poros motor pembakaran dengan poros dynamometer dengan menggunakan kopling elastic [2]. F= G x m (1) Troda = F x r (2) F = Gaya (N) G = Percepatan gravitasi (9,86 m/s2) m = Massa (Kg) Troda = Torsi pada roda (Nm) r = Jari jari roda (m) Dengan rumus diatas akan didapat torsi pada roda, sedangkan torsi pada motor dapat dihitung dengan membagikan torsi pada roda terhadap perbandingan rasio (final rasio), adapun perbandingan rasio dapat diketahui dengan rumus berikut. Tmesin= (3) Tmesin = Torsi mesin (Nm) FR = Final Ratio Torsi yang dihasilkan suatu mesin dapat diukur dengan menggunakan dynamometer yang dikopel dengan poros output mesin. Oleh karena sifat dynamometer yang bertindak seolah-olah seperti sebuah rem dalam sebuah mesin, maka daya yang dihasilkan poros output ini sering disebut sebagai daya rem ( Brake Power), adapun daya dapat diketahui dengan rumus berikut. [3] P B = (4) P B = Daya keluaran (Watt) N = Putaran mesin (rpm) Tmesin = Torsi Mesin (N.m) 2. Konsumsi Bahan Bakar Spesifik Konsumsi bahan bakar spesifik (specific fuel consumption,sfc) adalah parameter unjuk kerja mesin yang berhubungan langsung dengan nilai ekonomis sebuah mesin, karena dengan mengetahui hal ini dapat dihitung jumlah bahan bakar yang dibutuhkan untuk menghasilkan sejumlah daya dalam selang waktu tertentu. [1] SFC = x 10 6 (5) Besarnya laju aliran massa bahan bakar (mf) dihitung dengan persamaan berikut: ṁf = x3600 (6) f = masa jenis bahan bakar (kg/m 3 ) V = Volume bahan bakar yang diuji = Lama waktu menghabiskan bahan bakar uji (s). 3. Efisiensi Thermal Brake Kerja berguna yang dihasilkan selalu lebih kecil dari pada energi yang di bangkitkan piston karena sejumlah energi hilang akibat adanya kerugian mekanis (mechanical losses). Dengan alasan ekonomis perlu dicari kerja maksimum yang 275

dapat dihasilkan dari pembakaran sejumlah bahan bakar. Efisiensi ini sering disebut sebagai efisiensi termal brake (brake thermal efficiency, ηth,b ).. ηth,b = x 3600 x 10-3 x100% Pb = Daya (watt) ṁ = laju aliran bahan bakar 4. Bahan Bakar Pertalite Pertalite adalah bahan bakar minyak terbaru dari Pertamina dengan RON 90(Research Octane Number). Pertalite dihasilkan dengan penambahan zat aditif dalam proses pengolahannya di kilang minyak. Pertalite diluncurkan tanggal 24 Juli 2015 sebagai varian baru bagi konsumen yang menginginkan BBM dengan kualitas di atas Premium, tetapi dengan harga yang lebih murah daripada Pertamax, bahan bakar jenis ini menjadi penengah antara Premium dan Pertamax. Untuk membuat Pertalite komposisi bahannya adalah nafta yang memiliki RON 65-70, agar RON-nya menjadi RON 90 maka dicampurkan HOMC (High Octane Mogas Component), HOMC bisa juga disebut Pertamax, percampuran HOMC yang memiliki RON 92-95, selain itu juga ditambahkan zat aditif EcoSAVE. Zat aditif EcoSAVE ini bukan untuk meningkatkan RON tetapi agar mesin menjadi bertambah halus, bersih dan irit. 5. Efek Magnetasi Pada Bahan Magnet adalah suatu benda yang dapat menarik benda-benda yang terbuat dari besi, baja, dan logam-logam tertentu. Magnet yang pertama kali ditemukan berupa batuan. Batu magnet ini ditemukan di Magnesia (Asia kecil) dekat Yunani. Benda-benda di sekitar kita dikelompokkan menjadi tiga golongan yaitu ferromagnetik, paramagnetik, dan diamagnetik. Ferromagnetik adalah benda-benda yang dapat ditarik dengan kuat oleh magnet, misalnya besi, baja, nikel, dan kobalt. Paramagnetik adalah benda-benda yang ditarik lemah oleh magnet, misalnya platina dan alumunium. Sedangkan diamanetik adalah benda-benda yang tidak ditarik oleh magnet, misalnya seng dan bismut. Torsi maksimum8.68 Nm(0,89 kgf.m)/6500 Kopling otomatis, sentrifugal, tipe kering Gigi transmisi Otomatis v- matic Starter pedal dan elektrik Rasio gear : 45/12 Rasio transmisi: 2500/1000 Diameter roda belakang : 14 inch Adapun Magnet yang digunakan dalam penelitian ini ialah magnet bermerk evindo dengan nilai medan magnet sebesar 2500 Gauss. variasi pengujian dengan magnetasi dilakukan dengan 4 variasi yaitu: 1 medan magnet dengan jarak 5 cm dari injector. 2 medan magnet, dimana magnet pertama berjarak tetap yaitu 5 cm dari injektor dan magnet kedua berjarak 10 cm dari injector, selanjutnya disebut tipe A. 2 medan magnet, dimana magnet pertama berjarak 5 cm dari injector dan magnet ke dua berjarak 15 cm dari injector, selanjutnya disebut tipe B. 2 medan magnet, dimana magnet pertama berjarak 5 cm dari injektor dan magnet ke dua berjarak 20 cm dari injector, selanjutnya disebut tipe C. METODOLOGI PENELITIAN Mesin yang digunakan yaitu mesin otto 4 langkah, dimana mesin yang digunakan adalah mesin Sepeda motor 4 langkah merek Honda Beat 108 injeksi. Spesifikasi Honda Beat Fi Tipe Mesin 4 langkah OHC System pendinginan udara Diameter langkah 50 x 55 mm Volume langkah 108 cc Perbandingan kompresi 9,2: 1 Daya maksimum 6,27 Kw(8,52 PS)/8000 rpm Gambar 1. Posisi Medan Magnet 276

Berikut ini gambar 2 merupakan magnet yang digunakan Gambar 2. Magnet yang digunakan. HASIL DAN PEMBAHASAN Grafik torsi vs putaran mesin yang dapat dilihat pada gambar 2 menunjukkan bahwa torsi yang dihasilkan mesin berbanding lurus dengan putaran mesin. Namun perlu diperhatikan bahwa dalam penelitian ini penulis membatasi putaran mesin hanya sampai pada 4000 rpm. Adapun putaran maksimum mesin ialah 8000 rpm, dan dari penelitian sebelumnya dapat diketahui bahwa setelah rpm 6500 torsi tidak mengalami kenaikan, malah torsi mengalami penurunan hingga putaran 8000 rpm [9]. Gambar 3 menunjukkan nilai torsi mesin dengan menggunakan magnet lebih tinggi dibanding tanpa menggunakan magnet. Jumlah magnet dan jarak antara magnet juga memberikan pengaruh terhadap besarnya nilai torsi, saluran bahan bakar menggunakan 2 magnet dengan jarak yang lebih dekat memberikan pertambahan torsi yang lebih besar dibandingkan dengan 2 magnet dengan jarak yang lebih jauh. Besar kecilnya daya mesin pada penelitian ini bergantung pada besar kecilnya nilai torsi yang dihasilkan oleh mesin itu sendiri. Semakin besar torsi yang dihasilkan oleh mesin, makan semakin besar daya mesin yang didapat, semakin kecil torsi maka daya juga semakin kecil. Selain itu daya juga di pengaruhi oleh putaran poros engkol yang mendorong piston di dalam mesin akibat proses pembakaran yang terjadi. Semakin cepat putaran poros engkol maka akan semakin besar torsi yang dihasilkan dan akan berpengaruh pada daya yang dihasilkan. Pada pengujian ini proses pemakaian magnet pada saluran bahan bakar juga mempengaruhi daya mesin yang dihasilkan. Hal ini dapat dilihat pada gambar 4 berikut. Semakin banyak jumlah magnet maka daya yang dihasilkan juga bertambah. Begitu juga dengan jarak antara kedua magnet, magnet dengan jarak terdekat menghasilkan daya yang paling besar, dan magnet dengan jarak terjauh menghasilkan daya yang paling kecil. Gambar 4. Daya Vs Putaran Dari gambar 5 berikut juga dapat dilihat bahwa konsumsi bahan bakar spesifik (SFC) dipengaruhi oleh adanya medan magnet pada saluran bahan bakar. Dengan adanya medan magnet maka SFC yang diperoleh menurun. Begitu juga dengan jumlah medan magnet yang digunakan. Bertambahnya jumlah medan magnet juga menurunkan nilai SFC dari kendaraan Gambar 3. Torsi Vs Putaran 277

Gambar 5. SFC Vs Putaran Medan magnet pada gambar 6 berikut menunjukkan pengaruh terhadap efisiensi thermal motor. Dimana penambahan medan magnet pada saluran bahan bakar meningkatkatkan efisiensi thermal motor. Begitu juga dengan penambahan jumlah medan magnet. Efisiensi thermal meningkat dengan menggunakan 2 medan magnet dibandingkan 1 medan magnet. Jarak antar medan magnet berbanding terbalik dengan efisiensi thermal motor. Semakin jauh jarak antar medan magnet maka efisiense thermal motor semakin berkurang. Gambar 6. ETB Vs Putaran KESIMPULAN 1. Penggunaan medan magnet pada saluran bahan bakar memberikan pengaruh yang positif terhadap nilai SFC bahan bakar. Dimana dengan penambahan medan magnet nilai SFC mengalami penurunan. Adapun penurunan paling tinggi terjadi pada kondisi 2 magnet posisi A yaitu sebesar 29,85%. 2. Penggunaan medan magnet pada saluran bahan bakar memberikan pengaruh terhadap torsi dan daya mesin, dimana penambahan medan magnet tersebut menambah nilai torsi dan daya. Adapun penambahan nilai torsi dan daya tertinggi terjadi pada kondisi 2 magnet posisi A yaitu sebesar 17,41% untuk torsi mesin, dan 16,70 % untuk daya. 3. Penggunaan medan magnet pada saluran bahan bakar memberikan pengaruh terhadap effisiensi thermal brake mesin, dimana penambahan medan magnet tersebut meningkatkan nilai effisiensi thermal brake yang diperoleh. Adapun peningkatan effisiensi thermal brake paling tinggi berada pada kondisi 2 magnet posisi A, yaitu sebesar 7,51 %. DAFTAR PUSTAKA [1] Heywood, Jhon B, 1988. Internal Combustion Engine Fundamental. McGraw Hill Book Company, New York. [2] Manullang, B.P, Kaprianto, 2015. Pengaruh besar medan magnet dan katalik converter pada saluran buang terhadap performansi mesin diesel stasioner satu silinder. Universitas Sumatera Utara, Medan. [3] Pulkrabek, W, Williard, 1997. Engineering Fundamental of the Internal Combustion Engine. Prentice Hall, New Jersey. [4]Pakpahan, marulitua, Binsar, 2014. Pengaruh magnetasi bahan bakar terhadap performansi mobil pajero sport Dakar 4x4 diesel tahun 2014. Universitas Sumatera Utara, Medan. [5]Sembiring, Sepria Nanda, 2014. Pengaruh medan magnet 1200 Gauss dan 2500 Gauss terhadap mesin bensin bahan bakar premium. Universitas Sumatera Utara, Medan. [6]Siahaan, M, Andro, 2014. Pengaruh jarak medan magnet 2100 Gauss dengan ruang bakar terhadap mesin bensin bahan bakar premium. Universitas Sumatera Utara, Medan. [7]Simatupang, Budi A. Sasmito, 2016. Kajian Studi Pengaruh Jarak Medan Magnet 2500 Gauss Dengan Ruang Bakar Terhadap Performansi Mesin Otto Satu Silinder Dengan Bahan Bakar 278

Premium. Universitas Sumatera Utara, Medan. [8]Sudrajad, Agung, 2006. Menghemat Bahan Bakar Dengan Magnet Portable. Universitas Dharma Persada, Jakarta [9]Surendra, angga, 2016. Pengaruh Penggunaan Blowerelektriksebagai Supercharger Terhadap Performansi Mesin Otto Berkapasitas110 Cc Dengan Campuranbahan Bakar Pertalite Dan Etanol 10%. Universitas Sumatera Utara, Medan. 279