PENGARUH PENAMBAHAN SERAT IJUK TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIK PAPAN SEMEN-GIPSUM

dokumen-dokumen yang mirip
Abstrak OPTIMUM OF PALM FIBERS ADDITION ON MECHANICAL PROPERTIES FOR CEMENT-GYPSUM BOARD. Abstract

PENGARUH PENAMBAHAN SERAT PINANG (Areca catechu L. Fiber) TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN SIFAT FISIS BAHAN CAMPURAN SEMEN GIPSUM

ANALISIS SIFAT FISIS DAN MEKANIK PAPAN KOMPOSIT GIPSUM SERAT IJUK DENGAN PENAMBAHAN BORAKS (Dinatrium Tetraborat Decahydrate)

Pengaruh Persentase Serat Sabut Pinang (Areca Catechu L. Fiber) dan Foam Agent terhadap Sifat Fisik dan Mekanik Papan Beton Ringan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dalam bidang material komposit,

I. PENDAHULUAN. alami dan harga serat alam pun lebih murah dibandingkan serat sintetis. Selain

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA. perabot rumah tangga, rak, lemari, penyekat dinding, laci, lantai dasar, plafon, dan

KARAKTERISTIK MORTAR PADA LIMBAH ABU KELAPA SAWIT. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Kampus Binawidya Km 12,5 Pekanbaru, 28293, Indonesia

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Badan Standardisasi Nasional (2010) papan partikel merupakan

Gravitasi Vol. 14 No.1 (Januari-Juni 2015) ISSN: ABSTRAK

SIFAT MEKANIK PAPAN GYPSUM DARI SERBUK LIMBAH KAYU NON KOMERSIAL

PENGARUH RASIO SEMEN DAN PARTIKEL TERHADAP KUALITAS PAPAN SEMEN DARI LIMBAH PARTIKEL INDUSTRI PENSIL

SIFAT FISIK MEKANIK PAPAN GYPSUM BERBAHAN PENGISI ALTERNATIF LIMBAH SERUTAN ROTAN

III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

UJI COBA PENGGUNAAN SABUT KELAPA SEBAGAI PAPAN SERAT. Ninik Paryati 1)

SINTESIS DAN KARAKTERISASI SIFAT MEKANIK BAHAN NANOKOMPOSIT EPOXY-TITANIUM DIOKSIDA

BAB I PENDAHULUAN. hutan semakin hari semakin berkurang. Untuk mengurangi ketergantungan akan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PRISMA FISIKA, Vol. III, No. 3 (2015), Hal ISSN :

BAB IV ANALISIS DATA DAN HASIL PENELITIAN

Abstrak. Kata kunci : Serat sabut kelapa, Genteng beton, Kuat lentur, Impak, Daya serap air

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. bangunan. Tanah yang terdiri dari campuran butiran-butiran mineral dengan atau

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

PEMANFAATAN SERAT IJUK PENDEK DALAM PEMBUATAN BETON RINGAN DAN KARAKTERISTIKNYA SKRIPSI NELY WAHYUNI

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. meningkat. Hampir setiap produk menggunakan plastik sebagai kemasan atau

ANALISA KAJIAN TEGANGAN BETON DENGAN CAMPURAN SERAT AMPAS TEBU (BAGGASE) ABSTRAK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA PUBLIKASI ILMIAH

PEMBUATAN BALOK DAN PAPAN DARI LIMBAH INDUSTRI KAYU BOARD AND WOOD BLOCK MAKING FROM WASTE OF WOOD INDUSTRIES

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

KARAKTERISTIK PAPAN SEMEN DARI LIMBAH KERTAS KARDUS DENGAN PENAMBAHAN KATALIS KALSIUM KLORIDA

KARAKTERISTIK KOMPOSIT TANPA PEREKAT (BINDERLESS COMPOSITE) DARI LIMBAH PENGOLAHAN KAYU

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH KOMPOSISI FACE-CORE TERHADAP SIFAT FISIK DAN MEKANIS ORIENTED STRAND BOARD DARI BAMBU DAN ECENG GONDOK

PENENTUAN KOEFISIEN ABSORBSI BUNYI DAN IMPEDANSI AKUSTIK DARI SERAT ALAM ECENG GONDOK (EICHHORNIA CRASSIPES) DENGAN MENGGUNAKAN METODE TABUNG

PENGARUH SUBSTITUSI AGREGAT KASAR DENGAN SERAT AMPAS TEBU TERHADAP KUAT TEKAN DAN KUAT LENTUR BETON K-350

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

SINTESIS DAN KARAKTERISASI SIFAT MEKANIK SERTA STRUKTUR MIKRO KOMPOSIT RESIN YANG DIPERKUAT SERAT DAUN PANDAN ALAS (Pandanus dubius)

PAPAN SEMEN-GYPSUM DARI CORE-KENAF (Hibiscus cannabinus L.) MENGGUNAKAN TEKNOLOGI PENGERASAN AUTOCLAVE

PENENTUAN KUALITAS PAVING BLOCK BERDASARKAN SIFAT FISIS VARIASI CAMPURAN PASIR DAN SEMEN. Yon Fajri, Riad Syech, Sugianto

PENGARUH SUBTITUSI ABU SERABUT KELAPA (ASK) DALAM CAMPURAN BETON. Kampus USU Medan

4 PENGARUH KADAR AIR PARTIKEL DAN KADAR PARAFIN TERHADAP KUALITAS PAPAN KOMPOSIT

Studi Awal Pembuatan Komposit Papan Serat Berbahan Dasar Ampas Sagu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENDAHULUAN. Indonesia menyebabkan industri kehutanan mengalami krisis bahan baku.

BAB I PENDAHULUANb Latar Belakang Permasalahan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2013 sampai Mei 2013 di

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mengetahui dan menjelaskan karakteristik suatu komposit beton-polimer agar dapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

KUALITAS FIBER PLASTIC COMPOSITE DARI KERTAS KARDUS DENGAN MATRIKS POLIETILENA (PE)

I.PENDAHULUAN. sehingga sifat-sifat mekaniknya lebih kuat, kaku, tangguh, dan lebih kokoh bila. dibandingkan dengan tanpa serat penguat.

BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

PEMBUATAN DAN KARAKTERISASI PLAFON DARI SERBUK AMPAS TEBU DENGAN PEREKAT POLIESTER

PENGARUH WAKTU PENGERASAN PADA KEKUATAN PAVING BLOCK YANG MENGGUNAKAN CLAY, SEMEN, DAN PASIR. Andius Dasa Putra 1) Setyanto 1) Noor Syarifah Hasan 2)

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei - Oktober Pembuatan

BAB 3 METODE PENELITIAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BALOK LAMINASI DARI KAYU KELAPA (Cocos nucifera L)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PAPAN GYPSUM DARI SERBUK KAYU DAN SENYAWA BOR TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN UJI BAKAR

PENGARUH KETEBALAN SERAT PELEPAH PISANG KEPOK (Musa paradisiaca) TERHADAP SIFAT MEKANIK MATERIAL KOMPOSIT POLIESTER-SERAT ALAM

BAB 1 PENDAHULUAN. produksi karet alam dunia 8,307 juta ton. Diprediksi produk karet alam

Luthfi Hakim 1 dan Fauzi Febrianto 2. Abstract

BAB I 1.1 LATAR BELAKANG

VARIASI KADAR PEREKAT PHENOL FORMALDEHIDA TERHADAP KUALITAS PAPAN PARTIKEL DARI CAMPURAN PARTIKEL KELAPA SAWIT DAN SERUTAN MERANTI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

PENGGUNAAN SEKAM PADI DENGAN ANYAMAN BAMBU SEBAGAI PAPAN SEMEN DEKORATIF

PERBAIKAN SIFAT KAYU KELAS KUAT RENDAH DENGAN TEKNIK PENGEMPAAN

TUGAS AKHIR BIDANG TEKNIK PRODUKSI PEMBENTUKAN DAN MATERIAL

Pengaruh Waktu Perendaman Terhadap Uji Kuat Tekan Paving Block Menggunakan Campuran Tanah dan Semen dengan Alat Pemadat Modifikasi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PEMBUATAN DAN KARAKTERISASI BATAKO RINGAN MENGGUNAKAN ABU VULKANIK SINABUNG DAN SERAT BATANG PISANG DENGAN PEREKAT POLYESTER SKRIPSI

N. Retno Setiati ABSTRAK

METODE PENELITIAN. Pada penelitian paving block campuran tanah, fly ash dan kapur ini digunakan

SIFAT FISIS PAPAN GYPSUM DARI LIMBAH GERGAJIAN KAYU

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. penggunaannya sehingga mendukung terwujudnya pembangunan yang baik.

PENGUJIAN KEKUATAN LENTUR, KETAHANAN TERHADAP AIR DAN PANAS MATAHARI SERTA KEMAMPUAN REDUKSI BUNYI TERHADAP BEBERAPA MACAM CALCIUM SILICATE BOARD

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. material logam mendominasi dalam bidang industri (Basuki, 2008). Namun,

III. METODE PENELITIAN. Tanah yang akan diuji adalah jenis tanah lempung/tanah liat dari YosoMulyo,

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kebutuhan bahan-bahan pendukungnya. Salah satu yang meningkat

PENGARUH PERSEN HASIL PEMBAKARAN SERBUK KAYU DAN AMPAS TEBU PADA MORTAR TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN SIFAT FISISNYA

HUBUNGAN POROSITAS DAN DENSITAS MORTAR BERBASIS BATU APUNG

6 PENGARUH SUHU DAN LAMA PENGEMPAAN TERHADAP KUALITAS PAPAN KOMPOSIT

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Indonesia merupakan negara penghasil ubi kayu terbesar ketiga didunia

PENGEMBANGAN GENTENG BETON RINGAN SEBAGAI ALTERNATIF PENUTU ATAP

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

KUALITAS PAPAN KOMPOSIT DARI SABUT KELAPA DAN LIMBAH PLASTIK BERLAPIS BAMBU DENGAN VARIASI KERAPATAN DAN LAMA PERENDAMAN

PEMBUATAN DAN KARAKTERISASI BATAKO MENGGUNAKAN ABU TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT SKRIPSI DIAN TRIANA SARI

Transkripsi:

PENGARUH PENAMBAHAN SERAT IJUK TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIK PAPAN SEMEN-GIPSUM Meri Darmawi, Alimin Mahyudin Jurusan Fisika FMIPA Universitas Andalas Kampus Unand, Limau Manis, Padang, 25163 e-mail: aliminmahyudin@fmipa.unand.ac.id ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan serat ijuk terhadap sifat fisis dan mekanik papan komposit semen-gipsum. Penambahan serat ijuk yang digunakan untuk masingmasing sampel dengan perbandingan terhadap matriks semen dengan gipsum yaitu 0%, 2%, 4%, 6% dan 8%. Pada penelitian digunakan jenis komposit laminat, yaitu komposit yang terdiri dari dua lapis atau lebih yang digabungkan menjadi satu dengan setiap lapisnya memiliki karakteristik tersendiri. Dari pengujian yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa sifat fisis bahan yaitu densitas mengalami kenaikan sejalan dengan penambahan serat ijuk. Daya serap air mengalami penurunan sejalan dengan penambahan serat ijuk. Dari pengujian sifat mekanik untuk kuat tekan dan kuat lentur, persentase optimum penambahan serat ijuk adalah sebanyak 4% yang nilainya masingmasing adalah 123,87 kg/cm 2 dan 40,83 kg/cm 2. Dari keseluruhan pengujian, persentase penambahan serat ijuk terbaik terdapat pada komposisi serat ijuk 4%. Kata Kunci : Papan semen-gipsum, serat ijuk, komposit laminat ABSTRACT The purpose of this research is to know the influence of addition of palm fibers on the physical and mechanical properties of composite board. The addition of palm fiber for each sample (compare to gypsum and cement matrix) is 0%, 2%, 4%, 6% and 8%. In this research, it is used laminate type of composite, that is a composite with two or more layers which is combined into one where each layers has its own characteristic. The boards have three layers, where cement with palm fibers contain at face-back layers and gypsum with palm fibers contain at middle layer. Result shows that materials density increase with increasing of fiber percentage. Water uptake decreased with increasing of fibers percentage. Compressive and flexural strength (mechanical properties) of the specimens has optimum value at 4% palm fibers that is 123.87 kg/cm 2 and 40.83 kg/cm 2 respectively. Generally, the best value of palm fibers addition to composite board is 4%. Keywords: cement-gypsum board, palm fibers, a composite laminate I. PENDAHULUAN Perkembangan komposit tidak hanya komposit sintetis saja tetapi juga mengarah ke komposit natural dikarenakan keistimewaan sifatnya yang dapat didaur ulang (renewable) atau terbarukan, sehingga mengurangi konsumsi petrokimia maupun gangguan lingkungan hidup. Komposit dengan serat alam memiliki keunggulan lain bila dibandingkan dengan komposit sintetis. Komposit natural lebih ramah lingkungan karena mampu terdegradasi secara alami dan harga serat alam pun lebih murah dibandingkan serat sintetis. Selain itu serat sintetis juga menghasilkan gas CO dan debu yang berbahaya bagi kesehatan jika didaur ulang, sehingga perlu adanya bahan alternatif pengganti serat sintetis tersebut. Salah satu jenis produk penggabungan material kayu dengan bahan-bahan lain biasanya dikenal dengan sebutan produk komposit adalah papan mineral. Hal ini disebabkan papan mineral selain tidak membutuhkan persyaratan bahan baku yang rumit juga memiliki karakteristik yang unggul seperti tahan terhadap serangan organisme perusak, cuaca dan kelembaban, serta relatif tahan terhadap api. Dalam bentuk panel, produk komposit ini digunakan untuk aplikasi struktural dan non struktural untuk kondisi interior maupun eksterior (Moslemi, 1989). Konsep dasar penggabungan serat atau partikel dari tumbuhan, seperti partikel kayu atau limbah pertanian dan perkebunan, dengan matriks anorganik telah lama diterapkan. Selama beberapa waktu ini, konsep dasar tersebut telah diaplikasikan untuk penggunaan serat dan partikel kayu atau bahan berlignoselulosa lainnya dalam bentuk papan semen partikel 6

dengan semen portland sebagai perekatnya, ataupun dengan material anorganik lainnya seperti gipsum dan magnesit (Moslemi, 1989). Papan semen partikel merupakan salah satu produk panel kayu yang berpotensi untuk dikembangkan. Papan semen partikel merupakan papan tiruan yang terbuat dari campuran partikel kayu atau bahan berlignoselulosa lainnya, semen dan bahan tambahan. Papan semen partikel memiliki kelebihan jika dibandingkan dengan produk biokomposit lainnya, antara lain tahan terhadap jamur, serangga dan api, tahan terhadap kelembaban serta memiliki stabilitas dimensi yang tinggi. Suatu sifat penting lainnya yaitu panel ini tidak menghasilkan bahanbahan kimia berbahaya seperti yang terjadi dalam pembuatan papan partikel yang direkat dengan perekat anorganik atau sintetis, dan tidak mempengaruhi kualitas udara dalam ruangan selama penggunaan (Pease, 1994). Melihat perkembangannya sampai saat ini, papan semen sendiri selain memiliki kelebihan stabilitas dimensi yang tinggi, namun juga memiliki masalah dimana waktu pengerasan semen (curing) yang relatif lama yakni minimal 28 hari (± 1 bulan) dan merupakan jenis panel yang cukup berat. Dibandingkan dengan papan semen, papan gipsum memiliki kelebihan dimana merupakan panel yang ringan dan mudah dalam pengerjaannya, namun kelemahan utama dari papan gipsum adalah mudah menyerap air dan mempunyai kekuatan yang rendah dari papan semen. Oleh karena itu, salah satu cara untuk mengatasi permasalahan dari papan semen dan papan gipsum tersebut adalah dengan membuat papan semen-gipsum dengan variasi penambahan serat ijuk yang menjadi perhatian dalam penelitian ini. II. METODE 2.1 Persiapan Bahan Penelitian ini dilakukan di Balai Riset dan Standarisasi Industri (baristand industry) Ulu Gadut Padang. Pada setiap cetakan sampel digunakan panjang serat ijuk dengan panjang serat 3 cm dan penambahan persentasi serat 0%, 2%, 4%, 6% dan 8% dari volume cetakan uji daya serap air, densitas, titik panas, uji kuat tekan dan uji kuat lentur. Papan semen-gipsum yang dibuat berukuran 5 cm x 5 cm x 5 cm untuk pengujian daya serap air, densitas dan kuat tekan. Sedangkan untuk pengujian kuat lentur dibuat papan berukuran 20 cm x 5 cm x 5 cm. Papan semen-gipsum yang dibentuk dari semen, serat ijuk dan gipsum ini dibuat formulasi untuk lapisan face dan back seperti yang terlihat pada Gambar 1. Semen Serat Gipsum Serat Semen Gambar 1. Susunan lapisan bahan komposit Persentase gipsum dan semen yang digunakan untuk masing-masing yaitu dengan perbandingan gipsum dan semen yang tetap yaitu 40 : 60, sedangkan penambahan serat ijuk dimulai dari 0%, 2%, 4%, 6% dan 8%. Adonan diaduk secara merata dengan tangan, setelah merata dicetak menjadi lembaran dalam cetakan yang terbuat dari kayu berukuran 5cm x 5cm x 5cm dan 20cm x 5cm x 5cm. Papan semen-gipsum yang telah terbentuk dikondisikan pada suhu ruangan selama 10 hari sebelum digunakan untuk pengujian sesuai standar. Penelitian dilakukan dengan menggunakan tiga kali pengulangan untuk setiap jenis papan dengan kombinasi perlakuannya, yaitu dengan lima variasi penambahan serat ijuk mulai dari 0%, 2%, 4%, 6% dan 8%. Sehingga jumlah keseluruhan papan yang dibuat sebanyak 60 buah. 2.2 Pengujian Sifat Fisis dan Mekanik Papan Semen-Gipsum 1. Daya Serap Air 7

Papan semen-gipsum yang telah jadi ditimbang untuk menentukan massa sebelum perendaman (B 1 ), kemudian direndam dalam air selama 24 jam. Setelah dilakukan perendaman selama 24 jam, kemudian ditimbang kembali sampel yang sudah direndam (B 2 ). Nilai daya serap air papan partikel dapat dihitung sesuai dengan persamaan (1): 2. Densitas Ukuran densitas dalam penelitian ini adalah bulk density dilakukan dengan cara menimbang massa dan dimensi volumenya. Nilai densitas dapat dihitung berdasarkan persamaan (2): (2) 3. Uji Kuat Tekan Dalam pengujian kuat tekan rumus yang digunakan sesuai dengan persamaan (3): (1) Keterangan : fc = tegangan tekan (kg/cm 2 ) p = beban maksimum material (kg) A = luas permukaan yang mendapat gaya (cm 2 ) (3) 4. Uji Kuat Lentur Kekuatan lentur adalah kemampuan material untuk menahan gaya lentur yang diberikan dengan arah tegak lurus terhadap penampang sampel. Untuk menentukan nilai dari kuat lenturnya digunakan persamaan (4): Keterangan : B = beban patah maksimum (kg) S = jarak tumpuan (cm) L = lebar rata-rata benda uji (cm) T = tebal rata-rata benda uji (cm) fr = kuat lentur (kg/cm 2 ) (4) III. HASIL DAN DISKUSI 3.1 Daya Serap Air Nilai daya serap air papan setelah perendaman selama 24 jam berkisar antara 17,35 % - 27,34 %. Daya serap air terendah diperoleh pada papan semen-gipsum dengan penambahan serat ijuk maksimal yaitu 8 % dengan daya serap air sebesar 17,35%. Sedangkan daya serap air tertinggi diperoleh pada papan semen-gipsum tanpa tambahan serat ijuk. Pengaruh penambahan serat ijuk terhadap daya serap air papan semen-gipsum dapat dilihat pada Gambar 2. 8

Gambar 2. Grafik pengaruh penambahan serat ijuk terhadap daya serap air papan semengipsum Daya serap air papan semen-gipsum dipengaruhi oleh penambahan serat ijuk, dimana penambahan serat ijuk yang semakin banyak menyebabkan daya serap air papan semen-gipsum setelah perendaman selama 24 jam semakin kecil. Hal ini disebabkan oleh pori-pori antara semen dan gipsum akan terisi oleh ijuk, selain itu didukung oleh sifat ijuk yang tahan air dan karena serat ijuk tidak memiliki dinding dan luman sel, tetapi merupakan suatu zat yang utuh (solid). Jika dibandingkan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Suriadi (2011) nilai daya serap air pengujian papan gipsum dengan menambahkan serat ijuk didapatkan nilai daya serap air maksimum 34,39 %, nilai ini lebih tinggi dari hasil yang diperoleh dari penelitian ini. 3.2 Densitas Nilai densitas papan semen-gipsum berkisar antara 1,103 g/cm 3 1,264 g/cm 3. Nilai densitas tertinggi diperoleh pada penambahan serat ijuk 8 % dengan densitas sebesar 1,264 g/cm 3. Pengaruh penambahan serat ijuk terhadap densitas papan semen-gipsum lebih jelasnya terlihat pada Gambar 3. Gambar 3. Grafik pengaruh penambahan serat ijuk terhadap densitas papan semen-gipsum Penambahan serat ijuk yang bermassa jenis relatif besar yaitu 1,136 g/cm 3 maka massa jenis campuran akan lebih besar. Dari hubungan antara kedua parameter sifat fisis, densitas berbanding terbalik dengan daya serap air. Semakin besar kerapatan maka daya serap air akan semakin kecil. Hasil pengujian densitas papan semen-gipsum berserat ijuk memenuhi standar SNI yang mengacu pada standar bison gypsum fibre board yaitu standarnya 1,15 g/cm 3 dan standar ISO 8335 (1987) (Cement bonded particleboards) yaitu 1 g/cm 3. 9

3.3 Kuat Tekan Nilai kuat tekan papan semen-gipsum berkisar antara 79,10 kg/cm 2 123,87 kg/cm 2. Nilai kuat tekan tertinggi diperoleh dengan penambahan serat ijuk 4 %. Penambahan serat ijuk mempengaruhi kuat tekan papan semen-gipsum, penambahan serat ijuk menyebabkan kuat tekan meningkat, namun peningkatan nilai tersebut hanya terjadi pada satu variasi penambahan serat ijuk. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 4. Gambar 4. Grafik pengaruh penambahan serat ijuk terhadap kuat tekan papan semen-gipsum Perbedaan hasil kuat tekan pada tiap-tiap papan semen-gipsum, membuktikan bahwa penambahan bahan penguat papan semen-gipsum mempunyai karakteristik yang berbeda dan akan berpengaruh terhadap kekuatannya. Ijuk bersifat memberikan kekuatan, semakin banyak ijuk semakin kuat, namun kekuatan tersebut dipengaruhi penambahan persentase serat tertentu. Hasil analisis menunjukkan bahwa penambahan serat ijuk 4 % merupakan hasil kuat tekan yang maksimal yaitu 123,87 kg/cm 2. Pada penambahan serat ijuk yang lebih banyak menyebabkan kuat tekan papan semen-gipsum menurun, hal ini disebabkan komposisi serat ijuk yang lebih banyak mempengaruhi lekatan antara semen dengan ijuk maupun ijuk dengan gipsum sehingga mengurangi kekuatan papan. Menurut standar bison gypsum fibre board memiliki standar kuat tekan yaitu 53,9 kg/cm 2, kemudian standar ISO 8335 (1987) (Cement bonded particleboards) yaitu 88,235 kg/cm 2. Dari standar tersebut nilai kuat tekan papan semen-gipsum berserat ijuk pada semua komposisi memenuhi standar, kecuali pada komposisi penambahan ijuk 0% dan 8%. 3.4 Kuat Lentur Semakin banyak ijuk kuat lentur semakin besar, hal ini sesuai dengan sifat ijuk sebagai bahan penguat. Namun terlalu banyak ijuk akan menyebabkan nilai kuat lentur semakin kecil, hal ini disebabkan oleh bahan pengisi yaitu ijuk yang menghalangi rekatan antara semen dengan maupun ijuk dengan gipsum. Jika sifat masing-masing bahan tidak saling mempengaruhi maka sifat hasil campuran adalah rata-rata sifat masing-masing dengan memperhatikan jumlah masing-masing (Antono, 1972). Untuk lebih jelasnya hubungan penambahan serat ijuk terhadap kuat lentur papan semen-gipsum dapat dilihat pada Gambar 5. Hasil analisis terlihat jika papan semen-gipsum mengandung komposisi serat lebih banyak maka kuat lentur akan berkurang dan papan semen-gipsum cepat patah. Ini karena proses pengikatan antara semen, gipsum, serat ijuk dan air tidak sempurna, sehingga pengikatan yang terjadi di dalam material tidak sempurna. 10

Gambar 5. Grafik pengaruh penambahan serat ijuk terhadap kuat lentur papan semen-gipsum 3.5 Pengaruh Ketebalan Papan Semen-Gipsum terhadap Kuat Tekan Pada aplikasi papan partisi dan plafon, sesuai dengan prosedur yang dikeluarkan ASTM C 473 standar papan partikel memiliki ketebalan 0,95 cm 2 cm. Secara rumusan matematis, nilai kuat tekan tidak dipengaruhi oleh ketebalan papan, tetapi dipengaruhi oleh luas bidang yang ditekan oleh beban. Namun, aplikasi di lapangan, ketebalan papan berpengaruh terhadap nilai kuat tekan. Semakn tebal ukuran sebuah papan, kuat tekan yang dihasilkan semakin besar. Gambar 6. Grafik Hubungan Ketebalan terhadap kuat tekan papan semen-gipsum Hasil analisis grafik menunjukkan bahwa semakin tebal ukuran papan, nilai kuat tekan akan semakin besar, karena papan yang tebal mampu menahan beban yang lebih besar. Untuk aplikasi ukuran tebal papan yang sebenarnya, maka dibuat persamaan untuk mengetahui nilai kuat tekan dengan ukuran ketebalan yang diinginkan yaitu ketebalan 1,5 cm, maka diperoleh nilai kuat tekan sebesar 83,33 kg/cm 2 yang masih memenuhi standar papan partikel. 3.6 Pengaruh Ketebalan Papan Semen-Gipsum terhadap Kuat Lentur Semakin tebal sebuah papan semen-gipsum maka beban yang mampu ditahan papan tersebut akan semakin besar, namun nilai kuat lentur akan berbanding terbalik dengan kuadrat ketebalannya. Untuk lebih jelasnya hubungan ketebalan terhadap kuat lentur dapat dilihat pada Gambar 7. 11

Gambar 7. Grafik hubungan ketebalan terhadap kuat lentur papan semen-gipsum Semakin berkurang ketebalan papan, nilai kuat lentur akan semakin tinggi, karena papan akan cenderung lebih elastis dibandingkan dengan papan yang lebih tebal meskipun hanya dapat menahan beban yang lebih kecil dibanding papan yang lebih tebal. Nilai kuat lentur ini juga didukung oleh tambahan bahan pengisi yaitu serat ijuk yang bersifat elastis. IV. KESIMPULAN Kesimpulan dari penelitian ini adalah: 1. Penambahan serat ijuk berpengaruh terhadap sifat fisis dan mekanik papan semen-gipsum berserat ijuk. Densitas mengalami kenaikkan sejalan dengan penambahan serat, dimana nilai densitas maksimum pada penambahan serat ijuk maksimum yaitu 8%. Daya serap air mengalami penurunan sejalan dengan penambahan serat ijuk, dimana penambahan serat ijuk sebanyak 8% menghasilkan daya serap air yang kecil, kemudian pada penambahan serat ijuk sebanyak 4% menghasilkan kuat tekan dan kuat lentur maksimum. 2. Persentase ijuk terbaik untuk papan semen-gipsum berserat ijuk yang berkualitas dan memenuhi standar terdapat pada komposisi ijuk sebanyak 4%. 3. Ketebalan mempengaruhi sifat mekanik papan semen-gipsum, semakin tebal ukuran papan, kuat tekan akan semakin besar namun kuat lentur akan semakin kecil seiring dengan tebalnya ukuran papan tersebut. Dari penelitian yang telah dilakukan disarankan agar : 1. Campuran tepung gipsum, semen, dan air dilakukan secara merata dengan memperhitungkan perbandingan antara matriks dan air serta teknik pemadatan pada pembuatan sampel perlu ditingkatkan yaitu menggunakan alat dengan tekanan spesifik untuk menghasilkan papan semen-gipsum berkualitas tinggi. 2. Perlu diadakan penelitian lebih lanjut tentang papan semen-gipsum berserat ijuk dengan komposisi dan variabel yang lebih banyak untuk menyempurnakan hasil-hasil penelitian. DAFTAR PUSTAKA American society for Testing and Material, Standard Test Methosd for Physiscal Testing of Gypsum Panel Products, 2007, PA ASTM standard C 473 (97). Moslemi AA. 1989. Correlation Between Wood Cement Compatibility and Wood Extractives Forest Product Journal 39(6) : 55-58. Pease DA. 1994. Panels : Product, Applications and Production Trends. USA : Miller Freeman. Suriadi. 2011. Analisis Pengaruh Penambahan Serat Ijuk Aren Terhadap Sifat Mekanik Dan Sifat Fisis Gipsum Profil Dengan Perekat Lateks Akrilik, Tesis, Universitas Sumatera Utara. 12