BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan oleh Supardi Uki S (2012: 248), siswa hanya diarahkan untuk

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V PEMBAHASAN. A. Analisis Proses Berpikir Kreatif Siswa dalam Memecahkan Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENGARUH PARTISIPASI KEGIATAN OSIS TERHADAP BERPIKIR KREATIF DALAM MEMECAHKAN MASALAH ORGANISASI PADA PENGURUS OSIS

BAB I PENDAHULUAN. dihadapi manusia. Kemampuan berpikir kreatif merupakan hasil dari interaksi

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan salah satu ilmu yang sangat penting. Karena

BAB I PENDAHULUAN. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id. Media

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pengetahuan baru. Hasil dari proses belajar tersebut tercermin dalam prestasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jayanti Putri Purwaningrum, 2015

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Pendidikan menurut bentuknya dibedakan menjadi dua, yaitu

Profil Berpikir Logis dalam Memecahkan Masalah oleh Mahasiswa Calon Guru Tipe Camper

Kiky Floresta et al., Pelevelan Adversity Quotient (AQ) Siswa...

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan ini berguna untuk menghasilkan ide-ide baru yang kreatif.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat cepat,

Kata kunci: pemecahan masalah matematika, proses berpikir kreatif, tahapan Wallas, tingkat berpikir kreatif

BAB I A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dibutuhkan oleh semua orang. Dengan pendidikan manusia berusaha mengembangkan dirinya sehingga

BAB I PENDAHULUAN. menyelidiki sebuah proyek dari sudut pandang yang tidak biasa.

PENGARUH KREATIVITAS BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR MATAKULIAH AKUNTANSI BIAYA II MAHASISWA FKIP AKUNTANSI UMS ANGKATAN 2012

PENULISAN PUBLIC RELATIONS

BAB I PENDAHULUAN. Fery Ferdiansyah, Penerapan Model Pembelajaran Osborn Untuk Meningkatkan Literasi Dan Disposisi Matematis Siswa SMP

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis

BAB I PENDAHULUAN. Oleh karena itu peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan hal yang

BAB I PENDAHULUAN. harus dicapai oleh anak. Menurut Polmalato (Wardhani, 2008), salah satu

BAB I PENDAHULUAN. teknologinya. Salah satu bidang studi yang mendukung perkembangan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi tersebut diperlukan sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan pembelajaran yang dilakukan dalam kegiatan belajar mengajar

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PROSIDING ISSN:

JURNAL IMPLEMENTASI TEORI TENTANG TINGKAT BERFIKIR KREATIF DALAM MATEMATIKA SISWA KELAS VII MTS MA ARIF BAKUNG UDANAWU BLITAR

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan matematika sangat berperan penting dalam upaya menciptakan Sumber daya

PENERAPAN PEMBELAJARAN OSBORN BERBANTUAN WINGEOM UNTUK MENINGKATKAN SIKAP KREATIF DAN BERPIKIR KRITIS MATERI KUBUS DAN BALOK SKRIPSI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS X DALAM MEMECAHKAN MASALAH GEOMETRI BERDASARKAN TAHAPAN WALLAS DITINJAU DARI ADVERSITY QUOTIENT(AQ) SISWA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tetap relevan dengan perkembangan teknologi informasi dan perkembangan

BAB 1 PENDAHULUAN. perlu untuk ditingkatkan dan digali sebesar-besarnya karena hal tersebut

BAB II KAJIAN TEORITIK

KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DALAM PEMECAHAN MASALAH BERDASARKAN GENDER PADA MATERI BANGUN DATAR

2014 PENGGUNAAN ALAT PERAGA PAPAN BERPAKU UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA PADA MATERI KELILING PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan lulusan yang dapat bersaing secara global. Untuk menjawab

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses utama dalam menghasilkan SDM yang

BAB I PENDAHULUAN. dilepaskan dari proses belajar mengajar di sekolah, sebab sekolah. Dalam pembelajaran atau proses belajar mengajar di sekolah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan suatu bangsa tidak terlepas dari kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. 2 Berkaitan dengan tujuan

BAB I PENDAHULUAN. wadah kegiatan yang dapat dipandang sebagai pencetak Sumber Daya Manusia

Naskah Publikasi Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Akuntansi

Pengaruh Kreativitas dan Minat Belajar Mahasiswa Terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupannya, tiap individu senantiasa menghadapi masalah, dalam

BAB I PENDAHULUAN. Kreativitas merupakan suatu dinamika proses yang mengacu kepada halhal

Pendahuluan. Wisas Yuan Isvina et al., Proses Berpikir Kreatif dalam Memecahkan...

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi yang dimiliki demi kemajuan suatu bangsa. Salah

BAB 1 PENDAHULUAN. Sekolah dasar merupakan jenjang pendidikan paling mendasar yang dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. dasar tidak dilatih untuk berekspresi secara bebas dan terlalu lama dibiasakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari

Kemampuan berpikir kreatif mendapatkan perhatian yang cukup besar dalam bidang pendidikan. Salah satu upaya yang dilakukan untuk meningkatkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Berpikir Kreatif Dalam Memecahkan Masalah. adanya kebiasaan atau pengalaman.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Key Words: creative thinking, open ended problems. Mahasiswa Prodi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Jember 41

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAHAN KULIAH Orientasi Baru Dalam Psikologi

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Melalui pendidikan akan lahir generasi-generasi penerus yang berkualitas

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB V PEMBAHASAN. A. Berpikir Kreatif Siswa Berkemampuan Matematika Tinggi Mapel. Kreatif pada Tingkat 4 (Sangat Kreatif)

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembelajaran di sekolah, peserta didik perlu memiliki kemampuan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pelaksanaan penelitian dilapangan. Persiapan penelitian meliputi studi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan tidak dapat berjalan baik, tanpa adanya kerja sama dengan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan berpikir kreatif dan komunikasi serta teknologi yang maju

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan penelitian deskriptif. Menurut Bogdan dan Taylor (Moleong, 2014:4)

BAB V PENUTUP. 1. Hasil skor kreativitas siswa diperoleh bahwa rata-rata tingkat kreativitas

KREATIVITAS PENGAJUAN SOAL DITINJAU DARI GAYA KOGNITIF MATERI BANGUN SEGI EMPAT KELAS VII SMP

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sasaran Pendidikan adalah manusia. Pendidikan bertujuan untuk

BAB II KAJIAN TEORITIK. 1. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis

BAB I PENDAHULUAN. semakin berkembang pula. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis. suatu makna (Supardi, 2011).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil wawancara dengan Guru PKn kelas VII D di SMP

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam Bahasa Indonesia dengan. terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. persaingan global. Dengan pendidikan akan lahir generasi-generasi penerus yang

PENGGUNAAN PENDEKATAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION (RME) SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KREATIVITAS DALAM PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA KELAS X

JURNAL KREATIVITAS BELAJAR SISWA KELAS VIII DITINJAU DARI PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MATERI ALJABAR DENGAN MEDIA UBIN ALJABAR

BAB I PENDAHULUAN. mandiri serta tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. pergaulan Pasar Bebas seperti GATT, WTO, AFTA dan pergaulan dunia yang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

Mengembangkan Kreativitas Matematik Siswa dalam Pembelajaran Matematika Melalui Pendekatan Model Treffinger

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan suatu bangsa. Melalui pendidikan akan lahir generasi penerus

BAB I PENDAHULUAN. Dijelaskan dalam Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 bahwa, pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Matematika mempunyai peran yang sangat besar baik dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan integrasi dari berbagai cabang Ilmu Sosial. Supardi (2011: 183)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENGARUH PARTISIPASI KEGIATAN ORGANISASI SISWA INTRA SEKOLAH DAN KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP KREATIVITAS BELAJAR JURNAL SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat menentukan bagi. dan negara. Kemajuan suatu kebudayaan bergantung kepada cara kebudayaan

BAB I PENDAHULUAN. dipenuhi. Mutu pendidikan yang baik dapat menghasilkan sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. setiap anak didik dikaruniai potensi kreatif sejak lahir. Hal ini dapat dilihat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk multidimensional yang dapat ditelaah dari

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perlu disadari bahwa selama ini pendidikan formal hanya menekankan perkembangan yang terbatas pada ranah kognitif saja. Sedangkan perkembangan pada ranah afektif kurang diperhatikan. Terbukti pada pengajaran di sekolah, jarang sekali ada kegiatan yang menuntut pemikiran divergen atau berpikir kreatif sehingga siswa tidak terangsang untuk berpikir, bersikap, dan berperilaku kreatif. Contohnya adalah dalam jurnal penelitian yang dilakukan oleh Supardi Uki S (2012: 248), siswa hanya diarahkan untuk berpikir mencari jawaban tunggal secara rinci dan mendalam terhadap suatu permasalahan, sehingga tidak terbiasa untuk mencari beberapa alternatif jawaban yang beraneka ragam dalam menyelesaikan suatu persoalan. Fakta itu sesuai yang dikatakan oleh Munandar (2009: 3) bahwa pengajaran disekolah pada umumnya hanya melatih proses berpikir konvergen, terbatas pada penalaran verbal dan pemikiran logis. Sehingga siswa akan terbiasa dengan berpikir konvergen dan bila dihadapkan pada suatu masalah, siswa akan mengalami kesulitan memecahkan masalah secara kreatif. Penemuan Rafi udin (dalam Arnyana, 2009) menambah pendapat Munandar. Dalam temuannya dinyatakan bahwa terjadi keluhan tentang rendahnya kemampuan berpikir kritis dan kreatif yang dimiliki oleh peserta didik karena pendidikan berpikir belum ditangani dengan baik. Oleh karena 1

2 itu, penangan kecakapan berpikir kritis dan kreatif sangat penting. Hal itu menurut Munandar (2002: 15) merupakan kemampuan yang sangat penting untuk melihat bermacam-macam kemungkinan penyelesaian terhadap suatu problem-problem yang semakin kompleks dimana individu harus mampu memikirkan, membentuk cara-cara baru atau mengubah cara-cara lama secara kreatif agar dapat bertahan dalam persaingan yang semakin ketat. Oleh sebab itu dalam proses pengembangan berpikir pada siswa diperlukan cara yang mendorong siswa untuk memahami masalah, meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa dalam menyusun rencana penyelesaian dan melibatkan siswa secara aktif dalam menemukan sendiri penyelesaian masalah. Tujuan Pendidikan Nasional diwujudkan sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia sebagai sumber daya manusia yang bermanfaat di segala sektor kehidupan. Untuk dapat mewujudkan hal tersebut, kreativitas merupakan salah satu penentu untuk dapat mewujudkan tujuan Pendidikan Nasional (Departemen Pendidikan Nasional, 2003). Menurut Nadeem, (2012: 1-2) creative thinking is an important human characteristic (berpikir kreatif merupakan karakteristik terpenting manusia). Dengan berpikir kreatif manusia dapat mengembangkan potensi dirinya serta dapat memandang suatu masalah dari berbagai perspektif, tidak hanya dari satu perspektif saja. Alexander (dalam Utami Munandar, 2002) mengatakan kesuksesan hidup individu sangat ditentukan oleh kemampuannya secara kreatif untuk menyelesaikan masalah, baik dalam skala besar maupun kecil.

3 Menurut Siswono (2008: 4) meningkatkan kemampuan berpikir kreatif artinya menaikkan skor kemampuan siswa dalam memahami masalah, kefasihan, fleksibilitas dan kebaruan penyelesaian masalah. Siswa dikatakan memahami masalah bila menunjukkan apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan, siswa memiliki kefasihan dalam menyelesaikan masalah bila dapat menyelesaikan masalah dengan jawaban bermacam-macam yang benar secara logika. Siswa memiliki fleksibilitas dalam menyelesaikan masalah bila dapat menyelesaikan soal dengan dua cara atau lebih yang berbeda dan benar. Siswa memiliki kebaruan dalam menyelesaikan masalah bila dapat membuat jawaban yang berbeda dari jawaban sebelumnya. Sebenarnya dalam menghadapi masalah kita membutuhkan kedua jenis berpikir, yaitu berpikir logis analitis serta berpikir kreatif. Berpikir logis analitis sering disebut dengan berpikir konvergen, karena cara berpikir ini cenderung menyempit dan menuju ke jawaban tunggal. Sementara itu berpikir kreatif sering disebut sebagai berpikir divergen, karena di sini pikiran didorong untuk menyebar jauh dan meluas dalam mencari ide-ide baru. Proses berpikir kreatif merupakan gambaran nyata dalam menjelaskan bagaimana kreativitas terjadi. Dalam berpikir kreatif proses yang terjadi ternyata melalui beberapa tahapan yang harus dilalui. Menurut teori Wallas (dalam Munandar, 2009) menyatakan bahwa proses kreatif meliputi 4 tahap yaitu, preparasi (mengumpulkan informasi yang relevan), inkubasi (istirahat sebentar untuk mengendapkan masalah dan informasi yang diperoleh),

4 iluminasi (mendapat ilham), verifikasi (menguji dan menilai gagasan yang diperoleh). Menurut tokoh Coleman dan Hammen (dalam Al-Khalili, 2005) perkembangan berpikir kreatif pada siswa dipengaruhi oleh faktor intern dan ekstern. Faktor intern adalah faktor yang berasal dari siswa, misalnya: bakat, minat, kemampuan kecerdasan dan sikap. Faktor intern ini biasanya diindentikkan dengan kecerdasan atau intelegensi siswa. Faktor ekstern atau faktor yang berasal dari luar siswa, misalnya: lingkungan sekolah, sekolah, atau masyarakat. Faktor ekstern yang cukup memegang andil adalah lingkungan. Lingkungan pendidikan diluar pembelajaran seperti kegiatan Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) dapat mempengaruhi kreatif berpikir pada siswa. Di dunia yang begitu cepat berubah, kreativitas menjadi penentu keunggulan. Daya kompetitif suatu bangsa sangat ditentukan pula oleh kreativitas sumber daya manusianya. Kreativitas diperlukan pada setiap bidang kehidupan. Ia diperlukan untuk mendesain sesuatu, meningkatkan kualitas hidup, mengkreasi perubahan, dan menyelesaikan masalah. Sementara itu, hampir setiap bidang kehidupan manusia memerlukan kemampuan pemecahan masalah. Bahkan, kesuksesan dalam kehidupan sangat ditentukan oleh kemampuannya dalam memecahkan masalah baik dalam skala besar maupun kecil. Dalam konteks ini, kreativitas menjadi prasyarat bagi individu untuk memecahkan masalah.

5 Kreativitas menjadi prioritas untuk dikelola dan dikembangkan secara optimal. Wadah yang dipandang mampu mengembangkan kreativitas manusia adalah pendidikan (Departemen Pendidikan Nasional, 2003). Selain itu menurut Al-Khalili (2005: 18), pendidikan berfungsi untuk mengembangkan kreativitas sebagaimana yang tertulis dalam Undang Undang. Kreativitas merupakan faktor yang sangat penting dihayati perkembangannya karena sangat berpengaruh dalam kehidupan. Kebutuhan akan kreativitas dalam penyelenggaraan pendidikan merupakan kebutuhan setiap siswa. Dalam hal ini organisasi merupakan wadah bagi peserta didik untuk mengekspresikan diri sesuai dengan bakat dan minat yang dimilikinya. Menurut Wahyu Purhantara (2002: 153) dalam penelitiannya menyatakan kreativitas memiliki arti penting dalam sistem organisasi. Dalam menyikapi keadaan yang berubah-ubah, langkah-langkah kreatif selalu diambil oleh suatu organisasi, seperti pengembangan atau inovasi agar lebih efisien, berkreasi dengan produk baru, atau hanya berinovasi dengan produk yang sudah ada, dan sebagainya. Dalam mengembangkan kreativitas, organisasi sangat membutuhkan orang-orang yang memiliki kemampuan berpikir kreatif dan analitis. Ketika ide-ide akan diejawantahkan, organisasi membutuhkan orangorang yang memiliki kemampuan berpikir analitis. Partisipasi dalam kegiatan OSIS juga dapat menimbulkan suatu kerjasama dan inovasi serta berpikir kreatif. Kerjasama dan inovasi ini dapat meningkatkan kreatif dalam berpikir pada siswa. Sebaliknya, bisa juga

6 partisipasi dalam kegiatan OSIS dapat mengganggu perkembangan berpikir kreatif pada siswa karena terlalu sibuknya berorganisasi pada siswa. Alasan peneliti memilih tempat penelitian di SMP Negeri 1 Gedangan, karena di sekolah ini terdapat siswa yang aktif berorganisasi yang mampu berpikir kreatif, seperti ditahun-tahun sebelumnya dalam urusan kegiatan pentas seni sekolah, kegiatan Hari Raya Idul Adha maupun lomba ketika Hari Kemerdekaan. Selain itu mereka juga turut berpartisipasi dalam memecahkan persoalan disekolah, misalnya ikut menindaklanjuti kedispilinan sekolah, Hal ini tentunya sejalan dengan tujuan kegiatan OSIS. Selain itu awal dari kreativitas secara umum lebih terlihat ketika anak menginjak masa remaja, Maka dari itu peneliti disini lebih memilih anak SMP untuk dijadikan subyek penelitian. Berdasarkan uraian diatas, maka dapat diasumsikan bahwa partisipasi kegiatan OSIS dapat mempengaruhi berpikir kreatif dalam memecahkan masalah organisasi pada pengurus OSIS. Dengan permasalahan diatas, peneliti berminat meneliti lebih dalam tentang pengaruh partisipasi kegiatan Organisasi Siswa Intra Sekolah terhadap berpikir kreatif dalam memecahkan masalah organisasi pada pengurus OSIS di SMP Negeri 1 Gedangan.

7 B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah dijelaskan diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Apakah ada pengaruh partisipasi kegiatan Organisasi Siswa Intra Sekolah terhadap berpikir kreatif dalam memecahkan masalah organisasi pada pengurus OSIS di SMP Negeri 1 Gedangan? 2. Apakah variabel partisipasi kegiatan Organisasi Siswa Intra Sekolah dapat memprediksi variabel berpikir kreatif dalam memecahkan masalah organisasi pada pengurus OSIS di SMP Negeri 1 Gedangan? C. Keaslian Penelitian Untuk mendukung penelitian ini, peneliti menemukan beberapa kajian riset terdahulu mengenai variabel berpikir kreatif yang dijadikan sebagai pedoman dalam penelitian ini. Penelitian tentang berpikir kreatif misalnya yang dilakukan oleh Supardi Uki. S yang dimuat di Jurnal Formatif, Vol. 3, No. 02, hal.248-262 dengan judul Peran Berpikir Kreatif Dalam Proses Pembelajaran Matematika. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif survey. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan instrument yang telah divalidasi tanpa melakukan perlakuan terhadap subyek penelitian,. Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan terdapat pengaruh positif berpikir kreatif terhadap prestasi belajar matematika. Penelitian yang dilakukan oleh Isna Nur Lailatul Fauziyah, Budi Usodo dan Henny Ekana Ch dengan judul Proses Berpikir Kreatif Siswa

8 Kelas X dalam Memecahkan Masalah Geometri Berdasarkan Tahapan Wallas Ditinjau dari Adversity Quotient (AQ) Siswa yang dimuat dalam Jurnal Pendidikan Matematika Solusi, Vol.1 No.1 Maret 2013. Penelitian ini termasuk dalam penelitian kualitatif yang bersifat deskripsi kualitatif. Dari hasil penelitian, dapat disimpulkan terlihat siswa quitter tidak memiliki ketertarikan pada matematika, siswa camper cukup memiliki semangat dalam hal matematika, dan siswa climber telah memiliki semangat yang tinggi dalam menghadapi tantangan. Penelitian yang dilakukan oleh salah satu mahasiswa dari Program Studi Pendidikan Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Yogyakarta yang bernama Arief Budi Hernawan dengan judul Pengaruh Partisipasi Kegiatan Organisasi Siswa Intra Sekolah dan Kecerdasan Emosi Terhadap Kreativitas Belajar. Penelitian ini termasuk dalam penelitian kuantitatif dan instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket (kuesioner). Dari hasil penelitian, dapat disimpulkan terdapat pengaruh positif antara partisipasi kegiatan Organisasi Siswa Intra Sekolah terhadap kreativitas belajar siswa. Selain itu juga terdapat pengaruh positif antara kecerdasan emosional terhadap kreativitas belajar siswa. Dan terdapat pengaruh positif antara partisipasi kegiatan Organisasi Siswa Intra Sekolah dan kecerdasan emosional terhadap kreativitas belajar siswa. Jika pada penelitian-penelitian sebelumnya ada yang meneliti tentang variabel kreativitas tepatnya kreativitas belajar, dan dihubungkan dengan variabel pengaruh kegiatan OSIS. Disini peneliti mencoba menghubungkan

9 antara partisipasi kegiatan OSIS dengan berpikir kreatif dalam memecahkan masalah organisasi. Dalam penelitian ini variabel terikat menggunakan berpikir kreatif, variabel bebas menggunakan partisipasi kegiatan OSIS dan subjek penelitiannya adalah pengurus OSIS di SMP Negeri 1 Gedangan. Oleh karena itu, penelitian ini akan menghasilkan suatu kajian mengenai pengaruh partisipasi kegiatan OSIS terhadap berpikir kreatif dalam memecahkan masalah organisasi pada pengurus OSIS di SMP Negeri 1 Gedangan. Kreativitas berpikir atau berpikir kreatif diperlukan pada setiap bidang kehidupan. Ia diperlukan untuk mendesain sesuatu, meningkatkan kualitas hidup, mengkreasi perubahan, dan menyelesaikan masalah. Sementara itu, hampir setiap bidang kehidupan manusia memerlukan kemampuan pemecahan masalah. Bahkan, kesuksesan dalam kehidupan sangat ditentukan oleh kemampuannya dalam memecahkan masalah baik dalam skala besar maupun kecil. Dalam konteks ini, berpikir kreatif menjadi prasyarat bagi individu untuk memecahkan masalah, terutama pada masalah organisasi. Sehingga penelitian ini penting untuk dilakukan karena dapat mengetahui bagaimana pengaruh partisipasi kegiatan Organisasi Siswa Intra Sekolah terhadap berpikir kreatif dalam memecahkan masalah organisasi pada pengurus OSIS di SMP Negeri 1 Gedangan

10 D. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh partisipasi kegiatan Organisasi Siswa Intra Sekolah terhadap berpikir kreatif dalam memecahkan masalah organisasi pada pengurus OSIS, serta untuk mengetahui variabel partisipasi kegiatan Organisasi Siswa Intra Sekolah dapat memprediksi variabel berpikir kreatif dalam memecahkan masalah organisasi pada pengurus OSIS di SMP Negeri 1 Gedangan. E. Manfaat Penelitian Dari hasil penelitian ini, diharapkan dapat memberi manfaat, baik secara teoritis maupun praktis. a. Manfaat secara teoritis 1. Menambah khasanah informasi dan hasil penelitian dalam bidang Psikologi, khususnya Psikologi Pendidikan. 2. Memberikan informasi tambahan mengenai partisipasi kegiatan OSIS terhadap berpikir kreatif dalam memecahkan masalah organisasi pada pengurus OSIS. 3. Membuka peluang bagi penelitian selanjutnya untuk topik yang sejenis, khususnya di lingkup masyarakat Indonesia.

11 b. Manfaat secara praktis 1. Bagi siswa dapat membantu meningkatkan kemampuan berpikir kreatifnya dalam memecahkan masalah terutama masalah yang berhubungan dengan bidang organisasi. 2. Mampu memberikan suatu wacana pada masyarakat dan yang lainnya, sehingga mereka memperoleh pengetahuan bahwa partisipasi dari kegiatan OSIS dapat menimbulkan kemampuan kreatif berpikir. 3. Dapat membentuk atau mengembangkan berpikir kreatif seseorang dalam memecahkan masalah, terutama pada masalah organisasi. F. Sistematika Pembahasan Sistematika dalam penulisan penelitian digunakan agar tidak terjadi tumpang tindih dalam setiap pembahasan. Secara garis besar penulisan hasil penelitian ini dibagi menjadi 3 yaitu pada bagian awal, bagian inti, dan akhir, dimana pada bagian inti terdiri dari 5 bab pembahasan yang disusun secara sistematik, sehingga mempermudah penulis untuk mengklasifikasikan poinpoin dalam penulisan skripsi yaitu: BAB I PENDAHULUAN Pada bagain ini membahas beberapa sub-sub bab diantaranya latar belakang masalah, rumusan masalah, keaslian penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika pembahasan.

12 BAB II KAJIAN PUSTAKA Pada kajian pustaka ini membahas beberapa sub-sub bab diantaranya berpikir kreatif dalam memecahkan masalah, partisipasi kegiatan OSIS, hubungan antara berpikir kreatif dalam memecahkan masalah dengan partisipasi kegiatan OSIS, kerangka teoritik dan hipotesis. BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini menjelaskan tentang metode yang digunakan dalam penelitian yang terdiri dari rancangan penelitian, identifikasi variabel penelitian, definisi operasional, populasi, sample, dan teknik sampling, instrumen penelitian dan analisis data yang akan digunakan dalam penelitian beserta uji pra syarat data yang meliputi uji normalitas dan uji linearitas data. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini menjelaskan tentang laporan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti yang terdiri dari persiapan dan pelaksanaan penelitian, hasil penelitian, pengujian hipotesis menggunakan analisis regresi linier sederhana, pembahasan, dimana hasil penelitian dihubungan dengan beberapa penelitian terdahulu beserta beberapa teori, serta kelemahan penelitian. BAB V PENUTUP Bab ini merupakan penutup dari seluruh bab dengan isi kesimpulan dan saran penelitian berikutnya. Dan dibagian terakhir terdapat beberapa macam lampiran penelitian, seperti gambar ketika penelitian, instrument penelitian, output pengolahan data penelitian serta surat izin penelitian.