BAB I PENDAHULUAN. Memajukan kesejahteraan umum merupakan salah satu tujuan nasional

dokumen-dokumen yang mirip
MANAJEMEN DANA ZAKAT DI BADAN AMIL ZAKAT DAERAH (BAZDA) KABUPATEN KENDAL

BAB I PENDAHULUAN. Zakat secara demografik dan kultural, sebenarnya memiliki potensi. yang layak dikembangkan menjadi salah satu instrumen pemerataan

BAB I PENDAHULUAN. mengendalikan tujuan perusahaan. Good Corporate Governance yang. seringkali digunakan dalam penerapannya di perusahaan-perusahaan,

BAB I PENDAHULUAN. Zakat, Infaq, dan Sedekah (ZIS) merupakan ibadah yang tidak hanya

BAB 1 PENDAHULUAN. diwajibkan oleh Allah SWT untuk diberikan kepada mustahik yang telah

BAB I PENDAHULUAN. senantiasa melaksanakan pembangunan yang bersifat fisik materil dan mental

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan oleh pemerintah bersama masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. negara membuat peraturan yang dicantumkan dalam undang-undang. Hal

BAB I PENDAHULUAN. Islam berguna untuk membangun keadilan sosial dan ekonomi yang lebih

BAB I PENDAHULUAN. minallah atau dimensi vertikal dan hablum minannas atau dimensi horizontal.

BAB I PENDAHULUAN. yang berlawanan dengan semangat dan komitmen Islam terhadap. yang sejahtera dan baik yang menjadi tujuan utama mendirikan Negara.

BAB I PENDAHULUAN. maupun kehidupan yang bersifat spritual. Firman Allah QS. Al-Māidah/5: telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-ku, dan telah Ku-ridhai

BAB I PENDAHULUAN. oleh seluruh bangsa di dunia, termasuk Indonesia. Salah satu problematika

BAB I PENDAHULUAN. dijauhi. Diantara perintah-perintah tersebut adalah saling berbagi - bagi

BAB I PENDAHULUAN. kemiskinan adalah kurangnya atau terbatasnya barang-barang dan jasa-jasa yang

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berlaku secara universal dengan dua ciri dimensi, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. dihadapi oleh negara berkembang termasuk Indonesia. Masalah kemiskinan

BAB I PENDAHULUAN. Pengangguran dan kemiskinan merupakan masalah di banyak negara,

BAB I PENDAHULUAN. Menciptakan. Manifestasi dari kesadaran tersebut, bagi manusia akan tercapai

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MISKIN MELALUI DANA ZAKAT INFAQ DAN SHADAQAH DI LEMBAGA MANAJEMEN INFAQ (LMI) TULUNGAGUNG SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. terencana yang dilakukan secara sadar oleh masyarakat atau pemerintah untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Zakat merupakan salah satu rukun Islam, dan menjadi unsur pokok

BAB I PENDAHULUAN. Zakat, infaq, dan shadaqah merupakan kewajiban bagi setiap muslim yang

BAB I PENDAHULUAN. Zakat merupakan salah satu rukun Islam yang bercorak sosial-ekonomi

KEPUTUSAN KOMISI B-1 IJTIMA ULAMA KOMISI FATWA MUI SE INDONESIA III tentang MASAIL FIQHIYYAH MU'ASHIRAH (MASALAH FIKIH KONTEMPORER)

BAB I PENDAHULUAN. hal Didin Hafidhuddin, Zakat dalam Perekonomian Modern, Jakarta: Gema Insani, 2002,

PEMERINTAH KABUPATEN BUNGO

BAB I PENDAHULUAN. ingin berkembang. Indonesia yang merupakan Negara berkembang tentunya

BAB I PENDAHULUAN. sehingga dituntut untuk memiliki transparansi dan akuntabilitas. Organisasi

BAB I PENDAHULUAN. teknologi yang begitu pesat membuat perusahaan harus mampu mengelola sumber. politik, lingkungan sekitar dan kondisi ekonomi makro.

BAB I PENDAHULUAN. di dunia dan di akhirat. Disamping itu, Islam juga mengajarkan kepada

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA

ANALISIS PEMBIAYAAN MITRA USAHA DENGAN AKAD MUDHARABAH DI BMT BISMILLAH KANTOR CABANG CEPIRING

BAB I PENDAHULUAN. dunia dan di akhirat nanti. Islam sangat memegang tinggi prinsip solidaritas yang

BAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan merupakan tantangan utama yang dihadapi negara-negara. Asia-Afrika. Jika menggunakan indikator Bank Dunia, yang mematok

BAB I PENDAHULUAN. Ditinjau dari segi bahasa, zakat mempunyai beberapa arti, yaitu al-barakatu

BAB I PENDAHULUAN. sebagai suatu kewajiban yang bersifat dogmatis dan hanya mengandung

BAB I PENDAHULUAN. Zakat merupakan salah satu ibadah kepada Allah SWT setelah manusia

BAB I PENDAHULUAN. khususnya dalam perannya pada aspek sosial-ekonomi yang sangat besar.

PERSETUJUAN PEMBIMBING

BAB I PENDAHULUAN. bagi seluruh rakyat Indonesia yang menjelaskan dan mengajak masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kemiskinan merupakan bahaya besar bagi umat manusia dan tidak

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN Gambar 1.1 Persentase Penduduk Miskin di Kota Bandung Tahun Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS)

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan umum bagi seluruh masyarakat. 1. lembaga Amil Zakat (LAZ). Kedua keduanya telah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENYALURAN ZAKAT FITRAH UNTUK KEPENTINGAN MASJID DI DESA SOLOKURO KECAMATAN SOLOKURO KABUPATEN LAMONGAN

MANAJEMEN PENGUMPULAN DANA ZAKAT, INFAQ, DAN SEDEKAH DI BADAN AMIL ZAKAT DAERAH (BAZDA) KABUPATEN REMBANG

BAB 1 PENDAHULUAN. Angka kemiskinan di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta berdasarkan

PENDAYAGUNAAN ZAKAT PRODUKTIF DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM. (Studi Kasus Pada Lembaga Amil Zakat L-ZIS Assalaam Solo)

LEMBARAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 9 TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. yang mampu serta menjadi unsur dari Rukun Islam, sedangkan Infaq dan Shodaqoh

BAB I PENDAHULUAN. kepada yang berhak menerimanya sesuai dengan syariat Islam. Menurut Aziz

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu ibadah yang paling penting. Dalam Al-Qur an kerap kali

BAB I PENDAHULUAN. manusia disebut sebagai makhluk sosial. Islam mengajarkan kita untuk saling

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. harta dan dilarang untuk memubazirkan dan menyia-nyiakannya, karena

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. dengan sesama manusia atau hablun minannas. Hubungan manusia dengan

BAB I PENDAHULUAN. posisi sangat penting, strategis dan menentukan bagi pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Al-Amin (dapat dipercaya). Rasulullah mewajibkan kepada kita untuk dapat selalu

PEMBIAYAAN MIKRO SANITASI DENGAN AKAD MURABAHAH. (Studi Kasus di KSPPS BMT Bina Ummat Sejahtera Cabang Kaliori)

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT MELALUI LAYANAN M-ZAKAT DI PKPU (POS KEADILAN PEDULI UMAT) SURABAYA

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR

BAB I PENDAHULUAN. Zakat merupakan ibadah yang mengandung dua dimensi yaitu dimensi hablum minallah atau

BAB 1 PENDAHULUAN. pengembangan dunia pendidikan dan ilmu pengetahuan, pengembangan. serta bantuan lainnya (Depag RI, 2007 a:1)

kewajiban zakat adalah urusan dengan Allah (vertical ),namun dalam menunaikan

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Membicarakan masalah kemiskinan berarti membicarakan suatu masalah yang

I. PENDAHULUAN. Kemiskinan merupakan sebuah fenomena umum yang terjadi pada negara-negara

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG. Nomor 24 Tahun 2004 Seri E PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 24 TAHUN 2004 TENTANG

BAB IV ANALISIS ZAKAT PADA PRODUK WADI <AH (TABUNGAN HAJI) DI BANK BPRS BAKTI MAKMUR INDAH KRIAN

BAB I PENDAHULUAN. muslim dengan jumlah 88,1 persen dari jumlah penduduk indonesia

BAB I PENDAHULUAN. itu bertugas untuk mengelola dana sebagaimana mestinya. Zakat merupakan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. penerimaan dan penyaluran dana zakat, infak, sedekah yang telah dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. mencapai 238 Juta Jiwa. Dengan jumlah mayoritas muslim mencapai

BAB I PENDAHULUAN. merupakan negara berpenduduk muslim terbesar di dunia. 1 Agama Islam

isempurnakan) PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUNINGAN,

BAB IV ANALISIS TERHADAP PENGELOLAAN WAKAF UANG DI BAITUL MAAL HIDAYATULLAH SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. Potensi zakat, baik penerimaan maupun pendistribusiannya cukup besar.

PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT

BAB III TINJAUAN UMUM KANTOR UPZ (UNIT PENGUMPUL ZAKAT) KECAMATAN TANGGEUNG CIANJUR

BAB I PENDAHULUAN. maaliyah (ibadah harta). Shalat, puasa dan haji digolongkan ke dalam. lagi yang bersifat ibadah ruhiyyat seperti syahadat.

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari dua hal, yaitu pertama, kemiskinan itu sebagai akibat dari kemalasan

BAB 1 PENDAHULUAN. Permasalahan kemiskinan senantiasa menarik dikaji karena merupakan masalah serius

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT

BAB II IDENTIFIKASI BADAN AMIL ZAKAT ( BAZ ) KABUPATEN SIAK

BAB I PENDAHULUAN. kewajiban dan tanggung jawab moral umat Islam dalam upaya menghapus

2,5 % ZAKAT 100 % manfaat

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor 4 Tahun 2003 Tentang PENGGUNAAN DANA ZAKAT UNTUK ISTITSMAR (INVESTASI)

BAB I PENDAHULUAN. pada Al-Qur an dan Hadist. Dana zakat yang terkumpul akan diberikan kepada

Secara bahasa, zakat berarti tumbuh (numuww) dan bertambah (ziyadah). Jika diucapkan, zaka al-zar artinya adalah tanaman itu tumbuh dan bertambah.

BAB I PENDAHULUAN. shalat dan puasa. Namun ada juga yang berdampak secara sosial, seperti halnya

PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR... TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN DAN PENGELOLAAN ZAKAT, INFAK DAN SHADAQAH

BAB I PENDAHULUAN. oleh semua negara di dunia. Kemiskinan tidak bisa dianggap mudah untuk

Mas}laha<t atau kemaslahatan merupakan tujuan inti

BAB I PENDAHULUAN. untuk kepentingan sesuatu, pengeluaran sukarela yang tidak ditentukan jumlah

BAB I PENDAHULUAN. Namun, pada kenyataannya, masih ada yang tidak mendapat bagian. Inilah yang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Memajukan kesejahteraan umum merupakan salah satu tujuan nasional Negara Republik Indonesia yang diamanatkan dalam Pembukaan Undang- Undang Dasar 1945. Untuk mewujudkan tujuan nasional tersebut, Bangsa Indonesia senantiasa melaksanakan pembangunan di segala bidang, baik yang bersifat fisik material dan mental spiritual, antara lain melalui pembangunan dibidang agama yang mencakup terciptanya suasana kehidupan beragama yang penuh keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, dengan meningkatkan akhlaq mulia, terwujudnya kerukunan hidup umat beragama yang dinamis sebagai landasan persatuan dan kesatuan bangsa, dan meningkatkan peran serta masyarakat dalam pembangunan nasional. Penduduk miskin di Kabupaten Kendal menurut data dari BPS dari tahun ke tahun mengalami penurunan.hal tersebut tentunya merupakan indikator yang baik bagi pemerintah daerah karena telah berhasil menurunkan angka penduduk miskin. Berikut ini ditampilkan jumlah dan persentase penduduk miskin di Kabupaten Kendal tahun 2007-2011. 1 1 BPS.go.id, 17 Juni 2013, 20:35. 1

2 Grafik 1.1. Perkembangan Jumlah Penduduk Miskin dan Tingkat Kemiskinan Kab. Kendal Tahun2007 2011 Sumber data : Data BPS diolah Walaupun angka kemiskinan Kabupaten Kendal mengalami penurunan akan tetapi angka jumlah warga miskin di Kabupaten Kendal masih cukup tinggi. Seperti yang disampaikan Sekretaris Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda), Moh Toha, ST, Msi mengatakan potret kemiskinan tetap tergolong tinggi, karena kurang fokus dalam menyelesaikan masalah kemiskinan yang ada. Sementara Wakil Bupati Kendal Muh Mustamsikin mengatakan, tugas penanggulangan kemiskinan merupakan tugas yang mulia dan mesti dilasanakan bersama-sama oleh segenap sektor dan seluruh lapisan masyarakat. Sementara, menurut analisis yang dilakukan Pemerintah Provinsi Jateng menghasilkan indeks kedalaman kemiskinan Kabupaten Kendal yang masih

3 tergolong tinggi walaupun menunjukkan tren yang semakin menurun. 2 Bulan Oktober 2012, Sebanyak 397.540 dari 1,2 juta jumlah warga di Kabupaten Kendal, Jawa Tengah, tergolong miskin. Jumlah ini lebih banyak atau naik sekitar 40 persen, dibandingkan data terakhir pada tahun 2010. Kenaikan itu disebabkan banyaknya warga Kendal yang sudah tidak bekerja, karena ada putus hubungan kerja (PHK) yang dilakukan oleh pabrik tempatnya bekerja. 3 Zakat sebagai rukun Islam yang ke tiga merupakan kewajiban setiap muslim yang mampu untuk membayarnya dan diperuntukkan bagi mereka yang berhak menerimanya. Dengan pengelolaan yang baik zakat merupakan sumber dana potensial yang dimanfaatkan untuk memajukan kesejahteraan umum bagi seluruh masyarakat 4 yang nantinya bisa membantu mengurangi angka kemiskinan di Kabupaten Kendal. Karena itulah, disatu sisi ajaran Islam, Allah SWT mensyari atkan zakat sebagai bentuk ibadah sosial manusia yang sangat mulia. Zakat merupakan ibadah maaliyah ijtima iyah yang memiliki posisi yang sangat penting, strategis, dan menentukan baik ajaran maupun pembangunan kesejahteraan umat. Karena itu sebagai suatu ibadah pokok, zakat termasuk salah satu dari rukun Islam yang lima, sebagaimana diungkapkan dalam Al-Qur an dan hadits Nabi Muhammad SAW merupakan bagian mutlak dari keislaman seseorang. Sesuai dengan firman Allah SAW dalam surat Al Baqarah(2) ayat 277. 2 Beritakendal.com, 17 Juni 2013, 20:30. 3 Kompas.com, 17 Juni 2013, 20:30. 4 Elsi Kartika Sari, Pengantar Hukum Zakat dan Wakaf, Jakarta: PT Grafindo, 2006, hlm.1.

4 "#$"! *+ - "#$'() %& '7./-"56 4./0123!./0 '7./-:;"< 8. 9 ABCCD=?)*@ Sesungguhnya orang-orang yang beriman serta mengerjakan kebaikan, melakukan shalat, dan membayar zakat, mereka itu memperoleh ganjaran di sisi Allah SWT, mereka akan berduka cita (QS. Al Baqarah (2) ayat 277) Hadis Nabi Muhammad SAW: ا& س ر " الله! أ ن ا الله و ذ ا إ ا - أ 4 ا!., 1 2 3 أ 0 /!. - * +, - ا ( ) ' - و : - إ ن الله ( 6 ا- 8 * ض.! 5 6 ( -8 * د - -9 * ا/!.. 8 @ B وا @? < ر ى. Ibnu Abas RA menceritakan bahwa Rasulullah SAW mengutus Mu ad ke daerah Yaman. Dia (Mu adz) menyampaikan sabda Rasulullah, Sesungguhnya Allah SWT mewajibkan atas mereka (orang-orang yaman) agar mengeluarkan zakat terhadap harta mereka. Zakat itu di ambil dari milik orang kaya mereka dan dibagikan untuk orang-orang fakir mereka. 5 Mengingat zakat begitu penting dan merupakan satu kewajiban bagi umat Islam maka untuk menyempurnakan ajaran zakat pemerintah memberikan perhatian dan membentuk Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2011 yang mana memuat aturan tentang pengelolaan zakat yang terorganisir dengan baik, transparan dan professional dilakukan oleh amil resmi yang ditunjuk oleh pemerintah yaitu Badan Amil Zakat (BAZ) dan lembaga Amil Zakat (LAZ). Dalam pengorganisasian memerlukan kerja sama dan partisipasi masyarakat, didalamnya terkandung fungsi motivasi, pembinaan, pengumpulan, perencanaan, pengawasan, dan pendistribusian, yang 5 Kahar Mayhur, Bulughul Maram, Jakarta: PT.Rineka Cipta, 1992, hlm.27.

5 memerlukan keikutsertaan semua tokoh baik dari ulama, perorangan maupun sesama organisasi Islam. Karenanya, untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat dan mutu manajemen lembaga pengelola zakat baik Badan Amil zakat (BAZ) atau Lembaga Amil Zakat (LAZ), maka pihak lembaga harus menetapkan langkah-langkah serta upaya yang strategis untuk menumbuhkan dan memperkuat lembaga dalam mengelola dana zakat maupun dana lainnyauntuk melaksanakan kemaslahatan ummat. Badan Amil Zakat Daerah (BAZDA) Kendal berada di Kabupaten Kendal adalah badan resmi milik pemerintah yang bergerak di bidang pengumpulan, pengelolaan, pendistribusian, sertapendayagunaan zakat, infaq, dan shadaqah yang bertempat di gedung A lantai 1Sub Bag APE Kesra Setda Kendal Jl. Soekarno-Hatta 193 Kendal dan merupakan satu-satunya Badan Amil Zakat milik Pemerintah di Kabupaten Kendal. Pemilihan lembaga ini karena Badan Amil Zakat Daerah (BAZDA) Kendal dianggap bisa mempresentasikan tujuan dari penelitian ini. Pertama,Badan Amil Zakat Daerah (BAZDA) Kendal adalah Badan Amil Zakat milik pemerintah di bawah naungan Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) sehingga banyak dikenal masyarakat umum.kedua, diantara pendayagunaan dana di Badan AmilZakat Daerah (BAZDA) Kendal adalah bergerak di bidang pemberdayaan ekonomi rakyat. Dalam penelitian ini, peneliti lebih mengkhususkan pada manajemen zakat saja sehingga akan lebih terfokus dalam pembahasanya, karena banyak

6 sekali permasalahan yang muncul dari pengelolaan zakat diantaranya pengumpulanya yang belum maksimal, pendistribusian dan pendayagunaan yang kurang maksimal. Atas dasar itulah, untuk mengetahui manajemen pengelolaan dana di Badan Amil Zakat Daerah (BAZDA) Kendal dalam program kerja mulai tahun 2010-2012, baik dari aspek penghimpunan, pendistribusian, dan pendayagunaannya serta kendala-kendala yang dihadapi oleh lembaga tersebut. Maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian lebih jauh dengan mengambil judul Manajemen Dana Zakat pada Badan Amil Zakat Daerah (BAZDA) Kabupaten Kendal. B. RUMUSAN MASALAH Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana manajemen penghimpunan dana di Badan Amil Zakat Daerah (BAZDA)Kendal? 2. Bagaimana manajemen pendistribusian dan pendayagunaan dana yang terkumpul di Badan Amil Zakat Daerah (BAZDA)Kendal? 3. Apa kendala yang dihadapi oleh Badan Amil Zakat Daerah (BAZDA)Kendal dalam aspek penghimpunan, pendistribusian, dan pendayagunaan dana? C. TUJUAN DAN MANFAAT HASIL PENELITIAN Tujuan penelitian adalah:

7 1. Untuk mendeskripsikan manajemen penghimpunan dana di Badan Amil Zakat Daerah (BAZDA)Kendal. 2. Untuk mendeskripsikan manajemen pendistribusian dan pendayagunaan dana yang terkumpul di Badan Amil Zakat Daerah (BAZDA)Kendal. 3. Untuk mendeskripsikan kendala yang dihadapi oleh Badan Amil Zakat Daerah (BAZDA)Kendal dalam aspek penghimpunan, pendistribusian, dan pendayagunaan dana. Manfaat penelitian adalah: 1. Bagi Peneliti, dapat menambah pengetahuan dan wawasan mengenai manajemen dana zakat. 2. Bagi pihak Akademisi, dapat memberikan khazanah keilmuan khususnya di bidang manajemen zakat dalam aspek penghimpunan, pendistribusian, dan pendayagunaan dana zakat. 3. Bagi pihak Badan Amil Zakat Daerah (BAZDA), dapat digunakan sebagai bahan referensi dan evaluasi dalam meningkatkan manajemen dana zakat yang ada serta menjadi masukan untuk mengatasi setiap kendala yang dihadapi oleh pihak Badan Amil Zakat. 4. Bagi pihak lain, dapat memberikan informasi mengenai manajemen dana zakat dan keberadaan Badan Amil Zakat daerah (BAZDA) di Kendal. D. TINJAUAN PUSTAKA 1. Penelitian Terdahulu 1) Syarifa Aini dengan judul Analisis Pengelolaan Dana Zakat, Infaq, dan Shadaqah pada Lembaga Manajemen Infaq (LMI) Cabang

8 Probolinggo.Jenis Penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif dengan metode analisis data yaitu analisis deskriptif kualitatif. Dari penelitian tersebut, disimpulkan bahwa 1) Dalam menggali dana ZIS dan mencari muzaki (LMI) Cabang Probolinggo masih kurang optimal disebabkan mayoritas pengurus memiliki kesibukan lain di luar LMI Cabang Probolinggo; 2)Dalam penyaluran dana ZIS pada LMI cabang Probolinggo masih bersifat pasif karena dalam menyalurkan dana ZIS pihak pengurus LMI Cabang Probolinggo hanya menunggu rekomendasi dari para muzakki tentang keberadaan mustahiq. 6 2) Umi Mahmudah (2007) dengan judul Manajemen Dana di LembagaZakat (Studi pada Lembaga Zakat Baitul Maal Hidayatullah Cabang Malang), dengan jenis penelitian deskriptif. Dari penelitian ini, disimpulkan bahwa 1) Dalam penghimpunan dana zakat, Baitul Maal Hidayatullah Cabang Malang dibagi atas dua bidang, pertama bidang penarikan, kedua bidang pengembangan; 2) Dalam pendistribusian dan pendayagunaan dana, lembaga ini lebih memaksimalkan pendistribusian dananya pada program sosial dan program pendidikan. 7 3) Fahrudin Ansori (2010) dengan judul Analisis Penyaluran Dana Zakat pada Lazis Sabilillah Malang (Studi pada Lembaga Zakat, Infaq dan Shadaqah Sabilillah Malang). Penelitian tersebut menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Dari penelitian tersebut 6 Syarifa Aini, Analisis Pengelolaan Dana Zakat, Infaq, dan Shadaqah pada Lembaga Manajemen Infaq (LMI) Cabang Probolinggo,Malang: Universitas Islam Negeri Malang, 2008. 7 Umi Mahmudah,Manajemen Dana di LembagaZakat(Studi pada Lembaga Zakat Baitul Maal Hidayatullah Cabang Malang, Malang:Universitas Islam Negeri Malang, 2007.

9 disimpulkan bahwa LAZIS Sabilillah Malang dalam menyalurkan dana zakatnya bersifat konsumtif dan produktif, yaitu dengan cara: 1) Menentukan sasaran; 2) Menuangkan dalam program-program; 3) Dana yang terkumpul dianggarkan ke program-program. 8 4) Binta Husna Baroya (2005) dengan judul Aplikasi Sumber dan Penggunaan Dana Zakat, Infaq, dan Shadaqah di BAZIS Masjid Agung Jami Malang. Penelitian tersebut menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif. Dari penelitian ini, disimpulkan bahwa: 1) BAZIS Masjid Agung Jami Malang dalam menggali/mencari dana masih bersifat pasif. Sedangkan cara penerimaan dana zakat, Infak, dan shadaqah adalah para muzakki yang menyerahkan dana ZIS langsung mendatangi pihak BAZIS Masjid Agung Jami Malang kemudian pengurus memberikan tanda bukti setoran bahwa muzakki telah mengeluarkan zakat, Infak, atau shadaqah; 2) Penyaluran dana ZIS masih bersifat konsumtif; 3) Dana zakat yang terkumpul tidak dapat diproduktifkan; 4) sedangkan kendala yang dihadapi oleh BAZIS Masjid Agung Jami Malang adalah kurangnya SDM, tidak ada biaya operasional untuk mendukung kegiatan BAZIS, dan kurang aktifnya pengurus BAZIS Masjid Agung Jami Malang. 9 8 Fahrudin Ansori, Analisis Penyaluran Dana Zakat pada Lazis Sabilillah Malang (Studi pada Lembaga Zakat, Infaq dan Shadaqah Sabilillah Malang), Malang: Universitas Islam Negeri Malang, 2010. 9 Binta Husna Baroya,Aplikasi Sumber dan Penggunaan Dana Zakat, Infaq, dan Shadaqah di BAZIS Masjid Agung Jami Malang, Malang:Universitas Islam Negeri Malang, 2005.

10 5) Sugeng Riyadi (2006) dengan judul Aplikasi Manajemen Syari ah Dalam Rangka Optimalisasi Distribusi Zakat, Infaq, Shadaqah (Studi Kasus Pada Lembaga Zakat, Infaq, Shadaqah Masjid Raden Fatah Universitas Brawijaya Malang), dengan jenis penelitian deskriptif dan sifat penelitian studi kasus. Dari penelitian tersebut, disimpulkan bahwa dalam melakukan penyerapan, pengelolaan, dan pendistribusian zakat, infaq, shadaqah, LAZIS Raden Fatah Universitas Brawijaya menerapkan prinsip manajemen amanatul iqtan (kredibilitas dan profesional). 10 Adapun perbedaan penelitian ini dengan penelitianpenelitiansebelumnya adalah:pertama, pada penelitian ini peneliti berfokus pada manajemen dana zakat atau pengelolaan zakatsaja.kedua, pada obyek penelitianyaitu di Badan Amil Zakat Daerah (BAZDA) Kabupaten Kendal. Adapun persamaannya adalah membahas dan mengkaji tentangzakat yang meliputi penghimpunan, pendistribusian, pendayagunaan dana zakat serta kendala-kendala yang dihadapi oleh pihak lembaga zakat dalam ketiga aspek tersebut. Namun secara umum, penelitian ini mengkaji tentang manajemen dana di Badan Amil Zakat Daerah (BAZDA) Kabupaten Kendal, baik dari aspek penghimpunan, pendistribusian, dan pendayagunaan dana zakat. Selain itu,sejauh mana Badan Amil Zakat ini menerapkan prinsip manajemen terhadap pengelolaan dana zakat sehingga akan tercipta kinerja yang baik dan professional. 10 Sugeng Riyadi, Aplikasi Manajemen Syari ah dalam Rangka Optimalisasi Distribusi Zakat, Infaq, Shadaqah (Studi Kasus Pada Lembaga Zakat, Infaq, Shadaqah Masjid Raden Fatah Universitas Brawijaya Malang), Malang: Universitas Islam Negeri Malang, 2006.

11 E. METODE PENELITIAN 1. Lokasi penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Badan Amil Zakat Daerah (BAZDA) Kendal yang berlokasi di gedung A Lantai I Sub Bag APE Kesra Setda Kendal Jl. Soekarno-Hatta 193 Kendal telp. (0924) 381232-381251. 2. Jenis dan Pendekatan Ilmiah Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang manajemen penghimpunan, pendistribusian dan pendayagunaan dana yang diterima oleh Badan Amil Zakat Daerah (BAZDA) Kendal, serta kendala-kendala yang dihadapi.maka peneliti menggunakan jenis penelitian deskriptif karena peneliti ingin menjelaskan bagaimana Badan Amil Zakat Daerah (BAZDA) Kendal dalam mengatur dan mengelola dana zakat serta kendala apa saja yang dihadapi oleh pihak Badan Amil Zakat Daerah (BAZDA). 3. Sumber Data Yang dimaksud dengan sumber data dalam penelitian adalah sebagai subyek dari mana data dapat diperoleh. 11 Macam-macam data adalah sebagai berikut : 1) Data Primeradalah data yang diperoleh langsung dari sumber asli (tidak melalui perantara). Data primer dari penelitian ini diperoleh dari wawancara yang dilakukan kepada ketua dan pengurus Badan Amil Zakat Daerah (BAZDA) Kendal. 11 SuharsimiArikunto,Prosedur Penelitian: Pendekatan Praktik, Jakarta:Rineka Cipta, 2010, hlm. 172.

12 2) Data Sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber tidak langsung,data sekunder pada umumnya berupa buku, catatan atau laporan historis yang telah tersusun dalam arsip (data dokumenter) yang dipublikasikan. Dalam hal ini data sekunder berupa buku yang terkait dengan judul penelitian, internet,majalah dan lain-lain. 4. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Dalam penelitian ini meneliti menggunakan teknik pengumpulan data interview (wawancara) dan dokumentasi. 12 a) Wawancara (interview) dapat dilakukan secara tatap muka (face toface) antara peneliti dan yang diteliti maupun dengan menggunakan media komunikasi. Dalam hal ini, peneliti melakukan tanya jawab atau wawancara secara langsung kepada Pengurus BAZDA Kendal bapak H.Abdul Mufid, SH, MM, bapak Irsyadi dan bapak Abu Bakar (Bagian Bagian Kesejahteraan Rakyat Setda Kabupaten Kendal) b) Dokumentasi (documentation) dilakukan dengan cara pengumpulan beberapa informasi pengetahuan, fakta dan data. 13 Dalam hal ini peneliti memanfaatkan arsip atau data-data yang berhubungan dengan profil BAZDA Kendal, struktur organisasi, tujuan, jumlah Pengurus dan lain sebagainya. 12 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatis dan R&D,Bandung:IKAPI,2009, hlm. 225. 13 Tim penyusun, Pedoman penulisan skripsi, Semarang: Fakultas Syari ah IAIN Walisongo Semarang, 2010, hlm 12-13.

13 5. Metode Analisis Data Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif kualitatif. Metode ini dipilih karena didasarkan atas desain penelitian, pendekatan penelitian serta sumber data yang digali sebagai data penelitian. 14 Dalam penelitian ini dilakukan analisa antara teori yang sudah ada dengan realitas di lapangan, yaitu mengkaji bagaimana aplikasi manajemen pengelolaan dana zakat dan praktek pengelolaan yang ada di BAZDA Kendal mulai dari aspek penghimpunan, pendistribusian, dan pendayagunaan dana yang ada. Pada akhir proses penelitian ini, peneliti berusaha menyajikan hasil penelitian dengan cara menguraikan dan mendeskripsikan hasil penelitian dengan kata-kata dan bahasa yang mudah dipahami dan dimengerti. F. Sistematika Penulisan Dalam skripsi ini agar dapat diperoleh pemahaman yang jelas maka penulis memberikan kerangka sistematika pembahasan sebagai berikut: Bab I adalah pendahuluan, yang memuat latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, tinjauan pustaka, metode penelitian dan sistematika penulisan. Bab II adalah pembahasan umum tentang topik atau pokok bahasan yang meliputi pengertian manajemen, manajemen zakat, manajemen 14 Suharsimi Arikunto, op. cit, hlm. 278.

14 penghimpunan dana zakat, manajemen pendistribusian dana zakat dan manajemen pendayagunaan dana zakat. Bab III, memuat paparan mengenai objek penelitian tempat dimana obyek penelitian berada. Dalam bab ini berisi tentang 1) gambaran umum Badan Amil Zakat (BAZ) Kendal, meliputi: Logo, Motto, Visi dan misi, dasar dan tujuan, struktur organisasi; 2) manajemen penghimpunan dana Zakat di BAZDA Kendal; 3) manajemen pendistribusian dan pendayagunaan dana Zakat di BAZDA Kendal; 4) Kendala-kendala penghimpunan, pendistribusian dan pendayagunaan dana zakat di BAZDA Kendal. Bab IV,1)Analisis tentang manajemen penghimpunan, 2) Analisis tentang manajemenpendistribusian, dan pendayagunaan dana zakat di BAZDA Kendal,serta 3) Kendala-kendala penghimpunan, pendistribusian dan pendayagunaan dana zakat di BAZDA Kendal. Bab V, penutup dalam penulisan skripsi ini terdiri dari kesimpulan hasil penulisan skripsi, saran-saran dan penutup.