BAB I PENDAHULUAN. BP. Dharma Bhakti, 2003), hlm Depdikbud, UU RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta :

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. BP. Dharma Bhakti, 2003), hlm. 6. 2

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membutuhkan sumber daya manusia yang dapat diandalkan. Pembangunan manusia

GRAND DESIGN PENDIDIKAN KARAKTE& Oleh: NUR ROHMAH MUKTIANI, MPd. NIP

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Upaya mewujudkan pendidikan karakter di Indonesia yang telah

BAB I PENDAHULUAN. cinta kasih, dan penghargaan terhadap masing-masing anggotanya. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. antara lain pemerintah, guru, sarana prasarana, dan peserta didik itu sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. generasi yang cerdas dan berkarakter. Demikian pula dengan pendidikan di

BAB I PENDAHULUAN. Pembinaan moral bagi siswa sangat penting untuk menunjang kreativitas. siswa dalam mengemban pendidikan di sekolah dan menumbuhkan

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pendidikan mampu manghasilkan manusia sebagai individu dan

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. seutuhnya sangatlah tidak mungkin tanpa melalui proses pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. didik, sehingga menghasilkan peserta didik yang pintar tetapi tidak

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Dalam konteks kebangsaan, pendidikan berperan untuk menyiapkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tujuan pendidikan nasional dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian prasyarat Guna mencapai derajat Sarjana S- 1. Pendidikan Kewarganegaraan ROSY HANDAYANI A.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sekolah merupakan suatu lembaga pendidikan formal yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. Bab Pendahuluan Ini Memuat : A. Latar Belakang, B. Fokus Penelitian,C. Rumusan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sistem yang harus dijalankan secara terpadu dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan karakter merupakan salah satu upaya kebijakan dari pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. merubah dirinya menjadi individu yang lebih baik. Pendidikan berperan

BAB I PENDAHULUAN. sikap, perilaku, intelektual serta karakter manusia. Menurut Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tujuan pendidikan Islam menurut Suyanto (2008: 83) adalah terbentuknya

BAB I PENDAHULUAN. adalah generasi penerus yang menentukan nasib bangsa di masa depan.

BAB I PENDAHULUAN. sampai mencapai kedewasaan masing-masing adalah pendidikan. Pengalaman

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan wahana mengubah kepribadian dan pengembangan diri. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan karakter (character building) generasi bangsa. Pentingnya pendidikan

Memahami Budaya dan Karakter Bangsa

BAB I PENDAHULUAN. Implementasi Kurukulum 2013 Pada Pembelajaran PAI Dan Budi Pekerti

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. manusia tidak dapat berkembang dengan baik. Pendidikan dapat diartikan

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Sisdiknas tahun 2003 pasal I mengamanahkan bahwa tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Problem kemerosotan moral akhir-akhir ini menjangkit pada sebagian

BAB I PENDAHULUAN. kewibawaan guru di mata peserta didik, pola hidup konsumtif, dan sebagainya

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya melalui proses pembelajaran ataupun dengan cara lain yang

BAB I PENDAHULUAN. Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. 1 Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia No. 2 Tahun 2008, Tentang Standar

BAB I PENDAHULUAN. serta bertanggung jawab. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun

PENDIDIKAN KARAKTER CERDAS FORMAT KELOMPOK (PKC - KO) DALAM MEMBENTUK KARAKTER PENERUS BANGSA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan Pembukaan UUD 1945 dilatarbelakangi oleh realita permasalahan kebangsaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan satu dari sekian banyak hal yang tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu.

BAB I PENDAHULUAN. Taqwa, (Yogyakarta: Teras, 2012), hlm. 1. Nasional, (Jakarta: Sinar Grafika, 2011), hlm. 7.

BAB I PENDAHULUAN. demokratis senantiasa memberi perhatian terhadap pendidikan melalui regulasi yang mengatur

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. generasi penerus. Karakter itu penting, karena banyak masyarakat memiliki

BAB I PENDAHULUAN. didik kurang inovatif dan kreatif. (Kunandar, 2007: 1)

BAB I PENDAHULUAN. dijelaskan secara jelas pada uraian berikutnya.

BAB I PENDAHULUAN. Dari ketiga hal tersebut terlihat jelas bahwa untuk mewujudkan negara yang

BAB I PENDAHULUHAN. untuk mengenal Allah swt dan melakukan ajaran-nya. Dengan kata lain,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah mempunyai tugas penting dalam menyiapkan siswa-siswi untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan suatu proses yang kompleks dan. melibatkan berbagai aspek yang saling berkaitan. Oleh karena itu untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Bab 2 pasal 3 UU Sisdiknas berisi pernyataan sebagaimana tercantum

BAB I PENDAHULUAN. tinggi. Jika terjadi yang sebaliknya efisiensinya berarti rendah.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu sendi kehidupan. Melalui pendidikan,

BAB V PENUTUP A. Simpulan

BAB I LANDASAN KURIKULUM AL-ISLAM, KEMUHAMMADIYAHAN DAN BAHASA ARAB DENGAN PARADIGMA INTEGRATIF-HOLISTIK

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu wadah yang didalamnya terdapat suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. saat ini, para bapak pendiri bangsa (the founding fathers) menyadari bahwa paling

BAB I PENDAHULUAN. yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan karakter merupakan aspek penting bagi setiap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Penurunan moral dalam diri masyarakat terlihat semakin nyata akhirakhir

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana diterangkan dalam firman Allah Subhanahu wata`ala, di dalam. Al-Quran surat Luqman ayat: 14 sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi terutama teknologi

2015 PERSEPSI GURU TENTANG PENILAIAN SIKAP PESERTA DIDIK DALAM KURIKULUM 2013 DI SMA NEGERI KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

PENERAPAN KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI MATA PELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA KELAS XI SMK MUHAMMADIYAH 3 SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Isu tentang lingkungan hidup merupakan salah satu perhatian utama dunia

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menengah kejuruan adalah pendidikan pada jenjang pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini sesuai dengan tujuan pendidikan nasional yang telah dinyatakan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah modal utama bagi suatu bangsa dalam upaya meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Konteks Penelitian. Tujuan pendidikan nasional yaitu Pendidikan nasional berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Negara

BAB I. Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab 2 pasal 3. 2

Karakter di Sekolah, (Jogjakarta: DIVA Press, 2013), hlm Jamal Ma ruf Asmani, Buku Panduan Internalisasi Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT berfirman pada Al Quran surat Az-Zuhruf ayat 43 :

PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA BERBASIS KEARIFAN LOKAL* 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Kewarganegaraan merupakan salah satu fondasi yang

BAB. I. Pendahuluan. Pembelajaran merupakan suatu proses yang kompleks dan. menciptakan pembelajaran yang kreatif, dan menyenangkan, diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Peningkatan mutu pendidikan terus dilakukan dalam mewujudkan sumber

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan usaha yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis

BAB I PENDAHULUAN. kearah suatu tujuan yang dicita-citakan dan diharapkan perubahan tersebut

PEMBENTUKAN WATAK BANGSA INDONESIA MELALUI PENDIDIKAN PANCASILA SEBAGAI UPAYA PEMBANGUNAN BANGSA INDONESIA ABAD 21

BAB I PENDAHULUAN. peranan sekolah dalam mempersiapkan generasi muda sebelum masuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan sebagai upaya dasar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. usaha untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang

PENERAPAN PAKEM DALAM MEWUJUDKAN PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA DI SD NEGERI DELITUA KABUPATEN DELI SERDANG. Suharni Surel:

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Suatu proses pendidikan tidak lepas dari Kegiatan Belajar Mengajar

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu

I. PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan nasional yang dirumuskan dalam Undang-undang nomor 20 tahun

BAB I. A. Latar Belakang Penelitian. sistem yang lain guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan

I. PENDAHULUAN. memadai sebagai pendukung utama dalam pembangunan. Untuk memenuhi. penting. Hal ini sesuai dengan UU No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem

BAB I PENDAHUHUAN. solusinya untuk menghindari ketertinggalan dari negara-negara maju maupun

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. penelitian yang dirumuskan dari deskripsi temuan penelitian dan pembahasan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan karakter saat ini memang menjadi isu utama pendidikan, selain menjadi bagian dari proses pembentukan akhlak anak bangsa. Dalam UU No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Pasal 3, menyebutkan pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk karakter serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. 1 Akhlak merupakan salah satu dari tiga kerangka dasar ajaran Islam yang memiliki kedudukan sangat penting, di samping dua kerangka dasar lainnya, yaitu akidah dan syariah. Nabi Muhammad saw. mengisyaratkan kehadirannya di muka bumi ini diutus oleh Allah SWT dengan membawa misi pokok untuk menyempurnakan akhlak manusia yang mulia. Pembahasan tersebut menunjukkan bahwa fungsi dan tujuan setiap jenjang pendidikan berkaitan dengan pembentukan karakter siswa sehingga mampu bersaing, beretika, bermoral, sopan, disiplin, religius, dan berinteraksi dengan masyarakat. Pendidikan di zaman modern ini diuji untuk menunjukkan kemampuannya memberikan jawaban dari berbagai macam persoalan kehidupan, diantaranya ialah persoalan krisis akhlak yang melanda bangsa Indonesia, khususnya generasi muda dan kemampuan seseorang untuk berperan dalam pembangunan nasional dengan aktif dan kritis melakukan tranformasi menuju dunia kehidupan lebih demokrasi dan berperikeadilan. Pembangunan nasional yang selama ini dilaksanakan telah menunjukkan kemajuan di berbagai bidang kehidupan masyarakat, meliputi bidang sosial 1 Depdikbud, UU RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta : BP. Dharma Bhakti, 2003), hlm. 6. 1

2 budaya dan kehidupan beragama, ekonomi, ilmu pengetahuan dan teknologi, politik, pertahanan dan keamanan, hukum dan aparatur, pembangunan wilayah dan tata ruang, penyediaan sarana dan prasarana, serta pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup. 2 Namun, di samping banyak kemajuan yang telah dicapai ternyata masih banyak masalah yang belum sepenuhnya terselesaikan, termasuk kondisi karakter bangsa yang akhir-akhir ini mengalami pergeseran. Dhama Kesuma, berpendapat pembangunan karakter bangsa yang sudah diupayakan dengan berbagai bentuk, hingga saat ini belum terlaksana dengan optimal. 3 Hal itu tecermin dari kesenjangan sosial-ekonomi-politik yang masih besar, kerusakan lingkungan di seluruh pelosok negeri, terjadinya ketidakadilan hukum, pergaulan bebas/pornografi di kalangan remaja, kekerasan dan kerusuhan, korupsi yang merambah pada semua sektor kehidupan masyarakat. Saat ini banyak dijumpai tindakan anarkis, konflik sosial, penuturan bahasa yang buruk dan tidak disiplin, dan ketidaktaataan berlalu lintas. Masyarakat Indonesia yang terbiasa disiplin dalam berperilaku, melaksanakan musyawarah mufakat dalam menyelesaikan masalah, mempunyai kearifan lokal yang kaya dengan pluralitas, serta bersikap toleran dan gotong royong mulai cenderung berubah menjadi hegemoni kelompok-kelompok yang saling mengalahkan dan berperilaku tidak disiplin. Semua itu menegaskan terjadi ketidakpastian jati diri dan karakter bangsa yang menurut Abdul Madjid bermuara pada : 1. Semakin merebaknya nilai dan perilaku memperoleh kekayaan tanpa bekerja 2. Kesenangan tanpa hati nurani 3. Pengetahuan tanpa karakter 4. Bisnis tanpa moralitas 5. Ilmu pengetahuan tanpa kemanusiaan 6. Agama tanpa pengorbanan, dan 7. Politik tanpa prinsip. 4 2 Dharma Kesumo, Pendidikan Karakter; Kajian Teori dan Praktik di Sekolah, (Bandung: Rosdakarya, 2011), hlm. 3 3 Ibid. 4 Abdul Majid, dan Dian Andiyani, Pendidikan Karakter Perspektif Islam, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011), hlm. 53-54.

3 Memperhatikan situasi dan kondisi bangsa, pemerintah mengambil inisiatif memprioritaskan pembangunan karakter bangsa. Pembangunan karakter bangsa menjadi arus utama pembangunan nasional. Artinya, setiap upaya pembangunan harus selalu dipikirkan keterkaitan dan dampaknya terhadap pengembangan karakter. 5 Hal itu tecermin dari misi pembangunan nasional yang memosisikan pendidikan karakter sebagai misi pertama guna mewujudkan visi pembangunan nasional, yaitu terwujudnya karakter bangsa yang tangguh, kompetitif, bermoral Pancasila, dan berakhlak mulia, yang dicirikan dengan watak dan perilaku manusia dan masyarakat Indonesia yang beragam, beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi luhur, bertoleran, bergotongroyong, berjiwa patriotik, berkembang dinamis, dan berorientasi ipteks. 6 Dalam konteks pendidikan di sekolah dasar kajian pendidikan karakter ini sangat penting sebab keberhasilan pendidikan berada pada jenjang pendidikan dasar, berhasil atau tidak pendidikan ditentukan oleh keberhasilan pendidikan di level bawah/dasar. Salah satu sekolah dasar yang telah menerapkan pendidikan karakter ialah SD Muhammadiyah Boja Kabupaten Kendal. Pendidikan karakter yang dikembangkan di SD Muhammadiyah Boja utamanya adalah karakter disiplin yang diterapkan secara terintegrasi pada proses pembelajaran yang dilakukan dengan pengenalan nilai-nilai disiplin, memfasilitasi diperolehnya kesadaran akan pentingnya nilai-nilai disiplin, dan penginternalisasian nilai-nilai disiplin ke dalam tingkahlaku peserta didik seharihari melalui proses pembelajaran, baik yang berlangsung di dalam maupun di luar kelas pada semua mata pelajaran dan melalui kegiatan ekstra kurikuler, pembiasaan shalat Dhuha, dan pembiasaan shalat Dhuhur berjamaah. Kegiatan pembelajaran di SD Muhammadiyah Boja selain menjadikan peserta didik menguasai kompetensi (materi) yang ditargetkan, juga dirancang untuk menjadikan peserta didik mengenal karakter disiplin, menyadari/peduli, dan menginternalisasi nilai-nilai dan menjadikannya perilaku. Integrasi dapat 5 Nurul Zuriah, Pendidikan Moral dan Budi Pekerti dalam Perspektif Perubahan; Menggagas Platfom Pendidikan Budi Pekerti Secara Kontekstual dan Futuristik, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), hlm. 19 6 Ibid, hlm. 20.

4 dilakukan dalam substansi materi, pendekatan dan metode pembelajaran, serta model evaluasi yang dikembangkan. Tidak semua substansi materi pelajaran cocok untuk karakter disiplin yang akan dikembangkan, perlu dilakukan seleksi materi dan sinkronisasi dengan karakter disiplin yang akan dikembangkan. Sedangkan kegiatan pembiasaan shalat Dhuha dan Dhuhur diprioritaskan melatih penanaman karakter religius dan karakter disiplin peserta didik. Kegiatan tersebut sudah direncanakan sesuai dengan rancangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dalam rangka melaksanakan visi, misi, dan tujuan pendidikan di SD Muhammadiyah Boja Kabupaten Kendal. Sejalan fenomena di atas, SD Muhammadiyah Boja sebagai salah satu sekolah dasar yang merespon fenomena di atas, terus berpacu mengembangkan pendidikan karakter disiplin guna mengembangkan kualitas pendidikan agar lulusannya memiliki keunggulan kompetitif dan komparatif. Berbagai hambatan atau kendala selalu muncul, namun seluruh elemen di SD Muhammadiyah Boja berusaha menggali potensi untuk memecahkannya. Melalui cara seperti itu, sampai saat ini SD Muhammadiyah Boja tidak kehilangan relevansi program pembelajarannya, termasuk di dalamnya progam pendidikan karakter disiplin. Program pendidikan karakter disiplin di SD Muhammadiyah Boja adalah membentuk siswa menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, serta memegang teguh nilai-nilai kedisiplinan. Akidah mencakup sendi-sendi keimanan, penghayatan, dan kepercayaan seseorang terhadap dogma-dogma agama yang tumbuh dan berkembang di masyarakat. Akhlak mulia mencakup etika, budi pekerti, atau moral sebagai perwujudan dari pendidikan agama. 7 Pengembangkan karakter disiplin yang melalui mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SD Muhammadiyah Boja tersebut menarik minat peneliti untuk mengangkat masalah tersebut melalui penelitian berjudul : PENGEMBANGAN KARAKTER DISIPLIN MELALUI MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SD MUHAMMADIYAH BOJA KENDAL TAHUN PELAJARAN 2014/2015. 7 BSNP, Standar Isi KTSP pada Sekolah Menengah Pertama, (Jakarta : Badan Standar Nasional, 2006), hlm. v.

5 B. Identifikasi Masalah Beberapa masalah yang muncul sebagaimana telah disinggung pada latar belakang masalah di atas terkait dengan penerapan pendidikan karakter disiplin di SD Muhammadiyah Boja Kabupaten Kendal yaitu : 1. Secara konseptual, pendidikan karakter disiplin di SD Muhammadiyah Boja Kabupaten Kendal tampaknya sudah cukup mapan. Namun dalam pelaksanaannya, hal itu mendapat tantangan yang sangat besar. Tantangan tersebut berasal dari lingkungan pendidikan itu sendiri maupun dari luar. Tantangan dari dalam berasal dari personal pendidikan dan perangkat lunak pendidikan (mind set, kebijakan pendidikan dan kurikulum). Tantangan dari luar berupa perubahan lingkungan sosial secara global yang mengubah tata nilai, norma, dan budaya masyarakat sekitar sekolah. Perubahan itu tidak dapat dikendalikan dan dibatasi karena berkembangnya teknologi informasi 2. Kompetensi dasar yang disusun dalam standart isi kurikulum di SD Muhammadiyah Boja Kabupaten Kendal tidak menuntut secara eksplisit pengembangan karakter disiplin peserta didik, yang dirumuskan secara eksplisit tentang pencapaian pembangunan karakter peserta didik dalam dokumen kurikulumnya. 3. Orientasi Pendidikan Agama Islam di SD Muhammadiyah Boja Kabupaten Kendal Tahun Pelajaran 2014/2015 yang masih mementingkan aspek kognitif sehingga mengurangi kepekaan siswa terhadap nilai-nilai etika. 4. Lingkungan sekitar atau lingkungan sosial yang belum dioptimalkan sebagai media belajar siswa SD Muhammadiyah Boja Kabupaten Kendal. 5. Kompetensi guru yang perlu ditingkatkan berkaitan dengan aspek-aspek pendidikan karakter disiplin. 6. Evaluasi pembelajaran Pendidikan Agama Islam yang perlu dibenahi, dan 7. Faktor peserta didik yang perlu pembiasaan terhadap nilai-nilai pendidikan karakter disiplin seperti pembiasaan melaksanakan shalat Dhuha, shalat Dhuhur berjamaah, dan kerja sama dengan orang tua.

6 C. Pembatasan Masalah Deskripsi latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas dan mengingat faktor-faktor yang terkait pada proses belajar mengajar sangat kompleks, serta agar penelitian lebih terarah, maka masalahnya dibatasi berdasarkan aspek-aspek yang akan diteliti berkaitan penerapan pendidikan karakter disiplin di SD Muhammadiyah Boja Kabupaten Kendal Tahun Pelajaran 2014/2015 di ruang kelas melalui mata pelajaran Pendidikan Agama Islam, dan di luar kelas melalui pembiasaan shalat Dhuha, dan pembiasaan shalat Dhuhur berjamaah. D. Rumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah di atas, rumusan masalah pada penelitian ini sebagai berikut : 1. Bagaimanakah implementasi pengembangan karakter disiplin di ruang kelas melalui mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SD Muhammadiyah Boja Kabupaten Kendal Tahun Pelajaran 2014/2015? 2. Bagaimanakah implementasi pengembangan karakter disiplin di luar kelas melalui pembiasaan shalat Dhuha dan pembiasaan shalat Dhuhur dengan berjamaah di SD Muhammadiyah Boja Kabupaten Kendal Tahun Pelajaran 2014/2015? E. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, penelitian ini bertujuan untuk mengkaji : 1. Implementasi pengembangan karakter disiplin di dalam kelas melalui mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SD Muhammadiyah Boja Kabupaten Kendal Tahun Pelajaran 2014/2015 2. Implementasi pengembangan karakter disiplin di luar kelas melalui pembiasaan shalat Dhuha dan pembiasaan shalat Dhuhur dengan berjamaah di SD Muhammadiyah Boja Kabupaten Kendal Tahun Pelajaran 2014/2015

7 F. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan memiliki dan memberikan manfaat yang besar baik secara teoritis maupun secara praktis. 1. Secara Teoritis a. Memberikan sumbangan pemikiran mengenai pentingnya pendidikan karakter disiplin pada anak melalui pembelajaran Pendidikan Agama Islam di dalam kelas dan penanaman nilainilai karakter disiplin di luar kelas melalui pembiasaan shalat Dhuha dan Shalat Dhuhur secara berjamaah. b. Menambah kompetensi dan wawasan peneliti dalam penelitian ilmiah berkaitan dengan pendidikan karakter disiplin. 2. Secara Praktis a. Bagi peneliti, Untuk menambah pengalaman terkait dengan langkah-langkah penelitian ilmiah yang sangat berguna dalam mengembangkan wawasan dan karir profesional guru Pendidikan Agama Islam. b. Bagi guru Sebagai bahan evaluasi terkait program pembinaan karakter jujur di SD Muhammadiyah Boja c. Bagi sekolah, Merupakan bahan kajian atau sebagai pedoman dalam rangka meningkatkan karakter disiplin dan kualitas akhlak siswa-siswi sesuai dengan visi dan misi sekolah. d. Bagi masyarakat Sebagai sumbang pikir ilmiah yang dapat menambah wawasan dan pemahaman masyarakat tentang pentingnya pendidikan karakter disiplin sebagai bekal siswa-siswi menuju kehidupan bermasyarakat yang bermartabat dan berakhlakul karimah.