BAB I PENDAHULUAN. (IPTEK) yang sedemikian pesatnya menyebabkan arus komunikasi dan. lagi. Juga dengan diberlakukannya pasar bebas akan mengakibatkan

dokumen-dokumen yang mirip
tenaga (sumber daya manusia) yang memiliki pengetahuan matematika yang cukup. Menyadari pentingnya peranan matematika dalam kehidupan sehari-hari,

Tim Pengembang Ilmu Pendidikan UPI (2009:171) mengemukakan

BAB I PENDAHULUAN. manusia, sedangkan kualitas sumber daya manusia tergantung pada kualitas

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENTS (TGT)

BAB I PENDAHULUAN. upaya untuk mencetak sumber daya manusia yang berkualitas dan berdedikasi

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha untuk mempersiapkan ataupun memperbaiki

PENERAPAN STRATEGI THINK TALK WRITE (TTW) DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DITINJAU DARI MINAT BELAJAR SISWA

BAB I PENDAHULUAN. pesan itu sendiri yang biasanya berupa materi pelajaran. Kadang-kadang

BAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan hubungan yang tidak linier antar pendidikan dengan lapangan

Eksperimentasi metode pembelajaran TGT (Teams Games

SKRIPSI. Oleh: ARI SUSANTI NIM: K

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Matematika. Disusun Oleh:

BAB II KAJIAN TEORI. melihatnya dari berbagai segi. Seorang peserta didik dikatakan memahami

BAB I PENDAHULUAN. dihadapi siswa dalam kehidupan sehari-hari. Usaha untuk mencapai tujuan. yang melibatkan siswa aktif dalam proses pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. hlm Teacher centered merupakan sebuah pendekatan yang menggunakan pola komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang berkembang begitu pesat

PENGEMBANGAN AKTIVITAS BELAJAR EKONOMI MELALUI METODE PEMBELAJARAN JIGSAW PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 TERAS TAHUN AJARAN 2009/2010

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEAM GAMES TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN TINGKAT PEMAHAMAN SISWA DALAM PELAJARAN EKONOMI SMA PADA ERA MEA

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi setiap manusia, karena

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Matematika adalah suatu bidang ilmu yang merupakan alat pikir,

LANDASAN TEORI. hasil belajar. Hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku

I. PENDAHULUAN. sekolah menengah atas adalah mata pelajaran Matematika. Mata pelajaran

PENERAPAN PROBLEM BASED LEARNING PADA SISWA KELAS VII DALAM UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. didiknya. Sekolah sebagai lembaga pendidikan berusaha secara terus menerus dan

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran dan interaksi antara guru dan siswa. Proses pembelajaran

mulai dari jenjang pendidikan dasar sampai pendidikan tinggi. Bahasa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. dilaksanakan dalam lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Pendidikan. Menurut Undang-Undang No 20 Tahun 2003:

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikannya, karena kualitas pendidikan merupakan. tingkat kesejahteraan masyarakat pada suatu negara. Melalui pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN. pelajaran ini. Meskipun dianggap penting, banyak siswa yang mengeluh kesulitan

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Pendidikan diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Skripsi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Matematika. Disusun Oleh : ALIMAH AMIN A

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Pendidikan merupakan sarana dan wahana yang strategis di dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu kegiatan yang universal dalam. pendidikan formal, penyelenggaraan pendidikan tidak terlepas dari tujuan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peranan yang penting dalam membina kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Selain sebagai pengajar, guru dituntut berlaku sebagai pembimbing dan pendidik siswa.

BAB I PENDAHULUAN. lapangan selama ini menunjukkan bahwa dalam proses pembelajaran masih

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat penting, yaitu untuk menjamin kelangsungan kehidupan dan

BAB I PENDAHULUAN. aktif yaitu ditandai adanya rangkaian kegiatan terencana yang melibatkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sri Asnawati, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. era globalisasi sesuai Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas.

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat menjadi sarana transfer keilmuan dari guru dengan siswa yang

BAB I PENDAHULUAN. matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang dipelajari sejak SD. sampai SMA bahkan perguruan tinggi.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan maka akan tercipta suatu masyarakat yang cerdas, intelek, dan

(PTK Kelas VII A SMP Negeri 3 Cawas Tahun Ajaran 2009/2010) SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Matematika

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Devi Astuti Alawiyah, 2013

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL JIGSAW DAN STAD PADA POKOK BAHASAN HIMPUNAN. (Di SMP Muhammadiyah 14 Boyolali) SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sikap mengubah perilaku seseorang menuju lebih

(Eksperimen pada siswa kelas V11 semester ganjil SMP N 2 Kartasura Tahun Ajaran 2010/2011) SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha untuk menumbuhkembangkan potensi SDM melalui

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. IPTEK, dituntut sumber daya manusia yang handal dan mampu bersaing secara

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN METODE MULTILEVEL PADA POKOK BAHASAN HIMPUNAN. (Pada Siswa Kelas VII SMP PGRI 12 Kebakkramat)

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan nasional adalah untuk mengembangkan potensi peserta

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. menjadi lebih berkesan dan bermakna. Sejak beberapa tahun terakhir pembelajaran

I. PENDAHULUAN. belajar dan proses pemebelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. era globalisasi, dalam arti semakin tipisnya batas antar negara maju dengan negara

II. TINJAUAN PUSTAKA. yang tinggi dalam proses belajar, tidak sekedar aktivitas fisik semata. Siswa

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan bakat serta kepribadian mereka. Pendidikan membuat manusia

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. anak didik kita diberi bekal ilmu yang memadai melalui jalur pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan secara umum mempunyai suatu arti suatu proses usaha

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting dalam menciptakan manusia yang bertakwa

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. proses pendidikan pada umumnya yang bertujuan membawa anak didik atau

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan pemerintah melalui kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. abad 21 yang dikenal dengan istilah era globalisasi dan industrialisasi. Peran

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa, yaitu melalui pendidikan dimana dengan pendidikan akan

BAB 1 PENDAHULUAN. dijenjang pendidikan formal mulai dari tingkat SD sampai pada tingkat SMA

KONTRIBUSI PENERAPAN PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA

BAB I PENDAHULUAN. sehingga materi yang disampaikan oleh guru kurang diserap oleh siswa.

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa seperti yang tercantum dalam pembukaan UUD

BAB I PENDAHULUAN. V SDN 02 Jatiharjo, Jatipuro, Karanganyar. 1. Nilai ulangan Formatif banyak yang kurang memenuhi KKM.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan bangsa Indonesia untuk menciptakan manusia yang berilmu, cerdas dan terampil di lingkungan masyarakat.

USAHA PENINGKATAN KEAKTIFAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM QUIZ

BAB I PENDAHULUAN. kehidupannya, perubahan sikap, perilaku dan nilai-nilai pada individu,

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT(TEAMS GAMES TOURNAMENT) DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Media,2003), hlm 6. 1 UU RI No.20 th 2003 Bab II pasal 3 tentang SISDIKNAS, (Bandung: Fokus

BAB I PENDAHULUAN. berproses secara efektif dan efisien tanpa adanya model pembelajaran. Namun

BAB I PENDAHULUAN. baik, sebagaimana tertuang dalam Undang-Undang Sisdiknas Nomor 20. Pendidikan diarahkan untuk dapat menciptakan sumber daya yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengajaran Bahasa Indonesia memegang peranan yang sangat penting di

BAB I PENDAHULUAN. logis, konsisten, dan dapat bekerjasama serta tidak mudah putus asa.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Memasuki era globalisasi, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang sedemikian pesatnya menyebabkan arus komunikasi dan informasi menjadi sangat cepat dan tanpa memandang batas-batas negara dan wilayah. Akibatnya pengetahuan seseorang akan cepat usang, tidak relevan lagi. Juga dengan diberlakukannya pasar bebas akan mengakibatkan kemampuan bersaing penguasaan pengetahuan dan teknologi menjadi sangatlah penting untuk kemajuan suatu bangsa. Hal ini dapat berdampak pada tersingkirnya tenaga kerja yang kurang berpendidikan dan kurang terampil. Untuk mengantisipasi hal ini perlu dikembangkan cara-cara belajar yang baru agar seseorang dapat selalu bertahan dalam situasi yang selalu berubah, tidak pasti dan lebih kompetitif dalam kehidupan. Sehingga pemilihan materi kurikulum tidak hanya berbasis konten, tetapi lebih kepada peningkatan kecakapan hidup siswa yang memiliki kompetensi kompetensi yang dapat memutakhirkan pengetahuanpengetahuan tersebut dan memanfaatkannya dalam kehidupan. Pendidikan adalah suatu proses yaitu usaha manusia dengan penuh tanggungjawab untuk membimbing anak-anak didik menuju kedewasaan. Proses pendidikan yang diselenggarakan secara formal di sekolah dimulai dari pendidikan formal yang paling dasar yaitu Sekolah Dasar (SD) sampai

2 Perguruan Tinggi (PT) tidak lepas dari kegiatan belajar yang merupakan salah satu kegiatan pokok dengan guru sebagai pemegang peran utama. Hal ini sependapat dengan Slameto (1995:1) yang menyatakan bahwa dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Kegiatan belajar di sekolah diarahkan agar siswa mampu menerima dan memahami pengetahuan yang diberikan oleh guru dalam proses belajar mengajar. Matematika sebagai ilmu dasar, memegang peranan penting dalam perkembangan IPTEK dewasa ini. Oleh karena itu, jika suatu bangsa ingin menguasai IPTEK dengan baik maka perlu mempersiapkan sumber daya manusia yang memiliki pengetahuan matematika yang cukup. Menyadari pentingnya matematika, maka peningkatan prestasi belajar matematika di setiap jenjang pendidikan perlu mendapat perhatian yang sungguh-sungguh. Berangkat dari kekurang berhasilan pembelajaran matematika, sebagai suatu pengetahuan yang terstruktur mencerminkan kekurang mampuan siswa akan pemahaman matematika pada umumnya. Sering kali nampak, siswa mampu dan terampil menggunakan suatu algoritma/ rumus namun terkadang kesulitan menyelesaikan suatu permasalahan matematika yang nyata berkaitan denagan algoritma/ rumus matematika tersebut. Tampak bahwa transfer belajar yang terjadi pada siswa tidak hanya terletak pada penguasaan materi tetapi lebih mampu melakukan elaborasi pengetahuan, menggunakan informasi sehingga dapat digunakan untuk memecahkan masalah-masalah matematika atau permasalahan sehari-hari.

3 Dari tahun ke tahun, pembelajaran matematika di sekolah banyak mengalami perubahan, di antaranya perubahan metode konvensional yang menitikberatkan dari situasi guru mengajar menjadi situasi murid belajar. Agar pembelajaran dengan situasi murid belajar ini dapat tercapai, hendaknya guru dapat menggunakan strategi belajar mengajar yang lebih banyak melibatkan siswa. Sebagaimana diungkapkan oleh Soedjadi dalam Arwan Rifai (2004), betapapun tepat dan baiknya bahan ajar matematika yang ditetapkan belum menjamin akan tercapainya tujuan pendidikan, dan salah satu faktor penting untuk mencapai tujuan tersebut adalah proses mengajar yang lebih menekankan pada keterlibatan siswa secara optimal. Salah satu alternatif yang dapat ditempuh untuk menigkatkan prestasi belajar siswa adalah melalui kreativitas yang dimiliki guru dalam memilih metode mengajar. Melalui kreativitas yang dimiliki oleh para guru, dan dengan keinginan untuk selalu mencari metode yang tepat agar selalu menarik minat dan motivasi siswa belajar, maka tujuan yang diharapkan akan tercapai. Alternatif metode pembelajaran yang dapat menarik minat siswa dalam belajar di antaranya adalah dengan menempatkan siswa belajar secara kelompok-kelompok. Slavin dalam penelitian Abu Syafik (2006) menyatakan bahwa siswa akan lebih mudah menemukan dan memahami konsep-konsep yang sulit apabila mereka dapat saling mendiskusikan masalah-maslah itu dengan temannya. Menurut Slavin dalam penelitian Henny (2005), struktur tujuan kooperatif adalah menciptakan suatu situasi sedemikian sehingga keberhasilan

4 salah satu anggota kelas diakibatkan keberhasilan kelas itu sendiri. Oleh karena itu, untuk mencapai tujuan dari salah seorang anggota, maka salah seorang anggota tersebut harus membantu teman kelasnya dengan melakukan apa saja yang dapat membantu kelas itu sendiri. Pembelajaran kooperatif adalah strategi belajar mengajar yang menekankan pada sikap atau perilaku bersama dalam bekerja atau membantu di antara sesama dalam struktur kerjasama yang teratur dalam kelompok, yang terdiri atas dua orang atau lebih (Hilda, dkk, 2002:70). Terdapat beberapa tipe pembelajaran kooperatif, salah satu di antaranya pembelajaran kooperatif tipe Teams- Games- Tournament (TGT). Pembelajaran kooperatif TGT adalah jenis pembelajaran kooperatif dimana siswa setelah belajar kelompok diadakan turnamen akademik. Dalam turnamen tersebut siswa akan berkompetisi sebagai wakil-wakil dari kelompok mereka dengan anggota dari kelompok lain yang berkamampuan sama, TGT berfungsi sebagai materi pelajaran sebelum siswa mengikuti kuis-kuis secara individual. Bahan kajian inti matematika di Sekolah Menengah Pertama (SMP) mencakup aritmatika, aljabar, geometri, trigonometri, peluang, dan statistik. Selain metode dalam mengajar, keberhasilan belajar siswa tidak terlepas dari kemampuan individu yang dimiliki oleh siswa yang merupakan faktor internal. Dalam hal ini adalah kemampuan awal yang dimiliki oleh seorang siswa. Kemampuan awal siswa satu dengan yang lain tidaklah sama. Ada siswa yang memiliki kemampuan awal tinggi, ada sebagian siswa yang memiliki kemampuan awal sedang- sedang saja, dan tidak sedikit siswa yang

5 memiliki kemampuan awal rendah khususnya pada mata pelajaran matematika. Siswa dengan kemampuan awal tinggi, maka prestasi yang akan dicapai cenderung tinggi, sehingga kemampuan awal siswa sangatlah berpengaruh dalam proses belajar mengajar. Mengingat pentingnya kemampuan awal siswa dalam proses belajar mengajar, guru diharapkan dapat menciptakan situasi belajar mengajar sehingga kemampuan awal siswa dapat terus meningkat. Siswa itu sendiri hendaknya dapat memotivasi dirinya sendiri untuk aktif dalam belajar mengajar. Dengan strategi yang tepat dalam proses belajar mengajar, kemungkinan besar prestasi belajar khususnya matematika yang dicapai oleh siswa akan lebih memuaskan. B. Identifikasi Masalah Dari latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas dapat diidentifikasikan masalah- masalah sebagai berikut: 1. Masih rendahnya rata-rata prestasi belajar siswa untuk mata pelajaran matematika pada umumnya pada siswa SMP. 2. Kurang tepatnya metode pembelajaran yang digunakan oleh guru matematika dalam menyampaikan pokok bahasan tertentu, kemungkinan akan mempengaruhi prestasi belajar siswa. 3. Masih belum meratanya kemampuan guru matematika dalam memilih strategi pembelajaran, memvariasi metode pembelajaran dan pendekatan pembelajaran yang tepat.

6 4. Adanya perbedaan kemampuan awal siswa yang dapat menyebabkan perbedaan prestasi belajar siswa. 5. Penggunaan metode pembelajaran kooperatif tipe TGT yang ditinjau dari kemampuan awal siswa pada pokok bahasan aljabar, kemungkinan dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa. C. Pembatasan Masalah Dari identifikasi masalah di atas agar penelitian yang dikaji dapat lebih terarah dan mendalam maka diperlukan pembatasan masalah sebagai berikut: 1. Metode pembelajaran yang digunakan dibatasi pada metode pembelajaran kooperatif tipe TGT pada kelas eksperimen dan metode pembelajaran konvensional pada kelas kontrol. 2. Prestasi belajar matematika pada penelitian ini dibatasi pada hasil belajar siswa yang dicapai melalui proses belajar mengajar pada pokok bahasan aljabar. 3. Kemampuan awal siswa dibatasi pada kemampuan awal siswa dalam bidang matematika. D. Perumusan Masalah Berdasar latar belakang masalah, identifikasi masalah dan pembatasan masalah tersebut di atas, masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

7 1. Apakah ada pengaruh metode pembelajaran terhadap prestasi belajar matematika? 2. Apakah terdapat pengaruh kemampuan awal siswa terhadap prestasi belajar matematika? 3. Apakah terdapat intreraksi antara metode pembelajaran dan tingkat kemampuan awal siswa terhadap prestasi belajar matematika pada pokok bahasan aljabar? E. Tujuan Penelitian Sesuai dengan perumusan masalah yang diuraikan di atas, maka penelitian ini mempunyai tujuan sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui ada pengaruh yang signifikan metode pembelajaran terhadap prestasi belajar matematika. 2. Untuk mengetahui ada pengaruh yang signifikan kemampuan awal siswa prestasi belajar matematika. 3. Untuk mengetahui ada tidaknya interaksi metode pembelajaran dan kemampuan awal siswa terhadap prestasi belajar matematika.

8 F. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bahan pemikiran bagi pengelola pendidikan, bahwa perlu adanya inovasi dalam pembelajaran untuk menyiapkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas. Salah satu diantaranya adalah agar lebih mengembangkan metode pembelajaran kooperatif yang merupakan bagian dari pembelajaran yang berdasarkan paradigma belajar, sehingga diharapkan siswa menjadi lebih kreatif dan aktif mengelola informasi, sehingga pembelajaran lebih bermakna bagi siswa. 2. Masukan atau informasi bagi guru matematika khususnya tingkat SMP dalam menentukan metode pembelajaran matematika yang berorientasi pada proses sehingga dapat lebih meningkatkan pemahaman siswa pada pokok bahasan aljabar. 3. Bahan acuan untuk melakukan penelitian lebih lanjut dengan ruang lingkup yang lebih luas untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat. 4. Bagi penulis, sebagai sarana belajar dalam proses membuat karya ilmiah. G. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan dalam skripsi ini bertujuan memberikan gambaran secara global agar mempermudah pembaca memahaminya. Adapun sistematika yang dikemukakkan sebagai berikut:

9 1. Bagian Awal Pada bagian ini memuat tentang Halaman Judul, Halaman Persetujuan, Halaman Motto, Halaman Persembahan, Kata Pengantar, Daftar Isi, Daftar Lampiran. 2. Bagian Inti Bagian ini dibagi menjadi beberapa bab, yaitu: BAB I : PENDAHULUAN Dalam bab ini peneliti mengemukakan tentang Latar Belakang Masalah, Identifikasi Masalah, Pembatasan Masalah, Perumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, dan Sistematika Penulisan. BAB II : LANDASAN TEORI Dalam bab ini berisi tentang Tinjauan Pustaka, Kajian Teori, Kerangka Pemikiran, dan Hipotesis. BAB III: METODOLOGI PENELITIAN Dalam bab ini berisi tentang Tempat dan Waktu Penelitian, Metode Penelitian, Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel, Teknik Pengumpulan Data BAB IV: HASIL PENELITIAN Hasil penelitian dalam bab ini berisi tentang Deskripsi Data Hasil Penelitian, Hasil Analisis Data, dan Pembahasan Hasil Analisis Data.

10 BAB V: PENUTUP Dalam bab ini akan dikemukakan Kesismpulan, Implikasi, dan Saran. 3. Bagian Akhir Bagian ini memuat Daftar Pustaka dan Lampiran.