Youngster Physics Journal ISSN : Vol. 2, No. 1, April 2013, Hal 27-34

dokumen-dokumen yang mirip
EVALUASI METODE PENENTUAN HALF VALUE LAYER (HVL) MENGGUNAKAN MULTI PURPOSE DETECTOR (MPD) BARRACUDA PADA PESAWAT SINAR-X MOBILE

Penentuan Entrance Skin Exposure (ESE) pada Pesawat Mammografi Mammomat 1000 dengan Filter Molybdenum (Mo) dan Rhodium (Rh)

ANALISIS PENGARUH GRID TERHADAP PENYIMPANGAN BENTUK DAN UKURAN OBJEK (DISTORSI)

PENENTUAN NILAI TEBAL PARUH (HVL) PADA CITRA DIGITAL COMPUTED RADIOGRAPHY

PENGUKURAN DOSIS RADIASI PADA PASIEN PEMERIKSAAN PANORAMIK. Abdul Rahayuddin H INTISARI

Analisa Kualitas Sinar-X Pada Variasi Ketebalan Filter Aluminium Terhadap Dosis Efektif

JImeD, Vol. 1, No. 1 ISSN X

STUDI RADIOGRAFI MAKRO DENGAN VARIASI JARAK SUMBER SINAR-BAYANGAN (SID) DAN UKURAN FOKUS TERHADAP PEMBESARAN BAYANGAN

PENENTUAN NILAI KOEFISIEN SERAPAN BAHAN DAN DOSIS RADIASI PADA VARIASI KOMBINASI KAYU DAN ALUMINIUM

UJI KESESUAIAN PESAWAT CT-SCAN MEREK PHILIPS BRILIANCE 6 DENGAN PERATURAN KEPALA BAPETEN NOMOR 9 TAHUN 2011

OPTIMALISASI DOSIS RADIASI SINAR-X TERHADAP PROYEKSI PA (POSTERO-ANTERIOR) DAN LAT (LATERAL) PADA TEKNIK PEMERIKSAAN FOTO THORAX SKRIPSI

Dhahryan 1, Much Azam 2 1) RSUD 2 )Laboratorium Fisika Atom dan Nuklir Jurusan Fisika UNDIP

ANALISA PENGARUH GRID RASIO DAN FAKTOR EKSPOSI TERHADAP GAMBARAN RADIOGRAFI PHANTOM THORAX

PENGARUH VARIASI AIR GAP TERHADAP DOSIS SERAP PENYINARAN BERKAS ELEKTRON PADA PESAWAT LINAC SIEMENS / PRIMUS M CLASS 5633

Pengaruh Kecepatan Penguatan Lembar Penguat Terhadap Densitas Radiograf

PERBANDINGAN DOSIS RADIASI DI UDARA TERHADAP DOSIS RADIASI DI PERMUKAAN PHANTOM PADA PESAWAT CT-SCAN

PENGARUH JARAK TABUNG SINAR-X DENGAN FILM TERHADAP KESESUAIAN BERKAS RADIASI PADA PESAWAT X-RAY SIMULATOR DI INSTALASI RADIOTERAPI RSUD DR

UJI KELAYAKAN PESAWAT SINAR-X TERHADAP PROYEKSI PA (POSTERO-ANTERIOR) DAN LAT (LATERAL) PADA TEKNIK PEMERIKSAAN FOTO THORAX

Analisis Pengaruh Faktor Eksposi terhadap Nilai Computed Tomography Dose Index (CTDI) pada Pesawat Computed Tomography (CT) Scan

PENGARUH TEGANGAN TABUNG (KV) TERHADAP KUALITAS CITRA RADIOGRAFI PESAWAT SINAR-X DIGITAL RADIOGRAPHY (DR) PADA PHANTOM ABDOMEN

Acceptance Test Of Diagnostic X-Ray Merk GE Type XR 6000 In Radiodiagnostic And Radiotherapy Department Laboratory Of Health Polytechnic Of Semarang

UJI IMAGE UNIFORMITY PERANGKAT COMPUTED RADIOGRAPHY DENGAN METODE PENGOLAHAN CITRA DIGITAL

ANALISIS KOLIMASI BERKAS SINAR-X PADA PESAWAT FLUOROSCOPY (MOBILE C-ARM) DIRUMAH SAKIT UNIVERSITAS HASANUDDIN

ANALISIS SEBARAN RADIASI HAMBUR CT SCAN 128 SLICE TERHADAP PEMERIKSAAN CT BRAIN

PENGUKURAN DOSIS RADIASI RUANGAN RADIOLOGI II RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT (RSGM) BAITURRAHMAH PADANG MENGGUNAKAN SURVEYMETER UNFORS-XI

PENENTUAN CT DOSE INDEX (CTDI) UNTUK VARIASI SLICE THICKNESS DENGAN PROGRAM DOSXYZNRC

Pengaruh Ketidakhomogenan Medium pada Radioterapi

PENENTUAN NILAI KOEFISIEN SERAPAN BAHAN PADA BESI, TEMBAGA DAN STAINLESS STEEL SEBAGAI BAHAN PERISAI RADIASI

STUDI AWAL UJI PERANGKAT KAMERA GAMMA DUAL HEAD MODEL PENCITRAAN PLANAR STATIK MENGGUNAKAN SUMBER RADIASI HIGH ENERGY IODIUM-131 (I 131 )

ANALISA CTDI PADA PERMUKAAN DAN PUSAT PHANTOM MENGGUNAKAN CT DOSE PROFILER

PERBANDINGAN NILAI DENSITAS CITRA MENGGUNAKAN GRID BERGERAK (MOVING GRID) POSISI HORISONTAL DAN VERTIKAL

PERKIRAAN DOSIS PASIEN PADA PEMERIKSAAN DENGAN SINAR-X RADIOGRAFI UMUM. RUSMANTO

ANALISA PENGARUH FAKTOR EKSPOSI TERHADAP ENTRANCE SURFACE AIR KERMA (ESAK)

PEMBUATAN MODEL UJI NILAI TEBAL PARUH (HVL) PESAWAT KONVENSIONAL SINAR-X MENGGUNAKAN PENGOLAHAN CITRA DIGITAL

IMPLEMENTASI COMPLIANCE TEST PESAWAT DENTAL INTRAORAL PADA SALAH SATU KLINIK GIGI DI KOTA PADANG

SIMULASI MONTE CARLO UNTUK EVALUASI ANODE HEEL EFFECT PADA PESAWAT SINAR-X MENGGUNAKAN PAKET PROGRAM EGSnrc

ANALISIS POSISI DETEKTOR TERHADAP STEM EFFECT DAN DOSIS RELATIF UNTUK DOSIMETRI PESAWAT LINAC 6 MV

Pengukuran Dosis Radiasi dan Estimasi Efek Biologis yang Diterima Pasien Radiografi Gigi Anak Menggunakan TLD-100 pada Titik Pengukuran Mata dan Timus

ANALISIS DOSIS SERAP RADIASI PADA PERBEDAAN DIMENSI DAN BENTUK LAPANGAN PENYINARAN BERKAS RADIASI FOTON 6 MV

PENGARUH BLOK INDIVIDUAL BERBAHAN CERROBEND PADA DISTRIBUSI DOSIS SERAP BERKAS FOTON 6 MV LINEAR ACCELERATOR (LINAC)

PENGARUH RADIASI HAMBUR TERHADAP KONTRAS RADIOGRAFI AKIBAT VARIASI KETEBALAN OBYEK DAN LUAS LAPANGAN PENYINARAN MUHAMMAD SYARIF BODDY

PENGARUH DIAMETER PHANTOM DAN TEBAL SLICE TERHADAP NILAI CTDI PADA PEMERIKSAAN MENGGUNAKAN CT-SCAN

UNIVERSITAS INDONESIA

Studi Uniformitas Dosis Radiasi CT Scan pada Fantom Kepala yang Terletak pada Sandaran Kepala

ANALISIS PENGARUH KETIDAKTAJAMAN GEOMETRI, PERGERAKAN DAN SCREEN TERHADAP PENGABURAN DAERAH TEPIAN FILM RADIOGRAFI

HUBUNGAN TEGANGAN DAN CITRA RADIOGRAFI REAL TIME PADA PESAWAT SINAR-X RIGAKU RADIOFLEX-250EGS3

BAB 1 PENDAHULUAN. pada gelombang listrik dari pada peralatan yang dimaksudkan ialah X-Ray (sinar-

ANALISIS LINEARITAS KELUARAN RADIASI PADA X-RAY MOBILE DENGAN MENGGUNAKAN PIRANHA

Pendidikan dan Peran Fisikawan Medik dalam Pelayanan Kesehatan

PENENTUAN CALIBRATION SETTING DOSE CALIBRATOR CAPINTEC CRC-7BT UNTUK Ce-139

PENGUJIAN LINIERITAS KELUARAN PEMBANGKIT ARUS SINAR X MENGGUNAKAN STEPWEDGE SKRIPSI. Evi Yusita Nim

STUDI PENGARUH UKURAN PIXEL IMAGING PLATE TERHADAP KUALITAS CITRA RADIOGRAF

PENGARUH LINEARITAS DAN RESIPROSITAS mas TERHADAP INTENSITAS RADIASI PADA PESAWAT SINAR-X MERK SAMSUNG

STUDI RADIOGRAFI MAKRO DENGAN VARIASI JARAK SUMBER SINAR-BAYANGAN (SID) DAN UKURAN FOKUS TERHADAP PEMBESARAN BAYANGAN. Oleh : NANANG SURIANSYAH

PERBANDINGAN KARAKTERISTIK KELUARAN ANTARA PESAWAT SINAR-X TOSHIBA MODEL DRX-1824B DAN TOSHIBA MODEL DRX-1603B. Skripsi

PERHITUNGAN NILAI DOSIS DAN KONTRAS CITRA COMPUTED RADIOGRAPHY (CR) DENGAN VARIASI KETEBALAN DAN KOMBINASI JENIS FILTER

SKRIPSI UTARA M E D A N. Oleh. Universitas Sumatera Utara

PENENTUAN KOEFISIEN SERAPAN KAYU BANGKIRAI (SHOREA LAEVIFOLIA) DAN PERBANDINGANNYA TERHADAP TIMBAL (Pb) SEBAGAI DINDING RUANG RADIOLOGI DIAGNOSTIK

Pengaruh Faktor Eksposi dengan Ketebalan Objek pada Pemeriksaan Foto Thorax Terhadap Gambaran Radiografi

OPTIMASI PENGUKURAN KEAKTIVAN RADIOISOTOP Cs-137 MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA

PREDIKSI PERHITUNGAN DOSIS RADIASI PADA PEMERIKSAAN MAMMOGRAFI MENGGUNAKAN ALGORITMA JARINGAN SYARAF TIRUAN PROPAGASI BALIK

UJI KESESUAIAN CT NUMBER PADA PESAWAT CT SCAN MULTI SLICE DI UNIT RADIOLOGI RUMAH SAKIT ISLAM YOGYAKARTA PDHI

Analisis Persamaan Respon Dosis Thermoluminescent Dosimeter (TLD) Pada Spektrum Sinar-X Menggunakan Metode Monte Carlo

UJI KESESUAIAN AKURASI DAN LINEARITAS KELUARAN RADIASI PADA PESAWAT CT-SCAN SUITABILITY ACCURACY AND LINEARITY OUTPUT RADIATION CT- SCAN TEST

KAJIAN PENGARUH WARNA DAN JARAK LAMPU PENGAMAN TERHADAP HASIL RADIOGRAF

ANALISIS KUALITAS RADIOGRAFI PADA OBJEK BERGERAK DAN OBJEK TIDAK BERGERAK DENGAN MENGGUNAKAN VARIASI EKSPOSE SKRIPSI

ANALISIS POSISI SUMBER RADIOAKTIF COBALT PADA PESAWAT TELETERAPI COBALT-60. Skripsi Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana S-1

PENENTUAN NILAI NOISE BERDASARKAN SLICE THICKNESS PADA CITRA CT SCAN SKRIPSI HEDIANA SIHOMBING NIM :

ANALYSIS OUTPUT TOLERANCE LIMITS X-RAY MACHINE DIAGNOSTIC (Case Study in one of the General Hospital inbanda Aceh)

STUDI PENGARUH UKURAN PIXEL IMAGING PLATE TERHADAP KUALITAS CITRA RADIOGRAF

RESPON PHOTOSTIMULABLE PHOSPHOR (PSP) PADA COMPUTED RADIOGRAPHY TERHADAP AKURASI TEGANGAN TABUNG DAN LINIERITAS KELUARAN PESAWAT SINAR-X

Jurnal MIPA 38 (2) (2015): Jurnal MIPA.

Variasi Nilai Eksposi Aturan 15 Persen pada Radiografi Menggunakan Imaging Plate untuk Mendapatkan Kontras Tertinggi

Youngster Physics Journal ISSN : Vol. 3, No. 4, Oktober 2014, Hal

ANALISIS PENGARUH PERUBAHAN SENTRASI DOSIS DAN JARAK BLADDER TERHADAP DISTRIBUSI DOSIS PADA PERENCANAAN BRACHYTHERAPY KANKER SERVIKS

EVALUASI METODE PERHITUNGAN KETEBALAN PERISAI PADA RUANG DIGITAL RADIOGRAFI

ANALISIS KUALITAS RADIASI DAN KALIBRASI LUARAN BERKAS FOTON 6 DAN 10 MV PESAWAT PEMERCEPAT LINIER MEDIK VARIAN CLINAC CX 4566 ABSTRAK

VERIFIKASI PENENTUAN LAJU DOSIS SERAP DI AIR BERKAS FOTON 6 MV DAN 10 MV PESAWAT PEMERCEPAT LINIER MEDIK CLINAC 2100 C MILIK RUMAH SAKIT

PENGUKURAN DAN PENGHITUNGAN VOLUME PHANTOM DARI CITRA COMPUTED TOMOGRAPHY (CT) SCAN

PERANCANGAN RUANGAN RADIOGRAFI MEDIK DI SEKOLAH TINGGI TEKNIK NUKLIR

ANALISIS KARAKTERISTIK PROFIL PDD (PERCENTAGE DEPTH DOSE) BERKAS FOTON 6 MV DAN 10 MV

ANALISIS NOISE LEVEL HASIL CITRA CT SCAN PADA TEGANGAN TABUNG 120 kv DAN 135 kv DENGAN VARIASI KETEBALAN IRISAN (SLICE THICKNESS)

STUDI AWAL UJI PERANGKAT KAMERA GAMMA DUAL HEAD MODEL PENCITRAAN PLANAR (STATIK) MENGGUNAKAN SUMBER RADIASI MEDIUM ENERGY RADIUM-226 (Ra 226 )

ANALISIS DISTRIBUSI COMPUTED TOMOGRAPHY DOSE INDEX (CTDI) PADA BODY PHANTOM

KAJIAN PENGARUH WARNA DAN JARAK LAMPU PENGAMAN TERHADAP HASIL RADIOGRAF

ANALISA PENGARUH ph TERHADAP PERUBAHAN NILAI DENSITAS OPTIK (OPTICAL DENSITY) PADA FILM DENGAN VARIASI JENIS DEVELOPER

ilmu radiologi yang berhubungan dengan penggunaan modalitas untuk keperluan

KUALITAS GAMBAR RADIOGRAFI KONVENSIONAL

KARAKTERISASI DOSIMETRI SUMBER BRAKITERAPI IR-192 MENGGUNAKAN METODE ABSOLUT

Uji Kesesuaian Pesawat Fluoroskopi Intervensional merek Philips Allura FC menggunakan Detektor Unfors Raysafe X2 di Rumah Sakit Universitas Andalas

ANALISA KURVA PERCENTAGE DEPTH DOSE (PDD) DAN PROFILE DOSE UNTUK LAPANGAN RADIASI SIMETRI DAN ASIMETRI PADA LINEAR ACCELERATOR (LINAC) 6 DAN 10 MV

Uji Akurasi Tegangan Tinggi Alat Rontgen Radiography Mobile. Wadianto¹, Azis Muslim²

BAB I PENDAHULUAN. Radiodiagnostik merupakan tindakan medis yang memanfaatkan radiasi

Evaluasi Ketebalan Irisan (Slice Thickness) pada Pesawat CT- Scan Single Slice

Kata kunci : Fluoroskopi intervensional, QC, dosimetri, kualitas citra.

PENGARUH FAKTOR EKSPOSE TERHADAP KONTRAS RESOLUSI CT SCAN SKRIPSI HOTROMASARI DABUKKE NIM :

PENGUKURAN LINIERITAS TINGKAT KEABUAN (GRAY LEVEL) CITRA FLUOROSKOPI MENGGUNAKAN METODE PENGOLAHAN CITRA DIGITAL

+ + MODUL PRAKTIKUM FISIKA MODERN DIFRAKSI SINAR X

Analisis Pengaruh Sudut Penyinaran terhadap Dosis Permukaan Fantom Berkas Radiasi Gamma Co-60 pada Pesawat Radioterapi

Analisis Radiasi Hambur di Luar Ruangan Klinik Radiologi Medical Check Up (MCU)

Transkripsi:

Youngster Physics Journal ISSN : 2302-7371 Vol. 2, No. 1, April 2013, Hal 27-34 PENGARUH VARIASI JARAK DETEKTOR, LUAS LAPANGAN RADIASI DAN POSISI DETEKTOR DARI PUSAT BERKAS RADIASI MENGGUNAKAN MULTI PURPOSE DETECTOR (MPD) PADA PENGUKURAN TEGANGAN SINAR-X Evi Handriani Bertua Simamora, Choirul Anam, Evi Setiawati Jurusan Fisika, Fakultas Sains dan Matematika, Universitas Diponegoro, Semarang E-mail: Evihandriani_simamora@yahoo.com ABSTRACT An evaluation of the distance effect of Multi-Purpose Detector (MPD)-X ray source, variations of field size of radiation and position of the MPD on the X-ray voltage measured, have been done. There are necessary because they have not been recommended from the MPD procedure manual yet. The detector operated at voltage of 70 kv and current-time of 12.5 mas. The measurement of voltage using MPD from RTI Electronics product. It is multifunction detector that can measure dose and voltage invasively. The previous step is measurement of dose for ensure correct equipment setting. These measurements is done for several variations such as MPD-X ray distance of 60-160 cm, field sizes 0f 4x4 cm - 40x40 cm2, detector's position of 0 (at center of beam) and 1-11 cm from centre of beam. The results are obtained that the voltage that measured is not affected by all of variation values such as distance difference of MPD-X ray source, field sizes and detector's position. Furthermore, for measurement of outside of radiation beam, MPD can still measur voltage with good validation. Therefore, the measurement of voltage using MPD has high flexibility because it is not influenced by set up measurement. Keywords: The X ray voltage measurement, Multi-Purpose Detector (MPD), Barracuda. ABSTRAK Riset ini dilakukan untuk mengevaluasi pengaruh nilai jarak detektor dan sumber sinar-x, variasi luas lapangan radiasi dan posisi detektor MPD terhadap nilai tegangan Sinar-X terukur. Hal ini perlu dilakukan karena belum ada rekomendasi dari manual procedure sistem MPD ini. Pada penelitian ini tegangan tabung diset pada nilai 70 kv, arus-waktu 12,5 mas. Tegangan diukur dengan MPD keluaran RTI electronics, yaitu merupakan detektor yang multifungsi yang dapat mengukur dosis dan tegangan secara invasive. Sebelum pengukuran tegangan, dilakukan pengukuran dosis dahulu untuk memastikan setup peralatan sudah benar. Untuk variasi jarak, MPD-sumber sinar-x divariaisi dari jarak 60 cm hingga 160 cm. Untuk luas lapangan, divariasi dari 4x4 cm 2 hingga 40x40 cm 2. Selanjutnya, variasi posisi detektor dari pusat berkas sinar-x yaitu: 0 cm (posisi pusat), kemudian 1 cm hingga 11 cm. Diperoleh bahwa tegangan terukur tidak berpengaruh terhadap perubahan nilai jarak MPD dan sumber sinar- X. Tegangan terukur juga tidak dipengaruhi oleh variasi luas lapangan radiasi dan posisi MPD dari pusat berkas sinar-x. Bahkan di luar lapangan radiasi, MPD masih dapat mengukur tegangan dengan validitas yang baik. Dengan demikian, pengukuran tegangan dengan MPD memberikan flexibiltas yang tinggi, karena tidak terpengaruh oleh setup pengukuran. Kata-kata kunci: Pengukuran tegangan sinar-x, Multi-Purpose Detektor (MPD), Barracuda. 27

Evi Handriani B S, dkk Pengaruh Variasi Jarak Detektor... I. PENDAHULUAN II. DASAR TEORI Sinar-X memiliki potensi bahaya radiasi, maka pemanfaatannya harus memperhatikan aspek proteksi radiasi [1]. Selain itu, pesawat Sinar-X juga harus dalam kondisi yang baik, oleh karena itu harus dilakukan program Quality Control (QC) secara reguler. Di Indonesia, standar program QC mengacu pada Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 1250 tahun 2009 tentang Pedoman Kendali Mutu [2]. Dalam pelaksanaan program QC diperlukan pengukuran-pengukuran besaran fisis. Pengukuran besaran fisis diperlukan detektor. Diantara jenis detektor yang digunakan adalah Multi Purpose Detector (MPD) yang dikeluarkan oleh RTI Electronics. Detektor MPD dapat mengukur beberapa besaran fisis, diantaranya adalah nilai tegangan dan dosis radiasi. Nilai tegangan sangat berpengaruh terhadap dosis pasien dan kualitas citra, sehingga harus dilakukan pengukuran secara akurat. Di Indonesia, kementerian kesehatan telah memberikan regulasi bahwa tegangan harus diukur minimal setiap 2 tahun sekali atau ketika pesawat Sinar-X mengalami pemindahan. Nilai tegangan terukur tidak boleh berbeda lebih dari ± 6 % dari tegangan tabung yang diset [2]. Bahkan menurut AAPM, tegangan terukur harus lebih kecil lagi, yaitu kurang dari ± 5% [3]. Di dalam manual prosedur sistem MPD untuk pengukuran nilai tegangan Sinar-X tidak ada rekomendasi tentang jarak dari sumber Sinar-X, luas lapangan radiasi dan posisi detektor dari pusat berkas radiasi [4]. Sampai saat ini, juga belum ada standarisasi jarak MPD dari sumber sinar-x, luas lapangan yang digunakan dan posisinya dari suatu berkas radiasi. Oleh karena itu, riset ini berusaha meneliti pengaruh nilai jarak detector dan sumber sinar-x, luas lapangan radiasi dan posisi detektor MPD terhadap nilai tegangan Sinar-X. Sinar-X dibangkitkan oleh elektron yang dipercepat dengan tegangan tertentu, kemudian elektron tersebut ditumbukkan ke target dengan kecepatan yang sangat tinggi. Karena itu tegangan yang digunakan sangat menentukan energi sinar-x yang terbentuk [5,6]. Tegangan yang digunakan bukan hanya menentukan besarnya energi sinar-x, tetapi juga menentukan intensitas sinar-x. Besarnya intensitas ini sangat berhubungan dengan besarnya dosis yang ditimbulkan radiasi tersebut [7]. Apabila tegangan tabung naik maka dosis radiasi juga naik. Hubungan dosis sinar-x dengan tegangan diformulasikan: D = k V2 it FFD 2 (1) Dengan D adalah dosis sinar-x, i adalah arus tabung (ma), FFD adalah jarak fokus sinar-x ke film (cm), t adalah waktu penyinaran (detik), V adalah tegangan tabung sinar-x, dan k adalah faktor kesebandingan. Karena tegangan sinar-x menentukan besarnnya energi, sehingga perubahan tegangan akan sangat berpengaruh pada daya tembus sinar-x tersebut. Hal ini akan sangat berpengaruh pada kualitas citra yang dihasilkan. Karena itu untuk memastikan bahwa citra yang diperoleh optimal dan dosis yang diterima pasien pada batas yang rendah, mutlak diperlukan kontrol terhadap nilai tegangan. Ada banyak metode untuk mengukur tegangan sinar-x, yang paling banyak digunakan sekarang ini adalah metode invasive, yaitu dengan menganalisis dosis radiasi yang diterima detektor selama waktu penyinaran. Biasanya pada peralatan terdapat beberapa detektor yang dilengkapi dengan filter dengan ketebalan yang berbeda, 28

Youngster Physics Journal ISSN : 2302-7371 Vol. 2, No. 1, April 2013, Hal 27-34 dari pola dosis radiasi yang ditangkap, kemudian dibandingkan dengan data base yang sudah tersedia dalam sistem detektor tersebut. Sistem ini yang digunakan pada Multi Purpose Detektor (MPD) yang dikeluarkan oleh RTI Electronics. Data yang tertangkap oleh MPD ini kemudian ditransfer ke elektrometer model Barracuda. Dari electrometer ini, data diolah dan hasilnya dapat dikirim ke komputer atau ke handheld yang sudah dilengkapi program untuk menampilkan atau mengolah data lebih lanjut [4]. Sistem komunikasi ini dapat menggunakan kabel atau menggunakan Bluetooth, seperti terlihat pada Gambar 1. Gambar 2. Diagram blok untuk variasi jarak MPD ke sumber sumber sinar-x Berikutnya dilakukan variasi luas lapangan radiasi yaitu 4x4 cm, 6x6 cm, 8x8 cm, 10x10 cm, 15x15 cm, 20x20 cm, 30x30 cm dan 40x40 cm, pada jarak sumber sinar-x dan MPD tetap, yaitu sebesar 1 m. Skemanya ditunjukkan oleh Gambar 3. Gambar 2 Skema variasi jarak MPD terhadap sumber sinar-x. Gambar 1. Diagram blok untuk sistem barracuda. III. METODE PENELITIAN Pada penelitian ini tegangan tabung diset pada nilai 70 kv, arus-waktu 12,5 mas. Sebelum pengukuran tegangan, dilakukan pengukuran dosis dahulu untuk memastikan set-up peralatan sudah benar. Gambar 3. Diagram blok untuk variasi luas lapangan sinar-x Lalu dilakukan, pengukuran tegangan untuk variasi posisi MPD dari pusat berkas sinar-x, pada jarak sumber sinar-x dan MPD tetap dan luas lapangan tetap. Skemanya ditunjukkan oleh Gambar 4. Pertama dilakukan variasi jarak MPD ke sumber sinar-x, mulai jarak 50 cm hingga 160 cm. Skema ditunjukkan oleh Gambar 2. Gambar 4. Diagram blok untuk perubahan posisi MPD terhadap pusat berkas sinar-x 29

Evi Handriani B S, dkk Pengaruh Variasi Jarak Detektor... IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Variasi Jarak MPD-Sumber sinar-x Sebelum melakukan pengukuran nilai tegangan, terlebih dahulu diukur dosis untuk melihat efek dari perubahan jarak MPD terhadap sumber Sinar-X. Efek jarak MPD terhadap dosis radiasi ditunjukkan dari Gambar 5. Gambar 6 Grafik tegangan terukur terhadap perubahan jarak MPD-sumber sinar-x. Gambar 5. Grafik dosis radiasi terhadap perubahan jarak MPD-sumber-sinar-X. Dari Gambar 5. dapat dilihat bahwa semakin besar jarak MPD ke sumber sinar-x, dosis radiasi yang kedeteksi menurun secara signifikan. Tampak bahwa penurunan dosis radiasi berbanding terbalik dengan jarak kuadrat, sesuai dengan Inverse Square Law (ISL). Hasil pengukuran pada jarak 60 cm, dosis radiasi yang diukur 1,439 mgy. Sesuai dengan ISL, bila jarak dari sumber radiasi meningkat dua kali lipat, maka dosis akan menurun menjadi 1/4 dari semula, yaitu sekitar 0,35 mgy. Dalam pengukuran ini, pada jarak 120 cm dosis sebesar 0,324 mgy. Selanjutnya dilakukan pengukuran tegangan, untuk variasi jarak MPD-sumber sinar-x. Hasil pengukuran tegangan untuk variasi jarak ditunjukkan oleh Gambar 6. Dari Gambar 6. dapat dilihat bahwa perubahan nilai jarak MPD terhadap sumber sinar-x tidak berpengaruh terhadap nilai tegangan terukur. Perbedaan penyimpangan nilai tegangan yang terukur dengan tegangan yang diset ditunjukkan dan tegangan terukur rata-rata oleh Tabel 1. Tampak bahwa penyimpangan dari tegangan yang diset di bawah 2%. Juga tampak bahwa penyimpangan dari tegangan rerata paling tinggi hanya 0,141% yaitu pada jarak MPDsumber sinar-x 70 cm. Ini menunjukkan jarak MPD dan sumber-sinar-x tidak berpengaruh terhadap pengukuran tegangan. Tabel 1. Perbedaan penyimpangan nilai tegangan yang terukur dengan tegangan yang diset dan tegangan terukur rata-rata No Jarak (cm) Tegangan terukur (kv) dari Tegangan yang diset (%) Tegangan dari rata-rata (%) 1 60 70,95 1,34 0,123 2 70 70,94 1,32 0,141 3 80 70,99 1,39 0,070 4 90 71,00 1,41 0,056 5 100 71,11 1,56 0,098 6 110 71,03 1,45 0,014 7 120 71,11 1,56 0,098 8 130 71,13 1,59 0,126 9 140 71,07 1,51 0,042 10 150 71,07 1,51 0,042 11 160 71,04 1,46 0 30

Youngster Physics Journal ISSN : 2302-7371 Vol. 2, No. 1, April 2013, Hal 27-34 4.2 Variasi Luas Lapangan Sinar-X. Sebelum dilakukan pengukuran nilai tegangan untuk variasi luas lapangan sinar-x, terlebih dahulu juga dilakukan pengukuran dosis. Efek luas lapangan sinar-x terhadap dosis dapat ditunjukkan oleh Gambar 7. Dapat dilihat bahwa luas lapangan sangat berpengaruh terhadap dosis sinar-x yang terukur. Semakin besar lapangan sinar-x yang digunakan, dosis juga mengalami kenaikan. Hal ini disebabkan, luas lapangan radiasi semakin besar akan menghasilkan hamburan radiasi yang semakin besar, sehingga dosis yang terukur meningkat. Gambar 7. Grafik dosis radiasi terhadap perubahan luas lapangan Sinar-X. Sementara hasil nilai tegangan terukur, untuk variasi luas lapangan sinar-x dapat dilihat pada Gambar 8. Dari Gambar 8. dapat dilihat perubahan luas lapangan sinar-x tidak berpengaruh terhadap nilai tegangan terukur. Hal ini dikarenakan energi radiasi yang memasuki detektor relatif tidak berubah, meskipun dari sisi dosis radiasi yang mengenai detektor meningkat. Sementara perbedaan penyimpangan nilai tegangan yang terukur dengan tegangan yang diset dan tegangan terukur rata-rata ditunjukkan oleh Tabel 2. Tabel 2. Perbedaan penyimpangan nilai tegangan yang terukur dengan tegangan yang diset dan tegangan terukur rata-rata untuk variasi luas lapangan sinar-x No Luas lapangan radiasi (cm 2 ) Tegangan terukur (kv) dari Tegangan yang diset (%) Tegangan dari rata-rata (%) 1 4x4 70,08 0,114 0,171 2 6x6 70,06 0,086 0,143 3 8x8 69,91 0,123 0,071 4 10x10 69,99 0,0143 0,042 5 15x15 69,96 0,0572 0 6 20x20 69,91 0,129 0,071 7 30x30 69,87 0,186 0,128 8 40x40 69,89 0,157 0,1 Tampak dari Tabel 2. bahwa penyimpangan dari tegangan yang diset di bawah 2%. Juga tampak bahwa penyimpangan dari tegangan rerata paling tinggi hanya 0,143% yaituntuk luas lapangan sinar-x 6x6 cm 2. Ini menunjukkan jarak MPD dan sumber-sinar-x tidak berpengaruh terhadap pengukuran tegangan. Dalam buku manual MPD, tidak ditemukan luas lapangan yang direkomendasikan, kecuali batas minimal lapangan yaitu tidak boleh lebih kecil dari 3x12 cm 2, karena luas detektor aktif memiliki ukuran tersebut [4]. 4.3 Variasi Posisi Detektor Gambar 8. Grafik nilai tegangan terukur untuk variasi luas lapangan Sinar-X Hasil pengukuran dosis radiasi untuk perubahan posisi MPD dari pusat berkas radiasi dapat dilihat pada gambar 9. 31

Tegangan (kv) Evi Handriani B S, dkk Pengaruh Variasi Jarak Detektor... Gambar 9. Grafik dosis radiasi terhadap perubahan posisi MPD dari pusat berkas radiasi Dari Gambar 9. tampak profil dosis radiasi. Pada posisi MPD di tengah berkas radiasi (atau jarak 0 cm dari pusat berkas radiasi) hingga jarak 3 cm dari pusat berkas radiasi, MPD memberikan bacaan dosis radiasi yang relatif stabil. Namun pada pinggir lapangan radiasi dari 3 cm 5 cm, dosis menurun secara cepat. Kemudian di luar lapangan sinar-x yaitu pada jarak lebih dari 5 cm, dosis radiasi mendekati 0 mgy. Hal tersebut dikarenakan dosis yang terdeteksi oleh radiasi hanya sedikit atau hanya dosis hamburan yang berada disekitar lapangan radiasi. Sedangkan pengukuran nilai tegangan untuk perubahan posisi MPD terhadap pusat berkas radiasi dapat dilihat pada gambar 10. 90 85 80 75 70 65 60 55 50 0 2 4 6 8 10 Gambar 10. Nilai tegangan terukur pada perubahan posisi detektor dari pusat berkas radiasi. cukup dekat dengan lapangan radiasi) memberikan bacaan nilai tegangan yang relatif sama. Sementara perbedaan penyimpangan nilai tegangan yang terukur dengan tegangan yang diset dan tegangan terukur rata-rata ditunjukkan oleh Tabel 3. Tampak dari Tabel 3. bahwa penyimpangan dari tegangan yang diset paling besar hanya 2,17%. Juga tampak bahwa penyimpangan dari tegangan rerata paling tinggi hanya 1,99% yaitu pada posisi MPD 4 cm dari berkas radiasi. Ini menunjukkan posisi MPD dari pusat berkas radiasi tidak berpengaruh terhadap pengukuran tegangan. Yang menarik adalah bahwa di luar lapangan radiaisi, yaitu pada posisi detektor 5 hingga 10 cm dari pusat berkas radiasi, MPD masih memberikan bacaan tegangan yang valid. Hal ini karena disekitar lapangan radiasi masih terdapat hamburan sinar-x yang memiliki energi relatif sama dengan radiasi yang digunakan dan MPD masih cukup sensitive untuk menangkap radiasi tersebut. Tabel 3. Perbedaan penyimpangan nilai tegangan yang terukur dengan tegangan yang diset dan tegangan terukur rata-rata untuk perubahan posisi MPD dari pusat berkas radiasi No Posisi Detektor (cm) Tegangan terukur (kv) dari Tegangan yang diset (%) Tegangan dari rata-rata (%) 1 0 69,95 0,071 0,186 2 1 69,91 0,128 0,128 3 2 70,05 0,071 0,329 4 3 70,02 0,028 0,286 5 4 71,21 1,69 1.99 6 5 68,95 1,52 1,24 7 6 68,51 2,17 1,87 8 7 68,55 2,11 1,82 9 8 69,26 1,07 0,802 10 9 70,61 0,864 1,13 11 10 71,06 1,49 1,77 Dari gambar 10. tampak bahwa dosis di dalam dan di luar lapangan radiasi (masih 32

Youngster Physics Journal ISSN : 2302-7371 Vol. 2, No. 1, April 2013, Hal 27-34 V. KESIMPULAN Dari penelitian yang telah dilakukan, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Variasi jarak MPD terhadap sumber sinar-x tidak berpengaruh terhadap tegangan terukur. tegangan dari rata-rata yang paling besar hanya 0,141 % dan, dari tegangan yang diset 1,59 %. [6] Robin, J. W., 1978, Principles of Radiological Physics, 2 nd edition, Mosby,New York. [7] Bushberg, J.T., Siebert, J.A., Leidholdt, E.M. dan Boone, J.M., 2002, The Essential Physics of Medical Imaging, Baltimore: Williams and Wilkins 2. Variasi Luas lapangan sinar-x tidak berpengaruh terhadap nilai tegangan radiasi yang terukur oleh MPD. tegangan dari rata-rata yang paling besar hanya 0,171 % dan dari tegangan yang diset 0,186%. 3. Variasi posisi detektor radiasi dari pusat berkas radiasi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap nilai tegangan yang terukur oleh MPD. Pada variasi posisi detektor, penyimpangan tegangan dari rata-rata yang paling besar hanya 1,99 % dan dari tegangan yang diset 2,11 %. DAFTAR PUSTAKA [1] Bushong S. C., 2001, Radiologic Science for Technologist: Physic, Biology and Protection, Seventh Edition. Toronto : Mosby Co. [2] Kementrian Kesehatan RI, 2009, Pedoman Kendali Mutu (Quality Control) Peralatan Diagnostik, NOMOR 1250/MENKES/ SK/XII/2009. [3] AAPM, 2002, AAPM Report No.74 Quality Control in Diagnostic Radiology, Medical Physics Publishing. [4] RTI Electronics, 2010, Barracuda and QABrowser: Reference Manual, RTI article number: 9620501-00 [5] Meredith W. J.,1987, Fundamental Physics of Radiology, John Wrigth and Son Ltd, Bristol. 33

Evi Handriani B S, dkk Pengaruh Variasi Jarak Detektor... 34