BAB I PENDAHULUAN. kekeluargaan serta sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Tujuan utama

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Koperasi merupakan organisasi ekonomi yang berasaskan kekeluargaan

BAB I PENDAHULUAN. koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-orang atau badan

Ekonomi untuk SMA/MA kelas X. Oleh: Alam S.

Bandung, 04 Maret Pertemuan ke - 2

BAB II URAIAN TEORITIS. Koperasi berasal dari perkataan co dan operation, yang mengandung arti

Koperasi 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. reaksi terhadap sistem perekonomian kapitalisme di Negara-negara

BAB II PENGERTIAN DAN PRINSIP-PRINSIP KOPERASI. Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma

PUSAT TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI PENDIDIKAN

SD kelas 4 - ILMU PENGETAHUAN SOSIAL BAB 7. KOPERASILATIHAN SOAL BAB 7

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. untuk mensejahterakan anggotanya. Umumnya koperasi dikendalikan secara

BAB I PENDAHULUAN. sektor ekonomi dalam perekonomian Indonesia yaitu sektor negara, swasta,

BAB I PENDAHULUAN. transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan negara. dalam UU No. 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara. UU No.

Koperasi. By :

BAB I PENDAHULUAN. Koperasi mengandung makna kerjasama. Definisi koperasi Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. perseorangan, bukan milik investor tetapi milik anggota. Dengan adanya. mendapatkan keuntungan yang dikelola secara lebih efisien.

KOPERASI. Tujuan Pembelajaran

BAB II KAJIAN TEORI. merupakan bentuk analisis untuk membuat data-data tersebut mudah diatur. Semua

PROSEDUR PENJUALAN UNIT PRIMER PADA KOPERASI PT. SUZUKI MANUFACTURING PLANT CAKUNG. Nama : Errika Muharrani NPM : Pembimbing : Dr.

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KOPERASI.

Pengantar Bisnis. Kelebihan dan Kelemahan Bentuk-Bentuk Pemilikan Bisnis. Dinar Nur Affini, SE., MM. Modul ke: Fakultas Ekonomi & Bisnis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dilihat dari segi bahasa, secara umum koperasi berasal dari kata-kata latin yaitu

KONSEP DASAR KOPERASI

ANALISIS SISTEM DAN PROSEDUR AKUNTANSI PIUTANG UNTUK MENILAI PENGENDALIAN INTERN PADA KOPERASI WANITA SEJAHTERA DESA GAYAM KEC.

KOPERASI.. Nomor : 12. Pada hari ini, Kamis, tanggal (sepuluh September dua ribu lima belas).

BAB I PENDAHULUAN. perseorangan atau badan hukum Koperasi, dengan pemisahan kekayaan para

a. Koperasi dimiliki oleh anggota yang bergabung atas dasar sedikitnya ada satu kepentingan ekonomi yang sama.

BAB I PENDAHULUAN. perannya dengan kenyataan ini maka perlu diadakan perbaikkan dan

Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Akuntansi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Perbedaan koperasi dengan arisan maupun perusahaan swasta/negara adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB II GAMBARAN UMUM KOPERASI SERAI SERUMPUN. berdasarkan hasil dari kesepakatan seluruh kepala sekolah SD di Kecamatan Tanjung Pura.

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh laba. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka diperlukan manajemen

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN Sejarah Koperasi Bina Usaha Bersama Yayasan Istiqamah Bandung

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar 1945 menempatkan ekonomi nasionalnya. Undang-Undang Dasar 1945 yang menjadikan koperasi sebagai soko guru

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Dalam Kajian Pustaka ini akan dijelaskan mengenai pengertian-pengertian yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bidang ekonomi. Berdasarkan Undang-Undang No. 25 Tahun 1992 tentang

BAB II LANDASAN TEORI. Kata koperasi berasal dari bahasa Latin cooperere yang dalam bahasa Inggris

PENGANTAR PERKOPERASIAN

PERANAN HUKUM DALAM KEGIATAN EKONOMI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi yang berjalan demikian pesat mempengaruhi

Pentingnya Koperasi bagi

Pengantar Bisnis. Pertimbangan Menetapkan Bentuk Pemilikan Bisnis Alternatif Bentuk Pemilikan Bisnis. Amir Abdat, SE, MM.

URAIAN MATERI. A. Pengertian Koperasi

SMP kelas 9 - EKONOMI BAB 6. Badan UsahaLatihan Soal 6.2

WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN DANA BERGULIR

BAB I PENDAHULUAN. ideologi Negara, yaitu Pancasila serta Undang undang Dasar 1945.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Koperasi merupakan tonggak utama pembangunan ekonomi Indonesia.

ANALISIS PERKEMBANGAN MODAL SENDIRI DAN PEMBERIAN PINJAMAN UNTUK MENINGKATKAN SISA HASIL USAHA PADA KOPERASI KREDIT CU MANDIRI TEBING TINGGI

KOPERASI. Published by : M Anang Firmansyah

PEMERINTAH KABUPATEN LUWU TIMUR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III TINJAUAN TEORITIS. dengan harga murah (tidak bermaksud mencari untung) 1.

Menimbang : a. Mengingat : 1.

Pengantar Bisnis. Pertimbangan Menetapkan Bentuk Pemilikan Bisnis Alternatif Bentuk Pemilikan Bisnis. Fatmah Amir Abdat, SE, MM.

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BLITAR SERI C PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLITAR NOMOR 6 TAHUN 2012

BAB II LANDASAN TEORITIS

BUPATI BADUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG PENYERTAAN MODAL DAERAH PADA KOPERASI PEGAWAI BINA SEJAHTERA

PERATURAN DAERAH KOTA TERNATE NOMOR 03 TAHUN 2003 TENTANG PEDOMAN PENGEMBANGAN KOPERASI DAN USAHA KECIL MENENGAH DALAM DAERAH KOTA TERNATE

BAB I PENDAHULUAN. tingkat persaingan perusahaan untuk mendapatkan laba, diperlukan berbagai

BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 15 TAHUN 2017 TENTANG PEMBERDAYAAN DAN PERLINDUNGAN KOPERASI

PROSEDUR PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN UNIT SIMPAN PINJAM KOPERASI PEGAWAI SATRIA BATARA PT. BANK BTN (Persero) CABANG PURWOKERTO

LANDASAN TEORI. dengan masalah penelitian.landasan teori diperlukan untuk menjelaskan konsep konsep

BAB I PENDAHULUAN. demokrasi ekonomi terdapat unsur-unsur usaha koperasi. perkoperasian menegaskan bahwa: Pasal 33 ayat (1) menyatakan bahwa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan ekonomi yang sangat pesat menyebabkan terjadinya

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 20 SERI E

SISA HASIL USAHA KOPERASI (SHU KOPERASI)

Definisi Koperasi adalah bekerja bersama dengan orang lain untuk mencapai tujuan tertentu.

BAB I PENDAHULUAN. dalam hal pemberian kredit modal kerja. Koperasi adalah salah satu badan usaha

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesejahteraan masyarakat dimana kegiatannya berlandaskan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Koperasi Unit Desa (KUD) Anugerah

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 21 TAHUN 2006 TENTANG BADAN USAHA MILIK DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBRANA,

BAB II RUANG LINGKUP KOPERASI MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN 1992 TENTANG PERKOPERASIAN DAN UNDANG-UNDANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 4 TAHUN : 2009 SERI : E PERATURAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 7 TAHUN 2009

TATA CARA PENDIRIAN KOPERASI

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. adalah sektor negara, sektor swasta, dan sektor koperasi. Koperasi adalah salah satu

OLEH ASISTEN DEPUTI TATALAKSANA KOPERASI DAN UKM DEPUTI BIDANG KELEMBAGAAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM Bogor, 28 Januari 2016

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perkumpulan yang beranggotakan orang atau badan-badan yang memberikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLITAR NOMOR 6 TAHUN 2012

PEMERINTAH KOTA BATU PERATURAN DAERAH KOTA BATU

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. telah menarik banyak pihak untuk mengetahui lebih dalam tentang koperasi. Koperasi

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Koperasi menurut Drs. Mohamad Hatta adalah usaha bersama untuk memperbaiki nasib penghidupan ekonomi berdasarkan tolong menolong. Semangat tolong menolong tersebut didorong oleh keinginan memberi jasa kepada kawan berdasakan 'seorang buat semua dan semua buat seorang'. Koperasi sangat relevan dengan sistem demokrasi ekonomi Indonesia, dimana kegiatan ekonomi dilandasi oleh rasa gotong royong, kekeluargaan serta sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Tujuan utama koperasi sesuai pasal 3 UU no.25 tahun 1995 yaitu "Koperasi bertujuan untuk memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil, dan makmur berlandaskan Pancasila dan Undang Undang Dasar 1945". Koperasi melakukan kegiatan usaha dengan menerapkan azas kekeluargaan sesuai yang terkandung dalam Undang Undang Dasar 1945 pasal 33 ayat 1 yang menyatakan bahwa "Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas azas kekeluargaan". Prinsip koperasi di Indonesia antara lain keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka, pengelolaan dilakukan secara demokratis, 1

pembagian sisa hasil usaha dilakukan secara adil sebanding dengan besarnya jasa usaha masing-masing anggota, pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal, serta kemandirian. Ciri utama yang membedakan koperasi dengan badan usaha lainnya adalah keanggotaan yang bersifat sukarela, adanya prinsip demokrasi dalam pengambilan keputusan serta bagi ke-ikutsertaan anggota, sisa hasil usaha yang dibagikan atas perimbangan jasa usaha atas koperasi, koperasi bukan merupakan akumulasi modal, koperasi dapat berdiri sendiri tanpa adanya ketergantungan terhadap pihak lain serta melaksanakan prinsip pendidikan koperasi dan bekerja sama antar koperasi. Kegiatan utama koperasi adalah melayani kepentingan anggota, dan mengutamakan kepentingan anggota. Koperasi harus mampu memenuhi kebutuhan anggota sesuai dengan jenis koperasi. Struktur Organisasi dan Pembagian Tugas dalam koperasi yaitu Rapat anggota tahunan, Dewan Pengurus, Badan Pengawas Aktivitas Usaha. Bidang usaha yang dijalankan oleh koperasi adalah usaha simpan pinjam, usaha penjualan barang konsumsi usaha jasa tenaga kerja, usaha pengadaan alat tulis kantor dan usaha fotocopy. Koperasi mempunyai watak ekonomi sosial dimana koperasi merupakan soko guru dalam perekonomian Indonesia. Faktanya walaupun dianggap sebagai soko guru perekonomian namun koperasi dipandang sebelah mata sehingga berakibat minimnya jumlah koperasi dibandingkan dengan bentuk usaha lain seperti Perseroan Terbatas (PT) maupun 2

Persekutuan Komanditer (CV). Data pada Kementrian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah pada bulan Desember 2014 menyebutkan bahwa jumlah koperasi di Indonesia sebanyak 209.488 unit dengan jumlah anggota sebanyak 36.443.953 jiwa. Angka ini hanya sebesar 15,3% dari seluruh jumlah penduduk Indonesia. Nilai ini sangat kecil jika dibandingkan dengan banyaknya penduduk yang bergantung pada bentuk usaha lain. Rendahnya partisipasi masyarakat dalam berpartisipasi pada kegiatan koperasi disebabkan karena minimnya kepercayaan masyarakat terhadap koperasi. Faktor yang menyebabkan rendahnya kepercayaan masyarakat terhadap koperasi antara lain tingkat profesionalitas. Dalam praktiknya, masih banyak koperasi terutama koperasi simpan pinjam yang melakukan kegiatan usaha dengan sistem manual dan belum terkomputerisasi, sehingga data yang di input bisa saja hilang tanpa ada arsip yang disimpan. Dalam koperasi simpan pinjam sumber utama pemasukan berasal dari Sisa Hasil Usaha (SHU) sehingga dalam menerima angsuran dari anggota merupakan hal yang patut diperhatikan dengan seksama karena dapat memicu terjadinya kesalahan pencatatan ataupun tindakan kecurangan lainnya sehingga dalam peneriman kas dari anggota memiliki risiko yang sangat tinggi. Bahkan terkadang dijadikan celah oleh koperasi yang tidak bertanggung jawab untuk melarikan uang yang telah disetor oleh anggota. 3

Hal ini berakibat pada rendahnya kepercayaan masyarakat terhadap badan usaha koperasi dan akan lebih memilih badan usaha lain yang dinilai lebih bonafit dan profesional serta memiliki jaminan keamanan atas investasi yang telah ditanamkan. Oleh karena itu, manajemen kas memiliki peranan yang sangat penting di dalam koperasi dalam kaitannya terhadap penilaian kas, pencatatan kas dan prosedur kas sehingga dapat memberikan gambaran tentang untung ruginya dilaksanakan penjualan usaha secara kas. Koperasi Simpan Pinjam LUMINTU didirikan pada tahun 2010 oleh ibu-ibu PKK dusun Gemahan RT 03 Ringinharjo Bantul Kabupaten Bantul Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Modal awal untuk mendirikan koperasi diperloleh dari dana hibah yang diberikan oleh Pemerintah Kabupaten Bantul sebesar Rp10.000.000,- (sepuluh juta rupiah). Koperasi Simpan Pinjam LUMINTU mempunyai 3 (tiga) orang karyawan yang merangkap sebagai pengurus yakni Ketua, Sekretaris, serta Bendahara. Hingga saat ini anggota dari Koperasi Simpan Pinjam LUMINTU mencapai 53 orang. Dalam praktiknya penerimaan setoran angsuran dilakukan oleh pengurus dan dapat dibayarkan kepada dua orang, selain itu uang yang sudah disetorkan sebelum jatuh tempo disimpan oleh salah satu pengurus sehingga rawan terjadi kecurangan. Pembukuan administrasi dilakukan oleh sekretaris koperasi dan bagian akuntansi dilakukan oleh Bendahara koperasi. Hal ini mempunyai risiko tinggi dan dapat menimbulkan 4

kecurigaan karena sistem pengorganisasian yang kurang baik. Dibutuhkan tenaga ahli yang dapat memberikan pengarahan mengenai pemisahan tugas serta pencatatan akuntansi yang sesuai dengan Prinsip Akuntansi Berstandar Umum (PABU) serta PSAK pada Koperasi Simpan Pinjam LUMINTU agar tidak terjadi sistem penerimaan kas yang profesional dan terarah. Berdasarkan atas hasil uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa sistem penerimaan kas yang profesional dapat meningkatkan tingkat kepercayaan masyarakat untuk dapat berpartisipasi aktif pada kegiatan usaha koperasi yang sesungguhnya akan lebih menguntungkan dibandingkan dengan badan usaha lainnya. Hal tersebut mendorong penulis untuk menyusun Tugas Akhir dengan judul :"SISTEM DAN PROSEDUR PENERIMAAN KAS PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM LUMINTU KABUPATEN BANTUL" B. RUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang masalah di atas, pokok permasalahan yang akan di bahas dalam tugas akhir ini adalah bagaimana sistem penerimaan kas pada Koperasi Simpan Pinjam LUMINTU Kabupaten Bantul yang meliputi : 1. Bagaimana sistem dan prosedur penerimaan kas pada Koperasi Simpan Pinjam LUMINTU? 2. Bagaimana pengendalian internal sistem penerimaan kas pada Koperasi Simpan Pinjam LUMINTU Kabupaten Bantul? 5

C. TUJUAN PENULISAN Tujuan penulis dalam melaksanakan penelitian ini antara lain untuk : 1. Mengetahui sistem dan prosedur penerimaan kas pada Koperasi Simpan Pinjam LUMINTU Kabupaten Bantul. 2. Mengetahui pengendalian internal sistem penerimaan kas pada Koperasi Simpan Pinjam LUMINTU Kabupaten Bantul. D. MANFAAT PENULISAN Dengan dilaksanakannya penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut : 1. Bagi anggota koperasi Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada anggota mengenai sistem penerimaan kas pada Koperasi Simpan Pinjam LUMINTU Kabupaten Bantul sehingga anggota dapat mengetahui sistem penerimaan kas yang transparan dan akuntabel. 2. Bagi Kreditur Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada kreditur dalam memberikan pinjaman modal kepada Koperasi Simpan Pinjam LUMINTU Kabupaten Bantul. 3. Bagi Mahasiswa Penelitian ini diharapkan mampu menjadi penerapan teori yang telah didapatkan mahasiswa selama masa studi. 6

E. KERANGKA PENULISAN Koperasi Simpan Pinjam LUMINTU Belum ada pemisahan pencatatan Teori Sistem Informasi Pembagian tugas dan fungsi belum jelas Belum ada terdapat Sistem dan prosedur penerimaan kas Kesimpulan Gambar 1 Kerangka Penulisan Langkah pertama dalam analisis sistem pada Koperasi Simpan Pinjam LUMINTU Kabupaten Bantul dimulai dengan melakukan observasi di lapangan serta melakukan wawancara dengan narasumber 7

yaitu Ketua Koperasi Simpan Pinjam LUMINTU Kabupaten Bantul, jika hasil observasi serta wawancara menunjukkan hasil yang kurang baik maka penulis akan membuat sistem penerimaan kas yang sesuai, kemudian sistem yang telah dibuat diuji, setelah melakukan pengujian sistem kemudian dilakukan penerapan atas sistem yang telah disusun. F. SISTEMATIKA PENULISAN Sistematika penulisan pada Tugas Akhir dengan judul Sistem Penerimaan Piutang pada Koperasi Simpan Pinjam LUMINTU Kabupaten Bantul terdiri atas : a. Bab I Pendahuluan Bab ini berisi tentang : 1) Latar Belakang Masalah : Bagian ini memuat informasi mengenai hal yang mendasari pengambilan topik TA yaitu keinginan penulis untuk membuat sistem penerimaan piutang yang profesional dan transparan. 2) Rumusan Masalah : Bagian ini merupakan intisari dari masalah yang mendasari pengambilan topik yaitu buruknya sistem penerimaan piutang pada Koperasi Simpan Pinjam LUMINTU Kabupaten Bantul. 3) Manfaat Penulisan : Bagian ini berisi manfaat penulisan antara lain bagi anggota koperasi, bagi kreditur serta bagi mahasiswa. 8

4) Tujuan Penulisan : Bagian ini berisi tujuan penulisan antara lain yaitu melakukan analisis sistem penerimaan piutang yang pada Koperasi Simpan Pinjam LUMINTU Kabupaten Bantul. 5) Metodologi : Bagian ini menjelaskan secara detail mengenai cara yang akan digunakan dalam menganalisis sistem penerimaan piutang pada Koperasi Simpan Pinjam LUMINTU Kabupaten Bantul. 6) Kerangka Penulisan : Bagian ini berisi kerangka pikir penulisan secara umum yang akan ditulis. 7) Sistematika Penulisan : Bagian ini berisi ringkasan bagian dalam tugas akhir. b. Bab II Gambaran Umum Penulisan Bab II dapat dirinci sebagai berikut : 1) Kondisi Umum : Bagian ini menjelaskan secara detail mengenai aktivitas umum dari sistem penerimaan piutang pada Koperasi Simpan Pinjam LUMINTU Kabupaten Bantul. 2) Landasan Teori : Bagian ini merangkum teori yang menjadi dasar dalam pembahasan terkait dengan topik penulisan. 3) Tinjauan Pustaka/Kajian Sebelumnya : Bagian ini merangkum secara umum tentang tulisan ilmiah yang terkait dengan sistem 9

penerimaan piutang pada Koperasi Simpan Pinjam LUMINTU Kabupaten Bantul. 4) Jenis dan/atau Sumber Data : Bagian ini menjelaskan secara rinci jenis data yang digunakan dalam penulisan. c. Bab III Analisis dan Pembahasan Bab III tentang Analisis dan Pembahasan Tugas Akhir dapat berisi tentang: 1) Analisis : Bagian ini mencakup seluruh analisis sistem penerimaan piutang pada Koperasi Simpan Pinjam LUMINTU Kabupaten Bantul, termasuk di dalamnya berisi tabel dan grafik hasil analisis. 2) Interpretasi dan Pembahasan : Bagian ini berisi pembahasan mengenai hasil analisis sistem penerimaan piutang pada Koperasi Simpan Pinjam LUMINTU Kabupaten Bantul, termasuk hasil analisis secara sistematik. d. Bab IV Kesimpulan dan Saran Kesimpulan dan saran merupakan bab terakhir dalam bagian inti Tugas Akhir. Bagian ini merangkum hal yang menjadi pokok bahasan dalam analisis sistem penerimaan piutang pada Koperasi Simpan Pinjam LUMINTU, sedangkan saran bersifat tentatif yaitu apabila terdapat saran ataupun rekomendasi berdasarkan kesimpulan penulisan. 10