BUDIDAYA PEPAYA BERBASIS RAMAH LINGKUNGAN DENGAN TEKNOLOGI KOMPOS AKTIF. (Staf Pengajar Fakultas Pertanian Universitas Jambi) 2

dokumen-dokumen yang mirip
PEMANFAATAN KOMPOS AKTIF DALAM BUDIDAYA PEPAYA ORGANIK DI DESA KASANG PUDAK

TEKNOLOGI BIOGAS PADA PETERNAK SAPI DI DESA KOTA KARANG KECAMATAN KUMPEH ULU

M.Yazid, Nukmal Hakim, Guntur M.Ali, Yulian Junaidi, Henny Malini Dosen Fakutas Pertanian Universitas Sriwijaya ABSTRAK

I. PENDAHULUAN. tanaman padi salah satunya yaitu pemupukan. Pupuk merupakan salah satu faktor

PENERAPAN TEKNOLOGI MIKOTRIDERM BERBASIS 3 in 1 DALAM PEMBIBITAN KARET RAKYAT

PENINGKATAN PENDAPATAN MASYARAKAT MELALUI USAHA KOMPOS BOKASHI, BUDIDAYA SAYUR DAN JAMUR MERANG ABSTRAK

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris dengan sektor pertanian sebagai sumber. penduduknya menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian.

PENGENALAN TEKNIK USAHATANI TERPADU DI KAWASAN EKONOMI MASYARAKAT DESA PUDAK

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

PENGARUH BERBAGAI JENIS BAHAN ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN CABAI (Capsicum annum L.)

BAB I PENDAHULUAN. tahun 2009 sekitar ton dan tahun 2010 sekitar ton (BPS, 2011).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Jurnal Pengabdian pada Masyarakat No. 55 Tahun 2013, ISSN:

III. KERANGKA PEMIKIRAN. usahatani, pendapatan usahatani, dan rasio penerimaan dan biaya (R-C rasio).

Pemanfaatan Jerami Padi sebagai Pupuk Organik In Situ untuk Memenuhi Kebutuhan Pupuk Petani

INTRODUKSI TEKNOLOGI KOMPOSTER BERBASIS MOL PADA KELOMPOK WANITA TANI DI DESA SEBAPO KECAMATAN MESTONG KABUPATEN MUARO JAMBI

IbM KELOMPOK PKK DUSUN SUKAREJO DAN DUSUN KARANGHARJO DALAM PEMANFAATAN PEKARANGAN DENGAN INTRODUKSI PADI METODE SRI DI POT BERBASIS MOL PUEYEM

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pertanian modern atau pertanian anorganik merupakan pertanian yang

Johanis A. Jermias; Vinni D. Tome dan Tri A. Y. Foenay. ABSTRAK

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG PENGEMBANGAN PERTANIAN ORGANIK DI KABUPATEN JEMBRANA

VI. ANALISIS USAHATANI DAN EFEKTIVITAS KELEMBAGAAN KELOMPOK TANI

Logista Vol. 1 No.2 Tahun 2017 Jurnal Ilmiah Pengabdian kepada Masyarakat ISSN:

BUPATI MADIUN SALINANAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 35 TAHUN 2014 TENTANG

Jurnal Pengabdian Masyarakat Peternakan ISSN: Vol. 2 No. 1 Tahun 2017 PENGOLAHAN LIMBAH TERNAK DI KELOMPOK PETERNAK MAULAFA

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. kesempatan kerja, dan peningkatan pendapatan masyarakat. Sektor pertanian

INTRODUKSI BUDIDAYA SAYURAN ORGANIK MENGGUNAKAN PIPA PARALON DI DESA TANJUNG SETEKO KECAMATAN INDRALAYA UTARA KABUPATEN OGAN ILIR

VI. ANALISIS BIAYA USAHA TANI PADI SAWAH METODE SRI DAN PADI KONVENSIONAL

PENINGKATAN EKONOMI MASYARAKAT MELALUI PENINGKATAN PRODUKTIFITAS TERNAK SAPI POTONG DI KELURAHAN MERDEKA KECAMATAN KUPANG TIMUR KABUPATEN KUPANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan sektor yang penting dalam pembangunan. Indonesia, yaitu sebagai dasar pembangunan sektor-sektor lainnya.

PENGEMBANGAN KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (KRPL) Bunaiyah Honorita

PENGEMBANGAN DODOL WORTEL DESA GONDOSULI KECAMATAN TAWANGMANGU KABUPATEN KARANGANYAR

I. PENDAHULUAN. atau jamu. Selain itu cabai juga memiliki kandungan gizi yang cukup

TINJAUAN PUSTAKA. meramu bahan-bahan kimia (anorganik) berkadar hara tinggi. Misalnya, pupuk urea

WALIKOTA YOGYAKARTA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR : 11 TAHUN 2014 TENTANG

III. METODE PENELITIAN. A. Definisi Operasional, Pengukuran, dan Klasifikasi. yang digunakan dalam penelitian ini untuk mendapatkan data yang

PENGARUH MANAJEMEN JERAMI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI SAWAH (Oryza sativa L.) Oleh: MUDI LIANI AMRAH A

I. PENDAHULUAN. Teknologi revolusi hijau di Indonesia digulirkan sejak tahun 1960 dan

I. PENDAHULUAN. digunakan baik untuk konsumsi rumah tangga maupun industri makanan. Tidak

I. PENDAHULUAN. ini belum mampu memenuhi kebutuhannya secara baik, sehingga kekurangannya

PENGEMBANGAN SISTEM INTEGRASI TANAMAN TERNAK MENDUKUNG PERTANIAN ORGANIK

TINJAUAN PUSTAKA. definisi sempit dan pertanian organik dalam definisi luas. Dalam pengertian

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Petunjuk Teknis Lapang PTT Padi Sawah Irigasi...

I PENDAHULUAN. Kegagalan dalam memenuhi kebutuhan pokok akan dapat menggoyahkan. masa yang akan datang IPB, 1998 (dalam Wuryaningsih, 2001).

II. TINJAUAN PUSTAKA

KAJIAN PEMANFAATAN LIMBAH SAWIT PADA PEMBUATAN PUPUK ORGANIK GUNA MENDUKUNG PENGEMBANGAN SAYURAN ORGANIK DI KALIMANTAN BARAT

I. PENDAHULUAN. melalui perluasan areal menghadapi tantangan besar pada masa akan datang.

X. REKOMENDASI KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KAWASAN AGROPOLITAN BERKELANJUTAN BERBASIS PETERNAKAN SAPI POTONG TERPADU DI KABUPATEN SITUBONDO

PENERAPAN IPTEKS. Pemanfaatan Limbah Usaha Pemotongan Ayam dan Pertanian Untuk Penyediaan Pupuk Organik Cair dan Produksi Tanaman Organik

I. PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN. manusia tidak bisa mempertahankan eksistensinya atau hidupnya. Masalah

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 122/Permentan/SR.130/11/2013 TENTANG

I. Pendahuluan. II. Permasalahan

ANALISIS FAKTOR EKSTERNAL DAN INTERNAL PELAKSANAAN MINAPADI DI DESA PAYAMAN NGANJUK

I. PENDAHULUAN. melaksanakan usaha-usaha yang paling baik untuk menghasilkan pangan tanpa

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS TEKNOLOGI MODEL RUMAH PANGAN LESTARI DI KECAMATAN KUMPEH ULU

INTRODUKSI TEKNOLOGI PERTANIAN RAMAH LINGKUNGAN BERBASIS REUSE, REDUCE DAN RECYCLE (3R) DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN PETANI 1

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan Ekonomi Masyarakat di Kabupaten Tanah Datar Bergerak disektor Pertanian dan Peternakan.

Pemanfaatan dan Pengolahan Pupuk Organik Dari Limbah Tanaman Jagung Dan Kulit Coklat

GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 38 TAHUN 2012 TENTANG

TITOJER SEBAGAI PUPUK ALTERNATIF UNTUK MENINGKATKAN HASIL PADI

BAB I PENDAHULUAN. kandungan gizi cukup, nilai ekonomis tinggi serta banyak digunakan baik untuk

I. PENDAHULUAN. jagung juga digunakan sebagai bahan baku industri, pakan ternak dan industri

PELATIHAN DAN IMPLEMENTASI BUDIDAYA SAYURAN ORGANIK DI KELURAHAN LINGKAR SELATAN KOTA JAMBI 1 Novalina, Zulkarnain, Wilma Yunita dan Yusnaini 2

BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT

3. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen (Lembaran Negara Republik

BAB I PENDAHULUAN. Bionutrien merupakan suatu bahan organik yang mengandung nutrisi yang

I. PENDAHULUAN. menjadi suatu keharusan, agar produksi dapat menunjang permintaan pangan yang

I. PENDAHULUAN. terpadu dan melanggar kaidah pelestarian lahan dan lingkungan. Eksploitasi lahan

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG

PRESENTASI SINGKAT KAJIAN PENGOLAHAN PUPUK ORGANIK CAIR DAN PADAT DARI LIMBAH TERNAK YANG DIPERKAYA DENGAN MOL SERTA APLIKASINYA PADA TANAMAN

I. PENDAHULUAN. yang cocok untuk kegiatan pertanian. Disamping itu pertanian merupakan mata

I. PENDAHULUAN. Tomat (Lycopersicum esculentum Mill.) merupakan salah satu komoditas

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 74 TAHUN 2013 TENTANG

IPTEKS BAGI WILAYAH (IbW) KOTA SUNGAI PENUH. Trias Novita, Hanibal dan M. Sugihartono Staf Pengajar Fakultas Pertanian Universitas Jambi

PEMANFAATAN LIMBAH PETERNAKAN DALAM PENGEMBANGAN SISTEM USAHATANI SAYUR-SAYURAN ORGANIK DI TIMOR TENGAH UTARA

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. Pada awal masa orde baru tahun 1960-an produktivitas padi di Indonesia hanya

SAMBUTAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PADA ACARA PANEN RAYA PADI DI DESA SENAKIN KECAMATAN SENGAH TEMILA KABUPATEN LANDAK

Sri Arnita Abutani, Darlis, Yusrizal, Metha Monica dan M. Sugihartono 2

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

LAPORAN KEGIATAN PELATIHAN BUDIDAYA SAYUR-SAYURAN KELOPOK TANI LILI BONA, DESA NEFOKO, KECAMATAN MOLLO UTARA, KABUPATEN TIMOR TENGAH SELATAN

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Pengembangan Sayuran Organik Tersertifikasi di Kecamatan Baturiti, Kabupaten Tabanan, Propinsi Bali 1) I Gusti Putu Ratna Adi 2)

BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI PENAJAM PASER UTARA

POHON KINERJA TAHUN 2017 DINAS PERTANIAN DAN KETAHANAN PANGAN

I. PENDAHULUAN. cruciferae yang mempunyai nilai ekonomis tinggi. Sawi memiliki nilai gizi yang

I. PENDAHULUAN. Konsumsi kedelai di Indonesia setiap tahun semakin meningkat, seiring dengan

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

PEMANFAATAN KOTORAN KAMBING PADA BUDIDAYA TANAMAN BUAH DALAM POT UNTUK MENDUKUNG PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN

III KERANGKA PEMIKIRAN

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 122/Permentan/SR.130/11/2013 TENTANG

Transkripsi:

BUDIDAYA PEPAYA BERBASIS RAMAH LINGKUNGAN DENGAN TEKNOLOGI KOMPOS AKTIF 1 M. Syarif, 2 Wiwaha Anas Sumadja dan 1 H. Nasution 1 (Staf Pengajar Fakultas Pertanian Universitas Jambi) 2 (Staf Pengajar Fakultas Peternakan Universitas Jambi) ABSTRAK Masyarakat kota Jambi saat ini telah memiliki kesadaran yang cukup tinggi terhadap pangan organik, hal ini terlihat dari banyaknya konsumen yang memilih sayuran dan buah organik dibandingkan sayur dan buah yang dibudidayakan secara konvensional. Permintaan buah pepaya yang dibudidayakan secara ramah lingkungan termasuk salah satu buah yang tinggi permintaannya.kelompok tani Sumber Makmur dan kelompok tani Mawar Melati adalah kelompok tani yang berada di kelurahan Eka Jaya kecamatan Jambi Selatan.. Kedua kelompok tani ini sepakat untuk bermitra dalam program IbM Universitas Jambi. Tahapan pelaksanan program dilakukan dengan beberapa tahapan, yaitu: (I). Pengenalan Program dan Persiapan, (II). Penyuluhan dan Pelatihan, (III). Demonstrasi, Praktek, dan Pemb inaan, (IV). Layanan Konsultasi Teknis, dan (V). Evaluasi Program, dan (VI). Pelaporan Kegiatan. Hasil penerapan program pengabdian yang dilaksanakan terhadap mitra adalah biaya produksi budidaya pepaya khususnya pemakaian pupuk buatan dapat dihemat sampai 50%. Kecukupan hara tanaman berasal dari pupuk kompos aktif berbahan baku kotoran ternak dan limbah panen yang diperkaya dengan mikroba lokal (MOL). Kata Kunci : Kompos aktif, budidaya papaya, ramah lingkungan PENDAHULUAN Permintaan pangan sehat khususnya hortikultura merupakan keniscayaan, terutama bagi masyarakat perkotaan dengan latar belakang berbagai pendidikan dan ekonomi. Masyarakat semakin paham artinya sehat, yang dimulai dari konsumsi makanan yang berasal dari proses budidaya ramah lingkungan. Masyarakat kota Jambi saat ini telah memiliki kesadaran yang cukup tinggi terhadap pangan organik, hal ini terlihat dari banyaknya konsumen yang memilih sayuran dan buah organik dibandingkan sayur dan buah yang dibudidayakan secara konvensional. Di pasar-pasar swalayan dalam kota Jambi permintaan terhadap sayur organik dan buah organik cukup tinggi, mencapai 123 ton per bulan ( Survei pasar tahun 2009), sementara di beberapa pasar tradisional sayuran organik dan buah organik juga diminati banyak masyarakat, diperkirakan 40% konsumen pasar tradisional sudah menkonsumsi pangan organik. Walaupun demikian, produk organik yang beredar di pasar Kota Jambi sangat terbatas baik jumlah maupun ragamnya, hal ini dikarenakan masih belum tingginya minat dan pengetahuan petani memproduksi sayuran dan buah organik. Kelompok tani Sumber Makmur merupakan kelompok wanita tani dengan ketuanya ibu Sujilah, dibentuk tahun 2009. Kelompok tani ini beralamat di Jl. Liposos I Rt. 10 kelurahan Eka Jaya kecamatan Jambi Selatan. Jumlah anggotanya adalah 16 orang. Semua anggotanya adalah ibuibu rumah tangga dengan profesi sebagai petani. Kelompok tani Sumber Makmur rutin mengadakan pertemuan setiap tanggal 15 setiap bulannya, sehingga komunikasi dan informasi sesama anggota terjalin dengan baik. Komoditas yang diusahakan oleh kelompok wanita tani Sumber Makmur adalah budidaya pepaya, dan beberapa jenis sayuran dalam luasan kecil. Salah satu sumber buahan pepaya kota Jambi berasal dari kelurahan Eka Jaya yang dikelola kelompok wanita tani Sumber Makmur. Kelompok tani Mawar Melati dibentuk tahun 1995, dan jumlah anggota Budidaya Pepaya Berbasis Ramah Lingkungan Dengan Teknologi Kompos Aktif 18

adalah 13 orang. Sebagai ketua kelompok tani adalah bapak Selamat. Mayoritas anggota kelompok tani adalah petani hortikultura, khusus untuk buah-buahan nya adalah pepaya. Permasalahan Mitra program IbM Universitas Jambi adalah tingginya biaya produksi. Dari hasil observasi diketahui petani yang bergabung dalam kelompok tani Sumber Makmur dan Mawar Melati adalah tingginya biaya produksi (pembelian pupuk kandang dan pupuk anorganik serta pestisida). Hal ini disebabkan petani menggunakan pupuk buatan atau anorganik dalam jumlah yang berlebih dari kebutuhan tanaman untuk meningkatkan produksi tanaman. Penggunaan pupuk buatan yang dilakukan adalah pupuk lengkap sesuai dosis anjuran (N, P, K) dan ditambah lagi dengan pupuk kandang ayam. Oleh karena itu petani membutuhkan biaya produksi yang besar. Jenis tanah di kelurahan Eka Jaya adalah Inceptisol. Untuk tanaman hortikultura jenis tanah yang dikehendaki adalah dengan struktur tanah gembur. Kondisi ini diharuskan memakai bahan organik untuk mendapatkan struktur tanah menajdi gembur dan remah sehingga kemampuan tanah menahan air menjadi tinggi, disamping penyediaan unsur hara tanaman. Takaran pemakaian pupuk kandang yang dilakukan oleh kedua Mitra adalah 40 kg pupuk kandang (setara dengan 1 karung) untuk 3 lobang tanam yang diberikan ketika selesai mengolah tanah dan membuat lobang tanam. Kemudian diinkubasi sampai 3 minggu. Selanjutnya ketika selesai benih disemaikan dan siap dipindahkan ke lobang tanam, maka dilanjutkan dengan pemberian pupuk anorganik Khusus pupuk kandang ayam petani mendapatkannya dari kecamatan Kumpeh Kabupaten Muaro Jambi. Harga satu karung ( 20 kg) pupuk kandang ayam adalah Rp. 7.500,- dan ditambah dengan biaya transportasi sekitar Rp. 200.000,-. Jumlah pupuk kandang yang dibutuhkan dalam 1 hektar dengan jarak tanam 2 x 2,5 m adalah 667 karung. Total biaya untuk pembelian pupuk kandang adalah Rp. 5.002.500,- per hektar. Tingginya biaya produksi yang dikeluarkan oleh kedua Mitra tidak diikuti oleh produksi, sehingga dalam analisis usaha tani nya keuntungan yang diperoleh kedua Mitra tidak sebanding dengan ongkos produksi. Oleh sebab itu perlu pengelolaan yang tepat untuk meningkatkan produktivitas lahan dengan input yang tinggi. Input yang tinggi pada dasarnya tidak berarti ongkos produksi menjadi besar. Hal ini dapat dilakukan asalkan petani bisa memanfaatkan sumber-sumber bahan organik yang ada disekitar lahan sebagai sumber hara. Jika petani mempunyai skill dalam pengelolaan dan pemanfaatan bahan organik insitu maka pada akhirnya biaya produksi dapat ditekan. Pemanfaatan bahan organik baik sebagai sumber hara tanaman maupun sebagai biopestisida merupakan langkah awal menuju sistim pertanian ramah lingkungan yang dikenal sistim pertanian organik. Produk yang dihasilkan dengan sistim ini dikenal dengan produk organik dan dari segi kesehatan manusia sangat baik karena tidak ada residu kimia yang terbawa dari hasil panen dan aman dikonsumsi. Dari aspek pelestarian lingkungan maka sistim ini menuju ke sistim pertanian berkelanjutan (sustainable agriculture). Berdasarkan ini maka permasalahan yang dihadapi kedua Mitra adalah dalam rangka mengoptimalkan sumberdaya alam secara berkelanjutan dan dapat diringkas sebagai berikut : 1. Biaya produksi sangat tinggi, terutama untuk pengadaan pupuk (pupuk anorganik dan organik), benih serta pestisida. 2. Rendahnya pengetahuan petani dalam memanfaatkan sumberdaya alam yang ada disekitar lahan sebagai alternatif untuk sumber hara tanaman. 3. Penerapan teknologi terutama dalam pengelolaan sumber hara tanaman yang Budidaya Pepaya Berbasis Ramah Lingkungan Dengan Teknologi Kompos Aktif 19

berasal dari sekitar lahan belum dilakukan. 4. Kurangnya kesadaran petani untuk menerapkan system low cost production pada proses usaha tani mereka disebabkan kurangnya pengetahuan dan informasi. 5. Keterbatasan dana, sarana dan prasarana untuk pengembangan program. Oleh karena itu harus ada upaya perbaikan yang menyeluruh dan terintegrasi dalam usaha tani kedua Mitra dalam rangka meningkatkan produktivitas lahan dengan sisitim pertanian ramah lingkungan. Berdasarkan hal tersebut, dengan penerapan program pengabdian berbasis transfer teknologi dan pengetahuan diharapkan dapat mengatasi masalah ini, dan dapat menjadi solusi dalam membantu petani dalam meningkatkan produktivitas lahan serta menciptakan sistim pertanian ramah lingkungan dan produksi buahbuahan organik. METODE PELAKSANAAN Waktu dan Tempat Pelaksanaan Program PPM telah dilaksanakan dari bulan Mei sampai Oktober 2014 di kelompok tani Sumber Makmur dan Mawar Melati yang berlokasi di desa Kasang Pudak kecamatan Kumpeh Ulu kabupaten Muaro Jambi. Solusi yang Ditawarkan Merujuk kepada permasalahan dan tujuan yang diharapkan, rincian program yang sudah dilaksanakan dalam program PPM yaitu penerapan Ipteks bagi masyarakat benar-benar dapat disesuaikan dengan kondisi petani dan potensi sumber daya alam, yang mencakup sumber daya manusia, ilmu dan teknologi, serta kelembagaan. Tahapan pelaksanan program dilakukan dalam beberapa tahapan, yaitu: (I). Pengenalan Program dan Persiapan, (II). Penyuluhan dan Pelatihan, (III). Demonstrasi, Praktek, dan Pembinaan, (IV). Layanan Konsultasi Teknis, dan (V). Evaluasi Program, dan (VI). Pel aporan Kegiatan. Metode Pendekatan Metode yang digunakan adalah pendidikan kepada masyarakat melalui: Tahap I: Pengenalan program dan persiapan. Pengenalan program rencana kegiatan pengabdian kepada mitra 1 dan 2 dengan menjelaskan secara detail rencana kegiatan yang akan dilakukan. Pada tahap ini dibuat kesepakatan pengaturan rencana kegiatan, jadwal pelaksanaan, dan persiapan pelaksanaan pengabdian, sehingga komitmen mitra untuk berpartisipasi lebih tinggi, serta partisipasi kelompok tani menjadi lebih aktif. Tahap II: Penyuluhan dan Pelatihan Pelaksanaan tahap II dilakukan tanggal dengan metode ceramah dan diskusi yang dilaksanakan di Balai Pertemuan milik mitra 1 dan mitra 2. Penyuluhan dibantu dengan alat multimedia LCD projector dan Film dengan tujuan agar memudahkan peserta penyuluhan dalam memahami materi yang disampaikan. Materi yang diberikan dalam penyuluhan adalah: a. Sistim budidaya organik (nilai tambah dibandingkan dengan metode konvensional) yang ramah lingkungan. b. Penggunaan pupuk kompos aktif sebagai sumber hara dengan sistim bioteknologi dalam pemanfaatan pupuk kandang dan mikroba lokal potensial (MOL) dan pemanfaatan hijauan/gulma serta limbah panen yang sifatnya spesifik lokasi sebagai bahan baku pupuk kompos aktif. c. Menjelaskan keuntungan dan cara pemakaian mikroba lokal, manfaatnya dalam ketersediaan hara tanaman dan sekaligus sebagai bahan proteksi tanaman (biopestisida). Budidaya Pepaya Berbasis Ramah Lingkungan Dengan Teknologi Kompos Aktif 20

Tahap III: Demonstrasi, Praktek, dan Pembinaan Pelaksanaan tahap III dilakukan demonstrasi, dimana tempat demplot ditentukan oleh ketua kelompok tani. Demonstrasi ini dimaksudkan dimana masing-masing peragaan teknologi ini dipastikan petani nantinya bisa melakukan sendiri-sendiri. Demonstrasi pertama adalah cara pembuatan MOL Sayuran. Kemudian demonstrasi cara pembuatan kompos aktif dengan bahan baku pupuk kandang, hijauan dan dekomposernya MOL sayuran. Pembuatan demplot dengan melibatkan peserta dengan tujuan peserta mampu secara mandiri untuk melaksanakan materi yang sudah diberikan. Pembinaan dilakukan secara terus menerus oleh Tim Pelaksana kepada mitra 1 dan mitra 2 untuk memonitor alih teknologi yang sudah dilakukan. Tahap IV: Layanan Konsultasi Teknis. Memberi jasa konsultasi teknis kepada anggota kelompok tani dan masyarakat tentang manajemen budidaya pepaya, baik masalah kesuburan tanah, penyakit dan pengendaliannya, panen dan pasca panen beserta analisis usaha tani. Waktu jasa konsultasi disesuaikan dengan waktu monitoring. Tahap V: Pelaksanaan Evaluasi Evaluasi dilakukan dengan tujuan melihat tingkat keberhasilan pencapaian dari pelaksanaan kegiatan PPM. Pelaksanaan evaluasi dilakukan mulai dari tahap penyuluhan sampai ke tahap pelaksanaan demplot. Tahap VI: Penyusunan laporan Kegiatan penyusunan laporan disusun sesuai dengan kegiatan yang telah dilakukan baik persiapan, pelaksanaan, dan evaluasi yang dilakukan. Pembuatan laporan akhir dilakukan dengan berpedoman pada laporan kemajuan per 1 bulan, dan diakumulasi dalam bentuk laporan kemajuan. Pembuatan laporan akhir dilakukan setelah semua kegiatan lapang selesai dan dilaksanakan dalam waktu 3 minggu di bulan terakhir HASIL DAN PEMBAHASAN Pengenalan Program dan Persiapan Tim PPM mulai melakukan persiapan sejak diumumkan dan disahkannya secara resmi proposal layak untuk didanai. Pengenalan program dilakukan kepada ke dua mitra tanggal 2 Mei 2015. Pertemuan yang dihadiri oleh masing-masing ketua kelompok tani dan sekretarisnya, yaitu bapak Selamat selaku ketua kelompok tani Sumber Makmur dan bapak Mujianto sebagai ketua kelompok tani Mawar Melati. Pengenalan program PPM bertujuan untuk menyusun jadwal pelaksanaan dan sekaligus membuat kesepakatan antara kelompok tani dengan tim PPM untuk bekerjasama dan berpatisipasi aktif dalam transfer teknologi. Pengenalan program PPM juga melibatkan PPL sebagai pendamping sekaligus keterkaitan dengan instansi pemerintah. Penyuluhan dan Pelatihan Kegiatan penyuluhan dilakukan hari Selasa 12 Juni 2015 yang dihadiri sekitar 75% dari masing-masing anggota kelompok tani Penyuluhan pertama dengan materi Budidaya Pepaya dengan Sistim Ramah Lingkungan. Diskusi yang dilakukan setelah pemberian penyuluhan, diketahui petani masih berorientasi kepada sistim pertanian konvensional. Pemakain pupuk buatan dan pestisida kimia secara berlebihan, diyakini mampu meningkatkan hasil tanaman. Lebih lanjut dari diskusi tersebut diketahui juga bahwa petani belum mengetahui dampak negatif dari pemakaian pupuk dan pestisida buatan secara berlebihan terhadap kesehatan manusia, ekosistim dan tanah dan air. Penyuluhan ke dua dilakukan hari Selasa 24 Juni 2015 dengan materi Teknologi Kompos Aktif Penyuluhan dilaksanakan di rumah ketua kelompok tani. Peserta yang mengikuti penyuluhan tentang manfaat kompos aktif sangat Budidaya Pepaya Berbasis Ramah Lingkungan Dengan Teknologi Kompos Aktif 21

antusias, disebabkan petani belum mengetahui tentang kompos yang diperkaya dengan mikroba aktif potensial. Pembuatan kompos dengan aktivator mikroba dekomposer akan mempercepat proses pematangan kompos. Pembuatan kompos secara konvensioanal membutuhkan waktu untuk pematangan 3 4 bulan, sedangkan kompos yang ditambahkan biodekomposer membutuhkan waktu 2 3 minggu. Penambahan mikroba aktif potensial ke dalam bahan kompos, tidak hanya mempercepat pematangan kompos tapi juga bermanfaat untuk tanaman. Sejumlah mikroba mempunyai kemampuan untuk mengeluarkan enzimenzim yang berguna untuk membantu ketersediaan hara. Demonstrasi Pelaksanaan demonstrasi pembuatan pupuk kompos aktif kepada ke dua kelompok tani dilaksanakan hari Kamis tanggal 26 Juni 2015 Partisipasi aktif yang dilakukan anggota kelompok tani adalah dengan menyiapkan hijauan berupa gulma dan sisa limbah panen yang menjadi salah satu Gambar 1. Tanaman pepaya sumber penyusun bahan kompos aktif. Semua bahan yang sudah disiapkan digabung dalam bak kompos, proses selanjutnya seperti yang sudah dijelaskan dalam materi penyuluhan. Pembuatan pupuk kompos aktif sampai panen hanya membutuhkan waktu dua minggu. Dari total bahan yang disiapkan maka pembuatan pupuk kompos dilakukan sampai 5 kali pengomposan. Dihasilkan pupuk kompos aktif sebanyak 2000 kg. Demonstrasi pembuatan mikroorganisma lokal (MOL) dilakukan hari Jumat 27 Juni 2015. Kegiatan ini diikuti oleh peserta dengan semangat Proses pembuatan pupuk kompos aktif dan MOL dapat diselesaikan dengan baik dalam rentang waktu 2 minggu. Selanjutnya benih pepaya disemaikan pada pesemaian yang dilakukan oleh anggota kelompok tani. Proses penyemaian berlangsung 2 3 minggu. Proses pengolahan tanah den sekaligus membuat lobang tanam. Selanjutnya pupuk kompos aktif diberikan per lobang tanam. Bibit siap dipindahkan ke lapangan dan dimasukkan ke dalam lobang tanam. KESIMPULAN Program pengabdian kepada masyarakat kepada kelompok tani Sumber Makmur dan Mawar Melati, diterima dengan baik oleh semua anggota kelompok tani. Partisipasi mitra mencapai 75% dan melebihi dari target yang direncanakan (50%). DAFTAR PUSTAKA BPS. 2010. Muaro Jambi dalam Angka. Badan Pusat Statistik. BPS. 2013. Kecamatan Kumpeh Ulu dalam Angka. Badan Pusat Statistik Demplot tanaman pepaya yang dibuat pada lahan kelompok tani, sampai saat pembuatan laporan baru berumur 6 bulan, sehingga belum bisa menghitung hasil/produksi. Tanaman pepaya panen pada umur 9 12 bulan. Budidaya Pepaya Berbasis Ramah Lingkungan Dengan Teknologi Kompos Aktif 22