Pemilih Pemuda, Sudah Cerdas? Pusat Studi Jepang, Universitas Indonesia Diah Setiawaty Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) www.perludem.or.id, www.rumahpemilu.org @twitter:@perludem/@rumahpemilu FB:Perludem Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi FB: rumahpemilu.org/ setiawaty@gmail.com
Siapa Pemilih Pemula? Mereka yang baru pertama kali memilih Purnawirawan/ Pensiunan TNI
Pemilih Pemula & Pemilih Muda 2014 Data BPS menyebutkan, tidak kurang dari 15-20% pemilih pada Pemilu 2014 adalah pemilih pemula. BPS (sensus penduduk 2010) penduduk usia produktif 26% atau 64 juta penduduk usia 15-19 tahun berjumlah 20.871.086 jiwa. Usia 20-24 tahun berjumlah 19.878.417 orang. Jumlah total pemilih pemula 40.749.503 orang Data Daftar Penduduk Potensial Pemilih Pemilu (DP4) menunjukkan, data pemilih berumur 10 20 tahun berjumlah 46 juta, dan data pemilih berumur 20 30 tahun berjumlah 14 juta.
Kenapa Penting? Potensi Pemuda di Indonesia Bonus Demografi. Besarnya angka usia pemuda yang dimiliki Indonesia saat ini, bisa menjadi penentu masa depan Indonesia yang lebih baik. Laporan Penelitian Mc. Kinsey Institute. Indonesia akan menjadi salah satu dari 7 negara dengan pertumbuhan ekonomi terbesar di dunia pada tahun 2030, melewati Jerman dan Inggris, karena populasi pemuda yang menjaga produktivitas ekonomi Indonesia. Diperkirakan 70% dari populasi Indonesia adalah umur produktif yang berkisar di antara 15-64 tahun pada 18 tahun mendatang.
Tingkat Partisipasi Tingkat partisipasi pemilih terus menurun dari 93% pemilu 1999, menjadi 84% pemilu 2004, dan angka 71% pemilu 2009. Secara konsisten rata-rata penurunan dari tiga periode pemilu sebesar kurang lebih 10 persen. Jumlah suara tidak sah terus mengalami peningkatan dari 3,3 persen pada pemilu 1999, menjadi 9,7 persen pada pemilu 2004, dan melonjak pada angka 14,4 persen pada pemilu 2009.
ANGKA GOLPUT PEMILU LEGISLATIF 39.22% 23.34% 6.67% 8.40% 9.61% 8.39% 9.05% 10.07% 10.40% 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1971 1977 1982 1987 1992 1997 1999 2004 2009
Pemilu Legislatif 1971 : 6,67% Pemilu Legislatif 1977 : 8,40% Pemilu Legislatif 1982 : 9,61% Pemilu Legislatif 1987 : 8,39% Pemilu Legislatif 1992 : 9,05% Pemilu Legislatif 1997 : 10,07% Pemilu Legislatif 1999 : 10,40% Pemilu Legislatif 2004 : 23,34% Pemilu Legislatif 2009: 39,22% Pemilihan Presiden 2004, putaran 1 angka golput: 21,77% Pemilihan Presiden 2004, putaran 2 angka golput 23,37% Pemilihan presiden 2009 angka golput mencapai 27,40% Sumber: Widjanarko Puspoyo, Dari Soekarno Hingga Yudhoyono:Pemilu Indonesia 1955-2009; Jurnal Perempuan, No. 63 Tahun 2009
Jenis-Jenis Golput Golput Administratif Data Kependudukan Kartu Pemilih Golput Teknis Apatis karena kurang pendidikan politik/ sosialisasi Momentum tidak tepat Golput Politis Sadar Untuk Tidak Memilih
Alasan Tidak Mencoblos Keluar kota (liburan) Malas 18.4 17.8 urusan pekerjaan/keluarga 27.8 Sakit 10.8 Kesalahan administratif 3.3 Problem kepercayaan terhadap struktur 8.7 Isu Penyelenggaraan Pilkada yang Negatif 13.2 Sumber: Presentasi Yunarto Wijaya (Direktur Riset Charta Politica)
Election Fact Sheet Pemilu Indonesia mungkin paling rumit di dunia: Ada empat juta petugas di 550.000 TPS, yang tersebar di 17.000 pulau, bertugas mengelola 700 juta surat suara dengan 2.450 desain yang berbeda untuk memfasilitasi pemilihan 19.700 kandidat dalam satu Pemilu presiden dan 532 dewan perwakilan di tingkat nasional dan daerah. Pemilu 2014 Diikuti 12 Parpol di tingkat nasional, dan 3 parpol lokal di Aceh (bandingkan dengan 2009 ada 38 parpol nasional dan 6 parpol lokal di Aceh Ada 6.577 Caleg DPR RI yang bertarung (4.318 Lakilaki, 2.441 Perempuan). 38% Caleg DPR RI adalah perempuan. 77 daerah pemilihan (dapil) untuk DPR RI. Jumlah dapil untuk DPRD provinsi sebanyak 217 dapil dan DPRD kabupaten-kota 1.864 dapil.
Kemana?
Dasar Hukum Pendidikan Politik Oleh Partai UU.No. 2 Tahun 2008 Pasal 11 tentang fungsi partai politik (1) Partai Politik berfungsi sebagai sarana: a. pendidikan politik bagi anggota dan masyarakat luas agar menjadi warga negara Indonesia yang sadar akan hak dan kewajibannya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara; Anggaran dan Pendidikan Politik UU.No.2 Tahun 2008 Jo UU.No.2 Tahun 2011 Pasal 2 ayat 4 AD sebagaimana dimaksud pada ayat (3) memuat paling sedikit: (k) pendidikan politik Pasal 34 ayat 3 a Bantuan keuangan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara/Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diprioritaskan untuk melaksanakan pendidikan politik bagi anggota Partai Politik dan masyarakat. Pasal 34 ayat 3 b Pendidikan Politik sebagaimana dimaksud pada ayat (3a) berkaitan dengan kegiatan:a. pendalaman mengenai empat pilar berbangsa dan bernegara yaitu Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika dan Negara Kesatuan Republik Indonesia;b. pemahaman mengenai hak dan kewajiban warga negara Indonesia dalam membangun etika dan budaya politik; dan c. pengkaderan anggota Partai Politik secara berjenjang dan berkelanjutan.
Dasar Hukum Pendidikan Politik Oleh Partai Peraturan Pemerintah No.83 Tahun 2012 Pasal 2 Bantuan keuangan adalah bantuan keuangan yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara/Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah yang diberikan secara proporsional kepada Partai Politik yang mendapatkan kursi di Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah provinsi, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah kabupaten/kota yang penghitungannya didasarkan atas jumlah perolehan suara, dengan prioritas penggunaan untuk pendidikan politik. Pasal 9 ayat (1) Bantuan keuangan kepada Partai Politik digunakan sebagai dana penunjang kegiatan pendidikan politik dan operasional sekretariat Partai Politik. (2) Bantuan keuangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berasal dari APBN atau APBD. (3) Bantuan Keuangan kepada Partai Politik digunakan untuk melaksanakan pendidikan politik bagi anggota Partai Politik dan masyarakat paling sedikit 60 % (enam puluh persen).
Karakteristik Pemuda
Karakteristik Pemilih Muda 1.Critical Voter 2.Social Influencer 3.Swing Voters
Pengalaman Pendidikan politik oleh Perludem 1. Meliputi tiga Provinsi (Sumatera Utara, Jawa Barat dan Papua) 2. 113 Kuisioner dari Medan dari 115 peserta yang hadir 3. 87 Kuisioner dari 113 peserta hadir di Jayapura 4. 28 Kuisioner dari 56 peserta hadir di Universitas Indonesia 5. Pemilih Pemula rentang usia 14-25 tahun
Ketertarikan Tentang Isu Pemilu dari tiga Daerah(Sumatera Utara (Medan), Jawa Barat (Depok), Papua (Jayapura) Level of Interest about Election Prior to Public Meeting (Medan) Interested (77 peoples) Not interested (31 peoples) not know (4 peoples) not answered (1 people) 4% 1% 27% 68%
Ketertarikan Tentang Isu Pemilu dari tiga Daerah(Sumatera Utara (Medan), Jawa Barat (Depok), Papua (Jayapura) 4.4 Level of Interest to Election Issues Prior to Public Meeting (Jayapura) not know (2 peoples) 2,5% not answered (2 peoples) 2,5 % Interested (41 peoples) 47% Not interested (42 peoples) 48%
Ketertarikan Tentang Isu Pemilu dari tiga Daerah(Sumatera Utara (Medan), Jawa Barat (Depok), Papua (Jayapura) 4.2. Level of Interest about Election Prior to Public Meeting (Universitas of Indonesia) Interested (22 peoples) Not interested (31 peoples) not answered (1 people) 4% 18% 78%
Keinginan untuk Memilih dalam pemilu sebelum dan sesudah Publik Meeting 180 The Willingness to Vote After Attending Public Meeting in Medan 160 140 120 100 80 60 40 20 0 Yes Not Not Know Not Answered After 95 6 12 0 Before 75 25 12 1
Keinginan untuk Memilih dalam pemilu sebelum dan sesudah Publik Meeting 4.16 The Willingness to Vote After Attending Public Meeting in Jayapura 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 Yes Not Not Know Not Answered After 55 14 15 3 Before 36 31 16 4
Keinginan untuk Memilih dalam pemilu sebelum dan sesudah Publik Meeting 45 4.9 The Willingness to Vote After Attending Public Meeting in University of Indonesia 40 35 30 25 20 15 10 5 0 Yes Not Not Know Not Answered After 20 3 3 1 Before 19 4 3 1
Respon terhadap Politik Uang 60 50 52 56 40 37 30 20 10 0 20 20 24 23 15 15 12 11 9 8 6 4 0 Medan Jayapura UI 2 Take the money Take the money not take the money choose the party not chose the party other
Source : facebook internal data 2013, www.factbrowser.com, www.semiocast.com, www.socialbakers.com, www.quintly.com & www.socialmemos.com
Pengguna Facebook dan Twitter (Sumatera Utara (Medan), Jawa Barat (Depok), Papua (Jayapura) 4.4 Number of Facebook and Twitter user in Medan 120 100 80 60 Users 40 20 0 Facebook (104 users) Twitter (74 users)
Pengguna Facebook dan Twitter (Sumatera Utara (Medan), Jawa Barat (Depok), Papua (Jayapura) 4.6 Number of Facebook and Twitter user in Papua 50 45 40 35 30 25 20 15 10 5 0 Facebook (48 users) Twitter (11 users) Users
Pengguna Facebook dan Twitter (Sumatera Utara (Medan), Jawa Barat (Depok), Papua (Jayapura) Number of Facebook and Twitter user in West Java 30 25 20 15 Users 10 5 0 Facebook (26 users) Twitter (26 users)
Keinginan Keterlibatan dalam Sosial Media 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 84 51 47 49 34 28 25 19 18 20 17 3 33 13 13 8 7 9 3 0 0 Medan Jayapura UI reading the posting in fb or twitter about election comment about election information Upload picture about election issues Others retweet or share election information Update status in fb or twitter about election issues invite friends in the social media to care about election
Urgensi atas Pendidikan Politik 120 108 100 80 80 60 40 20 1 3 3 2 4 1 0 Medan Jayapura Not Urgent Not Know Not Answered Urgent
Urgensi atas Pendidikan Politik 4.20 Urgency of Voter Education and Information in University of Indonesia Urgent (89%) Not Urgent Not Know (3%) Not Answered (6%)
Karakteristik Pemilih Muda Penelitian yang dilakukan oleh Hevi Kurnia Hardini, Dosen Muda FISIP UMM terhadap Pemiih Pemula, menjelaskan beberapa perilaku yang ditunjukkan diantaranya; 1. Pemilih Pemula tidak menunjukkan antusiasme dalam menghadapi pemilukada dan mayoritas tidak tertarik untuk ikut serta dalam kampanye politik, namun 72% responden tetap menggunakan hak pilihnya. 2. Ada keinginan besar untuk merasakan pengalaman dengan menggunakan hak pilih, tercermin dari 70% responden menyatakan tetap memilih diantara calon yang ada kendati tidak ada pasangan calon yang sesuai dengan pilihan mereka. Ditambah 60% diantaranya menyatakan setidaknya memberikan pilihan dalam Pilkada. Serta diperkuat 60% responden yang menyatakan keinginan hanya untuk ikut serta dalam pilkada. 3. Pemilih pemula lebih menyukai hal-hal yang mudah dan sederhana untuk dimengerti. Salah satu bentuknya adalah sikap memilih partai lama karena dianggap gampang. Terlalu banyak hal baru yang harus dipahami. Sumber: HeviKurniaHardini, Analisa Model Partisipasi Politik dan Rasionalisasi Penggunaan Hak Pilih Pada Pemilih Pemula, FISIP UMM, 2009.
KESIMPULAN JIKA INGIN PEMIMPIN YANG BERPIHAK KEPADA KEPENTINGAN RAKYAT KITA HARUS IKUT MENENTUKAN! SUARAKAN SUARAMU!