BAB 1 PENDAHULUAN. situasi lingkungannya, misalnya perubahan pola konsumsi makanan, berkurangnya

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. berbagai masalah lingkungan yang bersifat alamiah maupun buatan manusia.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan penyakit non infeksi (penyakit tidak menular) justru semakin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. makanan, berkurangnya aktivitas fisik dan meningkatnya pencemaran / polusi

BAB 1 PENDAHULUAN. aktivitas fisik dan meningkatnya pencemaran/polusi lingkungan. Perubahan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Pola penyakit yang diderita masyarakat telah bergeser ke arah. penyakit tidak menular seperti penyakit jantung dan pembuluh darah,

I. PENDAHULUAN. WHO (2006) menyatakan terdapat lebih dari 200 juta orang dengan Diabetes

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua

BAB 1 : PENDAHULUAN. dari 8,4 juta pada tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta pada tahun Sedangkan

BAB I PENDAHULUAN. pada jutaan orang di dunia (American Diabetes Association/ADA, 2004).

BAB I PENDAHULUAN. menanggulangi penyakit dan kesakitannya (Sukardji, 2007). Perubahan gaya

BAB 1 : PENDAHULUAN. dikendalikan atau dicegah (diperlambat). Diabetes mellitus adalah penyakit metabolisme

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berkembang adalah peningkatan jumlah kasus diabetes melitus (Meetoo & Allen,

BAB I PENDAHULUAN. suatu konsep mengenai perubahan pola kesehatan dan penyakit. Konsep tersebut

BAB I PENDAHULUAN. morbiditas dan mortalitas PTM semakin meningkat baik di negara maju maupun

BAB I PENDAHULUAN. manifestasi berupa hilangnya toleransi kabohidrat (Price & Wilson, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. makan, faktor lingkungan kerja, olah raga dan stress. Faktor-faktor tersebut

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes melitus telah menjadi masalah kesehatan di dunia. Insidens dan

BAB 1 PENDAHULUAN. akibat PTM mengalami peningkatan dari 42% menjadi 60%. 1

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun terus meningkat, data terakhir dari World Health Organization (WHO)

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes melitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit kronis menjadi masalah kesehatan yang sangat serius dan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia Indonesia seutuhnya. Visi Indonesia sehat yang diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. demografi, epidemologi dan meningkatnya penyakit degeneratif serta penyakitpenyakit

BAB I PENDAHULUAN. fertilitas gaya hidup dan sosial ekonomi masyarakat diduga sebagai hal yang

BAB I PENDAHULUAN. insulin atau keduanya (American Diabetes Association [ADA] 2010). Menurut

I. PENDAHULUAN. sebagai akibat insufisiensi fungsi insulin. Insufisiensi fungsi insulin dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Diabetes Mellitus (DM) atau kencing manis merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit degeneratif atau penyakit tidak menular akan terus meningkat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kardiovaskuler (PKV) (Kemenkes RI, 2012). World Health Organization. yang berpenghasilan menengah ke bawah (WHO, 2003).

BAB I PENDAHULUAN. adalah diabetes melitus (DM). Diabetes melitus ditandai oleh adanya

BAB 1 PENDAHULUAN. seseorang lebih tinggi dari normal tetapi tidak cukup tinggi untuk didiagnosis

I. PENDAHULUAN. Diabetes Melitus disebut juga the silent killer merupakan penyakit yang akan

I. PENDAHULUAN. yang dewasa ini prevalensinya semakin meningkat. Diperkirakan jumlah

BAB I. Pendahuluan. diamputasi, penyakit jantung dan stroke (Kemenkes, 2013). sampai 21,3 juta orang di tahun 2030 (Diabetes Care, 2004).

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. hiperglikemi yang berkaitan dengan ketidakseimbangan metabolisme

BAB I PENDAHULUAN UKDW. insulin dan kerja dari insulin tidak optimal (WHO, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan karena adanya peningkatan kadar gula (glukosa) darah

BAB 1 : PENDAHULUAN. pergeseran pola penyakit. Faktor infeksi yang lebih dominan sebagai penyebab

BAB I PENDAHULUAN. Fluktuasi politik dan ekonomi saat ini mengakibatkan perubahan pada tingkat

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Diabetes Mellitus (DM) merupakan salah satu penyakit degeneratif yang

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan perolehan data Internatonal Diabetes Federatiaon (IDF) tingkat

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes Mellitus (DM) sebagai suatu penyakit tidak menular yang cenderung

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Tn. S DENGAN GANGGUAN SISTEM ENDOKRIN DIABETES MELLITUS PADA Ny.T DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PURWOSARI

BAB I PENDAHULUAN. sebagai masalah kesehatan global terbesar di dunia. Setiap tahun semakin

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh kelainan sekresi insulin, ketidakseimbangan antara suplai dan

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan umat manusia pada abad ke 21. Diabetes mellitus (DM) adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Saat ini diabetes mellitus (DM) merupakan penyakit degeneratif yang

BAB I PENDAHULUAN. utama bagi kesehatan manusia pada abad 21. World Health. Organization (WHO) memprediksi adanya kenaikan jumlah pasien

BAB I PENDAHULUAN. yang memerlukan pengobatan dalam jangka waktu yang panjang. Efek

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes Mellitus (DM) adalah gangguan metabolisme kronik yang

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitas seseorang. Penyakitpenyakit

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. metabolisme gula akibat kurangnya sekresi hormon insulin sehingga terjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. yang saat ini makin bertambah jumlahnya di Indonesia (FKUI, 2004).

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit diabetes melitus (DM) adalah kumpulan gejala yang timbul pada

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitas seseorang. Penyakit penyakit

BAB I PENDAHULUAN. merealisasikan tercapainya Millenium Development Goals (MDGs) yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Menurut WHO Tahun 2013, diperkirakan 347 juta orang di dunia menderita

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Diabetes Mellitus (DM) merupakan penyakit metabolik yang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, baik secara global, regional, nasional dan lokal (Depkes, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. kardiovaskular (World Health Organization, 2010). Menurut AHA (American

BAB 1 PENDAHULUAN. prevalensi penyakit infeksi (penyakit menular), sedangkan penyakit non infeksi

BAB I PENDAHULUAN. ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia. Glukosa

BAB 1 PENDAHULUAN. masalah kesehatan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. setelah India, Cina dan Amerika Serikat (PERKENI, 2011). Menurut estimasi

BAB I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas fisik, life style, dan lain-lain (Waspadji, 2009). masalah kesehatan/penyakit global pada masyarakat (Suiraoka, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. dicapai dalam kemajuan di semua bidang riset DM maupun penatalaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. menempati peringkat kedua dengan jumlah penderita Diabetes terbanyak setelah

BAB I PENDAHULUAN. Triple Burden Disease, yaitu suatu keadaan dimana : 2. Peningkatan kasus Penyakit Tidak Menular (PTM), yang merupakan penyakit

BAB I PENDAHULUAN. menanggulangi penyakit dan kesakitannya. Dari data-data yang ada dapat

I. PENDAHULUAN. Diabetes Melitus (DM) adalah salah satu diantara penyakit tidak menular

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. menular (noncommunicable diseases). Terjadinya transisi epidemiologi

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat secara global, regional, nasional dan lokal. Salah satu penyakit tidak


BAB 1 PENDAHULUAN. karena semakin meningkatnya frekuensi kejadiannya di masyarakat. 1 Peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit degeneratif merupakan transisi epidemiologis dari era penyakit

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduk dunia meninggal akibat diabetes mellitus. Selanjutnya pada tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. penyakit tidak menular dan penyakit kronis. Salah satu penyakit tidak menular

I. PENDAHULUAN. usia harapan hidup. Dengan meningkatnya usia harapan hidup, berarti semakin

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit Diabetes Melitus atau kencing manis, seringkali dinamakan

BAB I PENDAHULUAN. yang ditandai dengan meningkatnya glukosa darah sebagai akibat dari

BAB I PENDAHULUAN. tidak adanya insulin menjadikan glukosa tertahan di dalam darah dan

BAB I PENDAHULUAN. Detection, Evaluation and Treatment of High Blood Pressure (JNC VII) tahun

BAB 1 PENDAHULUAN. tertentu dalam darah. Insulin adalah suatu hormon yang diproduksi pankreas

BAB I PENDAHULUAN. menular (PTM) yang menjadi masalah kesehatan masyarakat, baik secara

BAB 1 PENDAHULUAN. transisi epidemiologi. Secara garis besar proses transisi epidemiologi adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut ADA (American Diabetes Association) Tahun 2010, diabetes

Kesehatan (Depkes, 2014) mendefinisikan diabetes mellitus sebagai penyakit. cukup atau tubuh tidak dapat menggunakan insulin secara efektif, dan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. semakin meningkat dari tahun ke tahun. Data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)

BAB I PENDAHULUAN. mellitus dan hanya 5% dari jumlah tersebut menderita diabetes mellitus tipe 1

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengaruh globalisasi disegala bidang, perkembangan teknologi dan industri telah banyak membawa perubahan pada perilaku dan gaya hidup masyarakat serta situasi lingkungannya, misalnya perubahan pola konsumsi makanan, berkurangnya aktivitas fisik dan meningkatnya pencemaran/polusi lingkungan. Perubahan tersebut tanpa disadari telah memberi kontribusi terhadap terjadinya transisi epidemiologi dengan semakin meningkatnya kasus-kasus penyakit tidak menular seperti: jantung, tumor, diabetes, hipertensi, gagal ginjal dan sebagainya. Demikian juga dengan pola penyakit penyebab kematian menunjukkan adanya transisi epidemiologi, yaitu bergesernya penyebab kematian utama dari penyakit infeksi ke penyakit non-infeksi (degeneratif) (Depkes RI, 2006). Salah satu jenis penyakit tidak menular yang ternyata menimbulkan angka kesakitan dan kematian yang tinggi adalah penyakit diabetes mellitus. Penyakit ini bukanlah penyakit yang baru, hanya saja kurang mendapat perhatian di tengah-tengah masyarakat khususnya yang memiliki resiko tinggi untuk menderita penyakit tersebut. Ketidaktahuan akan gambaran penyakit diabetes mellitus (DM) dan kurangnya perhatian masyarakat, serta minimnya informasi akan memengaruhi perilaku serta anggapan yang salah akan penyakit ini (Mirza, 2008).

Penyakit diabetes mellitus (DM) merupakan penyakit degeneratif yang memerlukan upaya penanganan yang tepat dan serius karena dapat menimbulkan komplikasi seperti: penyakit jantung, gagal ginjal, dan kerusakan sistem saraf. Beberapa jenis DM terjadi karena interaksi yang kompleks dari lingkungan, genetik, dan pola hidup sehari-hari. Diabetes mellitus (DM) dibagikan kepada beberapa kelas yaitu diabetes mellitus (DM) tipe 1, diabetes mellitus (DM) tipe 2, diabetes mellitus (DM) tipe lain, dan diabetes mellitus (DM) kehamilan (American Diabetes Association, 2005). Data organisasi kesehatan dunia World Health Organization (WHO) (2009), Indonesia menempati urutan ke enam di dunia sebagai negara dengan jumlah penderita diabetes mellitus (DM) terbanyak setelah India, Cina, Unisoviet, Jepang dan Brasil. Pada tahun 2006 jumlah penderita diabetes mellitus (DM) di Indonesia menjadi 14 juta orang, jika peningkatan penderita diabetes mellitus (DM) pertahunnya 230.000 orang, maka bisa kita bayangkan berapa banyak jumlah penderita diabetes mellitus (DM) pada tahun 2009. Menurut estimasi International Diabetes Federation (IDF) tahun 2007, bahwa jumlah penduduk Indonesia usia 20 tahun keatas menderita diabetes mellitus (DM) sebanyak 5,6 juta orang pada tahun 2001 dan angka tersebut akan meningkat menjadi 8,2 juta pada tahun 2020. Menurut Supari (2007), pada dialog tentang diabetes mellitus (DM) peringatan Lansia Nasional di Jakarta, menyatakan bahwa banyaknya penderita di Indonesia karena kurang memperhatikan pola hidup sehat seperti mengkonsumsi gizi seimbang dan berolah raga cukup, jika penderita tidak mampu mengontrol kadar gula

dalam darah, mengakibatkan komplikasi misalnya terkena stroke, gagal ginjal, jantung, kebutaan dan ganggren. Oleh karena itu Menteri kesehatan berharap, masyarakat termasuk Yayasan Pelita Usila sebagai Penyelenggara dialog diabetes mellitus (DM) ikut mensosialisasikan penanggulangan diabetes mellitus (DM) baik secara medis seperti pemberian obat-obatan maupun non-medis melalui pencegahan seperti mengurangi konsumsi makan mengandung gula dan berolah raga. Menurut Soegondo (2006), diabetes mellitus (DM) seperti rayap bekerja diam-diam merusak organ di dalam tubuh. Diabetes mellitus (DM) sering disebut The Silent Killer. Namun sebenarnya komplikasinya yang mematikan bukan diabetes mellitus nya. Jumlah penderita diabetes mellitus (DM) di daerah perkotaan di Indonesia pada tahun 2003 adalah 8,2 juta orang, sedangkan di daerah pedesaan 5,5 juta orang. Tingginya jumlah penderita di daerah perkotaan disebabkan karena perubahan gaya hidup masyarakat seperti pola makan yang salah dan kurangnya olah raga atau aktivitas fisik. Berdasarkan data yang diperoleh dari laporan Data Surveilans Terpadu Penyakit (STP) tahun 2008 terlihat jumlah kasus yang paling banyak adalah penyakit diabetes mellitus (DM) dengan jumlah kasus 1.717 pasien rawat jalan yang dirawat di rumah sakit dan puskesmas Kabupaten/Kota. Untuk rawat jalan penyakit diabetes mellitus (DM) ini mencapai 918 pasien yang dirawat di 123 rumah sakit dan 998 pasien yang dirawat di 487 puskesmas yang ada di 28 Kabupaten/Kota seluruh Sumatera Utara. Sedangkan pada tahun 2009 mencapai 108 pasien yang dirawat di rumah sakit dan 934 pasien dirawat di puskesmas selama Januari hingga Juni 2009.

Berdasarkan data tersebut terlihat bahwa penderita diabetes mellitus (DM) di Sumatera Utara masih sangat tinggi (STPTM Dinas Kesehatan Propinsi Sumatera Utara, 2008). Dari data tersebut di atas, dapat dilihat trend penyakit diabetes mellitus (DM) di Indonesia menunjukkan prevalensi yang meningkat. Prediksi yang diajukan oleh semua ahli epidemiologi menyebutkan angka prevalensi yang makin meningkat di masa yang akan datang, sehingga menempatkan diabetes mellitus (DM) sebagai The Global Epidemy (PERKENI, 2009). Diabetes mellitus (DM) apabila tidak ditangani dengan baik akan mengakibatkan timbulnya komplikasi dengan penyakit serius lainnya, diantaranya: jantung, stroke, disfungsi ereksi, gagal ginjal, dan kerusakan sistem syaraf. Jika positif menderita diabetes mellitus, maka sebaiknya dikonsultasikan dengan dokter dan mengikuti anjuran dokter dengan penuh disiplin. Selain itu cara yang efektif yang diterapkan pada diabetes mellitus (DM) adalah perencanaan makan (diet), latihan (olah raga), pemantauan glukosa darah, terapi (bila diperlukan) dan lain-lain yang dapat diperoleh di pelayanan kesehatan (puskesmas, rumah sakit, klinik dan sebagainya) (Soegondo, 2004). Berdasarkan hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2004, bahwa dari 14 juta orang menderita diabetes mellitus (DM), 50 persen diantaranya sadar telah mengidapnya (30% diantaranya yang mau berobat teratur dan 70% lainnya belum mengikuti pengobatan secara teratur), selain itu masih ada 50% lainnya yang tidak menyadari dirinya menderita diabetes mellitus (DM). Keadaan ini

mencerminkan bahwa pemahaman masyarakat tentang penyakit diabetes mellitus (DM) dan upaya pencegahannya masih rendah. Pengetahuan masyarakat tentang konsep sehat dan sakit yang benar akan membuat masyarakat mengerti bagaimana memberdayakan diri untuk hidup sehat dan kebiasaan mereka untuk mempergunakan fasilitas kesehatan yang ada. Hal ini merupakan dua dari empat grand strategy yang dilakukan Departemen Kesehatan untuk mewujudkan visinya yaitu memandirikan masyarakat untuk hidup sehat dengan misi membuat masyarakat sehat (Depkes RI, 2009). Selain itu dilihat dari faktor individu, menurut Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (1998), bahwa kepatuhan penderita diabetes mellitus (DM) terhadap pengobatan terkait dengan pengetahuan dan manfaat yang diperolehnya dari pengobatan. Pencegahan sekunder bagi penderita diabetes mellitus (DM) merupakan salah satu wujud nyata dari perilaku kesehatan. Yosep (2007) mengatakan, adanya suatu penyakit yang serius dan kronis pada diri seseorang anggota keluarga biasanya memiliki pengaruh yang mendalam pada sistem keluarga, khususnya pada struktur peran dan pelaksanaan fungsi-fungsi keluarga. Oleh karena itu keluarga merupakan sistem pendukung utama yang memberikan perawatan langsung setiap keadaan sehat dan sakit terhadap penderita. Dukungan keluarga adalah bantuan yang berupa perhatian emosi, bantuan instrumental, maupun penilaian yang diberikan oleh sekelompok anggota keluarga yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan fisik dan psikisnya serta merupakan salah satu bentuk dukungan sosial (Indie, 2009). Hal ini sesuai dengan pendapat Friedman

(1998) adapun dukungan sosial keluarga adalah sikap, tindakan dan penerimaan keluarga terhadap penderita. Keluarga berfungsi sebagai sistem pendukung bagi anggotanya dan anggota keluarga memandang bahwa orang yang bersifat mendukung, selalu siap memberikan pertolongan dengan bantuan jika diperlukan. Menurut Cohen dan Syme (1985), dukungan keluarga merupakan salah satu unsur dari dukungan sosial dapat diberikan dalam bentuk, yaitu: 1) dukungan informasi, 2) dukungan penilaian, 3) dukungan instrumental, dan 4) dukungan emosi. Penyakit diabetes mellitus (DM) di Kabupaten Langkat, tahun 2009 merupakan penyakit dengan penderita terbanyak, yang terus mengalami peningkatan jumlahnya. Berdasarkan data yang diperoleh dari Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tanjung Pura tahun 2009 terlihat jumlah kasus yang terbanyak setelah hipertensi adalah kasus diabetes mellitus (DM). Tahun 2009 ada 948 jumlah kunjungan penderita diabetes mellitus (DM) yang berobat ke RSUD Tanjung Pura, dimana jumlah kunjungan pasien umum yang berobat jalan sebanyak 325 orang, jumlah kunjungan pasien Askes 276 orang dan jumlah kunjungan pasien Jamkesmas sebanyak 347 orang. Data tersebut menunjukkan bahwa penderita diabetes mellitus (DM) di Kabupaten Langkat sangat tinggi (Profil RSUD Tanjung Pura, 2009). Menurut Seogondo (2004), penyakit diabetes mellitus (DM) dapat dicegah bahkan dapat disembuhkan jika mereka mengatur pola makannya dan secara rutin melakukan pengobatan, berolah raga dan melakukan aktivitas gerak lainnya serta melakukan pemeriksaan glukosa darah dan terapi secara rutin, serta perlu adanya terapi psikologi melalu kepedulian keluarga, lingkungan sosial serta peran aktif

petugas kesehatan untuk memberikan dorongan untuk disiplin melakukan program diet. Menurut Waspadji (2007), daibetes mellitus (DM) merupakan penyakit metabolisme kronik, maka penting dilakukan pengaturan atau perencanaan pola makan, dan dalam kepatuhan dalam pelayanan kesehatan cenderung sulit untuk diprediksikan, tergantung pengawasan dari petugas kesehatan atau keluarga. Berdasarkan penelitian Hendro (2010), mengatakan bahwa dukungan keluarga memengaruhi pola makan penderita diabetes mellitus (DM) di Rumah Sakit Umum Kabupaten Deli Serdang. Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tanjung Pura merupakan salah satu tempat pelayanan kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan pada penderita diabetes mellitus. Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tanjung Pura yang merupakan rumah sakit yang memiliki poli internis yang melayani semua penderita diabetes mellitus (DM) di Kabupaten Langkat mencatat bahwa penderita diabetes mellitus (DM) yang melakukan kunjungan untuk memperoleh pengobatan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tanjung Pura sekitar 948 orang, akan tetapi yang mau datang berobat dan mengikuti program-program yang ada di poli internis rumah sakit hanya 23% tiap minggunya. Rata-rata kunjungan perhari penderita diabetes mellitus (DM) di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tanjung Pura sebanyak 10-15 orang. Berdasarkan riset kualitatif yang dilakukan peneliti pada beberapa penderita diabetes mellitus (DM) yang datang melakukan pemeriksaan di Poli Internis Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tanjung Pura, mengatakan tidak melakukan pemeriksaan rutin ke rumah sakit dengan alasan adalah karena pada pemeriksaan

terakhir mereka memiliki kadar glukosa darah mendekati nilai normal dan akan kembali datang lagi berobat apabila merasa kadar glukosa darahnya sudah tidak normal lagi. Ada juga yang lupa minum obat karena cara minum obat diabetes harus sesuai dengan anjuran dokter, sehingga masih banyak obat yang tersisa dan mereka menunggu sampai obat tersebut habis. Selain itu ada juga penderita diabetes mellitus (DM) mengatakan bahwa tidak pernah melakukan pengaturan pola makan (diet) sesuai diet yang dianjurkan dan tidak pernah latihan (olah raga) secara teratur. Kepatuhan penderita diabetes mellitus (DM) terhadap pengobatan selain dipengaruhi dari faktor individu, juga dipengaruhi oleh faktor lingkungan keluarga. Berdasarkan hasil riset kualitatif yang dilakukan terhadap beberapa penderita diabetes mellitus (DM) yang melakukan pengobatan di Poli Internis RSUD Tanjung Pura mengatakan bahwa keluarga tidak sepenuhnya memberikan perawatan dan perhatian yang khusus terhadap keadaan sehat dan sakit penderita. Berdasarkan fenomena di atas terlihat bahwa ada masalah yang memengaruhi penderita diabetes mellitus (DM) tidak melakukan pengobatan, sehingga perlu dilakukan penelitian tentang pengaruh dukungan keluarga terhadap pencegahan sekunder pada pasien diabetes mellitus (DM) di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tanjung Pura Kabupaten Langkat. 1.2. Permasalahan Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana pengaruh dukungan keluarga terhadap pencegahan

sekunder pada pasien diabetes mellitus (DM) di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tanjung Pura Kabupaten Langkat Tahun 2012. 1.3. Tujuan Penelitian Untuk menganalisis pengaruh dukungan keluarga terhadap pencegahan sekunder pada pasien diabetes mellitus (DM) di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tanjung Pura Kabupaten Langkat Tahun 2012. 1.4. Hipotesis Ada pengaruh dukungan keluarga (dukungan informasional, dukungan penilaian, dukungan instrumental, dukungan emosional) terhadap pencegahan sekunder pada pasien diabetes mellitus (DM) di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tanjung Pura Kabupaten Langkat Tahun 2012. 1.5. Manfaat Penelitian 1. Sebagai bahan masukan dan informasi bagi tenaga kesehatan, pemerintah tentang permasalahan terkait sehingga dapat digunakan sebagai dasar untuk meningkatkan upaya pencegahan terhadap penyakit dibetes melitus (DM). 2. Sebagai bahan masukan bagi Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tanjung Pura dalam upaya peningkatan pencegahan sekunder pada pasien diabetes mellitus. 3. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan dukungan keluarga terhadap pencegahan sekunder pada pasien diabetes mellitus (DM) melalui promosi kesehatan.