PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PERANAN MASYARAKAT SEBAGAI PARA PEMEGANG SAHAM DALAM KEGIATAN USAHA SUATU PERUSAHAAN GUNA MENCAPAI KESEJAHTERAAN.

dokumen-dokumen yang mirip
PERLINDUNGAN HUKUM PEMEGANG SAHAM MINORITAS PERSEROAN TERBATAS DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS

Saham Perseroan dikeluarkan atas nama pemiliknya. Persyaratan kepemilikan saham dapat ditetapkan dalam anggaran dasar dengan memperhatikan

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB. III PENUTUP. A. Simpulan. 1. Pemegang saham minoritas dalam restrukturisasi perusahaan melalui akuisisi

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2003 TENTANG BADAN USAHA MILIK NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UPAYA PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PEMEGANG SAHAM MINORITAS DALAM MELINDUNGI KEPENTINGANNYA

BAB I PENDAHULUAN. Perseroan Terbatas, yang selanjutnya disebut Perseroan, adalah badan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan perekonomian nasional yang diselenggarakan berdasarkan

PENERAPAN PRINSIP KEADILAN DALAM GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP PEMENUHAN HAK-HAK PEMEGANG SAHAM MINORITAS DIAN APRILLIANI / D

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR... TAHUN... TENTANG BADAN USAHA MILIK DAERAH

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DEWAN KOMISARIS PT Matahari Department Store Tbk ( Perseroan )

KEPEMILIKAN SAHAM MAYORITAS OLEH DIREKTUR UTAMA

BAB II ASPEK HUKUM MENGENAI PERSEROAN TERBATAS DAN PENERAPAN ASAS PIERCING THE CORPORATE VEIL ATAS TANGGUNG JAWAB DIREKSI

Peraturan Perundang-undangan lainnya yang terkait Peraturan Pelaksanaan (PP dst.)

Eksistensi RUPS sebagai Organ Perseroan Terkait Dengan Pasal 91 Undang-Undang Perseroan Terbatas. Oleh: Pahlefi 1

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Dewan Komisaris

PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 11 TAHUN 2012

PENUNJUK UNDANG-UNDANG PERSEROAN TERBATAS

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Bentuk Hukum Perusahaan Perseroan (Persero) Perusahaan merupakan istilah ekonomi yang dipakai dalam perundang-undangan,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA nomor 1 tahun 1995 tentang PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR.../POJK.../20...

WALIKOTA MAKASSAR PROVINSI SULAWESI SELATAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1995 TENTANG PERSEROAN TERBATAS PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sebuah organisasi yang didirikan oleh seseorang atau sekelompok orang

PEMERINTAH KABUPATEN LINGGA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1995 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2 2. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 106, Tambahan Lembaran Negara R

KEPASTIAN HUKUM PENANAMAN MODAL ASING DALAM BENTUK PERSEROAN TERBATAS (NAAMLOZE VENNOTSCHAP)

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1995 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENGANTAR. Umum dan perdagangan efek, Perseroan Publik yang berkaitan dengan Efek yang

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

TANGGUNG JAWAB PERBUATAN DIREKSI YANG DILAKUKAN ATAS NAMA PERSEROAN TERBATAS YANG BELUM MEMPEROLEH STATUS BADAN HUKUM

BUPATI BOYOLALI PROVINSI JAWA TENGAH

Bentuk: UNDANG-UNDANG (UU) Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. Nomor: 1 TAHUN 1995 (1/1995) Tanggal: 7 MARET 1995 (JAKARTA)

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 1998 TENTANG PENGGABUNGAN, PELEBURAN, DAN PENGAMBILALIHAN PERSEROAN TERBATAS

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 32 /POJK.04/2014 TENTANG RENCANA DAN PENYELENGGARAAN RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM PERUSAHAAN TERBUKA

- 1 - PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG BADAN USAHA MILIK DAERAH

BAB II PENGALIHAN HAK ATAS SAHAM PADA PERSEROAN TERBATAS. A. Dasar Hukum Peralihan Saham Pada Perseroan Terbatas

BAB I PENDAHULUAN. Community (AEC) atau Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Masyarakat Ekonomi ASEAN merupakan sebuah komunitas negaranegara

BAB I PENDAHULUAN. Perseroan terbatas merupakan salah satu bentuk Maskapai Andil Indonesia

PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 34 /POJK.04/2014 TENTANG KOMITE NOMINASI DAN REMUNERASI EMITEN ATAU PERUSAHAAN PUBLIK

Pedoman Direksi. PT Astra International Tbk

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 56 /POJK.03/2016 TENTANG KEPEMILIKAN SAHAM BANK UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 18/POJK.03/2014 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA TERINTEGRASI BAGI KONGLOMERASI KEUANGAN

BAB I PENGANTAR. ekonomi tinggi. Penggalian terhadap sumber-sumber kekayaan alam berupa

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2017 TENTANG BADAN USAHA MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG

Pedoman Direksi PT Austindo Nusantara Jaya Tbk.

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 1998 TENTANG PENGGABUNGAN, PELEBURAN, DAN PENGAMBILALIHAN PERSEROAN TERBATAS

BAB II HUBUNGAN HUKUM INDUK PERUSAHAAN DENGAN ANAK PERUSAHAAN. A. Status Badan Induk perusahaan dan Anak Perusahaan

B A B II TINJAUAN PUSTAKA. Secara khusus badan usaha Perseroan Terbatas diatur dalam Undang-Undang No. 40 Tahun 2007

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

b. bahwa Badan Usaha Milik Negara mempunyai peranan penting dalam penyelenggaraan perekonomian nasional guna mewujudkan kesejahteraan masyarakat;

PIAGAM DEWAN KOMISARIS PT TIRTA MAHAKAM RESOURCES Tbk

2017, No Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG BADAN USAHA MILIK DAERA

NOMOR 19 TAHUN 2003 TENTANG BADAN USAHA MILIK NEGARA

MEMUTUSKAN: Menetapkan: PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PENGGABUNGAN, PELEBURAN, DAN PENGAMBILALIHAN PERSEROAN TERBATAS BAB I KETENTUAN UMUM

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DEWAN KOMISARIS PT MULTIFILING MITRA INDONESIA Tbk ( Perseroan )

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA BARAT,

SEMULA ANGGARAN DASAR PT. BANK VICTORIA INTERNATIONAL, Tbk.

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 33 /POJK.04/2014 TENTANG DIREKSI DAN DEWAN KOMISARIS EMITEN ATAU PERUSAHAAN PUBLIK

KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR KEP-13/PM/1997 TENTANG

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Direksi

PT FIRST MEDIA Tbk Piagam Dewan Komisaris

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANTEN,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2006 TENTANG PERUSAHAAN UMUM PERCETAKAN UANG REPUBLIK INDONESIA (PERUM PERURI)

PEDOMAN DIREKSI DAN KOMISARIS PERSEROAN

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 37/POJK.04/2014 TENTANG REKSA DANA BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF PENYERTAAN TERBATAS

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DIREKSI

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DIREKSI

PT. Indo-Rama Synthetics Tbk ( Perseroan ) Pedoman Dewan Komisaris

ANALISIS PENGATURAN DAN TUJUAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) PADA PENANAMAN MODAL DI INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Tatacara Balik Nama atas Kepemilikan Saham Bank.

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN

RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.05/2015 RANCANGAN PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DIREKSI

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG

PIAGAM DEWAN KOMISARIS PT SILOAM INTERNATIONAL HOSPITALS TBK. BAB I PENDAHULUAN. Pasal 1 Definisi

BAB I PENDAHULUAN. bagian yang tidak dapat terpisahkan dari dunia bisnis di Indonesia. Terkait dengan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 1998 TENTANG PENGGABUNGAN, PELEBURAN, DAN PENGAMBILALIHAN PERSEROAN TERBATAS

PT LIPPO CIKARANG Tbk. Piagam Dewan Komisaris

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG PENGAMBILALIHAN PERUSAHAAN TERBUKA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan akan modal atau tambahan modal perusahaan itu sangatlah

LEMBARAN DAERAH KOTA SURAKARTA TAHUN 2007 NOMOR 10 PEMERINTAH KOTA SURAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR 10 TAHUN 2007

Penjelasan Agenda. Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) : Agenda 1 : Perubahan Anggaran Dasar PT Bank Mestika Dharma, Tbk

2 Perusahaan Publik. Atas pemenuhan pelaksanaan kewajiban, tugas, dan tanggung jawab tersebut melahirkan hak bagi anggota Direksi atau anggota Dewan K

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 34/POJK.04/2014 TENTANG KOMITE NOMINASI DAN REMUNERASI EMITEN ATAU PERUSAHAAN PUBLIK

RENCANA PENYESUAIAN ANGGARAN DASAR PT BANK DANAMON INDONESIA, TBK. DENGAN PERATURAN POJK NOMOR 32/ POJK.04/2014 DAN NOMOR 33/ POJK.

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

Transkripsi:

201 PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PERANAN MASYARAKAT SEBAGAI PARA PEMEGANG SAHAM DALAM KEGIATAN USAHA SUATU PERUSAHAAN GUNA MENCAPAI KESEJAHTERAAN Oleh : Fx. Denny Satria Aliandu, S.H. Abstract Indonesia is a country that has a good capacity for various fields, which include political, economic, social, cultural, defense and security, can giving a function to processing Indonesian growth and progress of a country reviewing of the economic development of the country. The role of the company in the process of economic development of the people of Indonesian can be do by involving to participate in the activities of the company, and the entry in the company's organizational structure or by investing in a company. People who participate in the activities of investment companies known as shareholders or investors. The shareholder is helpful all the aspect of company activities, such as helping in the company progressing and welfarestate. In the practice of this company will be explored more specifically, where the attention of company performance that involve the society to be active in the practice of the company activities and make a welfaresatete. But the problem is dynamic processing of the company's performance, because the company's performance is not always will be remaining static. Keywords : Legal Protection, Shareholder, Welfarestate. Abstrak Indonesia adalah negara yang memiliki kapasitas yang baik untuk berbagai bidang, termasuk politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan dan keamanan, dapat memberikan fungsi untuk memproses pertumbuhan Indonesia dan kemajuan suatu negara meninjau pembangunan ekonomi negara. Peran perusahaan dalam proses pembangunan ekonomi rakyat Indonesia bisa dilakukan dengan kegiatan dalam perusahaan, dan masuk dalam struktur organisasi perusahaan atau dengan berinvestasi di perusahaan. Orang-orang yang berpartisipasi dalam kegiatan perusahaan investasi yang dikenal sebagai pemegang saham atau investor. Para pemegang saham adalah membantu semua aspek kegiatan perusahaan, seperti membantu dalam memajukan perusahaan dan negara kesejahteraan. dalam praktek perusahaan ini akan tereksplorasi lebih khusus, di mana perhatian kinerja perusahaan yang melibatkan masyarakat untuk aktif dalam praktek kegiatan perusahaan dan dan membuat sebuah negara kesejahteraan. Tapi masalahnya adlah pengolahan dinamis kinerja perusahaan, karena kinerja perusahaan, karena kinerja perusahaan tidak selalu akan tersisa statis. Kata Kunci : Perlindungan Hukum, Pemegang Saham, Negara Kesejahteraan.

202 A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan Negara yang Melihat status Negara Indonesia mempunyai kapasitas yang baik untuk sebagai Negara berkembang ini, berbagai bidang, yang diantaranya bidang politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan dan keamanan. Kapasitas yang baik ini berfungsi dalam proses pembangunan Negara Indonesia itu sendiri. Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa proses pembangunan Negara Indonesia ini tergolong masih lambat, melihat sektor pembidangan yang tidak merata. 1 Sebagai contoh pengaturan terhadap usaha dagang yang bergerak memberikan pandangan bagaimana cara Negara Indonesia dapat menjadi Negara yang maju. Dalam setiap pidatonya, Presiden Republik Indonesia, Bapak Joko Widodo selalu menyampaikan bahwa kemajuan suatu Negara adalah ditinjau dari perkembangan ekonomi Negara itu sendiri. Hal ini tentunya memberikan paradigma bahwa unsur fenomena kesejahteraan masyarakat berimplikasi dengan perkembangan ekonomi di Negara di bidang ekonomi masih perlu Indonesia. 2 Selain itu,di dalam Garis dihadapkan dengan pengaruh politik Besar Haluan Negara (GBHN), yang berada di Negara Indonesia atau sering disebut ekonomi politik. Hal ini lah yang menjadi alasan mengapa Negara Indonesia termasuk Negara yang berkembang. dinyatakan secara eksplisit bahwa pembangunan ekonomi merupakan salah satu bagian penting dari pembangunan Nasional dengan tujuan utama untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. 1 Setiawan Tirta Wijaya., Ekonomi Politik : Perkembangan Konsep Pemikiran Modern,http://konsultanseojakarta.com/ekonomi -politik-perkembangan-konsep-pemikiranmodern.php, diakses pada tanggal 21 November 2012. 2 Tulus T.H., Tambunan, 2011, Perekonomian Indonesia Kajian Teoretis dan Analisis Empiris, Ghalia Indonesia, Bogor.

203 Apabila menelusur lebih mendalam kembali mengenai perkembangan ekonomi di Indonesia, kita perlu melihat apakah hukum yang dipakai telah mengatur secara spesifik mengenai perkembangan ekonomi untuk masyarakat. Seperti yang telah tertuang menitikberatkan kepada praktik badan usaha ataupun perusahaan. Prospek yang diberikan oleh suatu perusahaan terhadap perkembangan ekonomi masyarakat, tentunya kita bisa melihat secara langsung apa yang dilakukan oleh perusahaan dalam perkembangan ekonomi di pada alinea keempat Pembukaan Undang- Indonesia. Salah satunya adalah suatu Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yaitu untuk memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa, telah jelas bahwa perkembangan ekonomi untuk kesejahteraan masyarakat telah mendapat perlindungan dan strategi yang jelas oleh konstitusi Negara Indonesia. Selain itu, pengelolaan ekonomi untuk menunjang perkembangan ekonomi Negara Indonesia juga diatur melalui pasal 33 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Praktik perkembangan ekonomi perusahaan memberikan banyak peluang kerja bagi masyarakat ataupun perusahaan dapat membantu masyarakat melalui pemberian bantuan sosial bagi masyarakat atau sering disebut Corporate Social Responsibility (CSR). 3 CSR ini diberikan oleh perusahaan sebagai bentuk komitmen perusahaan atau dunia bisnis untuk berkontribusi dalam pengembangan ekonomi yang berkelanjutan dengan memperhatikan tanggung jawab sosial perusahaan dan menitikberatkan pada keseimbangan antara perhatian terhadap aspek ekonomis, sosial dan lingkungan. untuk masyarakat ini tidak lepas dalam kaitan mengenai dunia usaha, dunia perdagangan, ataupun dunia bisnis yang 3 Hendrik Budi untung, 2007, Corporate Social Responsibility, Sinar Grafika, Jakarta.

204 Peranan perusahaan dalam proses perkembangan ekonomi masyarakat Indonesia dapat dilakukan dengan melibatkan masyarakat untuk ikut berpartisipasi dalam kegiatan perusahaan, dengan masuk dalam struktur organisasi perusahaan ataupun dengan melakukan investasi dalam suatu perusahaan. 4 Melakukan investasi dalam suatu perusahaan memberi manfaat untuk menggerakkan ekonomi masyarakat, menampung tenaga kerja, meningkatnya kualitas masyarakat yang berada di daerah investasi, dan lain-lain. Cara seperti ini menjadi cara yang proporsional untuk mendudukan masyarakat sebagai subjek untuk berperan dalam praktik perusahaan. Praktik dunia perusahaan yang telah terurai diatas membantu kita untuk menelaah lebih spesifik kinerja perusahaan yang melibatkan masyarakat untuk aktif dalam praktik dunia usaha guna dapat memberikan kesejahteraan 4 Salim dan Budi Sutrisno, 2008, Hukum Investasi di Indonesia, PT Rajagrafindo Persada, Jakarta. ekonomi kepada masyarakat. Tetapi yang kemudian menjadi masalah adalah apabila terjadi proses kinerja perusahaan yang dinamis, karena tidak selamanya kinerja perusahaan akan berjalan secara statis. 5 Hal ini dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yakni Sumber Daya Alam, Sumber Daya manusia dan barang modal yang selalu mengalami perubahan. Berdasarkan masalah yang telah diuraikan di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan pembahasan dan penelitian mengenai perlindungan hukum terhadap peranan masyarakat sebagai para pemegang saham dalam kegiatan usaha suatu perusahaan guna mencapai kesejahteraan. 2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan beberapa masalah sebagai berikut: a. Bagaimanakah perlindungan hukum terhadap peranan masyarakat sebagai para pemegang saham dalam 5 Tulus T.H., Tambunan, Op.Cit., hal. 44-45.

205 kegiatan usaha suatu perusahaan guna mencapai kesejahteraan? b. Apakah yang menjadi hambatan pemberian perlindungan hukum terhadap peranan masyarakat sebagai para pemegang saham dalam kegiatan usaha suatu perusahaan guna mencapai Dalam menarik kesimpulan digunakan prosedur penalaran deduktif. Prosedur penalaran deduktif adalah prosedur penalaran yang berawal dari suatu peraturan perundangan-undangan dan berakhir pada suatu kesimpulan berupa fakta hukum yang dapat dilihat dari pendapat-pendapat hukum kesejahteraan? 3. Metode Penelitian Penulisan ini menggunakan metode penelitian sebagai berikut : Jenis penelitian yang digunakan peneliti adalah penelitian hukum normatif. dengan menggunakan metode analisis kualitatif, yaitu terhadap bahan hukum primer dilakukan diskripsi hukum positif, yaitu memaparkan atau menguraikan isi dan struktur hukum positif yang terkait dengan perlindungan hukum terhadap peranan masyarakat sebagai para pemegang saham dalam kegiatan usaha suatu perusahaan guna mencapai kesejahteraan. B. PEMBAHASAN 1. Tinjauan Tentang Para Pemegang Saham Pemegang saham merupakan kumpulan dari orang-orang yang menanamkan modalnya di suatu perusahaan atau orang-orang yang mempunyai saham di suatu perusahaan. Pemegang saham yang menanamkan modalnya di suatu perusahaan biasa disebut juga dengan penanam modal atau investor. Berdasarkan Pasal 1 angka 4 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal menjelaskan Penanam modal adalah perseorangan atau badan usaha yang melakukan

206 penanaman modal yang dapat berupa adalah para pemegang saham yang penanam modal dalam negeri dan penanam modal asing. Melihat kondisi yang terdapat di atas, kebanyakan para pemegang saham banyak yang melakukan investasi dalam bentuk pembelian saham. Hal ini dikarenakan, pembelian saham erat kaitannya dengan praktek pasar modal, dimana pasar modal memberikan peluang yang cukup mudah untuk banyak pihak melakukan pembelian saham. Saham sering diartikan sebagai suatu surat berharga yang menunjukkan adanya kepemilikan seseorang atau badan hukum terhadap perusahaan penerbit saham 6. Dengan adanya kepemilikan saham oleh para pemegang saham tersebut, maka pemegang saham dalam suatu perusahaan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu : pemegang saham mayoritas dan pemegang saham minoritas disini dapat dilihat bahwa pemegang saham mayoritas mempunyai kepentingan untuk melakukan pengawasan suatu perusahaan, secara keseluruhan memiliki persentase saham lebih dari 50% (lima puluh persen) dan memiliki hak prioritas dalam suatu perusahaan, sedangkan pemegang saham minoritas adalah para pemegang saham yang mempunyai kepentingan untuk melakukan pengawasan suatu perusahaan, secara keseluruhan memiliki persentase saham kurang dari 50% (lima puluh persen) dan tidak memiliki hak prioritas dalam suatu perusahaan. 7 Pemegang saham yang mempunyai saham dalam suatu perusahaan diberikan bukti kepemilikan. Hal ini sesuai dengan Pasal 51 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Kemudian berdasarkan Pasal 52 Ayat (1) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. pemegang saham tersebut diberikan hak untuk 6 Tjiptono Darmadji, Hendy M. Fakhruddin, 2001, Pasar Modal di Indonesia, Salemba Empat, Jakarta, hal. 5. 7 Kamus Bahasa Indonesia http://www.mediabpr.com/kamus-bisnisbank/pemegang_saham_mayoritas.aspx.

207 a. Menghadiri dan mengeluarkan suara dalam RUPS; b. Menerima pembayaran dividen dan sisa kekayaan hasil likuidasi; c. Menjalankan hak lainnya berdasarkan undang-undang ini. Kepemilikan saham oleh para pemegang saham memang umumnya dapat menunjukan bahwa adanya kepemilikan dalam suatu perusahaan. Hal ini dikarenakan saham merupakan kekayaan pribadi (personal property) pemegang saham yang bersifat benda bergerak (movable property) yang tidak dapat diraba (intangeble). Namun demikian dapat dialihkan (transferable), dengan cara menjual sahamnya atau menggunakannya dalam bentuk gadai (pand, pledge) maupun berbentuk fidusia (fiduciary), sehingga semua hak melekat pada saham itu secara paket beralih kepada penerima saham. 8 Selain hak-hak yang diberikan dalam UUPT, umumnya para pemegang 8 M. Yahya Harahap, 2009, Hukum Perseroan Terbatas, Sinar Grafika, Jakarta, hal. 257. saham yang terdapat dalam perusahaan juga mempunyai hak-hak sebagai berikut : a. Hak Kontrol, adalah pemegang saham biasa mempunyai hak untuk memilih dewan Direksi. Hal ini berarti bahwa pemegang saham mempunyai hak untuk mengontrol siapa saja yang akan memimpin perusahaannya. b. Hak menerima Pembagian Keuntungan, adalah sebagai pemilik perusahaan, pemegang saham biasa berhak mendapatkan bagian dari keuntungan (laba) perusahaan. Tidak semua laba dibagikan, tetapi sebagian laba akan ditanamkan kembali ke dalam perusahaan. c. Hak memesan efek terlebih dahulu (Preemtive Right), adalah hak untuk mendapatkan persentase kepemilikan yang sama jika perusahaan mengeluarkan tambahan lembar saham. Jika perusahaan mengeluarkan tambahan lembar saham yang beredar akan lebih banyak dan akibatnya persentase

208 kepemilikan saham yang lama akan juga mempunyai hak suara dalam RUPS turun. Hak preemtive memberi tersebut seperti yang diatur pada Pasal prioritas kepada pemegang saham lama untuk membeli tambahan saham baru, sehingga persentase kepemilikan tidak berubah. 9 2. Tinjauan Tentang Perlindungan Hukum Terhadap Peranan Masyarakat Sebagai Pemegang Saham Dalam Kegiatan Usaha Suatu Perusahaan Perlindungan hukum bagi masyarakat sebagai para pemegang saham di suatu perusahaan ini terdiri dari hak-hak yang mengacu pada Undang- Undang Perseroan Terbatas (UUPT). Keberadaan masyarakat sebagai pemegang saham di suatu perusahaan memang dapat berperan dalam melakukan setiap pengembangan usaha perusahaan, karena sebelum pengembangan usaha itu dilakukan, perusahaan melakukan RUPS sebagai wujud keputusan tertinggi dalam perusahaan, dimana pemegang saham 9 M. Fakhruddin, M. Sopian Hadianto, 2001, Perangkat dan Model Analisis Investasi di Pasar Modal, Gramedia, Jakarta, hal. 12. 52 Ayat (1) huruf a Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas yang menyatakan saham memberikan hak kepada pemiliknya untuk menghadiri dan mengeluarkan suara dalam RUPS. Dalam hal ini pemegang saham mayoritas tentunya telah jelas akan memperoleh perlindungan hukum yang lebih baik dibandingkan dengan pemegang saham minoritas, karena pemegang saham mayoritas berpotensi mempunyai peranan lebih besar dalam pengambilan keputusan RUPS. Oleh karenanya amanat Undang- Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (UUPT) telah mengatur hak-hak pemegang saham, khususnya pemegang saham minoritas. Bentuk-bentuk hak pemegang saham minoritas tersebut adalah sebagai berikut: 1) Personal Right (Hak Perseorangan)

209 Secara umum, semua orang adalah sama kedudukannya dalam hukum, berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan. Hak perseorangan dilindungi oleh hukum, Hak perseorangan adalah relatif. Masyarakat sebagai pemegang saham adalah subjek hukum yang mempunyai hak untuk menggugat Direksi atau Komisaris, apabila Direksi atau Komisaris melakukan kesalahan atau kelalaian yang merugikan pemegang saham minoritas melalui pengadilan negeri. Personal Right pemegang saham minoritas dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (UUPT) adalah sebagai berikut : Pasal 61 Ayat (1) Setiap pemegang saham berhak mengajukan gugatan terhadap perseroan ke Pengadilan Negeri apabila dirugikan karena tindakan perseroan yang dianggap tidak adil dan tanpa alasan wajar sebagai akibat keputusan RUPS, Direksi, dan/atau Dewan Komisaris. 2) Appraisal Right Appraisal Right adalah hak pemegang saham minoritas untuk membela kepentingannya dalam rangka menilai harga saham. Hak ini dipergunakan oleh pemegang saham pada saat meminta kepada perseroan agar sahamnya dinilai dan dibeli dengan harga yang wajar, karena pemegang saham tersebut tidak menyetujui tindakan perseroan yang dapat merugikannya atau merugikan perseroan itu sendiri. Appraisal Right pemegang saham minoritas dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (UUPT) adalah sebagai berikut : Pasal 62 Ayat (1) Setiap pemegang saham berhak meminta kepada Perseroan agar sahamnya dibeli dengan harga yang wajar apabila yang bersangkutan tidak menyetujui tindakan Perseroan yang merugikan pemegang saham atau Perseroan, berupa :

210 a. Perubahan anggaran dasar; b. Pengalihan atau penjaminan kekayaan Perseroan yang mempunyai nilai lebih dari 50% (lima puluh persen) kekayaan bersih Perseroan; atau c. Penggabungan, peleburan, pengambilalihan, atau pemisahan. 3) Pre-Emptive Right Pre-Emptive Right adalah hak untuk meminta didahulukan atau hak untuk memiliki lebih dahulu atas saham yang ditawarkan. Dalam anggaran dasar perseroan dapat diatur pembatasan mengenai keharusan menawarkan saham, baik ditawarkan kepada pemegang saham intern maupun ekstern, atau pelaksanaanya harus mendapat persetujuan dahulu dari organ perseroan. Pre-Emptive Right pemegang saham minoritas dalam Undang- Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (UUPT) adalah sebagai berikut : Pasal 43 Ayat (1) dan Ayat (2) (1) Seluruh saham yang dikeluarkan untuk penambahan modal harus terlebih dahulu ditawarkan kepada setiap pemegang saham seimbang dengan pemilikan saham untuk klasifikasi saham yang sama. (2) Dalam hal saham yang akan dikeluarkan untuk penambahan modal merupakan saham yang klasifikasinya belum pernah dikeluarkan, yang berhak membeli terlebih dahulu adalah seluruh pemegang saham sesuai dengan perimbangan jumlah saham yang dimilikinya. 4) Derivative Right Kewenangan pemegang saham minoritas untuk menggugat Direksi dan Komisaris yang mengatasnamakan perseroan. Pemegang saham minoritas memiliki hak untuk membela kepentingan perseroan melalui otoritas lembaga peradilan, gugatan melalui lembaga peradilan harus membuktikan

211 adanya kesalahan atau kelalaian Direksi atau Komisaris. Derivative Right pemegang saham minoritas dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (UUPT) adalah sebagai berikut : Pasal 79 Ayat (2) huruf a Penyelenggaraan RUPS sebagaimana dimaksud pada Ayat (1) dapat dilakukan atas permintaan: a. 1 (satu) orang atau lebih pemegang saham yang bersama-sama mewakili 1/10 (satu persepuluh) atau lebih dari jumlah seluruh saham dengan hak suara, kecuali anggaran dasar menentukan suatu jumlah yang lebih kecil Pasal 144 Ayat (1) Direksi, Dewan Komisaris atau 1 (satu) pemegang saham atau lebih yang mewakili paling sedikit 1/10 (satu persepuluh) bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara, dapat mengajukan usul pembubaran Perseroan kepada RUPS. 5) Enquete Recht (Hak Enquete) Enquete Recht atau hak angket adalah hak untuk melakukan pemeriksaan. Hak angket diberikan kepada pemegang saham minoritas untuk mengajukan permohonan pemeriksaan terhadap perseroan melalui pengadilan, mengadakan pemeriksaan berhubung terdapat dugaan adanya kecurangan-kecurangan atau hal-hal yang disembunyikan oleh Direksi, Komisaris atau pemegang saham mayoritas. Enquete Recht pemegang saham minoritas dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (UUPT) adalah sebagai berikut : Pasal 97 Ayat (6) Atas nama Perseroan, pemegang saham yang mewakili paling sedikit 1/10 (satu persepuluh) bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara dapat mengajukan gugatan melalui pengadilan negeri terhadap anggota Direksi yang karena kesalahan atau kelalaiannya menimbulkan kerugian pada Perseroan.

212 Pasal 114 Ayat (6) Atas nama Perseroan, pemegang saham menciptakan hal tersebut maka perlu pemberdayaan dari berbagai aspek yang mewakili paling sedikit 1/10 (satu perekonomian, sebagaimana persepuluh) bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara dapat menggugat anggota Dewan Komisaris yang karena kesalahan atau kelalaiannya menimbulkan kerugian pada Perseroan ke pengadilan negeri. Pasal 138 Ayat (3) huruf a Permohonan pemeriksaan Perseroan diamanatkan dalam Pasal 33 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang menyatakan beberapa hal, yaitu : a. Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas azas kekeluargaan. b. Cabang-cabang produksi yang dapat diajukan oleh : penting bagi Negara dan yang a. 1 (satu) pemegang saham atau lebih yang mewakili paling sedikit 1/10 (satu persepuluh) bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara 10 3. Tinjauan Tentang Kesejahteraan Masyarakat Kesejahteraan masyarakat adalah suatu keadaan dimana Negara telah maju dari segi perekonomian dan tidak ada kemiskinan. Kesejahteraan masyarakat di Indonesia masih dalam tahap pengupayaan, sehingga untuk menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh Negara. c. Bumi air dan kekayaan yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh Negara dan dipergunakan sebesartbesarnya untuk kemakmuran rakyat. d. Perekonomian nasional diselenggarakan berdasarkan atas demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan, efisiensi berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian, serta dengan 10 Ibid. hal. 275-319.

213 menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional Keberadaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 memang mampu memberi penjaminan dalam setiap aspek masyarakat dalam upaya mengembangkan kesejahteraan masyarakat melalui perekonomian, yang dapat diwujudkan dengan berbagai cara, khususnya bisnis. C. PENUTUP 1. Simpulan Perlindungan hukum terhadap peranan masyarakat sebagai para pemegang saham dalam kegiatan usaha suatu perusahaan guna mencapai kesejahteraan telah dijamin oleh UUPT. Kesejahteraan masyarakat dapat terwujud nyatakan apabila pelaksanaan hukum berjalan dengan baik, tegas dan benar, serta tidak ada perbuatan melanggar hukum. 2. Saran a. Para pelaku usaha mengindahkan UUPT atau peraturan pelaksana lainnya dalam menjalankan kegiatan usahanya, serta memperhatikan prinsip Good Corporate Governance (GCG). b. Membuka peranan masyarakat seluas-luasnya untuk terlibat dalam praktik kegiatan usaha di suatu perusahaan. c. Memberikan pendidikan ekonomi hukum pembangunan kepada masyarakat. d. Pemberian perlindungan hukum terhadap peranan masyarakat sebagai para pemegang saham dalam kegiatan usaha suatu perusahaan guna mencapai kesejahteraan sebagaimana mestinya dalam pelaksanaan kegiatan usaha. e. Negara atau pemerintah Indonesia ikut turut aktif menjaga stabilitas ekonomi dan bisnis melalui kebijakan-kebijakan yang logis dan sistematis.

214 DAFTAR PUSTAKA Buku Hendrik Budi untung, 2007, Corporate Social Responsibility, Sinar Grafika, Jakarta. M. Yahya Harahap, 2009. Hukum Perseroan Terbatas, Sinar Grafika, Jakarta. Tulus T.H., Tambunan, 2011, Perekonomian Indonesia Kajian Teoretis dan Analisis Empiris, Ghalia Indonesia, Bogor. Sumber Hukum Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal. Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 67. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 106. Salim dan Budi Sutrisno, 2008, Hukum Investasi di Indonesia, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta. Tjiptono Darmadji, Hendy M. Fakhruddin, 2001, Pasar Modal di Indonesia, Salemba Empat, Jakarta. Internet Kamus Bahasa Indonesia http://www.mediabpr.com/kamusbisnisbank/pemegang_saham_mayoritas.a spx. Setiawan Tirta Wijaya., Ekonomi Politik : Perkembangan Konsep Pemikiran Modern, http://konsultanseojakarta.com/ekon omi-politik-perkembangan-konsep pemikiran-modern.php diakses pada tanggal 21 November 2012 pukul 15.18 WIB