PELATIHAN TERHADAP KETERAMPILAN BIDAN DALAM MELAKSANAKAN ASUHAN PERSALINAN NORMAL Siti Rahmaningsih, Djonis, Citra Trisna Jurusan Kebidanan, Poltekkes Kemenkes Pontianak, Jl. Dr. Soedarso Pontianak e-mail : djonis_drs@yahoo.com Abstract : Normal Childbirth Care Training with Midwife Competence in Implementation of Normal Childbirth Care. The aims of this research was to determine whether there is a relationship between Normal Childbirth Care Training with Midwife Competence in Implementation of Normal Childbirth Care in the working area of Pontianak City Health Department in 2013. This study is an Survey Analitic study using design with Test Pearson Product Moment. Sampling using the total sample of 35 Midwifes with criteria are samples taken midwife who have training and actively delivery childbirth care in the working area of Pontianak City Health Department. Variables Interval Training is Normal Childbirth Care while the dependent variable is the midwife competence in implementation Normal Childbirth Care. The data analysis result of bivariate analysis showed this study is that there was a significant association betwen variable dependen with variable independen with showed p : 0,001. There was a significant association training with midwife competence of implementation normal childbirth care. Keywords : normal childbirth care training, midwife competence Abstrak : Pelatihan Terhadap Keterampilan Bidan Dalam Melaksanakan Asuhan Persalinan Normal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pelatihan asuhan persalinan normal yang ditelah diikuti oleh Bidan dengan Keterampilan Bidan dalam melaksanakan asuhan persalinan normal di wilayah kerja Dinas Kesehatan Kota Pontianak Tahun 2013. Jenis Penelitian yang dilakukan menggunakan Analitik survey dengan Uji Pearson Product Moment. Pengambilan Sampel menggunakan Total sampling sebanyak 35 orang Bidan. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan hasil p : 0,001 < 0,05, berarti Ho ditolak dan Ha di terima, dengan demikian ada hubungan antara variabel terikat dengan variabel bebas. Dengan demikian ada hubungan yang signifikan antara pelatihan dengan keterampilan Bidan dalam melaksanakan Asuhan Persalinan Normal di wilayah kerja Dinas Kesehatan Pontianak. Kata Kunci : pelatihan APN, keterampilan bidan Tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia merupakan permasalahan penting yang perlu mendapat penanganan serius. AKI merupakan tolok ukur keberhasilan kesehatan ibu dan merupakan barometer pelayanan kesehatan di suatu negara. Bila angkanya masih tinggi, berarti pelayanan kesehatan di negara itu dikategorikan belum baik. Maka salah satu upaya yang perlu mendapatkan perhatian dalam menurunkan AKI adalah melalui peningkatan kualitas pelayanan persalinan. Hal ini dikarenakan penyebab langsung berkaitan dengan kematian ibu adalah komplikasi pada kehamilan, persalinan dan nifas yang tidak tertangani dengan baik dan tepat waktu (Azwar, 2009: 214). Indonesia telah berjuang selama hampir tiga puluh tahun dalam upaya menurunkan AKI dengan perubahan fundamental dari sistem pelayanan kesehatan dan perbaikan status kesehatan ibu, bayi baru lahir dan anak ternyata belum sebanding dengan pencapaian penurunan AKI. Berdasarkan Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012, rata-rata AKI tercatat mencapai 359 per 100 ribu kelahiran hidup. Rata-rata kematian ini jauh melonjak dibanding hasil SDKI 2007 yang mencapai 228 per 100 ribu, Sedan- 78
79 JURNAL KEBIDANAN KHATULISTIWA, Volume I Nomor 2 Juli 2015, hlm. 78-82 gkan di Kalimantan Barat (Kalbar) pada tahun 2012 AKI mencapai 143/100.000 KH, di kota Pontianak sendiri terdapat kematian ibu sebanyak 12 orang (Profil Dinas Kesehatan Propisi Kalbar 2012 : 5). Banyak faktor penyebab kematian ibu pada saat persalinan baik karena komplikasi persalinan itu sendiri maupun persalinan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan yang tidak kompeten. Departemen Kesehatan Republik Indonesia (Depkes RI) menyatakan bahwa tingginya komplikasi obstetri seperti misalnya perdarahan pasca persalinan, eklampsia, sepsis atau komplikasi keguguran menyebabkan tingginya kasus kesakitan dan kematian ibu di Indonesia. Sebagian besar penyebab kesakitan dan kematian tersebut sebenarnya dapat dicegah. Persalinan bersih dan aman serta pencegahan komplikasi selama dan pasca persalinan terbukti mampu mengurangi kesakitan atau kematian ibu dan bayi baru lahir (JNPKR, 2008 : 15 ). Jaringan Nasional Pelatihan Klinik Kesehatan Reproduksi (JNPK-KR) dan Depkes RI telah sepakat bahwa cakupan pelayanan oleh tenaga terlatih adalah kunci dari perbaikan status kesehatan ibu, bayi dan anak serta mencapai target yang diinginkan. Tenaga kesehatan terampil adalah pelaku yang mampu menjaga dan menyelamatkan ibu dan bayi baru lahir dari kematian atau kesakitan yang seharusnya dapat dicegah atau dihindarkan melalui upaya dan pertolongan tepat waktu dan adekuat. Hal ini telah dibuktikan pada negara-negara di mana angka kesakitan dan kematian ibu tersebut tergolong rendah. Deteksi dini dan pencegahan komplikasi dapat menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu serta bayi baru lahir. Jika semua tenaga penolong persalinan dilatih agar mampu untuk mencegah dan dapat mendeteksi komplikasi yang mungkin terjadi, menerapkan asuhan persalinan secara tepat guna dan tepat waktu, baik sebelum atau saat terjadi masalah dan segera melakukan rujukan saat kondisi ibu masih optimal, maka para ibu dan bayi baru lahir akan terhindar dari ancaman kesakitan dan kematian (JNPK/KR, et al, 2008: 47). Bidan merupakan tenaga lini terdepan harus mampu dan terampil dalam memberikan pelayanan kebidanan kepada ibu dan bayi baru lahir sesuai dengan asuhan kebidanan yang ditetapkan, mengacu kepada kewenangan dan kode etik profesi serta ditunjang dengan sarana dan prasarana yang terstandar. Untuk mendukung peningkatan keterampilan bidan dalam memberikan pelayanan yang berkualitas, Depkes telah menyusun berbagai pedoman dan standar asuhan kebidanan sehingga dapat digunakan sebagai acuan. Seiring dengan itu pula pemerintah dan berbagai pihak di Indonesia terus mengembangkan pendidikan kebidanan yang berhubungan dengan perkembangan pelayanan kebidanan baik pendidikan formal maupun non formal. Sejak tahun 2000 telah dibentuk tim pelatihan APN yang dikoordinasikan oleh Maternal Neonatal Health (MNH) yang sampai saat ini telah memberikan pelatihan APN di beberapa propinsi/kabupaten di Indonesia guna menjawab kebutuhan/tuntutan masyarakat akan pelayanan kebidanan yang berkualitas (Depkes, 2008:8). Program ini bertujuan untuk menyelamatkan ibu dan bayi dari kematian, khususnya dalam masa persalinan dan pasca melahirkan. Terdapat dua penyebab yang menjadi kendala bagi program MNH. Penyebab tersebut adalah penyebab langsung dan tidak langsung. Penyebab tidak langsung adalah tiga terlambat (dikenal dengan istilah 3 T) yaitu; terlambat mencari pertolongan, terlambat membawa ke tempat rujukan dan terlambat memberi pertolongan di tempat rujukan. Selain program MNH pemerintah juga mengembangkan program Making Pregnancy Safer (MPS) yaitu bagaimana membuat persalinan yang aman dan baik, sehingga bayi yang dilahirkan ibunya dalam keadaan sehat setelah persalinan. Tiga kunci dari MPS ini adalah setiap persalinan harus ditangani oleh tenaga terlatih (paramedis), karena setiap persalinan tetap ada risikonya dan jangan pergi ke Dukun. Setiap komplikasi harus ditangani sebaik mungkin, setiap wanita usia subur harus memiliki akses terhadap pelayanan kontrasepsi dan bila dihadapkan pada masalah aborsi, wanita juga harus mendapatkan pelayanan kesehatan. Program penekanan AKI yang telah dilakukan oleh program MNH selama ini diantaranya adalah mengadakan pelatihan bagi para Bidan. Jika Bidan kompeten dalam melaksanakan tugasnya, diprediksikan 50 persen kasus perdarahan dapat dicegah. Pelatihan tersebut diantaranya adalah pelatihan APN. Beberapa alasan yang melandasi dirancangnya pelatihan Asuhan Persalinan Normal diantaranya adalah berdasarkan fakta yang menunjukkan bahwa sebagian besar kematian ibu disebabkan oleh perdarahan pasca persalinan. Upaya terbaik untuk mencegah kematian yang disebabkan oleh perdarahan pasca persalinan adalah dengan menghindari terjadinya komplikasi tersebut. Angka kejadian perdarahan pasca persalinan di Indonesia diperkirakan sekitar 45% dari seluruh persalinan ada. Berdasarkan proporsi tersebut dapat diasumsikan bahwa 90 % persalinan akan berlangsung secara normal dan apabila persalinan tersebut ditangani sebaik-baiknya, maka akan mencegah terjadinya kesakitan atau bahkan kematian pada ibu bersalin (JNPK/KR, et al, 2006). Berdasarkan kajian kebutuhan pelatihan yang dilakukan oleh Depkes RI bekerjasama dengan JNPK/KR di Jawa Timur dan Jawa Tengah pada Tahun 1997, disimpulkan bahwa tenaga pelaksana kebidanan di tingkat pelayanan kesehatan primer, tidak
Rahmaningsih dkk, Pelatihan Terhadap Keterampilan Bidan,... 80 memiliki kemampuan/keterampilan yang memadai dalam melaksanakan asuhan persalinan normal yang sesuai dengan prosedur yang ada dan tidak dapat melakukan upaya-upaya pencegahan terhadap komplikasi persalinan. Berdasarkan hasil kajian tersebut di atas, maka dilakukan perancangan dan penyusunan materi pelatihan Asuhan Persalinan Normal bagi tenaga kesehatan yang melayani asuhan persalinan normal di masyarakat. Dengan pendekatan yang seperti ini berarti bahwa upaya APN harus didukung oleh adanya alasan yang kuat dan berbagai bukti ilmiah yang dapat menunjukkan adanya manfaat apabila diaplikasikan pada setiap proses persalinan (JNPK/KR, et al 2006:23). Pelatihan APN dirancang untuk memperbaiki kompetensi para Bidan yang akan menjadi tenaga pelaksana asuhan persalinan yang lebih efektif. Materi pada pelatihan disusun berdasarkan pengetahuan dan tekhnologi terkini serta pengalaman petugas pelaksana di lapangan sehingga relevan dengan latar belakang peserta latih (Bidan dan Dokter). Tujuan umum pelatihan ini adalah tercapainya tingkat kompetensi keterampilan seperti yang diinginkan, penguasaan pengetahuan yang di perlukan dan perubahan perilaku yang mendukung pemberian pelayanan yang berkualitas sesuai dengan standar pelayanan (JNPK/KR, et al, 2006:25). Penelitian Anita tentang Hubungan Kompetensi Bidan Dalam Pelaksanaan Asuhan Persalinan Normal di Kabupaten Aceh Besar. Hasil penelitian menunjukkan hubungan yang signifikan antara pengetahuan dan sikap terhadap penerapan asuhan persalinan normal, sedangkan menurut penelitian Yuliarni (2009 : 50), Evaluasi keterampilan penolong persalinan di Kamar Bersalin RSUP Dr. M. Djamil Padang, menunjukkan bahwa antara pelatihan dan keterampilan tidak menunjukkan hubungan yang signifikan. Penelitian berikutnya tentang Analisis faktor-faktor yang berhubungan dengan pelaksanaan penerapan standar APN oleh Bidan Puskesmas Rawat Inap di kabupaten Banyumas, menunjukkan adanya hubungan yang bermakna secara statistik antara pengetahuan dengan pelaksanaan penerapan standar APN (Ratifah, 2006 : 63). Beberapa negara maju telah memperlihatkan akselerasi penurunan rasio kematian maternal secara bermakna melalui asuhan yang memadai selama kehamilan dengan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang terampil di berbagai jenjang pelayanan. Pertolongan persalinan oleh petugas kesehatan yang terampil serta profesional terus mengalami peningkatan hingga mencapai 72,4% pada tahun 2010. Sesuai target yang telah dicanangkan oleh International Conference on Population and Development (ICPD) tahun 2010 dimana 80% dari pencapaian pertolongan persalinan diharapkan dengan keterampilan personal, dan 85% pada tahun 2011. Rekomendasi tersebut ditargetkan untuk meningkatkan keterampilan dalam menolong persalinan dalam prioritas penurunan AKI (Adrianzs, 2007 : 3). Dalam memberikan pertolongan persalinan yang berkualitas dibutuhkan tenaga yang terampil dalam memberikan pelayanan yang cepat, tepat, aman, nyaman dan sesuai standar serta mampu memberikan intervensi sesuai kebutuhan ibu, sehingga dalam hal ini diperlukan adanya evaluasi untuk mengetahui penerapan pada asuhan persalinan sebagai salah satu jaminan kualitas pelayanan (IBI, 2005:5). Khusus di Wilayah Kerja Dinas Kesehatan Kota Pontianak sebanyak ±140 Bidan yang ada, 35 (25 %) diantaranya sudah mengikuti pelatihan APN (Profil Dinkes Kota Pontianak Th.2012 : 56). Kedepan di harapkan semua Bidan di Kota Pontianak dapat mengikuti pelatihan ini. Dapat dibayangkan berapa besar biaya yang dibutuhkan untuk program pelatihan APN ini. Jika hasil yang didapat dari pelatihan ini tidak seperti yang diharapkan, maka betapa sia-sianya tenaga, dana yang telah dikeluarkan tersebut. Sementara masih banyak program kesehatan lainnya yang membutuhkan dana yang besar dalam menjalankan program-programnya. Dengan adanya program Jaminan Persalinan (jampersal) yang sedang berlangsung sampai saat ini menyebabkan peningkatan jumlah persalinan di hampir semua tempat pelayanan kesehatan yang menyediakan sarana pertolongan persalinan di Wilayah Kerja Dinas Kesehatan Kota Pontianak. Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang Hubungan Pelatihan dengan Keterampilan Bidan dalam Melaksanakan Asuhan Persalinan Normal di Wilayah Kerja Dinas Kesehatan Kota Pontianak. METODE Penelitian ini bersifat survey analitik dengan desain Cross sectional yaitu metode pengambilan data dengan cara melakukan observasi atau pengukuran sekaligus pada waktu yang bersamaan. Subjek Penelitian adalah Bidan yang sudah mengikuti pelatihan APN dan masih aktif menolong persalinan di Wilayah Kerja Dinas Kesehatan Kota Pontianak. Adapun teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan total sampling yaitu semua Bidan yang sudah mengikuti pelatihan APN dan aktif menolong persalinan di Wilayah Kerja Dinas Kesehatan Kota Pontianak.
81 JURNAL KEBIDANAN KHATULISTIWA, Volume I Nomor 2 Juli 2015, hlm. 78-82 HASIL Berdasarkan hasil penelitian tentang Hubungan Pelatihan Dengan Keterampilan Bidan Dalam Melaksanakan Asuhan Persalinan Normal Di Wilayah Kerja Dinas Kesehatan Kota Pontianak yang dilakukan terhadap 35 sampel, maka diperoleh hasil sebagai berikut : Tabel 1 Hubungan Pelatihan dengan Nilai Keterampilan Bidan di Wilayah Dinas kesehatan Kota Pontianak Tahun 2013 Variabel N % P r Jarak Waktu Pelatihan 1-14 bulan 15 42,9 15-28 bulan 2 5,7 29-42 bulan 2 5,7 43-56 bulan 2 5,7 0,001 0,6 57-70 bulan 2 5,7 71-84 bulan 12 34,3 Jumlah 35 100 % Nilai Keterampilan 145-149 11 31,4 150-154 6 17,1 155-159 3 8,6 160-164 - - 0,001 0,6 165-169 5 14,3 170-174 10 28,6 Jumlah 35 100 % Berdasarkan tabel 1 di atas menunjukkan bahwa sebagian besar yaitu 11 orang Bidan (31,4%) mendapat nilai keterampilan dalam Melaksanakan APN 145-149 dengan rata-rata nilai Bidan adalah 159. Jarak waktu Pelatihan yang pernah diikuti oleh Bidan menunjukkan bahwa sebagian besar Bidan yaitu 15 bidan (42,9%) dengan jarak waktu pelatihan 1-14 bulan dan rata-rata Bidan telah mengikuti pelatihan dengan jarak waktu pelatihan 38 bulan. Analisis Bivariat menunjukkan bahwa ρ = 0,001 < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima. Hal ini berarti ada hubungan yang signifikan antara Variabel Pelatihan dan Variabel Keterampilan Bidan. Korelasi pearson didapatkan nilai r = 0,6. Berdasarkan tabel interprestasi Koefisien Korelasi Nilai r menunjukkan hubungan yang kuat antara kedua variabel tersebut. PEMBAHASAN Hasil penelitian dengan analisis Bivariat menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara Pelatihan dengan Keterampilan Bidan dalam melaksanakan Asuhan Persalinan Normal. Hal ini diperkuat dengan Uji Pearson Product Moment yang menunjukkan ada hubungan antara Pelatihan APN dengan Keterampilan Bidan dalam melaksanakan APN tersebut. Hal ini sejalan dengan Teori yang mengatakan Seiring dengan perkembangan zaman terjadi Perubahan teknologi berarti perubahan lingkup pekerjaan yang menandakan bahwa harus adanya pembaharuan pengetahuan yang telah ada sebelumnya. Setiap pekerja diharapkan dapat memperbaharui keterampilannnya (update employee s skill) sehingga fungsinya dapat lebih efektif sekaligus menghindari keusangan (avoid obsolescence). Carrel et,al 1982: 401-402. Demikian halnya dengan Teori yang mengatakan bahwa Pelatihan akan bermanfaat apabila kebutuhan pelatihan itu dianalisis pada saat dan waktu yang tepat (Irianto, 2007 : 87). Hasil penelitian yang telah dilaksanakan sebelumnya yang dilakukan oleh Yuliarni (2009) dengan judul Evaluasi Keterampilan Penolong Persalinan Di kamar Bersalin RSUP Dr. M. Djamil Padang menunjukkan bahwa adanya hubungan yang bermakna antara variabel masa kerja dengan keterampilan Bidan dalam APN bermakna secara statistik p= 0,001. Penelitian lainnya dilakukan oleh Anita (2008) dengan Judul Hubungan Kompetensi Bidan dalam Pelaksanaan Asuhan Persalinan Normal di Kabupaten Aceh Besar menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara Kompetensi Bidan dengan Pelaksanaan Asuhan Persalinan Normal p = 0,001. Penelitian yang dilakukan oleh Ratifah dengan Judul Analisis Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pelaksanaan Penerapan Standar Asuhan Persalinan Normal Oleh Bidan Puskesmas Rawat Inap di Kabupaten Banyumas Tahun 2006 menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna secara statistik antara pengetahuan dengan pelaksanaan penerapan standar Asuhan Persalinan Normal p= 0,002. Berdasarkan beberapa pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa Waktu Pelatihan APN yang pernah diikuti oleh Bidan dapat mempengaruhi keterampilan Bidan dalam melaksanakan Asuhan Persalinan normal. Sesuai Kenyataan yang ada selama ini bahwa sertifikat/ bukti tertulis bahwa seseorang pernah mengikuti pelatihan diberlakukan selama kurun waktu tertentu. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Wilayah Kerja Dinas Kesehatan Kota Pontianak terhadap 35 Bidan yang menjadi responden dengan Hasil Analisis Bivariat menunjukkan bahwa hasil p : 0,001 < 0,05 artinya Ho ditolak dan Ha diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa Ada Hubungan yang signifikan antara Pelatihan dengan Keterampilan Bidan dalam Melaksanakan Asuhan Persalinan Normal Di Wilayah Kerja Dinas Kesehatan Kota Pontianak tahun 2013.
Rahmaningsih dkk, Pelatihan Terhadap Keterampilan Bidan,... 82 DAFTAR RUJUKAN Azwar, A. (2009) Pengetahuan, sikap dan praktek penyelengggaraan pelayanan di rumah sakit terhadap program menjaga mutu, Majalah Kedokteran Indonesia, 46 (6): 214-218. Anita, (2008) Hubungan kompetensi Bidan dalam pelaksanaan Asuhan Persalinan Normal di kabupaten Aceh Besar. repository.usu.ac.id /bitstream/ 123456789 /6752/ 1 /08E00918. Pdf.>(1-10-2013) Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) (2007) Laporan perkembangan pencapaian millenium development goals Indonesia (MDGs) 2007. Jakarta: Bappenas. Departemen Kesehatan (Depkes) RI (2005) Standar pelayanan kebidanan (buku I). Jakarta. Dinas kesehatan Propinsi Kalimantan Barat (2011) : Profil Dinas Kesehatan Propinsi kalimantan Barat Tahun 2011. Kalimantan Barat Dinas Kesehatan Kota Pontianak (2012) : Profil Dinas Kesehatan Kota pontianak Tahun 2012. Pontianak Ikatan Bidan Indonesia (IBI). (2004) Panduan Pengorganisasian: Program Bidan Delima. Jakarta. Irianto (2007) Manajemen Sumber daya manusia. Bandung : CV. Sulita bandung Jaringan Nasional Pelatihan Klinik-Kesehatan Reproduksi (JNPK-KR) (2008) Asuhan persalinan normal. Jakarta: JNPK-KR. Mangkunegara, A.P (2006) Evaluasi Kinerja Sumber Daya Manusia. Bandung : PT. Refika Aditama. Mochtar, R. (2005) Sinopsis obstetri: obstetric operatif, obstetric sosial. Ed.2 Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.. Notoatmodjo, S., dkk. (2005) Promosi kesehatan: teori dan aplikasi. Jakarta: Rineka Cipta. Ratifah, (2006) Analisis faktor-faktor yang berhubungan dengan pelaksanaan penerapan standar Asuhan Persalinan Normal oleh Bidan Puskesmas Rawat Inap di Kabupaten Banyumas. Repository.USU.ac.id / bitstream /123456789/ 31324/2/Pdf>(1-10- 2013) Saifuddin, A.B., Adriaansz, G., Wiknjosastro, G.H., Waspodo, D. (2008) Buku acuan nasional: pelayanan kesehatan maternal dan neonatal. Ed I, Cet 3. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Siagian, P.S (2006) Kiat meningkatkan produktivitas kerja. Jakarta : PT Pinelian Cipta Sugiono,2007. Statistik Untuk penelitian. Bandung : Alfabeta Setiawan, A. Sastroasmoro. S, Sofyan Ismael 2008. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis. Ed 3, Jakarta: CV.Sagung Seto. Saryono, 2013. Metodelogi Penelitian Kulitatif dan Kuantitatif di bidang Kesehatan, Yogyakarta. Wiknjosastro, H., Saifuddin, A.B. & Rachmadhi, T. (2013) Ilmu kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiharjo. World Health Organization, (2004) Program Peningkatan Kehamilan yang lebih Sehat : Pokok persoalan dan tantangan. Geneva : WHO