TINGKAT KEBUGARAN KARDIORESPIRASI PESERTA EKSTRAKURIKULER FUTSAL PUTRA TAHUN 2016/2017 DI SMP NEGERI 8 YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

dokumen-dokumen yang mirip
NARASI BENTUK-BENTUK TES KEBUGARAN JASMANI BAGI KARYAWAN

Tingkat Kesegaran Jasmani...(Said Erwan Susanto)1

KESEGARAN KARDIORESPIRASI SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 3 KEBUMEN TAHUN AJARAN 2015/2016. E-Journal

TINGKAT KETERAMPILAN PUKULAN FOREHAND DAN BACKHAND GROUNDSTROKE TENIS LAPANGAN SISWA SEKOLAH BANTUL TENIS CAMP DIY

TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA PESERTA EKSTRAKURIKULER OLAHRAGA SMPN 4 DEPOK BERDASARKAN PRESTASI BELAJAR

THE DIFFERENCE OF CARDIORESPIRATORY ENDURANCE LEVEL BETWEEN STRIKERS AND DEFENDERS OF FOOTBALL EXTRACURRICULAR AT SMA NEGERI 1 KOTA MUNGKID

PROFIL KONDISI FISIK DAN TINGKAT KETERAMPILAN DASAR BERMAIN SEPAKBOLA SISWA PESERTA EKSTRAKURIKULER SEPAKBOLA DI SMA NEGERI 1 GODEAN TAHUN 2015

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT AKTIVITAS JASMANI DENGAN KESEGARAN JASMANI SISWA PUTRI KELAS VIII SMP N 3 DEPOK YOGYAKARTA

Keywords: The level qf physical fitness, elementary school Group IV Donokerto Turi. Tingkat Kesegaran Jasmani...(Tri Harti)1

TINGKAT KESEGARAN JASMANI SISWA KELAS IV, V DAN VI SD NEGERI DELEGAN 2 KECAMATAN PRAMBANAN KABUPATEN SLEMAN YOGYAKARTA

TINGKAT KEMAMPUAN SERVIS PENDEK FOREHAND DAN KEMAMPUAN SMASH BULUTANGKIS SISWA PUTRA PESERTA EKSTRAKURIKULER BULUTANGKIS SMP N 32 PURWOREJO

PROFIL KONDISI FISIK PEMAIN SEPAKBOLA PERKUMPULAN SEPAKBOLA UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

TINGKAT KETERAMPILAN GERAK DASAR PASSING

KEMAMPUAN DASAR BERMAIN BOLA VOLI SISWA PESERTA EKSTRAKURIKULER BOLA VOLI PUTRA DI SMP NEGERI 2 MUNTILAN

UNJUK KERJA PASSING BAWAH BOLAVOLI SISWA KELAS V SD NEGERI NGLERI KECAMATAN PLAYEN GUNUNG KIDUL

SURVEI TINGKAT KETERAMPILAN BERMAIN SEPAKBOLA SISWA PESERTA EKSTRAKURIKULER SEPAKBOLA DI SMP NEGERI 1 PANGGANG GUNUNGKIDUL

KEMAMPUAN PUKULAN SERVIS PANJANG, LOB DAN SMASH DALAM PERMAINAN BULUTANGKIS PADA PESERTA EKSTRAKURIKULER BULUTANGKIS SMP MUHAMMADIYAH 2 DEPOK

TINGKAT KETERAMPILAN BERMAIN SEPAKTAKRAW PESERTA EKSTRAKURIKULER SEPAKTAKRAW DI SD NEGERI BAYANGKARA KECAMATAN GONDOKUSUMAN KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2016

TES KEBUGARAN JASMANI BAGI ANAK USIA SEKOLAH LANJUTAN

TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA EKSTRAKURIKULER BOLA VOLI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 RASAU JAYA

TINGKAT KETERAMPILAN BERMAIN SEPAKTAKRAW PESERTA EKSTRAKURIKULER SEPAKTAKRAW DI SD KRADENAN KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2015/2016

Jurnal Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Volume 05 Nomor 01 Tahun 2017, 44-48

SURVEY TINGKAT KEBUGARAN JASMANI MAHASISWA BARU PENJASKES STKIP-PGRI PONTIANAK TAHUN 2013

TINGKAT PEMAHAMAN SISWA PESERTA EKSTRAKURIKULER BOLA VOLI SMP NEGERI SE-KECAMATAN PANDAK KABUPETEN BANTUL TERHADAP PERATURAN PERMAINAN BOLA VOLI

III. METODOLOGI PENELITIAN

TINGKAT KESEGARAN JASMANI ATLET UKM TENIS LAPANGAN UNY

TINGKAT KETERAMPILAN TEKNIK DASAR SEPAKBOLA SISWA PESERTA EKSTRAKURIKULER SEPAKBOLA SMP NEGERI 2 SEWON BANTUL TAHUN 2016

TINGKAT KETERAMPILAN BERMAIN SEPAKBOLA SISWA PUTRA PESERTA EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI KARANGJATI, NGAGLIK, SLEMAN

PENGARUH PERMAINAN SEPAKBOLA EMPAT GAWANG TERHADAP KEBUGARAN KARDIORESPIRASI SISWA PUTRA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI TAMBAKREJO KABUPATEN PURWOREJO

SURVEI TINGKAT DAYA TAHAN JANTUNG PARU MAHASISWA JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

PENGARUH LATIHAN COUNTINOUS RUNNING TERHADAP PENINGKATAN VO2MAX PEMAIN SEPAK BOLA USIA TAHUN DI AKADEMI SALATIGA TRAINING CENTER

PROFIL TINGKAT VO2 MAX PADA SISWA SEKOLAH SEPAKBOLA (SSB) PALEMBANG MUDA

TINGKAT KETERAMPILAN BERMAIN SEPAKBOLA PADA SISWA SEKOLAH SEPAKBOLA (SSB) FITA PEROL KU TAHUN KECAMATAN GANTUNG KABUPATEN BELITUNG TIMUR

PERSEPSI SISWA SMP MUHAMMADIYAH SANDEN TERHADAP PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI

PROFIL KONDISI FISIK MAHASISWA PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN TAHUN ANGKATAN 2014 UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

KETERAMPILAN BERMAIN BOLABASKET SISWA PUTRA KELAS X SMA NEGERI 2 KLATEN TAHUN AJARAN 2015/2016

SURVEI KETERAMPILAN DASAR BERMAIN SEPAKBOLA SISWA PUTERA USIA TAHUN DI SEKOLAH DASAR MUHAMMADIYAH SIRAMAN, WONOSARI, GUNUNGKIDUL

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KONSENTRASI TERHADAP KETERAMPILAN BERMAIN SEPAKBOLA PADA SISWA PESERTA EKSTRAKURIKULER SEPAKBOLA SMP N 1 NGAGLIK E-JOURNAL

TANGGAPAN SISWA KELAS IV TERHADAP PROSES PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DI SDN 1 KARANGREJO TAHUN 2017

MOTIVATION OF LEARNERS IN FOLLOWING ARCHERY EXTRACURRICULAR IN SD ISLAM TERPADU AR- RAIHAN SUMBERBATIKAN TRIRENGGO, BANTUL ACADEMIC YEAR 2015/2016

BAB III METODE PENELITIAN. teknik pengumpulan datanya menggunakan tes dan pengukuran, sehingga

IN PRAMBANAN STATE SENIOR HIGH SCHOOL KLATEN

III. METODOLOGI PENELITIAN. karena adanya (treatment), seperti pendapat(thomas dan Nelson 1997:

NET TRAINING METHOD EFFECT FOR OVERHEAD PASS ABILITY OF BASKETBALL EXTRACURRICULAR MEMBERS IN RANDUDONGKAL SENIOR HIGH SCHOOL, PEMALANG REGENCY

TINGKAT KESEGARAN JASMANI PESERTA EKSTRAKURIKULER SEPAKBOLA DI MTS HASYIM ASY ARI PIYUNGAN TAHUN AJARAN 2016/2017

TINGKAT KETERAMPILAN DASAR BERMAIN BOLA VOLI SISWA PUTRA YANG MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER BOLA VOLI DI SMP NEGERI 3 SLEMAN TAHUN AJARAN 2015/2016

TINGKAT KETERAMPILAN TEKNIK DASAR FUTSAL SISWA PESERTA EKSTRAKURIKULER FUTSAL DI SEKOLAH DASAR NEGERI GEBANG RAYA 1 TANGERANG TAHUN 2016

FAKTOR FAKTOR PENDUKUNG KETERLAKSANAAN PEMBELAJARAN SENAM LANTAI MENURUT PENDAPAT PESERTA DIDIK KELAS X DI SMK NEGERI 1 KASIHAN KABUPATEN BANTUL

ANALISIS TINGKAT KESEGARAN JASMANI MAHASISWA PROGRAM STUDI PENJASKESREK IKIP PGRI PONTIANAK

TINGKAT PENGETAHUAN STRATEGI DAN TAKTIK BAGIPEMAIN SPIRIT FUTSAL AKADEMI KULON PROGO TAHUN 2015 ARTIKEL E-JOURNAL

BAB III METODE PENELITIAN

PERAN GURU PENDIDIKAN JASMANI TERHADAP KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PRAMUKA DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN SEWON KABUPATEN BANTUL DIY TAHUN

PENGARUH LATIHAN BOLA LEWAT NET DAN LATIHAN DRILL PASSING

TINGKAT PENGETAHUAN GURU PENJAS SEKOLAH DASAR NEGERI SE- KECAMATAN KOTAGEDE YOGYAKARTA TERHADAP GAYA MENGAJAR LATIHAN

FAKTOR FAKTOR YANG MENGHAMBAT SISWA DALAM PELAKSANAAN EKSTRAKURIKULER BOLABASKET DI SMK MUHAMMADIYAH T/A 2016/2017

TINGKAT KEMAMPUAN TEKNIK DRIBBLE DAN PENALTY STROKE PESERTA UNIT KEGIATAN MAHASISWA HOKI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA TAHUN 2016

TINGKAT PENGETAHUAN TAKTIK DAN STRATEGI SISWA YANG MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER SEPAKBOLA DI SMP NEGERI 2 MUNTILAN KABUPATEN MAGELANG

TANGGAPAN PESERTA DIDIK TERHADAP PEMBELAJARAN KEBUGARAN JASMANI DI KURIKULUM 2013 KELAS X SMK N 1 DEPOK SLEMAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif adalah

PERBEDAAN KAPASITAS VITAL PARU SISWA YANG MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER FUTSAL DAN EKSTRAKURIKULER BOLA BASKET DI SMA NEGERI Se-KABUPATEN PURBALINGGA

Oleh: Ferry Himawan E. P. P., Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Yogyakarta

MOTIVASI KELAS UNGGULAN DAN KELAS REGULER DALAM MENGIKUTI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI

MINAT SISWA KELAS V SD N PERCOBAAN 4 WATES TERHADAP PEMBELAJARAN AKTIVITAS RITMIK TAHUN AJARAN 2015 / 2016

BAB I PENDAHULUAN. bersabda, Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah Azza wa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Olahraga semakin lama mendapat tempat di dunia kesehatan sebagai salah

PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU. Keywords: Lateral Run Training, Cardiorespiratori Endurance.

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap variabel mandiri tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan

III. METODOLOGI PENELITIAN. tehnik penelitian membicarakan alat-alat yang akan digunakan dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen tidak murni. Penelitian

TINGKAT KETERAMPILAN LAY UP SHOOT SISWA EKSTRAKURIKULER BOLABASKET DI SMA N 1 JEPON BLORA JAWA TENGAH E-JOURNAL

THE SKILL LEVEL OF PLAY FUTSAL FOR MALE STUDENTS IN JOINING EXTRACURRICULAR AT SMA NEGERI 1 IMOGIRI BANTUL

MINAT SISWA KELAS XI SMA N 1 PUNDONG KABUPATEN BANTUL TERHADAP PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN TAHUN AJARAN 2015/2016

BAB I PENDAHULUAN. melakukan pekerjaan dan bergerak. Kebugaran jasmani yang dibutuhkan untuk

PENGARUH METODE PART AND WHOLE TERHADAP HASIL BELAJAR TEKNIK DASAR SERVIS BAWAH BOLAVOLI PADA EKSTRAKURIKULER BOLAVOLI DI SMP N 4 PACITAN

PROFILE OF LEVEL ENDURANCE ABILITY (VO 2 MAX) IN JUNIOR MEN TABLE TENNIS ATHLETES MALAY SPORT CLUB PEKANBARU

TINGKAT KESEGARAN JASMANI SISWA SD NEGERI 02 BALEDONO DI KECAMATAN PURWOREJO

PENGARUH PERMAINAN TRADISIONAL BEBENTENGAN TERHADAP PENINGKATAN VO2 MAX PESERTA EKSTRAKURIKULER PENCAK SILAT

BAB III METODELOGI PENELITIAN

MOTIVASI SISWA MEMILIH KELAS KHUSUS BAKAT ISTIMEWA OLAHRAGA (BIO) DI SMA NEGERI 4 YOGYAKARTA

ANALISIS KONDISI FISIK PEMAIN SEPAK BOLA KLUB PERSEPU UPGRIS TAHUN 2016

TINGKAT KEMAMPUAN KETEPATAN PASSING KAKI BAGIAN DALAM PADA SISWA PESERTA EKSTRAKURIKULER SEPAKBOLA DI SMP NEGERI 1 IMOGIRI KABUPATEN BANTUL TAHUN 2016

TINGKAT KETERLAKSANAAN PEMERIKSAAN KESEHATAN BERKALA DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE KECAMATAN BAYAT KABUPATEN KLATEN

TINGKAT KESEGARAN JASMANI SISWA PESERTA EKTRAKURIKULER FUTSAL SMA NEGERI 1 KARANGANOM

KETEPATAN SERVIS BAWAH BOLAVOLI SISWA EKSTRAKULIKULER KELAS VIII SMP NEGERI 1 PURING KEBUMEN Abstrak

FAKTOR-FAKTOR YANG MENDUKUNG DAN MENGHAMBAT PERKEMBANGAN EKSTRAKURIKULER FUTSAL DI SMA NEGERI SE- KABUPATEN KEBUMEN

PENGARUH PERMAINAN LEMPAR SHUTTLECOCK TERHADAP PENINGKATAN KELINCAHAN PESERTA EKSTRAKURIKULER BULUTANGKIS SMP NEGERI 2 PLAYEN GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA

E-JOURNAL. Oleh : Luki Ari Winarno NIM

PERBEDAAN NILAI KAPASITAS VO 2 MAKSIMUM PADA ATLIT SEPAK BOLA DENGAN FUTSAL DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

KEPUASAN PELANGGAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI PUSAT KEBUGARAN MERAPI VIEW GYM PERUMAHAN PESONA MERAPI SLEMAN YOGYAKARTA

MINAT SISWA DALAM MENGIKUTI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DI SMP NEGERI 2 TEMPEL KAB. SLEMAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Faktor-faktor (Muhammad Chandra.)1

MOTIVASI DALAM MENGIKUTI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER SEPAKBOLA PADA SISWA KELAS VIII SMP. (Jurnal) Oleh THOMAS WAHYU WIDYA SANJAYA

PERSEPSI GURU PENDIDIKAN JASMANI TERHADAP MEDIA GAMBAR DALAM PEMBELAJARAN SENAM LANTAI DI SMP SE-KABUPATEN BANJARNEGARA

Kemampuan Power Otot Tungkai dan Kelincahan...(Ridwan Syahril)

PENGARUH METODE LATIHAN TRIANGLE RUN TERHADAP DAYA TAHAN (VO2MAX) PADA ANGGOTA EKSTRAKULIKULER SEPAKBOLA SMA NEGERI 1 CABANGBUNGIN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Hubungan Antara Gaya (Yundhi Arfianto) Kata kunci: Gaya Hidup sehat, Tingkat Kesegaran Jasmani, Kelas VIII

PERBANDINGAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI ANTARA SISWA YANG MENGIKUTI EKSTRAKULIKULER FUTSAL DI SMAN 2 LAMONGAN DAN SMKN 1 LAMONGAN

Oleh : Watak Putra Wijaya Kusuma, Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi

Transkripsi:

TINGKAT KEBUGARAN KARDIORESPIRASI PESERTA EKSTRAKURIKULER FUTSAL PUTRA TAHUN 2016/2017 DI SMP NEGERI 8 YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Oleh : Fauzan Ertanto, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Yogyakarta, ertantofauzan@gmail.com Abstrak Latar belakang dilaksanakan penelitian ini adalah karena siswa putra yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler futsal di SMP Negeri 8 Yogyakarta terlihat mudah mengalami kelelahan disaat melakukan latihan maupun pertandingan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kebugaran kardiorespirasi peserta ekstrakurikuler futsal putra tahun 2016/2017 di SMP Negeri 8 Yogyakarta Daerah Istimewa Yogyakarta. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan persentase yang menggunakan metode survei. Penelitian hanya ingin mengetahui tingkat kebugaran kardiorespirasi siswa putra yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler futsal. Subjek penelitian ini adalah seluruh siswa peserta ekstrakurikuler futsal putra di SMP Negeri 8 Yogyakarta tahun 2016/2017 yang berjumlah 16 siswa. Instrumen yang digunakan dalam pengambilan data yaitu menggunakan tes lari multi tahap ( multistage fitness test ) dari Davis, Kimmet, dan Auty dalam Albertus Fenanlampir dan Muhammad Muhyi Faruq, ( 2015 ) dengan tingkat validitas instrumen sebesar 0,975. Selain itu, reliabilitas instrumen antara test dan retest pada subyek selama 1 minggu secara terpisah telah menunjukkan hasil yang baik (r = 0,98). Teknik analisis data menggunakan rumus presentase. Hasil data penelitian menunjukan bahwa tingkat kebugaran kardiorespirasi ( VO2 Maks ) siswa putra yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler futsal di SMP Negeri 8 Yogyakarta DIY yang berjumlah 16 siswa berkategori Sangat Buruk berjumlah 1 siswa (6,25 %), Buruk 3 siswa (18,75 %), Cukup 7 siswa (43,75 %), Rata-rata 4 siswa (25 %), Baik 1 siswa (6,25 %), Sangat Baik 0 siswa (0 %) dan Istimewa berjumlah 0 siswa ( 0 %) Kata Kunci : Tingkat Kebugaran Kardiorespirasi, Multistage fitness test Abstract The research background is because the male students following futsal extracurricular activities in SMP Negeri 8 (State Junior High School) Yogyakarta easily get fatigue while performing the training and matches. This research aims to determine the level of cardiorespiratory fitness of male futsal extracurricular participants of 2016/2017 in SMP Negeri 8 Yogyakarta Yogyakarta Special Region.This research was descriptive quantitative research with percentage using survey method. The research was only to find out the level of cardiorespiratory fitness of the male students following futsal extracurricular activities. The subjects of the research were all male students of futsal extracurricular in SMP Negeri 8 Yogyakarta in 2016/2017 of 16 students. The instrument used in data collection was by using a multistage running test (multistage fitness test) from Davis, Kimmet, and Auty in Albertus Fenanlampir and Muhammad Muhyi Faruq (2015) with the instrument validity level 0.975. In addition, the instrument reliability between test and re-test in the subjects for 1 week separately had shown good results (r = 0.98). The data analysis technique used the percentage formula.the results of research data indicate that the level of cardiorespiratory fitness (VO2 Max) of the male students following futsal extracurricular activity in SMP Negeri 8 Yogyakarta DIY totalling 16 students are 1 categorized as poor (6.25%), 3 students categorized as bad (18.75% ), 7 students categorized as medium (43.75%), 4 students categorized as average (25%), 1 student categorized as good (6.25%), 0 student categorized as very good (0%) and 0 student categorized as excellent (0%). Keywords: Cardiorespiratory Fitness Level, Multistage fitness tes

PENDAHULUAN Ekstrakurikuler futsal adalah sekian dari ekstrakurikuler pilihan yang difavoritkan oleh siswa di Daerah Istimewa Yogyakarta. Tidak dipungkiri perkembangan futsal yang begitu pesat berdampak pada penyelenggaraan ekstrakurikuler olahraga di sekolah. Dulunya ekstrakurikuler olahraga hanya sebatas olahraga-olahraga tertentu seperti sepak bola, bola voli, bola basket, badminton, dan lain sebagainya, tetapi saat ini futsal merupakan salah satu ekstrakurikuler olahraga favorit di sekolah-sekolah menengah pertama maupun menengah atas. Tidak dipungkiri termasuk di SMP Negeri 8 Yogyakarta, ekstrakurikuler futsal merupakan salah satu dari sekian banyak ekstrakurikuler yang diminati oleh siswa, khususnya putra. Peserta ekstrakurikuler ini adalah siswa kelas VII sampai dengan siswa kelas VIII yang masih aktif. Jadwal latihan ekstrakurikuler futsal putra yaitu pada hari Rabu pukul 14.00 sampai dengan 16.00 WIB. Dari hasil Observasi penulis selama melakukan PPL ( Program Pengalaman Lapangan ) di sekolah tersebut, Ekstrakurikuler futsal merupakan salah satu ekstrakurikuler yang diminati oleh siswa putra. Jumlah siswa SMP Negeri 8 Yogyakarta tercatat sebanyak 953 siswa yang terdiri dari 320 siswa kelas VII (Lakilaki : 122, Perempuan : 198), 320 siswa kelas VIII (Laki-laki : 126, Perempuan : 194), dan 313 siswa kelas IX (Lakilaki:136. Perempuan : 177). Ekstrakurikuler futsal di sekolah ini di ikuti oleh 43 siswa putra, dari 248 siswa putra kelas VII & VIII secara keseluruhan. Meskipun futsal putra sebagai ekstrakurikuler yang diminati, tetapi kemajuan ekstrakurikuler ini tergolong lambat, itu terlihat dari prestasi yang diterohken dalam beberapa tahun terakhir ini sangat minim. Banyak hal yang mempengaruhi lambatnya kenaikan prestasi, salah satunya dimungkinkan faktor stamina pemain yang terlihat sangat mudah kelelahan saat melakukan latihan, pertandingan ujicoba ataupun saat mengikuti sebuah turnamen. Kelelahan pemain menyebabkan pemain tidak bisa melaksanakan instruksi pelatih dengan baik. Atas dasar itu penulis ingin mengetahui daya tahan kardiorespirasi pemain tim futsal putra SMP Negeri 8 Yogyakarta yang belum pernah dilakukan sebelumnya. Tes yang akan digunakan untuk mengukur tingkat kebugaran kardiorespirasi siswa adalah multistage test. Peneliti memilih tes ini karena tes tersebut tidak membutuhkan tempat terlalu luas dan tidak membutuhkan waktu yang lama. Alat yang digunakan juga tergolong sederhana. Dibandingkan dengan tes lain yang membutuhkan tempat yang lebih luas dan peralatan yang lebih banyak, multistage test diharapkan sesuai dengan kondisi sekolah dan durasi jam ekstrakurikuler di SMP Negeri 8 Yogyakarta. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kebugaran kardiorespirasi siswa putra peserta ekstrakurikuler futsal di SMP Negeri 8 Yogyakarta. Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah siswa dapat mengetahui tingkat kebugaran kardiorespirasi masing-masing, sehingga menjadi lebih termotivasi dalam berlatih, sedangkan bagi pelatih, dengan mengetahui

tingkat kebugaran kardiorespirasi siswanya, dapat menjadi pertimbangan dalam penggunaan metode kepelatihan, serta menjadi bahan evaluasi selama melatih. Bagi sekolah, menjadi data aktual tentang keterampilan dasar futsal siswa peserta ekstrakurikuler futsal di SMP Negeri 8 Yogyakarta. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode survei, dengan teknik tes dan pengukuran, guna menentukan status subjek penelitian saat dilakukan penelitian. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan persentase yang menggunakan metode survei. Penilitian hanya ingin mengetahui tingkat kebugaran kardiorespirasi siswa putra yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler futsal. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah survei dengan menggunakan tes lari multi tahap ( multistage fitness test ) dan pengukuran untuk pengambilan data. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada tanggal 24 Januari 2017. Penelitian dilaksanakan di lapangan futsal SMP Negeri 8 Yogyakarta, provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Sekolah ini beralamat di Jl. Prof. Dr. Kahar Muzakir No.2, Terban, Gondokusuman, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta. Subjek Penelitian Subjek yang digunakan adalah semua siswa putra yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler futsal dari kelas VII & kelas VIII sebanyak 16 siswa yang berusia 13-14 tahun. DATA, INSTRUMEN, DAN TEKNIK PENGAMBILAN DATA Instrumen Instrumen yang digunakan untuk mengetahui tingkat kebugaran kardiorespirasi siswa putra yang mengikuti kegiatan ektrsakurikuler futsal SMP Negeri 8 Yogyakarta adalah menggunakan tes lari multi tahap ( multistage fitness test ) dari Davis, Kimmet, dan Auty dalam Albertus Fenanlampir dan Muhammad Muhyi Faruq, (2015: 75). Dan kemudian di masukan dalam tabel norma kebugaran kardiorespirasi dari www.topendsports.com. Berikut adalah tata cara pelaksanaan multistage fitness tes menurut Albertus Fenanlampir dan Muhammad Muhyi Faruq, (2015: 70) : a. Mulailah menghidupkan tape recorder. Pada bagian permulaan pita tersebut, jarak antara dua tanda tut menandai suatu interval 1 menit yang telah terukur secara tepat. Pergunakan saat permulaan ini untuk memastikan bahwa pita dalam kaset itu belum mengalami perenggangan ( molor ), dan juga bahwa kecepatan mesin pemutar kaset bekerjanya dengan benar. Ketelitian sekita 0,5 detik ke arah ( sisi ) yang manapun dianggap cukup memadai. Apabila waktunya berselisih lebih besar dari 0,5 detik, maka jarak tempat berlari perlu di ubah. b. Beberapa petunjuk kepada testi telah tersedia dalam pita kaset rekaman. Pita tersebut berlanjut dengan penjelasan ringkas mengenai pelaksanaan tes, yang mengantarkan pada perhitungan mundur

selama 5 detik menjelang pelaksanaan dari permulaan tes tersebut. Setelah itu, pita kaset mengeluarkan tanda suara tut tunggal pada beberapa interval yang teratur. Para testi diharapkan berusaha agar dapat sampai ke ujung yang berlawanan ( di seberang ) bertepatan dengan saat tut yang pertama berbunyi. Kemudian testi harus meneruskan berlari pada kecepatan seperti ini, dengan tujuan agar dapat sampai ke salah satu dari kedua ujung tersebut bertepatan dengan terdengarnya bunyi tut berikutnya. c. Setelah mencapai waktu selama satu menit, interval waktu di antara kedua bunyi tut akan berkurang sehingga dengan demikian kecepatan lari harus makin ditingkatkan. Kecepatan lari pada menit pertama disebut level 1, kecepatan pada menit kedua disebut level 2, dan seterusnya. Masing-masing level berlangsung meningkat sampai ke level 21. Akhir tiap lari bolak-balik ditandai dengan bunyi tut tunggal, sedangkan akhir tiap level ditandai dengan sinyal tut tiga kali berturutturut serta oleh pemberi komentar dari rekaman pita tersebut. Penting untuk diketahui bahwa kecepatan lari pada permulaan tes lari multi tahap ini amat lambat. Pada level 1, para testi diberi waktu 9 detik harus sudah satu kali lari sepanjang jarak 20 meter. d. Testi harus selalu menempatkan satu kaki tepat pada atau dibelakang tanda meter ke 20 pada akhir tiap kali lari. Apabila testi telah mencapai salah satu ujung batas lari sebelum sinyal tut berikutnya, testi harus berbalik ( dengan bertumpu pada sumbu putar kaki tersebut ) dan menunggu isyarat bunyi tut, kemudian melanjutkan kembali lari dan menyesuaikan kecepatan lari pada level berikutnya. e. Tiap testi harus meneruskan lari selama mungkin sampai tidak mampu lagi mengikuti kecepatan yang telah di atur dalam pita rekaman sehingga testi secara sukarela harus menarik diri dari tes yang sedang dilakukan. Dalam beberapa hal, pelatih yang menyelenggarakan tes ini perlu menghentikan testi apabila mulai ketinggalan di belakang langkah yang diharapkan. Apabila testi gagal mencapai jarak dua langkah menjelang garis ujung pada saat terdengar bunyi tut, testi masih diberi kesempatan untuk meneruskan dua kali lari agar dapat memperoleh kembali langkah yang diperlukan sebelum ditarik mundur. Tes lari multi tahap ini bersifat maksimal dan progresif, artinya cukup mudah pada masa permulaanya, tetapi makin meningkat dan makin sulit menjelang saat-saat terakhir. Agar hasil cukup sahih, testi harus mengerahkan kerja maksimal sewaktu menjalani tes ini, dan oleh karena itu testi harus berusaha mencapai level setinggi mungkin sebelum menghentikan tes. Tabel 1. Prediksi VO2 Maks Multistage Fitness Test Leve l Shuttl e Prediks i VO2 Maks Leve l Shuttl e Prediks i VO2 Maks 3 1 23,2 8 1 40,2 3 2 23,6 8 2 40,5 3 3 24,0 8 3 40,8 3 4 24,4 8 4 41,1 3 5 24,8 8 5 41,5 3 6 25,2 8 6 41,8 3 7 25,6 8 7 42,0 3 8 26,0 8 8 42,2 4 1 26,4 8 9 42,6 4 2 26,8 8 10 42,9 4 3 27,2 8 11 43,3 4 4 27,2 9 1 43,6 4 5 27,6 9 2 43,9 4 6 28,0 9 3 44,2

Age 12-13 14-15 16-17 18-25 26-35 36-45 46-55 56-65 >65 4 7 28,7 9 4 44,5 4 8 29,1 9 5 44,9 4 9 29,5 9 6 45,2 5 0 29,8 9 7 45,5 5 1 29,8 9 8 45,84 5 2 30,2 9 9 46,2 5 3 30,6 9 10 46,5 5 4 31 9 11 46,8 5 5 31,4 10 1 47,2 5 6 31,8 10 2 47,45 5 7 32,4 10 3 47,7 5 8 32,6 10 4 48 5 9 32,9 10 5 48,35 6 0 33,2 10 6 48,7 6 1 33,2 10 7 49 6 2 33,60 10 8 49,3 6 3 33,95 10 9 49,6 6 4 34,3 10 10 49,9 6 5 34,7 10 11 50,2 6 6 35 11 1 50,6 6 7 35,4 11 2 50,8 6 8 35,7 11 3 51,1 6 9 36,0 11 4 51,4 6 10 36,4 11 5 51,65 7 1 36,86 11 6 51,9 7 2 37,1 11 7 52,2 7 3 37,5 11 8 52,5 7 4 37,5 11 9 52,8 7 5 38,2 11 10 53,1 7 6 38,5 11 11 53,4 Very Poor Poor Fair Average good Very good <3/3 3/3 5/2 6/5 7/5 7/6 8/9 5/1 8/8 10/9 6/4 <4/7 4/7 6/2 7/5 8/9 8/10 9/9 6/1 9/8 12/2 <5/1 5/1 6/8 <5/2 5/2-7/1 <5/2 5/2-6/5 <3/8 3/8-5/3 <3/6 3/6-4/6 <2/7 2/7-3/6 <2/2 2/2-2/5 7/4 6/9 8/2 7/2-8/5 6/6-7/9 5/4-6/4 4/7-5/5 3/7-4/8 2/6-3/7 8/3 9/9 9/10 11/3 8/6-10/1 10/2-11/5 7/10-8/9 8/10-10/6 6/5-7/7 7/8-8/9 5/6-6/6 6/7-7/7 4/9-5/6 5/7-6/8 3/8-4/8 4/9-6/1 11/4-13/7 11/6-13/10 10/7-12/9 8/10-11/3 7/8-9/5 6/9-8/4 6/2-7/2 excellent >10/9 >12/2 >13/7 >13/10 >12/9 >11/3 >9/5 >8/4 >7/2 7 7 38,9 11 12 53,7 7 8 39,2 12 1 54 7 9 39,6 12 2 54,3 7 10 39,9 12 3 54,5 Tabel 2. norma kebugaran Teknik Analisis Data Analisis data menggunakan deskriptif kuantitatif dengan presentase untuk mengetahui tingkat kebugaran kardiorespirasi sesuai dengan norma tes lari multi tahap atau multistage fitness test. Setelah ditemukan data tingkat kebugaran kardiorespirasi masing-masing peserta tes, maka akan ditemukan berapa besar persentase untuk masing-masing kategori dengan menggunakan rumus presentase, adapun rumus presentase yang digunakan adalah menurut Sugiyono ( 1997 : 21 ) dalam Uztavizaki ( 2012 : 50 ). Keterangan : P = Presentase F= Frekuensi P = x 100 % N = Jumlah responden HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dari tes dan pengukuran VO2 maks terhadap siswa putra yang mengikuti ekstrakurikuler futsal di SMP Negeri 8 Yogyakarta DIY dengan menggunakan tes lari multi tahap ( multistage fitness test ) diperoleh hasil VO2max sebagai berikut :

Tabel 3. Prediksi VO2max Siswa. No Nama Level Shuttle terakhir 1 RFA 4 9 29,5 2 MPP 5 6 31,8 3 DFAP 5 7 32,4 4 GAH 5 7 32,4 5 MFA 5 7 32,4 6 RH 4 6 28,0 7 DMG 6 10 36,4 8 MDNS 7 4 37,5 9 GN 6 5 34,7 10 RTY 8 4 41,1 11 FRP 7 4 37,5 12 ZA 9 6 45,2 13 RKC 8 6 41,8 14 RPJ 7 5 38,2 15 DGYS 5 9 32,9 16 RS 4 9 29,5 Prediksi VO2max Hasil Distribusi tingkat daya tahan kardiorespirasi peserta ekstrakurikuler futsal putra di SMP Negeri 8 Yogyakarta Daerah Istimewa Yogyakarta usia 12-13 tahun adalah sebagai berikut. N o Tabel 4. Daya tahan usia 12-13 tahun Kategori Tingkat Daya Tahan Frekuensi 1 Istimewa 0 0 2 Sangat Baik 0 0 Persentase (%) 3 Baik 0 0 4 Rata-rata 1 20 5 Cukup 4 80 6 Buruk 0 0 7 Sangat Buruk 0 0 Jumlah 5 100 Hasil Distribusi tingkat daya tahan kardiorespirasi peserta ekstrakurikuler futsal putra di SMP Negeri 8 Yogyakarta Daerah Istimewa Yogyakarta usia 14-15 tahun adalah sebagai berikut. No Tabel 5. Daya tahan usia 14-15 tahun Hasil Distribusi tingkat daya tahan kardiorespirasi peserta ekstrakurikuler futsal putra di SMP Negeri 8 Yogyakarta Daerah Istimewa Yogyakarta secara keseluruhan adalah sebagai berikut. N o Kategori Tingkat Daya Tahan Tabel 6. Daya tahan siswa keseluruhan Kategori Tingkat Daya Tahan Frekuensi Frekuen si Persentase (%) 1 Istimewa 0 0 2 Sangat Baik 0 0 3 Baik 1 9,09 4 Rata-rata 3 27,27 5 Cukup 3 27,27 6 Buruk 3 27,27 7 Sangat Buruk 1 9,09 Jumlah 11 100 Persentas e (%) 1 Istimewa 0 0

2 Sangat Baik 0 0 3 Baik 1 6,25 4 Rata-rata 4 25 5 Cukup 7 43,75 6 Buruk 3 18,75 7 Sangat Buruk 1 6,25 Jumlah 16 100 Pembahasan Berdasarkan hasil analisis data menunjukan bahwa tingkat kebugaran kardiorespirasi ( VO2 Maks ) siswa putra yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler futsal di SMP Negeri 8 Yogyakarta DIY yang berjumlah 16 siswa berkategori Sangat Buruk berjumlah 1 siswa (6,25 %), Buruk 3 siswa (18,75 %), Cukup 7 siswa (43,75 %), Rata-rata 4 siswa (25 %), Baik 1 siswa (6,25 %), Sangat Baik 0 siswa (0 %) dan Istimewa berjumlah 0 siswa ( 0 %) Faktor yang paling berpengaruh dalam tingkat kebugaran kardiorespirasi (VO2 Maks ) peserta ekstrakurikuler futsal di SMP Negeri 8 Yogyakarta DIY yang ditemukan oleh peneliti yaitu faktor latihan. Karena latihan untuk ekstakurikuler futsal di SMP Negeri 8 Yogyakarta hanya satu kali dalam seminggu yang dirasa kurang untuk menigkatkan kebugaran daya tahan kardiorespirasi. Menurut Brian J. Sharkey ( 2003 : 80 ), faktor yang mempengaruhi daya tahan aerobik/kardiorespirasi adalah Faktor latihan. Potensi untuk meningkatkan kebugaran aerobik adalah dengan latihan minimal 3 kali seminggu, kebanyakan peneliti mengkonfirmasi potensi untuk meningkat 15 hingga 25 % ( lebih besar lagi dengan berkurangnya lemak tubuh ), hanya remaja saja yang memiliki harapan untuk meningkatkan kebugaran jasmani lebih dari 30 %. Latihan meningkatkan fungsi dan kapasitas sistem respiratori dan kardiovaskuler dan volume darah, tetapi perubahan yang paling penting terjadi pada serat otot yang digunakan dalam latihan. Selain faktor latihan, Peneliti juga menemukan faktor lain yaitu faktor Aktifitas. Menurut Brian J. Sharkey ( 2003 : 80 ) Perlu di ingat bahwa aktifitas yang dilakukan hari demi hari, tahun demi tahun akan membentuk kesehatan, vitalitas dan kualitas hidup. Pengaruh latihan bertahuntahun dapat hilang hanya dengan 12 minggu menghentikan aktifitas. Contohnya, istirahat total di tempat tidur selama 3 minggu dapat menurunkan kebugaran hingga 29 % atau hampir 10 % perminggu, tapi kebugaran tersebut dapat dengan mudah dikembalikan dengan latihan atau aktifitas yang teratur. Faktor aktifitas ini terbukti di salah satu siswa yang mengikuti kegiatan SSB ( Sekolah Sepak Bola ) di luar jam sekolah. Siswa tersebut memiliki hasil yang menonjol dibanding teman-teman yang lain karena siswa tersebut melakukan akfivitas latihan 3 kali dalam seminggu. Faktor lain yang ditemukan oleh peneliti adalah faktor usia. Karena yang mengikuti kegiatan futsal tidak memiliki rataan umur yang sama. Sebagian siswa masih berada di kelas VII dan sebagian siswa di kelas VIII. Perbedaan kelas dan perbedaan usia tersebut menimbulkan perbedadan di dalam hasil tes multistage fitness test. Menurut Brian J. Sharkey ( 2003 : 80 ) Perbedaan tersebut disebabkan oleh adanya perbedaan maksimal muscular power yang berhubungan dengan luas permukaan tubuh, komposisi tubuh, kekuatan otot, jumlah hemoglobin, kapasitas paru dan sebagainya.

SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan tingkat kebugaran kardiorespirasi siswa putra yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler futsal SMP Negeri 8 Yogyakarta DIY yang berjumlah 16 siswa berkategori Sangat Buruk berjumlah 1 siswa (6,25 %), Buruk 3 siswa (18,75 %), Cukup 7 siswa (43,75 %), Rata-rata 4 siswa (25 %), Baik 1 siswa (6,25 %), Sangat Baik 0 siswa (0 %) dan Istimewa berjumlah 0 siswa ( 0 %) Saran Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, peneliti berharap dan memberikan saran bagi siswa, diharapkan agar lebih agar lebih giat dan bersungguhsungguh dalam mengikuti latihan untuk lebih meningkatkan keterampilan dasar yang telah dimiliki. Brian J. Shakey. (2003). Kebugaran & Kesehatan, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada LeBlanc dkk. (2016). Beep Test Norm for Male. Diakses dari www.topendsports.com. Pada tanggal 3 April 2017, Jam 13.00 WIB. Uztavizaki. (2012). Tingkat Kesegaran Kardiorespirasi siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler pramuka SMK Negeri 1 Depok Kabupaten Sleman DIY. Skripsi. FIK UNY Bagi pelatih, diharapkan untuk menyusun program latihan sesuai dengan tingkat keterampilan dasar siswa-siswa peserta dan meningkatkan frekuensi latihan untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Bagi sekolah, diharapkan untuk lebih memperhatikan proses latihan siswa, salah satunya dengan memperhatikan kegiatan/bentuk evaluasi ekstrakurikuler futsal. Sehingga hasil latihan siswa benarbenar objektif dan otentik. DAFTAR PUSTAKA Albertus Fenanlampir & Muhammad Muhyi Faruq. (2015). Tes & Pengukuran dalam Olahraga. Yogyakarta : CV Andi Offset