Perpajakan 2 Pajak Daerah dan Retribusi Daerah Bea Materai

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KAJIAN PUSTAKA. a. Pengertian Pendapatan Asli Daerah (PAD)

MATERI: Pajak Daerah, PBB, BPHTB, PPhTB, & Bea Meterai

Lab. Politik dan Tata Pemerintahan, Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya

MENGENAL SEKILAS TENTANG KEBIJAKAN PEDAERAHAN PAJAK PUSAT

PEMERINTAH KABUPATEN MALINAU

PEMERINTAH KABUPATEN KEDIRI

BUPATI BIMA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BIMA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BIMA,

b. bahwa Pajak Daerah merupakan salah satu sumber pendapatan Daerah yang penting guna membiayai pelaksanaan Pembangunan Daerah ;

NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BREBES. Nomor : 23 Tahun : 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BREBES NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG PAJAK DAERAH KABUPATEN BREBES

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG BARAT NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK DAERAH KABUPATEN LAMPUNG BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR : 6 TAHUN 2012 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK DAERAH

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG TAHUN 2011 NOMOR 1 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK DAERAH

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2010 NOMOR 1 SERI B

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK-PAJAK DAERAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SERDANG BEDAGAI,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG PAJAK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SERANG,

BUPATI BATU BARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATU BARA NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG PAJAK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BATU BARA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TASIKMALAYA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJAR NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANJAR,

PEMERINTAH KABUPATEN MADIUN

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 56 TAHUN 2011 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN MUKOMUKO

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 1 TAHUN 2011 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK DAERAH

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 2 TAHUN 2011 SERI B.1 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK DAERAH

PEMERINTAH KABUPATEN FAKFAK

PEMERINTAH KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW SELATAN

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PASURUAN,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KENDAL NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KENDAL,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBONG NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LEBONG,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUTAI KARTANEGARA,

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA MAKASSAR NOMOR : 3 TAHUN 2010 TENTANG PAJAK DAERAH KOTA MAKASSAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MAKASSAR

PERATURAN BUPATI REJANG LEBONG NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG HARGA STANDAR PENGAMBILAN MINERAL BUKAN LOGAM DAN BATUAN BUPATI REJANG LEBONG,

PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEKALONGAN NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG PAJAK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BANGKA TENGAH

PEMERINTAH KABUPATEN TUBAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TUBAN NOMOR 05 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TUBAN,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN ILIR NOMOR : 15 TAHUN 2010 TENTANG PAJAK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI OGAN ILIR,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASER NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PASER,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BONE NOMOR 1 TAHUN 2011 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BONE T E N T A N G PAJAK DAERAH DISUSUN OLEH

PEMERINTAH KABUPATEN TULUNGAGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG NOMOR 16 TAHUN 2010 TENTANG PAJAK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 1997 TENTANG PAJAK DAERAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATANG HARI NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN TORAJA UTARA BUPATI TORAJA UTARA,

PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG

BUPATI MAGELANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG PAJAK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MAGELANG,

BUPATI SAMPANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SAMPANG NOMOR : 4 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SAMPANG,

QANUN KABUPATEN ACEH TENGGARA NOMOR 04 TAHUN 2013 TENTANG PAJAK DAERAH

PEMERINTAH KABUPATEN ALOR

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BELITUNG TIMUR,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUARA ENIM NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG PAJAK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MUARA ENIM,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAHAT NOMOR 03 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LAHAT,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUTAI TIMUR,

PEMERINTAH KABUPATEN BARITO UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO UTARA NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KOTA SAMARINDA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KATINGAN PAJAK DAERAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BERAU

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULANG BAWANG BARAT NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG PAJAK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TULANG BAWANG BARAT,

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BARRU

PEMERINTAH KOTA TANJUNGPINANG PERATURAN DAERAH KOTA TANJUNGPINANG NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN KAPUAS HULU

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 108 TAHUN 2017 TENTANG HARGA PATOKAN PENJUALAN MINERAL BUKAN LOGAM DAN BATUAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANAH DATAR TAHUN 2011 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH DATAR NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK DAERAH

PEMERINTAH KOTA TEBING TINGGI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN GROBOGAN NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG PAJAK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GROBOGAN,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2009 PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN DAERAH NOMOR : 9 TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA TENTANG PAJAK DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 1 TAHUN 2016 PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU TENTANG PAJAK DAERAH

LEMBARAN DAERAH KOTA SAMARINDA PERATURAN DAERAH KOTA SAMARINDA NOMOR 04 TAHUN 2011 PAJAK DAERAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BERAU

Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SAMBAS NOMOR 2 TAHUN 2011

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MALUKU TENGGARA BARAT NOMOR 02 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK-PAJAK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KOTA DEPOK NO. 07 TH PERATURAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 07 TAHUN 2010 TENTANG PAJAK DAERAH

Dengan adanya pajak sebagai sumber PAD, daerah dapat membiayai. pembangunan secara optimal. Dalam Undang-undang RI Nomor 28 Tahun

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 65 TAHUN 2001 TENTANG PAJAK DAERAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

5. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik

PERATURAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PALU,

6. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 1997 tentang Penagihan pajak dengan Surat Paksa (Lembaran Negara Tahun 1997 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara Nomor

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BEKASI NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BEKASI,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANGKAT NOMOR 1 TAHUN 2011 T E N T A N G PAJAK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LANGKAT,

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKOHARJO,

PEMERINTAH KABUPATEN BENGKULU SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKULU SELATAN NOMOR 01 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK DAERAH

BAB IV IZIN GANGGUAN (HO)

PEMERINTAH KABUPATEN LUWU UTARA

PEMERINTAH KOTA SINGKAWANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2009 PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2009 TENTANG PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 65 TAHUN 2001

PEMERINTAH KABUPATEN TEBO

PERATURAN DAERAH KOTA TANJUNGBALAI NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG PAJAK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TANJUNGBALAI,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SAMBAS NOMOR 2 TAHUN 2011 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SAMBAS NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG PAJAK DAERAH

BUPATI BONDOWOSO PERATURAN DAERAH KABUPATEN BONDOWOSO NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG PAJAK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BONDOWOSO,

ANALISIS PENATAUSAHAAN DAN PERHITUNGAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN SEKTOR PERTAMBANGAN UNTUK PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA TAHUN PAJAK 2013

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN TAPANULI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPANULI SELATAN NOMOR 16 TAHUN 2010 TENTANG PAJAK DAERAH

Transkripsi:

Perpajakan 2 Pajak Daerah dan Retribusi Daerah Bea Materai 22 Februari 2017 Benny Januar Tannawi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia 1

Daftar Isi Pajak Daerah dan retribusi daerah PBB BPHTB Bea Materai 2

Pajak Provinsi dan Kabupaten / Kota Pajak Provinsi 1. Pajak Kendaraan Bermotor 2. Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor 3. Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor 4. Pajak Air Permukaan 5. Pajak Rokok Pajak Kabupaten / Kota 1. Pajak Hotel 2. Pajak Restoran 3. Pajak Hiburan 4. Pajak Reklame 5. Pajak Penerangan Jalan 6. Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan 7. Pajak Parkir 8. Pajak Air Tanah 9. Pajak Sarang Burung Walet 10. PBB Pedesaan dan Perkotaan 11. BPHTB Khusus untuk Daerah yang setingkat dengan daerah provinsi, tetapi tidak terbagi dalam daerah kabupaten/kota otonom, co: DKI Jakarta, jenis Pajak yang dapat dipungut merupakan gabungan dari Pajak untuk daerah provinsi dan Pajak untuk daerah kabupaten/kota. 3

Pajak Kendaraan Bermotor Kepemilikan dan / atau penguasaan kendaraan bermotor OP / Badan yang memiliki / menguasai kendaraan bermotor Nilai Jual Kendaraan Bermotor x bobot (untuk kendaraan bermotor seperti alat berat / kendaraan di air, nya adalah Nilai Jual Kendaraan Bermotor Kendaraan Pribadi 1. Untuk kepemilikan kendaraan bermotor ke 1 1% - 2% 2. Untuk yang ke 2 dan selanjutnya 2% - 10% Tarif Angkutan umum, ambulans, dll 1. 0.5% - 1% Alat berat dan alat besar 1. 0.1% - 0.2% Dipungut di wilayah daerah tempat kendaraan bermotor terdaftar Pajak Kendaraan Bermotor dikenakan untuk masa pajak 12 bulan dan sekaligus di bayar di muka Minimal 10% dari hasil pajak ini di alokasikan untuk pembangunan / pemeliharaan jalan serta peningkatan transportasi umum 4

Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor Penyerahan kepemilikan kendaraan bermotor (penguasaan kendaraan bermotor > 12 bulan di anggap sebagai penyerahan) OP / Badan yang dapat menerima penyerahan kendaraan bermotor Nilai Jual Kendaraan Bermotor Tarif Kendaraan Pribadi 1. Untuk penyerahan ke 1 20% 2. Untuk yang ke 2 dan selanjutnya 1% Alat berat dan alat besar 1. 0.75% - 0.075% Dipungut di wilayah daerah tempat kendaraan bermotor terdaftar Pembayaran Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor dilakukan saat pendaftaran WP Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor wajib mendaftarkan penyerahan Kendaraan Bermotor paling lambat 30 hari kerja sejak penyerahan OP / Badan yang menyerahkan Kendaraan Bermotor melaporkan secara tertulis penyerahan tersebut kepada Gubernur / Pejabat yang di tunjuk dalam 30 hari sejak penyerahan 5

Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor Bahan bakar yang disediakan / dianggap digunakan untuk kendaraan bermotor, termasuk bahan bakar untuk kendaraan di air Konsumen bahan bakar Kendaraan Bermotor Nilai Jual Bahan Bakar Kendaraan Bermotor sebelum PPN Tarif Kendaraan Pribadi 1. 10% Kendaraan umum 1. 50% lebih rendah dari tariff kendaraan pribadi Pemngutan dilakukan oleh penyedia BB Kendaraan Bermotor (produsen / importir) 6

Pajak Air Permukaan pengambilan dan/atau pemanfaatan Air Permukaan Nilai Perolehan Air Permukaan orang pribadi atau Badan yang dapat melakukan pengambilan dan/atau pemanfaatan Air Permukaan. Tarif 10% Dipungut di wilayah daerah tempat air berada 7

Pajak Rokok Konsumsi rokok (termasuk cerutu dan rokok daun) Konsumen rokok cukai yang ditetapkan oleh Pemerintah terhadap rokok. Tarif 10% Penerimaan Pajak Rokok dialokasikan minimal 50% untuk pelayanan kesehatan masyarakat dan penegakan hokum oleh aparat berwenang 8

Pajak Hotel pelayanan yang disediakan oleh Hotel dengan pembayaran, termasuk jasa penunjang sebagai kelengkapan Hotel yang sifatnya memberikan kemudahan dan kenyamanan, termasuk fasilitas olahraga dan hiburan orang pribadi atau Badan yang melakukan pembayaran kepada orang pribadi atau Badan yang mengusahakan Hotel. jumlah pembayaran atau yang seharusnya dibayar kepada Hotel. Tarif Paling tinggi 10% Dipungut di wilayah daerah tempat hotel berlokasi 9

Pajak Restoran pelayanan yang disediakan oleh Restoran meliputi pelayanan penjualan makanan dan/atau minuman yang dikonsumsi oleh pembeli, baik dikonsumsi di tempat pelayanan maupun di tempat lain. orang pribadi atau Badan yang membeli makanan dan/atau minuman dari Restoran. jumlah pembayaran yang diterima atau yang seharusnya diterima Restoran. Tarif Paling tinggi 10% Dipungut di wilayah daerah tempat restoran berlokasi 10

Pajak Hiburan jasa penyelenggaraan Hiburan dengan dipungut bayaran orang pribadi atau Badan yang menikmati Hiburan. jumlah uang yang diterima atau yang seharusnya diterima oleh penyelenggara Hiburan. Tarif Paling tinggi 35% 75% khusus untuk: pagelaran busana kontes kecantikan Diskotik Karaoke klab malam permainan ketangkasan panti pijat mandi uap/spa, 10% untuk hiburan kesenian rakyat/tradisional Dipungut di wilayah daerah tempat hiburan diselenggarakan 11

Pajak Reklame semua penyelenggaraan Reklame: Reklame papan/billboard/videotron/megatron dan sejenisnya Reklame kain Reklame melekat, stiker Reklame selebaran Reklame berjalan, termasuk pada kendaraan Reklame udara; Reklame apung; Reklame suara; Reklame film/slide Reklame peragaan. orang pribadi atau Badan yang menggunakan Reklame. Nilai Sewa Reklame Tarif Paling tinggi 25% Dipungut di wilayah daerah tempat reklame diselenggarakan 12

Pajak Penerangan Jalan penggunaan tenaga listrik, baik yang dihasilkan sendiri maupun yang diperoleh dari sumber lain. orang pribadi atau Badan yang dapat menggunakan tenaga listrik. Nilai Jual Tenaga Listrik Tarif Paling tinggi 10% 3% untuk penggunaan tenaga listrik dari sumber lain oleh industri pertambangan minyak bumi dan gas alam 1.5% untuk Penggunaan tenaga listrik yang dihasilkan sendiri Dipungut di wilayah daerah tempat penggunaan tenaga listrik 13

Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan kegiatan pengambilan Mineral Bukan Logam dan Batuan meliputi : Asbes Feldspar Marmer batu tulis garam batu (halite) Nitrat batu setengah permata Grafit Opsidien batu kapur granit/andesit Oker batu apung Gips Pasir dan kerikil batu permata Kalsit Pasir kuarsa Kaolin Perlit Bentonit Leusit Phospat Dolomit Magnesit Talk Feldspar Mika Tanah diatome Tanah liat Tawas (alum) Tras Yarosif Zeolit Basal Trakkit Lainnya Tanah serap (fullers earth); orang pribadi atau Badan yang dapat mengambil Mineral Bukan Logam dan Batuan. Nilai Jual Hasil Pengambilan Mineral Bukan Logam dan Batuan. Tarif Paling tinggi 25% Dipungut di wilayah daerah tempat pengambilan mineral diselenggarakan 14

Pajak Parkir Penyelenggaraan tempat Parkir di luar badan jalan, baik yang disediakan berkaitan dengan pokok usaha maupun yang disediakan sebagai suatu usaha, termasuk penyediaan tempat penitipan kendaraan bermotor. orang pribadi atau Badan yang melakukan parkir kendaraan bermotor. jumlah pembayaran atau yang seharusnya dibayar kepada penyelenggara tempat Parkir. Tarif Paling tinggi 30% Dipungut di wilayah daerah tempat parkir berlokasi 15

Pajak Air Tanah pengambilan dan/atau pemanfaatan Air Tanah. orang pribadi atau Badan yang melakukan pengambilan dan/atau pemanfaatan Air Tanah Nilai Perolehan Air Tanah Tarif Paling tinggi 20% Dipungut di wilayah daerah tempat air di ambil 16

Pajak Sarang Burung Walet pengambilan dan/atau pengusahaan Sarang Burung Walet. orang pribadi atau Badan yang melakukan pengambilan dan/atau mengusahakan Sarang Burung Walet. Nilai Jual Sarang Burung Walet. Tarif Paling tinggi 10% Dipungut di wilayah daerah tempat pengambilan dan/atau pengusahaan Sarang Burung Walet. 17

Daftar Isi Pajak Daerah dan retribusi daerah PBB BPHTB Bea Materai 18

Pajak Bumi dan Bangunan Pedesaan dan Perkotaan (1/2) Bumi dan/atau Bangunan yang dimiliki, dikuasai, dan/atau dimanfaatkan oleh orang pribadi atau Badan, kecuali kawasan yang digunakan untuk kegiatan usaha perkebunan, perhutanan, dan pertambangan Termasuk dalam pengertian bangunan: a) jalan lingkungan yang terletak dalam satu kompleks bangunan seperti hotel, pabrik, dan emplasemennya, yang merupakan suatu kesatuan dengan kompleks Bangunan tersebut; b) jalan tol c) kolam renang d) pagar mewah e) tempat olahraga f) galangan kapal, dermaga g) taman mewah h) tempat penampungan/kilang minyak, air dan gas, pipa minyak i) menara orang pribadi atau Badan yang secara nyata mempunyai suatu hak atas Bumi dan/atau memperoleh manfaat atas Bumi, dan/atau memiliki, menguasai, dan/atau memperoleh manfaat atas Bangunan. NJOP 19

Pajak Bumi dan Bangunan Pedesaan dan Perkotaan (2/2) Tarif Perhitungan Ketentuan Tarif pajak efektif paling tinggi 0.3% Tarif normal 0.5% (NJOP NJOPTKP) * 40% (atau 20%) * 0.5% NJOP NJOPTKP = NJKP Tarif NJKP untuk nilai > 1 miliar adalah 40% Tarif NJKP untuk nilai <1 miliar adalah 20% Saat yang menentukan pajak terutang adalah menurut keadaan objek pajak pada tanggal 1 Januari WP wajib mendaftarkan objek pajaknya dengan menggunakan Surat Pemberitahuan Objek Pajak. SPOP harus diupdate jika terjadi perubahan objek pajak Surat Pemberitahuan Pajak Terutang (SPPT) akan diterbitkan berdasarkan SPOP 20

Contoh Perhitungan PBB Soal Wajib Pajak A mempunyai objek berupa: Tanah seluas 800m2 dengan harga jual Rp. 300.000/m2 Bangunan seluas 400m2 dengan harga jual Rp. 350.000/m2 Taman seluas 200m2 dengan harga jual Rp. 50.000/m2 Pagar sepanjang 120m2 dan tinggi rata-rata 1.5m dengan harga jual Rp. 175.000/m2 Jawaban Besarnya pokok pajak terhutang adalah: NJOP Bumi 800m2 x Rp. 300.000 = Rp. 240.000.000 NJOP bangunan: 1. Rumah dan garasi 400m2 x Rp. 350.000 = Rp. 140.000.000 2. Taman 200m2 x Rp. 50.000 = Rp. 10.000.000 3. Pagar 120m2 x 1.5m x Rp. 175.000 = Rp. 31.500.000 Total NJOP Bangunan = Rp. 181.500.000 NJOPTKP = Rp. 10.000.000 Nilai Jual Bangunan Kena Pajak = Rp. 171.500.000 Nilai Jual Objek Pajak = Rp. 411.500.000 Tarif pajak efektif yang ditetapkan dalam pajak daerah 0.3% PBB terhutang Rp. 411.500.000 x 0.3% = Rp. 1.234.500 21

Daftar Isi Pajak Daerah dan retribusi daerah PBB BPHTB & PPhTB Bea Materai 22

BPHTB (1/2) Perolehan Hak atas Tanah dan / atau Bangunan Hak atas tanah: 1. Hak Milik 2. Hak Guna Usaha 3. Hak Guna Bangunan 4. Hak Pakai 5. Hak Milik atas Satuan Rumah Susun 6. Hak Pengelolaan Peroleh Hak atas tanah dan bangunan meliputi: Pemindahan Hak 1. Jual Beli 2. Tukar Menukar 3. Hibah / Hibah Wasiat 4. Waris 5. Pemasukan dalam perseroan 6. Pemisahan hak yang menyebabkan perallihan 7. Penunjukan pembeli dalam lelang 8. Pelaksanaan putusan hukum yang mempunyai kekuatan hukum tetap 9. Penggabungan dan pemekaran usaha 10. Peleburan usaha 11. Hadiah Pemberian Hak Baru 1. Kelanjutan pelepasan Hak 2. Di luar pelepasan Hak 23

BPHTB (2/2) Tarif dan NPOPTKP Saat Terutangnya pajak OP / Badan yang memperoleh Hak atas Tanah dan Bangunan Nilai Perolehan Objek Pajak (NPOP). Bila NPOP tidak diketahui / lebih rendah dari NJOP, nya adalah NJOP NPOPTKP = IDR 60 juta NPOPTKP untuk waris / hibah wasiat = IDR 300 juta Tarif = 5% BPTHP = (NPOP NPOPTKP) x Tarif Saat terutangnya BPTHB adalah sejak tanggal di buat dan ditandatanganinya akta, kecuali: Waris -> sejak tanggal yang bersangkutan mendaftarkan peralihan haknya ke kantor bidang pertanahan Putusan hakim -> sejak tanggal putusan pengadilan yang mempunyai kekuatan hukum yang tetap Pemberian hak baru atas tanah sebagai kelanjutan pelepasan hak -> sejak tanggal diterbitkannya surat keputusan pemberian hak Pemberian hak baru di luar pelepasan hak -> sejak tanggal di terbitkannya surat keputusan pemberian hak Lelang -> sejak tanggal penunjukan pemenang lelang 24

PPhTB (1/2) Badan / OP yang memperoleh penghasilan dari : Pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan Perjanjian pengikatan jual beli tanah dan/atau bangunan beserta perubahannya Jumlah bruto nilai pengalihan hak atas tanah dan bangunan Tarif (PPh Final) 2.5% untuk pengalihan selain Rumah Sederhana / Rumah Sangat Sederhana 1% untuk pengalihan Rumah Sederhana / Rumah Sangat Sederhana 0% atas pengalihan kepada pemerintah Yang dikecualikan dari PPh Final orang pribadi yang mempunyai penghasilan di bawah Penghasilan Tidak Kena Pajak yang melakukan pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan dengan jumlah bruto pengalihannya kurang dari Rp 60.000.000,00 (enam puluh juta rupiah) dan bukan merupakan jumlah yang dipecah-pecah; orang pribadi yang melakukan pengalihan harta berupa tanah dan/ atau bangunan dengan cara hibah kepada keluarga sedarah dalam garis keturunan lurus satu derajat, badan keagamaan, badan pendidikan, badansosial termasuk yayasan, koperasi atau orang pribadi yang menjalankan usaha mikro dan kecil, yang ketentuannya diatur lebih lanjut dengan Peraturan Menteri Keuangan, sepanjang hibah tersebut tidak ada hubungan dengan usaha, pekerjaan, kepemilikan, atau penguasaan antara pihak-pihak yang bersangkutan; 25

PPhTB (2/2) badan yang melakukan pengalihan harta berupa tanah dan/atau bangunan dengan cara hibah kepada badan keagamaan, badan pendidikan, badan sosial termasuk yayasan, koperasi atau orang pribadi yang menjalankan usaha mikro dan kecil, yang ketentuannya diatur lebih lanjut dengan Peraturan Menteri Keuangan, sepanjang hibah tersebut tidak ada hubungan dengan usaha, pekerjaan, kepemilikan, atau penguasaan antara pihakpihak yang bersangkutan; Yang dikecualikan dari PPh Final pengalihan harta berupa tanah dan/atau bangunan karena waris; badan yang melakukan pengalihan harta berupa tanah dan/atau bangunan dalam rangka penggabungan, peleburan, atau pemekaran usaha yang telah ditetapkan Menteri Keuangan untuk menggunakan nilai buku; orang pribadi atau badan yang melakukan pengalihan harta berupa bangunan dalam rangka melaksanakan perjanjian bangun guna serah, bangun serah guna, atau pemanfaatan barang milik negara berupa tanah dan/ atau bangunan; atau orang pribadi atau badan yang tidak termasuk subjek pajak yang melakukan pengalihan harta berupa tanah dan/ atau bangunan. 26

Daftar Isi Pajak Daerah dan retribusi daerah PBB BPHTB Bea Materai 27

Bea Materai Pada prinsipnya dokumen yang harus dikenakan meterai adalah dokumen menyatakan nilai nominal sampai jumlah tertentu, dokumen yang bersifat perdata dan dokumen yang digunakan di muka pengadilan, antara lain: a. Surat perjanjian dan surat-surat lainnya yang dibuat dengan tujuan untuk digunakan sebagai alat pembuktian mengenai perbuatan, kenyataan atau keadaan yang bersifat perdata b. Akta-akta notaris termasuk salinannya c. Akta-akta yang dibuat oleh Pejabat Pembuat Akta Tanah termasuk rangkaprangkapnya d. Surat yang memuat jumlah uang yaitu: - yang menyebutkan penerimaan uang; - yang menyatakan pembukuan uang atau penyimpanan uang dalam rekening bank; - yang berisi pemberitahuan saldo rekening di bank - yang berisi pengakuan bahwa utang uang seluruhnya atau sebagian telah dilunasi atau diperhitungkan e. Surat berharga seperti wesel, promes, aksep dan cek. f. Dokumen yang dikenakan Bea Meterai juga terhadap dokumen yang akan digunakan sebagai alat pembuktian di muka pengadilan yaitu surat-surat biasa dan surat-surat kerumahtanggaan, dan surat-surat yang semula tidak dikenakan Bea Meterai berdasarkan tujuannya, jika digunakan untuk tujuan lain atau digunakan oleh orang lain, lain dan maksud semula. 28

Bea Materai Pihak yang menerima atau pihak yang mendapat manfaat dari dokumen, kecuali pihak-pihak yang bersangkutan menentukan lain asd Tarif IDR 3000 Surat yang memuat jumlah uang, surat berharga, efek dengan nominal antara Rp 250 rb sampai Rp 1 juta Cek dan Bilyet Giro tanpa batas pengenaan harga nominal IDR 6000 Dokumen dengan jumlah uang lebih dari IDR 1 juta Dokumen-dokumen yang semula tidak dikenakan bea materai, apabila akan digunakan sebagai alat pembuktian di muka pengadilan dikenakan materai Rp 6.000 dengan cara pemateraian kemudian Saat Terutangnya pajak Dokumen yang dibuat 1 pihak; pada saat dokumen diserahkan Dokumen yang dibuat lebih dari 1 pihak; pada saat dokumen selesai dibuat Dokumen yang dibuat di LN, pada saat digunakan di Indonesia 29

Referensi 1. UU no 28 tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah 2. PP no 34 tahun 2016 3. Slide Bu Dwi Martani PBB BPHTB dan Pajak Daerah Benny Januar Tannawi januarbenny@gmail.com +62-811-147-9090 Bennytannawi.com 30