-1- GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 141 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT JIWA

dokumen-dokumen yang mirip
-1- GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 142 TAHUN 2016 TENTANG

-1- GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 140 TAHUN 2016 TENTANG

-1- GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 107 TAHUN 2016 TENTANG

-1- GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 99 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA INSPEKTORAT ACEH

-1- GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 135 TAHUN 2016 TENTANG

-1- GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 110 TAHUN 2016 TENTANG

-1- GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 136 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 103 TAHUN 2016 TENTANG

-1- GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 106 TAHUN 2016 TENTANG

-1- GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 132 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 105 TAHUN 2016 TENTANG

-1- GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 134 TAHUN 2016 TENTANG

- 1 - BUPATI ACEH TAMIANG PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI ACEH TAMIANG NOMOR 77 TAHUN 2016

-1- GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 109 TAHUN 2016 TENTANG

-1- GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 123 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 102 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN KEPEGAWAIAN ACEH

-1- GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 138 TAHUN 2016 TENTANG

-1- GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 113 TAHUN 2016 TENTANG

-1- GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 137 TAHUN 2016 TENTANG

-1- GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 108 TAHUN 2016 TENTANG

-1- GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 116 TAHUN 2016 TENTANG

BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN NAMA ALLAH YANG MAHA PENGASIH LAGI MAHA PENYAYANG ATAS RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA BUPATI ACEH UTARA,

-1- GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 120 TAHUN 2016 TENTANG

-1- GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 126 TAHUN 2016 TENTANG

-1- GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 127 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 133 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PERTANAHAN ACEH

GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 128 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 130 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 111 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS SOSIAL ACEH

-1- GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 125 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 131 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 104 TAHUN 2016 TENTANG

2. Undang-undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan ( Lembaran Negara RI Tahun 1992 Nomor 100, Tambah Lembaran Negara Nomor 3445 );

-1- GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 98 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA SUBULUSSALAM PROVINSI ACEH PERATURAN WALIKOTA SUBULUSSALAM NOMOR 93 TAHUN 2016 TENTANG

-1- GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 112 TAHUN 2016 TENTANG

-1- GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 143 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI ACEH UTARA PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI ACEH UTARA NOMOR 18 TAHUN 2017 TENTANG

QANUN KABUPATEN NAGAN RAYA NOMOR 1 TAHUN 2009 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH NAGAN RAYA

MEMUTUSKAN : BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1

BUPATI ACEH UTARA PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI ACEH UTARA NOMOR 29 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI ACEH UTARA PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI ACEH UTARA NOMOR 35 TAHUN 2017 TENTANG

-1- GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 101 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI ACEH UTARA PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI ACEH UTARA NOMOR 23 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI ACEH UTARA PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI ACEH UTARA NOMOR 10 TAHUN 2017 TENTANG

GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 124 TAHUN 2016 TENTANG

BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN NAMA ALLAH YANG MAHA PENGASIH LAGI MAHA PENYAYANG ATAS RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA BUPATI ACEH UTARA,

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

BUPATI ACEH UTARA PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI ACEH UTARA NOMOR 13 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI ACEH UTARA PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI ACEH UTARA NOMOR 22 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI ACEH UTARA PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI ACEH UTARA NOMOR 59 TAHUN 2017 TENTANG

WALIKOTA SUBULUSSALAM PROVINSI ACEH PERATURAN WALIKOTA SUBULUSSALAM NOMOR 41 TAHUN 2017 TENTANG

GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 139 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI ACEH UTARA PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI ACEH UTARA NOMOR 21 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI ACEH UTARA PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI ACEH UTARA NOMOR 16 TAHUN 2017 TENTANG

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

QANUN KOTA BANDA ACEH NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MEURAXA KOTA BANDA ACEH

BUPATI ACEH UTARA PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI ACEH UTARA NOMOR 27 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI ACEH UTARA PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI ACEH UTARA NOMOR 32 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI ACEH UTARA PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI ACEH UTARA NOMOR 26 TAHUN 2017 TENTANG

-1- PEMERINTAH KABUPATEN ACEH TIMUR PROVINSI ACEH QANUN KABUPATEN ACEH TIMUR NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI ACEH UTARA PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI ACEH UTARA NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI ACEH TIMUR PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG

GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 66 TAHUN 2013 TENTANG

MEMUTUSKAN : BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

-1- GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 118 TAHUN 2016 TENTANG

PEMERINTAH ACEH PERATURAN BUPATI SIMEULUE NOMOR 32 TAHUN 2015 TENTANG

-1- BUPATI ACEH TAMIANG PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI ACEH TAMIANG NOMOR 65 TAHUN 2016

-1- BUPATI ACEH TIMUR PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 15 TAHUN 2016 TENTANG

-1- BUPATI ACEH TAMIANG PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI ACEH TAMIANG NOMOR 81 TAHUN 2016

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II INDRAMAYU NOMOR : 21 TAHUN : 1999 SERI : D.4.

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 86 TAHUN 2001 SERI D.83 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 11 TAHUN 2001 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR NOMOR 2 TAHUN 2011

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JAYAPURA NOMOR 4 TAHUN 2006 TENTANG PEMBENTUKAN, SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 7 TAHUN TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT JIWA PROF. Dr. HB.

BUPATI ACEH UTARA PERATURAN BUPATI ACEH UTARA NOMOR 33 TAHUN 2017 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA KECAMATAN DALAM KABUPATEN ACEH UTARA

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 61 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BANYUMAS

-1- GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 122 TAHUN 2016 TENTANG

KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA SEKRETARIAT MAJELIS PENDIDIKAN DAERAH KABUPATEN ACEH BARAT DAYA

BUPATI TANAH BUMBU PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI ACEH UTARA PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI ACEH UTARA NOMOR 31 TAHUN 2017 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN SUSUNAN ORGANISASI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KELAS B KOTA MATARAM

WALIKOTA TANGERANG SELATAN

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOLOK

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG. ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr.

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN ACEH UTARA NOMOR : 5 TAHUN : 2005 SERI : D NOMOR : 5 QANUN KABUPATEN ACEH UTARA NOMOR 5 TAHUN 2005 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH AJI MUHAMMAD PARIKESIT

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG Organisasi Dan Tata Kerja Rumah Sakit Umum Daerah Solok

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG. ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr.

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

BUPATI PURWOREJO TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN PURWOREJO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI ACEH TIMUR PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG

QANUN KOTA LANGSA NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH DAN SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN RAKYAT KOTA LANGSA

NOMOR : 3 TAHUN : 2001 SERI : D NOMOR : 2 PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II ACEH UTARA NOMOR 3 TAHUN 1997 T E N T A N G

PROVINSI ACEH QANUN KABUPATEN BIREUEN NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG

Transkripsi:

-1- GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 141 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT JIWA DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA GUBERNUR ACEH, Menimbang : a. bahwa untuk menindaklanjuti Pasal 12 Qanun Aceh Nomor 13 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Aceh, perlu menyusun kedudukan, susunan organisasi, tugas dan fungsi, tata kerja Rumah Sakit Jiwa; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan Gubernur Aceh tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Rumah Sakit Jiwa; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah Otonom Propinsi Atjeh dan Perubahan Peraturan Pembentukan Propinsi Sumatera Utara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1956 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1103); 2. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 62, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4633); 3. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4633); 4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); 5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887); 6. Qanun Aceh Nomor 13 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Aceh (Lembaran Aceh Tahun 2016 Nomor 16, Tambahan Lembaran Aceh Nomor 87);

-2- MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN GUBERNUR TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT JIWA. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan: 1. Aceh adalah daerah Provinsi yang merupakan kesatuan masyarakat hukum yang bersifat istimewa dan diberi kewenangan khusus untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, yang dipimpin oleh seorang Gubernur. 2. Pemerintahan Aceh adalah pemerintahan daerah provinsi dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang menyelenggarakan urusan pemerintahan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah Aceh dan Dewan Perwakilan Rakyat Aceh sesuai dengan fungsi dan kewenangan masing-masing. 3. Pemerintah Daerah Aceh yang selanjutnya disebut Pemerintah Aceh adalah unsur penyelenggara pemerintahan Aceh yang terdiri dari Gubernur dan Perangkat Daerah Aceh. 4. Gubernur adalah Kepala Pemerintah Aceh yang dipilih melalui suatu proses demokratis yang dilakukan berdasarkan asas langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil. 5. Satuan Kerja Perangkat Aceh yang selanjutnya disingkat SKPA adalah unsur pembantu gubernur dalam penyelenggaraan Pemerintahan Aceh. 6. Sekretaris Daerah yang selanjutnya disebut Sekda adalah Sekretaris Daerah Aceh. 7. Rumah Sakit Jiwa adalah Satuan Kerja Perangkat Aceh di lingkungan Pemerintah Aceh. 8. Rumah Sakit Jiwa yang selanjutnya di singkat RSJ adalah Rumah Sakit Jiwa Pemerintah Aceh. 9. Direktur adalah Direktur Rumah Sakit Jiwa. 10. Wakil Direktur adalah Wakil Direktur Rumah Sakit Jiwa. 11. Bagian adalah Bagian pada Rumah Sakit Jiwa. 12. Bidang adalah Bidang pada Rumah Sakit Jiwa. 13. Subbagian adalah Subbagian pada Rumah Sakit Jiwa. 14. Seksi adalah Seksi pada Rumah Sakit Jiwa.

-3-15. Kelompok Jabatan Fungsional adalah kelompok jabatan fungsional pada Rumah Sakit Jiwa. BAB II PENETAPAN Pasal 2 Dengan Peraturan Gubenur ini ditetapkan kedudukan, susunan organisasi, tugas dan fungsi, tata kerja RSJ. BAB III ORGANISASI Bagian Kesatu Susunan dan Kedudukan Paragraf 1 susunan Pasal 3 (1) Susunan Organisasi RSJ, terdiri dari: a. Direktur; b. Wakil Direktur Administrasi dan Umum; c. Wakil Direktur Pelayanan; d. Bagian Tata Usaha; e. Bagian Keuangan; f. Bagian Program; g. Bidang Pelayanan Medis; h. Bidang Penunjang Medis; i. Bidang Keperawatan; j. Kelompok Jabatan Fungsional; k. Instalasi; l. Dewan Penyantun; dan m. Satuan Pengawas Intern. (2) Direktur, terdiri dari: a. Wakil Direktur Administrasi dan Umum; dan b. Wakil Direktur Pelayanan. (3) Wakil Direktur Administrasi dan Umum, terdiri dari: a. Bagian Tata Usaha, terdiri dari: 1. Subbagian Umum; dan 2. Subbagian Hukum, Hubungan Masyarakat dan Tatalaksana. b. Bagian Keuangan, terdiri dari: 1. Subbagian Administrasi Penerimaan dan Mobilisasi Dana; dan 2. Subbagian Administrasi Pengeluaran. c. Bagian Program, terdiri dari : 1) Subbagian Penyusunan Program; dan 2) Subbagian Rekam Medik, Evaluasi dan Pelaporan.

-4- (4) Wakil Direktur Pelayanan, terdiri dari: a. Bidang Pelayanan Medis, terdiri dari: 1. Seksi Kesehatan Jiwa; dan 2. Seksi Pengembangan Sumber Daya Manusia. b. Bidang Penunjang Medis, terdiri dari: 1. Seksi Pemeliharaan Sarana dan Prasarana; dan 2. Seksi Penunjang Diagnostik dan Terapi. c. Bidang Keperawatan, terdiri dari: 1. Seksi Pembinaan Etika dan Profesi Keperawatan; dan 2. Seksi Bimbingan dan Asuhan Keperawatan. Paragraf 2 Kedudukan Pasal 4 (1) RSJ adalah perangkat daerah sebagai unsur pelaksana Pemerintah Aceh di bidang kesehatan ibu dan anak. (2) Direktur dipimpin oleh seorang Direktur yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Gubernur melalui Sekda. (3) Wakil Direktur dipimpin oleh seorang Wakil Direktur yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Direktur. (4) Bagian-bagian dipimpin oleh seorang Kepala Bagian yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Wakil Direktur Administrasi dan Umum. (5) Bidang-bidang dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Wakil Direktur yang bersesuaian. (6) Subbagian dipimpin oleh seorang Kepala Subbagian yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada kepala Bagian. (7) Seksi dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Bidang. BAB IV TUGAS DAN FUNGSI Bagian Kesatu RSJ Pasal 5 RSJ mempunyai tugas melaksanakan upaya kesehatan jiwa dengan mengutamakan upaya pencegahan, penyembuhan, rehabilitasi secara serasi dan terpadu. Pasal 6 Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5, RSJ mempunyai fungsi: a. pelaksanaan urusan ketatausahaan dan rumah tangga rumah sakit jiwa; b. penyusunan program kerja tahunan, jangka menengah dan jangka panjang; c. penyusunan program dan penyelenggaraan rekam medik;

-5- d. penyelenggaraan bimbingan dan edukasi tentang kesehatan jiwa kepada individu, keluarga dan masyarakat; e. penyelenggaraan pelayanan kesehatan jiwa pencegahan, penyembuhan dan rehabilitasi; f. penyelenggaraan pelayanan penunjang medik dan non medik; g. penyelenggaraan pelayanan dan asuhan keperawatan; h. penyelenggaraan pelayanan kesehatan jiwa rujukan; i. penyelenggaraan pembinaan kesehatan jiwa institusional di Kabupaten/ Kota; j. penyelenggaraan pengembangan sumber daya manusia; k. pelaksanaan penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang kesehatan jiwa; l. penyelenggaraan administrasi umum dan keuangan; m. penyelenggaraan evaluasi dan pelaporan; dan n. pelaksanaan koordinasi dengan instansi dan/atau lembaga terkait lainnya di bidang pelayanan kesehatan jiwa. Bagian Kedua Direktur Pasal 7 Direktur mempunyai tugas melaksanakan upaya kesehatan jiwa dengan mengutamakan upaya pencegahan, penyembuhan, rehabilitasi secara serasi dan terpadu, upaya peningkatan kesehatan jiwa, upaya rujukan, pendidikan dan pelatihan tenaga kesehatan jiwa, penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran serta pelayanan yang bermutu sesuai standar pelayanan kesehatan jiwa dengan menerapkan prinsip manusiawi dan Islami. Pasal 8 Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7, Direktur mempunyai fungsi: a. pelaksanaan urusan ketatausahaan dan rumah tangga rumah sakit jiwa; b. penyusunan program kerja tahunan, jangka menengah dan jangka panjang; c. penyusunan program dan penyelenggaraan rekam medik; d. penyelenggaraan bimbingan dan edukasi tentang kesehatan jiwa kepada individu, keluarga dan masyarakat; e. penyelenggaraan pelayanan kesehatan jiwa pencegahan, penyembuhan dan rehabilitasi; f. penyelenggaraan pelayanan penunjang medik dan non medik; g. penyelenggaraan pelayanan dan asuhan keperawatan; h. penyelenggaraan pelayanan kesehatan jiwa rujukan; i. penyelenggaraan pembinaan kesehatan jiwa institusional di Kabupaten/ Kota; j. penyelenggaraan pengembangan sumber daya manusia; k. pelaksanaan penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang kesehatan jiwa; l. penyelenggaraan administrasi umum dan keuangan;

-6- m. penyelenggaraan evaluasi dan pelaporan; dan n. pelaksanaan tugas-tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh Gubernur sesuai dengan tugas dan fungsinya. Bagian Ketiga Wakil Direktur Administrasi dan Umum Pasal 9 Wakil Direktur Administrasi dan Umum adalah unsur pembantu Direktur RSJ di bidang tata usaha, keuangan dan program. Paragraf 1 Tugas Pokok dan Fungsi Pasal 10 Wakil Direktur Administrasi dan Umum mempunyai tugas melakukan pengelolaan urusan ketatausahaan, umum, keuangan, sistem akuntansi, kerumahtanggaan, kepegawaian, ketatalaksanaan, hukum, perundang-undangan, penyusunan program, pemasaran, pelayanan informasi, evaluasi dan pelaporan. Pasal 11 Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10, Wakil Direktur Administrasi dan Umum mempunyai fungsi: a. pelaksanaan urusan ketatausahaan dan rumah tangga rumah sakit jiwa; b. pelaksanaan pembinaan kepegawaian; c. pelaksanaan pengelolaan dan pemeliharaan peralatan dan perlengkapan; d. pelaksanaan pengelolaan keuangan; e. pelaksanaan administrasi penerimaan, pengeluaran dan mobilisasi dana; f. pelaksanaan sistem akuntansi pemerintahan; g. pelaksanaan akuntansi dan manajemen; h. pelaksanaan verifikasi dan pelaporan keuangan; i. pelaksanaan penyusunan perencanaan dan anggaran; j. pelaksanaan pelayanan informasi, komunikasi, kerjasama dan hubungan masyarakat; k. pelaksanaan evaluasi dan penyusunan laporan; dan l. pelaksanaan tugas-tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh Direktur sesuai dengan tugas dan fungsinya. Paragraf 2 Bagian Tata Usaha Pasal 12 Bagian Tata Usaha adalah unsur pembantu Wakil Direktur Administrasi dan Umum dalam urusan penyelenggaraan administrasi, umum, kepegawaian, rumah tangga dan perlengkapan.

-7- Pasal 13 Bagian Tata Usaha mempunyai tugas melakukan urusan umum, ketatausahaan, kepegawaian, kerumahtanggaan, perlengkapan, hubungan masyarakat, perpustakaan dan pemeliharaan. Pasal 14 Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13, Bagian Tata Usaha mempunyai fungsi: a. pelaksanaan urusan ketatausahaan, rumah tangga, barang inventaris, aset, perlengkapan, peralatan, pemeliharaan dan perpustakaan; b. pelaksanaan administrasi kepegawaian, organisasi, ketatalaksanaan, hukum dan perundang-undangan; c. pelaksanaan hubungan masyarakat; d. pelaksanaan koordinasi dengan instansi dan atau lembaga terkait lainnya di bidang ketatausahaan; dan e. pelaksanaan tugas-tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh Wakil Direktur Administrasi dan Umum sesuai dengan tugas dan fungsinya. Pasal 15 (1) Subbagian Umum mempunyai tugas melakukan urusan ketatausahaan, kepegawaian, perlengkapan, rumah tangga, pengelolaan barang inventaris, pemeliharaan dan perpustakaan. (2) Subbagian Hukum, Hubungan Masyarakat dan Tatalaksana mempunyai tugas melakukan penyiapan rancangan peraturan perundang-undangan, hubungan masyarakat, protokoler, organisasi dan tatalaksana. Paragraf 3 Bagian Keuangan Pasal 16 Bagian Keuangan adalah unsur pembantu Wakil Direktur Administrasi dan Umum di bidang pengelolaan administrasi penerimaan, pengeluaran dan mobilisasi dana. Pasal 17 Bagian Keuangan mempunyai tugas melakukan pengelolaan administrasi penerimaan, pengeluaran, mobilisasi dana, pelaksanaan sistem akuntansi pemerintah dan pelaporan. Pasal 18 Untuk menyelenggaran tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17, Bagian Keuangan mempunyai fungsi: a. pelaksanaan administrasi penerimaan dan pengeluaran; b. pelaksanaan verifikasi dan penatausahaan keuangan; c. pelaksanaan mobilisasi dana; d. pelaksanaan sistem akuntansi pemerintah; e. pelaksanaan pemantauan, evaluasi dan pelaporan; f. pelaksanaan tugas-tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh Wakil Direktur Administrasi dan Umum sesuai dengan tugas dan fungsinya.

-8- Pasal 19 (1) Subbagian Administrasi Penerimaan dan Mobilisasi Dana mempunyai tugas melakukan pengelolaan administrasi penerimaan, pendapatan dan upaya mobilisasi dana dari berbagai sumber yang sah. (2) Subbagian Administrasi Pengeluaran mempunyai tugas melakukan pengelolaan administrasi pengeluaran, verifikasi, penatausahaan keuangan pertanggung-jawaban dan pelaporan. Paragraf 4 Bagian Program Pasal 20 Bagian Program adalah unsur pembantu Wakil Direktur Administrasi dan Umum di bidang penyusunan program, rekam medik, evaluasi dan pelaporan. Pasal 21 Bagian Program mempunyai tugas melakukan penyusunan perencanaan, program, pelaksanaan rekam medik, pemantauan, evaluasi dan pelaporan. Pasal 22 Untuk menyelenggaran tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21, Bagian Program mempunyai fungsi: a. pelaksanaan penyusunan anggaran; b. pelaksanaan penyusunan perencanaan dan program kerja tahunan, jengka menengah dan jangka panjang; c. pelaksanaan rekam medik; d. pelaksanaan pemasaran produk unggulan kepada publik dan kerja sama dengan pihak ketiga; e. pelaksanaan koordinasi dengan instansi dan atau lembaga terkait lainnya di bidang program; f. pelaksanaan pemantuan, evaluasi dan pelaporan; dan g. pelaksanaan tugas-tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh Wakil Direktur Administrasi dan Umum sesuai dengan tugas dan fungsinya. Pasal 23 (1) Subbagian Penyusunan Program mempunyai tugas melakukan penyusunan perencanaan dan program kerja tahunan, jangka menengah, jangka panjang dan penyusunan laporan akuntabilitas kinerja. (2) Subbagian Rekam Medik, Evaluasi dan Pelaporan mempunyai tugas melakukan inventarisasi pelaksanaan rekam medik, pemantauan, evaluasi dan pelaporan. Bagian Keempat Wakil Direktur Pelayanan Pasal 24 Wakil Direktur Pelayanan adalah unsur pembantu Direktur di bidang pelayanan dan penunjang medis serta keperawatan.

-9- Pasal 25 Wakil Direktur Pelayanan mempunyai tugas melakukan pelayanan medis, spesialistis, upaya rujukan, pengembangan fasilitas medis dan non medis, ketenagaan dan etika profesi, asuhan keperawatan dan tindakan medis lainnya. Pasal 26 Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25, Wakil Direktur Pelayanan mempunyai fungsi: a. pelaksanaan pelayanan medis dan spesialistis; b. pelaksanaan pelayanan upaya rujukan; c. pelaksanaan pengembangan fasilitas medis dan non medis; d. pelaksanaan pelayanan keperawatan, ketenagaan dan etika profesi; e. pelaksanaan asuhan keperawatan; f. pelaksanaan koordinasi dengan instansi dan atau lembaga terkait lainnya di bidang pelayanan medis dan non medis; dan g. pelaksanaan tugas-tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh Direktur sesuai dengan tugas dan fungsinya. Paragraf 1 Bidang Pelayanan Medis Pasal 27 Bidang Pelayanan Medis adalah unsur pelaksana teknis di bidang pelayanan kesehatan jiwa, spealistis, rujukan, pengembangan fasilitas medis, non medis dan pengembangan sumber daya manusia. Pasal 28 Bidang Pelayanan Medik mempunyai tugas melakukan koordinasi kegiatan pelayanan medis, memantau, mengawasi penggunaan fasilitas medis, pengendalian penerimaan dan pengembalian pasien, pembinaan kesehatan jiwa lintas sektor dan lintas program, pelayanan integrasi kesehatan jiwa di RSUD dan Puskesmas Kabupaten/Kota serta menggerakkan peran serta masyarakat dalam penanggulangan masalah psikososial. Pasal 29 Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28, Bidang Pelayanan Medis mempunyai fungsi: a. penyusunan kebutuhan tenaga medis, peralatan medis dan obat-obatan untuk pelayanan medis; b. pelaksanaan koordinasi kegiatan pelayanan medis dan kesehatan jiwa spesialistik; c. pengawasan dan pengendalian upaya rujukan, penerimaan dan pemulangan pasien; d. pelaksanaan perencanaan pengembangan fasilitas pelayanan medis, pengembangan sumber daya manusia, perpustakaan, penelitian dan pengembangan, penerapan standar dan akreditasi; e. pelaksanaan koordinasi dengan instansi dan atau lembaga terkait lainnya di bidang pelayanan medis dan non medis; dan

-10- f. pelaksanaan tugas-tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh Wakil Direktur Pelayanan sesuai dengan tugas dan fungsinya. Pasal 30 (1) Seksi Kesehatan Jiwa mempunyai tugas melakukan pelayanan kesehatan jiwa masyarakat, spesialistis, upaya rujukan dan tindakan medis lainnya. (2) Seksi Pengembangan Sumber Daya Manusia mempunyai tugas melakukan upaya peningkatan, pengembangan dan pendayagunaan sumber daya manusia. Paragraf 2 Bidang Penunjang Medis Pasal 31 Bidang Penunjang Medis adalah unsur pelaksana teknis di bidang penunjang medis. Pasal 32 Bidang Penunjang Medis mempunyai tugas melakukan inventarisasi sarana dan prasarana penunjang, perencanaan kebutuhan logistik penunjang, pemeliharaan fasilitas medis, non medis dan pelaksanaan diagnostik dan terapi. Pasal 33 Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32, Bidang Penunjang Medis mempunyai fungsi: a. pelaksanaan inventarisasi sarana, prasarana penunjang medis dan non medis; b. perencanaan kebutuhan logistik medis dan non medis; c. pelaksanaan pemeliharaan fasilitas medis dan non medis; d. pelaksanaan pengawasan dan pengendalian penggunaan fasilitas medis dan non medis; e. persiapan fasilitas penunjang diagnostik dan terapi; f. pelaksanaan koordinasi dengan instansi dan atau lembaga terkait lainnya di bidang penunjang medis dan non medis; dan g. pelaksanaan tugas-tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh Wakil Direktur Pelayanan sesuai dengan tugas dan fungsinya. Pasal 34 (1) Seksi Pemeliharaan Sarana dan Prasarana mempunyai tugas melakukan inventarisasi, analisa kebutuhan, pengadaan sarana, prasarana penunjang dan pemeliharaan fasilitas medis dan non medis. (2) Seksi Penunjang Diagnostik dan Terapi mempunyai tugas melakukan penyusunan kebutuhan tenaga, alat dan fasilitas, pemantauan, pengawasan dan pengendalian pelaksanaan penunjang diagnostik dan terapi pada instalasi gizi, farmasi, laboratorium dan elektromedik.

-11- Paragraf 3 Bidang Keperawatan Pasal 35 Bidang Keperawatan adalah unsur pelaksana teknis di bidang pembinaan etika, profesi, bimbingan dan asuhan keperawatan. Pasal 36 Bidang Keperawatan mempunyai tugas melakukan bimbingan pelaksanaan asuhan dan pelayanan keperawatan, penerapan etika, pengembangan profesi, pengendalian mutu dengan menerapkan prinsip profesional keperawatan. Pasal 37 Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36, Bidang Keperawatan mempunyai fungsi: a. pelaksanaan bimbingan program dan pelayanan asuhan keperawatan; b. pelaksanaan pelayanan dan asuhan keperawatan, pemanfaatan logistik keperawatan, standarisasi, penegakan etika profesi dan pemeliharaan mutu keperawatan; c. perencanaan pengembangan sumber daya keperawatan; d. pelaksanaan pengawasan mutu dan standar keperawatan; e. pelaksanaan koordinasi dengan instansi dan atau lembaga terkait lainnya di bidang keperawatan; dan f. pelaksanaan tugas-tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh Wakil Direktur Pelayanan sesuai dengan tugas dan fungsinya. Pasal 38 (1) Seksi Pembinaan Etika dan Profesi Keperawatan mempunyai tugas melakukan pembinaan dan pengendalian kualitas pelayanan keperawatan, pemenuhan standar etika dan profesi keperawatan. (2) Seksi Bimbingan dan Asuhan Keperawatan mempunyai tugas melakukan pembinaan asuhan, peningkatan mutu asuhan dan pelayanan keperawatan, rawat inap dan rawat jalan pada instalasi kesehatan jiwa anak dan remaja, dewasa dan lanjut usia, gangguan mental organik, rehabilitasi medik, instalasi gawat darurat dan elektro medik. BAB IV KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL Pasal 39 Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Pemerintah Daerah sesuai dengan keahlian dan kebutuhan. Pasal 40 (1) Kelompok Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 39, terdiri dari sejumlah tenaga, dalam jenjang jabatan fungsional yang terbagi dalam berbagai kelompok sesuai dengan bidang keahliannya.

-12- (2) Setiap kelompok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dipimpin oleh seorang tenaga fungsional senior yang ditunjuk oleh Gubernur, dan bertanggung jawab kepada Direktur. (3) Jumlah Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ditentukan berdasarkan kebutuhan dan beban kerja. (4) Jenis dan jenjang jabatan fungsional sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), diatur sesuai dengan Peraturan Perundangundangan. BAB V KEPEGAWAIAN Pasal 41 (1) Direktur, Wakil Direktur, Kepala Bagian, Kepala Bidang, Kepala Sub Bagian dan Kepala Seksi diangkat dan diberhentikan oleh Gubernur. (2) Unsur-unsur lain dilingkungan RSJ diangkat dan diberhentikan oleh Sekda atas pelimpahan kewenangan dari Gubernur dengan memperhatikan usul dan pertimbangan secara tertulis dari masing-masing Direktur. Pasal 42 Jenjang kepangkatan dan formasi kepegawaian ditetapkan sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan. Pasal 43 Eselon Jabatan pada RSJ adalah sebagai berikut: a. Direktur merupakan jabatan pimpinan tinggi pratama dengan eselonering II.b; b. Wakil Direktur merupakan jabatan administrator dengan eselonering III.a; dan c. Kepala Bagian dan Kepala Bidang merupakan jabatan administrator dengan eselonering III.b; dan d. Kepala Subbagian dan Kepala Seksi merupakan jabatan pengawas dengan eselonering IV.a. Pasal 44 (1) Dalam melaksanakan tugasnya Direktur, Wakil Direktur, Kepala Bagian, Kepala Bidang, Kepala Sub Bagian dan Kepala Seksi wajib menerapkan prinsip koordinasi, integrasi, sinkronisasi dan simplikasi baik interen maupun antar unit organisasi lainnya, sesuai dengan tugas pokok masing-masing. (2) Setiap pimpinan satuan unit kerja dilingkungan RSJ wajib melaksanakan Sistem Pengendalian Internal Pemerintah. Pasal 45 (1) Dalam hal Direktur tidak dapat menjalankan tugasnya karena berhalangan, maka Direktur dapat menunjuk salah seorang Wakil Direktur untuk mewakilinya.

-13- (2) Dalam hal Wakil Direktur tidak dapat menjalankan tugasnya karena berhalangan, maka Wakil Direktur dapat menunjuk salah seorang Kepala Bagian dan/atau Kepala Bidang untuk mewakilinya. (3) Dalam hal Kepala Bagian dan/atau Kepala Bidang tidak dapat menjalankan tugasnya karena berhalangan, maka Wakil Direktur dapat menunjuk salah seorang Kepala Sub Bagian dan atau Kepala Seksi untuk mewakilinya. Pasal 46 Atas dasar pertimbangan daya guna dan hasil guna masing-masing pejabat dalam lingkungan RSJ dapat mendelegasikan kewenangan tertentu kepada pejabat setingkat dibawahnya sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan. BAB VI PEMBIAYAAN Pasal 47 Segala biaya yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan RSJ dibebankan kepada Anggaran Pendapatan dan Belanja Aceh serta sumber pembiayaan lain-lainnya yang sah dan tidak mengikat sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan. BAB VII KETENTUAN LAIN-LAIN Pasal 48 (1) Uraian tugas masing-masing pemangku jabatan struktural dan jabatan pelaksana di lingkungan RSJ diatur dengan Peraturan Gubernur. (2) Bagan Struktur Organisasi sebagaimana tercantum dalam lampiran merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Gubernur ini. BAB VIII KETENTUAN PENUTUP Pasal 49 Pada saat Peraturan Gubernur ini mulai berlaku, maka Peraturan Gubernur Nanggroe Aceh Darussalam Nomor 48 Tahun 2008 tentang Rincian Tugas Pokok dan Fungsi Pemangku Jabatan Struktural di Lingkungan Rumah Sakit Umum dan Rumah Sakit Khusus Daerah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (Berita Daerah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam Tahun 2008 Nomor 41) dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

-14- Pasal 50 Peraturan Gubernur ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Gubernur ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Aceh. Ditetapkan di Banda Aceh pada tanggal 29 Desember 2016 M 29 Rabiul Awal 1438 H Plt. GUBERNUR ACEH, Diundangkan di Banda Aceh pada tanggal 30 Desember 2016 M 1 Rabiul Akhir 1438 H SEKRETARIS DAERAH ACEH, SOEDARMO DERMAWAN BERITA DAERAH ACEH TAHUN 2016 NOMOR 143

LAMPIRAN PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 141 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT JIWA DEWAN PENYANTUN DIREKTUR BAGAN STRUKTUR ORGANISASI RUMAH SAKIT JIWA SATUAN PENGAWAS INTERN KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL WAKIL DIREKTUR ADMINISTRASI DAN UMUM WAKIL DIREKTUR PELAYANAN BAGIAN TATA USAHA BAGIAN KEUANGAN BAGIAN PROGRAM BIDANG PELAYANAN MEDIS BIDANG PENUNJANG MEDIS BIDANG KEPERAWATAN SUB BAGIAN UMUM SUB BAGIAN ADM. PENERIMAAN DAN MOBILISASI DANA SUB BAGIAN PENYUSUNAN PROGRAM SEKSI KESEHATAN JIWA SEKSI PEMELIHARAAN SARANA DAN PRASARANA SEKSI PEMBINAAN ETIKA DAN PROFESI KEPERAWATAN SUB BAGIAN HUKUM, HUMAS DAN TATA LAKSANA SUB BAGIAN ADMINISTRASI PENGELUARAN SUB BAGIAN REKAM MEDIK, EVALUASI DAN PELAPORAN SEKSI PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA SEKSI PENUNJANG DIAGNOSTIK DAN TERAPI SEKSI BIMBINGAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN INSTALASI INSTALASI INSTALASI INSTALASI INSTALASI KETERANGAN 1. : GARIS KOMANDO Plt. GUBERNUR ACEH 2. : GARIS PEMBINAAN d.t.o 3. : Garis Koordinasi SOEDARMO