I. PENDAHULUAN. Produktif atau Kejuruan terdiri atas beberapa mata pelajaran yang bertujuan. kemampuan menyesuaikan diri dalam bidang keahliannya.

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan

I. PENDAHULUAN. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas) No.20 Tahun 2003

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam setiap jenjang pendidikan, Bahasa Indonesia juga sebagai mata

I. PENDAHULUAN. yang besar untuk menjadi alat pendidikan, khususnya dalam. menyampaikan informasi atau ide-ide yang terkandung dalam pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. pada suatu lingkungan belajar. Hal ini tertuang dalam Undang-Undang

I. PENDAHULUAN. Lahirnya Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan jenjang sekolah yang

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan di era globalisasi sekarang ini menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan fisik serta psikologis siswa (Peraturan Pemerintah, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. baik, tidak hanya bagi diri sendiri melainkan juga bagi manusia lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kemajuan sebuah

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mutu pendidikan mempunyai kaitan dengan kualitas lulusannya,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN. pembelajaran. Teknologi komputer dapat di gunakan sebagi alat untuk

BAB I PENDAHULUAN. dan peserta didik melalui bahasa verbal sebagai media utama penyampaian materi

I. PENDAHULUAN. Kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) telah membawa. perubahan pesat dalam kehidupan manusia. Pekerjaan yang dikerjakan oleh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. alam, meliputi segala akibat dan dampak terhadap kehidupan. Ilmu tersebut selalu

I. PENDAHULUAN. Kurikulum 2013 merupakan sebuah kurikulum yang mengutamakan. pemahaman, skill, dan berkarakter. Kurikulum ini bertujuan untuk

2015 STUDI KELAYAKAN DAN PEMANFAATAN SARANA PRASARANA DI LABORATORIUM KOMPUTER JURUSAN TEKNIK GAMBAR BANGUNAN SMK NEGERI 5 BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. pelajaran yang membosankan dan bahkan ada yang sampai membenci. Hal ini,

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara. Pendidikan menurut Muhibin

BAB I PENDAHULUAN. Mata Pelajaran Menggambar Busana Kelas X Khususnya Sub Kompetensi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan adalah suatu usaha untuk mewujudkan pembangunan di masa

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Menurut Muhaimin (2008: 333), kurikulum adalah seperangkat

BAB I PENDAHULUAN. melainkan pada keunggulan sumber daya manusia (SDM), yaitu tenaga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sebuah proses belajar yang tiada henti dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan bidang pendidikan merupakan sarana yang sangat penting

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini semakin pesat

Pembelajaran Remedial

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu proses pembelajaran yang menghasilkan sumber

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia (SDM) sebagai tulang punggung dalam pembangunan bangsa. meningkatkan kualitas SDM sesuai dengan program keahliannya.

BAB I PENDAHULUAN. tugas-tugas di dalam kelas saja, melainkan proses terjadinya interaksi antara guru,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bangsa lain di dunia. Kualitas manusia Indonesia tersebut dihasilkan melalui

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan kejuruan dalam penjelasan atas Undang-Undang Republik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gunawan Wibiksana, 2013 Universitas Pendidikan Indonesia Repository.upi.edu Perpustakaan.upi.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting sebagai sarana yang tepat untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pembukaan UUD 1945 menyatakan bahwa salah satu tujuan nasional adalah

DAFTAR ISI. Halaman i ii KATA PENGANTAR DAFTAR ISI. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Tujuan C. Ruang Lingkup

BAB I PENDAHULUAN. komponen, antara lain: siswa, guru, kurikulum, sarana dan prasarana pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. suatu bangsa, karena dengan pendidikan suatu bangsa dapat mempersiapkan masa

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang penting pada kehidupan setiap orang. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan salah satu jenjang pendidikan

I. PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) diajarkan bukan hanya untuk mengetahui dan

BAB I PENDAHULUAN. sebagai sarana untuk pengembangan diri. Dalam undang undang RI No. 32

BAB I PENDAHULUAN. hekekatnya untuk membangun suatu Negara dibutuhkan individu individu yang

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat mengembangkan semua aspek dan potensi peserta didik sebaikbaiknya

tanya jawab, pemberian tugas, atau diskusi kelompok) dan kemudian siswa merespon/memberi tanggapan terhadap stimulus tersebut. Pembelajaran harus

BAB I PENDAHULUAN. baik, tidak hanya bagi diri sendiri melainkan juga bagi manusia lainnya.

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah

DAFTAR ISI. II. PEMBELAJARAN PENGAYAAN A. Pembelajaran Menurut SNP... B. Hakikat Pembelajaran Pengayaan... C. Jenis Pembelajaran Pengayaan...

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. lokal dan bersaing di pasar global. Di SMK, siswa tidak hanya dibekali ilmu-ilmu

I. PENDAHULUAN. dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

BAB I PENDAHULUAN. peralatan praktik, penyempurnaan kurikulum maupun peningkatan. profesionalisme guru yang dilakukan secara nasional.

BAB I PENDAHULUAN. untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,

BAB I PENDAHULUAN. sarana untuk pengembangan diri. Dalam Undang-Undang RI No. 20 tahun 2003

I. PENDAHULUAN. Pembelajaran adalah suatu proses komunikasi antara sumber belajar dengan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Atamik B, 2013

KESIAPAN SISWA TEKNIK GAMBAR BANGUNAN SMK NEGERI 2 PAYAKUMBUH SEBELUM PRAKTEK KERJA INDUSTRI ABSTRACT

I. PENDAHULUAN. Peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas, pendidikan memegang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Beladina Larasati, 2016

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia dibutuhkan. pendidikan, karena pendidikan merupakan wahana untuk mengembangkan

I. PENDAHULUAN. Penyelenggaraan pendidikan pada dasarnya merupakan suatu usaha dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Widhi Anugrah Sukma Gemilang, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Salah satu pondasi penting untuk kemajuan suatu Negara adalah

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Sejalan perkembangan dunia

BAB I PENDAHULUAN. Proses pembelajaran pada hakikatnya adalah proses komunikasi, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan agama adalah pendidikan yang memberikan pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan memegang peranan penting dalam kelangsungan hidup

BAB I PENDAHULUAN. 1 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional disebutkan bahwa pendidikan

2016 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah lemahnya proses pembelajaran di sekolah. Pendidikan pada

BAB I PENDAHULUAN. sekolah kejuruan (SMK). Hal ini sesuai dengan Undang Undang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan khusus. Dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Nasional Pendidikan pasal 6 ayat (1) dikemukakan bahwa kurikulum untuk jenis

I. PENDAHULUAN. di Kalianda, ditemukan ada sejumlah variabel yang berpengaruh secara langsung

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kemajuan kehidupan masyarakat dalam suatu negara sangat dipengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan sistem pendidikan diharapkan mewujudkan tujuan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan sumber daya manusia untuk membangun bangsa dan negara.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Peningkatan mutu pendidikan merupakan salah satu unsur konkrit yang

BAB I. dengan pembelajaran. Untuk mencapai tujuan pendidikan harus melalui proses. pembelajaran. Syam, dkk (1988:2) mengemukakan:

2015 PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN INTERAKTIF MENGGUNAKAN METODE DISCOVERY LEARNING PADA MATA DIKLAT SISTEM KOMPUTER DI SMK

Transkripsi:

1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Permendiknas No 22 Tahun 2006 menjelaskan bahwa pendidikan kejuruan bertujuan untuk meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan peserta didik untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan program kejuruannya. Dalam penyusunan kurikulum SMK mata pelajaran dibagi ke dalam tiga kelompok, yaitu kelompok normatif, adaptif, dan produktif. Mata pelajaran Produktif atau Kejuruan terdiri atas beberapa mata pelajaran yang bertujuan untuk menunjang pembentukan kompetensi kejuruan dan pengembangan kemampuan menyesuaikan diri dalam bidang keahliannya. Mempersiapkan siswa SMK untuk menjadi tenaga kerja yang memiliki daya saing harus disiapkan sejak awal, begitu pula yang diterapkan pada kurikulum Jurusan Teknik Gambar Bangunan (TGB). Jurusan TGB diharapkan mampu mencetak siswa menjadi drafter gambar bangunan yang kompeten dan memiliki daya saing. Selain menggambar manual, menggambar dengan perangkat komputer saat ini sudah menjadi tuntutan bagi seorang drafter, karena seiring dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Sehingga dalam

2 kurikulum pengenalan terhadap program menggambar dengan perangkat komputer dikenalkan sejak dini pada siswa. Dalam pembelajaran menggambar dengan menggunakan komputer, program aplikasi yang digunakan adalah Autocad. Kurikulum SMK mengharuskan praktek harus lebih banyak dari pada teori yaitu 70% praktek dan 30% teori. Terutama dalam praktek memerlukan kreatifitas guru dalam mengunakan metode yang efektif dan efesien. Seperti yang tertuang dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang selanjut-nya dijabarkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan minat, bakat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik (Pasal 19, Ayat1). Untuk itu, kegiatan pembelajaran yang dirancang oleh guru seharusnya dikondisikan dengan memanfaatkan sumber-sumber belajar sehingga tercipta lingkungan belajar yang mendukung untuk membantu siswa mengerti dan memahami apa yang mereka pelajari. Salah satu sumber belajar yang dapat diterapkan untuk mata pelajaran produktif adalah dengan menggunakan media pembelajaran.

3 Media dalam dunia pendidikan biasanya di sebut media pelajaran yang artinya adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar. Buku, kaset, dan video adalah contohcontohnya. Media video merupakan salah satu media gambar gerak yang disertai suara. Penggunaan media ini akan dapat memberikan pengalaman yang lebih dibandingkan media yang lainnya karena pada saat media di gunakan ada dua indera yang berperan secara bersaman yaitu indera pengelihatan dan indera pendengaran. Menggunakan media pembelajaran merupakan penerapan dari Permen No. 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses yang didalamnya menyatakan bahwa dalam pelaksanaan pembelajaran guru dapat menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran dan sumber belajar lain. Dengan demikian guru memfasilitasi siswa agar terjadinya interaksi siswa dengan sumber belajar. Pengunaan video untuk mata pelajaran praktek yang cocok adalah model tutorial. Video pembelajaran dapat dijadikan sumber belajar siswa karena dapat memperlihatkan langkah-langkah pengerjaan secara runut dari setiap tahapannya, dapat diulang-ulang, serta dapat digunakan diluar pembelajaran klasikal. Berdasarkan penelitian pendahuluan pelaksanaan praktek menggambar dengan software di SMK Negeri 3 Kotabumi, terdapat temuan guru yang masih mengalami kesulitan dalam menerapkan strategi dan metode pembelajaran untuk mata diklat produktif TGB. Sumber belajar masih

4 didominasi oleh guru yang menggunakan metode demonstrasi langsung. Penggunaan media penunjang belum digunakan secara optimal. Kelemahan metode demonstasi langsung dalam praktek menggambar dengan software adalah ketika guru tidak menjelaskannya dengan runut maka akan sulit difahami oleh siswa, selain itu akan mudah lupa jika tidak diulang-ulang, dan tidak dapat dijadikan media untuk pembelajaran mandiri. Selain sumber informasi utama masih didominasi oleh guru, bahan ajar penunjang yang dapat digunakan siswa untuk belajar mandiri belum optimal. Siswa tidak memiliki modul ataupun jobsheet sebagai sumber belajar, sehingga siswa hanya mengandalkan guru ketika proses pembelajaran. Begitu pula belum terdapatnya media pembelajaran interaktif sebagai penunjang pembelajaran. Kondisi ini membuat siswa tidak dapat mengembangkan keterampilannya ketika berada di luar lingkungan sekolah. Padahal semestinya, ketika siswa didukung oleh media penunjang pembelajaran yang dapat dipergunakan untuk belajar mandiri, maka tujuan pembelajaran akan dapat tercapai dengan baik dan cepat. Keaktifan siswa dalam pembelajaran juga menjadi pengamatan pada observasi awal, berdasarkan pengamatan pembelajaran dalam kelas keaktifan siswa tidak terlihat dalam proses pembelajaran. Ketika guru menjelaskan, siswa terlihat tidak antusias dan hanya sedikit siswa yang mengajukan pertanyaan kepada guru tentang materi yang disampaikan.

5 Selain itu, ketika diberikan job (penugasan) yang harus dikerjakan oleh siswa, tidak semua siswa selesai mengerjakan tugasnya. Pembelajaran praktek menggambar dengan perangkat lunak (software), idealnya dilengkapi dengan sarana penunjang yang kuantitasnya cukup dan berkualitas baik. Dalam hal ini, komputer adalah sarana penunjang utamanya. Di laboratorium gambar jurusan TGB SMK Negeri 3 Kotabumi, jumlah komputer saat ini ada lebih dari 20 unit, jumlah ini seharusnya cukup untuk digunakan praktek bagi siswa jika setiap kelas terdiri dari 24-26 orang siswa. Namun, yang terjadi adalah banyak komputer yang tidak berfungsi dengan baik karena rusaknya komponen ataupun tidak berjalannya program dengan baik. Hal ini menyebabkan proses pembelajaran menggambar dengan software tidak dapat berjalan dengan baik, karena pada pelaksanaan praktik di sekolah, siswa tidak memiliki kesempatan untuk setiap siswa memakai 1 (satu) unit komputer untuk mengembangkan keterampilannya. Keterbatasan penyajian bahan ajar yang selama ini digunakan sebagai panduan praktek siswa dan keterbatasan komputer berdampak pada pembelajaran menjadi kurang efektif dan efisien, juga menjadikan hasil belajar siswa pada praktek menggambar dengan software rendah. Terlihat dari hasil belajar siswa pada Kompetensi Dasar ini terdapat 24 dari 52 siswa tidak memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), dengan kata lain 46% siswa yang hasil belajarnya rendah.

6 Sehubungan dengan permasalahan-permasalahan di atas, maka dalam penelitian ini akan dikembangkan video pembelajaran Autocad sebagai jawaban atas hasil angket yang terdapat lebih dari 80% yang menyatakan membutuhkan video pembelajaran untuk menunjang proses belajar siswa. Diharapkan dengan video pembelajaran ini dapat menambah sumber belajar yang dapat digunakan siswa agar dapat meningkatkan keterampilannya melalui belajar mandiri, dan tidak terbatas hanya dilingkungan sekolah saja. Selain itu, melalui wawancara tidak terstruktur kepada guru pengampu, semua guru menyatakan membutuhkan video pembelajaran Autocad dengan alasan untuk memperkaya sumber belajar yang akan diberikan kepada siswa, selain modul ataupun panduan praktik yang telah ada. Dengan adanya video pembelajaran Autocad 2 dimensi ini, diharapkan praktik menggambar menggunakan software menjadi lebih mudah dipahami, lebih menarik dan efektif untuk pembelajaran. Selain itu diharapkan pula siswa mampu menggambar bangunan sesuai dengan ketentuan gambar teknik. Dengan demikian pengetahuan dan keterampilan siswa dalam penggunaan software Autocad akan lebih mendalam sehingga akan meningkatkan hasil belajar siswa. 1.2. Identifikasi Masalah Dari latar belakang masalah, dapat di identifikasi beberapa masalah, antara lain sebagai berikut : 1) Sumber belajar masih didominasi oleh guru.

7 2) Belum terdapat bahan ajar multimedia interaktif sebagai penunjang pembelajaran yang dapat digunakan siswa untuk belajar mandiri. 3) Karena sering terjadi kerusakan, jumlah komputer yang ada belum memadai untuk setiap 1 (satu) orang siswa memakai 1 (satu) unit. 4) Aktivitas belajar siswa pada mata diklat menggambar dengan perangkat lunak masih rendah, dilihat dari ketidaktepatan waktu penyelesaian job (tugas) yang diberikan. 5) Hasil belajar siswa pada standar kompetensi menggambar dengan software masih rendah, terdapat 46% yang tidak mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal 6) Berdasarkan angket, lebih dari 80% siswa menyatakan butuh terhadap bahan ajar multimedia interaktif sebagai penunjang pembelajaran menggambar dengan perangkat lunak (software). 7) Melalui wawancara semua guru menyatakan butuh terhadap bahan ajar multimedia interaktif Autocad, untuk memperkaya sumber belajar yang akan diberikan kepada siswa selain modul ataupun panduan praktik yang telah ada. 1.3. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1) Bagaimana pemanfaatan bahan ajar yang digunakan saat ini dan bagaimana potensi sekolah terhadap produk yang dikembangkan?

8 2) Bagaimana merancang produk multimedia interaktif Autocad 2 dimensi untuk pembelajaran pada Standar Kompetensi Menggambar dengan Perangkat Lunak siswa kelas XI Jurusan Teknik Gambar Bangunan SMK? 3) Bagaimana efektifitas multimedia interaktif Autocad 2 dimensi pada pembelajaran Standar Kompetensi Menggambar dengan Perangkat Lunak siswa kelas XI Jurusan Teknik Gambar Bangunan SMK? 4) Bagaimana efisiensi multimedia interaktif Autocad 2 dimensi pada pembelajaran Standar Kompetensi Menggambar dengan Perangkat Lunak siswa kelas XI Jurusan Teknik Gambar Bangunan SMK? 5) Bagaimana daya tarik multimedia interaktif Autocad 2 dimensi pada pembelajaran Standar Kompetensi Menggambar dengan Perangkat Lunak siswa kelas XI Jurusan Teknik Gambar Bangunan SMK? 1.4. Tujuan Pengembangan Tujuan yang akan dicapai pada pengembangan ini adalah untuk : 1) Mendeskripsikan pemanfaatan bahan ajar yang digunakan saat ini dan potensi sekolah terhadap produk yang dikembangkan 2) Menghasilkan produk multimedia interaktif Autocad 2 dimensi untuk pembelajaran pada Standar Kompetensi Menggambar dengan Perangkat Lunak siswa kelas XI Jurusan Teknik Gambar Bangunan SMK.

9 3) Menganalisis efektifitas pembelajaran Standar Kompetensi Menggambar dengan Perangkat Lunak setelah menggunakan multimedia interaktif Autocad 2 dimensi. 4) Menganalisis efisiensi pembelajaran Standar Kompetensi Menggambar dengan Perangkat Lunak setelah menggunakan multimedia interaktif Autocad 2 dimensi. 5) Menganalisis daya tarik pembelajaran Standar Kompetensi Menggambar dengan Perangkat Lunak menggunakan multimedia interaktif Autocad 2 dimensi. 1.5. Manfaat Pengembangan 1.5.1. Manfaat Teoritis a. Hasil penelitian pengembangan ini diharapkan dapat digunakan untuk melakukan pengembangan ilmu pengetahuan khususnya teknologi pendidikan kawasan desain bahan ajar, pemanfaatan teknologi komputer dan evaluasi produk. b. Menyempurnakan produk yang telah ada sebelumnya, disesuaikan dengan kebutuhan pembelajaran. 1.5.2. Manfaat Praktis a. Bagi Lembaga, sebagai sumbangan pemikiran untuk meningkatkan hasil belajar siswa khususnya pada mata pelajaran produktif teknik gambar bangunan.

10 b. Bagi guru-guru pengampu pembelajaran standar kompetensi menggambar dengan perangkat lunak, hasil penelitian ini dapat dipergunakan sebagai alternatif metode pembelajaran untuk mengatasi kesulitan belajar siswa dalam pembelajaran khususnya materi menggambar dengan Autocad. c. Bagi peneliti, semoga dapat memberikan pengalaman yang sangat bermanfaat sehingga menjadi pemacu untuk terus berkarya. 1.6. Spesifikasi Produk yang Diharapkan Pengembangan ini akan menghasilkan produk berupa bahan ajar multimedia interaktif Autocad 2 dimensi, yang didalamnya terdiri dari 1) Judul; 2) Petunjuk Penggunaan; 3) Kompetensi; 4)Materi ; dan 5) Evaluasi. Pembelajaran Standar Kompetensi Menggambar dengan Perangkat Lunak merupakan materi kelas XI dan multimedia interaktif dijadikan sebagai suplemen bagi siswa disamping pembelajaran bersama Guru di kelas. Produk ini dapat digunakan baik secara personal, maupun klasikal. Spesifikasi minimum komputer yang dibutuhkan untuk menjalankan bahan ajar multimedia interaktif ini adalah 1) Windows Xp/ ME/Win 7/Win 8; 2)Prosessor Pentium IV atau diatasnya; 3) 128 MB RAM; dan 4) 2 GB Free HDD.