USAHA SAMBILAN BUDIDAYA WALET DI MENDATI NGAMBUR LAMPUNG BARAT. Suyadi L

dokumen-dokumen yang mirip
TERNAK WALET 1. SEJARAH SINGKAT

BUDIDAYA BURUNG WALET ( Collacalia fuciphaga )

I PENDAHULUAN. dengan burung layang-layang. Selain itu, ciri yang paling khas dari jenis burung

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN LOKASI PEMBANGUNAN SARANG WALET MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS

IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Gambaran Umum Kabupaten Lampung Timur. berbatasan langsung dengan garis pantai Laut Jawa. Kabupaten Lampung Timur

II KAJIAN KEPUSTAKAAN. Walet Sarang Lumut, Burung Walet Sapi, Burung Walet Gunung dan Burung

PEMULSAAN ( MULCHING ) Pemulsaan (mulching) merupakan penambahan bahan organik mentah dipermukaan tanah. Dalam usaha konservasi air pemberian mulsa

BAB V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BUDIDAYA IKAN BELUT ( Synbranchus )

Terbuka lebar peluang ekspor dari budidaya belut

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

BUDIDAYA IKAN LELE DI KOLAM TERPAL

KARYA ILMIAH LINGKUNGAN BISNIS BUDIDAYA TANAMAN BUAH SIRSAK

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

Cara Sukses Menanam dan Budidaya Cabe Dalam Polybag

BUDIDAYA BELUT (Monopterus albus)

Menanam Laba Dari Usaha Budidaya Kedelai

S i s t e m M a s y a ra k a t y a n g B e r ke l a n j u t a n

PANEN DAN PASCAPANEN JAGUNG

SANITASI DAN KEAMANAN

STUDI KOMPARASI BUDIDAYA BURUNG WALET DI KECAMATAN SINGKAWANG TENGAH DAN KECAMATAN SINGKAWANG SELATAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 17. Kandang Pemeliharaan A. atlas

TINJAUAN PUSTAKA. dari hasil domestikasi ayam hutan merah atau red jungle fowls (Gallus gallus) dan

TINJAUAN PUSTAKA. Biologi Hama Penggerek Buah Kopi (Hypothenemus hampei Ferr.) Menurut Kalshoven (1981) hama Penggerek Buah Kopi ini

I. PENDAHULUAN. rawa, hutan rawa, danau, dan sungai, serta berbagai ekosistem pesisir seperti hutan

Thermohigro Sprayer Mesin Kabut. Untuk mengecek dan mengontrol suhu dan kelembaban dalam gedung

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TABALONG TAHUN 2011 NOMOR 11 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABALONG NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERATURAN BUPATI BANGKA NOMOR TAHUN 2005 TENTANG

Tabel 7. Luas wilayah tiap-tiap kabupaten di Provinsi Jawa Barat. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Burung tekukur merupakan burung yang banyak ditemukan di kawasan yang

BAB V PEMBAHASAN. A. Pemantauan Vektor Penyakit dan Binatang Pengganggu. dan binatang pengganggu lainnya yaitu pemantauan vektor penyakit dan

BUDIDAYA SUKUN 1. Benih

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG IZIN PENGUSAHAAN PENANGKARAN SARANG BURUNG WALET

PEMBAHASAN Penggunaan Kamera IR-CCTV

BUPATI LINGGA PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN DAERAH KABUPATEN LINGGA NOMOR 2 TAHUN 2016

TINJAUAN PUSTAKA Burung Walet ( Collocalia fuciphaga) Habitat Burung Walet

Untuk mengatasi serangan hama tikus, dapat dilakukan cara cara sebagai berikut:

Budidaya dan Pakan Ayam Buras. Oleh : Supriadi Loka Pengkajian Teknologi Pertanian Kepulauan Riau.

HASIL DAN PEMBAHASAN Perilaku Kawin

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi

Budidaya Burung Walet

Budidaya Bebek Peking Sangat Menjanjikan

Penyiapan Mesin Tetas

LAMPIRAN I DOKUMENTASI PENELITIAN

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendahuluan

TEKNIK PASCAPANEN UNTUK MENEKAN KEHILANGAN HASIL DAN MEMPERTAHANKAN MUTU KEDELAI DITINGKAT PETANI. Oleh : Ir. Nur Asni, MS

Cara Menanam Cabe di Polybag

BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR

KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : 100/Kpts-II/2003 TENTANG. PEDOMAN PEMANFAATAN SARANG BURUNG WALET (Collocalia spp) MENTERI KEHUTANAN,

TINJAUAN PUSTAKA. secara alami. Pengertian alami disini bukan berarti hutan tumbuh menjadi hutan. besar atau rimba melainkan tidak terlalu diatur.

Sebagai acuan / pedoman pelaku percontohan budidaya lele dengan menggunakan pakan (pellet) jenis tenggelam.

3,35 3,96 Jumlah

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan manusia akan protein hewani, ini ditandai dengan peningkatan produksi daging

MACAM-MACAM KOLAM IKAN DIPEKARANGAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENGUSAHAAN SARANG BURUNG WALET

PELATIHAN TEKNIS BUDIDAYA JAGUNG BAGI PENYULUH PERTANIAN DAN BABINSA PENANAMAN JAGUNG BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN

ANALISIS POTENSI KERBAU KALANG DI KECAMATAN MUARA WIS, KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA, KALIMANTAN TIMUR

V GAMBARAN UMUM LOKASI DAN KARAKTERISTIK PETANI

keadaan seimbang (Soerianegara dan Indrawan, 1998).

VI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN

Untuk siapa pun yang meyakini, kalau semua dapat dirubah.

I. PENDAHULUAN. rumah-rumah yang cukup lembab, remang-remang dan sampai. menggunakan langit-langitnya untuk membangun sarang dan berkembang biak.

V. PROFIL PETERNAK SAPI DESA SRIGADING. responden memberikan gambaran secara umum tentang keadaan dan latar

BUDIDAYA LEBAH MADU. Oleh ODJON SOLIKIN, SP. Penyuluh Kehutanan Kab. Ciamis

Teknologi Budidaya Tanaman Sayuran Secara Vertikultur

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

3. Pelestarian makhluk hidup dapat memberikan keuntungan ekonomi kepada masyarakat berupa

BAWANG MERAH. Tanaman bawang merah menyukai daerah yang agak panas dengan suhu antara

PETUNJUK LAPANGAN 3. PANEN DAN PASCAPANEN JAGUNG

Gambar 1. Koloni Trigona sp

HASIL. Penggunaan Kamera IR-CCTV pada Pengamatan Perilaku Walet Rumahan. Nesting room di dalam rumah walet

KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS BUDIDAYA IKAN LELE DUMBO

Kompos Cacing Tanah (CASTING)

II. TINJAUAN PUSTAKA. mampu mengimbangi kebutuhan pangan penduduk yang jumlahnya terus. dapat mencemari lingkungan dan mengganggu kesehatan.

BAB V ANALISIS SINTESIS

Kuliah ke 6 : BUDIDAYA JAMUR

BUDIDAYA KELAPA SAWIT

Gambar. Diagram tahapan pengolahan kakao

Pada waktu panen peralatan dan tempat yang digunakan harus bersih dan bebas dari cemaran dan dalam keadaan kering. Alat yang digunakan dipilih dengan

TUGAS KULIAH LINGKUNGAN BISNIS PELUANG BISNIS BUDIDAYA BEKICOT

KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS TERNAK JALAK SUREN

IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Menteri Kehutanan Dan Perkebunan,

BAB IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan.

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB. Keseimbangan Lingkungan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BUDIDAYA TANAMAN MANGGA

BAB II LANDASAN TEORI

HASIL DAN PEMBAHASAN

Rumah Sehat. edited by Ratna Farida

KETERTIBAN, KEBERSIHAN DAN KEINDAHAN (K-3)

Tugas Portofolio Pelestarian Hewan Langka. Burung Jalak Bali

I. PENDAHULUAN. yang terletak pada posisi BT dan LS. Purbalingga

PEMBAHASAN. Budidaya Bayam Secara Hidroponik

Transkripsi:

USAHA SAMBILAN BUDIDAYA WALET DI MENDATI NGAMBUR LAMPUNG BARAT Suyadi L200100015 TEKNIK INFORMATIKA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2012

1 Tentang Burung Walet Burung Walet merupakan burung pemakan serangga yang bersifat aerial dan suka meluncur. Burung ini berwarna gelap, terbangnya cepat dengan ukuran tubuh sedang/kecil, dan memiliki sayap berbentuk sabit yang sempit dan runcing, kakinya sangat kecil begitu juga paruhnya dan jenis burung ini tidak pernah hinggap di pohon. Burung walet mempunyai kebiasaan berdiam di gua-gua atau rumah-rumah yang cukup lembab, remang-remang sampai gelap dan menggunakan langit-langit untuk menempelkan sarang sebagai tempat beristirahat dan berbiak. Hasil dari peternakan walet ini adalah sarangnya yang terbuat dari air liurnya (saliva). Sarang walet ini selain mempunyai harga yang tinggi, juga dapat bermanfaat bagi duni kesehatan. Sarang walet berguna untuk menyembuhkan paru-paru, panas dalam, melancarkan peredaran darah dan penambah tenaga. Sarang burung walet merupakan komoditi ekspor yang bernilai tinggi. Kebutuhan akan sarang burung walet di pasar internasional sangat besar dan masih kekurangan persediaan. Hal ini disebabkan oleh masih kurang banyaknya budidaya burung walet. Selain itu juga produksi sarang walet yang telah ada merupakan produksi dari sarang-sarang alami. Budidaya sarang burung walet sangat menjanjikan bila dikelola dengan baik dan intensif. 2 Tentang Lokasi Kecamatan Ngambur adalah kecamatan termuda di Lampung Barat yang merupakan pemekaran dari kecamatan Bengkunat. Ngambur terletak di antara pantai Samudera Hindia dengan kawasan hutan lindung Bukit barisan yang sebagian besar wilayahnya terdiri dari hutan dan perkebunan. Letak kampung Mendati berada di sebelah timur yang berjarak kurang-lebih 8 km dari pantai. Dari deskripsi di atas, maka lokasi ini sangat cocok untuk budidaya burung walet yang mempersyaratkan lokasi kandang terletak di: 1. Dataran rendah dengan ketinggian maksimum 1000 m dpl. 2. Daerah yang jauh dari jangkauan pengaruh kemajuan teknologi dan perkembangan masyarakat. 3. Daerah yang jauh dari gangguan burung-burung buas pemakan daging. 4. Persawahan, padang rumput, hutan-hutan terbuka, pantai, danau, sungai, rawa-rawa merupakan daerah yang paling tepat. 3 Analisis Dampak Lingkungan Setiap usaha produksi harus selalu memperhatikan dampak pada lingkungan yang harus diantisipasi sebelum memulai usaha. Budidaya walet relatif cukup aman dan tidak merusak lingkungan, namun demikian ada hal-hal yang perlu diperhatikan antara lain: 1. Apakah kandang walet berpotensi menyebabkan flu burung? Lokasi kandang harus dijauhkan dari lokasi pemukiman, untuk kandang yang besar minimal berjarak 25 meter.

2. Apakah kandang dapat meningkatkan jumlah serangga seperti nyamuk yang akan mengganggu kesehatan? Kandang harus selalu dijaga kebersihannya. 3. Apakah alat pemanggil burung (twitter) dapat menimbulkan polusi suara? Menyalakan pada saat pagi hari selama dua jam atau sekitar pukul 05.00 07.00, dan penggunaan tersebut juga harus berhenti pada pukul 17.00-19.00. 4 Pedoman Teknis Budidaya 4.1 Sarana dan Prasarana 4.1.1 Penyiapan Gedung Gedung untuk kandang walet harus memiliki suhu, kelembaban dan penerangan yang mirip dengan gua-gua alami. Suhu gua alami berkisar antara 24 26 derajat C, kelembaban antara 80 sampai 95 % dan cahaya remang-remang. Syarat membangun rumah walet yang ideal agar cepart dihuni: 1. Temperatur berkisar antara 24 26 derajat C 2. Kelembaban antara 80 sampai 95 % 3. Sinar/cahaya remang-remang 4. Terdapat lubang masuk minimal 40 cm dan maksimal 80 cm di bawah plafon 5. Tinggi plafon minimal 2 m dari tanah 6. Ukuran ruangan minimal 4x4 meter atau kelipatannya. 7. Memiliki halaman putar minimal 4x4 meter. 4.1.2 Pemancingan Burung Walet Masuk Rumah 1. Secara Pasif Memancing walet dengan hanya mengandalkan keberuntungan, dalam hal ini hanya menunggu kedatangan walet ke dalam gedung 2. Secara aktif Memikat walet dengan makanan, air mancur, suara melalui loudspeaker mengunakan tape recorder atau VCD player, dan/atau meletakkan kotoran walet. 4.2 Pembibitan Umumnya para peternak burung walet melakukan dengan tidak sengaja. Banyaknya burung walet yang mengitari bangunan rumah dimanfaatkan oleh para peternak tersebut. Untuk memancing burung agar lebih banyak lagi, pemilik rumah menyiapkan tape recorder yang berisi rekaman suara burung Walet. Ada juga yang melakukan penumpukan jerami yang menghasilkan serangga-serangga kecil sebagai bahan makanan burung walet. 4.3 Pemeliharaan 4.3.1 Pakan Burung walet merupakan burung liar yang mencari makan sendiri. Makanannya adalah serangga-serangga kecil yang ada di daerah pesawahan, tanah terbuka, hutan dan pantai/perairan. Untuk mendapatkan sarang walet yang memuaskan, pengelola

rumah walet harus menyediakan makanan tambahan terutama untuk musim kemarau. Beberapa cara untuk mengasilkan serangga adalah: 1. menanam tanaman dengan tumpang sari. 2. budidaya serangga yaitu kutu gaplek dan nyamuk. 3. membuat kolam dipekarangan rumah walet. 4. menumpuk buah-buah busuk di pekarangan rumah. 4.3.2 Pemeliharaan Kandang Apabila gedung sudah lama dihuni oleh walet, kotoran yang menumpuk di lantai harus dibersihkan. Kotoran ini tidak dibuang tetapi dimasukan dalam karung dan disimpan di gedung. 4.4 Hama dan Penyakit 1. Tikus Hama ini memakan telur, anak burung walet bahkan sarangnya. Tikus mendatangkan suara gaduh dan kotoran serta air kencingnya dapat menyebabkan suhu yang tidak nyaman. Cara pencegahan tikus dengan menutup semua lubang, tidak menimbun barang bekas dan kayu-kayu yang akan digunakan untuk sarang tikus. 2. Semut Semut api dan semut gatal memakan anak walet dan mengganggu burung walet yang sedang bertelur. Cara pemberantasan dengan memberi umpan agar semut-semut yang ada di luar sarang mengerumuninya. Setelah itu semut disiram dengan air panas. 3. Kecoa Binatang ini memakan sarang burung sehingga tubuhnya cacat, kecil dan tidak sempurna. Cara pemberantasan dengan menyemprot insektisida, menjaga kebersihan dan membuang barang yang tidak diperlukan dibuang agar tidak menjadi tempat persembunyian. 4. Cicak dan Tokek Binatang ini memakan telur dan sarang walet. Tokek dapat memakan anak burung walet. Kotorannya dapat mencemari raungan dan suhu yang ditimbulkan mengganggu ketenangan burung walet. Cara pemberantasan dengan diusir, ditangkap sedangkan penanggulangan dengan membuat saluran air di sekitar pagar untuk penghalang, tembok bagian luar dibuat licin dan dicat dan lubang-lubang yang tidak digunakan ditutup. 4.5 Panen Sarang burung walet dapat diambil atau dipanen apabila keadaannya sudah memungkinkan untuk dipetik. Untuk melakukan pemetikan perlu cara dan ketentuan tertentu agar hasil yang diperoleh bisa memenuhi mutu sarang walet yang baik. Jika terjadi kesalahan dalam menanen akan berakibat fatal bagi gedung dan burung walet itu sendiri. Ada kemungkinan burung walet merasa tergangggu dan pindah tempat. Untuk mencegah kemungkinan tersebut, perlu diketahui teknik atau pola dan waktu pemanenan. Pola panen sarang burung dapat dilakukan oleh pengelola gedung walet dengan beberapa cara, yaitu:

1. Panen rampasan Cara ini dilaksanakan setelah sarang siap dipakai untuk bertelur, tetapi pasangan walet itu belum sempat bertelur. Cara ini mempunyai keuntungan yaitu jarak waktu panen cepat, kualitas sarang burung bagus dan total produksi sarang burung pertahun lebih banyak. Kelemahan cara ini tidak baik dalam pelestarian burung walet karena tidak ada peremajaan. Kondisinya lemah karena dipicu untuk terus menerus membuat sarang sehingga tidak ada waktu istirahat. Kualitas sarangnya pun merosot menjadi kecil dan tipis karena produksi air liur tidak mampu mengimbangi pemacuan waktu untuk membuat sarang dan bertelur. 2. Panen Buang Telur Cara ini dilaksanankan setelah burung membuat sarang dan bertelur dua butir. Telur diambil dan dibuang kemudian sarangnya diambil. Pola ini mempunyai keuntungan yaitu dalam setahun dapat dilakukan panen hingga 4 kali dan mutu sarang yang dihasilkan pun baik karena sempurna dan tebal. Adapun kelemahannya yakni, tidak ada kesempatan bagi walet untuk menetaskan telurnya. 3. Panen Penetasan Pada pola ini sarang dapat dipanen ketika anak-anak walet menetas dan sudah bisa terbang. Kelemahan pola ini, mutu sarang rendah karena sudah mulai rusak dan dicemari oleh kotorannya. Sedangkan keuntungannya adalah burung walet dapat berkembang biak dengan tenang dan aman sehingga polulasi burung dapat meningkat. Adapun penetapan waktu panen dalam setahun adalah sebagai berikut: 1. Panen 4 kali setahun Panen ini dilakukan apabila walet sudah kerasan dengan rumah yang dihuni dan telah padat populasinya. Cara yang dipakai yaitu panen pertama dilakukan dengan pola panen rampasan. Sedangkan untuk panen selanjutnya dengan pola buang telur. 2. Panen 3 kali setahun Frekuensi panen ini sangat baik untuk gedung walet yang sudah berjalan dan masih memerlukan penambahan populasi. Cara yang dipakai yaitu, panen tetasan untuk panen pertama dan selanjutnya dengan pola rampasan dan buang telur. 3. Panen 2 kali setahun Cara panen ini dilakukan pada awal pengelolaan, karena tujuannya untuk memperbanyak populasi burung walet. 4.6 Pasca Panen Setelah hasil panen walet dikumpulkan dalu dilakukan pembersihan dan penyortiran dari hasil yang didapat. Hasil panen dibersihkan dari kotoran-kotoran yang menempel yang kemudian dilakukan pemisahan antara sarang walet yang bersih dengan yang kotor.

5 Analisis Ekonomi Rencana budidaya yang akan kami kembangkan adalah dengan membuat sebuah gedung ukuran 4 x 8 meter di samping rumah utama.diharapkan gedung masih dalam kondisi baik selama 20 tahun. Gedung cukup dilengkapi dengan sebuah VCD player dengan CD suara burung walet untuk memanggil walet ke dalam gedung. Tidak perlu menyediakan air atau makanan tambahan, karena lokasi dekat dengan sungai dan sumber makanan tersedia melimpah. Tidak perlu melakukan pembibitan, karena lokasi berada pada daerah lintasan walet yang bersarang di hutan lindung bukit barisan dan sudah ada gedung walet yang sudah tidak mampu menampung komunitas walet di tempat tersebut. Berdasarkan kondisi tersebut di atas, diharapkan dalam jangka 5 tahun telah dipanen sebanyak 12 kali, tiap panen menghasilkan 1 kg sarang, dengan rincian: tahun pertama, 1 kali panen dengan tetasan, tahun ke-2, 2 kali panen dengan tetasan, tahun ke-3 dan seterusnya, 3 kali panen dengan tetasan, rampasan dan buang telur. Adapun perkiraan anggarannya adalah sebagai berikut: Modal awal produksi: Gedung & perlengkapannya 60.000.000 Beaya produksi: Beaya peyusutan per bulan = 60.000.000:240 bl (20th) 250.000 Pemeliharaan kandang per bulan 25.000 Beaya panen tiap kali panen 200.000 Penjualan 1 kali produksi (1kg) 6.000.000 Pendapatan th pertama 6.000.000 Beaya tahun pertama 3.500.000 Keuntungan bersih th pertama 2.500.000 Pendapatan th kedua 12.000.000 Beaya th ke dua 3.700.000 Keuntungan bersih th kedua 8.300.000 Pendapatan th ketiga dst. 18.000.000 Beaya th ketiga dst. 3.900.000 Keuntungan bersih th ketiga dst. 14.100.000 Break Event Point Kembali Modal 1 kali panen 5 tahun

6 Lampiran Gambar Gambar 1: Sarang Burung Walet

Gambar 2: Burung Walet Gambar 3: Peta Lampung Barat

Gambar 4: Pantai Tanjung Setia

Gambar 5: Burung Walet

Gambar 6: Emak...