II. TINJAUAN PUSTAKA. menyangkut peristiwa hukum dalam lembaran negara yang berupa surat sejak

dokumen-dokumen yang mirip
LEMBARAN DAERAH KOTA DEPOK PERATURAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 17 TAHUN 2012

BUPATI MAGELANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DI KABUPATEN MAGELANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SRAGEN NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 3 TAHUN 2015

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KATINGAN NOMOR : 5 TAHUN 2011 TENTANG ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

PEMERINTAH KABUPATEN TRENGGALEK SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 25 TAHUN 2011 TENTANG

Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA BENGKULU dan WALIKOTA BENGKULU

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG. Nomor 07 Tahun 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 07 TAHUN 2010 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2009 NOMOR : 14 PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NOMOR 14 TAHUN 2009 TENTANG

UU ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN UU 23 TAHUN 2006 DIPERBAHARUI UU 24 TAHUN 2013

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 2 TAHUN 2011 T E N T A N G PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN TAPANULI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPANULI SELATAN NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARO NOMOR 03 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARO,

PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 8 TAHUN 2012

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 77 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI TANAH DATAR PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH DATAR NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PAKPAK BHARAT NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2006 TENTANG ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2005 TENTANG ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BANTUL PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 51 TAHUN 2008 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PEMERINTAH KABUPATEN MUSI RAWAS

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABANAN NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAKALAR NOMOR : 06 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGASEM NOMOR 2 TAHUN 2012 T E N T A N G PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN JOMBANG TAHUN 2011 S A L I N A N

LEMBARAN DAERAH KOTA DEPOK PERATURAN DAERAH KOTA DEPOK TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR

PEMERINTAH DAERAH NGAWI PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGAWI NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN ASAHAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2006 TENTANG ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI INDRAGIRI HULU PROVINSI RIAU

PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO

PERATURAN DAERAH KOTA PALEMBANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUARA ENIM NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR TAHUN

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 11 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA MALANG

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA TENGAH

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANTUL

WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARAWANG NOMOR : 1 TAHUN 2009

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI DHARMASRAYA PERATURAN DAERAH KABUPATEN DHARMASRAYA NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 26 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KABUPATEN MERANGIN NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL

PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KABUPATEN MERANGIN NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL

LEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2008 TENTANG PERSYARATAN DAN TATA CARA PENDAFTARAN PENDUDUK DAN PENCATATAN SIPIL

PEMERINTAH KOTA KEDIRI

LEMBARAN DAERAH KOTA SUNGAI PENUH NOMOR 05 TAHUN 2010

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2008 TENTANG PERSYARATAN DAN TATA CARA PENDAFTARAN PENDUDUK DAN PENCATATAN SIPIL

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI

BUPATI SIGI PROVINSI SULAWESI TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIGI NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 3 TAHUN 2009 SERI : E NOMOR : 1

WALIKOTA LUBUKLINGGAU PROVINSI SUMATERA SELATAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI TENGAH NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DI KABUPATEN HULU SUNGAI TENGAH

PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

BUPATI BUTON PERATURAN DAERAH KABUPATEN BUTON NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN ROKAN HULU

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2006 TENTANG ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 13 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 13 TAHUN 2013

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2008 TENTANG PERSYARATAN DAN TATA CARA PENDAFTARAN PENDUDUK DAN PENCATATAN SIPIL

PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG

BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 56 TAHUN 2014 TENTANG

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

PERATURAN BUPATI PAKPAK BHARAT NOMOR 6 TAHUN 2010 T E N T A N G

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 68 TAHUN 2017 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUSI BANYUASIN NOMOR 16 TAHUN 2010

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 177 TAHUN : 2014 PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN TRENGGALEK PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DI KABUPATEN TRENGGALEK

WALIKOTA SURAKARTA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LABUHANBATU SELATAN TAHUN 2011 NOMOR 46 TAHUN 2011 SERI D NOMOR 16

BERITA DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 5 TAHUN 2010 PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2008 TENTANG PERSYARATAN DAN TATA CARA PENDAFTARAN PENDUDUK DAN PENCATATAN SIPIL

PEMERINTAH KABUPATEN GRESIK PERATURAN DAERAH KABUPATEN GRESIK NOMOR 1 TAHUN 2009 TENTANG

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 85 TAHUN 2007 TENTANG

PERATURAN BUPATI TANGERANG TENTANG TATA CARA DAN PERSAYARATAN PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN MALINAU

. PEMERINTAH KABUPATEN BOYOLALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOYOLALI NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

BUPATI BADUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANAH DATAR TAHUN 2011

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

BUPATI SINTANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT

BUPATI BANTUL PERATURAN BUPATI BANTUL

BUPATI SUMBAWA BARAT

PEMERINTAH KABUPATEN BLORA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLORA NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJAR NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA BENGKULU PERATURAN DAERAH KOTA BENGKULU NOMOR 201 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDAFTARAN PENDUDUK DAN PENCATATAN SIPIL

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 2 TAHUN 2009 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 1 TAHUN 2009 TENTANG

Transkripsi:

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penerbitan Penerbitan adalah proses pencatatan diri seseorang atau harta bendanya menyangkut peristiwa hukum dalam lembaran negara yang berupa surat sejak pendaftaran sampai penandatanganan/pengesahan. Penerbitan dapat dengan huruf yang ditulis tangan atau huruf stensil menurut ketentuan perundang-undangan yang berlaku. 2.2 Administrasi Kependudukan 2.2.1 Pengertian Administrasi Banyak pengertian administrasi yang dikemukakan oleh para ahli administrasi, ada pengertian adminitrasi secara luas dan ada pengertian administrasi secara sempit, dan bahkan ada yang mengartikan sebagai proses sosial. Dalam pengertian yang luas menurut Musanef (1996:1) dalam bukunya Manajemen Kepegawaian di Indonesia menyebutkan bahwa: Administrasi adalah kegiatan sekelompok manusia melalui tahapan-tahapan yang teratur dan dipimpin secara efektif dan efisien, dengan menggunakan sarana yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan yang diinginkan dalam implementasinya, administasi berkembang dan mempunyai tugas-tugas yang biasa disebut sebagai fungsi administrasi diantaranya adalah fungsi perencanaan, pengorganisasian sampai dengan fungsi pengawasan (Musanef, 1996: 1).

10 Sedangkan dalam pengertian sempit, yang dikemukakan oleh Soewarno Handayaningrat (1996:2), dalam bukunya Pengantar Studi Ilmu Administrasi dan Manajemen menyebutkan bahwa: Administrasi adalah suatu kegiatan yang meliputi catat-mencatat, suratmenyurat, pembukuan ringan, ketik mengetik, agenda dan sebagainya yang bersifat teknis ketatausahaan. (Soewarno Handayaningrat, 1996:2). Menurut Prajudi dalam bukunya yang berjudul Administrasi dan Manajemen Umum mengemukakan sebagai berikut: Administrasi adalah suatu sistem atau sistema yang tertentu, yang memerlukan input, transportasi, pengolahan dan output tertentu. Sedangkan menurut Sondang P. Siagian dalam bukunya yang berjudul Filsafat Administrasi, mengemukakan pengertian administrasi sebagai berikut: Administrasi adalah keseluruhan proses pelaksanaan dari keputusan-keputusan yang telah diambil dan pelaksanaan itu pada umumnya dilakukan oleh dua orang manusia atau lebih untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. (Siagian, 1997:3). Berdasarkan beberapa pengertian administrasi dari para ahli di atas dapat disimpulkan sebagai berikut: Administrasi adalah keseluruhan proses rangkaian pelaksanaan kegiatan yang dilakukan oleh dua orang atau lebih yang terlibat dalam suatu bentuk usaha bersama demi tercapainya tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Meskipun rumusannya sederhana, pengertiannya tetap mempunyai cakupan yang luas, yaitu seluruh proses kegiatan yang berencana dan melibatkan

11 seluruh anggota kelompok. Dalam administrasi juga dibutuhkan input, transportasi, pengolahan dan output tertentu. 2.2.2 Pengertian Administrasi Kependudukan Administrasi Kependudukan adalah rangkaian kegiatan penataan dan penertiban dalam penerbitan dokumen dan Data Kependudukan melalui Pendaftaran Penduduk, Pencatatan Sipil, pengelolaan informasi Administrasi Kependudukan serta pendayagunaan hasilnya untuk pelayanan publik dan pembangunan sektor lain (Depdagri RI Dirjen Administrasi Kependudukan, 2008: 3). Pengertian tersebut di atas berarti bahwa setiap penduduk harus di data dan ditata melalui penertiban dokumen yang dikeluarkan oleh dinas kependudukan dan catatan sipil setempat agar pemerintah dapat dengan mudah memenuhi segala urusan kependudukan bila dokumen setiap penduduk dapat dikelola dengan baik dan tertib. Setiap penduduk mempunyai hak dan kewajibannya, kewajiban setiap penduduk adalah mematuhi semua peraturan yang ditetapkan oleh pemerintah yaitu Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.37 Tahun 2007 tentang Pelaksanaan Undang-undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang administrasi kependudukan. Dengan memenuhi administrasi kependudukan yang dokumennya dikeluarkan oleh Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil yang ada di seluruh daerah yang ada di Indonesia, sedangkan hak setiap penduduk adalah untuk dilindungi dan diperlakukan secara adil dalam memenuhi semua urusan kependudukan yang telah ditetapkan oleh pemerintah berdasarkan hukum yang berlaku. Hak dan kewajiban

12 tersebut berlaku bagi semua penduduk Indonesia yaitu warga Negara Indonesia dan warga Negara Asing yang bertempat tinggal di Indonesia. Penataan administrasi direkomendasikan untuk penyelenggaraan registrasi penduduk termasuk pemberian Nomor Induk Kependudukan (NIK). Dalam pelaksanaan sistem ini, semua penduduk baik Warga Negara Indonesia (WNI) maupun warga Negara Asing (WNA) yang mengalami kejadian vital atau perubahan status kependudukannya harus mendaftarkan diri atau mencatatkan perubahan status tersebut kepada para petugas yang ditunjuk oleh negara. Dengan adanya sistem ini, pemerintah akan memperoleh kemudahan dalam mengatur bentuk-bentuk pelayanan publik lainnya misalnya dibidang pendidikan, kesehatan dan sebagainya. Dalam peraturan pemerintah pada Undang-undang No. 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan yang dimaksud dengan Administrasi kependudukan adalah: Administrasi Kependudukan adalah rangkaian kegiatan penataan dan penerbitan dokumen dan data kependudukan melalui program pendaftaran penduduk, pencatatan sipil, pengelolaan informasi administrasi kependudukan serta pendayagunaan hasilnya untuk pelayanan publik dan pembangunan sektor lain. (UU No. 23 Tahun 2006: 4). Penduduk merupakan modal dasar dalam pembangunan, jumlah penduduk yang besar merupakan potensi pembangunan yang berarti suatu daerah memiliki Sumber Daya Manusia yang cukup.

13 2.2.3 Pelayanan Administrasi Kependudukan Hingga saat ini, pengendalian arus migrasi masuk ke kota Bandar Lampung baru dilakukan melalui kegiatan administrasi kependudukan, terutama diberlakukan bagi penduduk yang ingin menetap di Kota Bandar Lampung dengan tujuan yang belum jelas, misalnya untuk mencari pekerjaan tetapi belum mendapat pekerjaan, atau untuk bersekolah tetapi belum ada kepastian diterima di salah satu sekolah yang ada. Undang-undang No. 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan Bab I dijelaskan beberapa konsep atau pengertian yang berkaitan dengan Administrasi Kependudukan sebagai berikut: 1. Administrasi Kependudukan adalah rangkaian kegiatan penataan dan penerbitan dokumen dan data kependudukan melalui program pendaftaran penduduk, pencatatan sipil, pengelolaan informasi administrasi kependudukan serta pendayagunaan hasilnya untuk pelayanan publik dan pembangunan sektor lain. 2. Penduduk adalah Warga Negara Indonesia dan Warga Negara Asing yang bertempat tinggal di Indonesia. 3. Warga Negara Indonesia adalah orang-orang bangsa Indonesia asli dan orangorang bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai Warga Negara Indonesia. 4. Orang asing adalah orang bukan Warga Negara Indonesia. 5. Menteri adalah menteri yang bertanggung jawab dalam urusan pemerintahan dalam negeri.

14 6. Penyelenggara adalah pemerintah, pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten atau kota yang bertanggung jawab dan berwenang dalam urusan administrasi kependudukan. 7. Instansi pelaksana adalah perangkat pemerintah kabupaten atau kota yang bertanggung jawab dan berwenang melaksanakan pelayanan dalam urusan Administrasi Kependudukan. 8. Dokumen kependudukan adalah dokumen resmi yang diterbitkan oleh instansi pelaksana yang mempunyai kekuatan hukum sebagai alat bukti autentik yang dihasilkan dari pelayanan pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil. 9. Data kependudukan adalah data perseorangan dan atau data agregat yang terstruktur sebagai hasil dari kegiatan pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil. 10. Pendaftaran Penduduk adalah pencatatan biodata penduduk, pencatatan atas pelaporan peristiwa kependudukan dan pendataan penduduk rentan administrasi kependudukan serta penerbitan dokumen kependudukan berupa kartu identitas atau surat keterangan kependudukan. 11. Peristiwa kependudukan adalah kejadian yang dialami penduduk yang harus dilaporkan karena membawa akibat terhadap penerbitan atau perubahan kartu keluarga, kartu tanda penduduk dan atau surat keterangan kependudukan lainnya meliputi pindah datang, perubahan alamat, serta status tinggal terbatas menjadi tinggal tetap. 12. Nomor Induk Kependudukan, selanjutnya disingkat NIK, adalah nomor identitas penduduk yang bersifat unik atau khas, tunggal dan melekat pada seseorang yang terdaftar sebagai penduduk Indonesia.

15 13. Kartu Keluarga, selanjutnya disingkat KK, adalah kartu identitas yang memuat data tentang nama, susunan dan hubungan dalam keluarga, serta identitas anggota keluarga. 14. Kartu Tanda Penduduk, selanjutnya disingkat KTP, adalah identitas resmi penduduk sebagai bukti diri yang diterbitkan oleh instansi pelaksana yang berlaku diseluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. 15. Pencatatan sipil adalah pencatatan peristiwa penting yang dialami oleh seseorang dalam register pencatatan sipil pada instansi pelaksana. 16. Pejabat pencatatan sipil adalah pejabat yang melakukan pencatatan peristiwa penting yang dialami oleh seseorang pada instansi pelaksana yang pengangkatannya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. 17. Peristiwa penting adalah kejadian yang dialami seseorang meliputi kelahiran, kematian, perkawinan, perceraian, pengakuan anak, pengesahan anak, pengangkatan anak, perubahan nama, dan perubahan status kewarganegaraan. 18. Izin tinggal terbatas adalah izin tinggal yang diberikan kepada orang asing untuk tinggal di wilayah dalam jangka waktu yang terbatas sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. 19. Izin tinggal tetap adalah izin tinggal yang diberikan kepada orang asing untuk tinggal di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. 20. Petugas registrasi adalah pegawai negeri sipil yang diberi tugas dan tanggung jawab memberikan pelayanan pelaporan peristiwa kependudukan dan peristiwa penting serta pengelolaan dan penyajian data kependudukan di desa/kelurahan.

16 21. Sistem informasi administrasi kependudukan, selanjutnya disingkat SIAK, adalah sistem informasi yang memanfaatkan teknologi dan komunikasi untuk memfasilitasi pengelolaan informasi administrasi kependudukan ditingkat penyelenggara dan instansi pelaksana sebagai satu kesatuan. 22. Data pribadi adalah data perseorangan tertentu yang disimpan, dirawat, dan dijaga kebenarannya serta dilindungi kerahasiaannya. 23. Kantor Urusan Agama Kecamatan adalah satuan kerja yang melaksanakan pencatatan nikah, talak, cerai, dan rujuk pada tingkat kecamatan bagi penduduk yang beragama islam. 24. Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) instansi pelaksana adalah satuan kerja ditingkat kecamatan yang melaksanakan pelayanan pencatatan sipil dengan kewenagan menerbitkan akta. (Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006). 2.2.4 Kewenangan 1. Penyelenggaraan pendaftaran penduduk yang dilakukan oleh pemerintah kabupaten atau kota (dalam hal ini unit kerja yang mengelola pendaftaran penduduk dan catatan sipil) meliputi: a. Pencatatan biodata untuk penerbitan Nomor Induk Kependudukan (NIK), pencatatan peristiwa kependudukan dan pendataan penduduk rentan administrasi kependudukan. b. Penerbitan biodata penduduk untuk kartu Keluarga, Kartu Tanda Penduduk (KTP) dan surat keterangan kependudukan. 2. Penyelenggaraan pendaftaran penduduk yang dilakukan oleh pemerintah provinsi meliputi:

17 a. Koordinasi penyelenggaraan pendaftaran penduduk dan catatan sipil skala provinsi b. Pemberian bimbingan, supervisi dan konsultasi pelaksanaan pendaftaran penduduk dan catatan sipil skala provinsi. c. Pembinaan dan sosialisasi penyelenggaraan pendaftaran penduduk dan catatan sipil skala provinsi. d. Koordinasi pengawasan atas penyelenggaraan pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil skala provinsi. 2.3 Pengertian Izin Tinggal Terbatas Dalam Pasal 1 Peraturan Presiden Nomor 25 Tahun 2008 Tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil, di jelaskan bahwa Izin Tinggal Terbatas adalah izin tinggal yang diberikan kepada orang asing untuk tinggal diwilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dalam jangka waktu yang terbatas sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan (Depdagri RI Dirjen Administrasi Kependudukan, 2008: 5). Berdasarkan Pasal tersebut di atas menunjukkan bahwa izin tinggal terbatas hanya diberikan pada orang asing untuk tinggal di Indonesia dalam waktu yang terbatas jadi izin ini tidak diberikan untuk waktu yang lama atau waktu yang tidak ada batasnya. Izin tinggal terbatas adalah izin yang diberikan kepada orang asing yang memenuhi persyaratan-persyaratan keimigrasian serta syarat-syarat lain yang akan diatur dengan Peraturan Pemerintah (Sihar Sihombing,2009).

18 2.4 Pengertian Izin Tinggal Tetap Pasal 1 Peraturan Presiden No 25 Tahun 2008 Tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil, Izin Tinggal Tetap adalah izin tinggal yang diberikan kepada orang asing untuk tinggal menetap diwilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan (Depdagri RI Dirjen Administrasi Kependudukan, 2008). Syarat-syarat untuk mendapatkan izin keimigrasian bagi setiap orang asing adalah harus memenuhi syarat-syarat: a. Memiliki surat perjalanan yang sah b. Memiliki visa c. Memiliki izin masuk kembali d. Sehat, tidak menderita gangguan jiwa, atau penyakit menular yang membahayakan kesehatan umum e. Mempunyai izin untuk masuk ke Negara lain f. Memberikan keterangan yang benar dalam memperoleh surat perjalanan atau visa (Sihar Sihombing, 2009:62). Surat Keterangan Tempat Tinggal bagi Tenaga Kerja Asing merupakan kartu penting yang wajib dimiliki oleh setiap Tenaga Kerja Asing yang berada di suatu daerah di Indonesia. Surat Keterangan Tempat Tinggal berfungsi sebagai kartu identitas Tenaga Kerja Asing, selain itu Surat Keterangan Tempat Tinggal juga merupakan penanda pengakuan atas kewarganegaraan seorang Tenaga Kerja Asing.

19 Pada dasarnya Surat Keterangan Tempat Tinggal merupakan kartu penting yang wajib dimiliki oleh Tenaga Kerja Asing, namun kenyataanya yang terjadi di lapangan tidak semua Tenaga Kerja Asing memiliki Surat Keterangan Tempat Tinggal dan kesadaran akan pentingnya Surat Keterangan Tempat Tinggal masih sangat rendah, oleh karena itu pemerintah Kota Bandar Lampung mengeluarkan kebijakan di bidang kependudukan berdasarkan Peraturan Daerah No 7 Tahun 2009 Tentang Retribusi Pelayanan Pendaftaran Penduduk dan Akta Catatan Sipil melalui pelaksanaan penerbitan Surat Keterangan Tempat Tinggal bagi Tenaga Kerja Asing. Kebijakan yang dikeluarkan oleh Pemerintah Kota Bandar Lampung di bidang kependudukan yaitu penerbitan Surat Keterangan Tempat Tinggal mempunyai tujuan untuk mengatasi masalah yang timbul yaitu tidak tertibnya Administrasi Kependudukan, oleh karena itu untuk mengetahui terlaksana atau tidaknya penerbitan Surat Keterangan Tempat Tinggal ini maka perlu dilakukan evaluasi. Evaluasi pelaksanaan program penerbitan Surat Keterangan Tempat Tinggal ini memiliki arti penting untuk mengetahui sebab-sebab ketidaktertiban Tenaga Kerja Asing dalam membuat Surat Keterangan Tempat Tinggal. Sehingga dapat dijadikan pedoman untuk mengubah atau memperbaiki kebijakan di masa yang akan datang, dan yang pada akhirnya hasil dari evaluasi akan menjadi feedback bagi pelaksanaan dalam program penerbitan Surat Keterangan Tempat Tinggal.

20 2.5 Keimigrasian Berdasarkan Undang-undang Nomor 6 Tahun 2011 pada Pasal 1 ayat (1) tentang Keimigrasian, yang dimaksud dengan keimigrasian adalah hal ikhwal lalu lintas orang yang masuk atau keluar wilayah Negara Republik Indonesia serta pengawasannya dalam rangka menjaga tegaknya kadaulatan negara. 2.5.1 Pengertian Hukum Keimigrasian Menurut Sihar Sihombing dalam bukunya yang berjudul Hukum Imigrasi mengemukakan sebagai berikut : Hukum Keimigrasian adalah himpunan petunjuk yang mengatur tata tertib orang-orang yang berlalu lintas di dalam wilayah Republik Indonesia dan pengawasan terhadap orang-orang asing yang berada di wilayah Indonesia. Menurut pendapat Abdullah Sjahriful Hukum Keimigrasian masuk dalam Hukum Publik, yaitu hukum yang mengatur hubungan antara individu dengan Negara (pemerintah). 2.6 Tugas dan Fungsi Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan pemerintah daerah dibidang Kependudukan dan Catatan Sipil berdasarkan azas otonomi dan tugas pembantuan sesuai dengan Peraturan Walikota Bandar Lampung Nomor 09 Tahun 2008 Pasal 2 tentang tugas, fungsi, dan tata kerja Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Bandar Lampung. 1. Kepala Dinas 2. Sekretariat, membawahi; a. Sub bagian penyusunan program, monitoring dan evaluasi; b. Sub bagian umum dan kepegawaian;

21 c. Sub bagian keuangan. 3. Bidang perencanaan dan perkembangan kependudukan, membawahi; a. Seksi perencanaan kependudukan; b. Seksi perkembangan kependudukan; c. Seksi pengawasan kependudukan. 4. Bidang pendaftaran penduduk Bidang pendaftaran penduduk mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Dinas dibidang pendaftaran penduduk meliputi penyusunan kebijakan pelaksanaan penyelenggaraan pendaftaran penduduk dan penerbitan dokumen kependudukan. Bidang pendaftaran penduduk, membawahi; a. Seksi registrasi kependudukan; Seksi registrasi kependudukan mempunyai tugas: 1) Melaksanakan pencatatan dan pemutahiran biodata penduduk; 2) Melaksanakan pendaftaran perubahan alamat; 3) Melaksanakan pendaftaran pindah datang penduduk dalam wilayah Republik Indonesia; 4) Melaksanakan pendaftaran WNA tinggal sementara dan pindah datang antar Negara; 5) Melaksanakan pendataan penduduk rentan administrasi kependudukan; 6) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan. b. Seksi penetapan dan penerbitan dokumen kependudukan; c. Seksi pengendalian dan pelaporan kependudukan.

22 5. Bidang pencatatan sipil, membawahi; a. Seksi registrasi pencatatan sipil; b. Seksi penetapan dan penerbitan dokumen pencatatan sipil; c. Seksi pengendalian dan pelaporan pencatatan sipil. 6. Bidang pengelolaaan informasi administrasi kependudukan, membawahi; a. Seksi pengelolaan data; b. Seksi informasi dan penyuluhan c. Seksi dokumentasi dan evaluasi. 7. Unit pelaksana teknis; 8. Kelompok jabatan fungsional. 2.7 Prosedur Penerbitan Surat Keterangan Tempat Tinggal (SKTT) Surat Keterangan Tempat Tinggal (SKTT) di berikan kepada Tenaga Kerja Asing (TKA) yang memiliki Dokumen keimigrasian berupa Kartu Izin Tinggal Terbatas (KITAS). Setiap Orang Asing khususnya Tenaga Kerja Asing yang telah memiliki Izin Tinggal terbatas, pada saat berpergian tidak membawa Surat Keterangan Tempat Tinggal dikenai denda administratif paling banyak Rp.100.000,00 (seratus ribu rupiah). Ketentuan ini telah diatur dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2006 Pasal 91 ayat (2) tentang Administrasi Kependudukan. 2.7.1 Ketentuan Umum 1. Surat Keterangan Tempat Tinggal di singkat (SKTT). 2. Penerbitan Surat Keterangan Tempat Tinggal di laksanakan pada Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil selaku Instansi Pelaksana di Kota Bandar Lampung.

23 3. Setiap Penduduk Tenaga Kerja Asing Pemegang Kartu Izin Tinggal Terbatas (KITAS) wajib melapor ke Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Bandar Lampung untuk mendapatkan Surat Keterangan Tempat Tinggal. 4. Selambat lambatnya 14 (empat b elas) hari sejak diterbitkannya izin tinggal terbatas. 5. Masa berlaku Surat Keterangan Tempat Tinggal di sesuaikan dengan masa berlaku Kartu Izin Tinggal Terbatas yang di miliki. 2.7.2 Persyaratan 1. Foto copy Kartu Izin Tinggal Terbatas (KITAS). 2. Foto copy Pasport. 3. Surat keterangan catatan kelakuan. 2.7.3 Tata Cara Pemohon 1. Membawa persyaratan yang telah di tentukan. 2. Mengisi dan menandatangani Formulir Permohonan Pendaftaran Penduduk Tinggal Terbatas dan Formulir Biodata Orang Asing. 3. Membayar Retribusi Biaya Cetak Surat Keterangan Tempat Tinggal. Adapun biaya yang harus dikeluarkan untuk membuat Surat Keterangan Tempat Tinggal bagi Orang Asing dikenakan retribusi sebesar Rp.100.000,00. Ketentuan ini sudah diatur dalam Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung Nomor 7 Tahun 2009 Pasal 7 Ayat (3) tentang Retribusi Pelayanan Pendaftaran Penduduk Dan Akta Catatan Sipil.

24 Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil: 1. Meneliti persyaratan yang telah ditentukan. 2. Memberikan formulir Biodata untuk diisi orang asing/pemohon. 3. Menerima dan meneliti isian formulir Biodata. 4. Menerbitkan Surat Keterangan Tempat Tinggal dan menyerahkan kepada orang asing/pemohon.