BAB I PENDAHULUAN. Kualitas sumber daya manusia merupakan komponen yang sangat utama

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Reformasi sektor publik yang disertai adanya tuntutan untuk lebih

Kebijakan Bidang Pendayagunaan Aparatur Negara a. Umum

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil penelitian tentang manajemen pembiayaan pendidikan di

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pemerintah daerah sekarang ini dihadapkan oleh banyaknya tuntutan baik dari

BAB I PENDAHULUAN. berbagai dimensi dalam kehidupan mulai dari politik, sosial, budaya, dan

BAB I PENDAHULUAN. mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas ekonomi dan tugas

BAB I PENDAHULUAN. baik pusat maupun daerah, untuk menciptakan sistem pengelolaan keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN. tidak bisa dihindarkan. Organisasi sektor publik memiliki kaitan yang erat dengan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sistem negara kesatuan, pemerintah daerah merupakan bagian yang

I. PENDAHULUAN. proses pembelajaran. Keberadaan pendidikan yang sangat penting tersebut telah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perkembangan sistem tata kelola pemerintahan di Indonesia telah melewati serangkain

BAB I PENDAHULUAN. lahirnya paket undang-undang di bidang keuangan negara, yaitu undang-undang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kelangsungan hidup perusahaan, melakukan pertumbuhan serta upaya untuk

BAB I PENDAHULUAN. setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan yaitu Undang-Undang

BAB 1 PENDAHULUAN. harus bisa menyediakan public goods and services dalam memenuhi hak setiap

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Di era globalisasi ini, untuk menghadapi persaingan bisnis yang kompetitif,

BAB I PENDAHULUAN. daerah diharapkan mampu menciptakan kemandirian daerah dalam mengatur dan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat Indonesia yang adil

BAB I PENDAHULUAN. agar fungsi APBN dapat berjalan secara maksimal, maka sistem anggaran dan

Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. adalah menciptakan kesejahteraan masyarakat. Kesejahteraan. masyarakat merupakan sebuah konsep yang sangat multi kompleks.

Disarikan dari Forest, J. J.F & Altbach, P.G (ed) International Handbook of Higher Education. Dordrecht: Springer.

BAB 1 PENDAHULUAN. pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. arah dan tujuan yang jelas. Hak dan wewenang yang diberikan kepada daerah,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Reformasi membawa banyak perubahan dalam kehidupan berbangsa dan

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

BAB 1 PENDAHULUAN. No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara. Pemerintah Pusat dan Daerah yang menyebabkan perubahan mendasar

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya melalui proses pembelajaran ataupun dengan cara lain yang

BAB I PENDAHULUAN. semakin pesat dengan adanya era reformasi dalam pelaksanaan kebijakan

BAB I PENDAHULUAN. kependidikan sebagai unsur yang mempunyai posisi sentral dan strategis

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan organisasi/perusahaan dalam menjawab tantangan bisnis di masa

BAB I PENDAHULUAN. akan dilakukan perubahan dari dana APBN menjadi dana perimbangan. yang dilakukan melalui mekanisme transfer ke daerah dalam bentuk

BAB I PENDAHULUAN. Kedudukannya jauh dari sekedar alat produksi dan penggerak aktivitas

I. PENDAHULUAN. Guru sains adalah salah satu komponen penting dalam meningkatkan mutu

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan UU. No 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah bahwa

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB I PENDAHULUAN. tergambar tidak produktif, tidak efisien, rendah kualitas, dan miskin kreativitas.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Nasional (RPJMN) tahun , program reformasi birokrasi dan tata kelola

BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN, PENDAPATAN DAN ASSET DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. penting yang dilakukan yaitu penggantian sistem sentralisasi menjadi

I. PENDAHULUAN. sebagai dampak globalisasi memaksa organisasi pemerintah untuk

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana telah tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka

BAB I PENDAHULUAN. dan globalisasi yang semakin terbuka. Sejalan tantangan kehidupan global,

BAB 1 PENDAHULUAN. Saat ini organisasi sektor publik berupaya memberikan kualitas pelayanan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Otonomi daerah adalah suatu pemberian hak dan kewajiban kepada daerah

BAB I PENDAHULUAN. mengubah pengetahuan, keterampilan dan sikap serta tata laku seseorang atau

BAB I PENDAHULUAN. memberikan proses pemberdayaan dan kemampuan suatu daerah dalam. perekonomian dan partisipasi masyarakat sendiri dalam pembangunan

Bab 4. Visi, Misi, Tata Nilai, Tujuan Strategik, Arah Kebijakan dan Strategi Fakultas Ekonomi Unila

BAB I PENDAHULUAN. perorangan, masyarakat dan atau pemerintah oleh karenanya Perguruan Tinggi

PUSAT DATA DAN STATISTIK PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana disebutkan dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun tentang Keuangan Negara, Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era reformasi yang diikuti dengan diberlakukannya kebijakan

BAB I PENDAHULUAN. kebijakan baru dari pemerintah Republik Indonesia yang mereformasi

BAB I PENDAHULUAN. pengelolaan dan pertanggungjawaban, maka dalam era otonomi daerah sekarang ini

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang penelitian

GUBERNUR NANGGROE ACEH DARUSSALAM

Manual Mutu Pengabdian

PEMERINTAH KOTA BANDUNG KECAMATAN BANDUNG KULON

BAB I PENDAHULUAN. perubahan regulasi dari waktu ke waktu. Perubahan tersebut dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. desentralisasi fiskal menitik beratkan pada pemerintah daerah. Pelaksanaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kebijakan tentang otonomi daerah di wilayah Negara Kesatuan Republik

BAB I PENDAHULUAN. Dalam melaksanakan fungsinya, pengawas sekolah sering berhadapan

BAB I PENDAHULUAN. pemerataan dan keadilan, serta potensi dan keanekaragaman daerah.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan atau Kurikulum Hal ini menunjukkan bahwa kurikulum

BERITA NEGARA. KEPOLISIAN. LAKIP. Penyusunan. Laporan.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan pemerintahan di Indonesia semakin pesat dengan adanya era

BAB I PENDAHULUAN. Di era reformasi yang telah berjalan sejak beberapa tahun yang lalu,

BAB I PENDAHULUAN. yang mengatakan wujud dari penyelenggaraan otonomi daerah adalah

BAB. I PENDAHULUAN. perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian yang dapat dijelaskan sebagai berikut :

BAB 1 PENDAHULUAN. Sejak dikeluarkannya Undang-Undang No.22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang dianut pemangku kebijakan. Kurikulum memiliki. kedudukan yang sangat sentral dalam keseluruhan proses pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)

BAB I PENDAHULUAN. Efektivitas proses..., Hani Khotijah Susilowati, FISIP UI, Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengaruh penganggaran partisipatif..., 1 Amaliah Begum, FE Universitas UI, 2009 Indonesia

DAFTAR ISI.. LEMBAR PERSETUJUAN.. LEMBAR PENGESAHAN... PERNYATAAN ORISINAL TUGAS AKHIR. ABSTRACK.. RIWAYAT HIDUP.. KATA PENGANTAR...

BAB III STANDAR NASIONAL PENELITIAN. Bagian Kesatu. Ruang Lingkup Standar Nasional Penelitian. Pasal 42

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan, Indonesia telah

BAB I PENDAHULUAN. edukasi bagi siswa untuk dewasa ini. Sekolah Dasar sebagai sarana pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. Bab I : Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Pajak merupakan salah satu sumber pembiayaan pembangunan nasional dalam

Keuangan telah melakukan perubahan kelembagaan yaitu. peningkat- an efisiensi, efektivitas, dan produktivitas kinerja birokrasi dalam

Kabupaten Tasikmalaya 10 Mei 2011

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dunia pendidikan merupakan kehidupan yang penuh dengan tantangan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. cukup mendasar, terutama setelah diberlakukannya Undang-Undang Republik

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan publik dan penyelenggaraan pemerintahan merupakan fungsi

BAB 1 PENDAHULUAN. pengklasifikasian, penganalisisan dan pelaporan transaksi keuangan dari

BAB I PENDAHULUAN. suatu bangsa dan merupakan wahana dalam menerjemahkan pesan-pesan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Awal diterapkannya otonomi daerah di Indonesia ditandai dengan

Independensi Integritas Profesionalisme

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Upaya penyelenggaraan pendidikan formal yang berkualitas sangat

BAB I PENDAHULUAN. Tatanan kehidupan masyarakat yang semrawut merupakan akibat dari sistem

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses untuk meningkatkan, memperbaiki,

BAB I PENDAHULUAN. Beralihnya masa orde lama ke orde baru telah menimbulkan banyak. perubahan baik dalam segi pemerintahan, ekonomi dan politik.

RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas yang dihasilkan dari suatu sistem informasi. Informasi yang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kualitas sumber daya manusia merupakan komponen yang sangat utama dibutuhkan dalam pengembangan bangsa, karena dapat menjadi pendorong maupun pula menjadi penghambat pelaksanaan pembangunan. Kualitas sumber daya manusia yang dimaksud bukan sekedar menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, tetapi juga memiliki daya kemampuan beradaptasi yang tinggi terhadap perubahan dan perkembangan kehidupan yang terus-menerus terjadi. Dalam konteks peningkatan kualitas sumber daya manusia, pendidikan merupakan strategi dan faktor utama yang sangat esensial. Pendidikan merupakan salah satu investasi jangka panjang yang mempunyai tujuan akhir melahirkan sumber daya manusia yang handal, mempunyai daya saing dan kompetitif baik tingkat lokal maupun tingkat global. Pemerintah mempunyai tanggung jawab yang besar dalam memajukan pendidikan di negeri ini. Sehingga mampu melahirkan generasi yang berkualitas dan mampu membawa negara menuju perubahan positif. Agenda pembangunan pendidikan tidak akan pernah berhenti dan selesai selama manusia ada. Begitu pula hasil dari sebuah strategi pemecahan masalah pendidikan yang ada, tidak jarang justru mengundang masalah baru yang jauh lebih rumit dari masalah awal. Itulah sebabnya pembangunan bidang pendidikan tidak akan pernah ada batasnya. Selama manusia ada, persoalan pendidikan tidak akan pernah hilang dari wacana suatu bangsa. Oleh karena itu, agenda pembangunan sektor pendidikan selalu ada dan berkembang sesuai dengan dinamika kehidupan masyarakat suatu bangsa. 1

2 Merujuk pada pentingnya pendidikan, Daryanto (2005:6) mengemukakan bahwa: pendidikan adalah proses sengaja untuk meneruskan atau mentransmisi budaya orang dewasa kepada generasi yang lebih muda. Proses ini mengandung suatu tindakan asasi yaitu pemilihan atau seleksi keterampilan, fakta, nilai dan sikap yang paling berharga dan penting bagi kehidupan. Berdasarkan hal tersebut, pendidikan merupakan kunci utama bagi suatu bangsa untuk menyiapkan masa depan yang lebih baik. Dunia pendidikan dituntut untuk memberikan respons lebih cermat terhadap berbagai perubahan yang terjadi dalam masyarakat. Secara realitas, masyaakat sekarang menghendaki adanya perkembangan total, baik dalam visi, pengetahuan, proses pendidikan, maupun nilai-nilai yang harus dikembangkan bagi peserta didik, untuk menghadapi tantangan masa depan yang semakin kompleks. Berangkat dari realitas di atas, maka dunia akademik selain memainkan peranan sentral apakah sebagai konservator nilai-nilai dominan yang berlaku ataukah sebagai sumber-sumber nilai-nilai baru bagi dinamika masyarakat. Apabila dalam situasi pertama dunia akademik sengaja dibungkam dan secara sadar digunakan untuk menindas kemerdekaan berpikir, maka dalam situasi kedua dunia akademik memainkan perannya yang orisinal sebagai sumber ide bagi peningkatan hidup dan makna kehidupan manusia (Tilaar, 2002). Di dalam rencana strategis Departemen Pendidikan Nasional Tahun 2005-2009 (Biro Perencanaan dan Kerjasama Luar Negeri, 2005) menetapkan arah kebijakan pembangunan pendidikan yang merumuskan dalam 3 (tiga) pilar yang meliputi : 1. Pemerataan dan peluasan akses pendidikan 2. Peningkatan mutu, relevansi dan daya saing 3. Penguatan tata kelola, akuntabilitas dan pencitraan publik

3 Untuk mendukung pilar dan program-program di atas akan sulit tercapai apabila tidak didukung dengan penyediaan biaya yang memadai. Upaya menyelenggarakan dan meningkatkan sistem pendidikan yang berkualitas, biaya merupakan komponen yang sangat penting, dan dapat dikatakan bahwa proses pendidikan tidak dapat berjalan tanpa dukungan biaya. Sehubungan dengan pentingnya biaya pendidikan, maka dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 (Depdiknas, 2003) Pasal 46 ayat (2), berbunyi pendanaan pendidikan menjadi tanggung jawab bersama antara pemerintah, pemerintah daerah dan masyarakat. Selanjutnya untuk penyelenggaraan pembiayaan pendidikan harus pula ditunjang dengan suatu manajemen yang layak, dengan memberdayakan fungsi-fungsinya yang dirumuskan oleh George R. Terry yang meliputi Perencanaan, Pengorganisasian, Pelaksanaan dan Pengawasan. (Siagian, 1996:56). Hal ini sesuai dengan amanah Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, pada Penjesalan Pasal 3 yang disebutkan bahwa ayat 1: Setiap penyelenggara negara wajib mengelola keuangan negara secara tertib, taat kepada peraturan perundang-undangan, efisien, ekonomis, efektif, transparan dan bertanggung jawab dengan memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan. Pengelolaan dalam ayat ini mencakup keseluruhan kegiatan perencanaan, penguasaan, penggunaan, pengawasan dan pertanggungjawaban. Sanusi (Fattah, 2000) mengemukakan, bahwa jika bertekad untuk melancarkan kebijakan atau program pendidikan yang lebih bermutu, lebih produktif dan lebih profesional, maka pengelolaan biaya secara proporsional merupakan suatu keharusan. Pengelolaan pendidikan yang dimaksudkan adalah keseluruhan kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan/pengendalian dalam rangka mengatur penerimaan, penggunaan (alokasi), dan pertanggungjawaban keuangan/dana untuk menunjang pelaksanaan program penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran. Dalam

4 kenyataan Universitas Syiah Kuala adalah sebagai bagian dari sistem pendidikan tinggi di Indonesia. Manajemen pembiayaan meliputi perencanaan pembiayaan, pelaksanaan dan pengendalian. Perencanaan finansial merupakan kegiatan mengkoordinasi semua sumber daya yang tersedia untuk mencapai sasaran yang diinginkan secara sistematis tanpa terjadi efek samping yang merugikan. Sementara pelaksanaan keuangan atau anggaran ialah kegiatan berdasarkan rencana yang telah dibuat dan kemungkinan terjadi penyesuaian bila diperlukan, sedangkan pengendalian merupakan proses evaluasi kinerja penggunaan anggaran terhadap pencapaian tujuan. Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul Manajemen Pembiayaan Pendidikan pada Universitas Syiah Kuala. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalahnya adalah sebagai berikut: Bagaimanakah proses perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian pembiayaan pendidikan di Universitas Syiah Kuala? C. Tujuan Penelitian Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran tentang kontribusi manajemen pendidikan dalam rangka peningkatan produktivitas pendidikan di Universitas Syiah Kuala. Lebih rinci penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : 1. Perencanaan pembiayaan pendidikan tahun anggaran 2008 di Universitas Syiah Kuala. 2. Pelaksanaan pembiayaan pendidikan tahun anggaran 2008 di Universitas Syiah Kuala.

5 3. Pengendalian pembiayaan pendidikan tahun anggaran 2008 di Universitas Syiah Kuala. D. Pertanyaan Penelitian Berdasarkan identifikasi masalah di atas, manajemen pembiayaan pendidikan merupakan salah satunya adalah agar pelaksanaan pendidikan berjalan efektif dan efisien. Pembahasan manajemen pembiayaan pendidikan mencakup kajian yang luas, oleh karena itu perlu adanya rumusan masalah agar penelitian yang penulis lakukan lebih spesifik dan terfokus serta sesuai dengan fenomena yang terjadi di lapanga. Pertanyaan penelitian yang dijabarkan dalam bentuk pertanyaan, sebagai berikut: 1) Bagaimanakah perencanaan pembiayaan pendidikan tahun anggaran 2008 di Universitas Syiah Kuala? 2) Bagaimanakah pelaksanaan pembiayaan pendidikan tahun anggaran 2008 di Universitas Syiah Kuala. 3) Bagaimanakah pengendalian pembiayaan pendidikan tahun anggaran 2008 di Universitas Syiah Kuala. E. Manfaat Penelitian 1) Manfaat Teoretis Secara teoritis penelitian ini mengembangkan ilmu administrasi pendidikan khususnya manajemen pembiayaan. Penelitian ini bermanfaat bagi penulis yang karena memberikan kontribusi pengetahuan dan wawasan yang lebih luas tentang konsepkonsep pembiayaan yang menunjang pelaksanaan pendidikan. Selain itu juga memberikan sumbangan sebagai pelengkap studi bidang manajemen pendidikan, terutama dalam bidang manajemen pembiayaan pendidikan. Dengan demikian hasil

6 penelitian dapat dijadikan bahan kajian lebih lanjut bagi para peneliti lanjutan guna menambah wawasan keilmuannya. 2) Manfaat Praktis Secara praktis, hasil penelitian ini sebagai bahan masukan dan sumbangan pemikiran terhadap pengelolaan pendidikan khususnya Universitas Syiah Kuala dalam penyempurnaan dan perbaikan manajemen pembiayaan, agar diperoleh tingkat efektivitas dan efisiensi yang tinggi. Hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi: a. Bagian Perencanaan dan SP4, agar dapat mengimplementasikan konsep-konsep dan model perencanaan pembiayaan pendidikan yang akurat dan sesuai dengan kebutuhan. b. Bagian Keuangan, untuk dapat melaksanakan pembiayaan yang sesuai dengan standar operasional yang telah ditetapkan. c. Bagian Sistem Informasi, melalui penyusunan laporan dan evaluasi kinerja yang objektif. d. Badan Penjaminan Mutu, dengan membuat suatu analisis capaian kinerja melalui sistem monitoring dan evaluasi yang baik. Selain itu hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi instansi terkait lainnya dalam menentukan kebijakan guna meningkatkan efektivitas dan efisiensi manajemen pembiayaan pendidikan yang ada. F. Penelitian Terdahulu yang Relevan Kajian tentang manajemen pendidikan merupakan topik yang selalu menarik untuk dibahas. Seiring denan perkembangan dunia, maka inovasi juga terus terjadi dalam dunia pendidikan. Realita ini menuntut upaya pengembanan sistem pendidikan, khususnya yang terkait dengan manajemen pembiayaan.

7 Penelitian tentang manajemen pembiayaan yang handal dalam pengelolaan pendidikan, telah cukup lama dikemukakan oleh Zymelman (1975:36), namun hasil kajiannya juga masih sinkron dengan kondisi riil saat ini, setidaknya dapat menjadi skala perbandingan dan teori pendukung untuk mengkaji manajemen pembiayaan pendidikan pada perguruan tinggi. Pengembangan pendidikan di waktu yang akan datang tergantung pada bagaimana sumber-sumber dana yang berbeda-beda untuk pendidikan baik lama maupun baru dapat diperoleh dan bagaimana cara sumber-sumber ini akan digunakan. Masalah pendidikan makin lama makin dipandang sebagai pelayanan masyarakat, karena pendidikan dipengaruhi oleh banyak keadaan sosial lainnya. Atas dasar itulah, maka cara-cara baru untuk menyediakan dan mengelola dana pendidikan dalam pelayanan masyarakat harus dijajaki. Ada beberapa hasil penelitian yang terkait dengan pembiayaan telah dihasilkan dalam bentuk tesis, namun studi kasus yang diangkat sebagaian besar hanya pada ruang lingkup jenjang pendidikan sekolah menengah, dan hanya satu buah pada perguruan tinggi, yaitu pada Fakultas Dakwah IAIN Ar-Raniry. Fokus kajian ini diarahkan pada pengelolaan anggaran pendapatan dan belanja untuk pembiayaan operasional pendidikan pada fakultas, tanpa menitikberatkan pada implementasi fungsi-fungsi manajemen anggaran tersebut. Penelitian Muhammad (2005:v) tentang Manajemen Pembiayaan dalam Pengelolaan Pendidikan pada SMP di Kota Sigli dapat diartikan bahwa secara umum adanya kesamaan penyusunan program pembiayaan pendidikan yang dilakukan oleh lembaga pendidikan tersebut. Tahapan anggaran dari RABPS hingga APBS telah sesuai prosedur dan keinginan desentralisasi pendidikan, dengan mengikutsertakan masyarakat sebagai partisipan aktif dalam penentuan besarnya dalam penentuan besarnya biaya pendidikan yang dikelola pihak sekolah.

8 Jami an (2005:v) tentang Manajemen Pembiayaan Pendidikan Program Kelas Unggul SMA di Kabupaten Pidie. Sumber pembiayaan pada sekolah unggul di Kabupaten Pidie masih sangat tergantung pada bantuan Pemerintah Kabupaten Pidie. Perencanaan penyusunan proposal kelas unggul belum melibatkan seluruh stakeholder sekolah. Disertasi Rusmana (2005:vii) tentang Sistem Pembiayaan Pendidikan pada Pemerintah Kabupaten Garut Membuat kajian Pembiayaan Pendidikan dilihat dari Sistem, Efektifitas dan Efisiensi Penyelenggaraan Pendidikan Setelah Implementasi Otonomi Daerah pada Pemerintah Kabupaten Garut dengan fokus tentang penyusunan dan pengalokasian biaya pendidikan, penggunaan dan pertanggungjawaban pembiayaan pendidikan, pengawasan pembiayaan pendidikan, pengembangkan potensi dalam mengimplementasikan pembiayaan pendidikan yang efektif dan efisien. Sebagai telaahan terakhir adalah hasil penelitian dari Samad (2007:v) tentang Manajemen Pembiayaan Pendidikan pada Fakultas Dakwah IAIN Ar-Raniry Darussalam Banda Aceh. Pengelolaan pembiayaan pendidikan fakultas dengan pokok pembahasan tentang bagaimana menganalisis anggaran pendapatan dan belanja tanpa membahas secara detil implementasi fungsi-fungsi manajemen beserta panduan bakunya untuk mengelola anggaran tersebut. Sedangkan penelitian penulis yang membuat kajian tentang Manajemen Pembiayaan Pendidikan pada Universitas Syiah Kuala, memberikan kajian yang berbeda dengan hasil penelitian tentang pembiayaan pendidikan yang terdahulu, dimana penulis menitikberatkan kepada aspek rencana strategis pendidikan dalam pembiayaan pendidikan, mulai dari tahap perencanaan sampai dengan pengendaliannya.