BAB I PENDAHULUAN. Industri pariwisata saat ini merupakan industri terbesar di dunia dan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan suatu kegiatan perjalanan yang dilakukan dari satu

EVALUASI WISATA TIRTA DAN SEJARAH KARANG SETRA WATERLAND BANDUNG

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pariwisata, untuk sebagian negara industri ini merupakan pengatur dari roda

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Industri Pariwisata merupakan sektor terpenting dalam suatu negara karena dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewan Perjalanan dan Wisata Dunia (World Travel and Tourism Council) angka

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki banyak potensi dan Sumber Daya Alam (SDA) yang belum dikembangkan secara maksimal, termasuk di dalamnya adalah

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu sektor yang mampu menunjang kemajuan

BAB 1 PENDAHULUAN. hanya untuk bersenang - senang, memenuhi rasa ingin tahu, menghabiskan waktu senggang

BAB I PENDAHULUAN. kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi global. Dari tahun ke tahun, jumlah. kegiatan wisata semakin mengalami peningkatan.

ARDITHA YUSPENTIA, 2015 ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN MENU A LA CARTE DI SAUNG BEUREUM KARAWANG MELALUI PENERAPAN MENU ENGINEERING

BAB I PENDAHULUAN. Adanya destinasi pariwisata merupakan salah satu bagian dari pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kemajuan ekonomi masyarakat baik lokal maupun global. Tidak

Bab i PENDAHULUAN. Tingkat II yaitu Kabupaten dan Kota dimulai dengan adanya penyerahan

BAB I PENDAHULUAN. menjanjikan dalam hal menambah devisa suatu negara. Menurut WTO/UNWTO

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Gina Noprianti, 2014

BAB I PENDAHULUAN TABEL 1.1 JUMLAH KUNJUNGAN WISATAWAN MANCANEGARA DI INDONESIA

PEDOMAN RETENSI ARSIP SEKTOR KESEJAHTERAAN RAKYAT URUSAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF. No Jenis/Series Arsip Retensi Keterangan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. industri pariwisata nasional. Indonesia merupakan negara yang memiliki luas

BAB I PENDAHULUAN. mengunjungi daerah-daerah wisata tersebut. dan berpengaruh terhadap perkembangan pariwisata.

BAB I PENDAHULUAN. pemasukan bagi negara. Pariwisata memiliki peranan penting dalam membawa

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata saat ini merupakan suatu industri yang sedang berkembang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara kawasan Asia Pasifik yang melakukan programprogram

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Propinsi Bali pada Tahun 2009 memiliki luas sekitar Ha dan

BAB I PENDAHULUAN TABEL 1.1 DATA WISATAWAN MANCANEGARA KE JAWA BARAT TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. maupun wilayahnya sebagai daerah wisata hingga mampu meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan tempat wisata di Lampung merupakan daya tarik tersendiri bagi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan industri pariwisata dunia semakin pesat yang mengakibatkan

BAB I PENDAHULUAN. setiap kali Kraton melaksanakan perayaan. Sepanjang Jalan Malioboro adalah penutur cerita bagi setiap orang yang

BAB I PENDAHULUAN. sementara, tidak bekerja yang sifatnya menghasilkan upah, dilakukan perorangan

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata adalah suatu kegiatan yang unik, karena sifatnya yang sangat

I. PENDAHULUAN. Sektor pariwisata memegang peranan penting dalam menunjang pembangunan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

IV.C.5. Urusan Pilihan Kepariwisataan

I. PENDAHULUAN. Jenis Wisatawan Domestik Asing Jumlah Domestik Asing Jumlah Domestik Asing

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Jawa Barat boleh berbangga dengan Kota Bandungnya dimana baru-baru ini

I. PENDAHULUAN. pariwisata telah membuktikan dirinya sebagai sebuah alternatif kegiatan

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. 4.1 Kesimpulan. 1. Sektor yang memiliki keterkaitan ke belakang (backward linkage) tertinggi

WALIKOTA BATAM PERATURAN DAERAH KOTA BATAM NOMOR 3 TAHUN 2003 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG KEPARIWISATAAN

KELAS JABATAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PARIWISATA JABATAN STRUKTURAL

BAB I PENDAHULUAN. positif bagi kemajuan ekonomi suatu negara. Terlebih kekayaan alam dan budaya

BAB I PENDAHULUAN. Industri pariwisata merupakan sektor bisnis yang bergerak dalam bidang

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN SINTANG

BAB I PENDAHULUAN. Industri pariwisata di Indonesia semakin tumbuh dan berkembang. Industri

BUPATI KLATEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLATEN NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN KABUPATEN KLATEN TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. global. Adapun pengertian Industri Pariwisata menurut Undang-Undang RI

BAB I PENDAHULUAN. mengaktifkan sektor lain di dalam negara penerima wisatawan. Di samping itu,

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. negara ataupun bagi daerah objek wisata tersebut. antara lain unsur budaya, transportasi, akomodasi, objek wisata tersebut

PENGARUH EXPERIENTIAL MARKETING TERHADAP REVISIT INTENTION WISATAWAN SAUNG ANGKLUNG UDJO

I. PENDAHULUAN. salah satunya didorong oleh pertumbuhan sektor pariwisata. Sektor pariwisata

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan suatu kegiatan yang sifatnya kompleks, mencakup

BAB 1 PENDAHULUAN. disebut wisata MICE (Meeting, Incentive, Conference/Convention, Exhibition). MICE

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENDAFTARAN USAHA PARIWISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. munculnya pasar tradisional maupun pasar modern, yang menjual produk dari

BAB I PENDAHULUAN. pesat. Hal ini dibuktikan dengan meningkatnya jumlah wisatawan yang

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh seseorang (wisatawan) untuk mengunjungi tempat wisata di daerah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sektor pariwisata merupakan sektor penting dalam pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. makanan di luar rumah. Kegiatan makan di luar rumah bersama teman dan keluarga

BAB 1 PENDAHULUAN. daya pariwisata yang menarik, baik keindahan alam maupun keanekaragaman

BAB I PENDAHULUAN. bidang ekonomi yang semakin membuka peluang pengusaha untuk turut

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BUPATI MANDAILING NATAL PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI MANDAILING NATAL NOMOR 28 TAHUN 2015 TENTANG TANDA DAFTAR USAHA PARIWISATA

PERAN RETRIBUSI OBYEK WISATA DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN ASLI DAERAH DI KABUPATEN GUNUNGKIDUL NASKAH PUBLIKASI

BAB. I PENDAHULUAN. Negara adalah sektor pariwisata. Negara-negara di dunia seakan bersepakat

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional. Hal ini dikarenakan pariwisata merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi saat ini, industri pariwisata telah menjadi sektor

BAB I PENDAHULUAN. dan kesempatan berusaha, serta meningkatkan pengenalan dan pemasaran produk

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 55 TAHUN 2012 TENTANG PERIZINAN TEKNIS DAN PERSYARATAN ADMINISTRASI USAHA KEPARIWISATAAN

BAB I PENDAHULUAN. dan memiliki peran yang sangat besar bagi pengembangan pembangunan Kota

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia merupakan negara kepulauan yang mempunyai wilayah

BAB I PENDAHULUAN. wisata kuliner, dan berbagai jenis wisata lainnya. Salah satu daya tarik

BAB I PENDAHULUAN. perkembangannya semakin meningkat. Pengembangan ini terus dilakukan karena

SURAT IZIN USAHA KEPARIWISATAAN

BAB I PENDAHULUAN. Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung

BAB 1 PENDAHULUAN. SDM yang baik atau SDA yang menguntungkan. Banyak sekali sektor pariwisata

I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tourism Center adalah 10,1%. Jumlah tersebut setara dengan US$ 67 miliar,

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa saat ini, kebutuhan akan rekreasi dikalangan masyarakat di kota-kota

BAB I PENDAHULUAN. pariwisata terus dikembangkan dan menjadi program pembangunan nasional Sumber : World Tourism Organization (2015)

BAB II PROFIL PERUSAHAAN

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara agraris, memiliki banyak keunggulan-keunggulan UKDW

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan ini semakin dirasakan oleh daerah terutama sejak diberlakukannya

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2009 TENTANG KEPARIWISATAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sektor kelautan memiliki peluang yang sangat besar untuk dijadikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. menjadikan Indonesia sebagai negara kepalauan terbesar di dunia. Kekayaan alam

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata saat ini memegang peranan penting dalam perkembangan suatu daerah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Industri pariwisata saat ini merupakan industri terbesar di dunia dan salah satu sektor jasa yang tingkat pertumbuhan paling pesat. Bersama dengan industri teknologi dan informasi, industri pariwisata akan menjadi prime mover perekonomian di abad ke-21 ini. Sektor pariwisata akan menjadi penghasil terbesar dan terkuat dalam pembiayaan ekonomi global. Serta merupakan salah satu sektor yang memberikan devisa bagi negara selain dari bisnis manufacture dan sektor migas. Undang-Undang RI No.10 tahun 2009 tentang Kepariwisataan menjelaskan pengertian wisata sebagai kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarik wisata yang dikunjungi dalam jangka waktu sementara. Kunjungan wisatawan nusantara pada tahun 2009 mencapai 229 juta perjalanan, mengalami kenaikan dari tahun 2008 yang berjumlah 223 juta perjalanan, biaya yang dibelanjakan oleh wisatawan nusantara pada tahun 2009 sebesar Rp 128 triliun naik bila dibandingkan dengan tahun 2008 yang mencapai angka sebesar Rp 123 triliun. Pada tahun 2010 Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Indonesia, menargetkan jumlah wisatawan mancanegara sebesar 7 juta orang. Target itu mengalami kenaikan 8% atau lebih tinggi dari target negara yang hanya 4-5 %, target raihan devisa sebesar US$ 7 miliar atau Rp 70 triliun 1

2 Peningkatan target wisatawan mancanegara dan wisatawan nusantara membuat semua daerah di Indonesia harus menyiapkan potensi, sarana dan prasarana pariwisata. Pemerintah pusat memberikan kewenangan otonomi daerah untuk mengembangkan potensi daerahnya masing-masing. Salah satu provinsi yang diberi otonomi untuk mengembangkan daerahnya adalah provinsi Jawa Barat. Provinsi Jawa Barat memiliki 360 objek wisata yang terdiri atas 214 objek wisata alam, 73 wisata budaya, dan 73 objek wisata khusus (Sumber : Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jawa Barat 2009). Potensi wisata Jawa Barat ini memberikan angka kunjungan wisatawan sebesar 32 juta wisatawan pada periode Januari-Oktober 2009, kondisi ini semakin memberikan sinyal positif terhadap realisasi pencapaian target sebesar 37 juta wisatawan pada akhir tahun 2009. Jawa Barat memiliki suatu daerah yang memiliki objek wisata yang beragam yaitu Kota Bandung. Kota Bandung memiliki keanekaragaan objek wisata, diantaranya wisata budaya, wisata rohani, wisata tirta, wisata kuliner, wisata belanja, pagelaran seni dan wisata sejarah seperti museum. Perkembangan objek wisata yang paling besar di Kota Bandung adalah kolam renang. Pada tahun 2007 jumlah kolam renang di Kota Bandung adalah 17 kolam. Pada tahun 2008 jumlah tersebut naik sebesar 41,18 % sehingga jumlahnya bertambah menjadi 24 kolam renang. Pada tahun 2009 jumlah kolam renang di Kota Bandung jumlahnya tidak berubah yaitu 24 kolam renang. Dalam Gambar 1.1 tersaji perkembangan tempat wisata di Kota Bandung periode tahun 2007 sampai 2009.

3 Sumber : Dinas Pariwisata Kota Bandung 2010 GAMBAR 1.1 PERKEMBANGAN JUMLAH TEMPAT WISATA DI KOTA BANDUNG PERIODE 2007-2009 Pemerintah Kota Bandung berhasil memperoleh Pendapatan Asli Daerah (PAD) sebesar 60% dari total perolehan pajak dari industri pariwisata pada tahun 2009, yang total Pendapatan Asli Daerah (PAD) sebesar Rp 130 miliar. Pendapatan asli daerah ini berasal dari beberapa objek wisata di Kota Bandung seperti Karang Setra, Kebun Binatang, Taman Lalu Lintas Ade Irma Suryani, Museum Geologi, Museum Pos Indonesia, Museum Konferensi Asia Afrika, Museum Mandala Wangsit Siliwangi, Museum Sri Baduga dan Saung Angklung Udjo. Undang-Undang RI No. 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan (Pasal 14), mengemukakan pengertian Industri Pariwisata adalah kumpulan usaha pariwisata yang saling terkait dalam rangka menghasilkan barang atau jasa bagi pemenuhan kebutuhan wisatawan dalam penyelenggaraan pariwisata, Usaha pariwisata adalah meliputi daya tarik wisata, kawasan pariwisata, jasa transportasi wisata, jasa perjalanan wisata, jasa makanan dan minuman, penyediaan akomodasi, penyediaan hiburan dan rekreasi, penyelenggaraan pertemuan, perjalanan insentif, konferensi, pameran, jasa informasi pariwisata, jasa konsultan pariwisata, jasa pramuwisata, wisata tirta, dan spa.

4 Kolam renang merupakan termasuk ke dalam jenis usaha wisata tirta. Wisata tirta merupakan salah satu bagian dari usaha pariwisata, Menurut R.S Darmadjati pengertian wisata tirta adalah wisata air, pemanfaatan dari segi pariwisata atas kawasan air sehingga pengembangannya secara lengkap dan profesional dapat menjadikannya sebagai objek dan tujuan wisata yang menarik. Wisata tirta adalah kegiatan rekreasi yang aktivitasnya berada di air dan juga permainan air. Wisata tirta dari tahun ke tahun terus mengalami kenaikan akan tetapi kenaikannya relatif rendah. Untuk melihat Perkembangan sarana warta wisata tirta tersaji pada Tabel 1.1. TABEL 1.1 PERKEMBANGAN WARTA TIRTA DI KOTA BANDUNG PERIODE TAHUN 2006-2009 TAHUN JUMLAH WARTA TIRTA 2006 17 2007 18 2008 24 2009 24 Sumber : Dinas Pariwisata Kota Bandung 2010 Berdasarkan Tabel 1.1 dapat dilihat bahwa jumlah warta tirta dari tahun ke tahun terus mengalami kenaikan meskipun angka kenaikannya relatif rendah. Hal ini diindikasikan oleh banyaknya permintaan dan kebutuhan akan jasa warta tirta yang terus meningkat di Kota Bandung. Kota Bandung memiliki sarana warta tirta yang tersebar di beberapa tempat, diantaranya adalah Abadi, Abadi Asri, Ajra Eka Catur Pratama (Kedaton), Batununggal Perkasa, Bikasoga, Budisari, Bumi Sangkuriang, Cipaku, Eldorado, Graha Wita Santika, Karang Setra Water Land, Lynn Tambe, Metropolitan Horizon, Puri Pakuan, Sampoerna, Villa Permai, Wijaya Karya dan

5 Yulie s Group. Semakin bertambahnya jumlah warta tirta maka semakin meningkat persaingan untuk mendapatkan pengunjung. Kondisi ini dapat dilihat dari jumlah pengunjung wisatawan ke warta tirta di kota Bandung yang tersaji pada Tabel 1.2. TABEL 1.2 MARKET SHARE WARTA TIRTA DI KOTA BANDUNG No Warta Tirta 2007 2008 2009 1. Bikasoga 105.564 114.235 145.767 2. Cipaku 135.673 143.567 148.567 3. Karang Setra Water Land 390.567 410.234 420.326 4. Sampoerna 122.674 121.657 135.657 Sumber : Dinas pariwisata kota Bandung 2010 Berdasarkan Tabel 1.2 terlihat bahwa Karang Setra Water Land merupakan market leader di segmen wisata tirta di Kota Bandung. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya jumlah pengunjung Karang Setra Water Land. Selain itu Karang Setra Water Land merupakan kolam renang yang terbesar dan tertua di Kota Bandung. Karang Setra Water Land merupakan salah satu pelopor warta tirta di Kota Bandung, dikarenakan Karang Setra Water Land merupakan warta tirta yang mempunyai sejarah panjang. Sejarah tersebut dimulai pada waktu Karang Setra Water Land menjadi kolam renang yang termegah se-asia Tenggara. Kondisi ini memberi dampak semakin dikenalnya warta tirta ini sehingga tingkat kunjungannya terus bertambah dari tahun ke tahun. Pada perkembangannya Karang Setra Water Land berubah kearah rekreasi sehingga Warta Tirta ini mengubah konsepnya kearah rekreasi. Pada akhirnya Karang Setra Water Land menjadi destinasi pariwisata wisata tirta di Kota Bandung yang menjadi warta tirta yang paling banyak dikunjungi di Kota Bandung. Karang Setra Water Land berada di tempat yang strategis dan akses yang mudah yaitu berada di jalan Sirnagalih No 15 Bandung. Pada awalnya

6 Karang Setra Water Land hanya mempunyai satu kolam yang besar namun dengan kebutuhan pasar wisata tirta yang meningkat dan keinginan pengunjung yang berubah ke arah rekreasi, maka Karang Serta Water Land menambah jumlah kolamnya menjadi enam kolam yaitu kolam water boom, kolam anak, kolam pantai, kolam arus, kolam prestasi, dan kolam naga. Kolam naga menjadi ciri khas Karang Setra Water Land. Untuk melihat jumlah pengunjung Karang Setra Water Land 4 tahun terakhir yang tersaji pada Tabel 1.3 berikut. TABEL 1.3 JUMLAH PENGUNJUNG KARANG SETRA WATER LAND BANDUNG Penurunan/ Tahun Pengunjung % Kenaikan 2006 380.354 - - 2007 390.567 10.213 2,6 2008 410.234 19.667 5,03 2009 420.326 10.092 2,46 Sumber : Karang Setra Water Park Bandung 2010 Berdasarkan Tabel 1.3 dapat dilihat bahwa jumlah pengunjung Karang Setra Water Land dari tahun 2006 sampai tahun 2009 terus menerus mengalami kenaikan jumlah kunjungan, akan tetapi persentase kenaikan itu tidak sesuai dengan yang di targetkan yaitu sebesar 5 % pertahun. Hal itu dapat dilihat pada tahun 2009 persentase kenaikan turun sebesar 2,58 % (sumber : Karang Setra Water Land) Karang Setra Water Land memikirkan cara untuk mencapai target kenaikan persentase pengunjung sebesar 5% pertahun.. Untuk dapat menaikan persentase tingkat kunjungannya, maka pihak manajemen Karang Setra Water Land berupaya memaksimalkan program pemasarannya. Program pemasaran tersebut harus tepat mengenai segmen pasarnya.

7 Pengunjung Karang Setra Water Land berasal dari segmen keluarga, institusi pendidikan dan umum. Setiap segmen pengunjung Karang Setra Water Land memberikan kontribusi yang berbeda, untuk keluarga segmen pasarnya 35%, institusi pendidikan 45% dan umum 20%. Segmentasi pasar ini dilakukan untuk mengetahui segmen pasar mana yang paling potensial sehingga segmen pasar yang paling besar bisa lebih dimaksimalkan. Segmen pasar Karang Setra Water Land tersaji pada Gambar 1.2 berikut. Sumber : Modifikasi data Karang Setra Water Land 2009 GAMBAR 1.2 SEGMEN PASAR KARANG SETRA WATER LAND BANDUNG Segmen institusi pendidikan merupakan segmen yang paling besar memberikan kontribusi pengunjung sebesar 45% dari total pengunjung. Kondisi ini membuat pihak pemasaran Karang Setra Water Land berusaha untuk mempertahankan segmen institusi pendidikan ini. Mempertahankan pengunjung institusi pendidikan ini berdampak terhadap angka kunjungan ke Karang Setra Water Land yang terus meningkat setiap tahunnya. Pengunjung institusi pendidikan akan terus menerus membutuhkan jasa warta tirta, hal ini disebabkan karena kolam renang merupakan salah satu kebutuhan untuk memberikan mata pelajaran olahraga yang telah ada dalam kurikulum di institusi pendidikan.

8 Kontribusi pengunjung Institusi Pendidikan terhadap angka kunjungan Karang Setra Water Land dapat dilihat pada Tabel 1.4 berikut. TABEL 1.4 KONTRIBUSI PENGUNJUNG INSTITUSI PENDIDIKAN Sumber : Karang Setra Water Land 2010 Berdasarkan Tabel 1.4 dapat dilihat bahwa jumlah pengunjung dari institusi pendidikan Karang Setra Water Land dari tahun 2007 sampai dengan 2009 terus mengalami kenaikan. Pengunjung institusi pendidikan merupakan segmen pasar yang potensial, oleh karena itu bagian pemasaran Karang Setra Water Land melakukan strategi yang baik untuk memasarkan produknya kepada pengunjung institusi pendidikan ini. Pada Tabel 1.5 tersaji implementasi strategi pemasaran Karang Setra Water Land. TABEL 1.5 STRATEGI PEMASARAN KARANG SETRA WATER LAND BANDUNG IMPLEMENTASI Melakukan promosi produk melalui media elektronik (radio) dan media masa serta brosur. TAHUN Melakukan penawaran produk Karang Setra Water Land secara langung kepada institusi pendidikan di Kota Bandung. Adanya event yang diselenggarakan pada waktu liburan sekolah, tahun baru, hari besar agama. Memberikan Door Prize kepada pengunjung Karang Setra Water Land ketika diselenggarakan event. JUMLAH PENGUNJUNG INSTITUSI PENDIDIKAN 2007 175.755 2008 184.605 2009 189.146 Adanya potongan harga sebesar 10 % pada saat ada event tertentu. Adanya program membership (grup dan individu) Karang Setra Water Land. Sumber : Bagian Pemasaran Karang Setra Water Land 2010

9 Strategi pemasaran yang dilakukan Karang Setra Water Land lebih banyak kepada pemasaran satu arah. Contoh dari pemasaran satu arah adalah melakukan promosi produk melalui media elektronik dan media massa seperti promosi produk di Radio Shinta dan memasang iklan produk di Koran Pikiran Rakyat pada waktu tertentu. Selain itu strategi pemasaran yang lainnya adalah adanya penyelenggaraan event yang dilakukan pada saat tahun baru, hari anak nasional, liburan sekolah serta liburan lebaran. Program ini disertai dengan adanya pemberian diskon untuk harga tiket masuk sebesar 10% dari harga normal serta adanya pengundian door prize yang dilakukan pada waktu pelaksanaan event. Door prize yang diberikan Karang Setra Water Land berupa peralatan elektronik seperti televisi, radio, rice cooker, setrika, dispenser dan sepeda. Pemasaran dua arah merupakan pemasaran yang dilakukan secara langsung kepada segmen pasarnya. Melakukan pemasaran produk Karang Setra Water Land secara langsung kepada institusi pendidikan yang ada di kota Bandung merupakan contoh pemasaran dua arah. hasil akhir dari program ini adalah membentuk jaringan kerjasama. Jaringan kerjasama merupakan tujuan akhir dari program relationship marketing. Menurut Kotler dan Amstrong (1996:576) mengungkapkan pengertian relationship marketing yaitu: Is the process of creating, maintaining, and enhancing strong, value laden relationships with customer and other stakeholders. Relationship marketing adalah suatu proses untuk menciptakan, mempertahankan, dan mempertinggi suatu hubungan yang kuat dan bernilai dengan pelanggan serta semua pihak dalam usaha tersebut. Salah satu implementasi dari program Relationship marketing di Karang Setra Water Land adalah program Membership. Program Membership merupakan program untuk menjaring dan mempertahankan pengunjung

10 sehingga pengunjung akan terus melakukan kunjungan ulang secara berkala. Membership Karang Setra Water Land terdiri dari 2 jenis yaitu member individu dan member grup. Institusi pendidikan termasuk kepada member grup. Member Karang Setra Water Land dapat menggunakan fasilitas kolam renang di Karang Setra Water Land sebanyak 10 kali dalam satu bulan. Waktu penggunaan fasilitas kolam renang untuk member ditentukan dan berkelanjutan. Program membership Karang Setra Water Land memberikan keuntungan lainnya secara ekonomis yaitu adanya potongan harga sebesar 20 % untuk member grup. Pada Tabel 1.6 dapat dilihat keuntungan lainnya yang didapatkan member Karang Setra Water Land. No TABEL 1.6 KEUNTUNGAN PROGRAM MEMBERSHIP KARANG SETRA WATER LAND BANDUNG KEUNTUNGAN MEMBERSHIP 1. Mendapatkan diskon sebesar 20 % untuk anggota membership. 2. Adanya pengundian door prize untuk membership pada waktu event menjelang lebaran, liburan sekolah, hari anak nasional, dan tahun baru. 3. Setiap melakukan kunjungan maka akan diberikan point yang dapat di tukarkan dengan hadiah yang telah disediakan. 4. Adanya prioritas waktu penggunaan jasa wisata tirta untuk membership. Sumber : Bagian tiketing Karang Setra Water Land 2009 Memberikan keuntungan untuk program membership merupakan salah satu cara untuk menarik pengunjung untuk menjadi member Karang Setra Water Land. Selain keuntungan yang dirasakan pada waktu menggunakan produk Karang Setra Water Land, ada keuntungan jangka panjang yang didapatkan

11 oleh member yaitu adanya pemberian reward yang diberikan menjelang libur lebaran serta adanya pemberian kartu ucapan selamat ketika hari besar agama. Keuntungan-keuntungan yang diberikan kepada member dapat memberikan dampak yang positif bagi perkembangan jumlah member. Kondisi ini dapat dilihat pada Tabel 1.7 berikut. No TABEL 1.7 INSTITUSI PENDIDIKAN YANG MENJADI MEMBERSHIP KARANG SETRA WATER LAND BANDUNG Tahun Membership 2007 2008 2009 1. Pendidikan Dasar 123 152 195 2. Pendidikan Menengah 34 48 55 3. Pendidikan Atas 11 15 24 Jumlah 168 215 274 Sumber: Modifikasi data Karang Setra Water Land Bandung 2010 Berdasarkan Tabel 1.6 dapat dilihat jumlah perkembangan membership Karang Setra Water Land yang terus mengalami kenaikan. Kenaikan jumlah ini akan dapat memberikan pengaruh yang positif terhadap tingkat kunjungan Karang Setra Water Land. Membership Karang Setra Water Land ini adalah pengambil keputusan untuk berkunjung ke Karang Setra Water Land adalah guru olahraga maupun Kepala Sekolah. Tujuan utama dari program membership ini adalah untuk menciptakan retensi pengunjung. Semakin bertambahnya jumlah member diharapkan dapat meningkatkan jumlah retensi pengunjung. Keuntungan yang diberikan untuk member merupakan bentuk dari pemberian nilai yang lebih kepada pengunjung. Program membership dilaksanakan untuk menjaga pengunjung dari adanya peralihan ke produk pesaing.

12 Pelaksanaan membership yang merupakan implementasi dari program relationship marketing. Pengertian relationship marketing merupakan upaya untuk menarik pelanggan dan meningkatkan hubungan dengan pelanggan (Leonard L Berry dalam Buchari Alma, 2007:271). Relationship marketing dapat mempengaruhi keterikatan hubungan pengunjung sehingga mengurangi peralihan kepada produk pesaing. Berdasarkan latar belakang tersebut maka perlu diadakan penelitian tentang Meningkatkan Retensi Pengunjung Melalui pelaksanaan Program Relationship Marketing Karang Setra Water Land Bandung (Survei Pada Guru Olahraga yang menjadi Membership Karang Setra Water Land Bandung) 1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi permasalahan tersebut, maka dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut : 1. Bagaimanakah pelaksanaan program relationship marketing Karang Setra Water Land. 2. Bagaimanakah retensi pengunjung di Kawasan Wisata Tirta Karang Setra Water Land 3. Adakah Pengaruh pelaksanaan program relationship marketing Karang Setra Water Land terhadap upaya peningkatan retensi pengunjung. 1.3. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk memperoleh hasil temuan tentang : 1. Pelaksanaan program relationship marketing Karang Setra Water Land. 2. Retensi pengunjung Kawasan Wisata Tirta Karang Setra Water Land.

13 3. Besarnya pengaruh pelaksanaan program relationship marketing Karang Setra Water Land terhadap upaya peningkatan retensi pengunjung. 1.4. Kegunaan Penelitian Penulisan penelitian ini diharapkan bisa memberikan manfaat kegunaan penelitian. 1. Kegunaan akademik (teoritik) Adapun kegunaan teoritis dari penelitian ini adalah : a. Meningkatkan wawasan dalam ilmu pemasaran, khususnya masalah pelaksanaan membership sebagai implementasi program relationship marketing terhadap upaya meretensi pengunjung. b. Sebagai bahan untuk penelitian selanjutnya. 2. Kegunaan Praktis (empirik) Sedangkan kegunaan praktis dari penelitian ini adalah sebagai bahan pertimbangan bagi perusahaan untuk lebih meningkatkan program pemasaran pada umumnya. Dan secara khususnya pengetahuan mengenai program relationship marketing Karang Setra Water Land Bandung sehingga dapat meningkatkan retensi pengunjung.