BAB I PENDAHULUAN. manusia menurut ukuran pormatif. Menyadari akan hal tersebut, pemerintah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Tingkat kemajuan suatu negara berbeda antara negara yang satu dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki fungsi yang sangat penting dalam pengembangan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia merupakan aspek penting terhadap kemajuan suatu negara.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan suatu negara, pendidikan memiliki peran strategis dalam

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ivo Aulia Putri Yatni, 2013

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia yang dimiliki oleh bangsa tersebut. UU No. 20 Tahun 2003 menjelaskan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. aspirasi (cita-cita) untuk maju, sejahtera, dan bahagia menurut konsep

BAB I PENDAHULUAN. dengan peserta didik dalam situasi intruksional edukatif. Melalui proses belajar

BAB I PENDAHULUAN. generasi muda agar melanjutkan kehidupan dan cara hidup mereka dalam konteks

I. PENDAHULUAN. berpengaruh dalam kemajuan suatu bangsa. Pendidikan juga awal dari. terbentuknya karakter bangsa. Salah satu karakteristik bangsa yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan yang amat penting dalam suatu negara

BAB I PENDAHULUAN. menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas guru melalui penataran-penataran atau melanjutkan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KERJASAMA SISWA SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. keharusan bagi bangsa Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan manusia agar dapat menghasilkan pribadi-pribadi manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran untuk peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. lebih besar, karena kedudukannya sebagai orang yang lebih dewasa, lebih

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. Undang No.20 tahun 2003). Pendidikan memegang peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. kualitas pendidikan yang baik. Pendidikan memang bukanlah satu-satunya hal

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 MOJOLABAN TAHUN PELAJARAN 2009/2010

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. hal tersebut, pembangunan nasional dalam bidang pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu bagian terpenting dalam suatu pembangunan,

BAB I PENDAHULUAN. bangsa dan negara. Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Pasal 3 Tahun tentang tujuan pendidikan nasional yaitu;

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari kehidupan seseorang, baik dalam keluarga, masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu usaha sadar dan terencana untuk memanusiakan

BAB I PENDAHULUAN. Cindy Noor Indah putri, 2014

pengetahuan dan teknologi perlu adanya pembaharuan dalam sistem pendidikan secara terarah dan terencana maka Undang-Undang Republik Indonesia No 20

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan zaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab terhadap pembentukan sumber daya manusia yang unggul. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. ketekunan dan keteladanan baik dari pendidik maupun peserta didik.

BAB I PENDAHULUAN. Bab I ketentuan umum pada pasal 1 dalam UU ini dinyatakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai Negara yang berkembang dengan jumlah penduduk besar, wilayah

B A B I PENDAHULUAN. khususnya proses pembelajaran di sekolah terus di lakukan seiring dengan kemajuan

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional diatur dalam pasal 3 Undang-undang No. 20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi dan informasi dituntut kemampuan ilmu. pengetahuan dan teknologi yang memadai. Untuk menuju pada kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan penting karena pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi hal yang sangat penting bagi suatu bangsa, dikatakan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peran yang sangat strategis dalam meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. suatu bangsa, karena dengan pendidikan suatu bangsa dapat mempersiapkan masa

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi yang dimiliki demi kemajuan suatu bangsa. Salah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu kebutuhan yang penting bagi setiap bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. yang dihadapinya dan mampu untuk melakukan sesuatu yang baru. untuk menunjang kemajuan kehidupan, baik bagi diri dan bangsanya.

BAB I PENDAHULUAN. seutuhnya. Hal ini dijelaskan dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. jenjang dan satuan pendidikan, khususnya pendidikan dasar dan menengah. menunjang tercapainya tujuan pendidikan nasional

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yuanita, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi diera globalisasi dewasa

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas menentukan masa depan bangsa. Sekolah. sekolah itu sendiri sesuai dengan kerangka pendidikan nasional.

BAB I PENDAHULUAN. tidak sama, oleh karena itu peserta didik harus berpartisipasi aktif secara fisik dan

2015 PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PENGANTAR AKUNTANSI DI SMK 45 LEMBANG

BAB I PENDAHULUAN. suatu upaya melalui pendidikan. Pendidikan adalah kompleks perbuatan yang

BAB I PENDAHULUAN. manusia, supaya anak didik menjadi manusia yang berkualitas, profesional,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab I ini, akan dijabarkan beberapa sub judul yang akan digunakan

BAB I PENDAHULUAN. dari tujuan pendidikan, seperti yang tertuang dalam Undang-Undang No.20

I. PENDAHULUAN. tercantum dalam UU Sisdiknas No. 20 (2003:4): Bahwa Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan sangat penting dalam kehidupan karena

SANTI BBERLIANA SIMATUPANG,

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar adalah ilmu-ilmu soasial terpadu yang

, 2014 Program Bimbingan Belajar Untuk Meningkatkan Kebiasaan Belajar Siswa Underachiever Kelas Iv Sekolah Dasar Negeri Cidadap I Kota Bandung

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu proses dalam mengembangkan potensi

BAB I PENDAHULUAN. tingkat ASEAN sudah jauh tertinggal dari Singapura, Brunei, Malaysia, Thailand

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan individu dan perkembangan masyarakat, selain itu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. memperkuat kepribadian, dan mempertebal semangat kebersamaan agar dapat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasai saat ini suatu bangsa dituntut bersaing dan selalu

BAB I PENDAHULUAN. Melalui pendidikan, setiap siswa difasilitasi, dibimbing dan dibina untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan, pengendalian diri dan keterampilan untuk membuat dirinya berguna di

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan sosial budaya dimana dia hidup.

M PENGARUH MEDIA VIDEO DOKUMENTASI UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI MEMBUAT TOPENG DALAM PEMBELAJARAN SENI RUPA.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dengan pembukaan Undang Undang Dasar 1945 alinea ke-4 serta ingin

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan sekolah. Pendidikan sekolah merupakan kewajiban bagi seluruh. pendidikan Nasional pasal 3 yang menyatakan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Nasional sebagaimana tercantum dalam garis-garis besar

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa. Pemerintah Indonesia merumuskan dalam Undang-

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa perubahan

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi manusia. Pendidikan sangat berperan dalam membentuk baik ataupun buruknya pribadi manusia menurut ukuran pormatif. Menyadari akan hal tersebut, pemerintah sangat serius menangani bidang pendidikan, sebab dengan sistem pendidikan yang baik diharapkan muncul generasi penerus bangsa yang berkualitas dan mampu menyesuaikan diri untuk hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Dalam UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 Bab II Pasal 2 tercantum tujuan pendidikan nasional yang bunyinya : Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Dapat diambil kesimpulan dari tujuan pendidikan tersebut, bahwasannya pendidikan merupakan aspek yang sangat penting dan harus dimiliki oleh setiap individu, karena dengan pendidikan setiap individu akan mampu mengembangkan segala potensi yang ada pada dirinya. Dalam pendidikan, peranan orang dewasa sangat dibutuhkan yaitu untuk membantu individu lainnya mencapai tujuan pendidikan nasional yang sudah tercantum dalam UU Sisdiknas No 22 Tahun 2003 Bab II Pasal 2.

2 Pendidikan pada dasarnya merupakan suatu usaha pengembangan sumber daya manusia (SDM). Walaupun usaha pengembangan SDM tidak hanya dilakukan melalui pendidikan khususnya pendidikan formal (sekolah). Tetapi sampai detik ini, pendidikan masih dipandang sebagai sarana dan wahana untuk mengembangkan SDM yang dilakukan dengan sistematis, progmatis dan berjenjang. Kemajuan pendidikan dapat dilihat dari kemampuan dan kemajuan dari masyarakat untuk menangkap proses informatisasi yang cepat karena kemajuan teknologi semakin membuat horizon kehidupan di dunia semakin meluas dan sekaligus semakin mengerut. Hal ini berarti berbagai masalah kehidupan menjadi masalah global atau setidak-tidaknya tidak dapat dilepaskan dari pengaruh kejadian dibelahan bumi yang lain, baik masalah politik, ekonomi maupun sosial. Pembinaan manusia sebagai individu dan sebagai anggota masyarakat melalui pendidikan formal di sekolah, berarti merealisasikan tujuan pendidikan nasional menciptakan manusia yang seimbang perkembangan intelektualnya. Tiap bidang pendidikan dan bidang studi di lembaga pendidikan formal kewajiban memenuhi tugasnya. Tugas tersebut,meliputi juga tugas yang harus dipenuhi oleh Ilmu Pengetahuan Sosial. Adapun ruang lingkup pengajaran Ilmu Pengetahuan Sosial harus dicari kehidupan manusia di masyarakat, alam lingkungan dengan sumber dayanya, menjadi sumber pengajaran ilmu pengetahuan. Dengan demikian segala kenyataan yang ada dan terjadi di permukaan bumi, yang berkenaan dengan kehidupan manusia maupun yang berkenaan dengan lingkungan alam dan segala prosesnya.

3 Menjadi sumber pengajaran yang dapat dimanfaatkan menjadi sumber pengajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. Menurut Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) untuk Sekolah Dasar, mata pelajaran IPS dikelompokkan ke dalam dua aspek yakni (1) kemampuan untuk mengembangkan konsep kehidupan sosial, dan (2) kemampuan untuk menerapkan konsep kehidupan sosial melalui praktis pengalaman belajar. Kedua hal tersebut harus dijadikan pegangan dan acuan dalam aktivitas seharihari sehingga dengan belajar IPS, siswa dapat mengembangkan kemampuan sosial sesuai kompetensi yang diharapkan. Bagi kelas empat Sekolah Dasar, pembelajaran mengenai permasalahan sosial dikategorikan pembelajaran yang cukup tinggi, walaupun konteksnya pada kehidupan sehari-hari, akan tetapi, banyak diantara siswa yang mengalami kesulitan dalam mengetahui permasalahan sosial, sehingga guru harus menyajikan materi secara kongkrit dan menghubungkan materi pembelajaran dengan kehidupan sehari-hari, sehingga siswa dapat lebih mudah memahami terhadap materi yang disampaikan. Dalam pembelajaran IPS pada materi permasalahan sosial, dibutuhkan penggunaan model pembelajaran yang menarik, efektif dan efisien untuk menarik perhatian, motivasi siswa dalam belajar sehingga hasil belajar siswa dapat sesuai dengan tujuan pembelajaran yang diharapkan, oleh sebab itu, guru sebagai fasilitator harus dapat memilah dan memilih dengan baik terhadap model pembelajaran yang akan digunakan dalam proses pembelajaran, agar pembelajaran yang berlangsung nantinya dapat berjalan dengan baik, dan mendapatkan hasil belajar yang diharapkan.

4 Dari hasil observasi yang peneliti lakukan di SDN Cibabat Mandiri 4 ditemukan masalah-masalah sebagai berikut : kurangnya pemahaman siswa terhadap materi permasalahan sosial sehingga menyebabkan hasil belajar yang rendah. Hal tersebut dibuktikan dengan rendahnya hasil belajar siswa dari 38 orang siswa, hanya 6 orang siswa saja yang mendapatkan nilai di atas KKM, sisanya masih dibawah KKM yang telah ditetapkan yaitu 70. Kurangnya motivasi siswa dalam belajar. Hal ini dibuktikan dengan perilaku siswa pada saat belajar yang lebih senang bermain-main dengan teman sebangkunya seperti, mengobrol, mengganggu temannya, dari pada mendengarkan penjelasan yang diberikan oleh guru, kemudian model, metode dan media pembelajaran yang kurang sesuai dengan materi ajar yang disampaikan karena keterbatasan tempat, waktu dan biaya. Hal tersebut dibuktikan ketika peneliti melihat pembelajaran yang disampaikan oleh gurunya berlangsung, guru hanya menggunkan metode ceramah, serta pembelajaran hanya berpusat pada guru/teacher centered. Berdasarkan latar belakang tersebut, diperlukan suatu perbaikan pembelajaran yang mengacu pada peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS pada materi permasalahan sosial sehingga dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa sehingga hasil belajarnya pun dapat mencapai KKM yang telah ditentukan, Untuk mewujudkan hal tersebut, diperlukan adanya penerapan metode pembelajaran yang dianggap cocok dan tepat untuk dapat lebih memotivasi siswa dan memberikan peluang kepada siswa untuk dapat terlihat dalam proses pembelajaran sebagai solusi dari masalah yang dihadapi dikelas. Dengan hal

5 tersebut peneliti mencari, memilah dan memilih suatu model pembelajaran yang dirasa cocok untuk dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS yakni model pembelajaran make a match. Dalam mencapai keberhasilan penelitian ini, maka penulis memilih model pembelajaran make a match yang menurut penulis anggap dapat mengatasi permasalahan permasalahan di atas. Model pembelajaran make a match ini dapat menumbuhkan antusiasme siswa dalam menerima pelajaran selain itu model pembelajaran ini juga mampu mendorong motivasi siswa karena dalam kegiatannya, akan ada reward (hadiah) dan punishment (hukuman). Selain itu, melalui model pembelajaran make a match ini dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa karena pembelajaran yang berlangsung menonjolkan kegiatan siswa sehingga pembelajaran menjadi bermakna. Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Siswa dalam Mata Pelajaran IPS pada Materi Permasalahan Sosial Melalui Model Pembelajaran Make a Match Pada Siswa Kelas IV Semester 2 SDN Cibabat Mandiri 4 Tahun Pelajaran 2015/2016. B. Identifikasi Masalah Dari data yang diperoleh selama penelitian yang dilaksanakan di SDN Cibabat Mandiri 4 dalam pembelajaran IPS pada materi permasalahan sosial adalah sebagai berikut : 1. Kurangnya pemahaman siswa terhadap materi permasalahan sosial sehingga hasil belajar siswa relatif rendah

6 2. Kurangnya motivasi siswa dalam belajar. 3. Model pembelajaran yang kurang sesuai dengan materi ajar. 4. Metode pembelajaran yang kurang sesuai dengan meteri ajar. 5. Media pembelajaran yang kurang sesuai dengan materi ajar yang disampaikan. C. Rumusan Masalah dan Pertanyaan Penelitian 1. Rumusan Masalah Atas dasar latar belakang dan identifikasi masalah sebagaimana telah diuraikan di atas, maka masalah utama dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Apakah model pembelajaran make a match dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa kelas IV SDN Cibabat Mandiri 4 dalam pembelajaran IPS pada materi permasalahan sosial 2. Pertanyaan Penelitian Mengingat rumusan masalah yang diuraikan di atas masih terlalu luas, sehingga belum secara spesifik menunjukan batas-batas nama yang diteliti, maka rumusan masalah tersebut kemudian dirinci dalam bentuk pertanyaan pertanyaan penelitian sebagai berikut : a. Bagaimana perencanaan pembelajaran disusun dalam pembelajaran IPS pada materi permasalahan sosial di kelas IV dengan menggunakan model pembelajaran make a match. b. Bagaimana penerapan pembelajaran berbasis masalah pada pembelajaran IPS materi permasalahan sosial di kelas IV dengan menggunakan model pembelajaran make a match.

7 c. Apakah penerapan model pembelajaran make a match dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS pada materi permasalahan sosial di kelas IV. D. Batasan Masalah Permasalahan yang telah disebutkan adalah masih luas, sehingga tidak mungkin semua permasalahan yang ada dapat terselesaikan seluruhnya dalam penelitian. Oleh karena itu, perlu adanya pembatasan masalah sehingga objek yang akan diteliti dapat menjadi jelas dan dapat menghindari kesalahpahaman maka pembahasan dalam penelitian ini akan dibatasi sesuai dengan identifikasi masalah yang ada yaitu : 1. Guru belum menggunakan model pembelajaran make a match yang dapat membuat siswa aktif dalam proses pembelajaran. 2. Kurangnya motivasi belajar siswa dalam pembelajaran sehingga hasil belajar peserta didik masih kurang dari KKM yang telah ditentukan. E. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui struktur perencanaan pembelajaran dalam pembelajaran IPS materi permasalahan sosial dengan menggunakan model pembelajaran make a match. 2. Untuk mengetahui penerapan model make a match dalam pembelajaran IPS pada materi permasalahan sosial. 3. Untuk meningkatkan motivasi belajar yang diperoleh siswa dari penerapan model pembelajaran make a match dalam pembelajaran IPS pada materi permasalahan sosial.

8 4. Untuk meningkatkan hasil belajar yang diperoleh siswa dari penerapan model pembelajaran make a match dalam pembelajaran IPS pada materi permasalahan sosial. F. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoretis Penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa melalui penerapan model pembelajaran make a match dalam pembelajaran IPS pada materi permasalahan sosial siswa di kelas IV SDN Cibabat Mandiri 4. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Peserta Didik 1. Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman peserta didik mengenai permasalahan sosial dengan menggunakan penerapan model pembelajaran make a match. 2. Meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS pada materi permasalahan sosial melalui penerapan model pembelajaran make a match. b. Bagi Guru 1. Menambah pengetahuan dalam mengelola perencanaan dan kegiatan pembelajaran dalam pembelajaran IPS pada materi permasalahan sosial melalui penerapan model pemebalajaran make a match.

9 2. Memberikan perbaikan cara mengajar dan bagaimana mengaktifkan peserta didik dalam proses pembelajaran melalui penerapan model pembelajaran make a match. c. Bagi Sekolah Meningkatkan kualitas dan kuantitas guru dan siswa dalam kegiatan belajar mengajar dengan penerapan model pembelajaran make a match. G. Definisi Operasional Keseluruhan proses pendidikan di sekolah, identik dengan kegiatan belajar yang merupakan kegiatan yang paling pokok. Proses belajar mengajar menghasilkan output yang indikatornya adalah prestasi belajar. 1. Pengertian belajar Menurut Gagne (dalam ngalim Purwanto 2007 : 84) belajar terjadi apabila suatu situasi stimulus bersama dengan isi ingatan mempengaruhi siswa sedemikian rupa sehingga perbuatannya (performance-nya) berubah dari waktu sebelum ia mengalami situasi itu ke waktu sesudah ia mengalami situasi tadi. 2. Pengertian prestasi belajar Prestasi belajar merupakan perubahan perubahan yang diharapkan terjadi pada perilaku perilaku pribadi siswa setelah mengalami proses belajar mengajar. Sebuah kegiatan belajar dapat pula dikatakan efisien apabila dengan usaha belajar tertentu memberikan prestasi belajar tinggi. Menurut Muhibbin Syah (2013: 141) mengemukakan prestasi belajar merupakan hasil interaksi berbagai faktor yang mempengaruhi proses belajar secara keseluruh. Pendapat perbedaan dikemukakan oleh Abu Ahmadi (2003: 138) menyatakan bahwa prestasi belajar

10 yang dicapai seseorang merupakan hasil interaksi berbagai faktor yang mempengaruhinya baik dari dalam diri (faktor internal) maupun dariluar diri (faktor eksternal) pendapat lain menurut Ngalim Purwato (2007; 102) menyatakan berhasil atau tidaknya belajar itu tergantung kepada bermacam macam faktor. Adapun faktor itu dapat dibedakan menjadi dua golongan, diantaranya : a. Faktor yang ada pada diri organisme itu sendiri yang kita sebut sebagai faktor individu yang terdiri dari fisiologis (kondisi fisik) dan psikologis (minat, bakat, kecerdasan, motivasi, latihan dan faktor pribadi). b. Faktor dari luar individu yang kita sebut faktor sosial. Yang termasuk faktor sosial antara lain adalah faktor keluarga/keadaan rumah, guru dan cara mengajarnya,alat alat yang dipergunakan dalam belajar mengajar, lingkungan dan kesempatan yang tersedia dalam motivasi sosial. 3. Pengertian strategi pembelajaran Agar tujuan dalam dunia pendidikan tercapai, strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai perencanaan yang berisi rangkaian kegiatan yang di desain untuk mencapai tujuan tertentu. Miarso (2004) dalam Bukunya Warsita strategi pembelajaran adalah suatu kondisi yang diciptakan oleh guru dengan sengaja agar peserta difasilitasi dalam mencapai tujuan pembelajaran yang ditetapkan. 4. Motivasi Belajar Siswa Motivasi adalah suatu perubahan yang terjadi pada diri seseorang yang muncul adanya gejala perasaan, kejiwaan dan emosi sehingga mendorong individu untuk melakukan atau bertindak sesuatu yang disebabkan karena kebutuhan, keinginan dan tujuan.

11 Dalam penelitian ini motivasi yang dimaksud adalah motivasi yaitu keinginan atau perilaku yang mendorong siswa untuk lebih terlibat dalam kegiatan pembelajaran. 5. Pembelajaran IPS Pembelajaran IPS merupakan suatu kajian dari ilmu-ilmu sosial dan kemanusiaan untuk meningkatkan kemampuan kewarganegaraan. Di dalam program sekolah IPS menyediakan kajian terkoordinasi dan sistematis yang diambil dari disiplin-disiplin ilmu IPS seperti Geografik, Sejarah, Ekonomi, dan Sosiologi. Melalui mata pelajaran IPS tersebut, peserta didik diarahkan untuk dapat menjadi warga negara Indonesia yang demokratis, bertanggung jawab, serta warga dunia yang cinta damai.