MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN MAKE A MATCH PADA PELAJARAN BAHASA INGGRIS DI KELAS IX-5 SMP NEGERI 2 TANJUNG MORAWA Tambun Purba Surel : purbatambun@yahoo.co.id ABSTRACT This research is aimed to improve activity and learning students result in studying english through an usage of learning model make a match. The subject of thisresearch is students of class IX-5 SMP Negeri 2 Tanjung Morawa which has 36 students. Kind of this research is class action Research is devided into two periods of learning. Every siclus is done a planning period, execution, observation and a reflection. Result of data analysis period I which has mark average a learning result 59,9 with classical percentage 41,66 %. Second period avarage a learning result improved becomes 76,5 with classical percentage 86,11 %, mean while an activity result on first siclus, average 11 with classical percentage 68,75 %, second siclus, everage an activity result 12,8 with classical percentage 80 % or shows that an execution of learning model make a match in learning English at class IX-5 SMP Negeri 2 Tanjung Morawa can improve an activity and the result of student learning in procedure text. Key Words : Students Activity, Learning Result, Make A Match, Procedure Text. PENDAHULUAN Penguasaan kemampuan Bahasa Inggris (language skill) merupakan sebuah syarat mutlak yang harus dimiliki di era komunikasi dan globalisasi saat ini. Pembelajaran Bahasa Inggris (Language Learning) di jenjang SMP merupakan materi pokok sebagai bagian dari fungsi pengembangan diri siswa dalam bidang Ilmu Pengetahuan, teknologi dan seni yang diharapkan setelah menamatkan studi, mereka mampu tumbuh dan berkembang menjadi individu yang cerdas, terampil dan berkepribadian sebagai bekal hidup di masa mendatang. Penguasan materi pelajaran Bahasa Inggris dalam jenjang SMP meliputi empat keterampilan berbahasa, yaitu: menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Semua itu didukung oleh unsur-unsur bahasa lainnya, yaitu: Kosa Kata, Tata Bahasa dan Pronunciation sesuai dengan tema sebagai alat pencapai tujuan. Dari keempat keterampilan berbahasa di atas, Writing (menulis) merupakan salah satu kemampuan berbahasa yang dirasa sering menjadi masalah bagi siswa dalam proses pembelajaran Bahasa Inggris hampir setiap tahun pelajaran. Hal tersebut sangat menarik untuk diteliti mengingat kemampuan menulis (writing ability) sangatlah dipengaruhi oleh penguasaan kosa kata, struktur bahasa dan kemampuan siswa dalam merangkai kata menjadi sebuah teks yang berterima. Perbedaan secara Guru SMP Negeri 2 Tanjung Morawa 96
SEJ VOLUME 6 NO. 2 DES 2016 grammatical antara bahasa Inggris sebagai bahasa asing dan bahasa Indonesia sebagai bahasa utama merupakan masalah yang sering timbul pada saat belajar menulis. Kemampuan mengungkapkan makna dalam langkah retorika dalam essai pendek sederhana dengan menggunakan ragam bahasa tulis secara akurat, lancar dan berterima untuk berinteraksi dalam konteks kehidupan sehari-hari dalam teks berbentuk procedure dan report adalah salah satu Kompetensi Dasar (KD) yang harus dikuasai oleh siswa Kelas IX Sekolah Menengah Pertama (SMP). Pembelajaran mengungkapkan makna dalam langkah retorika dalam essai pendek sederhana dengan menggunakan ragam bahasa tulis secara akurat, lancar dan berterima untuk berinteraksi dalam konteks kehidupan sehari-hari dalam teks berbentuk procedure telah penulis lakukan secara klasikal setiap tahu pelajaran dan hasilnya tidak memuaskan. Dalam pembelajaran tersebut penulis menjelaskan materi pokok yang terdapat dalam indikator menyusun kalimat acak menjadi teks yang padu berbentuk procedure. Dalam kegiatan inti pembelajaran, siswa biasanya diberi contoh teks monolog berbentuk procedure dan siswa diminta untuk mencari arti dari teks tersebut yang kemudian dirangkai menjadi sebuah kalimat yang benar. Proses pembelajaran seperti itu sudah biasa dilakukan oleh penulis dan ternyata hasil pembelajaran siswa tidak sesuai yang diharapakan dan siswa masih dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Penulis memperoleh data dari hasil pengamatan yang dilakukan bahwa siswa terlihat pasif, bosan dan bahkan ada beberapa siswa yang mengeluh tidak percaya diri dalam mengungkapkan ide atau gagasannya. Mereka tentunya kesulitan dalam mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. Hal ini sangat mengundang pertanyaan dan asumsi bahwasannya metode pembelajaran tersebut tidak berhasil (gagal) dan cenderung tidak efektif. Kondisi nilai siswa yang mayoritas masih rendah, dari 36 orang : jumlah siswa yang tuntas hanya 15 orang sedangkan jumlah siswa yang tidak tuntas ada 21 orang (nilai 45 : 7 orang, nilai 55 : 10 orang, nilai 60 : 4 orang) dilihat sebuah gambaran kegagalan terhadap hasil dan proses belajar dan hal tersebut merupakan masalah yang harus segera diatasi. Sebagai upaya memperbaiki kegagalan tersebut penulis berusaha mencari metode dan strategi pembelajaran yang tepat sebagai solusi selanjutnya. Penulis sadar bahwa di era Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ini, guru dituntut untuk kreatif dan inovatif. Guru harus mampu mencari satu teknik pembelajaran yang sesuai dengan situasi dan kondisi kelas. Prinsip PAIKEM (Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan) harus dilaksanakan. Guru bukan lagi merupakan sosok 97 p-issn : 2355-1720
Tambun Purba : Meningkatkan Aktivitas dan Hasil. yang ditakuti dan bukan pula sosok otoriter, tetapi guru harus jadi seorang fasilitator dan motor yang mampu memfasilitasi dan menggerakkan siswanya untuk mendapatkan ilmu pengetahuan yang mereka butuhkan.berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, ada beberapa masalah yang dapat dirumuskan dalam penelitian ini yaitu: (1) Bagaimana model pembelajaran kooperatif Make a Match dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa pada pembelajaran Bahasa Inggris di Kelas IX-5 SMP Negeri 2 Tanjung Morawa? (2) Bagaimana model pembelajaran kooperatif Make a Match dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran Bahasa Inggris di Kelas IX-5 SMP Negeri 2 Tanjung Morawa? Dari permasalahan ini, maka tujuan penelitian ini adalah (1) Untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa melalui model pembelajaran kooperatif Make a Matchpada pembelajaran Bahasa Inggris di Kelas IX-5 SMP Negeri 2 Tanjung Morawa? (2) Untuk meningkatkan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran kooperatif Make a Match pada pembelajaran Bahasa Inggris di Kelas IX-5 SMP Negeri 2 Tanjung Morawa? METODE PENELITIAN Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang pada semester genap Tahun Pelajaran 2015/2016. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IX-5 SMP Negeri 2 Tanjung Morawa. Penelitian ini dilakukan oleh peneliti sendiri selaku guru Bahasa Inggris di kelas tersebut dan berkolaborasi dengan satu orang guru mata pelajaran Bahasa Inggris SMP Negeri 2 Tanjung Morawa. Jumlah siswa di kelas IX-5 sebanyak 36 orang terdiri dari 12 laki-laki dan 24 perempuan. Prosedur penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam tahapan siklus yang masing-masing meliputi: permasalahan, persiapan tindakan, implementasi tindakan, pengamatan dan refleksi. Penelitian ini dilaksanakan agar siswa memahami materi teks procedure melalui pembelajaran make a match pada pembelajaran bahasa inggris. Observasiinidifokuskan pada keaktifan siswa pada saat berlangsungnya proses belajar di dalam kelas dengan melakukan kegiatan diskusi, dengan membawa semua peralatan yang dibutuhkan seperti gunting, karton, rol, spidol, lem, kertas origami untuk membuat kata-kata dalam bahasa Inggris. Data yang dikumpulkan dan dianalisa berbentuk data kuantitatif yang berupa hasil pengamatan dari proses pembelajaran procedure text. Data awal yang sudah ada kemudian dibandingkan dengan data hasil penelitian per siklus, apakah ada perubahan yang signifikan kearah yang positif atau tidak. Setelah membandingkan data awal dengan p-issn : 2355-1720 98
SEJ VOLUME 6 NO. 2 DES 2016 data hasil penelitian kemudian peneliti membuat kesimpulan dan saran-saran. Pada siklus I tindakan yang dilakukan adalah menerapkan model pembelajaran make a match, sedangkan untuk evaluasi yang dilakukan dengan menggunakan model pembelajaran make a match. Setelah pembelajaran atau tindakan pada siklus I berakhir, guru dan kolaborator mengadakan diskusi dan refleksi untuk menemukan berbagai kelemahan ataupun kelebihan. Temuan pada siklus I dijadikan pertimbangan untuk memperbaiki rancangan pembelajaran siklus II. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian ini dilakukan di kelas IX-5 yang bekerjasama dengan guru bahasa Inggris sebagai pengamat yang mengamati kegiatan proses pembelajaraanpada materi procedure text dari mulai awal kegiatan penelitian sampai selesai. Kondisi siswa kelas IX-5 bahwa: (1) tingkat keaktifan siswa sangat rendah, (2) kurang peduli terhadap tugas yang diberikan guru. Hasil belajar rendah 68,75 yaitu rata-rata di bawah KKM (KKM = 75).Disamping itu selama pelaksanaan proses belajar mengajar masih dilaksanakandengan menggunakan metode konvensional yang disampaikan guru sehingga siswa terlihat kurang aktif dan kurang bersemangat. Peneliti kemudian mengambil inisiatif untuk melakukan sebuah perubahan dengan suatu tindakan. Pada tindakan ini peneliti menggunakan model pembelajaran make a match untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Kegiatan dimulai dengan memberi materi tentang teks procedure, kemudian membentuk kelompok awal dengan jumlah 1 kelompok 5 orang, kemudian guru memberikan tugas kepada setiap kelompok untuk membahas sub topik yang akan dibahas. Data awal dari daftar nilai guru. Dari data awal hasil observasi menunjukkan bahwa tingkat aktivitas siswa hanya berkisar antara 20-39 % (rendah). Sedangkan nilai hasil kerja membuat pasangan kata siswa terlihat pada tabel 1 berikut ini: Tabel Hasil Kerja Membuat Macam-Macam Pasangan Kata Terendah 20 Tertinggi 75 Rata-rata 65 Ketuntasan 60% Dari data awal tersebut menunjukkan bahwa hasil belajar siswa kelas IX-5 SMP Negeri 2 Tanjung Morawa Tahun Pelajaran 2015/2016 semester genap pada pokok bahasan procedure text adalah terendah 20, nilai tertinggi 75 dan nilai rata-rata 65 dan ketuntasan 60%. 99 p-issn : 2355-1720
Tambun Purba : Meningkatkan Aktivitas dan Hasil. Data Hasil Tindakan siklus I Kriteria PAS Kategori Banyak Siswa Sangat Aktif 0 PAS 85% 70% PAS < 85% 60% PAS < 70% Aktif 9 Cukup Aktif 20 PAS <60% Kurang Aktif 7 Tabel Tes Hasil Belajar Siklus I Terendah Tertinggi Ratarata 45 75 61,94 Ketuntasan 41,66 % Siklus I Berdasarkan hasil dari siklus I, terlihat bahwa belum mencapai tingkat yang diharapkan. Aktifitas siswa masih dominan pada kategori cukup dan hasil belajarnya juga belum mencapai ketuntasan klasikal. Dari hasil observasi yang dilakukan ditemukan beberapa hal yang harus diperbaiki pada siklus berikutnya, diantaranya: a. Kategori aktivitas siswa yang kurang pada aktivitas 1 dan 2 yaitu mendengar/memperhatikan penjelasan guru dan membaca buku siswa. Hal ini mungkin disebabkan guru terlalu banyak ceramah dan siswa diam mendengar. b. Siswa yang aktif masih didominasi oleh orang-orang yang sama pada tiap pertemuan. c. Masih banyak siswa yang kesulitan menyelesaikan soal procedur tex, hal ini dapat dilihat pada tes hasil belajar siklus I yang masih rendah. Hal ini disebabkan masih kurangnya pemahaman siswa mengenai materi tersebut yang dapat dilihat dari lembar jawaban siswa. Siklus II Pada siklus II ini kegiatan inti yang dilakukan adalah setiap kelompok menyelesaikan pekerjaan membuat pasangan kata, dalam melakukan pengamatan peneliti dibantu rekan guru sebagai pengamat memperoleh hasil pengamatan sebagai berikut: Tabel Hasil Pengamatan Aktivitas Belajar Siklus II Kriteria PAS Kategori Banyak Siswa Sangat Aktif 10 PAS 85% 70% PAS < 85% 60% PAS < 70% Aktif 26 Cukup Aktif - PAS <60% Kurang Aktif - Proses pembelajaran pada pokok bahasan procedure text dengan menggunakan strategi belajar kooperatif make a match ternyata dapat meningkatkan aktivitas siswa sehingga hasil belajar membuat p-issn : 2355-1720 100
SEJ VOLUME 6 NO. 2 DES 2016 pasangan kata dapat meningkat. Hal tersebut dapat dilihat dari nilai produk membuat procedure text sebagai berikut : Tabel Tes Hasil Belajar Siklus II 60 Terendah 85 Tertinggi Ratarata 76,5 Ketuntasan 86,11% Dari data di atas menunjukkan bahwa hasil belajar siswa kelas IX-5 SMP Negeri 2 Tanjung Morawa Tahun Pelajaran 2015/2016 semester genap pada pokok bahasan Penerapan procedure text adalah terendah 60, nilai tertinggi 85, nilai rata-rata76,5 dan ketuntasan 86,11%. Berikut akan diuraikan keberhasilan dari siklus II: a. Dari observasi aktivitas siswa yang dilakukan persentase waktu yang digunakan siswa untuk melakukan aktivitas aktif telah terjadi peningkatan b. Pembentukan kelompok heterogen berdasarkan kemampuan dan keaktifan serta membentuk kelompok berdasarkan jenis kelamin yang berbeda dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Siswa yang kemampuannya rendah dapat berdiskusi dan bertanya dengan teman yang kemampuannya lebih tinggi tanpa harus bertanya kepada guru,ternyata siswa lebih berani bertanya kepada teman sekelompoknya daripada kepada guru. c. Kelemahan guru dalam mengelola pembelajaran pada siklus I antara lain dalam memberikan motivasi, pengelolaan lingkungan kelas dan efisiensi penggunaan waktu sudah dapat diatasi. Hal ini dapat dilihat dari aktivitas dan hasil belajarnya yang meningkat dari siklus I. Pelaksanaan pembelajaran pada siklus II ini menunjukkan adanya peningkatan aktivitas belajar siswa, kegiatan pembelajaran termasuk dalam kategori baik serta terjadi peningkatan hasil belajar. Tujuan dari penerapan model pembelajaran kooperatif make a match dalam upaya meningkatkan aktivitas belajar siswa telah Pembahasan Berdasarkan analisis data dapat dijelaskan bahwa setelah dilakukan tindakan berupa penerapan model pembelajaran kooperatif make a match pada pokok bahasan procedure text diperoleh hasil: (a) nilai terendah60, nilai tertinggi 85, nilai rata-rata 76,5 dan ketuntasan 86,11% Selama proses belajar kelompok terdapat peningkatan aktivitas siswa yang cukup signifikan terutama dalam aktivitas siswa dari siklus I hanya 9 orang yang aktif, 20 orang cukup aktif dan 7 orang kurang 101 p-issn : 2355-1720
Tambun Purba : Meningkatkan Aktivitas dan Hasil. aktif, pada siklus II 10 orang sangat aktifdan 26 orang aktif. Berdasarkan analisis data pada terhadap kedua siklus yang telah dilakukan tersebut ternyata aktivitas belajar peserta didik mengalami peningkatan dan nilai hasil belajar siswa pada pokok bahasan procedure textyang sebelumnya nilai rataratanya hanya 41,66% (rendah) meningkat menjadi 86,11% (tinggi) atau mengalami peningkatan sebesar 44,45%, maka peneliti menyimpulkan bahwa tindakan yang dilakukan telah berhasil memecahkan masalah. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dalam penelitian tindakan kelas ini, dapat diketahui hal-hal sebagai berikut : a. Aktivitas dan hasil belajar siswa kelas IX-5 SMP Negeri 2 Tanjung Morawa mengalami peningkatan setelah mengikuti pembelajaran make a match melalui teks procedure. Hasil analisis data siklus I nilai ratarata hasil belajar 59,9 dengan presentase klasikal 41,66 %, siklus II nilai rata-rata hasil belajar meningkat menjadi 76,5 dengan presentase klasikal 86,11 %, sedangkan hasil aktivitas pada siklus I rata-rata 11 dengan presentasi klasikal 68,75 %, siklus II rata-rata hasil aktivitas 12,8 dengan presentasi klasikal 80 % atau menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran makea match pada Pembelajaran Bahasa Inggris di kelas IX-5 SMP Negeri 2 Tanjung Morawa. b. Selain mengalami peningkatan hasil belajar, siswa juga mengalami perubahan perilaku belajar, dimana aktivitas belajar siswa meningkat. Hal tersebut dapat diketahui berdasarkan hasil tes, observasi, jurnal dan dokumentasi. c. Pada pembelajaran siklus I dapat diungkapkan bahwa masih ada beberapa siswa yang bercanda, kurang bertanggung jawab dalam melaksanakan tugasnya, bermalas-malasan dan kurang antusias mengikuti pembelajaran. Perilaku tersebut dapat dikurangi pada pembelajaran siklus II. Siswa banyak yang menunjukkan respon yang positif terhadap pembelajaran teks procedure melalui model pembelajaran make a match pada siswa kelas IX-5 SMP Negeri 2 Tanjung Morawa. DAFTAR RUJUKAN Departemen Pendidikan Nasional. 2006. Panduan Pengembangan Silabus Mata Pelajaran Bahasa Inggris. Jakarta. Direktorat Jendral Managemen Pendidikan Dasar. 2008. Bahasa Inggris SMP Kelas IX. Jakarta: Pusat Pembukuan. p-issn : 2355-1720 102
SEJ VOLUME 6 NO. 2 DES 2016 Rosnita. 2007. Evaluasi Pendidikan. Bandung: Cipta Pustaka Media. Sadirman. 2011. Hakikat Aktivitas Belajar. (online) http://www.duniaguru.com. Siregar, H. I. (2015). Peningkatkan Motivasi Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Microsoft Excel Dengan Menggunakan Metode Tutor Sebaya Di Kelas Viii-D Smp Negeri 1 Batangkuis. School Education Journal Pgsd Fip Unimed, 4(1). Syaiful, Sagala. 2009. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. 103 p-issn : 2355-1720